Hubungan Antara Komunikasi Interpersonal Dengan Penyesuaian Diri Pada Guru Di Sekolah Dasar Negeri Yang Dimerger

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI INTERPERSONAL DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA SISWA REMAJA. Marta Ratih Kusumaningsih

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif.

KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANTAR KARYAWAN DAN MOTIVASI KERJA PADA KARYAWAN PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk KANTOR WILAYAH SEMARANG

HUBUNGAN ANTARA PENGGUNAAN GADGET

HUBUNGAN RASA PERCAYA DIRI DAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL DENGAN AKTUALISASI DIRI SISWA KELAS X SMK NEGERI 1 BAURENO-BOJONEGORO

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan cara atau metode yang benar dalam penelitian tersebut.

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan kuantitatif. Metode kuantitatif dapat diartikan sebagai metode

BAB III METODE PENELITIAN

STUDI PERBANDINGAN KOMPETENSI PRAKTIK KELISTRIKAN OTOMOTIF MAHASISWA LULUSAN SMA DAN SMK PADA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN JPTK FKIP UNS

PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANTARA ORANG TUA DENGAN ANAK TERHADAP PENYESUAIAN SOSIAL PADA

Hubungan Antara Konsep Diri Dan Interaksi Sosial Teman Sebaya Dengan Kemandirian Belajar Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 12 Surabaya

BAB III METODE PENELITIAN

PARTISIPASI KOMITE SEKOLAH DALAM PENYELENGGARAAN KEGIATAN EKSTRAKURIKULER DI SD NEGERI SE-KECAMATAN MUNTILAN

Perbedaan Penyesuaian Diri Siswa Ditinjau Dari Kematangan Emosi Dan Tipe Kelas

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. Variabel dalam penelitian ini, yaitu: B. Definisi Operasional

BAB III METODE PENELITIAN. peneliti memperoleh jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan penelitiannya.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN ANTARA SELF ESTEEM DENGAN PERILAKU ASERTIF PADA SISWA KELAS X TEKNIK KOMPUTER JARINGAN 1 SMK NEGERI 1 WONOSEGORO TAHUN PELAJARAN 2015/2016

HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DALAM BERKOMUNIKASI DENGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PENYESUAIAN DIRI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 PACE KABUPATEN NGANJUK TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI

HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA REMAJA PUTUS SEKOLAH

BAB III METODE PENELITIAN. angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran angka tersebut, serta penampilan

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP PENGEDALIAN PERILAKU AGRESIF PESERTA DIDIK KELAS X SMK PGRI 3 KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA MINAT BELAJAR SEJARAH DENGAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA SMA SANTO MIKAEL SLEMAN YOGYAKARTA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. karena analisisnya menggunakan data-data numerikal yang kemudian

HUBUNGAN ASPIRASI MELANJUTKAN KE PERGURUAN TINGGI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XII

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

INTUISI Jurnal Ilmiah Psikologi

PENGGUNAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENYESUAIAN DIRI SISWA DI SEKOLAH

Oleh : Octavena Mellinda Skripsi. Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Slamet Riyadi Surakarta. Maret.

HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN MENJELASKAN DAN BERTANYA GURU DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA JURNAL. Oleh

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI SISWA DENGAN HASIL BELAJAR SISWA. Irfan Prima Aldi 1 Yusmansyah 2 Ratna Widiastuti 3 ABSTRACT

BAB III METODELOGI PENELITIAN

HUBUNGAN ANTARA PERHATIAN ORANG TUA DAN GAYA BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA

ARTIKEL SKRIPSI OLEH : RITA BUDIANTO NPM:

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Pendekatan dan jenis penelitian. penelitian yang menekankan analisisnya pada data-data numerikal atau

BAB I PENDAHULUAN. sendiri, keluarga, masyarakat dan Negara. khususnya bagi masyarakat Indonesia. Kualitas pendidikan di Indonesia saat

HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI INTERPERSONAL DENGAN PENYESUAIAN DIRI SISWA KELAS VIII SMPN 1 PRAMBON KABUPATEN NGANJUK TAHUN PELAJARAN 2015/2016

