VALIDASI PENGUJIAN Cr, Cu DAN Pb DENGAN METODE SPEKTROMETRI SERAPAN ATOM

dokumen-dokumen yang mirip
UNJUK KERJA METODE FLAME ATOMIC ABSORPTION SPECTROMETRY (F-AAS) PASCA AKREDITASI

VALIDASI METODE F-AAS UNTUK MEMPEROLEH JAMINAN MUTU PADA ANALISIS UNSUR Cd, Cu, Cr, Pb, DAN Ni DALAM CONTOH UJI LIMBAH CAIR

PENGENDALIAN MUTU METODE NYALA SPEKTROMETRI SERAPAN ATOM (SSA) DENGAN UJI

Unjuk Kerja Metode Flame -AAS Page 1 of 10

Tabel 1. Metode pengujian logam dalam air dan air limbah NO PARAMETER UJI METODE SNI SNI

PENGENDALIAN MUTU HASIL ANALISIS UNSUR Pb, Cd, DAN Cr DALAM CONTOH UJI AIR LIMBAH.

KUALIFIKASI AIR TANGKI REAKTOR (ATR) KARTINI BERDASARKAN DATA DUKUNG METODA NYALA SPEKTROMETRI SERAPAN ATOM (SSA) DAN ION SELECTIVE ELECTRODE (ISE)

PRO SIDING SEMINAR PENELITIAN DAN PENGELOLAAN PERANGKA T NUKLIR Pusat Teknologi Akselerator Dan Proses Bahan Vogyakarta, 28 Agustus 2008

KUALIFIKASI AIR TANGKI REAKTOR (ATR) KARTINI BERDASARKAN DATA DUKUNG METODA NYALA SPEKTROMETRI SERAPAN ATOM (SSA) DAN ION SELECTIVE ELECTRODE (ISE)

EVALUASI KANDUNGAN Al DALAM AIR SUNGAI CODE DIY DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni sampai dengan Agustus 2011

Air dan air limbah Bagian 6: Cara uji tembaga (Cu) secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) nyala

IDENTIFIKASI LOGAM-LOGAM BERAT Fe, Cr, Mn, Mg, Ca, DAN Na DALAM AIR TANGKI REAKTOR DENGAN METODE NYALA SPEKTROMETRI SERAPAN ATOM (SAA)

Air dan air limbah Bagian 54 : Cara uji kadar arsen (As) dengan Spektrofotometer Serapan Atom (SSA) secara tungku karbon

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan April sampai dengan bulan Juli 2014

Air dan air limbah Bagian 8: Cara uji timbal (Pb) secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) nyala

Air dan air limbah Bagian 7: Cara uji seng (Zn) secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) nyala

UNSUR Pb, Fe, Cd, DAN Cu DALAM IKAN TUNA DENGAN METODE SPEKTROMETRI SERAP AN ATOM (SSA) UNTUK UJI PROFISIENSI.

Air dan air limbah Bagian 4: Cara uji besi (Fe) secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) nyala

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PERCOBAAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan September

Air dan air limbah Bagian 8: Cara uji timbal (Pb) dengan Spektrofotometri Serapan Atom (SSA)-nyala

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai dengan bulan Juli 2014 di

Air dan air limbah Bagian 16: Cara uji kadmium (Cd) secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) nyala

III. METODOLOGI PERCOBAAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2015 sampai Juni 2015 di

SNI Standar Nasional Indonesia

UNJUK KERJA METODE FLAME ATOMIC --- ABSORPTION SPECTROMETR Y (F-AAS) PASCA AKREDIT ASI

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Juli 2012 sampai dengan bulan

III. METODOLOGI PENELITIAN di Laboratorium Kimia Analitik dan Kimia Anorganik Jurusan Kimia

ANALISIS SEBARAN LOGAM BERAT DALAM CUPLIKAN SEDIMEN SUNGAI GAJAHWONG SECARA SSA.

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengembangan metode dapat dilakukan dalam semua tahapan ataupun

PENGENDALIAN MUTU HASIL ANALISIS UNSUR-UNSUR Cr DAN Cu DALAM CONTOH SRM SOIL-7 DAN SEDIMEN

Air dan air limbah Bagian 69: Cara uji kalium (K) s e c a r a S p e k t r o f o t o m e t r i Ser a p a n A t o m ( S S A ) n y a l a

VALIDASI METODE SPEKTROMETRI SERAPAN ATOM PADA ANALISIS LOGAM BERAT Cr, Cu, Cd, Fe, Pb, Zn DAN Ni DALAM CONTOH UJI AIR LAUT

Penyusunan Standar Operasional Prosedur (SOP) Analisis Kimia Bijih Sulfida Cu, Pb, Zn, Ag, Dan Au

