BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN. kebenaran, hal ini terkait sekali dengan realitas.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN

Bagan 3.1 Proses Berkarya Penulis

BAB III PROSES PENCIPTAAN KARYA. memberikan ingatan segar kembali akan pengalaman-pengalaman kita dimasa

BAB III METODE PENCIPTAAN

BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN

BAB III PROSES PEMBENTUKAN

BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN IDE. Kajian Sumber Pustaka (Buku Dwi Tunggal Pendiri Darma Ayu Nagari) Studi Sketsa. Proses Berkarya.

BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN

BAB III. METODE PENCIPTAAN

BAB III METODE PENCIPTAAN

BAB III METODE DAN PROSES PENCIPTAAN

BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN

BAB III METODE PENCIPTAAN. cm, karya ke dua berukuran 120 cm X 135 cm, karya ke tiga berukuran 100 cm X

B. Kontemplasi Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2013, hlm. 728) kontemplasi

BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

III. PROSES PENCIPTAAN

III. Kerajinan dari Daur Ulang A. Produk Kerajinan dari Kertas Daur Ulang Banyak hal yang dapat diciptakan dari kertas seni (handmade paper).

BAB III METODE PENCIPTAAN. keluar dari kegelisahan tersebut. Ide/gagasan itu muncul didorong oleh keinginan

BAB III METODE PENCIPTAAN

BAB III METODE PENCIPTAAN

BAB III METODE PENCIPTAAN

BAB III METODE PENCIPTAAN. Batik Lukis (Batik Tulis) diajukan konsep berkarya. Pada dasarnya, manusia baik

III. METODE PENCIPTAAN

III. METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritis

BAB III METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritis

BAB I PENDAHULUAN. gagasan, ekspresi atau ide pada bidang dua dimensi.

BAB III METODE DAN PROSES PENCIPTAAN

SENI RUPA 2 DIMENSI DAN 3 DIMENSI

III. METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritik

BAB III METODE PENCIPTAAN

BAB III PROSES BERKREASI BATIK GEOMETRIS. Banyak teknik yang digunakan para seniman untuk menunjang pembuatan

BAB III METODE PENCIPTAAN

DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERNYATAAN...

BAB III METODE DAN PROSES PENCIPTAAN

BAB III METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritik

Pengamatan Medium Pengafdrukan METODE PENCIPTAAN. terhadap tumbuhan paku sejati (Pteropsida) ini sehingga menghasilkan pemikiran.

BAB I PENDAHULUAN. B. Tujuan Tujuan kami menulis makalah ini ialah untuk menginformasikan lebih dalam mengenai karya seni rupa dua dimensi.

BAB III BURUNG HANTU SEBAGAI TEMA DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI GRAFIS. A. Implementasi Teori

I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB III METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritik

JUDUL KARYA: NAGA SESA Di pamerkan di Museum Puri Lukisan Ubud tanggal 7-25 Oktober 2010

Medium, Bahan, dan Teknik Berkarya Seni Rupa 2 Dimensi

BAB I PENDAHULUAN. penampilan serta identitas. Wajah merupakan salah satu bagian terpenting pada

BAB III METODE PEMBUATAN PATUNG GAJAH IDE. Eksplorasi

BAB III METODE PENCIPTAAN

III. METODE PENCIPTAAN

BAB III CELENG SEBAGAI TEMA DALAM KARYA SENI LUKIS. A. Implementasi Teoritis

BAB III METODOLOGI PENCIPTAAN. Dari definisi tentang proses penciptaan kreativitas terdapat tahapantahapan

BAB III METODE PENCIPTAAN

pribadi pada masa remaja, tentang kebiasaan berkumpul di kamar tidur salah seorang teman

BAB I PENDAHULUAN. Kriya merupakan suatu proses dalam berkesenian dengan berkegiatan

BAB III METODE PENCIPTAAN

III. METODE PENCIPTAAN TOPENG SEBAGAI TEMA DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI RUPA. A. Implementasi Teoritis

UKDW BAB I PENDAHULUAN

DICIPTAKAN OLEH: TJOKORDA UDIANA NINDHIA PEMAYUN

BAB III METODOLOGI PENCIPTAAN

BAB III METODE DAN PROSES PENCIPTAAN KARYA


BAB III METODE PENCIPTAAN

BAB I PENDAHULUAN. Jika kita berbicara tentang peradaban manusia, tidaklah akan lepas dari persoalan seni dan

