ANALISIS PENERAPAN BIAYA STANDAR SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI PADA BOLU RASA Nama : LU LUATUL MA SUMAH NPM : 26214165 Jurusan : S-1 Akuntansi Pembimbing : Risa Septiani, SE., MM
LATAR BELAKANG Era globalisasi menuntut perusahaan menghasilkan produk yang mampu bersaing dipasaran Perusahaan harus mampu membuat perencanaan dan pengendalian biaya produksi agar mendapat hasil/laba yang optimal dengan rencana yang baik Pengendalian biaya produksi yang efektif akan mempengaruhi Harga Pokok Produk, sehingga produk yang dihasilkan akan mampu bersaing dengan produk lain yang sejenis Bolu Rasa
RUMUSAN MASALAH, BATASAN MASALAH & TUJUAN PENELITIAN Rumusan Masalah 1. Bagaimana selisih antara biaya bahan baku standar, biaya tenaga kerja standar dan biaya overhead pabrik standar dengan biaya-biaya sesungguhnya? 2. Faktor apa saja yang menyebabkan terjadinya selisih antara biaya standar dan biaya sesungguhnya? Batasan Masalah Penulis membatasi masalah yaitu pada laporan produksi selama bulan Agustus, September, dan Oktober 2016 yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik untuk jenis kue lapis surabaya pada Bolu Rasa dengan model tiga selisih. Tujuan Penelitian 1. Untuk menghitung dan menganalisis bagaimana hasil selisih antara biaya bahan baku standar, biaya tenaga kerja standar dan biaya overhead pabrik standar dengan biayabiaya yang sesungguhnya pada Bolu Rasa. 2. Untuk mengevaluasi dan menganalisis sebab terjadinya selisih antara biaya standar dengan biaya sesungguhnya.
METODE PENELITIAN 1. Objek Penelitian Bolu Rasa Beralamat di Jl. Perintis 3 No. 358 RT 002 RW 008 Kec. Medan Satria - Bekasi. 2. Data/Variabel Data biaya produksi lapis surabaya bulan Agustus, September, dan Oktober 2016 3. Metode Pengumpulan Data Studi Lapangan dan Studi Kepustakaan 4. Teknik Analisis Dengan menggunakan biaya standar dengan model tiga selisih
PEMBAHASAN I. Biaya Bahan Baku Data Biaya Bahan Baku Standar No Bahan Baku Hst Kst (Kg) 1. Tepung Terigu Rp 9.000 167 2. Telur Rp 23.000 418 3. Gula Pasir Rp 16.000 186 4. Margarin Rp 25.000 139,5 5. Pengembang Rp 68.000 23 Data Biaya Bahan Baku Sesungguhnya Bulan Agustus 2016 No Bahan Baku Hs Ks (Kg) 1. Tepung Terigu Rp 8.000 162 2. Telur Rp 22.000 54 3. Gula Pasir Rp 16.000 65 4. Margarin Rp 23.500 13 5. Pengembang Rp 67.500 54
Data Biaya Bahan Baku Sesungguhnya Data Biaya Bahan Baku Sesungguhnya Bulan September 2016 Bulan Oktober 2016 No Bahan Baku Hs Ks (Kg) 1. Tepung Terigu Rp 7.800 135 2. Telur Rp 21.500 338 3. Gula Pasir Rp 16.200 150 4. Margarin Rp 23.000 112,5 5. Pengembang Rp 67.000 18 No Bahan Baku Hs Ks (Kg) 1. Tepung Terigu Rp 7.500 103 2. Telur Rp 20.000 257 3. Gula Pasir Rp 15.500 114 4. Margarin Rp 22.000 85,5 5. Pengembang Rp 65.000 15