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan Oktober 2011,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Tanah Balai Penelitian

Udara ambien Bagian 4: Cara uji kadar timbal (Pb) dengan metoda dekstruksi basah menggunakan spektrofotometer serapan atom

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Tanah Balai Penelitian

ANALISIS UNSUR PENGOTOR Fe, Cr, DAN Ni DALAM LARUTAN URANIL NITRAT MENGGUNAKAN SPEKTROFOTOMETER SERAPAN ATOM

Air dan air limbah Bagian 2: Cara uji kebutuhan oksigen kimiawi (KOK) dengan refluks tertutup secara spektrofotometri

Metodologi Penelitian

Air dan air limbah Bagian 20 : Cara uji sulfat, SO 4. secara turbidimetri

PENGARUH KONSENTRASI PELARUT UNTUK MENENTUKAN KADAR ZIRKONIUM DALAM PADUAN U-Zr DENGAN MENGGUNAKAN METODE SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS

Air dan air limbah Bagian 19: Cara uji klorida (Cl - ) dengan metode argentometri (mohr)

ANALISIS KESALAHAN DALAM SPEKTROMETRI SERAPAN ATOM (SSA)

Air dan air limbah Bagian 31 : Cara uji kadar fosfat dengan spektrofotometer secara asam askorbat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia Instrumen Jurusan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada Juni-Juli 2013 di Unit Pelaksanaan

PENENTUAN ALUMINIUM DALAM AIR TANGKI REAKTOR DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II METODE PENELITIAN. Universitas Sumatera Utara pada bulan Januari-April 2015

ABSTRAK ABSTRACT

III. METODOLOGI PENELITIAN. di laboratorium Kimia Analitik Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

BAB III METODE PENELITIAN. formula menggunakan HPLC Hitachi D-7000 dilaksanakan di Laboratorium

VALIDASI METODA ANALISIS ISOTOP U-233 DALAM STANDAR CRM MENGGUNAKAN SPEKTROMETER ALFA

VALIDASI METODE PENGUJIAN LOGAM TEMBAGA PADA PRODUK AIR MINUM DALAM KEMASAN SECARA SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM NYALA

PHARMACY, Vol.08 No. 03 Desember 2011 ISSN

SNI Standar Nasional Indonesia

VERIFIKASI METODA GRAVIMETRI UNTUK PENENTUAN THORIUM

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Merck, kemudian larutan DHA (oil) yang termetilasi dengan kadar akhir

Air dan air limbah Bagian 30 : Cara uji kadar amonia dengan spektrofotometer secara fenat

Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 8: Cara uji kadar hidrogen klorida (HCl) dengan metoda merkuri tiosianat menggunakan spektrofotometer

ANALISIS NEODIMIUM MENGGUNAKAN METODA SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Spektrum Derivatif Metil Paraben dan Propil Paraben

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Kualitatif

3 METODOLOGI PENELITIAN

EVALUAS][ HASIL ANAL ISIS LOGAM BERAT Cd, Co, Cr DAN Ph DALAM CUPLIKAN AIR SUNGAI CODE

Air dan air limbah Bagian 10: Cara uji minyak dan lemak secara gravimetri

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III MATERI DAN METODE PENELITIAN. 1. Feses sapi potong segar sebanyak 5 gram/sampel. 2. Sludge biogas sebanyak 5 gram/sampel.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Analisis Kuantitatif

METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Penelitian Fakultas Farmasi USU

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan Oktober

3 Metodologi Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Linieritas metode analisis kalsium dalam tanah dengan AAS ditentukan

UJI KOMPOSISI NATRIUM ZIRKONAT HASIL OLAH PASIR ZIRKON DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM (SSA).

ANALISIS CEMARAN LOGAM BERAT Pb, Cu, DAN Cd PADA IKAN AIR TAWAR DENGAN METODE SPEKTROMETRI NYALA SERAPAN ATOM (SSA).

4 Hasil dan Pembahasan

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

PHARMACY, Vol.08 No. 03 Desember 2011 ISSN

III. METODOLOGI PENELITIAN

UNJUK KERJA METODE UJI TOTAL MERKURI (Hg) DALAM CONTOH BAHAN BIOLOGIS MENGGUNAKAN ALAT CV-AAS

3 Metodologi Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada Laboratorium Penelitian Fakultas Farmasi

Verifikasi Metode Pengujian Sulfat Dalam Air dan Air Limbah Sesuai SNI : 2009

ANALISIS TIMBAL, TEMBAGA, DAN SENG DALAM SUSU SAPI SEGAR YANG BEREDAR DI KECAMATAN JEBRES KOTA SURAKARTA SECARA SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM

Air dan air limbah Bagian 9: Cara uji nitrit (NO 2 _ N) secara spektrofotometri

ANALISIS Pb PADA SEDIAAN EYESHADOW DARI PASAR KIARACONDONG DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM

BAB III METODE PENELITIAN

Air dan air limbah Bagian 13: Cara uji kalsium (Ca) dengan metode titrimetri

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS THORIUM MENGGUNAKAN SPEKTROFOTO METER UV-VIS

PENENTUAN KADAR BESI DALAM TABLET MULTIVITAMIN MENGGUNAKAN METODE SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM DAN UV-VIS

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

PENENTUAN KADAR Pb (Timbal) DALAM CAT RAMBUT DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM

Air dan air limbah - Bagian 22: Cara uji nilai permanganat secara titrimetri

Transkripsi:

Purwanto, A., dkk. ISSN 0216-3128 151 VALIDASI PENGUJIAN Cr, Cu DAN Pb DENGAN METODE SPEKTROMETRI SERAPAN ATOM Purwanto, A., Supriyanto,C., Samin P. Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan - BATAN ABSTRAK VALIDASI PENGUJIAN Cr, Cu DAN Pb DENGAN METODE SPEKTROMETRI SERAPAN ATOM (SSA). Telah dilakukan validasi pengujian Cr, Cu dan Pb dengan metode spektrometri serapan atom menggunakan bahan standar pembanding (certified reference materials, CRM). Validasi dilakukan dengan menentukan presisi, akurasi, bias, % D dan % RSD dengan menganalisis logam Cr, Cu dan Pb dalam contoh uji larutan Soil 7. Contoh uji ditimbang 0,3337 gram dilarutkan menggunakan bomb digester, dengan pelarut HNO 3 pekat, HClO 4 dan HF, volume akhir ditepatkan 10 ml. Dari hasil percobaan diperoleh bahwa validasi alat spektrometer serapan atom layak digunakan sebagai alat uji, dengan perolehan harga akurasi 95,85 % dan presisi 2,86 untuk Cr; 103,32 % dan 0,45 untuk Cu, 114,14 % dan 9,89 untuk Pb. Validitas metode uji ditunjukkan dengan perolehan kadar Cr, Cu dan Pb dalam CRM Soil-7 adalah 57,51, 11,37 dan 68,49 µg/g; hasil uji ini masih berada di dalam rentang konsentrasi dalam sertifikat. Kata kunci : Validasi ABSTRACT THE VALIDATION OF ATOMIC ABSORPTION SPECTRO-METRY (AAS) METHOD FOR THE DETERMINATION OF Cr, Cu AND Pb. The validation of analytical method of atomic absorption spectrometry for the determination of Cr, Cu and Pb by using certified reference materials (CRM) have been carried out. The validation of analytical method was done by measurement of precision, accuracy, bias, % D and % RSD by analysis of chromium (Cr), Copper (Cu), and Lead (Pb) elements in CRM samples. Soil-7 is weighted and dissolved 0.3337 gram to use the bomb digester with concentrated nitric acid, perchloric acid, fluoric acid, and than solution to vinal volume is 10 ml with aquabidest. The validity of instrument atomic absorption spectrometer still valid with obtained of accuracy is 95.85 % and precision is 2.86 for Cr.; 103.32 % and 0.45 for Cu., 114.14 % and 9.89 for Pb. The validation of analytical method showed that with obtained of the content of Cr, Cu and Pb elements is 57.51, 11.37 and 68.49 µg/g., this result is still in the range concentration of certificate. Key Word : Validation PENDAHULUAN aboratorium pengujian yang mengadopsi peraturan SNI-17025-2005 data hasil uji L dikatakan absah apabila mempunyai presisi dan akurasi yang baik (1). Laboratorium Kimia Analitik PTAPB-BATAN, merupakan laboratorium penguji yang terakreditasi oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN). Tujuan yang harus dicapai oleh Laboratorium Kimia Analitik PTAPB adalah dihasilkannya data hasil uji yang absah (valid). Validasi adalah konfirmasi melalui pengujian dan pengadaan bukti yang obyektif bahwa persyaratan tertentu untuk maksud khusus dipenuhi. Validasi suatu metode analitik adalah evaluasi sistematik dari suatu prosedur analitik untuk menunjukkan bahwa metode analitik yang dipakai secara scientific baik. Laboratorium harus memvalidasi metode tidak baku, metode yang dikembangkan, metode baku yang digunakan di luar lingkup yang dimaksudkan. (1) Salah satu alat uji yang mendukung laboratorium penguji adalah spektrometer serapan atom (SSA). Hasil uji yang absah adalah hasil uji dengan akurasi dan presisi yang baik. Metode uji memegang peranan penting dalam memperoleh hasil uji dengan akurasi dan presisi yang baik. Untuk memperoleh keabsahan data hasil uji dengan metode spektrometri serapan atom, beberapa parameter yang perlu mendapatkan perhatian adalah validasi alat dan metode uji. Validasi metode uji dilakukan dengan menentukan presisi dan akurasi yang diperoleh dari pengukuran serapan larutan standar serta parameter analit yang menyertai yaitu bias, standar deviasi, %RSD, %D dan batas deteksi. Selain parameter tersebut, dalam analisis kuantitatif unsur kelumit (trace element) perlu ditentukan batas deteksi alat dan metode (IDL= Instrument Detection Limit, dan MDL = Method Detection Limit). Presisi atau kecermatan suatu metode adalah tingkat kedapat-ulangan suatu set hasil uji diantara

