DICIPTAKAN OLEH: TJOKORDA UDIANA NINDHIA PEMAYUN
|
|
- Ari Doddy Pranata
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 DESKRIPSI PENCIPTAAN KARYA MONUMENTAL SENI PATUNG JUDUL KARYA: P E M B U R U Di publikasikan melalui pameran seni patung dan seni lukis bersama, bertempat di Taman Budaya Bali (Art Centre), Tanggal Pameran: 23 Desember Januari 2012, Tema pameran adalah entitas nurani yang diikuti oleh 42 seniman terkemuka di Bali DICIPTAKAN OLEH: TJOKORDA UDIANA NINDHIA PEMAYUN TAHUN PENCIPTAAN 2011/2012 1
2 PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Dengan ini saya menyatakan bahwa Deskripsi Penciptaan Karya dengan Judul PEMBURU Di publikasikan melalui pameran seni patung dan seni lukis bersama, bertempat di Taman Budaya Bali (Art Centre), Tanggal Pameran: 23 Desember Januari 2012, Tema pameran adalah entitas nurani yang diikuti oleh 42 seniman terkemuka di Bali. ini beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya hasil ciptaan saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung risiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila dikemudian hari ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini. Denpasar, 23 Desember 2011 Yang membuat pernyataan Tjokorda Udiana Nindhia Pemayun 2
3 DESKRIPSI PENCIPTAAN KARYA MONUMENTAL SENI PATUNG JUDUL: PEMBURU Di publikasikan melalui pameran seni patung dan seni lukis bersama, bertempat di Taman Budaya Bali (Art Centre), Tanggal Pameran: 23 Desember Januari 2012, Tema pameran adalah entitas nurani yang diikuti oleh 42 seniman terkemuka di Bali Pencipta : Tjokorda Udiana Nindhia Pemayun Keterangan foto karya: Pencipta : Tjokorda Udiana Nindhia Pemayun Jenis Ciptaan : Seni Patung Judul Ciptaan : Pemburu Tahun pembuatan : 2011 Bahan Material : Recycling paper (Daya Guna Kertas) Ukuran : 60 cm x 50 cm x 140 cm Tempat Pameran : Taman Budaya Bali (Art Centre) Tanggal Pameran : 23 Desember Januari 2012 Keterangan : Tema pameran adalah entitas nurani yang diikuti oleh 42 seniman terkemuka di Bali 3
4 DESKRIPSI PENCIPTAAN KARYA MONUMENTAL SENI PATUNG JUDUL CIPTAAN: PEMBURU BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ide Penciptaan Karya Seni Patung Judul Pemburu. Penciptaan karya monumental seni patung berjudul pemburu ini dilatarbelakangi dari ingin menampilkan karya-karya seni patung pada akhir tahun yang diselenggarakan oleh komunitas Entitas Nurai. Berkaitan dengan komunitas Entitas Nurani, menurut I Made Kaek Susula, dkk (Katalogus Pameran 2011) menjelaskan bahwa Entitas nurani,awalnya merupakan sebuah gagasan yang muncul dari makna pemikiran tentang runtuhnya entitas moral dalam interaksi kehidupan. Selanjutnya diuraikan manakala potret politik dan kehidupan bernegara dibangun dalam kaidah demokrasi yang mengedepankan pertikaian, jauh dari etika dan kesantunan. Ketika sensasi kejujuran terpinggirkan oleh prilaku tamak dan keserakahan, maka penting untuk membaca komitmen budaya orang-orang yang ingin tampil menjadi pemimpin khususnya di Bali. Dari pembacaan itu, kemudian nurani sepatutnya mampu merevitalisasi segala prilaku yang tak lazim di Bumi. Digelanya kembali pameran entitas nurani ke dua sebagai tanggung jawab panitia penyenggara dalam membangun ruang untuk saling mengingatkan, bahwa kita para pencipta seni bersama terikat dalam suatu kontrak dari sebuah peristiwa budaya yang membutuhkan implementasi verbal. Seniman tentunya tidak dalam kapasitas untuk memberikan penilaian atas kata dan laku bagi sang pemimpin, apalagi menyuguhkan tuntutan di tengah berbagai tuntutan dalam segmen yang lain. Namun, dari sisi yang lainnya mesti diakui sekecil apapun 4
5 karya yang diciptakan pencipta selalu akan member warna dalam aktivitas budaya yang diharapkan mampu memperkaya kasanah budaya dan membentuk karakter bangsa dalam karya seni patung yang pencipta ciptakan. Beranjak dari uraian di atas, muncul ide pencipta untuk menciptakan karakter patung dengan memegang tombak panjang diikuti oleh seekor binatang anjing. Patung yang pencipta buat berjudul pemburu. Sosok pemburu dapat diartikan beragam dan juga divisualisasikan beragam. Dalam karya patung pencipta iede muncul saat hati nurai sebagai seorang seniman muncul untuk menuangkan entitas nurai dalam karya seni patung. Pemburu merupakan inspirasi pencipta yang mengandung symbol ketegaran seseorang untuk mendapatkan mangsa buruannya. Tombak melambangkan keberanian dan ketajaman pikiran seorang pemburu saat melempar tombaknya agar mendapatkan sasaran buruannya. Seekor anjing yang mengiringi menandakan ada hubungan terkait dan saling membandu ketika menemukan binatang buruan, dan juga anjing sebagai symbol kesetiaan dan menjaga tuannya. Ide dasar inilah yang pencipta ekpresikan sebagai karya seni patung yang menggunakan bahan kertas. Bahan kertas pencipta daya gunakan kembali agar memiliki nilai ekonomis, nilai estetika, dan nilai pendidikan ketika mengolah dan memanfaatkan sampah-sampah kertas sebagai karya seni untuk menghasilkan industry kreatif. Untuk itu mampu dan dapat dipelajari di perguruan tinggi seni sebagai media alternatif dalam menciptakan karya seni patung. 5
