I. PENDAHULUAN. dunia, menurut Arthritis Research UK (2013) osteoartritis dapat mempengaruhi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I.PENDAHULUAN. I. Latar Belakang Masalah. Osteoarthritis merupakan penyakit sendi yang. paling sering dijumpai pada masyarakat dan jumlah

OSTEOARTHRITIS GENU. 1. Definisi

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia prevalensi OA lutut yang tampak secara radiologis mencapai 15,5%

BAB IV METODE PENELITIAN. 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini meliputi ilmu kedokteran fisik dan rehabilitasi.

BAB I PENDAHULUAN. dewasa dan lansia di seluruh dunia (Joern, 2010).OA juga dikenal sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. menyebabkan nyeri dan ketidakmampuan (disability) pada penderita sehingga

BAB I PENDAHULUAN. Lanjut usia (Lansia) adalah seseorang yang berusia di atas 60 tahun (UU 13

BAB I PENDAHULUAN. klinis, histologist, dan radiologi. Penyakit ini bersifat asimetris, tidak ada

BAB I PENDAHULUAN. Nyeri pinggang bawah atau dalam istilah medisnya Low Back Pain (LBP)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. terhadap grade osteoarthritis menurut Kellgren dan Lawrence. Diagnosis. ditegakkan berdasarkan klinis dan radiologinya.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit tidak menular merupakan penyebab morbiditas dan mortalitas dinegara yang

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh para penggerak yang produktif. Namun hal ini sedikit terganggu

Penetapan Masalah Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Artritis reumatoid (AR) merupakan suatu penyakit inflamasi kronik yang ditandai

BAB I PENDAHULUAN. umum dijumpai diusia tua. Penyakit ini lebih sering ditemukan pada perempuan

BAB 1 PENDAHULUAN. Aspirin adalah golongan Obat Anti Inflamasi Non-Steroid (OAINS), yang

BAB I PENDAHULUAN. Psoriasis vulgaris merupakan suatu penyakit inflamasi kulit yang bersifat

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

KARYA TULIS ILMIAH PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS KNEE DEXTRA DI RSUD KOTA SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

PENATALAKSANAAN SHORT WAVE DIATHERMY DAN TERAPI LATIHAN PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS GENU DEXTRA DI RSOP dr. SOEHARSO SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Psoriasis merupakan penyakit kulit yang penyebabnya sampai saat ini masih belum

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI MICRO WAVE DIATHERMY DAN TERAPI LATIHAN PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS GENU UNILATERAL

BAB III METODE PENELITIAN

II. INSIDEN DAN EPIDEMIOLOGI

BAB 1 PENDAHULUAN. menahun yang disebabkan oleh penyakit degeneratif, diantaranya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. S DENGAN GANGGUAN SISTEM PERNAFASAN ASMA BRONKHIAL DI RUANG ANGGREK BOUGENVILLE RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

KARYA TULIS ILMIAH. PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS KNEE SINISTRA DI RSAL Dr. RAMELAN SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. tubuh untuk beradaptasi dengan stress lingkungan. Penurunan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Dzahabiy dalam At Talkhish berdasarkan syarat Bukhari-Muslim. Syaikh Al

BAB I PENDAHULUAN. Knee joint atau sendi lutut adalah salah satu sendi yang mempunyai fungsi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terbentang antara dua Condylus femoris. Sumbu longitudinal yang. Tuberculum intercondylare mediale (Paulsen & Waschke, 2010)

Disusun Oleh : Nama : Ariyanto Nim : J

BAB I PENDAHULUAN. virus DEN 1, 2, 3, dan 4 dan ditularkan oleh nyamuk Aedes aegepty dan Aedesal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sendi mengalami perubahan patologis. Ditandai dengan kerusakan tulang rawan

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi yang sangat modern untuk meningkatkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan dengan kerusakan kartilago articulatio serta menimbulkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. pilosebasea yang ditandai adanya komedo, papul, pustul, nodus dan kista dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. terjadi di seluruh dunia oleh World Health Organization (WHO) dengan

BAB l PENDAHULUAN. yang merasakan nyeri merasa tertekan atau menderita dan mencari upaya

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Malaria merupakan salah satu penyakit infeksi yang. masih menjadi masalah di negara tropis dan subtropis

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. osteoarthritis. Usia paling muda terjadi pada usia 12 tahun, sedangkan usia

BAB I PENDAHULUAN. yang mengenai mereka di usia lanjut atau usia dewasa dimana rawan

Pembimbing Residen : dr. Praharsa Akmaja Chaetajaka Supervisor : dr. Taufiqqulhidayat, Sp.Rad. Anggota : Monareza Restantia Shirly D.

