PROSPEK PENGEMBANGAN KEBUN BURU DI LOKASI PENANGKARAN RUSA PERUM PERHUTANI BKPH JONGGOL JAWA BARAT BERDASARKAN TINJAUAN EKOLOGI FIRMANSYAH DEPARTEMEN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2007
PROSPEK PENGEMBANGAN KEBUN BURU DI LOKASI PENANGKARAN RUSA PERUM PERHUTANI BKPH JONGGOL JAWA BARAT BERDASARKAN TINJAUAN EKOLOGI Oleh: FIRMANSYAH E 34102041 Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kehutanan Pada Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor DEPARTEMEN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2007
Judul Penelitian : PROSPEK PENGEMBANGAN KEBUN BURU DI LOKASI PENANGKARAN RUSA PERUM PERHUTANI BKPH JONGGOL JAWA BARAT BERDASARKAN TINJAUAN EKOLOGI Nama Peneliti : FIRMANSYAH NRP : E 34102041 Departemen : Konservasi Sumberdaya Hutan Dan Ekowisata Disetujui, Pembimbing Dr. Ir. Yanto Santosa, DEA. Diketahui, Dekan Fakulkas Kehutanan Institut Pertanian Bogor Prof. Dr. Ir. Cecep Kusmana, MS. Tanggal Lulus :
DAFTAR RIWAYAT HIDUP FIRMANSYAH dilahirkan di Jakarta pada tanggal 7 Oktober 1983 sebagai anak kedua dari tujuh bersaudara pasangan Bapak Ibnu Mas ud dan Ibu Sultonih. Penulis mulai pendidikan pada tahun 1989 di Taman Kanak-Kanak Islam Al-Choiriyah dan lulus pada tahun 1990. Penulis melanjutkan ke Sekolah Dasar pada tahun 1990 di SDN 04 Petang Kebayoran lama dan lulus pada tahun 1996, kemudian pada tahun 1996 melanjutkan ke SMPN 87 dan lulus pada tahun 1999, setelah itu melanjutkan ke SMUN 47 Jakarta dan lulus pada tahun 2002. Pada tahun 2002 penulis diterima sebagai mahasiswa Jurusan Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata, Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI). Selama menjadi siswa penulis pernah aktif di kegiatan organisasi Kerohanian Islam (ROHIS) SMUN 47 sebagai Kepala Departemen Zakat, Infaq dan Shodaqoh, anggota Unit Kegiatan Siswa (UKS) Sepak Bola SMUN 47, anggota Unit Kegiatan Siswa (UKS) Volly SMUN 47, serta pernah mengikuti berbagai macam kegiatan dan perlombaan diantaranya adalah Latihan Dasar Kepemimpinan (LDK) pada tahun 1999, Jambore Siswa tahun 2000, Mental Survival and Training (MST) di Gunung Salak tahun 2001, Fight and Survival Training (FAST) di Gunung Bunder dan Salak tahun 2002, menjadi juara 1 pelombaan adzan dan ceramah agama yang diadakan di SMUN47 Jakarta pada tahun 2000, membawa kelas runner-up kejuaraan sepak bola di SMUN47, semifinalis lomba cerdas cermat kimia tingkat pelajar SMU se-dki yang diadakan di Universitas Negeri Jakarta (UNJ) tahun 2004. Selama menjadi mahasiswa penulis pernah aktif di kegiatan organisasi Dewan Perwakilan Mahasisiwa Fakultas Kehutanan (DPM-E) periode 2004-2005 sebagai Menteri Sosial, Politik dan Advokasi, anggota Divisi Konservasi Primata periode 2004-sekarang Unit Kegiatan Mahasiswa Uni Konservasi Fauna (UKM UKF), anggota Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Bogor Komisariat Fakultas Kehutanan periode 2005-sekarang, Ketua Umum Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Kehutanan IPB periode 2005-2006, sedangkan di lingkungan masyarakat penulis sampai sekarang masih aktif di organisasi Kepemudaan dan Agama seperti