6 1.2 Rumusan Ide Penciptaan Dalam mencipta suatu karya seni rumusan untuk mengaplikasikan ide dalam bentuk nyata sangatlah penting dan memegang peran utama. Dari uraian latar belakang penciptaan patung judul pemburu yang tersebut di atas, maka rumusan ide penciptaan adalah bagaimana mengekpresikan ide dasar tentang seorang pemburu binatang denganhati nurani kejujuean agar terwujud menjadi satu karya monumental seni patung? Rumusan ide inilah yang pencipta wujudkan menjadi hasil karya seni patung. 1.3 Tujuan Penciptaan Karya Seni Patung Adapun tujuan penciptaan karya seni patung berjudul pemburu ini adalah untuk dapat Di publikasikan melalui pameran seni patung dan seni lukis bersama, bertempat di Taman Budaya Bali (Art Centre), Tanggal Pameran: 23 Desember Januari 2012,Tema pameran adalah entitas nurani yang diikuti oleh 42 seniman terkemuka di Bali. 1.4 Manfaat Penciptaan Karya Seni Patung Adapun manfaat penciptaan karya seni patung berjudul pemburu ini dapat dinikmati oleh masyarakat luas dalam ajang publikasikan pameran seni patung dan seni lukis bersama dengan komunitas entitas nurani, bertempat di Taman Budaya Bali (Art Centre), Tanggal Pameran: 23 Desember Januari 2012,Tema pameran adalah entitas nurani yang diikuti oleh 42 seniman terkemuka di Bali. Selain itu setidaknya pencipta dapat mensosialisasikan patung kertas karya cipta pencipta agar dapat dipahami dan diterima kalangan masyarakat pencinta seni. 6
7 BAB II TINJAUAN SUMBER PENCIPTAAN KARYA MONUMENTAL SENI PATUNG JUDUL PEMBURU Dalam uraian bai ini, difokuskan pembahasan menganai tinjauan sumber penciptaan karya monumental seni patung dengan judul pemburu. Sumber tentunya dalam berupa buku sulit untuk kita temukan. Namun demikian berkaitan dengan tinjauan sumber pencipta mengumpulkan data data tentang visualisasi pemburu dari media internet. Selain itu dari berbagai katalogus, dan buku-buku yang berkaitan dengan informasi mengenai pemburu. Pemburu diartikan seorang yang melakukan aktivitas pemburuan dengan menggunakan senjata. Pemburu dapat juga diartikan sebagai sosok manusia yang mencari mangsa dapat berupa binatang-binatang yang dapat dimakan manusia. Dalam media, internet dijelaskan sebagai orang yang kerjanya memburu binatang, selain itu diartikan pula sebagai alat (perkakas, perlengkapan, dsb) untuk berburu (mengejar dsb). Selanjutnya, lebih jauh tinjauan sumber tentang pemburu dalam internet, diartikan Pemburu adalah suatu masyarakat yang metode bertahan hidup utamanya ialah memburu atau mengumpulkan secara langsung binatang dan tumbuh-tumbuhan liar yang dapat dimakan, tanpa usaha-usaha yang nyata untuk membudidayakannya (domestikasi) terlebih dahulu. Umumnya para pemburu memperoleh sebagian besar pencahariannya dari hasil berburu, Masyarakat pemburu mengandalkan makanannya pada kegiatan (pertanian dan peternakan), mengingat masih terdapat bentuk-bentuk masyarakat yang menggunakan cara berburu tersebut untuk mendapatkan bahan makanan yang diperlukan dalam usaha mereka untuk mempertahankan hidupnya. 7
8 Beranjak dari penjelasan dan uraian di atas, muncul ide pencipta untuk memvisualisasikan karekteristik seorang pemburu. Selain itu, pencipta juga mengekpresikan ide-ide mengenai sosok figure pemburu untuk divisualisasikan dalambentuk karya seni patung dengan menggunakan bahan kertas. BAB III METODE PENCIPTAAN KARYA SENI PATUNG BERJUDUL PEMBURU Uraian dalam bab tiga ini difokuskan pada metode atau proses penciptaan karya seni patung judul Pemburu. Adapaun metode yang akan digunakan yakni pertama eksplorasi meliputi pengamatan, memahami, menghayati, menggali, mengadakan penelusuran. Kedua eksperimen yang mencakup penuangan ide, percobaan, mengidentifikasi, memilih bahan yang tepat. Ketiga Pembentukan yakni tahapan-tahapan proses terwujudnya karya seni. Untuk lebih lanjut akan diuraikan sebagai berikut Eksplorasi Eksplorasi sebagai langkah awal dalam mencipta sangat diperlukan duna mengetahui, mengamati, memahami, menghayati, menggali, mengadakan penelusuran, mengenai obyek patung yang dibuat. Dalam hal ini yang dibuat sebagai patung yakni seorang pemburu. Pemburu merupakan hal unik untuk dapat diekspresikan sebagai bentuk karya seni patung. Awalnya pencipta tertarik dengan pemburu dikarenakan melihat sosok figure karakter pemburu yang telah didefinisikan di atas menjadikan inspirasi pencipta untuk dapat mewujudkannya dengan bahan kertas yang diolah terlebih dahulu menjadi bubur. Eksplorasi mengenai bahan yang akan dipakai, telah pencipta lakukan sejak tahun 2000 hingga kini. 8
