BAB I PENDAHULUAN 1. 1.1. Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu faktor yang menjadi dasar perkembangan peradaban manusia. Di Indonesia, pendidikan di atur melalui Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional. Pendidikan di Indonesia terbagi menjadi 3 jalur utama yaitu pendidikan formal, non-formal, dan informal. Selain itu, dibagi dalam empat jenjang yaitu anak usia dini, dasar, menengah, dan tinggi. Pendidikan formal merupakan pendidikan yang diselenggarakan di sekolah-sekolah pada umumnya. Pendidikan non-formal merupakan pendidikan yang digunakan sebagai pendukung pembelajaran yang tidak termasuk di dalam pendidikan formal. Contoh dari pendidikan non-formal di Indonesia adalah TPA atau Taman Pendidikan Al-Qur an serta berbagai kursus dan bimbingan belajar. Pendidikan informal merupakan pendidikan yang diperoleh dari keluarga dan lingkungan melalui berbagai kegiatan yang dilakukan secara mandiri (Purnama, 2011). Sebagai implementasi pendidikan tinggi di Indonesia, terdapat berbagai perguruan tinggi yang menyelenggarakan program diploma, sarjana, magister, doktor, serta spesialis. Secara singkat, Forest dan Philip G menyebutkan bahwa tujuan pengajaran dan pembelajaran pada pendidikan tinggi meliputi spektrum yang meluas, dari pengetahuan berbasis disiplin ke berpikir kritis, dan dari perilaku moral dan etika ke kesadaran berkewarganegaraan. Menurut penelitian
ini, perguruan tinggi dituntut untuk tidak hanya memberikan pembelajaran berupa kemampuan hard skills, namun juga kemampuan soft skills. Hard skills secara umum berkaitan dengan dengan sesuatu yang tampak (tangible) dan mudah diukur. Misalnya saja untuk menjadi seorang akuntan dibutuhkan ilmu dan teknik akuntansi yang juga didukung dengan kemampuan menggunakan teknologi informasi. Sedangkan soft skills secara umum berkaitan dengan sesuatu yang tidak tampak (intangible), seperti dibutuhkannya kecermatan profesional (professional care) sebagaimana disyaratkan dalam standar profesi, yang menuntut ketelatenan, kesabaran, ketelitian, kemampuan beradaptasi terhadap berbagai kondisi kerja yang relatif monoton, ketahanan terhadap stres pada saat beban kerja menumpuk, serta yang paling utama adalah kejujuran sebagai akuntan. Jika dikaitkan dengan jalur pendidikan di Indonesia, kemampuan hard skills dapat diperoleh melalui jalur pendidikan formal maupun non-formal, sedangkan kemampuan soft skills diperoleh melalui jalur pendidikan informal (Forest dan Philip G, 2006). Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) dan Organisasi Kemahasiswaan merupakan pendekatan ekstra kurikuler yang bertujuan untuk mengembangkan kemampuan soft skills mahasiswa. Di UGM, perbedaan UKM dengan Organisasi Kemahasiswaan terletak pada latar belakang terbentuknya organisasi tersebut. UKM terbentuk karena adanya mahasiswa yang memiliki peminatan yang sama, seperti UKM Basket yang merupakan UKM beranggotakan mahasiswa dengan minat di bidang olahraga basket. Sedangkan Organisasi Kemahasiswaan terbentuk karena adanya mahasiswa yang memiliki jurusan/fakultas/perguruan tinggi yang 2
sama, seperti Keluarga Mahasiswa Teknik Elektro dan Teknologi Informasi, BEM Fakultas Teknik, dan berbagai himpunan mahasiswa lainnya. Menurut Grant (1996), sebuah organisasi dapat menjadi optimal sebagai pengajaran dan pembelajaran soft skills bagi mahasiswa apabila adanya perubahan paradigma organisasi dari resource-based menjadi knowledge-based. Secara ringkas, resource-based merupakan konsep yang digunakan untuk menjelaskan organisasi yang bertumpu pada sumber daya dan kemampuan internal organisasi. Sedangkan knowledge-based merupakan organisasi yang bertumpu pada pengelolaan pengetahuan organisasi melalui pengembangan database, data mining, data warehouse, dan sebagainya. Loermans (2002) juga mengungkapkan bahwa organisasi yang unggul adalah organisasi yang mampu belajar, menghasilkan pengetahuan sehingga tidak mengulangi kesalahan-kesalahan yang lampau, serta mampu menghasilkan terobosan-terobosan. Pengetahuan merupakan hasil belajar dari manusia yang diakumulasikan menjadi pengetahuan organisasi. Pengetahuan yang dimiliki oleh manusia tidak ada yang persis sama, maka kombinasi pengetahuan manusia yang ada di dalam organisasi akan menghasilkan pengetahuan organisasi yang berbeda, apalagi bila dikombinasikan pula dengan pengetahuan-pengetahuan lain yang berasal dari luar organisasi (Senge, 1995). Untuk dapat memperoleh manfaat sebesar-besarnya dari pengetahuan yang dimiliki dan untuk mengetahui pengetahuan-pengetahuan yang harus dimiliki, organisasi harus mengelola pengetahuannya melalui knowledge management (Swann et al., 1999). Kondisi Keluarga Mahasiswa Teknik Elektro dan Teknologi Informasi (KMTETI) yang merupakan organisasi kemahasiswaan di Jurusan 3
