Lampiran 2. Prosedur Uji Kinerja Formula Surfaktan APG untuk Enhanced Water Flooding

dokumen-dokumen yang mirip
METODOLOGI PENELITIAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. PERSIAPAN CORE SINTETIK

HASIL DAN PEMBAHASAN

PEMANFAATAN METIL ESTER JARAK PAGAR MENJADI SURFAKTAN MES UNTUK APLIKASI SEBAGAI OIL WELL STIMULATION AGENT

Ikatan Ahli Teknik Perminyakan Indonesia

STUDI PENENTUAN RANCANGAN FLUIDA INJEKSI KIMIA

LAMPIRAN 1 CARA KERJA PENGUJIAN FISIKOKIMIA

Tabel klasifikasi United State Department of Agriculture (USDA) fraksi tanah (Notohadiprawiro, 1990).

LAMPIRAN 1 METODOLOGI PENELITIAN

Lampiran 1. Prosedur analisis karakteristik kompos

BAB IV METODE PENELITIAN. A. Tahap Penelitian. Tahapan penelitian yang dilakukan dapat digambarkan dengan skema berikut : Mulai

Lampiran 1. Pohon Industri Turunan Kelapa Sawit

Lampiran 1. Tata letak wadah percobaan dan media pemeliharaan ikan nila merah (Oreochromis sp.) PIPA INLET P1U2 P7U3 P8U2 P5U3 P9U3 P5U2 P1U3

BAB V METODOLOGI. 5.1 Alat dan Bahan yang Digunakan Alat yang Digunakan

BAB IV METODE PENELITIAN

Lampiran 1. Prosedur Analisis Pengujian Proses Demulsifikasi

STUDI KESTABILAN BUSA MENGENAI PENGARUH SUHU DAN ELEKTROLITSERTA KONSENTRASI SURFAKTAN DENGAN DAN TANPA MINYAK

LAMPIRAN 1. PROSEDUR ANALISIS CONTOH TANAH. Pertanian Bogor (1997) yang meliputi analisis ph, C-organik dan P-tersedia.

STUDI LABORATORIUM PENGARUH KONSENTRASI SURFAKTAN POLIMER TERHADAP RECOVERY FACTOR DENGAN BERBAGAI SALINITAS

Lampiran 1. Prosedur Analisis Pati Sagu

III. METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Hasil Pertanian, Pilot. Plant, dan Laboratorium Analisis Politeknik Negeri Lampung.

BAB III METODE PENELITIAN Waktu Penelitian Penelitian ini dimulai pada bulan Juni 2013 dan berakhir pada bulan Desember 2013.

Lampiran 1. Analisis Kadar Pati Dengan Metode Luff Schroll (AOAC, 1995)

BAB IV METODE PENELITIAN

LAMPIRAN A A.1 Pengujian Total Padatan Terlarut (SNI yang dimodifikasi*) Dengan pengenceran A.2 Pengujian Viskositas (Jacobs, 1958)

BAB IV METODE PENELITIAN. A. Tahap Penelitian. Tahapan penelitian yang dilakukan dapat digambarkan dengan skema berikut : Mulai

HASIL DAN PEMBAHASAN

KELAKUAN FASA CAMPURAN ANTARA RESERVOAR-INJEKSI-SURFAKTAN UNTUK IMPLEMENTASI ENHANCED WATER FLOODING

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari hingga April Penelitian

Lampiran 1. Prosedur Analisis Bahan Baku Olein Sawit

PENINGKATAN PEROLEHAN MINYAK DENGAN INJEKSI GAS CO 2 DAN SURFAKTAN SECARA SEREMPAK

METODOLOGI PENELITIAN

Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI ) Kadar Air (%) = A B x 100% C

Lampiran 1 Analisis probit uji LC50-96 jam minyak sereh. Pengamatan Jumlah Respon

BAB V METODOLOGI. Dalam percobaan yang akan dilakukan dalam 3 tahap, yaitu:

BAB III DESKRIPSI ALAT DAN PROSEDUR PENELITIAN

Lampiran 1. Prosedur penetapan kemasaman tanah (ph) H 2 O

Pengambilan sampel tanah Entisol di lapangan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam beberapa tahun terakhir, metode pengurasan minyak tahap lanjut

Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah Minyak goreng bekas

III. BAHAN DAN METODE. Analisis kimia dilakukan di Laboratorium Tanah, dan Laboratorium Teknologi Hasil

LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS

BAB III METODE PENELITIAN

EKSTRAKSI ASPHALTENE DARI MINYAK BUMI

BAB V METODOLOGI. Dalam percobaan yang akan dilakukan dalam 2 tahap, yaitu :

Rendemen APG dihitung berdasarkan berat APG yang diperoleh setelah dimurnikan dengan berat total bahan baku awal yang digunakan.

