BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Ukuran: px

Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang"

Siska Hartanti Atmadjaja
6 tahun lalu
Tontonan:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rheumatoid Arthritis (RA)merupakan penyakit kronis, yang berarti dapat berlangsung selama bertahun-tahun, pasien mungkin mengalami waktu yang lama tanpa gejala.

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rheumatoid Arthritis (RA)merupakan penyakit kronis, yang berarti dapat berlangsung selama bertahun-tahun, pasien mungkin mengalami waktu yang lama tanpa gejala. RA merupakan penyakit progresif biasanya yang memiliki potensi untuk menyebabkan kerusakan sendi dan kecacatan fungsional. Penyakit ini telah lama dikenal dan tersebar luas di seluruh dunia serta melibatkan ras dan kelompok etnik(purwoastuti, 2009). Penderita RA di seluruh dunia telah mencapai angka 355 juta jiwa, artinya 1 dari 6 orang di dunia ini menderita rheumatoid. Diperkirakan angka ini terus meningkat hingga tahun 2025 dengan indikasi lebih dari 25% akan mengalami kelumpuhan. World Health Organization (WHO) melaporkan bahwa 20%, penduduk dunia terserang penyakit RA. Dimana 5-10% adalah mereka yang berusia 5-20 tahun dan 20% mereka yang berusia 55 tahun(wiyono, 2010). Lebih dari 355 juta orang di dunia ternyata menderita penyakit RA. Itu berarti, setiap enam orang di dunia ini satu di antaranya adalah penyandang rheumatoid. Namun, sayangnya pengetahuan tentang penyakit RA belum tersebar secara luas.sehingga banyak mitos yang keliru beredar di tengah masyarakat yang justru menghambat penanganan penyakit itu. Hal yang perlu jadi perhatian adalah angka kejadian penyakit arthritis ini yang relatif tinggi, yaitu 1-2 persen dari total populasi di Indonesia (Shiel, 2011). Di Indonesia prevalensi nyeri rheumatoid arthritis mencapai 23,6% hingga 31,3%. Seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk dunia maka jumlah penderita penyakit rheumatoid arthritis secara otomatis akan meningkat pula. Namun dengan 1

2 2 Pengetahuan masyarakat saat ini yang masih kurang mengenai rheumatoid arthritis dikhawatirkan akibat dari penyakit, yaitu kecacatan pun akan meningkat (Torich,2011). Berdasarkan data dari Puskesmas Mandala Medan, dari sepuluh besar penyakit, ternyata penyakit ini menempati urutan ke empat, artinya bahwa penyakit rheumatoid arthritis masih banyak yang diderita oleh masyarakat kita. Berdasarkan data di Puskesmas Mandala pada tiga bulan terakhir yaitu pada bulan November 2013 terdapat 293 klien, pada bulan Desember 2013 terdapat 297 klien, dan pada bulan Januari 2014 terdapat 312 klien (Puskesmas Mandala, 2013). Penyebab rheumatoid arthritis belum diketahui dengan pasti, ada yang mengatakan karena mikoplasma, virus, dan sebagainya.timbulnya kejadian rheumatoid arthritis sampai sekarang belum sepenuhya diketahui. Meskipun agen infeksi seperti virus, bakteri, dan jamur telah lama dicurigai, tak satu pun telah terbukti sebagai penyebabnya. Penyebab rheumatoid arthritis merupakan masalah yang sangat aktif diteliti diseluruh dunia. Hal ini diyakini bahwa kecenderungan untuk terkena penyakit rheumatoid arthritis dapat diwariskan secara genetik. Hal ini juga diduga infeksi tertentu atau lingkungan yang mungkin memicu pengaktifan sistem kekebalan tubuh pada individu yang rentan (Elvina, 2010). Keluhan kaku, nyeri dan bengkak akibat penyakit rheumatoid arthritis dapat berlangsung terus-menerus dan semakin lama semakin berat, tetapi ada kalanya hanya berlangsung selama beberapa hari dan kemudian sembuh dengan pengobatan. Namun demikian, kebanyakan penyakit rheumatoid arthritis berlangsung kronis, yaitu sembuh dan kambuh kembali secara berulang-ulang sehingga menyebabkan kerusakan sendi secara menetap. Keluhan kaku dan nyeri sendi pada penyakit rheumatoid arthritis adakalanya disertai oleh perasaan mudah lelah (Purwoastuti, 2009).