BAB I PENDAHULUAN. Osteoarthritis berasal dari bahasa Yunani yaitu osteo yang berarti tulang,

BAB I PENDAHULUAN. persendian melakukan aktivitas atau gerakan (Helmi, 2012). Usia tua merupakan salah satu faktor risiko terjadi osteoarthritis.

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan taraf hidup dan umur harapan hidup. Namun peningkatan umur

TUTORIAL OSTEOARTHRITIS. Oleh :

PERBEDAAN PENGARUH PEMBERIAN MWD DAN LATIHAN ISOMETRIK QUADRISEP DENGAN TENS DAN LATIHAN ISOMETRIK QUADRISEP TERHADAP PENURUNAN NYERI PADA OA LUTUT

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. dengan prevalensi yang masih tinggi di dunia. Menurut WHO tahun 2006,

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. morbiditas dan mortalitas. Di negara-negara barat, kanker merupakan penyebab

BAB I PENDAHULUAN. yang mengenai mereka di usia lanjut atau usia dewasa dimana rawan kartilago yang

BAB 1 : PENDAHULUAN. mempengaruhi banyak jaringan dan organ, terutama menyerang fleksibel (sinovial) sendi, dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. imunitas, gangguan sensasi kornea, riwayat operasi kornea, abnormalitas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. DM yaitu DM tipe-1 dan DM tipe-2. Diabetes tipe-1 terutama disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. sangat berperan penting sebagai penopang berat badan dalam aktivitas

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat awam, kondisi pengapuran sendi sering dianggap sama dengan

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa data yang tersedia menurut World Health Organization (2010),

BAB I PENDAHULUAN. kronis dimana tulang rawan sendi lutut mengalami degenerasi secara perlahan.

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas. (Marlene et al, 2011). Selain itu, OA secara luas diakui sebagai penyebab

BAB I PENDAHULUAN. kematian yang tertinggi seluruh dunia. Sepsis merupakan. penyebab kematian yang ke-10 terbesar di Amerika Serikat,

BAB 1 PENDAHULUAN. membuat kadar kolesterol darah sangat sulit dikendalikan dan dapat menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. Osteoarthritis (OA) merupakan salah satu penyakit muskuloskeletal yang

PENDAHULUAN. Secara alamiah seluruh komponen tubuh setelah mencapai usia dewasa tidak

BAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan penyebab kematian utama yang memberikan kontribusi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. sesungguhnya maupun potensi kerusakan jaringan. Setiap orang pasti

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN BAHASAN

PENGARUH TERAPI LATIHAN SETELAH PEMBERIAN TERAPI GABUNGAN ULTRASOUND DAN TENS PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS LUTUT KRONIS SKRIPSI

I. PENDAHULUAN. baru pada permukaan sendi (Khairani, 2012). Terjadinya osteoarthritis itu

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. kualitas hidup. Osteoartritis adalah gangguan pada sendi yang bergerak (Price

Kiat-Kiat Menjaga Kesehatan Sendi Lutut. Fanny Aliwarga Spesialis Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dengan hiperproliferasi dan diferensiasi abnormal keratinosit, dengan gambaran

BAB I PENDAHULUAN. Kerusakan kartilago ini bisa disebabkan oleh stress mekanik atau perubahan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Lampung pada Poli Ortopedi dengan judul Hubungan Intensitas Nyeri dan

BEDA PENGARUH TERAPI INFRA RED DENGAN PARAFFIN BATH TERHADAP PENGURANGAN NYERI AKIBAT REMATOID ARTRITIS JARI-JARI TANGAN

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman, mobilitas manusia menjadi. semakin tinggi. Dengan dampak yang diakibatkan, baik positif maupun

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Sejalan dengan semakin meningkatnya usia seseorang, maka akan terjadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. degeneratif atau osteoarthritis (OA). Sendi merupakan faktor penunjang yang

PENATALAKSANAAN SINAR INFRA MERAH DAN TERAPI LATIHAN PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS GENU BILATERAL DI RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. proliferasi dan diferensiasi keratinosit yang abnormal, dengan gambaran klinis

