Indra. Seni Ebru: Melukis Di Atas Air

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Indra. Seni Ebru: Melukis Di Atas Air"

Transkripsi

1 Eksplorasi Seni Ebru: Keragaman Grid dalam Proses Melukis Di Atas Air Indra Seni Ebru: Melukis Di Atas Air Seni ebru adalah seni lukis dari Turki yang media dasarnya adalah air pada saat melukis dan dipraktikan sejak abad ke-13. Ketika mendengar kata melukis, media yang seringkali terlintas di benak kita adalah kanvas atau kertas, cat, dan kuas. Untuk cat air, maka kanvas atau kertas menjadi media dasar yang umum. Pada seni ebru, kertas baru digunakan untuk merepresentasikan hasil lukisan tersebut setelah proses melukis selesai. Persiapan seni ebru diawali melarutkan tragacanth - cairan putih yang berasal dari getah beberapa jenis tanaman di Eropa dan di Asia - ke dalam air. Tragacanth ini memberikan kekentalan dan daya rekat pada air, namun dapat pula menggunakan sejenis bubuk agar-agar sebagai penggantinya. Campuran cairan tersebut kemudian dimasukkan ke dalam sebuah wadah dengan ketinggian sekitar enam sentimeter. Sementara itu, disiapkan pula beberapa warna cat yang tidak larut dalam air. Kuas yang dicelupkan ke dalam cat perlu memiliki ukuran yang sesuai dengan motif yang diinginkan dan digunakan dengan dikibaskan ke permukaan campuran cairan yang telah disediakan. Proses melukis di atas permukaan tersebut kemudian dimulai dengan mencelupkan tongkat kecil ke dalam cat dengan warna tertentu dan kemudian dicelupkan pada permukaan cairan yang telah tersedia. Lukisan tersebut bisa dieksplorasi dengan dikikis dengan tongkat kecil sesuai dengan kreativitas. Setelah lukisan di permukaan cairan tersebut selesai dibuat, selembar kertas kosong berukuran kurang lebih sama dengan permukaan cairan tersebut diletakkan di atasnya. Setelah lima sampai sepuluh menit, angkat secara perlahan-lahan kertas tersebut dan lukisan tersebut akan menempel pada kertas. Kertas tersebut kemudian dikeringkan. Jika proses ini berhasil dilakukan, berarti kita telah berhasil mempraktikkan seni Ebru. Gambar 1. Contoh Proses Praktik Seni Ebru 2