A. Implementasi Teoritik

Indra. Seni Ebru: Melukis Di Atas Air

BAB III METODE PENCIPTAAN

BAB VII MENEMPEL UNTUK ANAK USIA DINI. Menempel merupakan salah satu kegiatan yang dapat dilakukan untuk

BAB V PENUTUP. dibuat, maka dari penulisan ini dapat ditarik kesimpulan bahwa Ritual Semana

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB III METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritik

BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN

BAB III METODE PENCIPTAAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penciptaan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penciptaan Adi Khadafi, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kerajinan merupakan suatu benda hasil karya seni manusia yang berkaitan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Impressionisme adalah aliran seni yang pada mulanya melakukan

DESKRIPSI KARYA SENI KRIYA BERJUDUL: PRADA

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Raymond Williams dalam Komarudin (2007: 1).

BAB III. A. Implementasi Teoritis

LAPORAN PEMBUATAN KERAJINAN DARI BUBUR KERTAS

BAB III METODE PENCIPTAAN KARYA

BAB I PENDAHULUAN. berpikir kreatif dan inovatif dalam berkarya seni patung baik dari segi teknik dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

dari permainan egrang. Seperti yang kita ketahui permainan egrang kini sudah sangat

b. Karya seni rupa tiga dimensi atau trimatra, contoh; patung, monumen, mebel. rumah, pesawat, sepatu, sandal, tas, dll.

BAB III METODE PENCIPTAAN

LUKISAN BASUKI ABDULLAH DAN MAKNANYA

BAB III METODOLOGI PEMBUATAN PATUNG KAYU

I. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR SENI LUKIS SMALB TUNARUNGU

BAB III METODE PENCIPTAAN KARYA. Karya cerita bergambar Bintang Jatuh ini dibuat melalui tahapan-tahapan

DESKRIPSI KARYA SENI MONUMENTAL Judul Karya Seni Monumental (kriya Seni): Predator. Pencipta I Made Sumantra, S.Sn, M.Sn

FOTOGRAFI DALAM LUKISAN TUGAS AKHIR KARYA SENI (TAKS)

BAB III METODE PENCIPTAAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penciptaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mata pencaharian dengan hormat dan jujur. Dalam versi yang lain seni disebut. mempunyai unsur transendental atau spiritual.

BAB III. A. Implementasi Teoritis. yang menarik dan umumnya tampak cantik. Selain fungsi alamiah sebagai

BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN

BAB III METODE PENCIPTAAN

2015 LANGIT SENJA PALAGAN BUBAT SAKSI BELA PATI CITRARESMI SEBAGAI IDE BERKARYA SENI LUKIS DENGAN TEKNIK LAYER PADA MEDIUM AKRILIK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penciptaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penciptaan

Transkripsi:

68 BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN Menciptakan karya seni selalu di hubungkan dengan ekspresi pribadi senimannya, hal itu diawali dengan adanya dorongan perasaan untuk menciptakan sesuatu yang baru atau paling tidak mengembangkan dari apa yang telah ada sebelumnya. Penciptaan sebuah karya seni pada dasarnya ingin menyatakan kebenaran, hal ini terkait sekali dengan realitas. Dalam proses penciptaan karya seni lukis ini, penulis awali dengan adanya sesuatu dorongan perasaan yang tersentuh oleh suatu keunikan dari ekspresi seorang anak dan tingkah lakunya. Pada awal pembuatan karya, penulis melakukan sebuah renungan pengalaman ketika melihat sosok anak berekspresi, seorang anak ekspresi wajahnya sangat berbeda sekali dengan ekspresi yang ditampilkan orang yang lebih dewasa. Ekspresi anak terlihat lebih spontan dan tidak mengada-ada, dan dari realitas ini pulalah yang kemudian mendapatkan gagasan ekspresi seorang anak untuk dijadikan sebuah kajian karena memiliki sisi menarik dari seorang anak dibalik karakter ekspresi yang di keluarkannya. Setelah proses melihat dan mengamati aktivitas anak kemudian melakukan sebuah proses kontemplasi untuk menentukan strategi visual dan mengkreasikan material kertas untuk diolah menjadi bubur kertas yang pada akhirnya material