152 ISSN 0216-3128 Purwanto, A., dkk. hasil-hasil itu sendiri. Presisi berhubungan dengan hasil suatu metode bila pengukuran itu diulangulang pada sampel yang homogen pada kondisi terkontrol. Presisi suatu metode dapat diuji dengan pengulangan analisis, apabila variasi hasilnya kecil, maka dikatakan bahwa kecermatan pengukuran tersebut tinggi. Presisi ditentukan dengan persamaan (2) : 2 Presisi =....... (1) n 1 dimana : = selisih nilai hasil uji dengan nilai sebenarnya n = jumlah data pengulangan Akurasi (ketelitian/kecermatan) dalam analisa kimia adalah ukuran perbedaan atau kedekatan antara rata-rata hasil uji dengan nilai sebenarnya (true value). Harga akurasi ditentukan dari besarnya penyimpangan data hasil uji dengan harga sesungguhnya (true value). Akurasi suatu metode tidak dapat ditentukan bila harga sesungguhnya tidak diketahui. Salah satu cara untuk mengetahui akurasi yaitu dengan jalan menganalisis bahan pembanding bersertifikat (Certified Reference Material) yang telah diketahui kandungan unsur tertentu yang tercantum dalam sertifikat. Akurasi dihitung dengan persamaan (2) : Akurasi = x 100 % TV.. (2) dimana : _ = nilai rerata TV = nilai sebenarnya (true value) Jika pengukuran dilakukan beberapa kali pengulangan, hasil dari masing-masing pengukuran akan terdistribusi secara random di sekitar nilai ratarata disebabkan kesalahan eksperimen. Jika hasil dari beberapa pengukuran dijumlahkan, masingmasing nilai akan terdistribusi dalam bentuk distribusi Gaussian. Standar deviasi dihitung dengan persamaan (2) : S d = (i ) n 1. (3) Sehingga dalam penelitian ini bertujuan melakukan validasi pengujian kadar Cr, Cu dan Pb dengan metode spektrometri serapan atom apakah memberikan data hasil uji yang valid. Pada percobaan ini, digunakan CRM Soil 7 buatan IAEA, berupa serbuk tanah (top soil hingga kedalaman 10 cm) yang dalam pembuatannya melalui tahapan proses pengeringan suhu 450 0 C, dan homogenisasi (3). Ditimbang tepat dengan berat tertentu dan dilarutan menjadi volume tertentu, sehingga diperoleh larutan dengan kadar unsur tertentu pula. TATA KERJA B a h a n Bahan-bahan yang digunakan adalah larutan standar Cr, Cu dan Pb konsentrasi 1000 p.p.m spectrosol, buatan BDH; asam nitrat pekat, asam perklorat pekat, asam fluorida pekat, Certified reference materials (CRM) Soil-7 buatan IAEA, akuabides buatan lokal. Alat Pada percobaan ini digunakan seperangkat alat spektrometer serapan atom tipe AA 100 P buatan Varian Tectron, neraca analitik Mettler PE 360, neraca analitik Sartorius, multi pipet mikro ukuran 10-100 µl, 100-1000 µl dan 50-250 µl, bomb teflon digester, beker dari teflon ukuran 50 ml, kompor listrik dan peralatan laboratorium lainnya (labu takar, beker, dan pipet) Cara kerja Pelarutan Soil 7. Bahan Soil 7 ditimbang 0,3337 gram dimasukkan ke dalam tabung teflon kemudian ditambahkan 2 ml asam nitrat pekat dan 0,5 ml asam fluorida, ditutup rapat ditempatkan dalam tabung stainless steel, dimasukkan ke dalam oven dipanaskan pada suhu + 150 0 C selama 4 jam. Setelah dingin larutan dipindah kuantitatif ke dalam beker teflon, dilanjutkan dengan dipanaskan hampir kering. Keasaman diturunkan dengan penambahan akuabides kemudian diuapkan berulang-ulang sampai diperoleh larutan yang jernih. Hasil pelarutan setelah dingin diencerkan dengan akuabides menjadi 10 ml. Pembuatan kurva standar Pada kondisi optimum parameter analisis, dibuat deret larutan standar campuran Cr, Cu dan Pb volume 10 ml dalam media asam nitrat 0,1 N, dengan variasi konsentrasi analit sebagai berikut : Cr : 1,0 5,0 ppm, Cu : 0,2 1,0 ppm, Pb : 0,5 2,5 ppm Disiapkan beberapa labu takar 10 ml, masingmasing diisi dengan larutan standar Cr 100 ppm dengan variasi volume : 100, 200, 300, 400 dan 500 µl sehingga konsentrasi Cr dalam larutan : 1,0, 2,0, 3,0, 4,0 dan 5,0 p.p.m. Ditambahkan berturut-turut 1,0 ml HNO 3 1,0 N dan volume