2 Eksperimen yang Dilakukan Terkait dengan Hasil Pembelajaran Mengenai Seni Ebru Cara melukis di atas air tentu akan lebih variatif tika dibandingkan dengan melukis langsung di atas kertas atau kanvas. Sifat likuiditas dari air bisa dimanfaatkan untuk menghasilkan karakteristik lukisan atau motif yang lebih variatif. Cara melukisnya pun akan lebih variatif. Pada kesempatan kali ini, saya melakukan beberapa jenis eksperimen dan dari hasil eksperimen tersebut saya akan membandingkan karakteristik lukisan atau motif yang dihasilkan dari cara melukis (marbling) yang berbeda. Eksperimen yang saya lakukan antara lain: 1. Mengulang kembali metode marling dalam Seni Ebru. Marbling dalam Seni Ebru dilakukan dengan menaruh cat di atas air kemudian dibentuk dengan menggoreskannya dengan kawat. 2. Marbling dengan menggunakan sedotan yang salah satu ujungnya diletakkan ke dalam air dan ujung lainnya ditiup sehingga gelembunggelembung udara terbentuk dan air bergerak karena adanya tekanan angin. 3. Marbling dengan menggunakan sedotan yang salah satu ujungnya diletakkan di atas permukaan air (tidak menempel di permukaan air, hanya mendekati) khususnya di atas cat yang telah ditaruh di atasnya dan ujung satunya ditiup. 4. Marbling dengan meniup langsung ke permukaan air. 5. Marbling dengan dikipas baik secara manual atau pun dengan kipas angin. Dari percobaan pertama dan kedua, melukis atau marbling masih menempel pada permukaan lukis. Percobaan ketiga, keempat, dan kelima marbling dilakukan tanpa menyentuh permukaan lukis. Pada percobaan pertama, proses melukis atau marbling menggunakan benda padat yaitu kawat. Pada percobaan kedua, motif lukisan dihasilkan dari air yang digerakkan. Pada percobaan ketiga, keempat, dan kelima, motif lukisan dihasilkan dari tekanan udara. Perbedaan percobaan ketiga, keempat, dan kelima adalah dari arah gaya anginnya. Percobaan ketiga arah anginnya lebih memusat karena ditiupkan melalui sedotan sehingga angin cenderung berkumpul dan lebih mengarah ke satu titik tertentu. Percobaan keempat karena ditiup langsung dengan mulut tanpa alat bantu lain, angin yang dihasilkan akan lebih menyebar tetapi masih memusat pada titik tertentu. Percobaan kelima anginnya akan menyebar dengan lebih luas dengan arah angin sesuai dengan kipasan yang dilakukan. Sebelum melakukan percobaan di atas, saya mempelajari terlebih dahulu karakter material yang digunakan dalam proses marbling. Cara saya mempelajarinya adalah dengan melakukan eksperimen. Percobaan pertama yang saya lakukan adalah mencampurkan bubuk agar-agar ke air. Dari percobaan ini saya ingin mengamati bagaimana air mengental. Percobaan kedua adalah mencampurkan air biasa dan air yang sudah dikentalkan dengan minyak sehingga saya bisa mengamati bagaimana air biasa dan air yang sudah dikentalkan terpisah dari minyak. Pada percobaan ketiga saya mencampurkan cat poster ke air dan ke minyak, kemudian saya amati pencampuran tersebut untuk mengetahui apakah cat poster bisa larut di minyak atau tidak. Jika cat poster tidak bisa larut di minyak, saya akan melakukan percobaan serupa dengan menggunakan cat akrilik. Dari percobaan ini saya ingin mencari tahu apakah cat poster atau cat akrilik yang telah tercampur dengan minyak masih akan larut di air dan bagaimana cat tersebut larut. Jika cat yang sudah tercampur dengan minyak tidak larut sama sekali dengan air atau hanya sebagian yang larut, maka cat poster atau cat akrilik dapat digunakan dalam proses marbling. 3

3 Dengan adanya percobaan yang variatif ini terdapat banyak variasi motif lukisan dengan karakteristik yang berbeda-beda dapat dihasilkan. Salah satu cara hasil lukisan dengan teknik yang berbeda adalah dengan membuat grid pada permukaan lukisan dan memperhatikan perubahan yang terjadi terkait aksi yang dilakukan dalam setiap proses melukis. Percobaan ini membuktikan bahwa melukis tidak harus dilakukan di atas benda padat tetapi juga bisa dilakukan di atas air dan bisa pula diabadikan dengan mencetaknya di atas kertas, kain, dan lain sebagainya. Melukis tidak harus dengan menggunakan benda padat yang digoreskan sehingga sebuah lukisan bisa terbentuk, tetapi dengan air yang bergerak dan udara yang berhembus pun bisa menghasilkan sebuah lukisan yang mempunyai ciri khas tersendiri. Mengenal Karakter Material dalam Proses Melukis ala Seni Ebru: Eksperimen Medium dan Substansi pada Permukaan Eksperimen Tahap I: Eksperimen Likuiditas Material Eksperimen 1: Mengamati air dan minyak yang dimasukkan ke dalam suatu wadah Hasil eksperimen 1: air dan minyak memenuhi syarat untuk disebut sebagai zat cair karana bentuknya menyesuaikan wadahnya dan dalam keadaan tenang permukaannya datar. Eksperimen 2: Mencampurkan air dengan bubuk agar-agar dengan cara dimasak Hasil Eksperimen 2: Air yang bercampur dengan bubuk agar-agar mengeras sehingga sifatnya menjadi lebih padat walaupun bentuknya masih dapat sedikit berubah sesuai dengan wadahnya. Gambar 2.Contoh pencampuran medium eksperimen 1 (kiri), 2 (tengah), serta 3 (kanan) Eksperimen 3: Mencampurkan air dengan tepung kanji dengan cara dimasak Hasil eksperimen 3: Air menjadi mengental tetapi bentuknya masih tetap menyesuaikan dengan wadahnya dan dalam keadaan tenang permukaannya datar sehingga karakter zat cair masih dapat ditemukan pada campuran air dan tepung kanji ini. Eksperimen Tahap II: Eksperimen Pencampuran Antar Medium Eksperimen 4: Mencampurkan air dengan minyak Hasil eksperimen 4: Air dan minyak memiliki karakter substansi yang berbeda sehingga terpisah satu sama lain dan terbagi menjadi permukaan yang berbeda dimana air berada di lapisan bawah dan minyak berada di lapisan atas. Eksperimen 5: Mencampurkan agar-agar dengan minyak Hasil eksperimen 5: Agar-agar dan minyak terpisah seperti yang terjadi pada pencampuran air dan minyak. 4