69 bubur kertas tersebut dijadikan tekstur dalam karya penciptaan ini. Dalam proses pembuatan karya lukis ini tidak lepas dari peran proses kerja kreatif. Penulis sebelum melakukan proses melukis terkadang menelusuri terlebih dahulu realita yang terjadi, merasakan dan mengamati secara langsung interaksi seorang anak dalam berekspresi, proses interaksi ini pun kemudian membuahkan ide dan jiwa yang jernih sebelum memulai proses melukis. Merasakan secara intens pengalaman empirik pada momen-momen sepanjang proses kerja kreatif merupakan bagian dari proses penciptaan karya lukis ini dengan melihat secara langsung dunia anak dan mengamati segala aktivitas yang berhubungan dengan anak. Proses kerja kreatif sangat berpengaruh dalam proses berlangsungnya pembuatan karya, (found object) objek-objek temuan seperti kertas yang kemudian penulis gunakan sebagai salah satu bahan untuk membuat karyapun tidak lepas dari hal mengamati sebuah benda temuan, yang pada akhirnya material tersebut penulis gunakan untuk bahan/material membuat karya. Benda temuan ini menjadi penting nilainya bagi penulis karena sebagai manusia yang sadar hidup dalam sebuah lingkungan maka ada penghargaan tersendiri bagi lingkungan alam sekitar dengan tetap menjaga keseimbangan alam. Proses apresiasi terhadap karya seni pun sangat mempengaruhi penulis dalam membentuk dan memvisualisasikan objek, dengan melihat pameran lukisan ataupun melihat karya seni yang sudah terlebih dahulu dibuat oleh para seniman, merangsang penulis untuk membuat karya seni yang lebih segar dan memuat konsep yang lebih kontekstual.

70 Karya yang penulis ciptakan yaitu berupa 6 (enam) buah karya dengan ukuran bervariasi, diantaranya: 4 buah karya dengan ukuran 130 x 130 cm, kemudian 2 buah karya dengan ukuran 150 x 150 cm. Karya yang dibuat mengalami sebuah deformasi bentuk dengan tidak mengurangi esensi bentuk dari wajah seorang anak, adapun dalam proses pembuatan sketsa, penulis menggunakan media infokus untuk mendapatkan proporsi yang baik yang kemudian dalam proses melukis ada proses kreasi yang timbul dari sebuah imajinasi. A. Proses Melukis Pengolahan ide yang merupakan proses pengolahan konsep, menjadi menarik ketika diwujudkan kedalam sebuah karya lukis yang pada prosesnya pengaruh olah rasa dan faktor eksternal maupun internal pun melebur menjadi satu kesatuan pengorganisasian, sehingga sampai pada penuangan ide dalam bentuk sketsa, dalam proses pengerjaannya tidak sepenuhnya sketsa yg sudah dipindahkan ke kanvas sama persis tetapi ada gubahan dan sentuhan ekspresif dalam mengolah objek dan background, olah cipta dan penuangan ekspresi lebih ditekankan pada proses melukis. 1. Ide atau gagasan Karya seni merupakan hasil serangkaian proses kreatif yang dilakukan oleh seseorang. Tahapan-tahapan dari serangkaian proses penciptaan karya seni akan menuntun sang kreator pada terciptanya suatu karya seni yang akan

71 dibuat. Setiap serangkaian tahapan yang dilewati oleh sang kreator dalam proses penciptaan karya seni, merupakan suatu cara untuk dapat menghasilkan suatu karya yang matang baik itu dari segi visualisasinya atau pun dari segi konsepnya. Proses pencarian ide serta bahan yang di pilih oleh penulis, merupakan hasil dari serangkaian proses yang telah dilewati dan dirasakan dapat mewakili perasaan penulis untuk dapat menghasilkan suatu karya seni yang baik. 2. Kontemplasi Tahap kontemplasi adalah tahap proses pendalaman ide dengan melakukan penghayatan dan tahap kontemplasi ini merupakan tahap yang harus dilewati oleh setiap orang dalam menciptakan suatu karya seni, dimana didalamnya terjadi proses kepekaan, kepedulian, dan aksi, serta melalui keterampilan akal, jiwa, dan raganya, sebagai bentuk proses kontemplasi untuk merepresentasikan ide secara visual ke dalam material yang dipilih sesuai dengan kemampuan teknik penggunaan alat dan bahan, serta pengolahan unsur seni. Pendalaman dan pengolahan ide dituangkan ke dalam bentuk nyata. Dalam hal ini, penulis menghadirkan objek self portrait anak sebagai ide berkarya seni lukis dengan menggunakan teknik kolase dan sapuan kuas.

