PENGETAHUAN DAN MOTIVASI PERAWAT DENGAN KEAMANAN PEMBERIAN TERAPI OBAT

dokumen-dokumen yang mirip
RUS DIANA NOVIANTI J

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit (RS) merupakan salah satu pelayanan kesehatan yang bertujuan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. dimana sekarang banyak dilaporkan tuntutan pasien atas medical error yang

BAB I PENDAHULUAN. sakit membuat asuhan pasien lebih aman yang meliputi risiko, identifikasi

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan masyarakat. Rumah Sakit merupakan tempat yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sebagian masyarakat menyatakan bahwa mutu pelayanan rumah sakit di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya mutu pelayanan dengan berbagai kosekuensinya. Hal ini juga yang harus dihadapi

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini keselamatan pasien merupakan salah satu dari sekian banyak persoalan

BAB I PENDAHULUAN. dibahas dalam pelayanan kesehatan. Menurut World Health Organization

PROGRAM KERJA BIDANG KESELAMATAN PASIEN RUMAH SAKIT TINGKAT III BALADHIKA HUSADA TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. Keselamatan pasien adalah sebuah sistem pencegahan cedera terhadap pasien dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. Profesionalisme dalam pelayanan keperawatan dapat dicapai dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pelayanan kesehatan merupakan hak setiap orang yang dijamin dalam Undang-

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dan masyarakat sekitar rumah sakit ingin mendapatkan perlindungan dari gangguan

HUBUNGAN ANTARA FUNGSI PERAWAT SUPERVISOR DENGAN MOTIVASI KERJA PERAWAT PELAKSANA DI RUANG INSTALASI RAWAT INAP RSUD 45 KUNINGAN TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dari manajemen kualitas. Hampir setiap tindakan medis menyimpan potensi

BAB I PENDAHULUAN. menganggap dokumentasi sebagai bagian yang penting dari praktek. mencerminkan perubahan pada praktek keperawatan.

BAB I PENDAHULUAN. yang berawal ketika Institute of Medicine menerbitkan laporan To Err Is

BAB 1 PENDAHULUAN. menyelamatkan pasien. Untuk menjalankan tujuannya ini, rumah sakit terdiri atas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. banyak dilaporkan tuntutan pasien atas medical error yang terjadi pada dirinya. Menurut

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA PERAWAT DALAM PENERAPAN PROGRAM PATIENT SAFETY

BAB I PENDAHULUAN. bisa didapatkan di rumah sakit. Hal ini menjadikan rumah sakit sebagai tempat untuk

BAB I PENDAHULUAN. (safety) di rumah sakit yaitu: keselamatan pasien (patient safety),

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. masyarakat, maka syarat mutu makin bertambah penting. Hal tersebut mudah saja

Jurnal Keperawatan JURUSAN KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN DAN KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO.

BAB I PENDAHULUAN. dan social dan spiritual yang memungkinkan setiap orang untuk hidup

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk memperhatikan masalah keselamatan. Kementerian Kesehatan Republik

KUALITAS DOKUMENTASI KEPERAWATAN DAN BEBAN KERJA OBJEKTIF PERAWAT BERDASARKAN TIME AND MOTION STUDY (TMS)

BAB I PENDAHULUAN. Diharapkan) dengan rentang 3,2 16,6 %. Negara Indonesia data tentang KTD

Promotif, Vol.4 No.2, April 2015 Hal 86-94

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan kepada pasien (Komisi disiplin ilmu kesehatan, 2002). kebutuhan pasien, tenaga pemberi layanan dan institusi.

BAB I PENDAHULUAN. rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian. Pada November 1999, the American Hospital Asosiation (AHA) Board of

BAB 1 PENDAHULUAN. pelayanan kepada masyarakat dalam lingkup lokal maupun internasional.

Komunikasi penting dalam mendukung keselamatan pasien. Komunikasi yang baik akan meningkatkan hubungan profesional antarperawat dan tim kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. seluruh dunia. World Health Organization (WHO) telah mencanangkan World

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesehatan merupakan investasi esensial bangsa yang secara signifikan

BAB I PENDAHULUAN. dipisah-pisahkan. Keselamatan pasien adalah bagian dari mutu. Diantara enam sasaran mutu,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Adanya kekhawatiran mengenai keselamatan pasien, telah meningkat secara

BAB I PENDAHULUAN. secara paripurna, menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, ataupun. terhadap pasiennya (UU No 44 Tahun 2009).