4 Eksperimen 6: Mencampurkan agar-agar dengan air campuran dengan cat poster di Hasil eksperimen 6: Agar-agar dan air terpisah. Dari percobaan ini dapat dilihat bahwa air yang telah bercampur dengan substansi tertentu seperti agar-agar berubah karakternya dan tidak bisa menyatu lagi dengan air biasa Gambar 3. Contoh pencampuran medium eksperimen 4 (kiri),5(tengah), serta 6 (kanan) Eksperimen 7: Mencampurkan minyak dengan campuran air dan tepung kanji dengan menuangkan minyak ke atas campuran air dan tepung kanji dan kemudian didiamkan Hasil Eksperimen 7: Minyak terapung di atas campuran air dan tepung kanji. Eksperimen 8: Sama dengan eksperimen 7 tetapi campuran diaduk, tidak didiamkan. Hasil eksperimen 8: Sebagian besar minyak berubah menjadi gelembunggelembung kecil di antara larutan air dan tepung kanji dan minyak yang tidak berubah menjadi gelembung mengapung di atas larutan. Eksperimen 9: Sama seperti eksperimen 8 tetapi pada eksperimen kali ini dicampur dengan air dan diaduk Hasil eksperimen 9: Dari pencampuran yang dilakukan, secara umum menghasilkan tiga lapisan yaitu lapisan teratas yang merupakan lapisan minyak, lapisan tengah yaitu lapisan pencampuran gelembung-gelembung minyak dengan larutan air dan tepung kanji, dan lapisan paling bawah yaitu lapisan air. Gambar 4. Contoh pencampuran medium eksperimen 7 (kiri),8 (tengah), serta 9 (kanan) 5

5 Eksperimen Tahap III: Eksperimen Pencampuran Substansi (Cat) dan Medium Eksperimen 10: Pencampuran cat poster (kiri) dan cat akrilik (kanan) ke dalam air Hasil eksperimen 10: Cat poster dan cat akrilik larut dalam air. Eksperimen 11: Pencampuran cat poster dan cat akrilik ke dalam minyak Hasil eksperimen 11: Cat poster maupun cat akrilik tidak dapat larut dalam minyak. Gambar 5. Contoh pencampuran medium eksperimen 10 (kiri),dan 11 (kanan) Eksperimen 12: Mencampurkan larutan air dan cat poster dengan minyak Hasil Eksperimen 12: Larutan air dan cat poster terpisah dengan minyak. Bagian larutan yang terpisah oleh minyak membentuk gelembung dan tidak saling menyatu jika tidak diberi gaya dari luar. Dengan demikian, substansi yang berbeda dapat memisahkan substansi lainnya menjadi bagian-bagian yang lebih kecil. Gambar 6. Contoh pencampuran medium eksperimen 12 Eksperimen 13: Mencampurkan cat minyak dengan air Hasil eksperimen 13: cat minyak dan air tidak saling tercampur. Eksperimen 14: Mencampurkan cat minyak dengan minyak (goreng) Hasil eksperimen 14: Cat minyak dan minyak (goreng) saling tercampur dengan baik. Gambar 7. Contoh pencampuran medium eksperimen 13 (kiri) dan 14 (kanan) 6

