BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN DESAIN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN DESAIN"

Transkripsi

1 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN DESAIN 4.1 Denah Lokasi Hutan Kota Sungkur Klaten terletak di Kelurahan Sungkur, Kecamatan Klaten Utara, Kabupaten Klaten. Bagian Utara Hutan Kota berbatasan dengan Jalan Wahidin Sudirohusodo dan SMPN 1 Klaten, bagian selatan berbatasan dengan pemukiman warga dan tempat pemakaman umum, bagian timur berbatasan dengan SMPN 6 Klaten, dan sebelah barat berbatasan dengan Jalan Andalas. Berikut adalah gambar site plan Hutan Kota Klaten yang dapat dilihat pada Gambar 4.1 dibawah ini yang berada dalam garis warna orange. Gambar 4.1 Site Plan Hutan Kota Sungkur Klaten dalam Garis Orange (Sumber : Google Earth) 36

2 4.2 Kondisi Eksisting pada Hutan Kota Sungkur Klaten Kondisi eksisting adalah kondisi sebenarnya yang ada pada Hutan Kota Sungkur, Klaten tersebut. Dari hasil data Dinas Pekerjaan Umum diperoleh inventarisasi data pada tahun 2011 sebagai berikut : 1. Luas Hutan Kota Sungkur, Klaten yaitu 5.217,25 m 2 2. Vegetasi terdiri dari Daftar vegetasi yang ada pada Hutan Kota Sungkur, Klaten dapat dilihat pada Tabel 4.1 sebagai berikut : Tabel 4.1 Daftar vegetasi pada Hutan Kota Sungkur, Klaten Nama Tanaman Golongan Tinggi (m) Jumlah Angsana Peneduh Mahoni Peneduh 10 1 Akasia Peneduh Waru Peneduh Teh-tehan Perdu 7 6 Pangkas Kuning Perdu 0,4 17 Palm Kuning Perdu 0,5 4 Palm Sadeng Perdu 0,4 1 Cemara Udang Perdu 0,5 6 Jumlah 214 (Sumber : DPU Kabupaten Klaten Tahun 2011) 6 s/d 9 0, s/d 5 0,

3 3. Elemen Keras (Bangunan) Daftar elemen keras yang ada pada Hutan Kota Sungkur Klaten dapat dilihat pada Tabel 4.2 di bawah ini. Tabel 4.2 Daftar Elemen Keras (Bangunan) No. Nama Barang Jumlah (Unit) 1. Jungkat-jungkit 2 2. Kursi Taman 8 3. Pot Tanaman 10 Jumlah 20 (Sumber : Survei di lokasi ) Lokasi Berdasarkan survei dilapangan Hutan Kota Sungkur Klaten kurang perawatan sehingga sekarang sedikit beralih fungsi menjadi tempat tinggal pemulung dan tempat pembuangan sampah warga sekitar serta pada malam hari sering digunakan untuk area mesum muda-mudi karena tidak adanya penerangan pada Hutan Kota Sungkur Klaten tersebut. Kondisi hutan dapat dilihat pada gambar 4.2 di bawah ini. Gambar 4.2 Kondisi Hutan Kota Sungkur Klaten 38

4 Dengan beralih fungsinya Hutan Kota Klaten pada saat ini, maka dari itu Hutan Kota Sungkur Klaten tersebut perlu dilakukan adanya penataan agar lebih indah dan menarik perhatian pengunjung untuk berada pada hutan kota ini Elemen Keras (Bangunan) Lampu Taman Lampu sangatlah penting bagi penerangan pada malam hari selain itu juga berfungsi sebagai keindahan pada malam hari. Namun berbeda dengan kondisi di Hutan Kota Sungkur Klaten yang saat ini tidak ada penerangan sama sekali kondisi demikian yang memicu muda-mudi untuk melakukan tindakan yang tidak senonoh ditempat ini. Maka dari itu perlu adanya pengadaan lampu taman di Hutan Kota Sungkur Klaten Jalan Setapak Fungsi jalan setapak pada RTH adalah sebagai tempat berpijak terutama ketika melakukan penyiraman agar tidak merusak tanaman dan rumput yang ada akibat terinjak. Pada Kawsan Hutan Kota Sungkur Klaten, perkerasan pada area RTH dibuat dengan menggunakan paving block. Namun kondisinya saat ini terlihat kotor da nada beberapa paving block yang tidak tau keberadaannya disebabkan kurangnya perawatan pada Hutan Kota Klaten tersebut. Kondisi tersebut dapat dilihat pada Gambar 4.3 dibawah ini. Gambar 4.3 Kondisi Perkerasan pada Hutan Kota Klaten 39

5 Kursi Taman Kursi taman berfungsi sebagai tempat untuk beristirahat sambil bersantai. Di Hutan Kota Sungkur Klaten hanya terdapat 8 buah kursi taman yang terbuat dari beton. Untuk itu perlu adanya penambahan kursi taman pada Hutan Kota Sungkur Klaten. Kondisi kursi taman dapat dilihat pada Gambar 4.4 di bawah ini. Gambar 4.4 Kondisi Kursi Taman pada Hutan Kota Klaten 4.3 Perencanaan Desain RTH Hutan Kota Sungkur Klaten Sasaran Pengguna Hutan kota Sungkur Klaten merupakan ruang terbuka hijau dengan luas 5.217,25m 2. Pada awalnya hutan kota ini dibuat dengan tujuan untuk tempat rekreasi keluarga namun seiring berjalan waktu hutan kota ini berubah fungsi untuk tempat tinggal pemulung dan tempat pembuangan sampah warga sekitar yang menjadikan kondisinya kurang indah dan kurang menarik dikunjungi masyarakat. Sasaran pengguna ruang terbuka hijau tersebut penggunaannya umum (untuk segala usia) karena taman tersebut memiliki konsep rekreasi yang tujuannya untuk tempat berkumpul warga sekitar yang ingin melepas kepanatan. 40

6 4.3.2 Desain Konsep Penataan Hutan Kota Sungkur Klaten Setelah mendapatkan data dan mengetahui keadaan lokasi eksisting, dilakukan penataan pada elemen-elemen Hutan Kota Sungkur Klaten. Rancangan tersebut kemudian dituangkan dalam bentuk desain. Denah dan gambar sketsa digambar dengan menggunakan software AutoCad dan Google SketchUp yang dapat dilihat pada Gambar 4.5 sampai 4.6 di bawah ini. Gambar 4.5 Desain Hutan Kota Sungkur Klaten Menggunakan Software AutoCad Gambar 4.6 Desain Drainase dan Sumur Resapan Hutan Kota Sungkur Klaten Menggunakan Software AutoCad 41

7 Gambar 4.7 Desain Hutan Kota Sungkur Klaten Menggunakan Software Google SkecthUp 4.4 Pengembangan Desain Konsep Penataan Hutan Kota Klaten Pengerjaan Konstruksi Taman Pekerjaan konstruksi taman antara lain terdiri dari pembuatan drainase, sumur resapan pembuatan jalan setapak dan permukaan, pemasangan instalasi air dan listrik, dan lain sebagainya. Semua pekerjaan tersebut sebaiknya dilakukan setelah bangunan taman lain seperti gazebo, kolam dan bak tanaman. Hal ini bertujuan untuk penyempurnaan dan keamanan bagi pengguna taman tersebut. Berikut ini adalah beberapa hal yang perlu untuk dilakukan dalam pengerjaan konstruksi taman: Drainase dan Sumur Resapan Kondisi drainase di Hutan Kota Sungkur Klaten tidak berfungsi dengan baik, karena saluran drainase yang terbuka tersebut ditumbuhi rumput dan tanaman liar di sepanjang saluran drainase, sehingga perlu dilakukan pembersihan saluran drainase tersebut. Selain dilakukan pembersihan di taman tersebut juga ditambah dengan adanya sumur resapan untuk menjaga kualitas air tanah saat musim kemarau. Dibawah ini adalah desain saluran drainase dan sumur resapan Hutan Kota Sungkur Klaten. Berikut adalah Desain Saluran Drainase dan Sumur Resapan Hutan Kota Sungkur Klaten commit dapat to dilihat user pada Gambar 4.8 di bawah ini. 42