BAB I PENDAHULUAN. Keselamatan pasien (patient safety) menjadi suatu prioritas utama dalam setiap

mendapatkan 5,7% KTD, 50% diantaranya berhubungan dengan prosedur operasi (Zegers et al., 2009). Penelitian oleh (Wilson et al.

Relationship Knowledge, Motivation And Supervision With Performance In Applying Patient Safety At RSUD Haji

BAB 1 PENDAHULUAN. keras mengembangkan pelayanan yang mengadopsi berbagai. perkembangan dan teknologi tersebut dengan segala konsekuensinya.

SKRIPSI HUBUNGAN KOMPONEN KUALITAS KEHIDUPAN KERJA DENGAN KINERJA PERAWAT PELAKSANA DI INSTALASI RAWAT INAP BEDAH DAN NON BEDAH RSUP. DR.

BAB I PENDAHULUAN. berdampak terhadap pelayanan kesehatan, dimana dimasa lalu pelayanan. diharapkan terjadi penekanan / penurunan insiden.

BAB 1 PENDAHULUAN. kebutuhan masyarakat akan kesehatan, semakin besar pula tuntutan layanan

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien yang bersifat kompleks.

BAB I PENDAHULUAN. yang sama beratnya untuk diimplementasikan (Vincent, 2011).

Winarni, S. Kep., Ns. MKM

BAB 1 PENDAHULUAN. standar professional dan hukum (College of registered nurses of British. pasien, keluarga serta masyarakat (Aditama, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. Keselamatan pasien (patient safety) merupakan suatu variabel untuk

BAB I PENDAHULUAN. konsumen atas suatu produk (Bustami, 2011). Dalam pelayanan kesehatan, mutu pelayanan yang

BAB I PENDAHULUAN. Keselamatan pasien (patient safety) adalah sistem dimana Rumah Sakit

VOLUME I No 2 Juli 2013 Halaman 72-79

PaEVALUASI PELAKSANAAN IDENTIFIKASI PASIEN PADA PROSES PEMBERIAN OBAT ORAL DI RSUD PANGLIMA SEBAYA KABUPATEN PASER

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keselamatan ( safety) telah menjadi isu global termasuk juga untuk rumah sakit. Keselamatan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERSETUJUAN PEMBIMBING

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA BIDAN DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN DESA SIAGA DI KABUPATEN TAPIN TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. menyatakan bahwa perawat merupakan back bone untuk mencapai targettarget

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI RUMAH SAKIT BETHESDA YOGYAKARTA BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit sebagai salah satu sub sistem pelayanan kesehatan

Promotif, Vol.1 No.2 Apr 2012 Hal ANALISIS HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN DENGAN KEPUASAN PASIEN DI RUMAH BERSALIN NISA KOTA PALU

Patient Safety Implementation In Ward Of Dr. Zainoel Abidin General Hospital

BAB I PENDAHULUAN. satu yang harus diperhatikan oleh pihak rumah sakit yaitu sistem keselamatan

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB 1 PENDAHULUAN. Mathis (2001) faktor yang mempengaruhi kinerja yaitu: kemampuan, motivasi,

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan dengan kemampuannya untuk memberikan kebutuhan kepuasan.

BAB I PENDAHULUAN. dalam menyampaikan pendapat bagi warga negaranya, termasuk dalam masalah

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN METODE PENUGASAN DALAM MODEL PRAKTEK KEPERAWATAN PROFESIONAL (MPKP) DI RSUD WATES

ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan adalah keadaan sehat baik secara fisik, mental, spiritual maupun

Lies Indarwati Akademi Kebidanan Estu Utomo Boyolali ABSTRAK

Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 2 (1) 2017

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI RUMAH SAKIT BETHESDA YOGYAKARTA BAB I PENDAHULUAN

ANALISIS KINERJA PERAWAT PELKASANA DALAM PENERAPAN PROSES KEPERAWATAN DI RUANGAN RAWAT INAP RSUD LABUANG BAJI MAKASSAR

PENGARUH PERILAKU IBU DALAM MEMBERIKAN MAKANAN PENDAMPING ASI TERHADAP STATUS GIZI BAYI USIA 7-12 BULAN. Kolifah *), Rizka Silvia Listyanti