9 Eksperimen tersebut telah beberapa kali pencipta menghasilkan beragam bentuk figure patung. Kali ini pencipta fokus pada sosok karakter figure seorang pemburu yang didampingi oleh seekor anjing pemburu Eksperimen Eksperimen dalam tulisan ini mencakup: penuangan ide, proses percobaan, mengidentifikasi, memilih bahan yang tepat. Dalam bagian ini uraian lebih difokuskan pada pemilihan bahan yang tepat dan penuangan ide menjadi karya seni patung. Pemilihan bahan yang tepat sangat menentukan dari kualitas karya yang dihasilkan. Pemilihan kertas sebagai bahan pembuat patung dikarenakan beberapa hal yaitu, kertas selalu dekat dengan manusia. Kertas sangatlah berguna bagi kalangan pendidik dan mahasiswa ketika proses pembelajaran. Kertas selain tersebut di atas sangat banyak kegunaannya bagi kehidupan manusia. Bahan kertas yang digunakan adalah bahan kertas yang sudah tidak digunakan manusia atau sudah dikatagorikan sebagai bentak tak berguna. Benda kertas yang dianggap tak berguna inilah pencipta olah dan penuangan ide-ide menjadi karya seni patung Pembentukan Uraian mengenai pembentukan karya patung kertas yang berjudul pemburu mencakup pengorganisasian, bagian bagian yang diciptakan digabungkan menjadi bentuk kesatuan yang utuh. Penggabungan ini adalah merupakan tahapan-tahapan awal dan akhir dari karya patung yang diwujudkan. Awalnya patung berjudul pemburu ini di buat yaitu tahapan pembuatan sketsa rancangan patung. Setelah sketsa rancangan patung selesai dilanjutkan dengan menyiapkan kawat besi dengan ukutan 6 mm dan 5 mm untuk dijadikan kerangka patung. Setelah kerangka patung selesai dilanjutkan dengan mengikat dengan tali kawat bendrat yntuk membuat kekuatan ikat agar patung tidak jatuh. Setelah dirasa selesai maka dilanjutkan 9
10 dengan proses membuat bubur kertas dan membuat adonan bahan kertas dengan pencampur lem kayu warna putih. Setelah bahan disiapkan dengan baik dan menghitung komposisi bahan yang akan digunakan dilanjutkan dengan proses penempelan kerta pada kerangka patung dengan teknik pincing. Secara pelan-pelan dan bertahap, dengan mempertimbangkan bentuk anatomi manusia maka patung dapat diujudkan dengan baik. Setelah mendapatkan bentuk yang diinginkan, patung selanjutnya di jemur untuk mendapatkan kekeringan yang maksimal. Kemudian dilanjutkan dengan tahapan akhir yaitu tahapan pewarnaan untuk menghasilkan karya yang maksimal seperti yang tersebut di bawah ini 10
11 BAB IV HASIL WUJUD VISUAL KARYA MONUMENTAL SENI PATUNG JUDUL: PEMBURU Pencipta: Tjokorda Udiana Nindhia Pemayun Pencipta : Tjokorda Udiana Nindhia Pemayun Jenis Ciptaan : Seni Patung Judul Ciptaan : Pemburu Tahun pembuatan : 2011/2012 Bahan Material : Kertas HVS 80 grm Ukuran : 100 cm x 40 cm x40 cm Tempat Pameran : Taman Budaya Art Centre Denpasar Tanggal Pameran : 23 Desember Januari 2012 Keterangan : Tema pameran adalah entitas nurani yang diikuti oleh 42 seniman terkemuka di Bali 11
12 DOKUMEN FOTO DARI BERBAGAI SUDUT PANDANG Gambar di atas merupakan rangkaian dokumen tahapan-tahapan proses pembuatan patung kertas dengan judul pemburu dari tiga sudut pandang. (Foto: Dokumen Tjok Udiana N.P, 2011) 12
13 Dengan menghasilkan karya tersebut di atas, ditinjau dari aspek Ideoplastis bahwa ide atau gagasan tentang konsep perwujudan karya, pengalaman estetis, pembicaraan sudah aplikatif mengarah pada fokus sebuah wujud karya yakni berjudul pemburu. Pemburu memiliki simbolisasi keberanian dalam bertidak, ketepatan sasaran yang ingin dicapai, ketelitian menentukan objek buruannya dan tahan terhadap lingkungan alam dimana pemburu tersebut mendapatkan hasil buruannya. Kemudian, dari aspek Psikoplastis mencakup ulasan mengenai elemen-elemen pada masing-masing karya melalui : unity, kompleksity, intensity. BAB V PENUTUP Berdasarkan pemaparan di atas, karya monumental seni patung berjudul pemburu pencipta ciptakan adalah sebuah ungkapan ekspresi ide pencipta dalam menghasilkan parya seni patung. Dipilihnya bahan kertas dikarenakan kertas selalu identik dengan manusia. Dan kerta membantu manusia untuk menghasilkan dan melancarkan segala aktivitas kehidupan sosialnya. REFLEKSI DAN APLIKASI Refleksi dan aplikasi karya patung yang pencipta buat atau hasilkan kali ini refleksinya agar dapat digembangkan bagi mahasiswa yang membidangi seni patung untuk dapat menghasilkan karya-karya seni lainnya dengan bahan kertas. Aplikasi nyata yang diharapkan dalam karya patung kertas ini supaya para akademisi seni patung yang belajar di perguruan tinggi seni dapat meneruskan dan mencoba untuk membuat sesuatu yang berguna. Bagi masyarakat sebagai suguhan estetis tentang kertas sebagai karya seni. 13
14 DAFTAR SUMBER Udiana N.P., Tjok Motif Garuda di Bali: Perspektif Fungsi dan Makna Dalam Seni Budaya Bali. Denpasar: Pustaka larasan. Udiana N.P., Tjok Garis Dalam Seni Rupa. Denpasar: Sari kahyangan. Udiana N.P., Tjok Garuda Dalam Perspektif Cultural Studies. Denpasar: Cakra Perss. Katalogus Pameran Entitas Nurani II, Orasi Budaya Akhir Tahun 2011 dan Pameran Seni Rupa. Internet Internet
JUDUL KARYA: NAGA SESA Di pamerkan di Museum Puri Lukisan Ubud tanggal 7-25 Oktober 2010
DESKRIPSI PENCIPTAAN KARYA MONUMENTAL SENI PATUNG JUDUL KARYA: NAGA SESA Di pamerkan di Museum Puri Lukisan Ubud tanggal 7-25 Oktober 2010 DICIPTAKAN OLEH: TJOKORDA UDIANA NINDHIA PEMAYUN DICIPTAKAN TAHUN
Lebih terperinciDESKRIPSI KARYA MONUMENTAL SENI PATUNG
DESKRIPSI KARYA MONUMENTAL SENI PATUNG JUDUL KARYA: S I D A K A R Y A Di publikasikan melalui pameran seni rupa Pesta Kesenian Bali XXXIV 2012. Tema pameran Paaras Paros dinamika dalam kebersamaan yang
Lebih terperinciBAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN. kebenaran, hal ini terkait sekali dengan realitas.