Teknik Elektro dan Teknologi Informasi (JTETI) UGM menunjukkan bahwa saat ini KMTETI masih menggunakan paradigma resource based. Dampaknya, setiap terjadi pergantian pengurus KMTETI atau setiap pergantian kepanitiaan acaraacara KMTETI, sering terjadi pengulangan kesalahan yang sama serta banyak pengetahuan organisasi yang hilang karena tidak terdokumentasi dan tidak terkelola dengan baik. Penelitian ini akan mengembangkan sebuah Organizational Knowledge Management System (OKMS) berbasis Website dengan Content Management System (CMS) untuk mewujudkan paradigma knowledge based di KMTETI agar dapat meminimalisir pengulangan kesalahan yang sama serta mengelola pengetahuan organisasi agar pengajaran dan pembelajaran soft skills bagi anggota KMTETI dapat dilaksanakan dengan lebih optimal. 1.2. Perumusan Masalah Dari latar belakang di atas, didapatkan perumusan masalah sebagai berikut: 1. Anggota KMTETI UGM memiliki kesulitan dalam memperoleh dan membagikan pengetahuan untuk mengembangkan soft skills. 2. Belum ada solusi teknologi yang diimplementasikan agar memudahkan anggota KMTETI dalam memperoleh dan membagikan pengetahuan untuk mengembangkan soft skills. 4
1.3. Tujuan Penelitian Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah: a) Menganalisis kebutuhan knowledge management di KMTETI UGM untuk mengidentifikasi best practice dalam pemecahan masalah di organisasi, menjadikan organisasi sebagai learning organization, pembagian informasi, serta pelatihan dan pengembangan. b) Mengembangkan OKMS berbasis website CMS untuk memenuhi kebutuhan knowledge management di KMTETI UGM. c) Menguji OKMS berbasis website CMS yang telah dikembangkan agar dapat digunakan secara optimal sesuai dengan budaya dan sikap organisasi KMTETI UGM. 1.4. Manfaat Penelitian a) Dapat membantu merubah paradigma organisasi dari resource-based menjadi knowledge-based. b) Dapat membantu pihak Universitas dalam menjalankan perannya untuk memberikan pengajaran dan pembelajaran soft skills kepada mahasiswa khususnya di JTETI UGM. c) Dapat meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan pengurus KMTETI dalam berorganisasi. 5
1.5. Batasan Masalah Penelitian yang dilakukan memiliki beberapa batasan masalah dalam beberapa aspek, yaitu: a) Penelitian ini sebatas localhost dan belum dapat terhubung dengan internet. b) Sistem yang dikembangkan terbatas pada kebutuhan organisasi di KMTETI UGM. c) Sistem yang dikembangkan belum mencakup pengembangan user experience, masih sebatas fungsional sistem. d) Konten dari sistem yang dibuat merupakan konten dummy yang hanya diperuntukkan untuk percobaan. e) Sistem yang dikembangkan belum memperhatikan sisi keamanan. f) Sistem yang dikembangkan belum memiliki kemampuan responsive dan belum memperhatikan browser compatibility, sehingga sistem ini akan optimal apabila diakses menggunakan browser Safari. g) Pengujian yang dilakukan adalah uji fungsionalitas fitur dengan mengacu kepada kebutuhan organisasi KMTETI UGM. 1.6. Sistematika Penulisan Dalam laporan penelitian ini, digunakan sistematika yang terdiri dari beberapa bab yang menjelaskan penelitian yang dilakukan. Sistematika yang digunakan pada laporan skripsi ini adalah sebagai berikut. 6
BAB I. PENDAHULUAN Pada bab ini berisi pengantar hal yang diteliti. Bab ini terdiri dari Latar Belakang, Perumusan Masalah, Batasan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Metode Penelitian, serta Sistematika penulisan itu sendiri. BAB II. TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI Pada bab ini terdiri dari Tinjauan Pustaka yang membahas penelitian sebelumnya yang terkait dengan knowledge management dan Landasan Teori yang menjadi pendukung teori yang digunakan. BAB III. METODOLOGI Pada bab ini dijelaskan langkah-langkah yang dilakukan penulis dalam melakukan penelitian. Secara rinci bab ini berisi alat dan bahan penelitian serta alur penelitian yang dilakukan. BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab ini dijelaskan hasil studi banding, analisis kebutuhan sistem, pengembangan sistem, pengujian dan perbaikan, serta hasil penelitian dan pembahasan. BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN Pada bab ini berisi kesimpulan dari hasil pengujian yang akan dikaitkan dengan tujuan penelitian yang dibuat. Selain itu terdapat juga saran, yang berisi hal yang belum dieksplorasi oleh penulis, yang diharapkan dapat diteruskan oleh peneliti selanjutnya. 7