8 Keterangan : : Sumur Resapan : Saluran Drainase Gambar 4.8 Desain Saluran Drainase dan Sumur Resapan Kantor Pengelola Pada Hutan Kota Sungkur Klaten ini akan dibangun sebuah kantor pengelola dengan luas lahan 5 x 6 m 2 dan luas bangunan 27,68 m 2 untuk ruangan petugas. Tanpa adanya pengelola maka taman tersebut tidak akan terawat dengan baik, maka dari itu dibangunnya kantor pengelola adalah untuk tempat singgah pengelola taman itu sendiri. Desain kantor pengelola dapat dilihat pada Gambar 4.9 dibawah ini. Gambar 4.9 Desain Kantor Pengelola 43

9 Jaringan Air dan Listrik Pada Hutan Kota Sungkur Klaten akan direncanakan pemasangan pipa air dalam tanah agar lebih aman dan rapi dan untuk mengindari kebocoran akibat terinjak oleh pengunjung. Dan instalasi listrik pada Hutan Kota Sungkur Klaten juga harus lebih terencana agar tidak membahayakan pengunjung Pembuatan Jalan Pada Hutan Kota Sungkur Klaten perkerasan jalan didesain menggunakan paving block untuk daerah yang tidak menggunakan perkerasan ditutup dengan menggunakan rumput gajah mini untuk penutup tanahnya. Contoh desain perkerasan jalan dapat dilihat pada Gambar 4.10 di bawah ini. Gambar 4.10 Desain Perkerasan Jalan Bangunan Food Court Food Court adalah sebuah tempat makan yang terdiri dari counter-counter makanan yang menawarkan menu makanan dan minuman yang variatif. Food court ini dibangun diatas lahan seluas 75 m 2 yang terdiri dari 5 kios, masingmasing kios berukuran 5 x 3 m 2 dengan tinggi bnagunan 3 m. Desain food court dapat dilihat pada Gambar 4.11 di bawah ini. 44

10 Gambar 4.11 Desain Food Court 4.5 Elemen Estetika Taman Elemen estetika taman merupakan unsur-unsur dalam membentuk dan membuat RTH menjadi nyata, indah, dan menarik. Elemen estetika taman dibagi menjadi dua yaitu elemen keras dan elemen lunak Elemen Keras Elemen keras pada taman masing-masing mempunyai fungsi dan memberikan estetika yang berbeda. Penggunaan elemen keras tersebut disesuaikan dengan tem ataman yang akan direncanakan. Tujuannya adalah untuk kenyamanan pengunjung taman itu sendiri. Ada beberapa komponen keras yang akan ditampilkan pada kawasan Hutan Kota Sungkur Klaten adalah sebagai berikut : Gazebo Perencanaan pembuatan gazebo di Hutan kota Sungkur Klaten ini berjumlah 8 buah yang berada di sekitar area taman. Pada perencanaan desain taman ini, gazebo berbentuk persegi dengan tempat duduk berjumlah 4 buah di setiap gazebo. Desain gazebo dapat dilihat pada gambar 4.12 di bawah ini. 45

11 Gambar 4.12 Desain Gazebo Kursi Taman Kursi taman yang berada di Hutan kota Sungkur Klaten tidak banyak dirubah dari bentuk aslinya. Namun untuk memperindah dan mengindari dari rusaknya kursi dari karat maupun lapuk, maka perlu dilapisi cat agar telihat lebih menarik dan nyaman. Desain kursi taman dapat dilihat pada gambar 4.13 dibawah ini. Gambar 4.13 Desain Kursi Taman Kolam Air Pada Hutan Kota Sungkur Klaten belum ada kolam air. Tujuan pembuatan kolam air ini adalah untuk memberi nilai keindahan taman. Dalam perencanaan kolam air ini, dibuat desain berbentuk lingkaran yang didalamnya terdapat air yang 46

12 memancar atau mancur dan ditampung dalam kolam tersebut. Kolam ini dilengkapi dengan pompa air yang dapat mengangkat air ke atas bangunan. Disekeliling kolam juga ditambah dengan adanya taman bunga sederhana yang juga bertujuan untuk mempercantik taman. Desain kolam air pada Hutan Kota Sungkur Klaten dapat dilihat pada Gambar 4.14 di bawah ini. Gambar 4.14 Desain Kolam Air dan Taman Bunga Sederhana Toilet Salah satu fasilitas yang belum ada pada Hutan Kota Sungkur Klaten adalah toilet. Toilet ini nantinya terdiri dari 2 bagian yaitu toilet untuk pria dan wanita yang dilengkapi dengan fasilitas wastafel dan kaca cermin. Desain toilet dapat dilihat pada Gambar 4.15 dibawah ini. Gambar 4.15 Desain Toilet 47

13 Lampu Taman Pada Hutan kota Sungkur klaten sebelumnya belum ada lampu taman sama sekali, maka dari itu perlu adanya penambahan lampu taman. Desain lampu taman dapat dilihat pada Gambar 4.16 di bawah ini. Lampu Taman Minimalis (a) Lampu Taman Duduk (b) Gambar 4.16 Desain Lampu Taman Tempat Sampah Untuk menjaga kebersihan taman diperlukan adanya tempat sampah yang tersebar di beberapa titik taman. Dengan adanya tempat sampah maka meminimalisir pembuangan sampah secara sembarangan. Satu set tempat sampah terbagi menjadi 2 yaitu satu tempat untuk jenis sampah organik dan satu tempat untuk jenis sampah anorganik. Contoh gambar tempat sampah dapat dilihat pada gambar 4.17 di bawah ini. Gambar 4.17 Tempat Sampah 48

14 4.5.2 Elemen Lunak Elemen lunak yaitu segala hal penyusun taman yang bersifat lunak. Umumnya elemen lunak merupakan makhluk hidup, baik berupa tanaman atau hewan. Seperti halnya rumput sebagai komponen penyusun RTH ini yang dipilih yaitu menggunakan rumput gajah mini yang mudah perawatannya. Selain rumput komponen utama lainnya adalah pepohonan seperti pohon akasia, angsana, waru, dan beberapa tanaman pelengkap lainnya yang ditanam menyebar dikawasan Hutan Kota Klaten ini guna memenuhi kebutuhan oksigen dan untuk kesejukan pada taman itu sendiri Rumput Gajah Mini Rumput gajah mini merupakan elemen tanaman yang banyak digunakan sebagai dekorasi penutup tanah. Rumput gajah mini memiliki karakter yang unik karena daunnya tidak tumbuh ke atas melainkan menyamping, sehingga membuat tampilannya lebih bagus. Contoh gambar rumput gajah mini dapat dilihat pada Gambar 4.18 di bawah ini. Gambar 4.18 Rumput Gajah Mini Akasia Akasia merupakan jenis tanaman yang mudah beradaptasi apalagi pada kondisi tropis. Oleh karena itu pembudidayaan akasia sangat mudah dan juga dapat mempercantik taman pada saat bunga akasia berguguran. Berikut adalah contoh pohon akasia yang dapat dilihat pada Gambar 4.19 dibawah ini. 49