68 BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN Menciptakan karya seni selalu di hubungkan dengan ekspresi pribadi senimannya, hal itu diawali dengan adanya dorongan perasaan untuk menciptakan sesuatu yang baru
Lebih terperinciDESKRIPSI KARYA SENI PATUNG
DESKRIPSI KARYA SENI PATUNG JUDUL KARYA: T E R BA N G Di publikasikan melalui pameran bersama seni patung di HOTEL KAMANDALU Resort and Spa Tegallalang Udub Bali, pada tanggal 15 Maret-15 April 2009. Tema
Lebih terperinciBAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN
BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN Sebuah karya seni dapat terlihat dari dorongan perasaan pribadi pelukis. Menciptakan karya seni selalu di hubungkan dengan ekspresi pribadi senimannya. Hal itu di awali
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. mata pencaharian dengan hormat dan jujur. Dalam versi yang lain seni disebut. mempunyai unsur transendental atau spiritual.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Seni 1. Pengertian Seni Menurut Soedarso (1988: 16-17) bahwa kata seni berasal dari bahasa Sansekerta sani yang berarti pemujaan, palayanan, donasi, permintaan atau mata pencaharian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kerajinan merupakan suatu benda hasil karya seni manusia yang berkaitan
A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Kerajinan merupakan suatu benda hasil karya seni manusia yang berkaitan dengan keterampilan tangan. Selain memiliki nilai estetis bentuk benda kerajinan tersebut memiliki
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
145 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan (Patung Tokoh Seniman Popo Iskandar, Barli Sasmitawinata, Ibing Kusmayatna, Darso, dan Asep Sunandar Sunarya) adalah judul yang penulis buat dalam skripsi
Lebih terperinciKOMPETENSI DASAR SENI BUDAYA DAN PRAKARYA SEKOLAH DASAR KELAS I - VI
SENI BUDAYA DAN PRAKARYA SEKOLAH DASAR KELAS I - VI KELAS I KOMPETENSI INTI 1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya. 2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli,
Lebih terperinciDESKRIPSI KARYA SENI MONUMENTAL Judul Karya Seni Monumental (kriya Seni): Predator. Pencipta I Made Sumantra, S.Sn, M.Sn
DESKRIPSI KARYA SENI MONUMENTAL Judul Karya Seni Monumental (kriya Seni): Predator Pencipta I Made Sumantra, S.Sn, M.Sn FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN INSTITUT SENI INDONESIA DENPASAR 2017 DESKRIPSI KARYA
Lebih terperinciIII. Kerajinan dari Daur Ulang A. Produk Kerajinan dari Kertas Daur Ulang Banyak hal yang dapat diciptakan dari kertas seni (handmade paper).
III. Kerajinan dari Daur Ulang A. Produk Kerajinan dari Kertas Daur Ulang Banyak hal yang dapat diciptakan dari kertas seni (handmade paper). Akan tetapi, pada dasarnya unsur kreativitas dan pengalaman
Lebih terperinci2 Berkarya Seni Rupa. Bab. Tiga Dimensi (3D) Peta Materi. Di unduh dari : Bukupaket.com. Jenis Karya. Berkarya Seni Rupa 3 D.
Bab 2 Berkarya Seni Rupa Tiga Dimensi (3D) Peta Materi Pengertian Jenis Karya Berkarya Seni Rupa 3 D Simbol Karya Nilai Estetis Proses Berkarya 32 Kelas X SMA / MA / SMK / MAK Setelah mempelajari Bab 2
Lebih terperinciSILABUS MATA PELAJARAN MUATAN LOKAL: SENI BUDAYA BANTEN (SENI BATIK BANTEN)
SILABUS MATA PELAJARAN MUATAN LOKAL: SENI BUDAYA BANTEN (SENI BATIK BANTEN) SATUAN PELAJARAN : SMA KELAS : XI SEMESTER : 2 KOMPETENSI INTI : Kompetensi Inti 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama
Lebih terperinci2015 ABSTRAK SUPREMATISME SEBAGAI GAGASAN BERKARYA SENI PATUNG DENGAN MEDIA KAYU
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan jaman seni rupa mengalami perkembangan yang sangat signifikan, baik dari segi teknik maupun bahan yang digunakan. Seni rupa terdiri
Lebih terperinciBAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN
BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN A. Ide atau gagasan Wajah merupakan bagian vital dalam anggota tubuh manusia yang tidak dapat disamakan fungsinya dengan anggota tubuh yang lain. Hal ini dikarenakan
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Nama SMK : SMK Negeri 6 Jakarta Mata Pelajaran : Produktif Multimedia Standar Kompetensi : Menerapkan Prinsip-prinsip Seni Grafis dalam Desain Komunikasi Visual untuk
Lebih terperinciBagan 3.1 Proses Berkarya Penulis
A. Pemilihan Ide Pengkaryaan BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN Lingkungan Pribadi Ide Lingkungan Sekitar Kontemplasi Stimulasi Sketsa Karya Proses Berkarya Apresiasi karya Karya Seni Bagan 3.1 Proses
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Gambaran kehidupan masyarakat Indonesia yang beragam menjadikan kesenian sebagai salah satu perwujudan jati diri bangsa Indonesia yang memiliki ciri khas. Kesenian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Galeri adalah selasar atau tempat, dapat pula diartikan sebagai tempat yang memamerkan karya seni tiga dimensional karya seorang atau sekelompok seniman atau