Karang Taruna, Perguruan Silat Al-Hikmah, Remaja Islam Musollah Darul Muta alimin (RIMDA), serta Forum Komunikasi Remaja (FKR) 06. Kegiatan yang pernah diikuti selama menjadi mahasiswa terdiri dari kegiatan yang dilaksanakan oleh DPM-E (Achievement Motivation Training (AMT), Lokakarya, Latihan Dasar Kepemimpinan (LDK), kegiatan UKM UKF (Ketua Magang UKM UKF IPB di Taman Nasional Way Kambas di Program Konservasi Badak Indonesia (PKBI), Metamorfosis calon anggota baru, Observasi Kolaboratif, peserta dan panitia Seminar Nasional Pelestarian Harimau Sumatera secara in-situ dan ex-situ, Seminar Nasional Strategi Konservasi Curik Bali, UKF Expo, Penyuluhan Pendidikan Konservasi ke SD di sekitar kampus, serta kegiatan-kegiatan yang diadakan oleh Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) komisariat Fakultas Kehutanan dan Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Kehutanan. Selain itu, penulis juga pernah mengikuti Kongres Kehutanan Indonesia (KKI) ke-4 tahun 2006 bersama jajaran staf BEM- E selama 3 hari di Gedung Manggala Wanabakti Departemen Kehutanan yang kemudian melahirkan Dewan Kehutanan Nasional (DKN) dimana penulis ikut berperan dalam kongres itu, sehingga Fakultas Kehutanan IPB berhasil mengirimkan beberapa dosennya duduk di anggota DKN sebagai ketua dan anggota DKN. Kemudian penulis juga mengikuti kegiatan praktek lapang yang diadakan oleh Fakultas Kehutanan IPB yang terdiri dari Praktek Pengenalan Hutan (P3H) di Cagar Alam Leuwisancang, Taman Wisata Alam Kamojang, KPH Kuningan Perum Perhutani Jawa Barat pada tahun 2005, sedangkan pada tahun 2006, penulis melaksanakan Praktek Kerja Lapang Profesi (PKLP) di Taman Nasional Ujung Kulon Jawa Barat. Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan, penulis melakukan penelitian karya ilmiah yang berjudul Prospek Pengembangan Kebun Buru di Lokasi Penangkaran Rusa Perum Perhutani BKPH Jonggol Jawa Barat Berdasarkan Tinjauan Ekologi yang dibimbing oleh Dr. Ir. Yanto Santosa, DEA.
KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur penyusun panjatkan ke-hadirat Allah SWT yang telah memberikan limpahan Rahmat dan Hidayah-Nya, sehingga penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik. Salawat dan salam penyusun panjatkan kepada suri tauladan kita Nabi Besar Muhammad SAW beserta keluarga dan para sahabatnya. Penelitian ini berjudul Prospek Pengembangan Kebun Buru di Lokasi Penangkaran Rusa Perum Perhutani BKPH Jonggol Jawa Barat Berdasarkan Tinjauan Ekologi yang dibimbing oleh Dr. Ir. Yanto Santosa, DEA. Penelitian ini telah dilaksanakan selama 3 bulan dimulai pada bulan Juni sampai pada bulan Agustus 2006. Hasil penelitian yang disajikan dalam skripsi ini memuat tentang kondisi biofisik kawasan sekitar penangkaran berupa tipe penutupan lahan, kemiringan lereng, ketinggian tempat, daya dukung habitat, produktivitas hijauan pakan rusa, serta karakteristik habitat satwa buru, parameter demografi rusa yang ada didalam penangkaran, dan daya dukung pemburu, sehingga diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk pengembangan pengelolaan kawasan penangkaran agar lebih baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prospek kawasan penangkaran rusa milik Perum Perhutani BKPH Jonggol Jawa Barat menjadi kebun buru berdasarkan pertimbangan aspek ekologinya. Semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi penyusun khususnya dan umumnya bagi masyarakat luas serta Perum Perhutani dan mitranya sehingga dapat lebih mengoptimalkan manfaat dan fungsi dari kawasan tersebut agar lebih baik. Bogor, Februari 2007 Penulis
