: JONIGIUS DONUATA : : PERHUTANAN KOTA PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBER DAYA HUTAN JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN LAHAN KERING

dokumen-dokumen yang mirip
Lanskap Perkotaan (Urban Landscape) HUTAN KOTA. Dr. Ir. Ahmad Sarwadi, MEng. Ir. Siti Nurul Rofiqo Irwan, MAgr, PhD.

TINJAUAN PUSTAKA. secara alami. Pengertian alami disini bukan berarti hutan tumbuh menjadi hutan. besar atau rimba melainkan tidak terlalu diatur.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kota diartikan sebagai suatu sistem jaringan kehidupan manusia yang

: JONIGIUS DONUATA : : PERHUTANAN KOTA PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBER DAYA HUTAN JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN LAHAN KERING

BAB I PENDAHULUAN. perbukitan rendah dan dataran tinggi, tersebar pada ketinggian M di

PENGEMBANGAN ARSITEKTUR LANSEKAP KOTA KEDIRI STUDI KASUS: PENATAAN RUANG TERBUKA HIJAU JALUR JALAN UTAMA KOTA

BAB I PENDAHULUAN. ditunjukkan oleh proporsi bangunan fisik yang mengesampingkan. keberadaan Ruang Terbuka Hijau (RTH). Biasanya kondisi padat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Keberadaan ruang terbuka hijau saat ini mengalami penurunan yang

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. yang semula merupakan ruang tumbuh berbagai jenis tanaman berubah menjadi

LANSKAP PERKOTAAN (URBAN LANDSCAPE)

TINJAUAN PUSTAKA. waktu tidak tertentu. Ruang terbuka itu sendiri bisa berbentuk jalan, trotoar, ruang

PERATURAN DAERAH KOTA KUPANG NOMOR 7 TAHUN 2000 TENTANG RUANG TERBUKA HIJAU KOTA KUPANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA KUPANG, Menimbang

PERATURAN DAERAH KOTA KUPANG NOMOR 7 TAHUN 2000 TENTANG RUANG TERBUKA HIJAU KOTA KUPANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA KUPANG,

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ruang Terbuka Hijau (RTH) adalah suatu bentuk ruang terbuka di kota (urban

TINJAUAN PUSTAKA. menjadi suatu kawasan hunian yang berwawasan ligkungan dengan suasana yang

PENINGKATAN KUALITAS LINGKUNGAN PERKOTAAN MELALUI PENGEMBANGAN RUANG TERBUKA HIJAU TERINTEGRASI IPAL KOMUNAL

LEMBARAN DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TIPOLOGI KEPEMILIKAN RTH DI PERKOTAAN TOBELO

PEMERINTAH KABUPATEN JOMBANG

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

I. PENDAHULUAN. sebagai bentang budaya yang ditimbulkan oleh unsur-unsur alami dan non alami

PEMANFAATAN RUANG TERBUKA HIJAU PUBLIK DI KELURAHAN WAWOMBALATA KOTA KENDARI TUGAS AKHIR

VII. PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

SCAFFOLDING 1 (2) (2012) SCAFFOLDING. IDENTIFIKASI RUANG TERBUKA HIJAU PUBLIK KOTA REMBANG

TINJAUAN PUSTAKA Lanskap Sekolah

`BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Persepsi Masyarakat terhadap Permukiman Bantaran Sungai

MATA KULIAH PRASARANA WILAYAH DAN KOTA I (PW ) Jur. Perencanaan Wilayah dan Kota FTSP INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan penduduk di Indonesia disetiap tahun semakin meningkat. Hal ini

TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Ruang Terbuka dan Ruang Terbuka Hijau

BAB I PENDAHULUAN. penyedia fasilitas pelayanan bagi masyarakat. Lingkungan perkotaan merupakan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

I. PENDAHULUAN. Zaman sekarang ini kemajuan di bidang olahraga semakin maju dan pemikiran

BAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

===================================================== PERATURAN DAERAH KOTA PEMATANGSIANTAR NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG

Evaluasi Tingkat Kenyamanan Penghuni Pasca Perubahan Fungsi Taman Parang Kusumo Semarang

BUPATI LOMBOK TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN RUANG TERBUKA HIJAU

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Kota Jakarta Barat dikenal sebagai kota jasa dan pusat bisnis yang

BAB I PENDAHULUAN. cenderung mengabaikan masalah lingkungan (Djamal, 1997).