6 Eksplorasi Seni Ebru Gambar 8. Lukisan hasil eksplorasi 1 & 2 Eksplorasi 1 Medium: agar-agar Cat yang digunakan: Cat minyak Karakter lukisan yang dihasilkan: cat minyak lebih cepat meresap di kertas dan rembesan lebih sedikit sehingga hasil cetakan lukisan di kertas hampir serupa dengan yang dilukis langsung di atas agar-agar. Eksplorasi 2 Medium: agar-agar Cat yang digunakan: Cat poster Karakter lukisan yang dihasilkan: cat poster lebih lambat meresap di kertas sehingga ketika kertas diangkat, cat poster merembes ke sekitarnya dan menyebabkan lukisan yang dihasilkan menjadi samar atau berbeda cukup jauh dari yang dilukis. Eksplorasi 3 Medium: air Cat yang digunakan: Cat minyak Eksplorasi melukis dilakukan dengan kepekatan cat minyak yang berbeda-beda yaitu: 1. Cat minyak yang pekat Karakter lukisan yang dihasilkan: Cat cenderung membulat dan ketika di angkat ada bagian cat yang merembes. Hal tersebut terjadi karena pada bagian kertas yang sudah diserap oleh air tidak dapat diserap minyak sehingga cat minyak yang belum terserap oleh kertas akhirnya merembes ke permukaan kertas bagian lainnya ketika kertas diangkat dari permukaan medium gambar. Pada cetakan kedua terlihat bahwa cat yang masih tersisa di permukaan medium gambar menyebar dan membentuk outline yang membulat serta saling terhubung antar bagian. Pada cetakan kedua masih dapat terlihat warna merah cat minyak yang cukup pekat dan banyak yang mengisyaratkan bahwa cat yg terlalu pekat dan banyak tidak bisa terserap seluruhnya karena adanya keterbatasan daya serap permukaan kertas pada luasan tertentu. Gambar 9. Lukisan hasil cetakan pertama (kiri) dan cetakan kedua (kanan) 7

7 2. Cat minyak dengan kepekatan sedang Karena tidak terlalu pekat, cat minyak dapat merembes lebih jauh pada permukaan kertas. Pada cetakan kedua, cat tidak terlalu menyebar seperti pada percobaan sebelumnya dan cat cenderung membulat, berkumpul pada titik-titik tertentu. Pada bagian-bagian cat yang terpisan dengan bagian lainnya cenderung membentuk gelembung-gelembung sendiri yang berbentuk bulat. 3. Cat minyak dengan kepekatan rendah Karakter lukisan yang dihasilkan: Cat yang diletakkan secara menyebar dengan kepekatan rendah tetap membentuk bulatan-bulatan gelembung udara dan ada bagian yang merembes ke bagian lainnya. Gambar 10. Lukisan cat minyak sedang cetakan pertama (kiri) dan cetakan kedua (tengah) serta lukisan dengan kepekatan rendah (kanan) 4. Cat minyak dengan kepekatan rendah dan tetesan cat yang lebih kecil Karakter lukisan yang dihasilkan: Dengan tetesan cat yang lebih kecil ternyata sangat mengurangi banyaknya cat yang merembes dan lebih banyak tetesan cat yang membentuk mendekati bulatan sempurna. Gambar 11. Lukisan cat minyak dengan kepekatan rendah (kiri) dan tetesan kecil (kanan) Eksplorasi 4 Medium: minyak Cat yang digunakan: Cat poster 8

8 Karena daya resap minyak lebih cepat dari pada air (sesuai dengan hasil eksperimen yang dilakukan yaitu sekitar lima kali lebih cepat), maka cat poster teresap dengan lebih rapi jika dilihat dari outline-nya yang lebih jelas dari percobaan sebelumnya. Pada cetakan kedua, kertas terlihat cukup bersih yang menunjukkan cat poster terserap hampir seluruhnya oleh kertas dan cenderung tidak tertinggal di permukaan kertas. Cat yang tertinggal tenggelam ke dasar minyak karena massa jenis minyak yang lebih rendah (perhatikan eksperimen yang sudah dilakukan sebelumnya). Gambar 11. Lukisan cat poster Eksplorasi 5 Medium: Larutan air dan tepung kanji Cat yang digunakan: Cat minyak Cara mencetak lukisan dengan kertas: Kertas ditaruh diatas permukaan gambar selama sekitar sepuluh detik dan kemudian diangkat. Lendir yang bercampur dengan rembesan cat yang melekat pada lukisan yang sudah tercetak di kertas dibersihkan dengan cara dilap dengan kain dan setelah itu dikeringkan. Lukisan lebih mudah dibentuk sesuai dengan yang diinginkan. Cat yang merembes ketika proses pencetakan tidak mengotori permukaan gambar karena gambar secara otomatis dilapisi oleh lapisan larutan air dan tepung kanji (seperti lapisan lem). Hasil cetakan hampir serupa dengan yang digambar atau termotif pada permukaan medium larutan air dan tepung kanji. Gambar 12. Lukisan cat minyak dengan kanji 9