15 Gambar 4.19 Pohon Akasia Angsana Angsana merupakan pohon yang pertumbuhannya sangat cepat, kayu yang kuat juga sering dimanfaatkan sebagai penghijauan di jalan raya atau lingkungan masyarakat. Rindang, pertumbuhan cepat dan multifungsi juga menjadi kelebihan pohon angsana. Berikut adalah contoh pohon angsana yang dapat dilihat pada Gambar 4.20 dibawah ini. Gambar 4.20 Pohon Angsana Palem Tumbuhan palem sangat cocok untuk penghijauan dan juga tumbuh didaerah tropis. Jenis palem yang digunakan ialah palem putri. Tanaman palem memiliki bentuk yang eksotis sehingga sangat cocok dipakai untuk penataan taman. Berikut adalah contoh pohon palem dapat dilihat pada Gambar 4.21 dibawah ini. 50

16 Gambar 4.21 Palem Putri Waru Pohon waru adalah salah satu tanaman tropis berbatang sedang dan berdaun lebar. Selain sebagai tanaman peneduh, pohon waru juga berkhasiat sebagai obat tradisional dengan cara merebus daun atau bunga pohon waru kemudian air rebusannya diminum dan dapat digunakan untuk penyubur rambut dengan cara memanfaatkan daun waru yang sudah digiling kemudian oleskan pada kulit kepala. Contoh pohon waru dapat dilihat pada Gambar 4.22 di bawah ini. Gambar 2.22 Pohon Waru Bunga Azalea Azalea adalah jenis tanaman berbunga dari keluarga Ericaceae. Azalea dikembangkan sebagai tanaman hias yang populer. Pada habitat liar, ia biasa tumbuh di hutan dan wilayah berawa. Warna bunganya bervariasi dari merah, kuning, putih, pink, dan ungu. Contoh bunga azalea dapat dilihat pada Gambar 2.23 dibawah ini. 51

17 Gambar 4.23 Bunga Azalea 4.6 Rencana Anggaran Biaya Adapun rencana anggaran biaya yang dibutuhkan adalah : 1. Perencanaan Penataan Hutan Kota Klaten membutuhkan anggaran biaya senilai Rp ,00. (Lampiran 6) 2. Anggaran biaya untuk perencanaan Kantor Pengelola Hutan Kota Sungkur klaten membutuhkan Biaya Rp ,00. (Lampiran 9) Berikut ini adalah hasil Rekapitulasi Rencana Anggaran Biaya Penataan Hutan Kota Sungkur Klaten dan Kantor Pengelola dapat dilihat pada Tabel 4.3 dan tabel 4.4 dibawah ini. Tabel 4.3 Rekapitulasi Rencana Anggaran Biaya Penataan Hutan Kota Sungkur Klaten NO JENIS KEGIATAN JUMLAH HARGA I PEKERJAAN PERSIAPAN Rp 37,303, II PEKERJAAN TANAH DAN PAVING Rp 179,451, III PEKERJAAN TANAMAN Rp 87,909, PEKERJAAN UNTUK TEMPAT DUDUK DAN IV LAMPU Rp 31,562, V PEKERJAAN PEMBUATAN FOODCOURT & TOILET Rp 93,150, VI PEKERJAAN LAIN-LAIN Rp 70,775, Jumlah Total Rp 500,151,501,00 Pembulatan Harga Rp 500,200, Sumber: Harga Satuan Pekerjaan (HSD) dan Harga Satuan Pokok Kegiatan (HSPK) Kota Klaten Tahun

18 Tabel 4.4. Rekapitulasi Rencana Anggaran Biaya pembuatan Kantor Pengelola Hutan kota Sungkur Klaten NO JENIS PEKERJAAN JUMLAH HARGA I PEKERJAAN PERSIAPAN Rp 1,262, II PEKERJAAN TANAH Rp 1,615, III PEKERJAAN PONDASI Rp 9,378, IV PEKERJAAN DINDING Rp 8,014, V PEKERJAAN PLESTERAN Rp 6,883, VI PEKERJAAN KAYU Rp 8,315, VII PEKERJAAN BETON Rp 9,571, VIII PEKERJAAN PENUTUP ATAP Rp 6,637, IX PEKERJAAN LANGIT-LANGIT Rp 1,842, X PEKERJAAN SANITASI Rp 4,248, XI PEKERJAAN BESI DAN ALUMUNIUM Rp 7,037, XII PEKERJAAN KUNCI DAN KACA Rp 92, XIII PEKERJAAN PENUTUP LANTAI DAN DINDING Rp 1,577, XIV PEKERJAAN PENGECATAN Rp 2,072, XV PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK Rp 400, TOTAL HARGA Rp 68,949, PEMBULATAN HARGA Rp 69,000,

19 Tabel 4.5. Rekapitulasi Anggaran Biaya Keseluruhan pembuatan Hutan Kota Sungkur Klaten NO JENIS KEGIATAN JUMLAH HARGA I RAB TAMAN Rp 500,200, II RAB KANTOR PENGELOLA Rp 69,00, Jumlah Total Rp 569,200, Pembulatan Harga Rp 569,200, TERBILANG = LIMA RATUS ENAM PULUH SEMBILAN JUTA DUA RATUS RIBU RUPIAH Sumber: Harga Satuan Pekerjaan (HSD) dan Harga Satuan Pokok Kegiatan (HSPK) Kota Klaten Tahun

PENATAAN HUTAN KOTA KLATEN MENJADI TAMAN REKREASI BERBASIS RUANG TERBUKA HIJAU TUGAS AKHIR

PENATAAN HUTAN KOTA KLATEN MENJADI TAMAN REKREASI BERBASIS RUANG TERBUKA HIJAU TUGAS AKHIR PENATAAN HUTAN KOTA KLATEN MENJADI TAMAN REKREASI BERBASIS RUANG TERBUKA HIJAU TUGAS AKHIR Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Ahli Madya (A.Md.) pada Program Studi D-III Teknik Sipil Fakultas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN digilib.uns.ac.id BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN 4.1. Deskripsi Lokasi Perumahan Taman Nirwana terletak di pinggir kota Klaten. Untuk mencapai lokasi dapat dilalui dengan kendaraan bermotor sedang,

Lebih terperinci

PERENCANAAN RUANG TERBUKA HIJAU DI KABUPATEN KLATEN TUGAS AKHIR

PERENCANAAN RUANG TERBUKA HIJAU DI KABUPATEN KLATEN TUGAS AKHIR PERENCANAAN RUANG TERBUKA HIJAU DI KABUPATEN KLATEN TUGAS AKHIR Disusun sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Ahli Madya (A.Md.) pada Program Studi DIII Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil Fakultas

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kondisi Eksisting dan Evaluasi Ruang Terbuka Hijau Kecamatan Jepara Jenis ruang terbuka hijau yang dikembangkan di pusat kota diarahkan untuk mengakomodasi tidak hanya fungsi

Lebih terperinci

Gambar 23. Ilustrasi Konsep (Image reference) Sumber : (1) ; (2) (3)

Gambar 23. Ilustrasi Konsep (Image reference) Sumber : (1)  ; (2)  (3) 48 PERENCANAAN LANSKAP Konsep dan Pengembangannya Konsep dasar pada perencanaan lanskap bantaran KBT ini adalah menjadikan bantaran yang memiliki fungsi untuk : (1) upaya perlindungan fungsi kanal dan

Lebih terperinci

: 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

: 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; WALIKOTA MAKASSAR PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN WALIKOTA MAKASSAR NOMOR 70 TAHUN 2016 TENTANG PELAKSANAAN KONSERVASI AIR TANAH MELALUI SUMUR RESAPAN DAN LUBANG RESAPAN BIOPORI Menimbang DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Rumusan konsep ini merupakan dasar yang digunakan sebagai acuan pada desain studio akhir. Konsep ini disusun dari hasil analisis penulis dari tinjauan pustaka

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN PASAR. event FESTIVAL. dll. seni pertunjukan