Purwanto, A., dkk. ISSN 0216-3128 153 ditepatkan dengan akuabides sampai tanda tera, diukur serapannya pada kondisi optimum, dan larutan blangko sebagai pembanding. Dibuat kurva standar antara konsentrasi terhadap serapan, dihitung persamaan regresi linier hubungan antara konsentrasi dengan serapan. Validasi menggunakan CRM Larutan Soil-7 diukur serapannya dengan pengulangan minimal 6 kali pada kondisi optimum analisis. Kadar unsur Cr, Cu dan Pb dalam contoh uji dihitung dengan persamaan regresi dari kurva standar. Penentuan batas deteksi alat (IDL) Disiapkan 7 buah labu takar 10 ml berisi larutan blanko, diukur serapannya, dihitung konsentrasi dengan menggunakan persamaan regresi linier dari kurva standar. Dengan perhitungan statistik dihitung standar deviasi dari pengukuran blanko. Nilai batas deteksi alat (Instrument Detection Limit, IDL) adalah 3 kali standar deviasi (6). Penentuan batas deteksi metode (MDL) Disiapkan labu takar kapasitas 10 ml, dimasukkan sejumlah volume tertentu larutan standar Cr, Cu dan Pb sehingga konsentrasi spike unsur-unsur tersebut dua kali harga IDL. Ditambahkan 1,0 ml asam nitrat 1,0 N dan volume ditepatkan dengan akuabides sampai tanda tera. Diukur serapannya pada kondisi optimum pengukuran, dihitung konsentrasi unsur-unsur dengan menggunakan persamaan regresi linier dari kurva standar. Dengan perhitungan statistik dihitung standar deviasi dari tujuh pengukuran. Nilai batas deteksi metode (Methods Detection Limit, MDL) = 3 x standar deviasi (6). HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam kimia analisis seringkali seorang analis yang melakukan pengujian atau penelitian merasa bahwa hasil pengujiannya sukar direproduksi dengan baik, hal ini terutama untuk analisis unsur kelumit (trace element). Hasil pengujian yang diulang-ulang sering tidak sama sehingga sulit untuk dikatakan hasil manakah yang sama atau yang mendekati harga sesungguhnya. Biasanya diambil harga rata-ratanya sebagai pelaporan hasil. Tetapi sebenarnya masih diragukan apakah harga rata-rata itu mewakili untuk harga yang sesungguhnya. Persoalan tersebut akhirnya dibantu dengan metode statistik untuk pengolahan data. Pada perlakuan pelarutan contoh uji padatan kemungkinan dapat terjadi kontaminasi terutama bila unsur yang dianalisis dalam tingkat kelumit. Pelarutan yang kurang sempurna menyebabkan hasil uji yang diperoleh jauh dari kadar sesungguhnya. Pada pelarutan menggunakan bomb digester, contoh uji ditimbang berat tertentu kemudian ditambahkan pelarut asam nitrat pekat supra pure, asam perklorat dan asam fluorida dipanaskan dalam oven pada suhu 150 0 C selama 4-5 jam. Agar diperoleh hasil uji yang valid parameter lain yang berpengaruh dan perlu mendapatkan perhatian sesuai persyaratan, yaitu alat uji dan metoda uji yang digunakan. Kadar unsur Cr, Cu dan Pb dalam CRM Soil 7 dalam tingkat kelumit sehingga semua perlakuan terhadap contoh uji diperlakukan secara trace element. Peralatan sebelum digunakan, direndam dalam asam nitrat (1:3) semalam, kemudian dibilas dengan akuabides 3 kali hingga ph air bekas cucian netral. Dikeringkan dalam oven pada suhu 50-60 0 C, setelah kering dimasukan ke dalam kantong plastik disimpan dalam almari di ruang bebas debu. Kondisi operasi alat untuk pembuatan kurva standar dan analisis cuplikan, diatur terlebih dahulu seperti pada Tabel 1. sebagai berikut : Tabel 1. Kondisi operasi alat AAS Varian AA-300 P untuk analisis unsur Cr, Cu dan Pb No Parameter alat AA 300 P Satuan U n s u r Cr Cu Pb 1. Panjang gelombang nm 357,9 324,8 217,0 2. Arus lampu ma 10 5 5 3. Lebar celah mm 0,2 0,5 1,0 4. Tinggi pembakar mm 15 12 14 5. Laju alir asetilin L/menit 2,7 2,5 2,5