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK BELAJAR TERHADAP MANAJEMEN PESERTA DIDIK DALAM BELAJAR SISWA SMP NEGERI 17 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2014/2015

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif karena data yang kami ambil dalam bentuk angka dan akan

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DAN PENDAPATAN ORANG TUA TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X DI SMA NEGERI 6 BINTAN KABUPATEN BINTAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian kuantitatif dan (b). Penelitian kualitatif (Azwar, 2007: 5). Dalam

HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TERHADAP MANAJEMEN PENINGKATAN MUTU BERBASIS SEKOLAH DENGAN PRESTASI BELAJAR

BAB IV PEMBAHASAN. penelitian. Subyek dalam penelitian ini adalah mahasiswa baru tahun

BAB III METODE PENELITIAN

Rizki Ramadhani. Fakultas Psikologi Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda. Intisari

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN KEMATANGAN EMOSIONAL SISWA KELAS XI SMA NEGERI PUNUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap data serta penampilan dari hasilnya.

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah suatu penelitian yang banyak dituntut

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. maka penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan rancangan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian tersebut dapat dipertanggungjawabkan (Hadi, 2000). Oleh karena itu,

PROFIL PENYESUAIAN DIRI PESERTA DIDIK TINGGAL KELAS DI SMK NEGERI 5 PADANG. (Studi Deskriptif Kuantitatif di Kelas XI SMK Negeri 5 Padang) Oleh:

Ardika Agus Tirani Program Studi Pendidikan Matemtika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

PROFIL PENYESUAIAN DIRI PESERTA DIDIK DALAM BELAJAR DI ASRAMA PUTRA SMAN 1 LUBUK SIKAPING KABUPATEN PASAMAN

HUBUNGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL DENGAN KEPUASAN KERJA PEGAWAI DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KOTA BUKITTINGGI

PENGARUH BIMBINGAN SOSIAL TERHADAP PENYESUAIAN DIRI SISWA KELAS X MIA 4 SMA NEGERI 7 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2014/2015

ABSTRAK. Universitas Paramadina Program Studi Ilmu Komunikasi : Renisa Septia NIM :

BAB III METODE PENELITIAN. disusun oleh peneliti untuk memperoleh jawaban atas pertanyaan-pertanyaan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kuantitatif dengan pendekatan lapangan (field research). Penelitian kuantitatif

BAB III METODE PENELITIAN. pada penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yaitu merupakan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian eksperimen semu. Menurut

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. terorganisasi untuk menyelidiki suatu masalah ertentu dengan maksud

BAB III METODE PENELITIAN. informasi-informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulan

BAB III METODE PENELITIAN

PERBEDAAN KETERAMPILAN SOSIAL SISWA AKTIF DAN PASIF ORGANISASI KESISWAAN DI SMP NEGERI 2 BINANGUN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. peneliti memperoleh data yang tetap sesuai dengan karakteristik dan tujuan penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

ABSTRACT RELATED LEARNING MOTIVATION AND LEARNING FACILITY WITH STUDENT ACHIEVEMENT IPS

Key words: reading interest, motivation to choose Study Program. Kata kunci: minat baca, motivasi memilih Program Studi.

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP PERILAKU PRO-SOSIAL PADA SISWA KELAS VIII A SMP NEGERI 2 GONDANGREJO TAHUN PELAJARAN 2015/2016

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi pada penelitian ini adalah wanita dewasa madya di RT 02 RW 06

Hubungan antara Self Efficacy dengan Kecerdasan Interpersonal pada Mahasiswa Tingkat Akhir di Perguruan Tinggi Negeri X Malang

BAB III METODE PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian Metode yang digunakan adalah metode analisis deskriptif. Penelitian ini

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONDISI BELAJAR SENI MUSIK SISWA SMP NEGERI 2 PEKALONGAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Pendekatan dan Jenis Penelitian. penelitian yang menekankan analisisnya pada data-data numerical

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. kuantitatif korelasional adalah suatu penelitian untuk mengetahui hubungan dan

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian diartikan sebuah cara untuk menyelesaikan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian eksperimen semu (experimental

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. mempunyai langkah-langkah sistematis. Sedangkan metodologi ialah suatu

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN EFIKASI DIRI DENGAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK SMP NEGERI 1 PANTI KAB. PASAMAN

NASKAH PUBLIKASI. Usulan Penelitian Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Akuntansi.