UCAPAN TERIMA KASIH Alhamdulillahirabbil `aalamiin. Puji dan syukur dipanjatkan kehadirat Allah swt yang telah memberikan Rahmat dan Hidayah-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana. Salawat dan Salam penulis sampaikan kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW, kepada keluarga dan para sahabatnya serta para pengikutnya. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Orang tuaku yang tercinta yaitu Bapak Ibnu Mas ud dan Ibu Sultonih serta keluarga dan saudara yang memberikan doa, dorongan serta semangat selama kegiatan penelitian ini. 2. Kakakku yang terkasih yaitu Nurmalinah yang telah memberikan bantuan material maupun spiritual selama penelitian sampai selesai penelitian. 3. Bpk. Dr. Ir. Yanto Santosa, DEA selaku dosen pembimbing yang telah memberikan dorongan semangat, nasehat dan bimbingannya. 4. Bapak Warto beserta keluarga selaku Koordinator lapangan dan pengurus Penanggkaran Rusa Jonggol yang telah membantu kegiatan selama di lokasi penelitian. 5. Bapak Pudjo selaku Asisten Perhutani (Asper) yang telah mengarahkan dan membantu kegiatan dilapangan selama kegiatan penelitian. 6. Bapak Ajum yang telah mengantar keliling desa sekitar lokasi penelitian. 7. Kang Dadang terimakasih atas obrolannya dan sudah mengajak jalan-jalan dengan sepeda motor keliling kecamatan Tanjungsari dan Cariu, dan oleholeh Pecinya. 8. Sahabat saya Afif beserta keluarga di Kampung Giri Jaya terimakasih atas obrolan, makanan, dan tempat menginapnya, serta sudah mau menemani selama kegiatan penelitian. Mudah mudahan cita-cita kamu tercapai untuk masuk menjadi AKABRI. 9. Pak Muhammad dan beserta masyarakat Kampung Giri jaya yang telah menerima penulis seperti warga sendiri selama penelitian. 10. Anggota KUTACANE (Bang Mulyono, Bang Suhada Asdini, Bang Renaldi Coto, Bang Heri, Bang Saidi, Agus Riansyah, Dedi Supardi, Deni Pepen Supendi, Apoek) terimakasih atas semua pengalamannya. Mudah-mudahan ikatan persaudaraan kita tetap langgeng sampai punya anak cucu nanti.
11. Anggota PADEPOKAN RIMBA (Rudi, Gufron, Joe, Abah, Handy, Ian, dan Idel), terimakasih atas dorongan semangatnya. 12. Sahabat karib saya di KSH 39, Mas Joko Nugraha Sebastian, Akang Gugum dan Abang Rudiansyah yang telah membantu penulis dalam mengambil dan mengolah data penelitian. 13. Semua pengurus BEM-E 2005-2006 yang telah memberikan dorongan semangat untuk terus berjuang dan agar selalu tetap tersenyum. 14. Saudara-saudara saya di Himpunan Mahasiswa Islam Cabang Bogor Komisariat Fakultas Kehutanan, terimakasih atas semuanya. 15. Saudara-saudara saya di UKM Uni Konservasi Fauna IPB. 16. Ibu Dodi dan keluarga, teimakasih atas nasehat serta bekal makanannya. Mohon maaf atas semuanya. 17. Adik kelas saya di KSH 41, Dhe Iink, Dhe Sukma, Dhe Nira dll yang telah memberikan dorongan semangat. 18. Adik kelas saya yang tersayang di KSH 42 Dhe Muthia Ramadhani, terimakasih atas doanya. 19. Khusus buat sahabat Karib saya Akang Deni Pepen Supendi BDH 39, terimakasih atas obrolannya, pinjaman printer dan sepeda motornya buat keliling bogor untuk mengambil data penelitian. 20. Keluarga Besar KSH 39 terimakasih atas semuanya. Mudah-mudahan kita tetap satu dalam ikatan persaudaraan yang abadi. 21. Seluruh Dosen Fakultas Kehutanan IPB, terimakasih atas semuanya. Mohon maaf bila ada salah. 22. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan seluruhnya yang telah membantu dan memberikan andil dalam proses kematangan jiwa penulis serta penyelesaian skripsi Bogor, Februari 2007 Penulis
