BAB I PENDAHULUAN. penyedia fasilitas pelayanan bagi masyarakat. Lingkungan perkotaan merupakan

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kota merupakan perwujudan aktivitas manusia yang berfungsi sebagai pusat kegiatan sosial, ekonomi, pemerintahan, politik, dan pendidikan, serta penyedia fasilitas pelayanan bagi masyarakat. Lingkungan perkotaan merupakan lingkungan yang terancam karena berbagai kegiatan manusia yang dilakukan di dalam dan di sekitar kota (Dahlan, 2004). Dalam perjalanannya, kota mengalami perkembangan yang sangat pesat akibat adanya dinamika penduduk, perubahan sosial ekonomi, dan terjadinya interaksi dengan wilayah lain. Meningkatnya pembangunan fisik kota, pertumbuhan penduduk serta berbagai aktivitas kota menyebabkan berkurangnya Ruang Terbuka Hijau Kota (RTHK) dan menurunnya kualitas lingkungan hidup yang mengakibatkan terjadinya perubahan ekosistem alami. Keberadaan dari vegetasi yang berada di RTHK dapat mempengaruhi kondisi atmosfer setempat, mampu merubah suhu dan kelembaban udara juga mengurangi kecepatan angin (Martopo dkk, 1995). Sleman merupakan salah satu kabupaten di Yogyakarta yang memiliki kepadatan populasi, gedung maupun lalu lintas kendaraan. Dengan adanya penduduk yang padat maka kebutuhan akan ruang untuk memenuhi kebutuhan hidup semakin meningkat pula sehingga mendorong pembangunan fisik berupa sarana-prasarana seperti pemukiman, gedung perkantoran dan sarana lainnya yang mengurangi luasan ruang terbuka hijau di perkotaan. Akhir-akhir ini banyak 1

2 2 terlihat bangunan-bangunan seperti hotel dan mall besar sedang dibangun dan semakin mengurangi keberadaan ruang terbuka hijau yang ada di Yogyakarta. Suhu dan kelembaban merupakan elemen iklim mikro yang penting untuk diperhatikan dan merupakan kebutuhan pokok masyarakat kota. Jika kondisi sejuk tercipta maka kenyamanan dalam beraktivitas lebih baik, terlebih lagi dapat dikatakan bahwa aktivitas masyarakat Yogyakarta sudah cukup tinggi. Irwan (1997) mengatakan bahwa suhu di pusat kota menunjukkan yang paling tinggi dan akan menurun secara bertahap ke arah pinggir kota sampai ke desa. Hal ini merupakan cerminan perubahan iklim mikro di wilayah perkotaan yang dapat mengganggu kenyamanan penduduk yang tinggal di kawasan Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Saat ini gejala peningkatan suhu udara terutama pada siang hari dirasakan di Indonesia, khususnya di kota-kota besar salah satunya wilayah Sleman Yogyakarta. Hal ini menunjukkan bahwa permasalahan lingkungan terkait peningkatan suhu udara di perkotaan membutuhkan perhatian yang khusus. Salah satu upaya untuk menanggulangi permasalahan lingkungan yang terjadi adalah dengan membangun hutan kota yang salah satu fungsinya adalah dapat menurunkan suhu serta meningkatkan kelembaban udara sehingga kenyamanan penduduk perkotaan menjadi lebih nyaman. Hutan kota diperlukan untuk mengurangi kecenderungan penurunan kualitas lingkungan hidup di wilayah kota. (Koto,1991 dalam Dahlan 2004) juga telah melakukan penelitian di beberapa tipe vegetasi di sekitar Gedung Manggala Wanabakti, Jakarta. Berdasarkan penelitian ini dapat dinyatakan, hutan memiliki suhu udara yang

3 3 paling rendah, jika dibandingkan dengan suhu udara di taman parkir, padang rumput dan beton. Berdasarkan kondisi bentuk hutan kota yang sama dari Kebun Botani Fakutas Biologi dengan Hutan Kota Denggung yaitu bergerombol/mengelompok dan kondisi suhu sekitarnya yang relatif sama maka akan dilakukan penelitian untuk mengetahui kondisi hutan kota yang seperti apa yang lebih mampu dalam menurunkan suhu udara dan meningkatkan kelembaban Rumusan Masalah Kabupaten Sleman Yogyakarta merupakan kawasan yang di dalam perkembangannya mengalami pertumbuhan penduduk yang pesat dengan disertai pembangunan fisik yang menyebabkan berkurangnya Ruang Terbuka Hijau. Pembangunan sarana-prasarana kota menyebabkan kawasan hijau berubah menjadi lahan terbangun yang semakin luas, selain itu lalu lintas yang semakin padat yang menimbulkan perubahan elemen iklim terutama suhu yang merupakan permasalahan lingkungan. Gejala suhu udara yang makin tinggi di perkotaan khususnya pada siang hari yang akan menyebabkan warga kota menjadi tidak nyaman dan memerlukan upaya pengendalian. Kawasan Kebun Botani Fakultas Biologi UGM dan Hutan Kota Denggung merupakan kawasan yang padat penduduk dan aktivitas serta pembangunan fisiknya cukup tinggi dan berada di dekat kota. Dua lokasi memiliki bentuk yang sama yaitu bentuk hutan kota yang mengelompok. Struktur yang berbeda dengan tujuan pembangunan hutan kota yang berbeda pula. Kebun Botani Fakultas Biologi UGM merupakan hutan kota berstrata banyak yang dibangun

4 4 dengan tujuan koleksi dan pendidikan sedangkan Hutan Kota Denggung merupakan hutan kota berstrata dua yang dibangun dengan tujuan koleksi dan ruang publik yang juga dimanfaatkan sebagai taman bermain. Dalam hal ini fungsi hutan kota dapat berperan untuk menanggulangi permasalahan lingkungan tersebut. Hutan kota diharapkan mampu menurunkan suhu dan meningkatkan kelembaban udara di sekitar kawasan perkotaan seperti yang dikemukakan oleh Grey dan Deneke (1976) bahwa pepohonan dengan vegetasi lainnya dapat menurunkan suhu kota melalui evapotranspirasi. Berdasarkan uraian diatas diperoleh beberapa rumusan masalah sebagai berikut : 1. Apakah ada perbedaan kondisi suhu dan kelembaban relatif pada kedua lokasi hutan kota tersebut? 2. Apakah ada hubungan antara vegetasi dengan suhu dan kelembaban relatif pada kedua lokasi hutan kota tersebut? 1.3. Tujuan Penelitian 1. Mengetahui suhu dan kelembaban relatif pada Kebun Botani Fakultas Biologi UGM dan Hutan Kota Denggung 2. Mengetahui hubungan antara vegetasi dengan suhu dan kelembaban relatif pada Kebun Botani Fakultas Biologi UGM dan Hutan Kota Denggung 1.4. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan bahan pertimbangan dalam penentuan arah kebijakan pembangunan hutan kota khususnya di wilayah Kabupaten Sleman, Yogyakarta terkait fungsi hutan kota dalam menurunkan suhu dan menaikkan kelembaban. Dalam hal ini nantinya

5 5 dapat dipakai untuk melakukan perencanaan atau desain hutan kota yang lebih efektif dalam menurunkan suhu udara dan meningkatkan kelembaban di wilayah kota Yogyakarta.