II. TINJAUAN PUSTAKA

Studi Peran & Efektifitas RTH Publik di Kota Karanganyar Isnaeny Adhi Nurmasari I BAB I PENDAHULUAN

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGERTIAN GREEN CITY

II. TINJAUAN PUSTAKA. desain taman dengan menggunakan tanaman hias sebagai komponennya

I. PENDAHULUAN. Padang Golf Sukarame (PGS) merupakan Lapangan Golf pertama dan satu-satunya di

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN RUANG TERBUKA HIJAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

ANALISIS DAN SINTESIS

Green Urban Vertical Container House 73

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KEANEKARAGAMAN HAYATI (BIODIVERSITY) SEBAGAI ELEMEN KUNCI EKOSISTEM KOTA HIJAU

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kabupaten Bantul merupakan kabupaten yang berada di Propinsi Daerah

PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO

PENGELOLAAN PEMELIHARAAN LANSKAP KAWASAN PERUMAHAN GRAHA RAYA KECAMATAN SERPONG DAN PONDOK AREN FEBBY LESTARI A

PENJELASAN PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KOTA CIMAHI TAHUN

PENDAHULUAN. banyaknya daerah yang dulunya desa telah menjadi kota dan daerah yang

KAJIAN BENTUK DAN STRUKTUR RUANG TERBUKA HIJAU KAMPUS UPI SEBAGAI HUTAN KOTA

LAPORAN PENGUKURAN KAYU

STUDI PENENTUAN FUNGSI SABUK HIJAU KOTA DALAM MASALAH PEMBANGUNAN LINGKUNGAN PERKOTAAN DI SURAKARTA. Eny Krisnawati. Abstrak

PENDAHULUAN. didirikan sebagai tempat kedudukan resmi pusat pemerintahan setempat. Pada

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN DESAIN

3.2 Alat. 3.3 Batasan Studi

ANALISIS KEBUTUHAN RUANG TERBUKA HIJAU KECAMATAN KOTA TENGAH KOTA GORONTALO. Sri Sutarni Arifin 1. Intisari

DAFTAR ISI. Kata Pengantar... 1 Daftar Isi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Tujuan... 5

BAB I. Dewasa ini, tata ruang wilayah menjadi salah satu tantangan pada. penduduk yang cukup cepat juga. Pertumbuhan penduduk tersebut berimbas

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. permukaan tanah dan atau air (Peraturan Pemeritah Nomor 34 Tahun 2006).

Pengembangan RTH Kota Berbasis Infrastruktur Hijau dan Tata Ruang

BAB I PENDAHULUAN. devisa bagi negara, terutama Pendapatan Anggaran Daerah (PAD) bagi daerah

BAB III METODE PENELITIAN

BUPATI BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJAR NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG RUANG TERBUKA HIJAU KAWASAN PERKOTAAN

PENINGKATAN KUALITAS RUANG TERBUKA HIJAU MELALUI PEMBANGUNAN TAMAN PKK DI KECAMATAN KALAWAT

PERANCANGAN LANSKAP WATERFRONT SITU BABAKAN, DI PERKAMPUNGAN BUDAYA BETAWI SETU BABAKAN, JAKARTA SELATAN

TENTANG BUPATI NGANJUK, Undang-undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang Pembentukan. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi

Kebutuhan Masyarakat akan Ruang Terbuka Hijau pada Kawasan Pusat Kota Ponorogo

BAB I PENDAHULUAN. potensial untuk pembangunan apabila dikelola dengan baik. Salah satu modal

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJAR NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan, jasa, dan industri. Penggunaan lahan di kota terdiri atas lahan

KAJIAN PENATAAN POHON SEBAGAI BAGIAN PENGHIJAUAN KOTA PADA KAWASAN SIMPANG EMPAT PASAR MARTAPURA TUGAS AKHIR. Oleh: SRI ARMELLA SURYANI L2D

PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM PEMBUATAN JALUR HIJAU DI JALAN PIERE TENDEAN MANADO

PEMERINTAH KABUPATEN MELAWI

IV. KONDISI UMUM 4.1 Letak Geografis dan Aksesibilitas

LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG

Tabel 28. Kesesuaian RUTRK untuk RTH terhadap Inmendagri No. 14 Tahun RUTRK Untuk RTH (ha)

SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 6. PERAN MANUSIA DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGANLatihan Soal 6.2

Disajikan oleh: LIA MAULIDA, SH., MSi. (Kabag PUU II, Biro Hukum, Kemen PU)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Kualitas Ruang Terbuka pada Permukiman Industri di Kelurahan Cigondewah Kaler, Bandung, Jawa Barat

VI. PERENCANAAN HUTAN KOTA

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

Transkripsi:

LAPORAN IDENTIFIKASI PERMASALAHAN PENGELOLAAN HUTAN KOTA ( Taman Nostalgia Kupang ) NAMAA NIM KELAS MK : JONIGIUS DONUATA : 132 385 018 : A : PERHUTANAN KOTA PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBER DAYA HUTAN JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN LAHAN KERING POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI KUPANG KUPANG 2015

IDENTIFIKASI PERMASALAHAN PENGELOLAAN HUTAN KOTA ( Taman Nostalgia Kupang ) A. LATAR BELAKANG Kota merupakan salah satu tempat tinggal manusia dengan fasilitas dan aksesibilitas yang lengkap. Selain itu kota merupakan pusat industri, perdagangan, perkantoran, dan pendidikan. Tersedianya berbagai fasilitas tersebut membuat arus urbanisasi dari desa ke kota semakin meningkat, terutama di berbagai kota-kota besar. Akibat dari meningkatnya arus urbanisasi dari desa ke kota adalah penambahan jumlah penduduk, sehingga tekanan penduduk dalam suatu kota meningkat. Kebutuhan manusia terhadap penggunaan fasilitas dan aksesibilitas menghasilkan suatu bahan buangan berupa limbah-limbah yang mengganggu lingkungan. Hutan kota bermanfaat untuk mengurangi degradasi lingkungan kota yang diakibatkan oleh ekses negatif pembangunan. Selain mempunyai fungsi perbaikan lingkungan hidup, hutan kota juga memiliki fungsi estetika. Pembangunan fisik di perkotaan sejatinya ditujukan untuk memberikan kemudahan bagi manusia dalam menjalani hidup. Namun dengan semakin banyaknya bangunan, keberadaan ruang terbuka hijau menjadi terbatas. Sehingga berpengaruh pada ketidak seimbangan ekosistem, seperti rusaknya fungsi resapan air, banjir, kekeringan dan polusi. Pada kondisi seperti ini, hutan kota sangat diperlukan untuk memperbaiki kualitas lingkungan kota. Pada prinsipnya pengelolaan hutan kota berfungsinya sebagai penunjang ekosistem, sosial budaya dan pendapatan ekonomi, sehingga dalam pengelolaan hutan kota harus mempertimbangkan ketiga aspek tersebut. Dengan mengidentifikasi permasalahan pengelolaan hutan kota maka bisa diketahui apakah hutan kota yang telah dibangun sudah ada pengelolaan yang baik atau tidak. B. TUJUAN Agar dapat mengetahui nostalgia kupang permasalahan pengelolaan hutan kota khususnya di taman [Perhutanan Kota] Identifikasi Permasalahan Pengelolaan Hutan Kota 1