RINGKASAN FIRMANSYAH. Prospek Pengembangan Kebun Buru di Lokasi Penangkaran Rusa Perum Perhutani BKPH Jonggol Jawa Barat Berdasarkan Tinjauan Ekologi. Di bawah bimbingan Dr. Ir. Yanto Santosa, DEA. Salah satu bentuk pemanfaatan secara lestari satwaliar yang memiliki nilai ekologi dan ekonomi untuk mendatangkan devisa negara tersebut adalah kegiatan perburuan, baik yang ditujukan untuk rekreasi (hunting tourism), olahraga berburu (hunting sport), maupun berburu trophy. Rusa dipilih sebagai satwa buru karena menarik minat pemburu baik untuk tujuan trofi maupun dagingnya yang mempunyai kekhasan sehingga disukai oleh masyarakat, serta tanduknya dapat dimanfaatkan untuk berbagai macam asesoris kebutuhan manusia, dan bahan baku obat-obatan. Sehubungan dengan prospek kebun buru yang baik, maka Perum Perhutani berencana untuk mengembangkan usaha Penangkaran Rusa di Jonggol (PRJ) dibawah pengawasan Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Cariu, Badan Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Jonggol dan Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Bogor menjadi kebun buru. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui prospek kawasan penangkaran rusa milik Perum Perhutani BKPH Jonggol Jawa Barat menjadi kebun buru berdasarkan pertimbangan aspek ekologi. Penelitian ini dilaksanakan selama ± 3 bulan, yakni Juni-Agustus 2006 dengan alat dan bahan yang digunakan antara lain Peta Administrasi Kawasan Sekitar PRJ, Peta Penutupan Lahan Kawasan Sekitar PRJ, Peta Kemiringan Lereng Kawasan Sekitar PRJ, Peta Ketinggian Tempat Kawasan Sekitar PRJ, alat potong rumput, alat-alat tulis, timbangan, pita meter, tali rapia atau tambang, meteran, GPS, kompas, alat pemotret, binokuler, alkohol 70%, pisau, tally sheet, kantong plastik, daftar isian, dan kertas label. Jenis data yang dikumpulkan yaitu data primer dan data sekunder. Data primer terdiri atas tipe penutupan lahan, kondisi vegetasi, sumber air, aksesibilitas, potensi pakan rusa, produktivitas hijauan, daya dukung habitat, laju natalitas, laju mortalitas, laju pertumbuhan populasi, metode berburu, jumlah pemburu dan kuota berburu dikumpulkan melalui survey lapangan, metode garis berpetak, perhitungan, wawancara dan studi literatur, sedangkan data sekunder terdiri atas Peta Penutupan Lahan, Peta Ketinggian Tempat, Peta Kemiringan Lereng, topografi, iklim, kebutuhan pakan rusa, populasi rusa di PRJ, komposisi umur, jenis kelamin dan seks ratio, musim buru serta senjata buru dikumpulkan melalui studi literatur. Analisis kawasan dengan menggunakan peta hasil klasifikasi Bappeda tahun 2005 dikombinasikan dengan GPS untuk mengetahui luasannya dengan menggunakan Sofware Arc View 3.3, analisis mengenai produktivitas hijauan dan vegetasi, analisis mengenai laju natalitas, dan laju pertumbuhan populasi, serta analisis mengenai kuota buru. Luas kawasan RPH Cariu BKPH Jonggol sekitar 3.169,55 ha yang terdiri dari 10 petak. Berdasarkan hasil wawancara dan literatur, pada tahun 1991 luas kawasan yang diusulkan untuk lokasi wisata buru di jonggol adalah ± 1000 ha yaitu area petak 7 (242 ha), petak 8 (218 ha) dan petak 9 (535 ha). Berdasarkan pengamatan langsung di lapangan, wawancara dengan petugas dan masyarakat sekitar, serta perubahan penutupan lahan akibat pertambahan penduduk, maka disimpulkan bahwa petak 9 adalah lokasi yang paling ideal saat ini untuk dijadikan lokasi perburuan. Berdasarkan hasil analisis vegetasi yang dilakukan di dalam dan di luar penangkaran rusa diperoleh sebanyak 55 jenis vegetasi, yang terdiri atas 21