Perhitungan Selisih Biaya Bahan Baku Model Tiga Selisih SH = (HSt HS) x KS SK = (KSt KS) x HS SHK = (HSt - HS) x (KSt KS) Selisih Biaya Bahan Baku Bulan Agustus 2016 KSt KS Bahan Baku HSt HS SH SK SHK No (Kg) (Kg) (1) (2) (3) (4) (5) [(3)-(5)]*(4) [(2)-(4)]*(5) [(3)-(5)]*[ (2)-(4)] 1. Tepung Terigu 167 Rp 9.000 97 Rp 8.000 Rp 97.000 Rp 560.000 Rp 70.000 2. Telur 418 Rp 23.000 243 Rp 22.000 Rp 243.000 Rp 3.850.000 Rp 175.000 3. Gula Pasir 186 Rp 16.000 108 Rp 16.000 Rp 0 Rp 1.248.000 Rp 0 4. Margarin 139,5 Rp 25.000 81 Rp 23.500 Rp 121.500 Rp 1.374.750 Rp 87.750 5. Pengembang 23 Rp 68.000 13,5 Rp 67.500 Rp 6.750 Rp 641.250 Rp 4.750 Jumlah Rp 468.250 Rp 7.674.000 Rp 337.500
No Bahan Baku (1) Selisih Biaya Bahan Baku Bulan September 2016 KSt KS HSt HS SH SK SHK (Kg) (Kg) (2) (2) (3) (4) [(3)-(5)]*(4) [(2)-(4)]*(5) [(3)-(5)]*[ (2)-(4)] 1. Tepung Terigu 167 Rp 9.000 135 Rp 7.800 Rp 162.000 Rp 249.600 Rp 38.400 2. Mentega 418 Rp 23.000 338 Rp 21.500 Rp 502.000 Rp 1.720.000 Rp 120.000 3. Gula Pasir 186 Rp 16.000 150 Rp 16.200 Rp (30.000) Rp 583.200 Rp (7.200) 4. Susu Bubuk 139,5 Rp 25.000 113 Rp 23.000 Rp 225.000 Rp 621.000 Rp 54.000 5. Telur 23 Rp 68.000 18 Rp 67.000 Rp 18.000 Rp 335.000 Rp 5.000 Jumlah Rp 882.000 Rp 3.508.800 Rp 210.200
Selisih Biaya Bahan Baku Bulan Oktober 2016 No KSt KS Bahan Baku Hst HS SH SK SHK (Kg) (Kg) (1) (2) (3) (4) (5) [(3)-(5)]*(4) [(2)-(4)]*(5) [(3)-(5)]*[ (2)-(4)] 1. Tepung Terigu 167 Rp 9.000 103 Rp 7.500 Rp 154.500 Rp 480.000 Rp 96.000 2. Mentega 418 Rp 23.000 257 Rp 21.000 Rp 514.000 Rp 3.381.000 Rp 322.000 3. Gula Pasir 186 Rp 16.000 114 Rp 15.500 Rp 57.000 Rp 1.116.000 Rp 36.000 4. Susu Bubuk 139,5 Rp 25.000 86 Rp 25.500 Rp (42.750) Rp 1.377.000 Rp (27.000) 5. Telur 23 Rp 68.000 15 Rp 65.000 Rp 45.000 Rp 520.000 Rp 24.000 Jumlah Rp 727.750 Rp 6.874.000 Rp 451.000
II. Biaya Tenaga Kerja Langsung Data Biaya Tenaga Kerja Langsung Standar Tenaga Kerja JKSt TUSt 6 1.344 jam Rp 6.696 Data Biaya Tenaga Kerja Lanagsung Sesungguhnya Bulan Tenaga Kerja JKS TUS Agustus 6 1.680 Jam Rp 5.357 September 6 1.680 Jam Rp 5.357 Oktober 6 1.680 Jam Rp 5.357 Kapasitas Normal 2.000 Jam
Perhitungan Selisih Biaya Tenaga Kerja Langsung Model Tiga Selisih STU= (TUSt TUS) x JKSt SEU = (JKSt JKS) x TUS STEU = 0 Bulan JKSt JKS TUSt (Jam) (Jam) TUS STU SEU STEU (1) (2) (3) (4) (5) [(3)-(5)]*(2) [(2)-(4)]*(5) (6) Agustus 1.344 Rp 6.696 1.680 Rp 5.357 Rp 1.799.616 Rp (1.799.952) Rp 0 September 1.344 Rp 6.696 1.680 Rp 5.357 Rp 1.799.616 Rp (1.799.952) Rp 0 Oktober 1.344 Rp 6.696 1.680 Rp 5.357 Rp 1.799.616 Rp (1.799.952) Rp 0 Jumlah Rp 5.398.848 Rp (5.399.856) Rp 0