BAB V KONSEP PERANCANGAN PASAR. event FESTIVAL. dll. seni pertunjukan BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1. Konsep Dasar Konsep dasar pada perancangan Pasar Astana Anyar ini merupakan konsep yang menjadi acuan dalam mengembangkan konsep-konsep pada setiap elemen perancangan arsitektur

Lebih terperinci

BAB VII RENCANA. 7.1 Mekanisme Pembangunan Rusunawa Tahapan Pembangunan Rusunawa

BAB VII RENCANA. 7.1 Mekanisme Pembangunan Rusunawa Tahapan Pembangunan Rusunawa BAB VII RENCANA 7.1 Mekanisme Pembangunan Rusunawa 7.1.1 Tahapan Pembangunan Rusunawa Agar perencanaan rumah susun berjalan dengan baik, maka harus disusun tahapan pembangunan yang baik pula, dimulai dari

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN JOMBANG

PEMERINTAH KABUPATEN JOMBANG PEMERINTAH KABUPATEN JOMBANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN JOMBANG NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN RUANG TERBUKA HIJAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JOMBANG, Menimbang : a. bahwa untuk mewujudkan

Lebih terperinci

BAB 8 RENCANA ANGGARAN BIAYA

BAB 8 RENCANA ANGGARAN BIAYA BAB 8 RENCANA ANGGARAN BIAYA 8.1. Rencana Anggaran Biaya (RAB) Rencana anggaran biaya (RAB) adalah tolok ukur dalam perencanaan pembangunan,baik ruma htinggal,ruko,rukan maupun gedung lainya. Dengan RAB

Lebih terperinci

Lampiran 1 Panduan Wawancara Kepada Pengelola Hutan Kota Universitas Riau

Lampiran 1 Panduan Wawancara Kepada Pengelola Hutan Kota Universitas Riau LAMPIRAN Lampiran 1 Panduan Wawancara Kepada Pengelola Hutan Kota Universitas Riau 1. Apa keuntungan bagi kampus Universitas Riau dengan status hutan kota tersebut? 2. Apa tujuan utama dan tujuan lainnya

Lebih terperinci

BAB 2 PRODUK. Anugerah adalah penduduk asli dan pendatang baru yang ada di kota

BAB 2 PRODUK. Anugerah adalah penduduk asli dan pendatang baru yang ada di kota BAB 2 PRODUK 2.1 Spesifikasi Rincian Produk Sesuai dengan target pasar yang di rencanakan oleh CV. Griya Indah Anugerah adalah penduduk asli dan pendatang baru yang ada di kota Payakumbuh. Usaha CV. Griya

Lebih terperinci

BAB III: GAMBARAN UMUM LOKASI STUDI

BAB III: GAMBARAN UMUM LOKASI STUDI BAB III: GAMBARAN UMUM LOKASI STUDI Wilayah studi dalam penelitian ini adalah Area Taman Ayodia, Jalan Barito, Jakarta Selatan. Gambaran umum terhadap wilayah studi pada awalnya akan dipaparkan gambaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ruang Terbuka Hijau atau RTH merupakan salah satu komponen penting perkotaan. Secara umum ruang terbuka publik (open spaces) di perkotaan terdiri dari ruang terbuka

Lebih terperinci

PERANCANGAN KOTA. Lokasi Alun - Alun BAB III

PERANCANGAN KOTA. Lokasi Alun - Alun BAB III BAB III DATA ALUN-ALUN KABUPATEN WONOGIRI Kabupaten Wonogiri, dengan luas wilayah 182.236,02 Ha secara geografis terletak pada garis lintang 7 0 32' sampai 8 0 15' dan garis bujur 110 0 41' sampai 111

Lebih terperinci

TAMAN HERBAL SEBAGAI WAHANA PENDIDIKAN DAN REKREASI EKOLOGI DI KARANGANYAR JAWA TENGAH

TAMAN HERBAL SEBAGAI WAHANA PENDIDIKAN DAN REKREASI EKOLOGI DI KARANGANYAR JAWA TENGAH KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TAMAN HERBAL SEBAGAI WAHANA PENDIDIKAN DAN REKREASI EKOLOGI DI KARANGANYAR JAWA TENGAH TUGAS AKHIR Diajukan Sebagai Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Teknik Arsitektur

Lebih terperinci

BAB VI HASIL PERANCANGAN

BAB VI HASIL PERANCANGAN BAB VI HASIL PERANCANGAN Hasil perancangan merupakan aplikasi dari konsep ekowisata pada pengembangan kawasan agrowisata sondokoro yang meliputi bebera aspek, diantaranya: 6.1. Dasar Pengembangan Dasar

Lebih terperinci

BAB IV KONDISI UMUM. Gambar Peta Dasar TPU Tanah Kusir (Sumber: Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta, 2011) Perumahan Warga

BAB IV KONDISI UMUM. Gambar Peta Dasar TPU Tanah Kusir (Sumber: Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta, 2011) Perumahan Warga 19 BAB IV KONDISI UMUM 4.1. Letak, Batas, dan Luas Tapak TPU Tanah Kusir merupakan pemakaman umum yang dikelola oleh Suku Dinas Pemakaman Jakarta Selatan di bawah Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta.

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kota merupakan suatu wilayah dimana di dalamnya terdapat beberapa aktivitas manusia, seperti aktivitas ekonomi, sosial, dan budaya (Yunus, 2005). Kegiatan

Lebih terperinci

b. Kebutuhan ruang Rumah Pengrajin Alat Tenun

b. Kebutuhan ruang Rumah Pengrajin Alat Tenun BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Konsep program dasar perencanaan dan perancangan yang merupakan hasil dari pendekatan perencanaan dan perancangan, yang berupa segala sesuatu mengenai kebutuhan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN Konsep perancangan merupakan proses pengambilan keputusan dalam melakukan desain pengembangan kawasan Agrowisata berdasarkan analisis perancangan. Konsep perancangan tersebut di

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. alami maupun buatan manusia, yang merupakan total dari bagian hidup manusia

II. TINJAUAN PUSTAKA. alami maupun buatan manusia, yang merupakan total dari bagian hidup manusia II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lanskap dan Lanskap Kota Lanskap merupakan suatu bagian dari muka bumi dengan berbagai karakter lahan/tapak dan dengan segala sesuatu yang ada di atasnya baik bersifat alami maupun

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN

LEMBARAN DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN LEMBARAN DAERAH KOTA SAMARINDA Nomor 19 Tahun 2013 SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA SAMARINDA NOMOR 19 TAHUN 2013 TENTANG PENGHIJAUAN KOTA SAMARINDA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang : a. WALIKOTA

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN IV.1 KONSEP DASAR Konsep dasar dalam perancangan hotel ini adalah menghadirkan suasana alam ke dalam bangunan sehingga tercipta suasana alami dan nyaman, selain itu juga menciptakan

Lebih terperinci

Gambar 26. Material Bangunan dan Pelengkap Jalan.

Gambar 26. Material Bangunan dan Pelengkap Jalan. KONSEP Konsep Dasar Street furniture berfungsi sebagai pemberi informasi tentang fasilitas kampus, rambu-rambu jalan, dan pelayanan kepada pengguna kampus. Bentuk street furniture ditampilkan memberikan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Padang Golf Sukarame (PGS) merupakan Lapangan Golf pertama dan satu-satunya di

I. PENDAHULUAN. Padang Golf Sukarame (PGS) merupakan Lapangan Golf pertama dan satu-satunya di 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Padang Golf Sukarame (PGS) merupakan Lapangan Golf pertama dan satu-satunya di Provinsi Lampung. Padang Golf Sukarame didirikan oleh Perkumpulan Golf Lampung (PGL).