LAMPIRAN 1 SPESIFIKASI KALSIUM KARBONAT

MATERI DAN METODE. Prosedur

Lampiran 1. Prosedur pengukuran nitrogen dan fosfat dalam air.

BAB III METODE PENELITIAN. Proses polimerisasi stirena dilakukan dengan sistem seeding. Bejana

Atas kesediaan Bapak/Ibu saya ucapkan terima kasih.

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

Lampiran 1. Prosedur Analisis

Lampiran 1. Prosedur Analisa Sampel

BAB III METODE PENELITIAN

3. BAHAN DAN METODE. 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari hingga bulan Juni 2012

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Balai Besar Penelitian dan

BAB III METODE PENELITIAN. formula menggunakan HPLC Hitachi D-7000 dilaksanakan di Laboratorium

Mulai. Dihaluskan bahan. Ditimbang bahan (I kg) Pemanasan alat sesuai dengan suhu yang ditentukan. Dioperasikan alat. Dimasukkan bahan dan dipress

Lampiran 2. Dosis pupuk NPKMg-TE untuk pemupukan bibit kelapa sawit Dura x Pisifera standar kebun

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Lampiran 1. Prosedur analisis sifat fisikokimia minyak dan biodiesel. 1. Kadar Air (Metode Oven, SNI )

Lampiran 1. Denah Penelitian dan Bagan Plot Penelitian dan Letak Tanaman Sampel

BAB III METODE PENELITIAN

Lampiran 1. Kadar Air dengan Metode Thermogravimetri (Sudarmadji et al ., 2007)

Lampiran 1. Kriteria penilaian beberapa sifat kimia tanah

BAB III. METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini, mesin uji yang digunakan adalah motor diesel empat

Prosedur pembuatan suspensi alginat

III. METODOLOGI A. Bahan dan Alat 1. Alat 2. Bahan

III. METODOLOGI PENELITIAN. a. Motor diesel 4 langkah satu silinder. digunakan adalah sebagai berikut: : Motor Diesel, 1 silinder

METODE. = hasil pengamatan pada ulangan ke-j dari perlakuan penambahan madu taraf ke-i µ = nilai rataan umum

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan mulai bulan Februari sampai April 2015 di. Laboratorium Mikrobiologi Klinik RSUP H.Adam Malik Medan.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dan Analisis kandungan nutrient bahan pakan dilaksanakan di

Seminar Nasional Cendekiawan ke 3 Tahun 2017 ISSN (P) : Buku 1 ISSN (E) :

BAB V METODOLOGI. Dalam percobaan yang akan dilakukan dalam 3 tahap, yaitu :

III. METODOLOGI A. BAHAN DAN ALAT B. METODE PENELITIAN. 1. Analisis Mutu Minyak Sawit Kasar. 2. Pengukuran Densitas Minyak Sawit Kasar

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

KAJIAN LABORATORIUM MENGENAI KETERBASAHAN BATUAN PADA RESERVOIR YANG MENGANDUNG MINYAK PARAFIN PADA PROSES IMBIBISI

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Yogyakarta, GreenHouse di Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah

Pengukuran ph ditujukan untuk analisa ph. segar. Pengamatan dilakukan dengan alat ph. Dipipet contoh (air susu) secukupnya (sehingga ujung

BAB III PENGOLAHAN DAN PENGUJIAN MINYAK BIJI JARAK

Kadar protein (%) = (ml H 2 SO 4 ml blanko) x N x x 6.25 x 100 % bobot awal sampel (g) Keterangan : N = Normalitas H 2 SO 4

Lampiran 1. Perhitungan kelimpahan sel Nannochloropsis sp.