BAB III KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS, DAN DEFINISI OPERASIONAL. Pada bab ini diuraikan kerangka konsep penelitian, hipotesis penelitian, dan definisi

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU BALITA DIARE DENGAN PENGGUNAAN ORALIT DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS JAJAG BANYUWANGI TAHUN 2014

BAB 1 PENDAHULUAN. teknologi, padat karya, padat profesi, padat sistem, padat mutu dan padat risiko,

BABI PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

KINERJA PERAWAT DALAM PEMBERIAN ASUHAN KEPERAWATAN DI RUMAH SAKIT TK II PUTRI HIJAU MEDAN

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan asuhan keperawatan juga tidak disertai pendokumentasian yang

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

BAB I PENDAHULUAN. rumah sakit, komponen penting dari mutu layanan kesehatan, prinsip dasar dari

BAB I PENDAHULUAN. ditingkatkan dengan adanya status terakreditasi karena standard- standard

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DENGAN PRAKTIK PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) PADA REMAJA PUTRI

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN. (motivasi), karakteristik pekerjaan (beban kerja), kinerja perawat dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perawat berada pada posisi yang ideal untuk memantau respon obat pada pasien,

BAB I PENDAHULUAN. kepada Nine Life-Saving Patient Safety Solutions dari WHO Patient Safety

Transkripsi:

PENGETAHUAN DAN MOTIVASI PERAWAT DENGAN KEAMANAN PEMBERIAN TERAPI OBAT Dewi Andriani* *Akademi Keperawatan Adi Husada, Jl. Kapasari No. 95 Surabaya. Email : andridewi64@gmail.com. ABSTRAK Pendahuluan: Pasien keselamatan adalah isu global yang paling penting saat ini bahwa banyak pasien melaporkan klaim atas kesalahan medis. Perawat sebagai salah satu potensi pelaksana terapi besar membuat kesalahan jika tidak memiliki tingkat pengetahuan, motivasi dan kesadaran yang tinggi dari tindakan yang dilakukan. Metode: Desain penelitian menggunakan pendekatan cross sectional. Tehnik untuk memilih sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah simple random sampling. Populasi penelitian ini adalah pasien rawat inap di Rumah Sakit Adi Husada Surabaya sedangkan sampel yang digunakan sejumlah 47 pasien rawat inap. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner. Analisis data menggunakan regresi linier. Hasil: Ada hubungan tetapi tidak signifikan secara statistik antara pengetahuan perawat dan keamanan pemberian obat (b = 0,22, p = 0,650), motivasi dan keamanan pemberian obat (b = 0,32, p = 0,105). Diskusi: Pengetahuan dan motivasi perawat dengan keamanan obat menunjukkan hasil perhitungan dari Adjusted R Square sebesar 16,7%. Secara keseluruhan hubungan semua variabel independen dengan variabel dependen adalah statistik semua signifikan. Kata kunci : Pengetahuan, Motivasi, Keamanan pemberian obat PENDAHULUAN Keselamatan pasien merupakan isu global yang paling penting saat ini dimana sekarang banyak dilaporkan tuntutan pasien atas medical error yang terjadi pada dirinya. Menurut laporan Institute of Medicine (IOM) di Amerika Serikat dilaporkan bahwa setiap tahun minimal terdapat 48-100 ribu pasien meninggal akibat medical error di pusat-pusat layanan kesehatan. Pemberian obat, perawat harus yakin tentang order pengobatan yang dibuat oleh dokter sehingga tidak terjadi tumpang tindih kewenangan dalam pelaksanaannya (Kozier, 1990). Pemberian obat yang aman dan akurat merupakan salah satu tugas penting perawat. Perawat sebagai salah pelaksana terapi berpotensi besar melakukan suatu kesalahan jika tidak mempunyai tingkat pengetahuan, motivasi dan kesadaran yang tinggi bahwa tindakan yang dilakukan akan memberikan efek pada pasien. yang berlebihan (tidak perlu dilakukan tetapi dilakukan) sering terjadi di Indonesia, hanya saja tidak terekspos media massa (Qosim, 2007). Data WHO (2004) menyebutkan 38% terjadi kesalahan dalam pemberian obat terkait kinerja yang buruk. Di Indonesia, laporan tentang Insiden Keselamatan Pasien (2007) menyebutkan kasus kesalahan pemberian obat sebanyak 24,80%. Di Rumah Sakit Immanuel Bandung tahun (2010), kejadian terkait kesalahan dalam pemberian obat sebanyak 10 kasus. Berdasarkan hasil survey pendahuluan menurut ketua komite keselamatan pasien di RS Adi Husada Undaan Surabaya pada 14 Juli 2013 sudah dilakukan program keselamatan pasien tetapi masih didapatkan insiden keselamatan pasien. Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) yang sering terjadi pada pasien selama dirawatbisa disebabkan oleh berbagai faktor. Faktor tersebut antara lain: Kurangnya orientasi atau pelatihan, tingkat pengetahuan staf/petugas untuk menjalankan tugas masih kurang optimal, beban kerja perawat yang tinggi, alur komunikasi yang kurang tepat, penggunaan sarana kurang tepat, dan kebijakan prosedur yang tidak adekuat. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis 51 26