72 3. Stimulasi Stimulus adalah rangsangan yang memberi inspirasi dalam menciptakan suatu karya seni. Pada tahap ini penulis melakukan beberapa kegiatan, diantaranya: observasi, mencari informasi dengan melakukan wawancara pada beberapa tokoh dan mengamati ekspresi wajah anak di beberapa tempat, studi literatur, dengan membaca buku-buku yang dapat dijadikan acuan atau buku sumber yang berkaitan dengan karya penciptaan ini, membuat rencana karya berupa sketsa, dan membuat karya nyata, yaitu dengan membuat karya seni lukis dengan objek ekspresi wajah anak. 4. Tahap Kesiapan Alat dan Bahan Pengetahuan akan teknik serta penggunaan alat dan bahan merupakan hal yang penting bagi penulis. Pengalaman estetis maupun pengalaman artistik tentu saja sangat berpengaruh terhadap proses pembuatan karya lukis yang penulis buat. Alat adalah suatu barang yang dipakai untuk mengerjakan sesuatu, perkakas, perabotan. Sedangkan bahan adalah segala sesuatu yang dapat dipakai atau diperlukan untuk tujuan tertentu. Kualitas alat dan bahan ikut menentukan hasil lukisan yang dikerjakan, karena alat dan bahan mempunyai karakter penggunaan tersendiri. a. Alat 1) Kuas

73 Kuas adalah alat yang biasa dipakai untuk menyapukan/ memulaskan cat, berbentuk bulu-bulu datar, runcing, dan bulat yang telah ditempelkan pada sebatang kayu sebagai pegangan. Kuas yang digunakan adalah kuas datar yang besar untuk pewarnaan dasar atau background, sedangkan kuas dengan ukuran yang lebih kecil digunakan untuk proses pendetailan bentuk ketika sedang melukis. Gambar 3.1. Kuas 2) Palet Palet adalah alat untuk menampung dan mencampur cat. Penulis menggunakan palet khusus yang fungsinya digunakan untuk melukis.

74 Gambar 3.2. Palet 3) Lakban Kertas Alat untuk merapikan dan membuat garis pada bidang kanvas sehingga menampilkan efek goresan ataupun garis tepi yang diinginkan. 4) Ember/Wadah Gambar 3.3. Lakban Kertas Ember adalah salah satu alat yang penulis gunakan untuk menyimpan air dan membersihkan kuas setelah proses melukis.

75 Gambar 3.4. Wadah/Ember 5) Kain Lap Alat untuk membersihkan kuas setelah dicuci dan dipakai. Proses melukis senantiasa membutuhkan kain lap untuk digunakan setelah proses melukis sedang ataupun sudah berlangsung, proses melukis senantiasa harus dilakukan dengan kondisi yang bersih. Karena setelah melukis kuas harus dibersihkan dengan kain lap agar kuas tidak rusak dan ketika kita ingin memperoleh warna yang barupun kain lap sangat dibutuhkan untuk membersihkan palet. Kain lap penulis gunakan juga sebagai alat untuk menimbulkan efek goresan yaitu dengan cara menempelkan kain lap dengan membubuhi cat akrilik pada kain atau menempelkan kain lap pada kondisi basah yang sudah dilumuri cat fungsinya untuk menampilkan efek warna yang diinginkan.