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN INTENSITAS KOMUNIKASI INTERPERSONAL KELUARGA DENGAN KONSEP DIRI SISWA KELAS VIII DI SMPN 2 PAPAR KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

KORELASI MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA KELAS IV SD SE-GUGUS 4 WATES KULON PROGO ARTIKEL JURNAL SKRIPSI

Laila Itsnaini Agus Timan Ahmad Yusuf Sobri

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN PENYESUAIAN DIRI PESERTA DIDIK DI SMA N 16 PADANG JURNAL

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN INTERAKSI SOSIAL PADA SISWA KELAS XI DI SMA NEGERI 1 WERU SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2014/2015

Transkripsi:

Hubungan Antara Komunikasi Interpersonal Dengan Penyesuaian Diri Pada Guru Di Sekolah Dasar Negeri Yang Dimerger Hubungan Antara Komunikasi Interpersonal Dengan Penyesuaian Diri Pada Guru Di Sekolah Dasar Negeri Yang Merger Aulia Budi Septanti Sari Program Studi Psikologi, FIP, Unesa, email: aul.ia30@yahoo.com Olievia Prabandini Mulyana Program Studi Psikologi, FIP, Unesa, email: olimulya@gmail.com Abstrak Demi memenuhi ketentuan minimum yang ditetapkan dalam standar pendidikan, dalam hal ini Dinas Pendidikan kota setempat mengeluarkan kebijakan merger pada jenjang Sekolah Dasar. Diantara beberapa Sekolah Dasar yang telah dimerger salah satunya yaitu Sekolah Dasar Negeri Batan Krajan di Mojokerto. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara komunikasi interpersonal dengan penyesuaian diri pada guru di Sekolah Dasar Negeri yang di merger. Variabel dalam penelitian ini adalah komunikasi interpersonal sebagai variabel bebas dan penyesuaian diri sebagai variabel terikat. Penelitian ini menggunakan penelitian korelasional. subyek yang digunakan di dalam penelitian ini adalah 12 orang guru di Sekolah Dasar Negeri Batan Krajan Gedeg Mojokerto. Instrumen penelitian yang digunakan adalah skala komunikasi interpersonal dan skala penyesuaian diri yang disusun menggunakan skala likert. skala komunikasi memiliki 65 aitem, dengan 49 aitem yang valid. Sedangkan skala penyesuaian diri memiliki 60 aitem, dengan 40 aitem yang valid. Uji hipotesis menggunakan Somers d, karena jumlah subyek yang sedikit sehingga data masuk pada kategori non parametrik. Hasil analisis dari korelasi Somers d menunjukkan nilai signifikansi yang diperoleh variabel komunikasi interpersonal dan penyesuaian diri adalah 0, 401. Dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara komunikasi interpersonal dengan penyesuaian diri pada subyek penelitian ini. Kata kunci: Komunikasi Interpersonal, Penyesuaian Diri, Merger Abstract In order to accomplish minimum requirement which is set as educational standard, the local education official publish merger policy in the level of elementary school. The purpose of this study is to determine the relationship between interpersonal communication and self adjustment Among teachers in mergered state elementary school which is Batan Krajan elementary school at Mojokerto.. The variable in this study is interpersonal communication as the independent variable and adjustment as the dependent variable. This research was a correlational study. All 12 teachers in the Batan Krajan elementary school were recruited as subjects of this research. The research instrument used were Likert Scale of interpersonal communication and Self Adjustment. Interpersonal communication has a 65-item scale, with 49 valid item, while the scale of adjustment has a 60-item, with 40 valid item. The hypothesis tested using Somers d, that is one of non parametric data analysis because data were collected from small number of subjects. This research using the result shows that the significance value of the hypothesis test is 0,401. It can be concluded from the result that there is no correlation between interpersonal communication and self adjustment among subjects of this research. Keywords: Interpersonal Communication, Self Adjustment, Mergers PENDAHULUAN Sekolah adalah organisasi kerja sebagai wadah kerja sama sekelompok orang untuk mencapai tujuan. Organisasi wadah tersebut merupakan alat dan bukan tujuan. Sekolah adalah suatu bentuk ikatan kerja sama sekelompok orang yang bermaksud mencapai tujuan yang disepakati bersama. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), sekolah merupakan bangunan atau lembaga untuk belajar dan mengajar serta tempat untuk menerima dan memberi pelajaran. Daradjat (dalam Bahri, 2005) menjelaskan bahwa sekolah merupakan perwujudan dari relasi antar personal yang didasari dengan berbagai motif, yang menjadi intensif kearah lain. Banyak sekolah yang mengalami penurunan atau pengurangan jumlah siswa pada saat Penerimaan Siswa Baru (PSB). Hal inilah yang memicu munculnya sekolah Merger. Sekolah merger adalah penggabungan sekolah yang disebabkan karena tidak memenuhi syarat 1