hubungan pengetahuan perawat dan motivasi perawat terhadap keamanan pemberian obat di Ruang rawat inaprumah Sakit Adi Husada Surabaya.penelitian dilakukan di Rumah Sakit Adi Husada Undaan Surabaya, bulan Agustus 2013-April-2014. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif deskriptif analitik observasional, dengan pendekatan cross-sectional(potonglintang). Populasil penelitian ini adalah perawat di ruang rawat inap Interna dan Bedah Rumah Sakit Adi Husada Undaan Surabaya. Tehnik sampel Simple Random Sampling, Proses pemilihan sampel dengan cara mengambil sebagian (50%) dari masingmasing shift dinas pagi, sore dan malam ruang Interna dan Ruang Bedah sehingga menghasilkan sampel sebesar 57 perawat. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner untuk variable pengetahuan perawat, motivasi perawat dan keamanan pemberian obat, dengan telah dilakukan Uji Validitas dan Uji Reliabilitas. Model analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi logistik berganda. HASIL PENELITIAN Rata-rata perawat berusia 31,96; lama kerja 10,60; pengetahuan tentang obat. 46,00; dan keamanan pemberian obat sebesar 96,38. Pengujian Hipotesis Pada penelitian ini, analisis data yang digunakan yaitu model regresi linier ganda, untuk menentukan bentuk pengaruh linier antar variable dan mengetahui kontribusi pengaruh variable independen terhadap variable dependen. Hasil analisis regresi linier ganda pada pengetahuan pemberian Pengetahuan, motivasi perawat dengan keamanan pemberian obat sebagai berikut: a. Pada tabulasi linier ganda menunjukkan terdapat hubungan tetapi secara statistik tidak signifikan antara pengetahuan perawat dan keamanan pemberian obat (b= 0,22; p= 0,650) b. Terdapat hubungan yang positif dan secara statistic mendekati signifikan antara motivasi dan keamanan pemberian obat dan praktek pemberian obat dengan aman. Setiap peningkatan 1 skor motivasi akan meningkatkan praktek pemberian obat dengan aman sebesar 0,32 poin (b=0,32;p=0,105) c. Terdapat hubungan yang positif dan secara statistik mendekati signifikan antara lama kerja dengan praktek keamanan pemberian obat. Setiap peningkatan 1 skor lama kerja akan meningkatkan praktek pemberian obat dengan aman sebesar 1,39 poin (b=1,49; p=0,119) d. Terdapat hubungan dan secara statistik antara usia dengan praktek pemberian obat dengan aman. Setiap peningkatan 1 tahun umur akan menurunkan skor praktek pemberian obat dengan aman sebesar 1poin (b=-1,59; p=0,07). e. Terdapat hubungan meskipun secara statistic tidak signifikan antara pendidikan perawat dengan praktek pemberian obat dengan aman. Perawat dengan pendidikan S1 rata- rata mempunyai skor praktek pemberian obat dengan aman 1,75 poin lebih tinggi daripada D-III (b=1,75;p=0,371). f. Dari analisis multivariate regresi linier ganda menunjukkan hasil perhitungan Adjusted R Square 16,7% bahwa kelima variable independent secara bersama mampu menjelaskan variasi di dalam praktek pemberian obat sebesar 16,7%. Secara keseluruhan hubungan semua variable independent tersebut dengan variable dependent secara statistik signifikan PEMBAHASAN Pengetahuan Perawat dengan Keamanan Pemberian Obat Berdasarkan hasil analisis uji regresi, nilai b= -1,22 (-0,20< b <-759) dan nilai p<.0,65 Hal ini menunjukkan terdapat hubungan tetapi secara statistik tidak signifikan antara pengetahuan perawat dan keamanan pemberian obat. Berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Awaliya Anwar (2012) tentang hubungan pengetahuan, motivasi dan supervisi dengan kinerja perawat dalam patient safety di RSUP. Dr. Wahidin Sudirohusodo. Hasil Penelitian tersebut menunjukkan pengetahuan perawat berada dalam katagori baik terhadap kinerja pada patient safety. Terdapat beberapa faktor yangdapat mempengaruhi pengetahuan yaitu : Umur, pekerjaan/lama kerja, tingkat pendidikan, dan sumber informasi. 52