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN Osteoartritis (OA) adalah radang sendi yang paling banyak diderita oleh masyarakat serta penyebab utama rasa sakit pada lutut dan gangguan alat gerak di dunia, menurut Arthritis Research UK (2013) osteoartritis dapat mempengaruhi setiap sendi. Sendi lutut merupakan sendi yang paling utama pada tubuh yang dapat terkena osteoartritis, diikuti dengan pinggul kemudian sendi tangan. Osteoartritis merupakan salah satu gangguan yang paling sering terjadi, ditandai oleh rusaknya tulang rawan dan inflamasi sinovial yang secara langsung berhubungan dengan gejala klinis seperti pembengkakan sendi, dan nyeri akibat inflamasi (Sellam and Barenbaum, 2010). Menurut data dari organisasi kesehatan dunia (WHO) dalam Rekomendasi IRA Untuk Diagnosis Dan Penatalaksanaan Osteoartritis (2014) pada tahun 2025 populasi usia lanjut di Indonesia akan meningkat 41,4 % dibanding tahun 1990. Di Indonesia, prevalensi osteoartritis lutut yang tampak secara radiologis mencapai 15,5 % pada pria dan 12,7 % pada wanita yang berumur 40-60 tahun. Seiring dengan berjalannya waktu, tantangan dalam pengobatan yang tepat untuk osteoartritis akan semakin besar karena akan semakin bertambahnya populasi manusia berusia lanjut. Menurut Dinas Kesehatan Sumatera Barat (2010) dalam Susanti (2014) pada tahun 2008 penyakit osteoartritis termasuk penyakit sepuluh besar di Sumatera Barat, jumlah penderita osteoartritis sebanyak 7,5 % dari 4.555.810 jiwa 1

penduduk. Prevalensi penyakit sendi di Sumatera Barat mengalami peningkatan mencapai 21,8 % (Balitbang Kemenkes RI, 2013). Etiologi genetik penyakit osteoartritis belum diketahui sepenuhnya. Sebelumnya, osteoartritis diakui sebagai nyeri sendi non inflamasi. Namun, studi terbaru menunjukkan bahwa proses inflamasi berperan dalam patogenesis osteoartritis (Loeser, 2009; Banks, 2010). Inflamasi merupakan hal yang biasa terjadi pada jaringan sinovial pasien OA dan dikarakterisasi oleh adanya infiltrasi dari sel imun dan sekresi sitokin. Sitokin pro inflamasi terlibat sebagai mediator potensial dalam penyakit ini (Steinmeyer, 2004). Secara skematis sitokin dibagi menjadi kelompok-kelompok sitokin pro dan anti inflamasi, dimana perbedaan antara keduanya adalah sitokin pro inflamasi yaitu sitokin yang merangsang respon imun seperti Interleukin 1 (IL-1), TNF-α, Interleukin 6 (IL-6), Interleukin 8 (IL-8) dll, sedangkan sitokin anti inflamasi merupakan sitokin yang menghambat respon imun seperti IL-1Ra (IL-1 receptor antagonist), Interleukin 4 (IL-4), Interleukin 10 (IL-10), Interleukin 13 (IL-13) dan OPG (osteoprotegerin) (Darwin, 2006). Kedua sistem proinflamasi dan antiinflamasi ini berperan dalam keseimbangan. Pada osteoartritis, telah terjadi masalah pada homeostasis antara sitokin proinflamasi dengan sitokin antiinflamasi (Darwin, 2006). Interleukin 4 (IL-4) adalah salah satu sitokin antiinflamasi yang merupakan molekul aktif yang utama dalam menghambat pelepasan mediator inflamasi (Vargiolu et al., 2010). IL-4 dikenal sebagai salah satu sitokin antiinflamasi yang berpotensi menjaga kerusakan tulang rawan pada penyakit radang sendi agar tidak 2