76 Gambar 3.5. Kain Lap 6) Laptop Laptop adalah salah satu alat yang penulis gunakan untuk mengedit foto sehingga foto berbentuk sebuah sketsa yang nantinya akan dipindahkan ke bidang kanvas. Gambar 3.6. Laptop 7) Infokus

77 Infokus penulis gunakan untuk memindahkan hasil sketsa yang sudah di edit atau di olah dan nantinya dipindahkan ke bidang kanvas. 8) Pisau Palet Gambar 3.7. Infokus Pisau palet sering digunakan oleh para pelukis untuk memunculkan efek tekstur dan memunculkan ketebalan pada warna, dari goresan yang dihasilkannya akan menimbulkan sensasi visual yang menarik karena penggunaan pisau palet terkesan seperti lebih ekspresif. Gambar 3.8. Pisau Palet

78 9) Pensil, conte, charcoal dan ballpoint. b. Bahan 1) Kanvas Kanvas merupakan bahan yang terbuat dari kain yang bertekstur. Kanvas yang penulis gunakan khusus kanvas yang dipakai untuk cat akrilik. Kanvas akrilik dapat juga dipakai untuk cat minyak, kecuali kanvas cat minyak tidak bisa digunakan untuk penggunaan cat akrilik. Gambar 3.9. Kanvas 2) Cat Cat yang digunakan oleh penulis adalah cat akrilik. Penggunaan cat akrilik dinilai memiliki fungsi yang praktis karena mudah kering dibanding dengan cat minyak yang lebih lama keringnya. Cat akrilik lebih kaya akan eksplorasi warnanya karena sangat mudah mendapatkan

79 warna yang diinginkan dengan mencampurkan air. Efek warna pun senantiasa dapat tereksplorasi dengan sendirinya. Gambar 3.10. Cat Akrilik 3) Kertas Kertas adalah bahan yang tipis dan rata, yang dihasilkan dengan kompresi serat yang berasal dari pulp. Serat yang digunakan biasanya adalah alami, dan mengandung selulosa dan hemiselulosa. Kertas yang penulis gunakan untuk dijadikan tekstur yaitu kertas koran, kertas buku tulis dan kertas kado atau sering pula disebut kertas coklat, penulis tertarik dengan material tersebut karena bahan atau barang bekas tersebut dapat bernilai jika menjadi sebuah karya seni, penulis merespon bahan tersebut akan sangat bermanfaat jika dijadikan tekstur dalam sebuah karya seni. Di dalam proses mendapatkan bahan kertas, penulis memanfaatkan kertas yang sudah tidak terpakai dengan mendaur ulang

80 kembali. Ada banyak kertas yang tersimpan di lemari dan berserakan di jalanan yang kemudian penulis gunakan untuk pendukung dalam pembuatan karya lukis. Adapun jenis kertas yang penulis gunakan untuk dijadikan tekstur yaitu: kertas koran dan kertas tulis atau lebih dikenal kertas buku bacaan. Gambar 3.11. Kertas Koran

81 Gambar 3.12. Kertas Bekas Buku Bacaan 4) Lem Kayu Lem kayu yang penulis gunakan adalah lem putih PVAc atau lebih dikenal lem kayu fox yang daya rekatnya sangat baik, fungsinya untuk mengelem atau perekat, sebagai bahan pendukung untuk dicampurkan dengan bubur kertas. 5) Gesso Gambar 3.13. Lem Kayu PVAc Gesso adalah salah satu bahan untuk pelapisan kanvas sebelum di lukis tujuannya agar warna nantinya lebih keluar.

82 Gambar 3.14. Gesso (Sumber: Dokumentasi Pribadi 5. Proses pemilihan objek Sketsa yang penulis buat mengambil dari hasil foto yang sudah ada yaitu mengambil dari internet. a. Pemilihan objek untuk sketsa karya ke- 1 Gambar 3.15. Objek foto untuk karya ke-1 (Sumber: http://google.com. 7 Agustus 2011, 21:23)

83 Gambar 3.16. Sketsa karya ke- 1 b. Pemilihan objek untuk sketsa karya ke- 2

84 Gambar 3.17 Objek foto untuk karya ke-2 (Sumber: http://google.com. diakses 2011) Gambar 3.18. Sketsa karya ke-2 c. Pemilihan objek untuk Sketsa Karya ke-3