(Notoadmojo, 2010). Dari hasil penelitian diperoleh rata-rata umur responden adalah 32 tahun, Usia ini menunjukkan usia yang sudah dewasa, mampu menerima informasi dengan baik dan lebih matang dalam berfikir dan bekerja, namun hasil penelitian secara statistik tidak signifikan antara pengetahuan perawat dengan keamanan pemberian obat hal itu dimungkinkan karena dengan rata-rata umur 32 tahun memerlukan penyegaran ataupun pengulangan kembali pengetahuan yang telah dimiliki. Motivasi Perawat dengan Keamanan Pemberian Obat Berdasarkan hasil analisis ujiregresi, nilai b= 0,32 ( -0,07< b <0,70) dan nilai p<.0,65 Hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan secara statistic mendekati signifikan antara motivasi dan keamanan pemberian obat dan praktek pemberian obat dengan amanterdapat persamaan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ariyani (2009) tentang analisisis pengetahuan dan motivasi perawat dalam penerapan patient safety. Pada penelitian ini di dapatkan motivasi perawat baik (71,1%). Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dan motivasi terhadap sikap mendukung penerapan program patient safety.(p<0,05).hasil analisis multivariat menunjukan adanya pengaruh bersama sama antara pengetahuan ( p = 0,006, OR = 2,322),motivasi ( p = 0,020, OR = 2,093). Motivasi pada dasarnya adalah melakukan penyesuaian kebutuhan organisasi dengan kebutuhan karyawan, penyesuaian kegiatan yang dimiliki oleh organisasi dengan kegiatan karyawan serta penyesuaian tujuan yang dimiliki oleh organisasi dengan tujuan karyawan (Azwar, 1996). Namun demikian, untuk menumbuhkan motivasi kerja perawat, tidak semudah yang di perkirakan. Permasalahannya adalah pimpinan yang mendorong seorang perawat bekerja sangat bervariasi dan berbeda kapabilitasnya satu dengan lainnya. Hal ini dapat dilihat dalam satu unit keperawatan, ada perawat yang rajin dan tekun dalam bekerja, sangat produktif dan mempunyai kemampuan tinggi dalam menyelesaikan tugas dan tanggung jawabnya dalam memberikan asuhan keperawata. Untuk memotivasi karyawan, manajer harus mengetahui motif dan motivasi yang diinginkan karyawan. Pengetahuan dan Motivasi Perawat dengan Keamanan Pemberian Obat Perhitungan Adjusted R Square16,7% bahwa kelima variable independent secara bersama mampu menjelaskan variasi di dalam praktek pemberian obat sebesar 16,7%. Secara keseluruhan hubungan semua variable independent tersebut dengan variable dependent secara statistik signifikan. Meningkatkan pengetahuan perawat untuk memperbaiki kinerjanya dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu dengan sosialisasi, pelatihan berkelanjutan, dan belajar ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Menunjukkan terdapat hubungan tetapi secara statistik tidak signifikan antara pengetahuan perawat dan keamanan pemberian obat (b= 0,22; p= 0,650). Terdapat hubungan yang positif dan secara statistik mendekati signifikan antara motivasi dan keamanan pemberian obat dan praktek pemberian obat dengan aman. (b=0,32;p=0,105). Menunjukkan hasil perhitungan Adjusted R Square 16,7% bahwa kelima variabel independent secara bersama mampu menjelaskan variasi di dalam praktek pemberian obat sebesar 16,7%. Secara keseluruhan hubungan semua variabel independent tersebut dengan variabel dependent secara statistik signifikan. Saran Pada pengetahuan perawat pelaksana Diperlukan peningkatan dan upgrade pelaksanaan pendidikan dan pelatihan lebih mendalam mengenai keamanan pemberian obat (komunikasi antar shift tentang pengobatan pasien, menertibkan dokumentasi setiap selesai melakukan tindakan). Peningkatan motivasi perawat Diperlukan pendekatan dan lingkungan kondusif untuk meningkatkan motivasi Sekarang banyak dilaporkan tuntutan pasien atas medical error yang terjadi perawat dalam menjalankan keamanan pemberian terapi obat sehingga perawat tidak ada perasaan tertekan dalam menjalankan tugasnya. Supervisi berkelanjutan berkaitan dengan patient safety guna mencegah kesalahan dan pemberian terapi 53