Character. Volume 03 Nomor 2 Tahun 2015 untuk berdiri sendiri seperti yang dijelaskan pada Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 17 tahun 2010 tentang pengelolaan dan penyelenggaraan pendidikan. Alasan penggabungan sekolah dilakukan adalah banyak yang belum terakreditasi, juga sarana dan prasarana yang kurang memadai. Di Indonesia, penggabungan sekolah bukan suatu fenomena baru. Peneliti menemukan adanya fenomena merger sekolah di kabupaten Mojokerto, Kecamatan gedeg. Sekolah ini di merger karena jumlah siswa yang kurang dari 100 anak pada masing masing sekolahnya. Akreditasi pada kedua sekolah tersebut adalah B. Sekolah ini memiliki fasilitas yang minim dengan ruangan yang terbatas. Kedua sekolah ini dimerger pada tanggal 31 oktober 2013. Alasan pemerintah melakukan merger dikarenakan kedua sekolah tersebut kurang memenuhi syarat, seperti jumlah penerimaan siswa baru di kedua sekolah tersebut mengalami penurunan. Merger sendiri dilakukan untuk mengurangi biaya operasional yang tinggi. Jadi selain alasan yang disebutkan diatas, efisiensi menjadi latar belakang utama adanya merger. Merger sekolah menyebabkan terjadinya perubahan lingkungan. Belajar dan bekerja di ruangan baru, suasana baru, dengan rekan kerja baru pula. Guru juga terkadang mengalami masalah dengan penyesuaian diri pada lingkungan baru yang memiliki karakteristik berbeda dengan lingkungan yang ditemui sebelumnya, memahami dan menerapkan segala peraturan baru yang berlaku, bertemu dengan rekan guru baru. Disini guru harus bisa menyesuaikan diri agar dapat menyelesaikan pekerjaannya dengan baik. Penyesuaian diri sendiri memiliki arti kemampuan individu untuk menyamakan dirinya dengan harapan kelompok. Pada saat proses adaptasi atau penyesuaian diri berlangsung, kemungkinan adanya ketidakcocokan, tidak sepaham dan tidak sependapat akan terjadi. Hal ini juga ditemukan pada saat peneliti melakukan wawancara dan observas pada tanggal 12 Februari 2014 di sekolah tersebut. Guru tidak hanya menyesuaikan diri dengan lingkungan dan suasana yang baru, melainkan juga pada rekan kerjanya yang baru, bagi mereka membutuhkan proses yang panjang karena untuk menyamakan visi, misi dan pendapat semua guru akan sulit. Desmita (2010) bahwa proses penyesuaian diri yang terjadi pada setiap individu akan dihadapkan pada suatu kondisi di lingkungan baru yang membutuhkan respon. Para guru dituntut untuk dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan, suasana dan rekan kerja baru, agar komunikasi antar guru dapat terjalin dengan