154 ISSN 0216-3128 Purwanto, A., dkk. Kondisi operasi alat untuk laju alir udara 13,5 L/menit, laju alir larutan 4,5 ml/menit, waktu pengukuran 2 detik, adalah sama untuk analisis unsure Cr, Cu dan Pb. Dengan kondisi operasi alat tersebut di atas digunakan untuk pembuatan kurva standar. Kurva standar Dibuat kurva standar untuk masing-masing unsur yang akan dianalisis dengan kisaran konsentrasi Cr : 1,0 5,0 p.p.m, Cu : 0,2 1,0 ppm dan Pb : 0,5 2,5 ppm. Serapan diamati pada panjang gelombang optimum untuk setiap variasi konsentrasi, contoh kurva standar Cr ditunjukkan pada Gambar 1. 0,200 Serapan 0,160 0,120 0,080 0,040 0,000 0,0 1,0 2,0 3,0 4,0 5,0 Konsentrasi (ppm) Y = 0,0389 + 0,0073 r = 0,9997 Gambar 1. Kurva standar Cr konsentrasi 1,0 5,0 ppm Dari kurva standar diperoleh hubungan linier antara konsentrasi lawan serapan dengan persamaan garis : Y = 0,0389 + 0,0073, koefisien korelasi (r) = 0,9997 Validasi metoda uji merupakan salah satu parameter yang perlu diperhatikan untuk memperoleh validitas data hasil uji. Metoda uji mempunyai parameter tertentu meliputi presisi, akurasi, batas deteksi, yang harus dipertimbangkan ketika akan menggunakan suatu metoda uji. Validasi metoda uji digambarkan sebagai proses dimana atribut-atribut metoda uji tersebut ditentukan dan dievaluasi. Dalam perkembangannya validasi metoda uji diartikan menjadi lebih luas yaitu konfirmasi bahwa suatu metoda uji memenuhi persyaratan yang ditentukan dengan cara menguji metoda dan melengkapi buktibukti yang obyektif, Untuk menentukan presisi, akurasi batas deteksi dan yang lainnya, pada percobaan ini digunakan Certified Reference Materials (CRM) Soil 7, sedangkan unsur yang ditentukan adalah logam logam Cr, Cu dan Pb. Validasi menggunakan CRM Soil-7 Validasi metode analisis menggunakan standar pembanding Soil-7, ditimbang 0,3337 gram dilarutkan hingga volume akhir 10 ml sehingga konsentrasi krom dalam larutan menjadi 2,0022 mg/l. Larutan ini diukur serapannya dengan 9 kali pengulangan, diperoleh data percobaan dan hasil perhitungan ditunjukkan pada Tabel 2 berikut ini : Tabel 2. Serapan larutan CRM, dihitung kadar Cr dalam Soil-7. No. Serapan [Cr] * [Cr] Soil-7 ( i - ) 2 2 (Y) (mg/l) (µg/g) ( i - s ) ( i - s ) 2 1 0,085 1,9974 59,8212 5,3347 0,179 0,032 2 0,085 1,9974 59,8212 3 0,087 2,0488 61,3610 4 0,078 1,8175 54,4319 5 0,080 1,8689 55,9717 6 0,080 1,8689 55,9717 7 0,080 1,8689 55,9717 8 0,081 1,8946 56,7416 5,3347 0,179 0,032 14,8186-1,361 1,852 9,4839 5,568 31,004 2,3710 4,028 16,227 2,3710 4,028 16,227 2,3710 4,028 16,227 0,5927 3,258 10,617 9 0,082 1,9203 57,5115 0,0000 2,489 6,193 =57,512 Σ =39,714 Σ =12,621 Σ = 65,375 Keterangan : [Cr]* dihitung dengan persamaan Y = 0,0389 + 0,0073, r = 0,9997