Mulai. Memanaskan 300 ml aquades dengan hot plate hingga mencapai suhu 60 C

UJI BERAT JENIS TANAH ASTM D ERLENMEYER

MELAKUKAN VERIFIKASI ALAT UKUR

BABffl METODOLOGIPENELITIAN

APLIKASI SURFAKTAN DARI MINYAK SAWIT UNTUK PEMBUANGAN DEPOSIT WAX PADA PERFORASI DAN SISTEM PIPA SUMUR PRODUKSI (STUDI KASUS SUMUR MINYAK XP)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Bahan yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut :

BAB V METODOLOGI. Dalam pelaksanaan percobaan yang akan dilakukan dalam 3 tahap, yaitu:

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboraturium Riset Kimia Lingkungan,

IV METODOLOGI PENELITIAN. Bahan penelitian yang akan digunakan adalah S. platensis, pupuk Azolla pinnata,

Transkripsi:

LAMPIRAN 52

Lampiran 2. Prosedur Uji Kinerja Formula Surfaktan APG untuk Enhanced Water Flooding 1. Tegangan Antar Permukaan Metode Spinning Drop (Gardener and Hayes, 1983) Cara kerja Spinning Drop Interfacial sebagai berikut : hidupkan power dan tombol lampu pada alat. Panaskan alat spinning drop, kemudian set pada suhu 70 o C (kondisi percobaan) dengan kecepatan putaran 9000 rpm. Setelah kondisi tersebut stabil, ke dalam glass tube diisikan larutan surfaktan dengan konsentrasi yang telah dibuat. Ke dalam glass tube yang telah berisi larutan surfaktan, diberi tetesan minyak (crude oil). Dalam glass tube tidak boleh ada gelembung udara. Masukan glass tube ke dalam alat spinning drop, dengan permukaan glass tube menghadap ke arah luar. Pembacaan radius tetesan dilakukan jika suhu alat telah mencapai 70 o C. Ulangi pembacaan ini sampai didapatkan harga yang konstan dari pembacaan radius tetesan. Bila pembacaan kurang jelas, fokus lensa dapat diatur. Perhitungan : Keterangan : IFT = nilai tegangan antar muka (dyne/m) Δρ = perbedaan densitas fluida minyak dan larutan surfaktan (kg/m 3 ) D = radius drop (m) W = kecepatan angular 2. Uji Compatibility Surfaktan dilarutkan dalam air injeksi atau air formasi. Amati dan dokumentasikan kelarutan surfaktan dalam air injeksi atau air formasi. Uji bernilai positif jika surfaktan larut dalam air injeksi atau air formasi. Uji bernilai negatif jika surfaktan tidak larut dalam air injeksi atau air formasi. 3. Pengukuran Densitas Hidupkan power alat densitometer. Pastikan sel pengukuran bersih dan kering. Masukkan larutan surfaktan ke dalam sel pengukuran yang terdapat pada alat. Tekan tombol start dan tunggu beberapa menit hingga hasil pengukuran terlihat pada monitor alat. Catat hasil pengukuran berupa densitas dan specific gravity yang diperoleh. 4. Pengukuran Viskositas Hidupkan power alat viscosimeter. Kalibrasi alat tersebut. Masukkan nomor spindle dengan memilih kunci spindle. Masukkan larutan surfaktan ke dalam spindle lalu spindle ditutup rapat dengan mur. Kecepatan putaran diset pada alat dimana kecepatan putaran sesuai dengan kebutuhan. Catat persen tenaga putaran dan viskositas yang diperoleh. 55