baik. Komunikasi yang baik merupakan jalinan pengertian antara pihak yang satu dengan yang lain. Antara guru dengan guru harus terjalin komunikasi yang baik demi terciptanya keharmonisan, keselarasan dan kenyamanan dalam bekerja sama, sehingga apa yang dikomunikasikan dapat dimengerti, dipikirkan dan dilaksanakan. Kemampuan berkomunikasi yang baik tidak akan pernah terbatas pada dunia kerja saja tetapi semua bagian penting dalam kehidupan. Komunikasi merupakan kegiatan yang sangat utama dalam proses interaksi. Komunikasi tidak hanya merujuk pada komunikasi dengan orang lain, tetapi juga termasuk bagaimana individu merespon gerak gerik tubuh dan nada suara. Mulyana (2005) menjelaskan bahwa komunikasi interpersonal adalah komunikasi antara orang-orang secara tatap muka, yang memungkinkan setiap pesertanya dapat menangkap reaksi orang lain secara langsung, baik verbal maupun nonverbal. Berdasarkan uraian diatas, permasalahan yang ditemui peneliti di sekolah dasar negeri tersebut bahwa guru di sekolah tersebut masih mengalami kesulitan dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan, suasana dan rekan kerja barunya. Hal ini tentu akan berpengaruh pula pada proses terjalinnya komunikasi antar guru. Peneliti tertarik untuk meneliti tentang Hubungan Antara Komunikasi Interpersonal Dengan Penyesuaian Diri Pada Guru Di Sekolah Dasar Negeri Yang Merger. METODE Penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif. Azwar (2005) menjelaskan bahwa penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif menekankan pada analisis data-data numerikalnya (angka) dan diolah dengan menggunakan metode statistika. Arikunto (2009) juga menjelaskan bahwa penelitian ini menggunakan pendekatan korelasional, yakni penelitian yang digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara dua variabel atau beberapa variabel. Penelitian ini dilakukan di SDN Batan Krajan yang bertempatkan di Desa Temugiring, Kecamatan Gedeg, Kabupaten Mojokerto. Populasi dalam penelitian ini adalah guru Sekolah Dasar Negeri yang merger, yang berada di wilayah Kecamatan Gedeg, kabupaten Mojokerto. Sampel ditentukan menggunakan teknik sampling yaitu teknik Cluster Sampling. Teknik ini menghendaki cara pengambilan sampel yang berdasarkan pada pembagian area (daerah-daerah) yang ada pada populasi. Artinya daerah yang ada pada populasi di bagi menjadi beberapa daerah kecil dan menggunakan satu daerah yang sudah dapat mewakili. Sampel yang digunakan di dalam penelitian ini sejumlah 12 orang Guru di Sekolah Dasar Negeri 2