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN BAB 5 KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Perancangan dengan Tema Arsitektur Bioklimatik Konsep perancangan pada Malang Distro Park ini menggunakan tema arsitektur bioklimatik yang mengedepankan : a. Prinsip

Lebih terperinci

BAB IV. KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) 1. LATAR BELAKANG

BAB IV. KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) 1. LATAR BELAKANG BAB IV. KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) 1. LATAR BELAKANG a. Dasar Hukum Landasan yuridis kegiatan ini adalah : 1) Undang-Undang Nomor : 28 Tahun 2002, tentang Bangunan Gedung; 2) Undang-undang Nomor 25 Tahun

Lebih terperinci

Kondisi eksisting bangunan lama Pasar Tanjung, sudah banyak mengalami. kerusakan. Tatanan ruang pada pasar juga kurang tertata rapi dan tidak teratur

Kondisi eksisting bangunan lama Pasar Tanjung, sudah banyak mengalami. kerusakan. Tatanan ruang pada pasar juga kurang tertata rapi dan tidak teratur BAB VI HASIL PERANCANGAN 6.1. Hasil Rancangan Tapak Kondisi eksisting bangunan lama Pasar Tanjung, sudah banyak mengalami kerusakan. Tatanan ruang pada pasar juga kurang tertata rapi dan tidak teratur

Lebih terperinci

INDOCEMENT AWARDS STR WRITING COMPETITION

INDOCEMENT AWARDS STR WRITING COMPETITION INDOCEMENT AWARDS STR WRITING COMPETITION BASEMENT OF WATER TANK WRT-14-075 oleh: BAMBANG JOKO SUTONO UNIVERSITAS BALIKPAPAN Jl. Pupuk kel.gn.bahagia (BALIKPAPAN) (2014) ABSTRAK Rumah merupakan kebutuhan

Lebih terperinci

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 18 BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Letak Geografis dan Administratif Kawasan permukiman skala besar Bumi Serpong Damai (BSD City) secara administratif termasuk ke dalam wilayah Kecamatan Serpong

Lebih terperinci

: JONIGIUS DONUATA : : PERHUTANAN KOTA PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBER DAYA HUTAN JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN LAHAN KERING

: JONIGIUS DONUATA : : PERHUTANAN KOTA PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBER DAYA HUTAN JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN LAHAN KERING LAPORAN IDENTIFIKASI PERMASALAHAN PENGELOLAAN HUTAN KOTA ( Taman Nostalgia Kupang ) NAMAA NIM KELAS MK : JONIGIUS DONUATA : 132 385 018 : A : PERHUTANAN KOTA PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBER DAYA HUTAN JURUSAN

Lebih terperinci

Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional

Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional A. G. Tamrin TEKNIK KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG JILID 2 SMK TUT

Lebih terperinci

BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. dirancang berangkat dari permasalahan kualitas ruang pendidikan yang semakin

BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. dirancang berangkat dari permasalahan kualitas ruang pendidikan yang semakin BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN Pusat Pendidikan dan Pelatihan Bagi Anak Putus Sekolah Di Sidoarjo dirancang berangkat dari permasalahan kualitas ruang pendidikan yang semakin menurun.

Lebih terperinci

TATA CARA PEMANFAATAN AIR HUJAN

TATA CARA PEMANFAATAN AIR HUJAN Lampiran Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : 12 Tahun 2009 Tanggal : 15 April 2009 TATA CARA PEMANFAATAN AIR HUJAN I. Pendahuluan Dalam siklus hidrologi, air hujan jatuh ke permukaan bumi,

Lebih terperinci

BAB 8 RENCANA ANGGARAN BIAYA

BAB 8 RENCANA ANGGARAN BIAYA BAB 8 RENCANA ANGGARAN BIAYA 8.1 Volume Pekerjaan 8.1.1 Perkerjaan Persiapan 8.1.1.1 Pembersihan Lokasi panjang bangunan (p) = 40 m lebar bangunan (l) = 40 m Luas Pembersihan Lokasi = p x l = 1600 m2 8.1.1.2

Lebih terperinci

Tata cara perencanaan sumur resapan air hujan untuk lahan pekarangan

Tata cara perencanaan sumur resapan air hujan untuk lahan pekarangan Pt T-22-2000-C PETUNJUK TEKNIS Tata cara perencanaan sumur resapan air hujan untuk lahan pekarangan DEPARTEMEN PERMUKIMAN DAN PRASARANA WILAYAH 1 KATA PENGANTAR Tata Cara Perencanaan Sumur Resapan Air

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ruang Terbuka Hijau (RTH) adalah suatu bentuk ruang terbuka di kota (urban

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ruang Terbuka Hijau (RTH) adalah suatu bentuk ruang terbuka di kota (urban II. TINJAUAN PUSTAKA A. Ruang Terbuka Hijau Ruang Terbuka Hijau (RTH) adalah suatu bentuk ruang terbuka di kota (urban space) dengan unsur vegetasi yang dominan. Perancangan ruang hijau kota harus memperhatikan

Lebih terperinci

ANALISA NILAI AGUNAN RUMAH TINGGAL JL. SEMOLOWARU SELATAN XII SURABAYA

ANALISA NILAI AGUNAN RUMAH TINGGAL JL. SEMOLOWARU SELATAN XII SURABAYA ANALISA NILAI AGUNAN RUMAH TINGGAL JL. SEMOLOWARU SELATAN XII SURABAYA I MADE DWIYANTA P. 3109 100 020 Dosen Pembimbing : Ir. I Putu Artama Wiguna, MT., Ph.D LATAR BELAKANG TUJUAN PENELITIAN Nasabah memerlukan

Lebih terperinci

VI. PERENCANAAN LANSKAP PEDESTRIAN SHOPPING STREET

VI. PERENCANAAN LANSKAP PEDESTRIAN SHOPPING STREET 42 VI. PERENCANAAN LANSKAP PEDESTRIAN SHOPPING STREET Pengembangan konsep dalam studi perencanaan kawasan ini akan terbagi ke dalam empat sub konsep, yaitu perencanaan lanskap pedestrian shopping street,

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN. tema perancangan dan karakteristik tapak, serta tidak lepas dari nilai-nilai

BAB V KONSEP PERANCANGAN. tema perancangan dan karakteristik tapak, serta tidak lepas dari nilai-nilai BAB V KONSEP PERANCANGAN Konsep perancangan ini pada dasarnya diperoleh dari hasil analisis pada bab analisis perancangan yang kemudian disimpulkan (sintesis). Sintesis di dapat berdasarkan pendekatan

Lebih terperinci

SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 6. PERAN MANUSIA DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGANLatihan Soal 6.2

SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 6. PERAN MANUSIA DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGANLatihan Soal 6.2 SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 6. PERAN MANUSIA DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGANLatihan Soal 6.2 1. Berikut ini yang tidak termasuk kegiatan yang menyebabkan gundulnya hutan adalah Kebakaran hutan karena puntung

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN

BAB VI HASIL RANCANGAN BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1 Rancangan Kawasan Setelah beberapa proses sebelumnya rancangan kawasan adalah salah satu hasil yang didapat dari proses perumusan masalah, analisis, dan konsep. Rancangan kawasan

Lebih terperinci

Asrama Mahasiswa Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Asrama Mahasiswa Universitas Atma Jaya Yogyakarta BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 6.1. Konsep perencanaan 6.1.1. Pelaku dan kategori kebutuhan ruang, dan Besaran Ruang. 6.1.1.1. Pelaku Dan Kategori Kebutuhan Ruang Dari analisis yang telah dilakukan

Lebih terperinci

ELEMEN ELEMEN PENDUKUNG LANSEKAP

ELEMEN ELEMEN PENDUKUNG LANSEKAP Tata Ruang Luar ELEMEN ELEMEN PENDUKUNG LANSEKAP Program Studi Arsitektur Universitas Gunadarma Vinny Nazalita Elemen Lunak Aspek Arsitektural Aspek Artistik Visual Aspek Hortikultural Aspek Pengendali