C. DASAR TEORI Hutan kota adalah komunitas vegetasi berupa pohon dan asosianya yang tumbuh dilahan kota atau sekitar kota baik berbentuk jalur menyebar atau bergerombol (menumpuk) dengan struktur meniru (menyerupai) hutan alam, membentuk habitat yang memungkinkan kehidupan bagi satwa dan menimbulkan lingkungan sehat, nyaman, dan estetis (Irwan, 1994). Anderson (1975) dalam Grey dan Deneke (1978), mengemukakan bahwa kawasan hutan kota minimum 0,4 ha, jika berbentuk jalur minimum 30 m lebarnya. Hutan kota meliputi taman, tepi jalan, jalan tol, jalan kereta api, bangunan, lahan terbuka, kawasan padang rumput, kawasan luar kota, kawasan permukiman, kawasan perdagangan, dan kawasan industri. Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor : 25 Tahun 2009 Tentang Hutan Kota menyatakan bahwa bahwa dalam upaya menciptakan wilayah perkotaan yang berwawasan lingkungan yang berkualitas dan dalam rangka meminimalkan wilayah pencemaran lingkungan sebagai akibat sumber daya alam yang dimanfaatkan secara bebas serta untuk mengkondisikan lingkungan perkotaan yang selaras antara luas wilayah, jumlah penduduk beserta pemukimannya dan aktivitasnya, maka perlu diatur mengenai pembangunan dan pengelolaan hutan kota. Berdasrkan Perda Kota Kupang Nomor: 7 Tahun 2000, Tentang Ruang Terbuka Hijau menyatakan bahwa Ruang Terbuka Hijau yang selanjutnya disingkat RTH adalah bagian dari penataan ruang kota yang berfungsi sebagai kawasan hijau pertamanan kota, kawasan hijau hutan kota, kawasan hijau rekreasi kota, kawasan hijau kegiatan olah raga, kawasan hijau Pemakaman, kawasan hijau pertanian, kawasan jalur hijau dan kawasan hijau pekarangan. Taman Kota sebagai ruang terbuka hijau (RTH) kota adalah bagian dari ruang terbuka ( open spaces) suatu wilayah perkotaan yang diisi oleh tumbuhan, tanaman, dan vegetasi (endemik, introduksi) guna mendukung manfaat langsung dan/atau tidak langsung yang dihasilkan oleh RTH dalam kota tersebut yaitu: keamanan, kenyamanan, kesejahtraan, dan keindahan wilayah perkotaan tersebut. Menurut kamus besar Bahasa Indonesia dikatakan bahwa taman adalah suatu tempat yang ditanami berbagai bunga, perdu, pohon dan sebagainya; tempat besenang-senang; tempat yang menyenangkan dan sebagainya. Taman kota secara tradisioanal merupakan alunalun dan taman raja, pamong praja yang terbuka juga untuk umum. Taman kota pada zaman [Perhutanan Kota] Identifikasi Permasalahan Pengelolaan Hutan Kota 2

modern dengan perancangan tata kota, taman kota merupakan tempat umum yang dikehendaki masyarakat untuk beristirahat dekat perumahan dan sebagai pengatur iklim (Mulyani, 2006). D. METODE PRAKTIKUM 1. Waktu dan Tempat Praktikum dilaksanakan pada : Hari / Tanggal : Kamis, 4 Juni 2015 Pukul : 12.30-14-30 WITA Tempat : Laboratorium Perencanaan Hutan. Politani Kupang 2. Alat dan bahan Alat tulis menulis Kertas manila Lem kertas / isolasi 3. Prosedur Kerja a. Mendengarkan arahan atau penjelasan dari dosen pengasuh mata kuliah b. Membentuk regu kerja c. Mengidentifikasi permasalahan pengelolaan hutan kota yang ada didalam kota kupang d. Mendiskusikan permasalahan pengelolaan hutan kota yang telah diidentifikasi dilapangan e. Menulis dan mendesain hasil diskusi pada kertas manila f. Mempresentasikan hasil diskusi yang telah ditulis dan didesain pada kertas manila [Perhutanan Kota] Identifikasi Permasalahan Pengelolaan Hutan Kota 3

E. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Hasil Gambar hasil identifikasi permasalahan pengelolaan hutan kota ditaman nostalgia yang telah dipaparkan lewat kertas manila 2. Pembahasan Proses mengidentifikasi permasalahan pengelolaan hutan kota adalah melihat dan menilai hutan kota yang telah di bangun apakah pada hutan kota tersebut sudah ada pengelolaan yang baik atau tidak. Proses identifikasi meliputi identifikasi permasalahan yang ada dilapangan, kendala kendala atau hambatan yang didapati dilapangan dan pemberian solusi untuk pemecahan masalah. Contoh permasalahan pengelolaan hutan kota yang dibahas di kelompok ini yaitu permasalahan pengelolaan hutan kota yang ada di taman nostalgia kupang. Dari hasil identifikasi permasalahan pengelolaan hutan kota yang ada di taman nostalgia kupang, ternyata diketahui belum ada pengelolaan yang baik sehingga dari hasil identifikasi didapatkan masalah yaitu diantranya masyarakat pengunjung taman sering membuang sampah dengan sembarangan, masalah ini kendalanya yaitu keterbatasan bak samapah yang di sediakan di taman sehinga masyarakat selalu membuang sampah tidak pada tempatnya, maka itu dari pihak pengelola perlu menyediakan bak sampah dietiap bagian bagian taman. [Perhutanan Kota] Identifikasi Permasalahan Pengelolaan Hutan Kota 4