Hubungan Antara Komunikasi Interpersonal Dengan Penyesuaian Diri Pada Guru Di Sekolah Dasar Negeri Yang Dimerger Batan Krajan, kecamatan Gedeg, Kabupaten Mojokerto. Penelitian ini merupakan penelitian populasi, sehingga semua subyek akan dijadikan sampel. Instrumen yang digunakan di dalam penelitian ini adalah skala psikologis dengan menggunakan pemodelan skala likert. Skala ini digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, persepsi guru terhadap variabel yang akan diteliti. Metode ini adalah alat untuk mengumpulkan data yang berisi pertanyaan atau pernyataan tertulis agar dapat memperoleh informasi yang dibutuhkan. HASIL DAN PEMBAHASAN Peneliti memperoleh data penelitian, maka tahapan selanjutnya yang dilakukan adalah pengolahan data. Peneliti mencari rata-rata (mean), nilai minimum, nilai maksimum, dan standar deviasi dari data yang diperoleh. Adapun hasil dari deskripsi data penelitian yang diperoleh adalah sebagai berikut : Variabel N Mean Min Max SD Komuni 12 159,67 145 176 10,44 kasi Interpersonal Penyesuaian Diri 12 124,33 115 150 9,96 Teknik analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesis pada penelitian ini adalah korelasi Somers d dengan bantuan SPSS (statistical Product and service solution) 20.0 for windows. Analisis korelasi Somers d digunakan untuk mencari hubungan atau untuk menguji signifikansi hipotesis asosiatif bila masingmasing variabel yang dihubungkan berbentuk ordinal, dan sumber data antar variabel tidak harus sama. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara komunikasi interpersonal dengan penyesuaian diri pada guru sekolah dasar negeri yang dimerger. Hipotesis dalam penelitian ini adalah ada hubungan antara komunikasi interpersonal dengan penyesuaian diri pada guru sekolah dasar negeri yang dimerger. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis korelasi Somers d dikarenakan subyek dalam penelitian ini sedikit sehingga masuk dalam kategori non parametrik. Berdasarkan analisis data yang dilakukan dengan menggunakan korelasi Somers d, diketahui tidak ada hubungan antara komunikasi interpersonal dengan penyesuaian diri pada guru di sekolah dasar negeri yang dimerger. Hal ini ditunjukkan dengan taraf signifikansinya, dikatakan signifikan jika nilai signifikansinya kurang dari 0,05 (p<0,05) dan pada hasil analisis korelasi menunjukkan nilai signifikansinya 0,401 (p>0,05) maka dikatakan tidak ada hubungan. Maka mengacu pada hasil tersebut hipotesis penelitian ini adalah tidak ada hubungan antara komunikasi interpersonal dengan penyesuaian diri pada guru di sekolah dasar negeri yang dimerger. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak adanya hubungan antara komunikasi interpersonal dan penyesuaian diri pada guru sekolah dasar negeri yang dimerger, selain dikarenakan hasil pada perhitungan >0,05 yaitu 0,401, juga dikarenakan adanya kemungkinan faktor lain yang lebih berpengaruh pada penyesuaian diri dibandingkan dengan komunikasi interpersonal. Seperti yang telah dijelaskan oleh Schneuder (dalam Ali dan Asrori, 2008) bahwa ada faktor yang dapat mempengaruhi penyesuaian diri yaitu kondisi fisik, kepribadian, lingkungan, proses belajar serta agama dan budaya. Komunikasi interpersonal adalah penciptaan makna antara dua orang atau lebih. Pengungkapan makna dalam kegiatan komunikasi ini dapat dilakukan melalui tatap muka. Komunikasi interpersonal bertujuan untuk menciptakan kesamaan makna sehingga saling menerima dan memahami makna. Sesuai dengan yang disampaikan oleh Hardjana (2007) bahwa komunikasi interpersonal adalah bentuk interaksi antara dua pihak atau lebih untuk menyampaikan pesan atau mempengaruhi orang lain yang bertujuan untuk mendapatkan feedback. Penyesuaian diri adalah usaha manusia dalam berinteraksi untuk menyelaraskan diri dengan lingkungan baru. Manusia dalam menyesuaikan diri dan dapat dikatan berhasil menyesuaikan diri tak luput dari bantuan orang lain. Konsep penyesuaian diri yang dikatakan sebagai suatu proses, maka penyesuaian diri yang efektif diukur dengan bagaimana kemampuan individu menghadapi lingkungan yang setiap saat dapat berubah. Sehingga dengan kata lain, penyesuaian diri dapat diartikan sebagai interaksi individu yang berkala dengan diri sendiri, linkungan dan orang lain. Selaras dengan Desmita (2010) menjelaskan bahwa keberhasilan seseorang dalam menyesuaikan diri dapat dilihat dari kepribadiannya yang mencakup kematangan emosional, kematangan intelektual, kematangan sosial dan tanggung jawab. Artinya dengan orang lain dapat mengembangkan dirinya hingga mereka mampu menyesuaikan diri dengan keadaan sekitarnya. Komunikasi interpersonal sangat dibutuhkan dalam proses penyesuaian diri. Karena dalam menyesuaikan diri manusia perlu berinteraksi. Apabila komunikasi yang terjalin selama proses penyesuaian diri berlangsung kurang baik, maka akan terjadi ketidakselarasan antar individu. Hardjana (2003) juga 3