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. kendaraan dan manusia akan direncanakan seperti pada gambar dibawah ini.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. kendaraan dan manusia akan direncanakan seperti pada gambar dibawah ini. BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Konsep Perancangan Tapak 5.1.1 Pintu Masuk Kendaraan dan Manusia Dari analisa yang telah dibahas pada bab sebelumnya pintu masuk kendaraan dan manusia akan

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. dalam perancangan yaitu dengan menggunakan konsep perancangan yang mengacu

BAB VI HASIL RANCANGAN. dalam perancangan yaitu dengan menggunakan konsep perancangan yang mengacu 153 BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1 Dasar Rancangan Di dalam perancangan Sekolah Seni Pertunjukan Tradisi Bugis terdapat beberapa input yang dijadikan dalam acuan perancangan. Aplikasi yang diterapkan dalam

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum Tentang Taman Kota Taman kota merupakan lahan terbuka yang berfungsi sosial dan estetik sebagai kegiatan rekreatif, edukasi atau kegiatan lain pada tingkat lingkungan

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA INVESTASI. KEM.PERTAMINAFLip DESA KALIMPORO KECAMATAN BANGKALA KABUPATEN JENEPONTO SULAWESI SELATAN. (Hari Sabtu, 18 Mei 2015)

LAPORAN KINERJA INVESTASI. KEM.PERTAMINAFLip DESA KALIMPORO KECAMATAN BANGKALA KABUPATEN JENEPONTO SULAWESI SELATAN. (Hari Sabtu, 18 Mei 2015) LAPORAN KINERJA INVESTASI KEM.PERTAMINAFLip DESA KALIMPORO KECAMATAN BANGKALA KABUPATEN JENEPONTO SULAWESI SELATAN (Hari Sabtu, 18 Mei 2015) FOTO IKON KAWASAN PRA KEM FOTO IKON KAWASAN PASCA KEM Kawasan

Lebih terperinci

BAB I. Persiapan Matang untuk Desain yang Spektakuler

BAB I. Persiapan Matang untuk Desain yang Spektakuler BAB I Persiapan Matang untuk Desain yang Spektakuler Kampung Hamdan merupakan salah satu daerah di Kota Medan yang termasuk sebagai daerah kumuh. Hal ini dilihat dari ketidak beraturannya permukiman warga

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Berkembangnya suatu kota membawa konsekuensi terhadap perubahan fisik kota yang biasanya juga dibarengi pertumbuhan penduduk dan pembangunan fasilitas ekonomi yang cukup

Lebih terperinci

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Perubahan Konsep Tapak pada Hasil Rancangan. bab sebelumnya didasarkan pada sebuah tema arsitektur organik yang menerapkan

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Perubahan Konsep Tapak pada Hasil Rancangan. bab sebelumnya didasarkan pada sebuah tema arsitektur organik yang menerapkan BAB 6 HASIL RANCANGAN 6.1 Perubahan Konsep Tapak pada Hasil Rancangan 6.1.1 Bentuk Tata Massa Konsep perancangan pada redesain kawasan wisata Gua Lowo pada uraian bab sebelumnya didasarkan pada sebuah

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. terdapat pada Bab IV dan Bab V yaitu, manusia sebagai pelaku, Stadion Raya

BAB VI HASIL RANCANGAN. terdapat pada Bab IV dan Bab V yaitu, manusia sebagai pelaku, Stadion Raya 165 BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1. Dasar Rancangan Hasil perancangan diambil dari dasar penggambaran konsep dan analisa yang terdapat pada Bab IV dan Bab V yaitu, manusia sebagai pelaku, Stadion Raya sebagai

Lebih terperinci

BAK PENAMPUNGAN AIR BAMBU SEMEN (KAPASITAS LITER)

BAK PENAMPUNGAN AIR BAMBU SEMEN (KAPASITAS LITER) BAK PENAMPUNGAN AIR BAMBU SEMEN (KAPASITAS 2.500 LITER) 1. PENDAHULUAN Untuk daerah tropis seperti Indonesia, sebuah keluarga akan membutuhan puluhan liter air bersih per hari untuk minum, membasuh mulut,

Lebih terperinci

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 6.1 PROGRAM DASAR PERENCANAAN 6.1.1 Program Ruang Rekapitulasi Ruang Dalam No Jenis Ruang Luas 1 Kelompok Ruang Fasilitas Utama 2996 m2 2 Kelompok Ruang Fasilitas

Lebih terperinci

BAB V STRATEGI PENGEMBANGAN DAN PENGENDALIAN KAWASAN WISATA HUTAN KOTA BUNGKIRIT

BAB V STRATEGI PENGEMBANGAN DAN PENGENDALIAN KAWASAN WISATA HUTAN KOTA BUNGKIRIT BAB V STRATEGI PENGEMBANGAN DAN PENGENDALIAN KAWASAN WISATA HUTAN KOTA BUNGKIRIT 5.1 Strategi Pengembangan Kawasan Wisata Hutan Kota Bungkirit Berdasarkan hasil analisis didapat hasil perhitungan proyeksi

Lebih terperinci

Pasal 6 Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Pasal 6 Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. SALINAN PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 12 TAHUN 2009 TENTANG PEMANFAATAN AIR HUJAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP, Menimbang : a. bahwa air hujan merupakan sumber air yang dapat dimanfaatkan

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. ini merupakan hasil pengambilan keputusan dari hasil analisa dan konsep pada bab

BAB VI HASIL RANCANGAN. ini merupakan hasil pengambilan keputusan dari hasil analisa dan konsep pada bab BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1 Dasar Rancangan Hasil rancangan pada Perancangan Kompleks Gedung Bisnis Multimedia di Malang ini merupakan hasil pengambilan keputusan dari hasil analisa dan konsep pada bab

Lebih terperinci

VIII. RANCANGAN TAPAK

VIII. RANCANGAN TAPAK VIII. RANCANGAN TAPAK Perancangan adalah tahapan terakhir dari proses studi penelitian ini. Perancangan merupakan pengembangan dari konsep dan perencanaan dari tahapan sebelumnya. Perancangan pada tapak

Lebih terperinci

BAB IV PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA DI KELURAHAN KALIGAWE

BAB IV PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA DI KELURAHAN KALIGAWE BAB IV PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA DI KELURAHAN KALIGAWE 4.1. Konsep Dasar Rumah susun sederhana sewa di Kalurahan Pandean Lamper ini direncanakan untuk masyarakat berpenghasilan

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP PERANCANGAN

BAB 4 KONSEP PERANCANGAN BAB 4 KONSEP PERANCANGAN 4.1 Ide Awal Ide awal rancangan bangunan perpustakaan ini adalah bangunan sebagai fitur taman. Masyarakat yang menggunakan ruang terbuka kota/taman Maluku ini dapat sekaligus menggunakan

Lebih terperinci

Fasilitas Komersial (Area Makan Lantai 1) (2)

Fasilitas Komersial (Area Makan Lantai 1) (2) Fasilitas Komersial (Area Makan Lantai 1) (2) Gambar simulasi rancangan 5.30 : Area makan lantai satu bangunan komersial di boulevard stasiun kereta api Bandung bagian Selatan 5.6.3 Jalur Pedestrian Jalur

Lebih terperinci

Pengembangan RS Harum

Pengembangan RS Harum BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1. KONSEP DASAR PENINGKATAN DENGAN GREEN ARCHITECTURE Dari penjabaran prinsi prinsip green architecture beserta langkahlangkah mendesain green building menurut: Brenda dan Robert

Lebih terperinci

PERANCANGAN KOTA BAB IV ANALISA ALUN ALUN KABUPATEN WONOGIRI MENURUT 8 ELEMEN KOTA HAMID SHIRVANI. 4.1 Analisa Tata Guna Lahan Alun alun Wonogiri