85 Gambar 3.19. Objek foto untuk karya ke-3 Gambar 3.20. Sketsa karya ke- 3 d. Pemilihan objek untuk sketsa karya ke- 4

86 Gambar 3.21. Objek foto untuk karya ke- 4 Gambar 3.22. Sketsa karya ke- 4 e. Pemilihan objek untuk sketsa karya ke- 5

87 Gambar 3.23. Objek foto untuk karya ke-5 (Sumber: http://id.wikipedia.org) Gambar 3.24. Sketsa karya ke- 5

88 f. Pemilihan objek untuk sketsa karya ke- 6 Gambar 3.25. Objek foto untuk karya ke- 6 (Sumber: http//id.wikipedia.org) Gambar 3.26. Sketsa karya ke- 6 6. Proses Pembuatan Bubur Kertas Langkah-langkah dalam pembuatans bubur kertas dimulai dengan mempersiapkan kertas bekas terlebih dahulu yaitu mengumpulkan kertas yang

89 sudah tidak terpakai seperti kertas koran atau kertas bekas dari buku tulis. Tahapannya sebagai berikut : a. Setelah kertas terkumpul tahap selanjutnya yaitu memotong-motong kertas dalam ukuran kecil agar ketika direndam di air kertas tersebut cepat lunak. Gambar 3.27. Potongan Kertas b. Kemudian tahap selanjutnya yaitu merendam kertas yang sudah dipotong kecil-kecil kedalam air dan ditusuk-tusuk dengan benda runcing atau tajam tujuannya yaitu agar kertas yang sudah direndam cepat menjadi buburnya atau bisa juga dengan menggunakan blender.

90 Gambar 3.28. Merendam Kertas Gambar 3.29. Penumbukan Kertas c. Setelah itu tahap berikutnya yaitu bubur kertas yang sudah menjadi bubur diremas-remas agar intensitas air yang ada pada kertas berkurang sehingga tidak terlalu lembab dan intensitas air yang terkandung tidak terlalu banyak.

91 Gambar 3.30. Proses Peremasan Kertas d. Kemudian tahap yang terakhir, bubur kertas yang sudah diremas-remas di beri campuran lem kayu (PVAc) yang sudah di olah, kemudian campuran lem kayu tersebut diaduk dalam adonan bubur kertas hingga merata agar lem kayu yang sudah di olah bersamaan dengan bubur kertas meresap ke dalam pori-pori kertas. Gambar 3.31. Olahan Lem Kayu

92 Gambar 3.32. Proses Pencampuran Lem Kayu e. Tahap selanjutnya bubur kertas yang sudah diproses melalui proses pengolahan sudah dapat dipakai dan digunakan untuk bahan melukis atau membuat karya. Gambar 3.33. Bubur Kertas Siap Pakai 7. Proses Pengerjaan Karya Adapun dalam proses pengerjaan karya, penulis tidak sama persis memindahkan sket yang sudah melalui proses editing tetapi dalam pengerjaan

93 karyanya ada gubahan atau dapat dikatakan ada pengurangan dan penambahan objek ataupun unsur meliputi garis yang berbentuk goresan spontan, bidang maupun teksturnya. a. Pemindahan sketsa hasil olah editing ke bidang kanvas menggunakan infokus. Gambar 3.34. Proses Pembuatan Sketsa pada Kanvas b. Proses pembuatan tekstur di bagian depan kanvas Gambar 3.35. Proses Pembuatan Tekstur di Bagian Depan Kanvas c. Proses Pelapisan Gesso Pada Tekstur

94 Gambar 3.36. Proses Pelapisan Gesso d. Proses melukis Gambar 3.37. Proses Melukis

95 e. Proses pembuatan sketsa di belakang kanvas untuk memunculkan tekstur. Gambar 3.38. Proses Pembuatan Sketsa dari Belakang Kanvas f. Proses pembuatan tekstur di bagian belakang kanvas, di belakang objek karya.

96 Gambar 3.39. Proses Penempelan Bubur Kertas dari Belakang Kanvas

97 Bagan 3.1 Bagan Hubungan Antara Seniman, Subject matter, Karya dan Makna (Sumber: Dharsono, 2007)

98 Bagan 3.2 Proses Kreasi U Dari Dalam Diri Pengalaman IDE BERKARYA Dari Luar Diri Lingkungan M P A Kajian Sumber Penciptaan KONTEMPLASI Kajian Sumber Penciptaan N B A - Instrinsik Empati, pengalaman, dsb STIMULASI - Ekstrinsik Observasi, studi pustaka, dsb T A N G L G I K Mutu Estetis Unsur seni rupa PROSES BERKARYA Mutu Teknis Pengolahan A P A HASIL N KARYA APRESIAN