3 3 Hasil dari sebuah penelitian adalah sebagian besar tingkat pengetahuan lansia tentang penyakit rheumatoid arthritis dengan tindakan pencegahan rheumatoid arthritis didapatkan dalam kategori tingkat pengetahuan kurang sebanyak 60%, cukup 33%, dan baik 7%. Tingkat pengetahuan lansia tentang penyakit Rheumatoid Arthritis dipanti Sosial Tresna Wherda (PSTW) Budi Mulia 1 Cipayung sebagian besar adalah kurang (Fajriyah, 2009). Gangguan yang terjadi pada pasien rheumatoid arthritis lebih besar kemungkinannya untuk terjadi pada suatu waktu tertentu dalam kehidupan pasien. Rheumatoid arthritis dapat mengancam jiwa pasien atau hanya menimbulkan gangguan kenyamanan, dan masalah yang disebabkan oleh penyakit rheumatoid arthritis tidak hanya berupa keterbatasan yang tampak jelas pada mobilitas dan aktivitas hidup sehari-hari tetapi juga efek sistemik yang tidak jelas yang dapat menimbulkan kegagalan organ atau mengakibatkan masalah seperti rasa nyeri, keadaan mudah lelah, perubahan citra diri serta gangguan tidur (Purwoastuti, 2009). Tindakan yang dapat dilakukan untuk pencegahan kekambuhan rheumatoid arthritis adalah sejumlah cara yang dapat dilakukan yaitu istirahat yang cukup, menjaga berat badan agar tetap stabil, menghentikan merokok, diet rendah purin (Purwoastuti, 2009). Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti pada tanggal 10 Maret 2014 terhadap 11orang klien rheumatoid arthritis hanya 6 orang yang mengetahui tentang rheumatoid arthritis, dan pasien yang mengetahui tentang penyakit ini setelah mendapatkan informasi dari pihak Puskesmas. Serta 5 orang klien lagi mengatakan rheumatoid arthritis sebagai penyakit yang biasa dan penyakit ini bisa sembuh dengan sendirinya tanpa diberikan obat atau therapy serta tidak pernah melakukan tindakan pencegahan rheumatoid arthritis agar penyakit tersebut tidak kambuh kembali.

4 4 Melihat fenomena diatas, penulis tertarik untuk mengetahui Hubungan Pengetahuan Tentang Rheumatoid Arthritis Dengan Tindakan Pencegahan Kekambuhan Pada Klien di Puskesmas Mandala Medan. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah penelitian ini adalah Apakah Ada Hubungan Pengetahuan Tentang Rheumatoid Arthritis Dengan Tindakan Pencegahan Kekambuhan Pada Klien di Puskesmas Mandala Medan Tahun2014?. C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui Hubungan Pengetahuan Tentang Rheumatoid Arthritis Dengan Tindakan Pencegahan Kekambuhan Pada Klien di Puskesmas Mandala Medan Tahun Tujuan Khusus a. Untuk mengidentifikasi pengetahuan klien tentang Rheumatoid Arthritis (Radang Sendi). b. Untuk mengidentifikasi klien tentang tindakan pencegahan kekambuhan penyakit Rheumatoid Arthritis (Radang Sendi). D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Klien Untuk meningkatkan pengetahuan klien rheumatoid arthritis sehingga dapat melakukan tindakan pencegahan kekambuhan rheumatoid arthritis. 2. Bagi peneliti Untuk menambah wawasan dan pengetahuan peneliti tentang pengertian, penyebab, tanda dan gejala, penatalaksanaan serta tindakan pencegahan kekambuhan rheumatoid arthritis.

5 5 3. Bagi Puskesmas Sebagai masukan pada pihak Puskesmas untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang rheumatoid arthritis. 4. Bagi Peneliti Selanjutnya Dapat digunakan sebagai bahan masukan untuk penelitian selanjutnya.

dokumen-dokumen yang mirip

BAB 1 PENDAHULUAN. Rheumatoid arthritis adalah penyakit kronis, yang berarti dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. Rheumatoid arthritis adalah penyakit kronis, yang berarti dapat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rheumatoid arthritis adalah penyakit kronis, yang berarti dapat berlangsung selama bertahun-tahun, pasien mungkin mengalami waktu yang lama tanpa gejala. Rheumatoid