Purwanto, A., dkk. ISSN 0216-3128 155 Konsentrasi dalam sertifikat ( s ) = 60,0 µg/g 1. Hasil analisis rerata ( ) = 57,512 µg/g 2. Standar deviasi = 3. Akurasi = TV 4. Presisi = 5. Bias = x 100 % = Σ ( i = n 1 57,5115 60,0 39,7139 8 = 2,310 x 100% = 95,85 % 2 Σ 65,375 = = 2,859 n 1 8 12,621 = = 1,402 n 9 4. Persen D = 2,104 x 100 % = x 100% Sebenarnya 60,0 =3,506 % 5. Persen RSD = S D 1,9167 x 100 % = x 100% = 4,900 % 46,733 Dari percobaan diperoleh bahwa kadar krom dalam Certified Reference Material Soil-7 adalah : 57,512 + 2,31 µg/g, sedangkan kadar Cr dalam sertifikat adalah 60 mg/g, dengan kisaran konsentrasi 49 74 µg/g. Jadi hasil analisis masuk dalam kisaran konsentrasi yang tertera di sertifikat. Seperti pada validasi pengujian Cr dalam Soil-7, dilakukan pula validasi metode pengujian Cu dan Pb. Hasil perhitungan parameter statistik validasi metode uji Cr, Cu dan Pb dalam CRM Soil-7 ditunjukkan dalam Tabel 3. berikut ini. Tabel 3. Hasil validasi pengujian kadar Cr, Cu dan Pb Unsur Sertifikat Hasil Uji Akurasi Presisi Bias % D %RSD (g/g) (ISISµg/g) (%) Cr 60 57,51 95,85 2,86 1,402 3,51 4,90 Cu 11 11,37 103,32 0,45-0,37-3,32 1,72 Pb 60 68,49 114,14 9,89-8,49-14,14 18,82 Dari data parameter statistik validasi metode uji pada Tabel 3. diperoleh bahwa validitas metode pengujian kadar Cr dan Cu mempunyai akurasi dan presisi yang baik. Bila dibandingkan dengan pengujian Cr dan Cu, hasil pengujian kadar Pb kurang akurat dan tidak presisi dengan hasil uji yang lebih tinggi dari kadar yang tertera dalam sertifikat, meskipun masih masuk dalam rentang kisaran dalam sertifikat, yaitu 55 71 (µg/g). Hal ini dimungkinkan terjadi kontaminasi pada saat preparasi atau pelarutan, sehingga hasilnya menjadi lebih besar. Penentuan batas deteksi Penentuan batas deteksi alat dilakukan dengan mengukur serapan 7 buah larutan blanko pada kondisi optimum analisis, dihitung konsentrasi unsur dengan menggunakan persamaan regresi dari kurva standar. Dihitung standar deviasi dari tujuh kali pengukuran. Batas deteksi alat ( Instrument Detection Limit, IDL) adalah tiga kali standar deviasi (6). Penentuan batas deteksi metode (MDL) dilakukan dengan mengukur serapan 7 buah larutan spike, dihitung konsentrasi unsur dan standar deviasinya. Batas deteksi metode (Methode Detection Limit, MDL) adalah 3 kali standar deviasi. Serapan larutan blanko ditunjukkan pada Tabel 4., dan serapan larutan krom spike ditunjukkan pada Tabel 5.

156 ISSN 0216-3128 Purwanto, A., dkk. Tabel 4. Serapan blanko, untuk menghitung IDL dan standar deviasi Blanko Serapan [ Cr ]*, ppb ( Y ) ( i ) ( i - ) 2 1-0,001-0,2134 0,0014 2-0,001-0,2134 0,0014 3-0,001-0,2134 0,0014 4 0,002-0,1362 0,0016 5 0,003-0,1105 0,0043 6 0,002-0,1362 0,0016 7 0,000-0,1877 0,0001 8 0,000-0,1877 0,0001 9 0,000-0,1877 0,0001 n =9 = -0,1762 [Cr]* dihitung dengan pers. Y = 0,0389 + 0,0073 r = 0,9997 S d =0,0388 IDL adalah 3 kali standar deviasi = 0,116 Tabel 5. Serapan Cr spike untuk menghitung MDL dan standar deviasi Cr Spike Serapan [ Cr ]* 0,25 ppm ( Y ) ( i ) ( i - ) 2 1 0,011 0,0951 0,0001 2 0,012 0,1208 0,0002 3 0,012 0,1208 0,0002 4 0,011 0,0951 0,0001 5 0,011 0,0951 0,0001 6 0,012 0,1208 0,0002 7 0,011 0,0951 0,0001 8 0,011 0,0951 0,0001 9 0,012 0,1208 0,0002 n =9 = 0,1065 = 72,899 [Cr]* dihitung dengan pers. Y = 0,0389 + 0,0073 r = 0,999 S d = 0,0135 Limit deteksi metode (MDL) = 3 x S d = 0,04 ppm