Lampiran 2. Prosedur Uji Kinerja Formula Surfaktan APG untuk Enhanced Water Flooding (lanjutan) 5. Pengkuran ph Masukkan kertas lakmus ke dalam formula surfaktan. Amati perubahan warna yang terjadi. Cocokkan perubahan warna yang terjadi dengan indikator warna yang tertera pada kotak lakmus. 6. Uji Phase Behavior Minyak mentah disaring dengan menggunakan filter berukuran 10 mikron untuk memisahkan partikel seperti pasir dari minyak mentah. Masukkan 2 ml surfaktan ke dalam graduated pipette berukuran 5 ml lalu ditambahkan 2 ml minyak mentah. Bagian bawah dan atas pipet diseal dengan bor api. Tempatkan pipet pada rak dan disimpan pada suhu reservoir selama 30 menit. Bolak-balikkan tiap pipet sebanyak 3 kali hingga cairan tercampur. Jangan dikocok. Selanjutnya, diamati dan dicatat perubahan pada antar muka cairan setelah 24 jam. Cairan dikatakan berada di titik keseimbangan ketika antar muka cairan tidak berubah secara signifikan. Data yang telah diperoleh dicatat pada Phase Behavior Template. 7. Uji Thermal Stability Sebanyak 20 ml formula surfaktan dimasukkan ke dalam botol yang telah diberi label. Selanjutnya dimasukkan ke dalam oven pada suhu reservoir. Setelah satu hari, diamati perubahan yang terjadi dan didokumentasikan serta diukur densitas dan IFT dari masing-masing larutan. Seluruh botol disimpan kembali pada oven bersuhu reservoir lalu diamati dan didokumentasikan serta diukur densitas, IFT dan viskositas dari masing-masing larutan. Buatkan plot hubungan antara IFT, viskositas dan perubahan yang terjadi akibat pemanasan. Uji ini dilakukan selama 12 minggu dengan pengamatan dilakukan tiap minggu. 8. Uji Filtrasi Pengujian filtrasi dilakukan dengan menggunakan filter apparatus. Tetapi sebelumnya, pastikan seluruh bagian apparatus dalam keadaaan bersih. Hubungkan tangki nitrogen, pressure vessel, dan membrane filter holder dengan tabung dan valve. Selanjutnya hubungkan dengan tabung drain. Masukkan membran filter ke dalam membrane filter holder secara tepat. Basahi membran filter dan jangan sampai ada udara yang keluar. Masukkan 550 600 ml larutan surfaktan dengan salinitas optimal ke dalam pressure vessel lalu tutup hingga rapat bagian atas dan bagian suplai. Selanjutnya valve ditutup dan diberikan tekanan 20 psig melalui regulator nitrogen. Tempatkan graduated cylinder di bawah outlet filter lalu valve pada dasar filter pressure vessel dibuka dan hitung waktu dengan menggunakan stopwatch. Tekanan yang digunakan (20 psig) harus konstan. Pastikan larutan dalam filter sesuai dengan suhu reservoir. Catat kumulatif waktu dari tiap kenaikan filter sebanyak 50 ml. Filtrasi dilanjutkan sampai 500 ml larutan sudah terfiltrasi. Periksa membran filter apakah terdapat sobekan atau kerusakan lainnya seperti bagian yang tidak terbasahi dari filter. Jika terdapat kerusakan maka prosedur harus diulangi. Adanya material lain pada filter dicatat. Ulangi prosedur untuk formula surfaktan lainnya. 56

Lampiran 3. Prosedur Analisis Air Formasi Lapangan S 1. Pengukuran ph Hidupkan power alat ph-meter. Pastikan sel pengukuran bersih dan kering. Masukkan sampel larutan ke dalam sel pengukuran yang terdapat pada alat. Tekan tombol start dan tunggu beberapa menit hingga hasil pengukuran terlihat pada monitor alat. Catat nilai ph yang diperoleh. 2. Pengukuran Densitas Hidupkan power alat densitometer. Pastikan sel pengukuran bersih dan kering. Masukkan larutan surfaktan ke dalam sel pengukuran yang terdapat pada alat. Tekan tombol start dan tunggu beberapa menit hingga hasil pengukuran terlihat pada monitor alat. Catat hasil pengukuran berupa densitas dan specific gravity yang diperoleh. 3. Pengukuran Viskositas Hidupkan power alat viscosimeter. Kalibrasi alat tersebut. Masukkan nomor spindle dengan memilih kunci spindle. Masukkan larutan surfaktan ke dalam spindle lalu spindle ditutup rapat dengan mur. Kecepatan putaran diset pada alat dimana kecepatan putaran sesuai dengan kebutuhan. Catat % tenaga putaran dan viskositas yang diperoleh. 57

Lampiran 4. Prosedur Analisis Minyak Lapangan S 1. Uji Aspaltine Masukkan minyak mentah dan heksan dengan perbandingan 1 : 10, 1 : 13 dan 1 : 15 ke dalam tabung ulir. Selanjutnya, tabung ulir tersebut dikocok hingga minyak mentah larut dalam heksan. Kemudian masukkan tabung ulir ke dalam sentrifuge selama 15 menit dengan kecepatan 200 rpm. Setelah itu, amati apakah terbentuk endapan di dasar tabung ulir. 2. Pengukuran Densitas dan Specific Gravity Hidupkan power alat densitometer. Pastikan sel pengukuran bersih dan kering. Masukkan larutan surfaktan ke dalam sel pengukuran yang terdapat pada alat. Tekan tombol start dan tunggu beberapa menit hingga hasil pengukuran terlihat pada monitor alat. Catat hasil pengukuran berupa densitas dan specific gravity yang diperoleh. 3. Derajat API ( 0 API) Hidupkan power alat densitometer. Pastikan sel pengukuran bersih dan kering. Masukkan minyak ke dalam sel pengukuran yang terdapat pada alat. Tekan tombol start dan tunggu beberapa menit hingga hasil pengukuran terlihat pada monitor alat. Catat hasil pengukuran berupa densitas dan specific gravity yang diperoleh. Kemudian, hitung 0 API dengan menggunakan rumus; 0 API = 58