III. Biaya Overhead Pabrik Data BOP Standar BOP Sesungguhnya Bulan Agustus 2016 BOP Variabel Rp 10.760.200 BOP Tetap Rp 556.667 TOTAL BOP Rp 11.316.867 BOP Variabel Rp 8.882.200 BOP Tetap Rp 556.667 TOTAL BOP Rp 9.438.867 BOP Sesungguhnya Bulan September 2016 BOP Sesungguhnya Bulan Oktober 2016 BOP Variabel Rp 10.456.900 BOP Tetap Rp 556.667 TOTAL BOP Rp 11.013.567 BOP Variabel Rp 9.670.200 BOP Tetap Rp 556.667 TOTAL BOP Rp 10.226.867
Tarif Biaya Overhead Pabrik Perjam Total BOP = BOP yang Dianggarkan = Rp 11.316.867 = Rp 10.761/jam Jam Kerja Standar 1.344 jam BOP Variabel = BOP Var. yang Dianggarkan = Rp 10.760.200 = Rp 8.006/jam Jam Kerja Standar 1.344 jam BOP Tetap = BOP Tetap yang Dianggarkan = Rp 566.667 = Rp 414/jam Jam Kerja Standar 1.344 jam
Perhitungan Selisih Biaya Overhead Pabrik Model Tiga Selisih SP = BOPss ((KN x TTSt) + (KPss x TVSt)) SK = (KN KPss) x TTs SE = (KPss KPSt) x TSt Perhitungan Selisih BOP Bulan Agustus 2016 SELISIH PENGELUARAN BOP Sesungguhnya Rp 9.438.867 BOP Tetap Pd KN (Rp 414 x 2.000 jam) Rp 828.000 BOP Var Sesungguhnya Rp 8.610.867 BOP Var Pd JKSt (Rp 8.006 x 1.680 jam) Rp 13.450.080 SELISIH PENGELUARAN Rp 4.839.213 (L) SELISIH KAPASITAS Kapasitas Normal 2.000 jam Kapasitas Sesungguhnya 1.680 jam SELISIH KAPASITAS 320 jam Tarif BOP Tetap Rp 414 TOTAL SELISIH KAPASITAS Rp 132.480 (R) SELISIH EFISIENSI Jam Standar 1.344 jam Jam Sesungguhnya 1.680 jam SELISIH EFISIENSI 336 jam Tarif BOP Rp 10.671 TOTAL SELISIH EFISIENSI Rp 3.615.696 (R)
Perhitungan Selisih BOP Bulan September 2016 SELISIH PENGELUARAN BOP Sesungguhnya Rp 11.013.567 BOP Tetap Pd KN (Rp 414 x 2.000 jam) Rp 828.000 BOP Var Sesungguhnya Rp 4.743.500 BOP Var Pd JKSt (Rp 8.006 x 1.680 jam) Rp 13.450.080 SELISIH PENGELUARAN Rp 3.264.513 (L) SELISIH KAPASITAS Kapasitas Normal 2.000 jam Kapasitas Sesungguhnya 1.680 jam SELISIH KAPASITAS 320 jam Tarif BOP Tetap Rp 414 TOTAL SELISIH KAPASITAS Rp 132.480 (R) SELISIH EFISIENSI Jam Standar 1.344 jam Jam Sesungguhnya 1.680 jam SELISIH EFISIENSI 456 jam Tarif BOP Rp 10.671 TOTAL SELISIH EFISIENSI Rp 3.615.696 (R)
Perhitungan Selish BOP Bulan Oktober 2016 SELISIH PENGELUARAN BOP Sesungguhnya Rp 10.226.867 BOP Tetap Pd KN (Rp 414 x 2.000 jam) Rp 828.000 BOP Var Sesungguhnya Rp 9.398.867 BOP Var Pd JKSt (Rp 8.006 x 1.680 jam) Rp 13.450.080 SELISIH PENGELUARAN Rp 4.051.213 (L) SELISIH KAPASITAS Kapasitas Normal 2.000 jam Kapasitas Sesungguhnya 1.680 jam SELISIH KAPASITAS 320 jam Tarif BOP Tetap Rp 414 TOTAL SELISIH KAPASITAS Rp 132.480 (R) SELISIH EFISIENSI Jam Standar 1.344 jam Jam Sesungguhnya 1.680 jam SELISIH EFISIENSI 336 jam Tarif BOP Rp 10.671 TOTAL SELISIH EFISIENSI Rp 3.615.696 (R)