PERANCANGAN KOTA BAB IV ANALISA ALUN ALUN KABUPATEN WONOGIRI MENURUT 8 ELEMEN KOTA HAMID SHIRVANI. 4.1 Analisa Tata Guna Lahan Alun alun Wonogiri BAB IV ANALISA ALUN ALUN KABUPATEN WONOGIRI MENURUT 8 ELEMEN KOTA HAMID SHIRVANI Unsur-unsur bangunan seperti Ketinggian bangunan, Koefisien Lantai Bangunan (KLB), Koefisien Dasar Bangunan (KDB) / Building

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 4. Arsitektural Aspek arsitektural mengarah pada bagaimana RTH tersebut menarik untuk dikunjungi dan indah dipandang. RTH publik di Kota Malang sebagian besar tidak ada yang mengalami renovasi bagian dalam

Lebih terperinci

Pemberdayaan Masyarakat

Pemberdayaan Masyarakat 1 Meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pemberdayaan komponen sosial masyarakat, usaha dan ekonomi, serta lingkungan sebagai pendekatan pembangunan permukiman yang berkelanjutan KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

BAB VI HASIL PERANCANGAN

BAB VI HASIL PERANCANGAN BAB VI HASIL PERANCANGAN 6.1 Konsep Dasar Perancangan Konsep dasar perancangan Pusat Studi dan Budidaya Tanaman Hidroponik ini adalah Arsitektur Ekologis. Adapun beberapa nilai-nilai Arsitektur Ekologis

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 17 TAHUN 2003 TENTANG PENATAAN BANGUNAN DI KAWASAN PANTAI TARAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 17 TAHUN 2003 TENTANG PENATAAN BANGUNAN DI KAWASAN PANTAI TARAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA 1 PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 17 TAHUN 2003 TENTANG PENATAAN BANGUNAN DI KAWASAN PANTAI TARAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TARAKAN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka penataan kawasan

Lebih terperinci

b e r n u a n s a h i jau

b e r n u a n s a h i jau 01 TOW N H O U S E b e r n u a n s a h i jau Penulis Imelda Anwar Fotografer M. Ifran Nurdin Kawasan Kebagusan di Jakarta Selatan terkenal sebagai daerah resapan air bagi kawasan ibukota sekaligus permukiman

Lebih terperinci

Konsep Penataan Massa

Konsep Penataan Massa 5.2.1. Konsep Penataan Massa Pembagian Zona dan perletakan massa Vegetasi dan dinding masif berfungsi untuk menghalangi kebisingan dari jalan raya. Mebatasi antara rumah warga dan komplek pesantren Memberikan

Lebih terperinci

BAB 6 DESAIN PERANCANGAN

BAB 6 DESAIN PERANCANGAN BAB 6 DESAIN PERANCANGAN 6.1 IDENTITAS PROYEK Nama Proyek : Re-desain GOR Saparua Bandung Tema : Structure Expose Pemilik Proyek : Pemerintah Sumber Dana : Swasta Jenis Bangunan : Gedung Olahraga Basket

Lebih terperinci

PSD III D.Ars Undip TA 31

PSD III D.Ars Undip TA 31 RENCANA ANGGARAN BIAYA ( RAB ) TUGAS AKHIR REDESAIN GEDUNG SEKOLAH DASAR NEGERI SOKOSARI 1 TUBAN LUAS BANGUNAN LANTAI I : 338,85 m² LUAS BANGUNAN LANTAI II : 338,85 m² LUAS BANGUNAN TOTAL : 677,7 m² ESTIKA

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan sesama mahasiswa. tinggal sementara yang aman dan nyaman. keberlanjutan sumber daya alam.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan sesama mahasiswa. tinggal sementara yang aman dan nyaman. keberlanjutan sumber daya alam. BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Konsep Umum Perancangan V.1.1. Dasar Perancangan Asrama Mahasiswa Binus University merupakan bangunan hunian yang bersifat sosial, edukatif dan tidak komersial.

Lebih terperinci

PERANCANGAN TAPAK II DESTI RAHMIATI, ST, MT

PERANCANGAN TAPAK II DESTI RAHMIATI, ST, MT PERANCANGAN TAPAK II DESTI RAHMIATI, ST, MT DESKRIPSI OBJEK RUANG PUBLIK TERPADU RAMAH ANAK (RPTRA) Definisi : Konsep ruang publik berupa ruang terbuka hijau atau taman yang dilengkapi dengan berbagai

Lebih terperinci

RE-DESAIN WELCOME AREA AGROWISATA SALATIGA BERTEMA TAMAN BUGENVIL REDESIGN OF THE AGROWISATA SALATIGA WELCOME AREA IN BOUGAINVILLEA PARK THEME

RE-DESAIN WELCOME AREA AGROWISATA SALATIGA BERTEMA TAMAN BUGENVIL REDESIGN OF THE AGROWISATA SALATIGA WELCOME AREA IN BOUGAINVILLEA PARK THEME RE-DESAIN WELCOME AREA AGROWISATA SALATIGA BERTEMA TAMAN BUGENVIL REDESIGN OF THE AGROWISATA SALATIGA WELCOME AREA IN BOUGAINVILLEA PARK THEME oleh Ari Wan Gandara NIM: 512015703 SKRIPSI Diajukan kepada

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN. Dalam kajian perancangan ini berisi tentang penjelasan dari proses atau

BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN. Dalam kajian perancangan ini berisi tentang penjelasan dari proses atau BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN 3.1. Metode Umum Dalam kajian perancangan ini berisi tentang penjelasan dari proses atau tahapan-tahapan dalam merancang, yang disertai dengan teori-teori dan data-data yang

Lebih terperinci

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Perancangan Gumul Techno Park di Kediri ini menggunakan konsep

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Perancangan Gumul Techno Park di Kediri ini menggunakan konsep BAB VI HASIL PERANCANGAN Perancangan Gumul Techno Park di Kediri ini menggunakan konsep Representasi Citra High Tech Architecture yang berkaitan erat dengan aspek teknologi kekinian atau modernisasi. konsep

Lebih terperinci

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Konsep dasar rancangan yang mempunyai beberapa fungsi antara lain: 1.

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Konsep dasar rancangan yang mempunyai beberapa fungsi antara lain: 1. BAB 6 HASIL RANCANGAN 6.1 Desain Konsep Dasar Konsep dasar rancangan yang mempunyai beberapa fungsi antara lain: 1. Primer sebagai pusat informasi dan edukatif, 2. Sekunder merupakan penjabaran fungsi

Lebih terperinci

VI. KONSEP 6.1. Konsep Dasar Konsep dasar pada perencanaan kebun agrowisata Sindang Barang adalah kebun produksi tanaman budidaya IPB untuk

VI. KONSEP 6.1. Konsep Dasar Konsep dasar pada perencanaan kebun agrowisata Sindang Barang adalah kebun produksi tanaman budidaya IPB untuk VI. KONSEP 6.1. Konsep Dasar Konsep dasar pada perencanaan kebun agrowisata Sindang Barang adalah kebun produksi tanaman budidaya IPB untuk ditunjukkan pada pengunjung sekaligus sebagai pusat produksi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Ruang Terbuka Hijau Ruang terbuka hijau (RTH) merupakan ruang yang direncanakan karena kebutuhan akan tempat-tempat pertemuan dan aktivitas bersama di udara terbuka.