Character. Volume 03 Nomor 2 Tahun 2015 mengungkapkan bahwa komunikasi dapat melepaskan beban mental dan psikologis hingga seseorang akan mendapatkan keseimbangan hidupnya kembali. Hal ini senada dengan yang disampaikan Desmita (2010) mengenai salah satu kriteria penyesuaian diri yaitu kematangan emosional. Kematangan emosional adalah kemampuan seseorang saat dihadapkan pada situasi yang tidak seperti harapan. Guru yang berada pada situasi perubahan lingkungan sekolah akan merasakan kecemasan dan konflik-konflik yang menuntut mereka agar dapat mengatasi masalah tersebut. Menjalin komunikasi dengan sesama rekan kerja atau dengan rekan kerja baru adalah salah satu cara untuk mengatasi kecemasan dan konflik yang muncul. Seseorang memerlukan komunikasi untuk dapat menciptakan hubungan sosial yang ramah dengan orang lain. Suranto (2011) menjelaskan bahwa individu telah menggunakan banyak waktu untuk komunikasi interpersonal guna membangun dan memelihara hubungan sosial dengan orang lain. Hal ini menunjukkan bahwa seseorang yang memiliki komunikasi interpersonal baik akan mampu membina hubungan dengan orang lain sehingga dapat menyesuaikan diri dengan keadaan apapun. Pembahasan yang sudah dipaparkan, menunjukkan bahwa komunikasi interpersonal memang dibutuhkan oleh setiap individu ketika mereka berada pada situasi dan lingkungan yang baru atau pertama kali mereka datangi. Akan tetapi, tidak hanya komunikasi interpersonal yang memiliki kontribusi dalam terciptanya keselarasan dalam tujuan agar manusia dengan mudah menyesuaikan diri, serta dapat menjalin komunikasi yang semakin baik PENUTUP Simpulan Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara komunikasi interpersonal dengan penyesuaian diri pada guru sekolah dasar negeri yang dimerger. Hasil analisis statistik korelasi pada data penelitian yang dilakukan di SDN Batan Krajan menunjukkan hubungan yang tidak signifikan antara komunikasi interpersonal dengan penyesuaian diri guru. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa hipotesis dalam penelitian ini diterima namun tidak cukup kuat sehingga secara keseluruhan ada hubungan yang tidak signifikan antara komunikasi interpersonal dengan penyesuaian diri pada guru di sekolah dasar negeri yang dimerger, dan tingkat kekuatan hubungan antara kedua variabel tersebut ialah rendah. Saran Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh, maka peneliti memberikan saran yang dapat dijadikan bahan pertimbangan. 1. Bagi Guru Adanya merger pasti akan memberikan banyak perubahan. Tidak hanya dalam struktur organisasi, para siswa, akan tetapi guru juga akan megalami masa-masa sulit dalam menyesuaikan diri dengan situasi dan kondisi sekolah yang baru. Kemungkinan munculnya konflik pada sesama rekan guru pasti ada. Akan tetapi, tidak seharusnya dengan munculnya konflik personal pada guru, tidak akan berpengaruh pada proses belajar mengajar di kelas. Untuk itu, komunikasi antar pribadi sangat diperlukan. Menjaga komunikasi tidak hanya dengan rekan guru saja, tetapi pada semua pihak di sekolah. Dikarenakan dalam proses penyesuaian diri membutuhkan waktu, maka menjaga komunikasi yang baik dengan semua pihak di sekolah adalah salah satu cara untuk seseorang dapat dikatakan berhasil dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitarnya. 2. Bagi Lembaga Merger dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan dapat memberikan pelayanan yang lebih baik pula bagi anak didiknya. Kedua sekolah hendaknya memiliki tujuan yang sama dan bekerja sama untuk mewujudkan tujuan yang diharapkan. DAFTAR PUSTAKA Ahmadi, A. & Narbuko, C. (2010). Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara. Metodologi Ahyani, L. & Kumalasari, F. (2012). Hubungan Antara Dukungan Sosial Dengan Penyesuaian Diri Remaja Di Panti Asuhan. Volume 1 No. 1. Jurnal Penelitian: Universitas Muria Kudus. Ali, M. & Asrori, M. (2008). Psikologi Remaja Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Bumi Aksara. Anshori, M. & Iswati, S. (2009). Buku Ajar Metodologi Penelitian Kuantitatif. Surabaya: Airlangga University Press. Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian (Susunan Pendekatan Praktek). Yogyakarta : Rineka Cipta. 4