Lebih terperinciMODUL SENI RUPA KELAS X TAHUN AJARAN BERKARYA SENI RUPA TIGA DIMENSI
YAYASAN WIDYA BHAKTI SEKOLAH MENENGAH ATAS SANTA ANGELA TERAKREDITASI A Jl. Merdeka No. 24 Bandung 022. 4214714 Fax.022. 4222587 http//: www.smasantaangela.sch.id, e-mail : smaangela@yahoo.co.id 043 MODUL
Lebih terperinciW, 2015 #INSTAMOMENT KARYA CIPTA FOTOGRAFI MENGGUNAKAN MEDIA SMARTPHONE ANDROID DENGAN APLIKASI INSTAGRAM
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penciptaan Keberadaan fitur kamera dan kualitas kamera yang semakin baik pada ponsel memberikan kemudahan bagi setiap orang untuk mengabadikan setiap momen atau kejadian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berpikir kreatif dan inovatif dalam berkarya seni patung baik dari segi teknik dan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan jaman teknik dalam pembuatan karya seni patung sudah mengalami perkembangan yang sangat signifikan, dalam perkembangan seni patung
Lebih terperinciB. Kontemplasi Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2013, hlm. 728) kontemplasi
36 BAB III METODE DAN PROSES PENCIPTAAN A. Uraian Menurut Humardani (dalam Kartika, 2004, hlm. 3) mengemukakan bahwa memahami kesenian itu berarti menemukan sesuatu gagasan atau pembatasan yang berlaku
Lebih terperinciSILABUS MATA PELAJARAN SENI BUDAYA. Satuan Pendidikan : SMA Negeri 78 Jakarta. Kompetensi Inti :
SILABUS MATA PELAJARAN SENI BUDAYA Satuan Pendidikan : SMA Negeri 78 Jakarta Mata : SENI RUPA Kelas : X Kompetensi Inti : KI 1 KI 2 KI 3 KI 4 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya :
Lebih terperinciBAB IV KONSEP PERANCANGAN Dalam sebuah proses desain, perancangan pembuatan paper log dan paper board ini di buat dengan menggunakan beberapa metode yang mengacu kepada konsep perancangan. Suatu konsep
Lebih terperinciBAB III METODE PEMBUATAN PATUNG GAJAH IDE. Eksplorasi
36 BAB III METODE PEMBUATAN PATUNG GAJAH A. Bagan Proses Penciptaan IDE Kajian teoritik tentang kesenirupaan dan bahasan yang berhubungan dengan karya (Studi literatur) Eksplorasi Obervasi Pemotretan Objek
Lebih terperinciINSTITUT SENI INDONESIA DENPASAR
KARYA ILMIAH : KARYA SENI MONUMENTAL JUDUL KARYA: PERTEMUAN PENCIPTA : IDA AYU GEDE ARTAYANI. S.Sn, M. Sn PAMERAN: TRULY BAGUS EXHIBITION-SEMINAR-WORKSHOP UNIVERSITY OF WESTREN AUSTRALIA 16 Agust-3 September
Lebih terperinciBAB III CELENG SEBAGAI TEMA DALAM KARYA SENI LUKIS. A. Implementasi Teoritis
BAB III CELENG SEBAGAI TEMA DALAM KARYA SENI LUKIS A. Implementasi Teoritis Istilah kata celeng berasal dari sebagian masyarakat Jawa berarti babi liar. Jika dilihat dari namanya saja, sudah nampak bahwa
Lebih terperinciIII. METODE PENCIPTAAN TOPENG SEBAGAI TEMA DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI RUPA. A. Implementasi Teoritis
III. METODE PENCIPTAAN TOPENG SEBAGAI TEMA DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI RUPA A. Implementasi Teoritis Penulis menyadari bahwa topeng merupakan sebuah bagian peninggalan prasejarah yang sekarang masih mampu
Lebih terperinciBAB III PROSES PENCIPTAAN KARYA. memberikan ingatan segar kembali akan pengalaman-pengalaman kita dimasa
BAB III PROSES PENCIPTAAN KARYA A. Implementasi Teoritis Mengamati anak-anak baik dalam kehidupan dirumah ataupun diluar rumah, memberikan ingatan segar kembali akan pengalaman-pengalaman kita dimasa kecil
Lebih terperinciBAB III METODE PENCIPTAAN. Batik Lukis (Batik Tulis) diajukan konsep berkarya. Pada dasarnya, manusia baik
43 BAB III METODE PENCIPTAAN A. Konsep Berkarya Pada tugas akhir penciptaan berjudul Padi sebagai Sumber Ide Penciptaan Batik Lukis (Batik Tulis) diajukan konsep berkarya. Pada dasarnya, manusia baik secara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penciptaan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penciptaan Seni lukis merupakan salah satu bagian dari cabang seni yang memiliki unsur dua dimensi dan sangat terkait dengan gambar. Secara historis terlihat bahwa sejak
Lebih terperinci1. Menunjukka n sikap kerjasama, bertanggung jawab, toleran, dan disiplin melalui aktivitas berkesenian
Hasil Analisis Kompetensi a. Seni Rupa Kelas X KI 1 : Menghayati mengamalkan ajaran agama dianutnya KI 2 : Menghayati mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, (gotong royong, kerjasama,
Lebih terperinciC. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR SENI LUKIS SMALB AUTIS
- 2014 - C. KOMPETENSI INTI DAN SENI LUKIS SMALB AUTIS KELAS : X Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu (1) sikap spiritual, (2) sikap sosial, (3) pengetahuan, dan (4) keterampilan. Kompetensi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut Raymond Williams dalam Komarudin (2007: 1).