Perlakuan Terhadap Selisih A. Harga Pokok Penjualan Standar Harga Pokok Penjualan Standar BBB Standar Rp 18.003.500 BTKL Standar (Rp 6.696 x 1.344 jam) Rp 8.999.424 BOP Standar (Rp 10.761 x 1.344 jam) Rp 14.462.784 Total Harga Pokok Penjualan Standar Rp 42.606.708 Harga Pokok Penjualan Standar per unit : Rp 42.606.708 = Rp 12.173 3.500 pcs
B. Laporan Laba Rugi Laporan L/R Bulan Agustus 2016 Laporan L/R Bulan September 2016 Penjualan 2.574 pcs @ Rp 30.000 Rp 77.220.000 Harga Pokok Penjualan Standar Rp 42.606.708 LABA BRUTO STANDAR Rp 34.613.292 SELISIH LABA Harga Bahan Baku Rp 468.250 Kuantitas Bahan Baku Rp 7.674.000 Harga dan Kuantitas BB Rp 337.500 Tarif Upah Rp 1.799.616 Pengeluaran Rp 4.839.213 TOTAL SELISIH LABA Rp 15.118.579 SELISIH RUGI Efisiensi Upah Rp 1.799.952 Kapasitas Rp 132.480 Efisiensi Rp 3.615.696 TOTAL SELISIH RUGI Rp 5.548.128 LABA BERSIH Rp 44.183.743 Penjualan 3.465 pcs @ Rp 30.000 Rp 103.950.000 Harga Pokok Penjualan Standar Rp 42.606.708 LABA BRUTO STANDAR Rp 61.343.272 SELISIH LABA Harga Bahan Baku Rp 882.000 Kuantitas Bahan Baku Rp 3.508.800 Harga dan Kuantitas BB Rp 210.200 Tarif Upah Rp 1.799.616 Pengeluaran Rp 3.246.513 TOTAL SELISIH LABA Rp 9.665.129 SELISIH RUGI Efisiensi Upah Rp 1.799.952 Kapasitas Rp 132.480 Efisiensi Rp 3.615.696 TOTAL SELISIH RUGI Rp 5.548.128 LABA BERSIH Rp 65.460.273
Laporan L/R Bulan Oktober 2016 Penjualan 3.234 pcs @ Rp 30.000 Rp 97.020.000 Harga Pokok Penjualan Standar Rp 42.606.708 LABA BRUTO STANDAR Rp 54.413.292 SELISIH LABA Harga Bahan Baku Rp 727.750 Kuantitas Bahan Baku Rp 6.874.000 Harga dan Kuantitas BB Rp 451.000 Tarif Upah Rp 1.799.616 Pengeluaran Rp 4.051.213 TOTAL SELISIH LABA Rp 13.903.579 SELISIH RUGI Efisiensi Upah Rp 1.799.952 Kapasitas Rp 132.480 Efisiensi Rp 3.615.696 TOTAL SELISIH RUGI Rp 5.548.128 LABA BERSIH RP 62.768.743
Kesimpulan 1. Berdasarkan perhitungan pada biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik terdapat selisih antara biaya standar dengan biaya sesungguhnya. Untuk biaya bahan baku pada bulan Agustus, September, dan Oktober terdapat selisih harga, selisih kuantitas, dan selisih harga kuantitas yang menguntungkan. Untuk biaya tenaga kerja langsung pada bulan Agustus, September, dan Oktober terdapat selisih tarif upah yang menguntungkan, sedangkan pada selisih efisiensi upah terdapat selisih yang merugikan, dan selisih tarif upah efisiensi yang menghasilkan 0 (nol). Dan untuk biaya overhead pabrik pada bulan Agustus, September, dan Oktober terdapat selisih yang menguntungkan pada selisih pengeluaran, sedangkan pada selisih kapasitas dan selisih efisiensi terdapat selisih yang merugikan. 