Hubungan Antara Komunikasi Interpersonal Dengan Penyesuaian Diri Pada Guru Di Sekolah Dasar Negeri Yang Dimerger Arikunto, S. (2009). Manajemen Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta. Azwar, S. (2005). Metode Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Azwar, S. (2011). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta : Pustaka Belajar. Azwar, S. (2011). Reliabilitas dan validitas. Yogyakarta : Pustaka Belajar. Bahri, S. (2005). Guru Dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif. Jakarta : PT. Rineka Cipta Desmita. (2010). Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. DeVito, J.A. (2011). Komunikasi Antar Manusia. Tangerang: Kharisma Publishing Group. Effendy, O.U. (2003). Ilmu Komunikasi Teori Dan Praktek. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Ghufron, M. N., dan Risnawita, R.. (2010). Teori-Teori Psikologi. Jogjakarta: AR-Ruzz Media. Hardjana. (2003). Komunikasi Intrapersonal Dan Komunikasi Interpersonal. Yogyakarta: Penerbit Kanisius Hardjana. (2007). Komunikasi Intrapersonal Dan Komunikasi Interpersonal. Yogyakarta: Penerbit Kanisius http://antara.com/. Penggabungan (regrouping) beberapa SD didaerah Jawa Timur. (online) diakses 8 Januari 2015, pukul 18.50. Kartono, K. (2002). Psikologi Perkembangan. Jakarta: Rineka Cipta. Kusumaningsih, M. (2013). Hubungan Antara Komunikasi Interpersonal Dengan Penyesuaian Diri Pada Siswa Remaj. Surabaya: UNESA Laksmiwati, H., dan Puspitasari, R. (2012). Hubungan Konsep Diri Dan Kepercayaan Diri Dengan Kemampuan Komunikasi Interpersonal Pada Remaja Putus Sekolah Vol.3 No.1. Jurnal Psikologi Teori Dan Terapan: Universitas Negeri Surabaya Liliweri, A. (2011). Komunikasi: Serba Ada Serba Makna. Jakarta: Kencana Prenada Group. Mulyana, D. (2005). Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya. Pramadi, A. (1996). Hubungan Antara Kemampuan Penyesuaian Diri Terhadap Tuntutan Tugas Dan Hasil Kerja. Anima. Volume XI. Nomor 43. Jurnal Penelitian Kajian Ilmiah Fakultas Psikologi Universitas Surabaya. Rakhmat, J. (2008). Psikologi Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya. Santoso, S. (2001). Statistik Non Parametrik. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R Dan D. Bandung: Alfabeta. Suparlan. 21 November 2006. Merger sekolah Dasar, Begitu Perlukah? (online) (suparlan.com/189/2006/11/21), diakses pada 5 Januari 2015. Suranto. (2011). Komunikasi interpersonal. Yogyakarta : Graha Ilmu Wibowo., A. E. (2012). Aplikasi Praktis SPSS Dalam Penelitian. Yogyakarta : Gaya Media Winarsunu, T. (2009). Statistik Dalam Penelitian Psikologi Dan Pendidikan. Malang : UMM Press Zakiyah, N., hidayati, F. N. R. & Setyawan, I. (2010). Hubungan antara penyesuaian diri dengan prokrastinasi akademik siswa sekolah berasrama SMP N 3 peterongan jombang. Volume 8 no. 2. Jurnal Psikologi Universitas Diponegoro 5