Purwanto, A., dkk. ISSN 0216-3128 157 Hasil penentuan batas deteksi metode (MDL) diperoleh 0,04 ppm, kemudian dengan cara yang sama ditentukan batas deteksi metode untuk unsur Cu dan Pb. Diperoleh bahwa batas deteksi untuk Cu adalah 0,01 ppm dan Pb adalah 0,09 ppm. Hasil validasi metode uji Cr, Cu dan Pb serta batas deteksi metode disajikan pada Tabel 6. berikut. Tabel 6. Akurasi, presisi dan batas deteksi pengujian kadar Cr, Cu dan Pb dalam Soil-7. Unsur Sertifikat (µg/g) Kisaran (µg/g) Hasil Uji (µg/g) S d (µg/g) Akurasi Presisi MDL (ppm) Cr 60 49-74 57,51 2,31 95,85 2,86 0,04 Cu 11 9-13 11,37 0,20 103,32 0,45 0,01 Pb 60 55-71 68,49 3,38 114,14 9,89 0,09 Metode dengan nilai bias, presisi, persen RSD, dan persen D lebih kecil serta nilai akurasi (persen recovery) dekat dengan 100% dikatakan lebih efektif, Bias, presisi, persen RSD, dan persen D menunjukkan besarnya deviasi hasil validasi dengan nilai sesungguhnya. Berdasarkan harga akurasi dan presisi dapat dikatakan bahwa metoda Spektrometri serapan atom mempunyai validitas yang cukup baik, dengan batas deteksi yang rendah. KESIMPULAN Berdasarkan perolehan harga presisi dan akurasi pada validasi alat uji dapat disimpulkan bahwa spektrometer serapan atom layak digunakan sebagai alat uji. Validasi metoda analisis unsurunsur Cr, Cu dan Pb dengan kisaran konsentrasi tersebut di atas, masih memenuhi persyaratan dengan harga presisi, dan akurasi yang tinggi, serta batas deteksinya rendah. DAFTAR PUSTAKA 1. ANONIM; Persyaratan Umum Kompetensi Laboratorium Pengujian dan Laboratorium Kalibrasi, SNI 19-17025-2000, Badan Standardisasi Nasional, Jakarta (2000). 2. MILLER, J,C,, and MILLER, J,N,, Statistik Untuk Kimia Analitik, Edisi kedua, Penerbit ITB Bandung (1991) 3. ANONIM; International Atomic Energy Agency, Certificate Reference Materials IAEA/Soil 7, Vienna, Austria (1984) 4. ANONIM; Standard Method for The Examination of Water and Waste Water, APHA Standard Methods,18 th Edition (1992) 5. PURWANTO, dkk; Validasi Metode Spektrofotometri UV-Vis Mengguna-kan Bahan Standar Pembanding, Prosiding Penelitian dan Pengelolaan Perangkat Nuklir (P3N), (2005) 6. SANTIAGO E.C, AND CHARITA KWAN., Internal Validation of an Analytical Method Applied to Procedures for Organochlorine Pesticides, Phenols and Phtalate, http://www.state.nj.us/dep/oqa 7. http://en,wikipedia,org/wiki/accuracy_and_pr ecition 8. http://www.wcaslab.com/tech/detlim TANYA JAWAB Sukirno Pada penentuan batas deteksi alat (IDL) dan metode (MDL) digunakan 9 buah blanko, bagaimana kalau kurang dari 9 atau lebih, begitu juga untuk MDL. Untuk menghitung ukuran biasanya dipakai persamaan sebagai berikut: Akurasi = konsentrasi sertifikat - konsentrasi terukur x 100% konsentrasi sertifikat Yang tertulis = x 100 % TV Purwanto Pada penentuan batas deteksi alat (IDL) dan batas deteksi metode (MDL) digunakan 9 buah blanko contoh (tidak mengandung analit) dari beberapa literatur disebutkan sekurang-kurangnya 7 kali, lebih banyak lebih baik. Dari pengamatan ini akan mendapatkan standar deviasi (S) dari blanko contoh.

158 ISSN 0216-3128 Purwanto, A., dkk. Untuk menghitung akurasi dipakai persamaan = Kadar unsur sertifikat Kadar terukur rerata x 100% Konsentrasi Sertifikat Bila dihitung akan sama dengan Akurasi = Kadar terukur rerata x 100% Kadar unsur dalam Sertifikat Tri Rusmanto Mengapa validasi metode diperlukan? Purwanto Validasi metode diperlukan untuk Kepentingan dari Pengukuran Analitik Hampir semua aspek dalam masyarakat didukung oleh pengukuran analitik. Kewajiban profesional dari Kimia Analitik. Hasil analisis yang tidak dapat dipercaya tidak akan ada artinya dan sama halnya dengan tidak dilaksanakan analisis. Penggunaan jasa analisis mengharapkan dapat mempercayai hasil pengujiannya.