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Akibat dari pesatnya arus industri dan urbanisasi yang menuju pada modernitas, kebudayaan telah mengalami perubahan perkembangan, serta pergeseran dalam wujud,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Seni atau art berasal dari kata dalam bahasa latin yaitu ars, yang memiliki arti
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seni atau art berasal dari kata dalam bahasa latin yaitu ars, yang memiliki arti keahlian, namun pada perkembangannya seni juga dapat diartikan sebagai sebuah
Lebih terperinciA. LATAR BELAKANG MASALAH
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pada dasarnya manusia hidup di dunia harus memenuhi lima kebutuhan pokok untuk bertahan hidup, yaitu kebutuhan fisiologis, kebutuhan rasa aman, kebutuhan sosial,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. pengalaman dan pengamatan penulis dalam melihat peristiwa yang terjadi
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seni pada dasarnya digunakan untuk mewakili perasaan manusia. Melalui seni lukis seseorang dapat menuangkan ide atau gagasannya ke dalam bentuk visual yang menggambarkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perancangan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perancangan Sejalan dengan perkembangan teknologi yang semakin canggih, dunia fotografi pun terus mengalami perkembangan yang luar biasa dari waktu ke waktu. Dewasa
Lebih terperinci1. Identitas a. Nama Mata Pelajaran : Seni Budaya X (Wajib) b. Semester : Ganjil c. Kompetensi Dasar :
1 pasangan KD, 1 UKB, 1 RPP UNIT KEGIATAN BELAJAR (UKB sb 1.1.02) Arti kode UKB 1.1.02: UKB ini ada di semester 1 urutan KD ke 2 1. Identitas a. Nama Mata Pelajaran : Seni Budaya X (Wajib) b. Semester
Lebih terperinciIII. PROSES PENCIPTAAN
III. PROSES PENCIPTAAN A. Implementasi Teoritik 1. Tematik Dunia virtual dalam media sosial memang amat menarik untuk dibahas, hal ini pulalah yang membuat penulis melakukan sebuah pengamatan, perenungan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Miliaran foto yang dibuat setiap tahunnya semakin beragam, foto-foto yang inovatif telah menjadi tantangan penulis untuk menciptakan sesuatu yang lebih berbeda dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penampilan serta identitas. Wajah merupakan salah satu bagian terpenting pada
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Wajah atau muka adalah bagian depan dari kepala pada manusia yang meliputi wilayah dari dahi hingga dagu. Wajah terutama digunakan untuk ekspresi wajah, penampilan
Lebih terperincipendidikan seni tersebut adalah pendidikan seni rupa yang mempelajari seni mengolah kepekaan rasa, estetik, kreativitas, dan unsur-unsur rupa menjadi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan seni merupakan bagian dari Sistem Pendidikan Nasional yang tidak dapat dipisahkan dari proses pendidikan secara keseluruhan. Salah satu pendidikan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN A. Penjelasan Tema / Ide /Judul Perancangan B. Latar Belakang Perancangan
I. PENDAHULUAN A. Penjelasan Tema / Ide /Judul Perancangan Perancangan desain produk furnitur rak buku dengan gaya pop art, furnitur yang dibuat ialah furnitur rak buku dengan menampilkan berbagai macam
Lebih terperinciBAB III METODE PENCIPTAAN
53 BAB III METODE PENCIPTAAN A. Ide atau Gagasan Beberapa faktor dapat mempengaruhi sebagian karya dari ide yang dihasilkan seorang seniman, faktor tersebut bisa datang dari dalam maupun luar yang menjadikan
Lebih terperinciKARYA ILMIAH : KARYA SENI MONUMENTAL
KARYA ILMIAH : KARYA SENI MONUMENTAL JUDUL KARYA : Wijaya Kusuma PENCIPTA : Cokorda Alit Artawan, S.Sn.,M.Sn PAMERAN PAMERAN SENI RUPA Exchange Program ISI Art Exhibition (Okinawa Prefectural University
Lebih terperinciKARYA ILMIAH : KARYA SENI MONUMENTAL
KARYA ILMIAH : KARYA SENI MONUMENTAL JUDUL KARYA : Motion of Legong PENCIPTA : I Kadek Puriartha, S.Sn., M.Sn PAMERAN : Jalan Menuju Media Kreatif #4 Penguatan Budaya dan Karakter Bangsa Galeri Cipta III
Lebih terperinciB. Jumlah Peserta Pameran Guru yang diikutkan dalam kegiatan pameran secara keseluruhan akan
KETENTUAN PENDAFTARAN DAN KEPESERTAAN PAMERAN SENI RUPA GURU SE-JABODETABEK DI MUSEUM BASOEKI ABDULLAH DALAM RANGKA PERINGATAN KE 59 HARI PENDIDIKAN NASIONAL 2 MEI 2017 I. Bentuk Kegiatan & Tema A. Pameran
Lebih terperinciRENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS)
RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) KKDD23104 Menggambar II Disusun oleh: Sabri Marba, M.Sn PROGRAM STUDI S1 DESAIN KOMUNIKASI VISUAL FAKULTAS DESAIN KOMUNIKASI VISUAL UNIVERSITAS PUTRA INDONESIA YPTK
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengembangan kognitif saja tetapi juga tidak mengesampingkan kemampuan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Usia Taman Kanak-kanak merupakan usia emas bagi anak, pada usia ini anak sangat peka terhadap stimulus / rangsangan untuk itu seharusnya cara belajar anak dibuat menyenangkan
Lebih terperinciBAB III METODE DAN PROSES PENCIPTAAN
BAB III METODE DAN PROSES PENCIPTAAN A. Ide Berkarya Waktu merupakan hal yang tidak bisa dilepaskan dari rutinitas kehidupan manusia, tanpa waktu manusia akan sulit menjalankan kewajibannya. Waktu adalah
Lebih terperinciBAB III METODE PENCIPTAAN
BAB III METODE PENCIPTAAN A. Ide Berkarya Penemuan ide berkarya diawali ketika penulis teringat sewaktu masih kecil yang pernah diceritakan oleh ibu, tentang kisah sosok Puteri yang cantik dari negeri
Lebih terperinciBAB II METODE PERANCANGAN A. Orisinalitas Pemanfaatan limbah plastik menjadi benda seni sudah banyak dilakukan serta dengan cara yang berbeda pula. Berikut ini adalah beberapa contoh karya seni dari limbah
Lebih terperinciR P P RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PELAJARAN PRODUKTIF MULTIMEDIA
072.B.0 8 SPEKTRUM 2009 R P P RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PELAJARAN PRODUKTIF MULTIMEDIA STANDAR KOMPETENSI Menerapkan Prinsip-prinsip Seni Grafis dalam Desain Komunikasi Visual untuk Multimedia KELAS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kriya merupakan suatu proses dalam berkesenian dengan berkegiatan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kriya merupakan suatu proses dalam berkesenian dengan berkegiatan mengolah benda-benda dan kekayaan alam lingkungan sekitar kita menjadi suatu benda yang mempunyai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Jika kita berbicara tentang peradaban manusia, tidaklah akan lepas dari persoalan seni dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penciptaan Karya Jika kita berbicara tentang peradaban manusia, tidaklah akan lepas dari persoalan seni dan budaya yang dihasilkan oleh manusia itu sendiri. Seni dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menjadi sangat cepat. Begitu pula dengan gaya hidup masyarakat yang juga