Lampiran 5. Ukuran Masing-masing Core Sintetik Core Diameter (cm) Tinggi (cm) Volume (ml) 1 2.3700 3.1950 Porositas (%) Permeabilitas (mdarcy) I 2 2.3700 3.2000 3 2.3500 3.2050 14.0304 34.0 46.6 Rata-Rata 2.3633 3.2000 1 2.3700 3.1300 II 2 2.3700 3.1200 3 2.3600 3.1300 13.7476 35.5 45.4 Rata-Rata 2.3667 3.1267 1 2.3600 3.1500 III 2 2.3700 3.1500 3 2.3900 3.1800 13.9725 33.7 45.6 Rata-Rata 2.3733 3.1600 1 2.3500 3.1850 IV 2 2.3600 3.1600 3 2.3600 3.1850 13.8496 34.0 46.5 Rata-Rata 2.3567 3.1767 1 2.3500 3.1900 V 2 2.3500 3.1600 3 2.3700 3.1800 13.8496 36.5 46.5 Rata-Rata 2.3567 3.1767 1 2.3500 3.1950 VI 2 2.3400 3.1900 3 2.3500 3.1800 13.7828 38.3 47.1 Rata-Rata 2.3467 3.1883 59

Lampiran 6. Nilai IFT Masing-Masing Surfaktan APG Komersil Terhadap Minyak Lapangan S ( 0.3% surfaktan dilarutkan dalam air formasi lapangan S) SAMPEL Ulangan Densitas (g/cm 3 ) IFT(dyne/cm) Rata-rata (dyne/cm) APG SK-02 APG SK-03 APG SK-05 APG SK-06 APG SK-50 1 0.9837 5.26E-02 2 0.9839 5.90E-02 1 0.9836 5.19E-02 2 0.9840 5.81E-02 1 0.9836 2.23E-02 2 0.9838 1.75E-02 1 0.9835 2.73E-02 2 0.9838 3.09E-02 1 0.9836 2.08E-02 2 0.9838 1.76E-02 5.58E-02 5.50E-02 1.99E-02 2.91E-02 1.92E-02 60

Lampiran 7. Nilai IFT Surfaktan SK-50 0.3% dengan Salinitas yang berbeda Salinitas (ppm) Ulangan Densitas (g/cm 3 ) Rata-rata (g/cm 3 ) IFT (dyne/cm) Rata-rata (dyne/cm) 0 0.9844 0.9844 2.32E-02 2.32E-02 1000 3000 5000 7000 9000 1 0.9852 1.87E-02 0.9852 2 0.9853 1.70E-02 1 0.9867 1.18E-02 0.9867 2 0.9867 1.06E-02 1 0.9883 7.11E-03 0.9882 2 0.9881 1.08E-02 1 0.9896 6.60E-03 0.9896 2 0.9895 5.79E-03 1 0.9912 8.20E-03 0.9912 2 0.9913 9.96E-03 1.79E-02 1.12E-02 8.94E-03 6.20E-03 9.08E-03 61

Lampiran 8. Nilai IFT Surfaktan APG SK-50 0.3% 7000 ppm dengan Alkali yang berbeda Alkali Densitas (g/cm 3 ) Rata-rata (g/cm 3 ) IFT (dyne/cm) Rata-rata (dyne/cm) Tanpa Alkali 0.9891 0.9891 7.37E-03 7.37E-03 NaOH (ppm) 1000 3000 5000 7000 9000 0.9912 2.82E-03 0.9910 0.9908 3.06E-03 0.9934 4.74E-03 0.9933 0.9933 2.71E-03 0.9965 4.63E-03 0.9959 0.9952 1.61E-03 0.9989 6.84E-03 0.9993 0.9998 5.36E-03 1.0012 8.29E-03 1.0012 1.0013 3.90E-03 2.94E-03 3.73E-03 3.12E-03 6.10E-03 6.09E-03 Ca 2 CO 3 (ppm) 1000 3000 5000 7000 9000 0.9911 2.43E-03 0.9908 0.9905 8.30E-03 0.9927 2.59E-03 0.9928 0.9929 4.80E-03 0.9937 1.62E-03 0.9941 0.9945 4.79E-03 0.9957 2.45E-03 0.9960 0.9963 4.72E-03 0.9984 2.91E-03 0.9984 0.9984 2.64E-03 5.37E-03 3.69E-03 3.21E-03 3.58E-03 2.77E-03 62