semakin parah (Lent et al., 2002). Pada penelitian sebelumnya telah disebutkan juga bahwa IL-4 berpotensi membatasi kerusakan tulang rawan yang disebabkan oleh mediator pro inflamasi seperti Interleukin 1 (Allen et al., 1993). Interleukin 6 (IL-6) adalah salah satu sitokin proinflamasi. Pada penelitian sebelumnya dalam study case-control telah ditemukan bahwa gen IL-6 merupakan faktor resiko tinggi pada osteoartritis lutut (Honsawek et al., 2011). Pengaruh dari adanya IL-6 pada sendi tulang rawan tidak jauh berbeda dengan sitokin lain, yaitu menurunkan produksi kolagen tipe II dan meningkatkan produksi dari enzim MMP. IL-6 dapat menyebabkan perubahan pada lapisan tulang subkondral, sehingga keterlibatannya juga sangat dipertimbangkan sebagai hal yang utama pada OA (Wojdasiewicz et al., 2014). Penelitian osteoartritis secara biologi molekuler di Indonesia masih kurang, hal ini dibuktikan dengan masih sedikitnya data yang didapatkan terkait genetik dan biologi molekuler pada osteoartritis, padahal jumlah penderita osteoartritis pada orang lanjut usia terus bertambah. Penatalaksanaan osteoartritis saat ini adalah sebatas pada pemberian obat penahan nyeri, dimana obat-obatan ini hanyalah bersifat sementara, hanya menghilangkan gejala namun tidak menyembuhkan secara total bahkan memiliki efek samping terhadap organ tubuh lainnya, atau ada juga yang melakukan tindakan operatif dimana penatalaksaan ini tentu membutuhkan biaya yang cukup besar, dan waktu penyembuhan cukup lama. Sebanyak 60-63 % pasien osteoartritis lutut melakukan operasi lutut dan 98 % diantaranya dilakukan tindakan penggantian sendi lutut total (Chaganti and Lane., 2011). 3

Mengingat keadaan yang terjadi saat ini dan belum adanya obat yang tepat dalam menangani kasus osteoartritis untuk itu perlu dilakukan penelitian dan mengumpulkan banyak informasi tentang osteoartritis, mediator pro dan anti inflamasi khususnya secara molekuler, sehingga didapatkan informasi tententu tentang pengaruh dari mediator pro dan anti inflamasi terhadap osteoartritis terutama pengaruh antara IL-4 dan IL-6 pada pasien osteoartritis lutut derajat IV yang dapat digunakan dalam pengembangan obat dan penentuan terapi yang tepat untuk osteoartritis kedepannya. Menurut Kellgren dan Lawrence dalam Koentjoro (2010), secara radiologis osteoartritis di klasifikasikan menjadi OA derajat 0 yaitu normal, OA derajat I yaitu kondisi meragukan, dengan gambaran sendi normal, terdapat osteofit minim, OA derajat II yaitu minimal, osteofit sedikit pada tibia dan patella dan permukaan sendi menyempit asimetris, OA derajat III yaitu kondisi moderate, adanya osteofit pada beberapa tempat, permukaan sendi menyepit, dan tampak sklerosis subkondral, OA derajat IV merupakan kondisi penyakit dengan kategori berat, adanya osteofit yang besar, permukaan sendi menyempit secara komplit, sklerosis subkondral berat, dan kerusakan tulang rawan pada permukaan sendi. Penelitian ini penting dilakukan untuk mengetahui ekspresi sitokin proinflamasi dan antiinflamasi yang berperan pada osteoartritis lutut derajat IV secara molekuler. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui ekspresi gen proinflamasi (IL-6) dan gen antiinflamasi (IL-4) pada jaringan sinovial pasien osteoartritis lutut derajat IV yang didapat dari beberapa Rumah Sakit di Kota 4

Padang. Penting dilakukan penelitian terhadap ekspresi sitokin pro dan antiinflamasi dari OA lutut derajat akhir (derajat IV). Pengetahuan terhadap faktor - faktor yang berperan dalam inflamasi pada OA, akan membantu dalam mengetahui dan memilihkan obat yang tepat untuk menekan sitokin proinflamasi salah satunya IL-6. Salah satu jenis obat yang biasa digunakan pada pengobatan OA saat ini yaitu golongan Disease Modifying Osteoartritis Drugs (DMOADs). Obat golongan DMOADs yang umumnya diberikan pada pasien OA adalah obat diacerin, yang merupakan inhibitor IL-1 (Pasin et al., 2010). Diharapkan dengan dilakukannya penelitian ini dapat menjadi salah satu referensi untuk memgetahui apakah pada OA lutut derajat IV masih terjadi inflamasi sinovial sehingga dapat ditentukan apakah obat DMOADs tetap efektif digunakan pada pengobatan OA lutut derajat IV. 5