Dalam pembangunan dan pengelolaan fisik suatau taman harus memperhatikan kesejahteraan masyarakat pengunjung seperti pembangunan fasilitas harus dibuat kuat dan nyaman. Masalah mengenai fasilias, ternyata ditemui adanya kerusakan WC/Toilet umum yang telah dibangun sudah terlihat rusak dan sudah tidak bisa digunakan di taman nostalgia. Dari masalah ini bisa mengakibatkan murunan masyarakat yang akan mengunjung. Jenis tanaman yang menggugurkan daun pada musim panas akan mengakibatkan taman tersebut panas pada siang hari karena tidak ada naungan. Hal ini diakibatkan karena adanya salah pemilihan jenis pada saat pembangunan taman noslagia. Alasan kenapa tidak ada pengelolaan dengan cara menebang tanaman digantikan dengan tanaman yang ever green. Diketahui juga bahwa sebelum pembangunan taman notalgia sudah terdapat beberapa vegetasi yang telah tumbuh besar di sekitar taman, sehingga tidak rela kalau tanaman tersebut harus ditebang karena diketahui bahwa poses pertumbuhan suatu tanaman menjadi besar membutuhkan waktu yang lama sehingga bentuk pengelolaannya melakukan penataan dan penambahan jenis yang ever green sesui syarat pemilihan tanaman yang cocok di tanam di sekitar taman. Taman terlihat bagus dan banyak pengunjung apabila ada pengelolaan yang baik. Salah satu syarat sehingga taman terlihat bagus dan banyak pengunjung adalah dari jenis vegetasinya yaitu dilihat dari ciri morfologi tanaman itu indah dan menarik, contohnya seperti bentuk dan warna bunga, buah, bentuk daun dan bentuk batang. Tenaga kerja dalam pemeliharaan, pengelolaan dan penjagaan taman juga sangat berperan penting dalam menajaga keletarian taman yang sudah di bangun. Dengan adanya tenaga kerja dalam pemeliharaan dan pengelolaan maka vegetasi yang telah ada ditaman tersebut bisa ditata dan dibentuk menjadi lebih indah dan masalah mengenai tanaman tingkat semai yang mati bisa diatasi. Maksud dari penambahan aparat penjagan ini bermaksud menjaga keamanan didalam taman seperti pencopetan, minuman keras dan mengatasi salah pemanfaatan yang sering dilakukan oleh kalangan mudah didalam taman. [Perhutanan Kota] Identifikasi Permasalahan Pengelolaan Hutan Kota 5

F. Kesimpulan Setelah melakukan identifikasi permasalahan pengelolaan hutan kota khususnya di taman nostalgia kupang maka dapat menyimpulkan bahwa: Mengidentifikasi permasalahan pengelolaan hutan kota adalah melihat dan menilai hutan kota yang telah di bangun apakah pada hutan kota tersebut sudah ada pengelolaan yang baik atau tidak Metode yang dipakai dalam megidentifikasi permasalahan pengelolaan hutan kota meliputi identifikasi permasalahan yang ada dilapangan, mengidentifikasi kendala kendala atau hambatan yang didapati dilapangan dan pemberian solusi untuk pemecahan masalah G. DAFTAR PUSTAKA Grey, G.W. dan F.J. Deneke. 1978. Urban Forestry. New York. John Wiley and Sons Inc. Irwan, Z.D.1994. Peranan Bentuk dan Stuktur Hutan kota terhadap Kualitas Lingkungan Kota. Disertasi, Pasca sarjana. IPB Press. Bogor Mulyani.T.H. 2006. Arsitektur Ekologis. Yogyakarta: Kanisius. Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor : 25 Tahun 2009, Tentang Hutan Kota. Walikota Bandung Peraturan Daerah Kota Kupang Nomor: 7 Tahun 2000, Tentang Ruang Terbuka Hijau. Wali Kota Kupang Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor: 63 Tahun 2002, Tentang Hutan Kota. Presiden Republik Indonesia [Perhutanan Kota] Identifikasi Permasalahan Pengelolaan Hutan Kota 6