Lampiran 9. Hasil Penyaringan 500 mesh Air Formasi Lapangan S dan Formula Surfaktan APG SK-50, 7000 ppm NaCl,1000 ppm NaOH Volume (ml) Air Formasi Lapangan S Formula Surfaktan Waktu Alir (detik) Rerata Fr Waktu Alir (detik) Rerata I II I II Fr 0 0 0 0.00 0 0 0.00 50 7 3 5.00 11 5 8.00 100 14 6 10.00 20 11 15.50 150 23 9 16.00 32 17 24.50 200 31 12 21.50 43 24 33.50 250 40 31 35.50 10.17 55 31 43.00 1.39 300 50 54 52.00 67 39 53.00 350 76 83 79.50 80 47 63.50 400 112 126 119.00 92 56 74.00 450 159 178 168.50 106 66 86.00 500 230 242 236.00 120 78 99.00 63

Lampiran 10. Hasil Penyaringan 21 µm Air Formasi Lapangan S dan Formula Surfaktan APG SK-50,7000 ppm NaCl,1000ppm NaOH Volume (ml) Air Formasi Lapangan S Formula Surfaktan Waktu Alir (detik) Rerata Fr Waktu Alir (detik) Rerata I II I II Fr 0 0 0 0.00 0 0 0.00 50 54 66 60.00 43 49 46.00 100 120 168 144.00 121 141 131.00 150 191 358 274.50 206 296 251.00 200 243 641 442.00 379 517 448.00 250 535 757 646.00 2.64 565 708 636.50 3.73 300 836 1106 971.00 899 1069 984.00 350 1052 1546 1299.00 1346 1582 1464.00 400 1559 1695 1627.00 1915 2369 2142.00 450 1923 2123 2023.00 2425 3162 2793.50 500 2188 2637 2412.50 2946 3705 3325.50 64

Lampiran 11. Hasil Penyaringan 0.45 µm Air Formasi Lapangan S dan Formula Surfaktan APG SK-50,7000 ppm NaCl,1000 ppm NaOH Volume (ml) AF Sanga-sanga Surfaktan Waktu Alir (detik) Waktu Alir (detik) Rerata Fr Rerata I II I II Fr 0 0 0 0.00 0 0 0.00 50 12 10 11.00 22 23 22.50 100 28 25 26.50 62 118 90.00 150 45 37 41.00 184 620 402.00 200 66 51 58.50 484 2187 1335.50 250 94 71 82.50 9.67 1099 5426 3262.50 12.02 300 125 94 109.50 2113 10438 6275.50 350 169 125 147.00 3499 17600 10549.50 400 240 171 205.50 5067 27887 16477.00 450 345 248 296.50 7590 37965 22777.50 500 634 396 515.00 10950 51939 31444.50 65

Lampiran 12. Nilai Densitas dan IFT Formula Surfaktan Pada Uji Filtrasi Sampel Densitas (g/cm 3 ) Rerata (g/cm 3 ) IFT (dyne/cm) Rerata (dyne/cm) Tanpa Saring 1 0.99049 7.64E-04 0.99050 2 0.99050 8.14E-04 7.89E-04 Filtrasi 500mesh 1 0.98989 8.48E-04 0.99030 2 0.99071 1.67E-03 1.26E-03 Filtrasi 21 µm 1 0.99050 1.67E-03 0.99030 2 0.99009 8.85E-04 1.28E-03 Filtrasi 0.45 µm 1 0.99034 7.81E-04 0.99046 2 0.99058 1.34E-03 1.06E-03 66

Lampiran 14. Hasil Analisis Statistik Data hasil coreflooding test Perlakuan Ulangan 1 Ulangan 2 Rata-rata ± SD 0.1 PV 0.1111 0.0625 0.0868 ± 0.0344 0.2 PV 0.1818 0.1563 0.1690 ± 0.0180 0.3 PV 0.2083 0.1818 0.1951 ± 0.0187 Hasil Sidik Ragam Sumber Variasi db JK KT F-Hitung F-Tabel 0.05 Porevolume 2 0.012775 0.006387 10.30 0.045 Kekeliruan 3 0.001860 0.000620 Jumlah 5 0.014635 Uji Duncan Perlakuan N Subset 1 2 0.1 PV 2 0.0868 0.2 PV 2 0.1690 0.3 PV 2 0.1951 1 68