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan jaman yang semakin modern membuat arus globalisasi menjadi sangat cepat. Begitu pula dengan gaya hidup masyarakat yang juga mengikuti arus globalisasi
Lebih terperinciT E M A. widiantoro. Fakultas Arsitektur dan Desain. Progdi Desain Komunikasi Visual
T E M A dalam FOTOGRAFI b@yu widiantoro Progdi Desain Komunikasi Visual Fakultas Arsitektur dan Desain TEMA Adalah panduan utama di dalam menentukan obyek dan cara selanjutnya di dalam bidang apapun TEMA
Lebih terperinciBAB IV KONSEP PERANCANGAN Dalam sebuah proses desain, perancangan Meja Tulis Minimalis dan Kursi Taman Minimalis ini di buat dengan menggunakan beberapa metode yang mengacu kepada konsep perancangan. Suatu
Lebih terperinciKARYA ILMIAH : KARYA SENI MONUMENTAL
KARYA ILMIAH : KARYA SENI MONUMENTAL JUDUL KARYA : Poster Jejak Rupa Pameran Lukisan Bali PENCIPTA : Cokorda Alit Artawan, S.Sn.,M.Sn SEBAGAI MEDIA PROMOSI PAMERAN JEJAK RUPA LUKISAN BALI Dalam Rangka
Lebih terperinciKARYA ILMIAH : KARYA SENI MONUMENTAL JUDUL KARYA: RIAK KEHIDUPAN. PENCIPTA : IDA AYU GEDE ARTAYANI. S.Sn, M. Sn
KARYA ILMIAH : KARYA SENI MONUMENTAL JUDUL KARYA: RIAK KEHIDUPAN PENCIPTA : IDA AYU GEDE ARTAYANI. S.Sn, M. Sn PAMERAN: KOLABORASI INTERNASIONAL ALL GREE VS TAPAK TELU THE INDONESIAN INSTITUTE OF THE ARTS
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Dunia fotografi sangatlah luas, perkembangannya juga sangat pesat. Di
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penciptaan Dunia fotografi sangatlah luas, perkembangannya juga sangat pesat. Di bidang ini fotografer dapat bereksperimen dengan leluasa, menciptakan fotografi seni yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. buangan yang disebut sampah atau limbah. Laju produksi limbah akan terus
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mengingat perekonomian Indonesia yang mengalami pasang surut, menuntut masyakarat agar lebih berusaha keras untuk lebih keras mencari nafkah guna mencukupkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. khas musik yang dingin, gelap, melankolis, tragis, dan beratmosfir suram. Black
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Black Metal dikenal sebagai salah satu aliran musik yang mempunyai ciri khas musik yang dingin, gelap, melankolis, tragis, dan beratmosfir suram. Black Metal
Lebih terperinciBAB IV KONSEP PERANCANGAN A. DESAIN BENTUK DASAR Sebelum memasuki proses ini, Sebelumnya penulis berkordinasi dengan dosen pembimbing mengenai desain yang seperti apa yang nantinya akan diproduksi. Penilaian
Lebih terperinciBAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN
21 BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN A. Langkah-Langkah Proses Berkarya Legenda yang dulu lahir dan tumbuh dalam masyarakat sendiri perlahan hilang atau dilupakan karena tak ada pola pewarisan yang
Lebih terperinciIII. METODE PENCIPTAAN
III. METODE PENCIPTAAN A. Implementasi Teoritik 1. Tematik Kucing adalah hewan yang memiliki karakter yang unik dan menarik. Tingkah laku kucing yang ekspresif, dinamis, lincah, dan luwes menjadi daya
Lebih terperinciKONSEP PERANCANGAN. 1. Ide Desain Ide dari desain mebel yang akan dibuat berangkat dari keinginan desainer untuk memberikan makna terhadap sebuah
IV. KONSEP PERANCANGAN Dalam proses perancangan desain kursi ini, digunakan beberapa metode yang merujuk pada sebuah konsep perancangan. Sebuah konsep dalam proses perancangan dirasa sangat perlu agar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penciptaan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penciptaan Indonesia memiliki begitu banyak budaya, dari tiap-tiap provinsi memiliki kebudayaan yang berbeda-beda dengan ciri khas yang dimiliki. Masyarakat di Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Ibu adalah wanita yang telah melahirkan seseorang. Sebutan ibu mungkin
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ibu adalah wanita yang telah melahirkan seseorang. Sebutan ibu mungkin terdengar biasa di telinga, sebutan yang sepintas telah biasa didengar di berbagai tempat
Lebih terperinciUPT Perpustakaan ISI Yogyakarta BAB V PENUTUP. Melalui uraian yang telah dijelaskan pada bab-bab sebelumnya, dapat
BAB V PENUTUP Melalui uraian yang telah dijelaskan pada bab-bab sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan bahwa karya seni lahir dari adanya proses cipta, rasa, dan karsa yang bertolak dari sebuah rangsangan
Lebih terperinci60. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunadaksa (SMPLB D)
495 60. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunadaksa (SMPLB D) A. Latar Belakang Muatan seni budaya sebagaimana yang diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Lebih terperinciINSTITUT SENI INDONESIA
KARYA ILMIAH : KARYA SENI MONUMENTAL JUDUL KARYA: MERAJUT KEBERSAMAAN PENCIPTA : IDA AYU GEDE ARTAYANI. S.Sn, M. Sn PAMERAN: NASIONAL PESTA KESENIAN BALI XXXIII 10 Juni-9 Juli 2011 Di Taman Budaya Denpasar
Lebih terperinciI. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR SENI LUKIS SMALB TUNARUNGU
- 791 - I. KOMPETENSI INTI DAN SENI LUKIS SMALB TUNARUNGU KELAS : X Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu (1) sikap spiritual, (2) sikap sosial, (3) pengetahuan, dan (4) keterampilan. Kompetensi
Lebih terperinciIII. METODE PENCIPTAAN
III. METODE PENCIPTAAN A. Implementasi Teoritis 1. Tema Karya yang di Angkat Penulis mengangkat bentuk visualisasi gaya renang indah ke dalam karya seni grafis karena berenang merupakan salah satu bagian
Lebih terperinciIV. KONSEP PERANCANGAN
IV. KONSEP PERANCANGAN Dalam sebuah proses desain, kursi ini di buat dengan menggunakan beberapa metode yang mengacu kepada konsep perancangan. Suatu konsep dalam proses perancangan sangat diperlukan untuk
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG
1 I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG 1. Batasan Masalah Karya seni mempunyai pengertian sangat luas sehingga setiap individu dapat mengartikannya secara berbeda. Menurut kamus besar bahasa Indonesia, karya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penciptaan. lingkungan hidup untuk menunjang kehidupannya di dunia ini. Lingkungan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penciptaan Manusia dan seluruh makhluk hidup lainnya sangat membutuhkan lingkungan hidup untuk menunjang kehidupannya di dunia ini. Lingkungan adalah sesuatu di luar
Lebih terperinciBAB III METODE PENCIPTAAN
BAB III METODE PENCIPTAAN A. Ide Berkarya Berawal dari ketertarikan penulis terhadap para pemain dari film animasi Legend Of The Guardian yang tidak lain adalah burung hantu. Meskipun film ini berjenis
Lebih terperinciBAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN
BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN A. PROSES PENCIPTAAN Pengolahan ide berkarya merupakan proses pengolahan konsep yang kemudian diwujudkan kedalam bentuk karya lukis dimulai dengan mengolah rasa, kepekaan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi dapat merubah pola hidup manusia maupun nilainilai
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi dapat merubah pola hidup manusia maupun nilainilai suatu budaya. Seseorang dapat dengan mudah memperoleh sesuatu yang ada dipikirannya
Lebih terperinciBAB III PROSES PERANCANGAN. A. Bagan Pemecahan Masalah. Batik Kreasi Baru. Permasalahan : 1. Bagaimana merancang motif batik dengan sumber ide makanan
BAB III PROSES PERANCANGAN A. Bagan Pemecahan Masalah Batik Kreasi Baru Sumber: Makanan Hidangan Istimewa Kampung Permasalahan : 1. Bagaimana merancang motif batik dengan sumber ide makanan hidangan istimewa
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. dibuat, maka dari penulisan ini dapat ditarik kesimpulan bahwa Ritual Semana
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan pada pemaparan konsep atau gagasan penciptaan yang telah dibuat, maka dari penulisan ini dapat ditarik kesimpulan bahwa Ritual Semana Santa di Larantuka Sebagai
Lebih terperinciGambar 2.4. Eksplorasi langsung melihat kegiatan di tempat pembuangan sampah Koleksi : Program nstudi Pendidikan Tari Tari FBS UNJ
2. Eksplorasi Eksplorasi merupakan kegiatan awal jika Anda akan merancang suatu karya tari. Eksplorasi adalah proses berpikir, berimajinasi, merasakan dan merespon suatu obyek. Dalam melakukan kegiatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali, mengolah, dan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra merupakan ungkapan pikiran dan perasaan, baik tentang kisah maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali, mengolah, dan mengekspresikan gagasan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penciptaan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penciptaan Dalam dunia seni khususnya dunia fotografi, seni seolah memiliki sudut pandang lain, yang memiliki daya cipta yang mampu menghipnotis siapapun yang melihatnya
Lebih terperinciRest AREA Perupa Membaca Indonesia
PAMERAN BIENNALE SENI RUPA NUSANTARA 2017 Rest AREA Perupa Membaca Indonesia Nama : Ida Bagus Candra Yana, S.Sn., M.Sn Judul Karya : Generasi Otot Kawat Tulang Besi FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN INSTITUT
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran seni tari merupakan suatu proses pembelajaran yang melibatkan tubuh sebagai media ungkap tari. Di dalam penyelenggaraannya, seni tari merupakan
Lebih terperinciKOMPLEK GALERI SENI LUKIS di DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR KOMPLEK GALERI SENI LUKIS di DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Teknik diajukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk mengikuti perkembangan zaman. Pembelajaran memiliki peran serta mendidik siswa agar menjadi manusia
Lebih terperinciBAB III METODE PENCIPTAAN
46 BAB III METODE PENCIPTAAN A. Persiapan 1. Ide Berkarya Kegemaran sejak kecil penulis mengamati tingkah laku dan bentuk binatang sekitar yang unik, menjadikan penulis untuk memperluas lagi pengetahuan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Setiap penelitian tentu memiliki tujuan. Guna mencapai tujuan tersebut maka diperlukan metode penelitian yang tepat. Karena pada dasarnya metode merupakan
Lebih terperinciBAB III PROSES PEMBENTUKAN
BAB III PROSES PEMBENTUKAN Lahirnya karya seni rupa melalui proses penciptaan selalu terkait dengan masalah teknis, bahan, dan alat yang digunakan serta tahapan pembentukannya. Selain kemampuan dan pengalaman,
Lebih terperinciBAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN
50 BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN A. Perwujudan Karya Seni Kemajuan yang tengah dialami oleh kaum feminis (perempuan) merupakan suatu titik puncak kejenuhan atas ideologi patriarki, penulis sendiri
Lebih terperinciBAB III METODE PENCIPTAAN. cm, karya ke dua berukuran 120 cm X 135 cm, karya ke tiga berukuran 100 cm X
BAB III METODE PENCIPTAAN A. Visualisasi Karya Karya lukis ini sebanyak 4 karya. Karya pertama berukuran 125 cm X 140 cm, karya ke dua berukuran 120 cm X 135 cm, karya ke tiga berukuran 100 cm X 50 cm,
Lebih terperinciPengertian. Ragam hias. Teknik. Pada pelajaran Bab 4, peserta didik diharapkan peduli dan melakukan aktivitas berkesenian,
Bab 4 Menerapkan Ragam Hias pada Bahan Kayu Alur Pembelajaran Pengertian Menerapkan Ragam Hias pada Bahan Kayu Ragam hias Teknik Menggambar Ragam Hias Ukiran Melukis Ragam Hias di Atas Bahan Kayu Pada
Lebih terperinciVHANY AGUSTINI WITARSA, 2015 EKSPLORASI APLIKASI ALAS KAKI YANG TERINSPIRASI DARI KELOM GEULIS
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Alas kaki atau lebih dikenal dengan sebutan sepatu/sandal adalah bagian yang penting dalam kehidupan sehari-hari untuk menunjang segala kegiatan, bukan hanya menjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Individu tidak akan berkarya jika karya itu tidak bermanfaat bagi dirinya ataupun
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam berkarya seni, setiap individu selalu ingin mengkomunikasikan karyanya kepada orang lain dan sekaligus memuaskan orang lain tersebut. Individu tidak akan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. inspirasi untuk berkarya. Lahirnya suatu karya seni tidak hanya dilandasi oleh
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penciptaan Kejadian atau peristiwa dalam kehidupan dapat menimbulkan ide atau inspirasi untuk berkarya. Lahirnya suatu karya seni tidak hanya dilandasi oleh faktor keinginan
Lebih terperinci