jenis pepohonan dan 34 jenis vegetasi non-pepohonan. Kemudian berdasarkan hasil perhitungan didapatkan rata-rata produksi bobot basah hijauan pakan di dalam penangkaran rusa sebesar 62,64 kg berat segar/ha/hari, dan di luar penangkaran yaitu di areal petak 9 sebesar 158,36 kg berat segar/ha/hari, sehingga produktivitas hijauan di dalam penangkaran dalam satu tahun adalah sebesar 37.584 kg berat segar/ha/tahun, dan produktivitas hijauan di kawasan petak 9 dalam satu tahun adalah 95.016 kg berat segar/ha/tahun. Jika luas total penangkaran rusa adalah 5 ha, maka produktivitas hijauan pakan untuk seluruh areal penangkaran adalah 187.920 kg berat segar/tahun, sedangkan jika luas total padang rumput di kawasan petak 9 adalah 53,5 ha maka produksi hijauan pakan untuk seluruh kawasan petak 9 adalah 5.083.356 kg berat segar/tahun. Menurut Mukhtar (1996), rata-rata konsumsi rumput oleh rusa adalah 4,42 kg berat segar/ekor/hari atau 1.591,2 kg berat segar/ekor/tahun. Berdasarkan data tersebut, diperoleh daya dukung di dalam penangkaran untuk rusa adalah 83 ekor, sedangkan untuk daya dukung areal petak 9 adalah 1.438 ekor. Berdasarkan literatur yang diperoleh tentang bulan berkembangbiak rusa jawa, maka bulan yang tepat untuk diadakan untuk kegiatan berburu adalah bulan Juli dan Oktober, sehingga dalam satu tahun ada 6 periode buru. Kemudian berdasarkan kondisi topografi dan tipe penutupan lahan di areal petak 9, maka metode berburu yang paling sesuai adalah stalking. Menurut Direktorat Jenderal PHPA (1988), senjata yang diperbolehkan untuk membunuh satwa buru hanyalah senjata api. Persenjataan lainnya seperti senapan locok atau cuplis, tombak, parang, jebakan, racun, bronjang, jaring dan obat-obatan yang mematikan tidak diizinkan pemakaiannya dalam perburuan legal. Berdasarkan bentuk hamparan wilayah dan topografi yang sebagian termasuk kategori curam dan sangat curam, maka luasan yang efektif dan aman bagi pemburu untuk melakukan kegiatan perburuan hanya 449,39 ha. Berdasarkan penelitian Evans et al. (1999) dalam Priyono (2006), luas areal yang dibutuhkan untuk setiap pemburu yang aman dan nyaman adalah 25 ha, maka kawasan petak 9 dapat menampung maksimum 18 orang pemburu untuk satu musim berburu. Berdasarkan hal itu, jumlah pemburu maksimum di kawasan petak 9 adalah 108 pemburu setiap tahunnya. Berdasarkan daya dukung dan laju pertumbuhan populasinya dapat dilakukan pemanenan populasi maksimum yang lestari sebanyak 212 ekor per tahun, sedangkan berdasarkan daya dukung pemburu, jika diasumsikan keberhasilan buru adalah 100%, maka jumlah individu rusa jawa sebagai target individu buru adalah 108 individu setiap tahun. Hasil perhitungan kuota buru lestari berdasarkan daya dukung pemburu lebih menjamin pada kelestarian populasi karena memiliki jumlah yang lebih kecil dibandingkan hasil perhitungan berdasarkan daya dukung habitat. Kesimpulan dari penelitian ini adalah lokasi Penangkaran Rusa Jonggol khususnya di kawasan petak 9 memiliki prospek yang baik untuk dikembangkan menjadi kebun buru karena memiliki tipe penutupan lahan, topografi, sumber air dan aksesibilitas yang dapat memenuhi kebutuhan satwa buru dan pemburu, serta kondisi vegetasi yang cukup baik yang dapat memenuhi kebutuhan satwa buru terutama untuk sumber pakan satwa buru yang cukup melimpah, cover atau tempat berlindung satwa buru, dan tidak ada enclave. Saran yang diperlukan adalah penelitian lebih lanjut tentang berapa jumlah populasi awal yang harus diintroduksi ke areal perburuan serta waktu yang tepat dimulainya dilakukan kegiatan perburuan untuk memenuhi target buru serta prospek pengembangan kebun buru di lokasi Penangkaran Rusa Jonggol berdasarkan tinjauan sosial ekonominya, serta perlu adanya permudaan dan pengayaan vegetasi di kawasan petak 9 sehingga struktur vegetasinya menjadi lebih baik dan juga dapat meningkatkan potensi vegetasi sumber pakan.