Lebih terperinci

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Hasil perancangan dari kawasan wisata Pantai Dalegan di Kabupaten Gresik

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Hasil perancangan dari kawasan wisata Pantai Dalegan di Kabupaten Gresik BAB VI HASIL PERANCANGAN Hasil perancangan dari kawasan wisata Pantai Dalegan di Kabupaten Gresik mengaplikasikan konsep metafora gelombang yang dicapai dengan cara mengambil karakteristik dari gelombang

Lebih terperinci

VI. KONSEP 6.1. Konsep Dasar 6.2. Konsep Pengembangan Fungsi Pendidikan

VI. KONSEP 6.1. Konsep Dasar 6.2. Konsep Pengembangan Fungsi Pendidikan 116 VI. KONSEP 6.1. Konsep Dasar Konsep dasar perencanaan adalah mengembangkan laboratorium lapang PPDF sebagai tempat praktikum santri sesuai dengan mata pelajaran yang diberikan dan juga dikembangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keanekaragaman hayati dan banyak manfaatnya bagi masyarakat. Lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. keanekaragaman hayati dan banyak manfaatnya bagi masyarakat. Lingkungan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Lingkungan pantai merupakan suatu kawasan yang spesifik, dinamis, kaya keanekaragaman hayati dan banyak manfaatnya bagi masyarakat. Lingkungan pantai ini sangat

Lebih terperinci

BUPATI LOMBOK TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN RUANG TERBUKA HIJAU

BUPATI LOMBOK TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN RUANG TERBUKA HIJAU BUPATI LOMBOK TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN RUANG TERBUKA HIJAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK TIMUR Menimbang : a. bahwa seiring

Lebih terperinci

Lapas Kelas I A Kedungpane

Lapas Kelas I A Kedungpane BAB V PROGRAM PERANCANGAN DAN PERENCANAAN LEMBAGA PEMASYARAKATAN WANITA 5.1. Tapak Terpilih Lokasi tapak dipilih berdasarkan rencana pembangunan lapas wanita oleh Kemenkumham Kanwil Jawa Tengah, yaitu

Lebih terperinci

BAB 4 PRINSIP-PRINSIP PERANCANGAN TAMAN LINGKUNGAN

BAB 4 PRINSIP-PRINSIP PERANCANGAN TAMAN LINGKUNGAN BAB 4 PRINSIP-PRINSIP PERANCANGAN TAMAN LINGKUNGAN 4.1 Temuan Studi Berdasarkan hasil analisis, terdapat beberapa temuan studi, yaitu: Secara normatif, terdapat kriteria-kriteria atau aspek-aspek yang

Lebih terperinci

PERENCANAAN LANSKAP SEMPADAN SUNGAI CILIWUNG

PERENCANAAN LANSKAP SEMPADAN SUNGAI CILIWUNG 40 PERENCANAAN LANSKAP SEMPADAN SUNGAI CILIWUNG Konsep Dasar Konsep dasar perencanaan lanskap sempadan Sungai Ciliwung yaitu untuk meningkatkan kualitas lingkungan alami dengan memperbaiki dan mengembalikan

Lebih terperinci

Zona lainnya menjadi zona nista-madya dan utama-madya.

Zona lainnya menjadi zona nista-madya dan utama-madya. 6.1 KONSEP ZONASI 5.1.1 Zonasi Bangunan zona. BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Zonasi pada bangunan mengikuti prinsip sanga mandala dan dibagi menjadi 9 Gambar 5. 2 Pembagian 9 Zona Sanga Mandala

Lebih terperinci

B. BENTUK, FORMAT DAN ISI FORMULIR PERMOHONAN SERTIFIKAT LAIK FUNGSI FORMULIR PERMOHONAN SERTIFIKAT LAIK FUNGSI

B. BENTUK, FORMAT DAN ISI FORMULIR PERMOHONAN SERTIFIKAT LAIK FUNGSI FORMULIR PERMOHONAN SERTIFIKAT LAIK FUNGSI B. BENTUK, FORMAT DAN ISI FORMULIR PERMOHONAN SERTIFIKAT LAIK FUNGSI Kepada Yth. Bupati Pati Cq. Kepala Dinas di Pati FORMULIR PERMOHONAN SERTIFIKAT LAIK FUNGSI Yang bertanda tangan di bawah ini : Pemohon

Lebih terperinci

5 BAB V KONSEP AWAL PERANCANGAN

5 BAB V KONSEP AWAL PERANCANGAN 5.1 Konsep Umum 5 BAB V KONSEP AWAL PERANCANGAN Sebagai bangunan Pusat Rehabilitasi untuk Anak Tuna Daksa di Gunung Kidul, bangunan ini mengunakan pendekatan konsep Healing Environment dalam perancangannya.

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN RUANG TERBUKA HIJAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN RUANG TERBUKA HIJAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN RUANG TERBUKA HIJAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang BUPATI LOMBOK TIMUR, : a. bahwa seiring dengan laju pembangunan

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6. 1 Kesimpulan Berdasarkan permasalahan, data analisis dan pembahasan, dapat diperoleh hasil penelitian ( temuan) yang telah diperoleh, maka disimpulkan dan menjadi suatu arahan,

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. mengasah keterampilan yaitu mengambil dari prinsip-prinsip Eko Arsitektur,

BAB V KONSEP. mengasah keterampilan yaitu mengambil dari prinsip-prinsip Eko Arsitektur, BAB V KONSEP 5.1 Konsep Dasar Konsep dasar yang digunakan dalam perancangan Pusat Pendidikan dan Pelatihan Bagi Anak Putus Sekolah sebagai tempat menerima pendidikan dan mengasah keterampilan yaitu mengambil

Lebih terperinci

===================================================== PERATURAN DAERAH KOTA PEMATANGSIANTAR NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG

===================================================== PERATURAN DAERAH KOTA PEMATANGSIANTAR NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG ===================================================== LEMBARAN DAERAH KOTA PEMATANGSIANTAR TAHUN 2012 NOMOR 12 PERATURAN DAERAH KOTA PEMATANGSIANTAR NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN RUANG TERBUKA

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH SAKIT JIWA

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH SAKIT JIWA BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH SAKIT JIWA V.1. Konsep Pengolahan Site Hal yang dibahas pada konsep pengolahan site adalah mengenai konsep penzoningan kelompok-kelompok ruang yang telah

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Studi Tipologi Bangunan Pabrik Gula Krebet. Kawasan Pabrik gula yang berasal dari buku, data arsitek dan sumber-sumber lain

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Studi Tipologi Bangunan Pabrik Gula Krebet. Kawasan Pabrik gula yang berasal dari buku, data arsitek dan sumber-sumber lain BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1. Konsep Perancangan Konsep dasar yang digunakan dalam Revitalisasi Kawasan Pabrik Gula Krebet Malang ini mencangkup empat aspek yaitu: Standar Perancangan Objek Prinsip-prinsip

Lebih terperinci

BAB V PERENCANAAN LANSKAP ANCOL ECOPARK

BAB V PERENCANAAN LANSKAP ANCOL ECOPARK 26 BAB V PERENCANAAN LANSKAP ANCOL ECOPARK 5.1 Konsep Pengembangan Ancol Ecopark Hingga saat ini Ancol Ecopark masih terus mengalami pengembangan dalam proses pembangunannya. Dalam pembentukan konsep awal,

Lebih terperinci

Gambar 5.1. Zoning Ruang (sumber:konsep perancangan.2012)

Gambar 5.1. Zoning Ruang (sumber:konsep perancangan.2012) BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1. Konsep Dasar Konsep dasar mengambil dari prinsip tema yang telah dipertajam sehingga mendapatkan sebuah konsep dasar yaitu save the land surface. Save the land surface mempunyai

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR ( DP3A ) AGROWISATA EKOLOGIS PETERNAKAN SAPI PERAH DI KABUPATEN BOYOLALI

TUGAS AKHIR DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR ( DP3A ) AGROWISATA EKOLOGIS PETERNAKAN SAPI PERAH DI KABUPATEN BOYOLALI TUGAS AKHIR DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR ( DP3A ) AGROWISATA EKOLOGIS PETERNAKAN SAPI PERAH DI KABUPATEN BOYOLALI Diajukan sebagai Pelengkap dan Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana

Lebih terperinci