obat. Pemberian penghargaan kepada perawat yang menjaga keamanan pemberian terapi obat ( misal : peluang promosi jabatan kesempatan belajar ke jenjang yang lebih tinggi ) dan memberikan sanksi untuk perawat yang tidak menjaga keamanan pemberian terapi obat KEPUSTAKAAN Institute of Medicine. 2000. To Err is Human, Building a Safer Health System. 2000. Khon, LT., Corrigan. JM, and Donaldson MS. (Editor). Committee on Quality of Health Care in Amerika, Institute Of Medicine. Washington D.C: The National Academies Press. Kemenkes RI. 2008. Panduan Nasional Keselamatan Pasien Rumah Sakit (Patient Safety): Utamakan Keselamatan Pasien. Jakarta: Depkes RI. Kemenkes RI. 2011. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1691/MENKES/PER/VIII/2011 tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit. Jakarta: Depkes RI. KKP-RS. 2008. Panduan Nasional Keselamatan Pasien Rumah Sakit. Jakarta: Depkes RI. Nilawati,L dan Bimo,D.2012.Pengaruh Motivasi dan Kinerja Belajar. Jurnal Manejemen Bisnis.3(3):287-303 Uno,H.2011. Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta. Bumi Aksara World Healthy Organization. 2010. World Health Statistic 2010 Azwar, A, (1996). Pengantar Administrasi Kesehatan, Jakarta : PT Binarupa Aksara. Azwar, S, (1995). Sikap Manusia Teori dan Perkembangannya, (2th ed). Yogyakarta : Pustaka Belajar. Gaffar, La Ode, (1999). Pengantar Keperawatan Profesional, Jakarta : EGC. Hasibuan, S.P, (2005). Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta : Bumi Aksara. KARS, Standar Pelayanan Rumah Sakit, Instrumen Penilaian Akreditasi RS. Pelayanan Intensif,Bandung,2006. Keliat, B.A, (1996). Proses Keperawatan Jakarta : EGC. KKP RS, Panduan Nasional Keselamatan Pasien Rumah Sakit (Patient Safety), Departeman Kesehatan RI,2006. Nursalam, (2003). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan: Pedoman Skripsi, Tesis, dan Instrumen Penelitian Keperawatan, (1 th ed). Jakarta : Penerbit Salemba Medika. Widayatun, T.R, (1999). Ilmu Prilaku, Jakarta : PT Fajar Interpratama. Yaslis, Ilyas, (2001). Perencanaan SDM Rumah Sakit, Jakarta : Universitas Indonesia. 54

55