2. Faktor yang menyebabkan selisih yang terjadi pada biaya bahan baku disebabkan karena fluktuasi yang tidak menentu dari harga yang diperkirakan, adanya potongan harga yang diberikan oleh supplier yang sudah berlangganan, pembelian bahan baku yang mutunya standar, dan jumlah produksi yang lebih rendah dibandingkan jumlah produksi standar. Sedangkan selisih yang terjadi pada biaya tenaga kerja langsung disebabkan karena adanya penurunan jumlah produksi dan kurangnya efisiensi waktu karyawan dalam menyelesaikan pekerjaanya. Sedangkan selisih yang terjadi pada biaya overhead pabrik disebabkan karena biaya overhead pabrik sesungguhnya tidak melebihi biaya overhead pabrik yang di dianggarkan. Selain itu karena perusahaan pada jam kerja sesungguhnya tidak mampu melampaui kapasitas pada jam kerja normal, sehingga terdapat kapasitas produksi yang tidak terpakai yang akan merugikan perusahaan. Dan dikarenakan biaya overhead pabrik yang dianggarkan pada kapasitas standar lebih kecil daripada biaya overhead pabrik dibebankan pada kapasitas sesungguhnya.
Saran Setelah melakukan penelitian, adapun saran yang dapat diberikan penulis yang mungkin berguna bagi Bolu Rasa dalam melakukan pengendalian biaya yaitu : 1. Sebaiknya Bolu Rasa menerapkan biaya standar dalam pengendalian biaya produksinya guna pencapaian efisiensi biaya produksi perusahaan yang lebih baik lagi agar dapat memaksimalkan jumlah produksi yang dihasilkan. 2. Mempertahankan selisih menguntungkan akibat dari harga bahan baku yang murah yang diperoleh dari kesempatan diskon/potongan harga yang diberikan oleh vendor/supplier. 3. Selain itu, selisih yang menguntungkan sebaiknya ditingkatkan dengan cara memperhatikan anggaran yang ditetapkan, memperhatikan keadaan pasar, memperhatikan pembelian bahan baku yang masih bermutu standar, serta penggunaan kapasitas produksi secara efektif agar dapat menimbulkan dampak yang lebih menguntungkan. 4. Perusahaan juga sebaiknya mengadakan pengawasan dan pelatihan yang lebih lagi untuk para karyawannya agar dapat meningkatkan efisiensi waktu dalam menyelesaikan pekerjaannya sehingga dapat menambah volume penjualan. Perlunya pengawasan terhadap biaya overhead pabrik dengan menghindari selisih harga yang tidak menguntungkan dengan mengendalikan kapasitas yang ada, sehingga tidak terdapat kapasitas yang tidak terpakai.