9 Menelusuri Grid yang Terbentuk Akibat External Forces yang Diberikan pada Medium Lukisan Medium yang digunakan untuk menelusuri grid yang terbentuk ketika ada external forces yang digunakan adalah larutan air dan tepung kanji karena dengan menggunakan larutan ini lukisan lebih mudah dibentuk dan likuiditas dari medium ini masih memungkinkan untuk melakukan eksplorasi yang beragam terkait Seni Ebru. Proses awal yang dilakukan untuk menelusuri grid dari setiap eksplorasi yang berbeda-beda yaitu dengan memberikan eksternal forces pada medium adalah dengan membuat grid yang rapi terlebih dahulu pada permukaan gambar seperti gambar di bawah ini (gambar dibawah ini merupakan hasil cetakan dari grid yang dibuat di atas permukaan medium). Keterangan gambar: Grid yang terbentuk External forces yang diberikan External forces yang diteruskan Gambar 13. Grid dan eksternal forces Eksplorasi Tahap I: Eksplorasi dengan 1 External Force Eksplorasi 1 External force yang diberikan: menggoreskan permukaan gambar dengan menggunakan kawat Grid yang terbentuk: Grid melengkung mengikuti arah tarikan goresan yang dilakukan pada permukaan medium. Eksplorasi 2 External force yang diberikan: Medium ditiup dengan menggunakan sedotan yang salah satu ujungnya dicelupkan ke dalam medium. Grid yang terbentuk: Grid melengkung menjauhi pusat tiupan yang menghasilkan gelembung udara di kiri dan kanan pusat tiupan. Pada grid yang berada di tengah menekukhingga membentuk sudut lancip menjauhi pusat tiupan. Gambar 14. Grid dan eksternal forces pada eksplorasi 1 (2 gambar di kanan) dan eksplorasi 2 (2 gambar di kiri) 10

10 Eksplorasi 3 External force yang diberikan: Medium ditiup dengan menggunakan sedotan di atas permukaannya. Grid yang terbentuk: Pada pusat tiupan, grid-grid yang berada disekitarnya cenderung membelok membundar mengitari pusat tiupan. Sementara itu, grid yang berada cukup jauh dari pusat tiupan tidak banyak terpengaruh dari external force yang diberikan. Gambar 14. Grid dan eksternal forces pada eksplorasi 3 (atas) dan eksplorasi 4 (bawah) Eksplorasi 4 External force yang diberikan: Medium ditiup langsung dengan menggunakan mulut dari atas medium permukaan gambar. Grid yang terbentuk: Hampir sama dengan percobaan sebelumnya tetapi eksplorasi kali ini pengaruhnya lebih lebar dan grid yang terbentuk tidak hanya melengkung tetapi juga bercabang. Eksplorasi 5 External force yang diberikan: Medium ditiup langsung dengan menggunakan mulut dari samping atas medium permukaan gambar. Grid yang terbentuk: Grid memusat pada titik pusat tiupan yang arahnya mengikuti arah tiupan yaitu dari samping. Grid yang berada di samping melengkung hingga hampir membentuk lingkaran penuh akibat tiupan yang dilakukan. 11

11 Gambar 15. Grid dan eksternal forces pada eksplorasi 5 (atas), eksplorasi 6 (tengah) dan eksplorasi 7 (bawah) Eksplorasi 6 External force yang diberikan: Medium dikipas satu arah secara manual. Grid yang terbentuk: Tidak banyak perubahan grid yang terjadi dari eksternal force yang diberikan karena eksternal force yang diberikan bersifat menyebar sehingga menjadi lebih kecil. Selain itu, kipasan secara manual juga tidak memberikan gaya yang cukup besar. Yang terpengaruh hanya grid yang berada di tengah yaitu sedikit melengkung sedangkan grid pada bagian kiri dan kanan cenderung stabil karena ditahan oleh bagian tepi wadah yang menampung medium Eksplorasi 7 External force yang diberikan: Medium dikipas dengan menggunakan kipas angin dengan kecepatan yang cukup tinggi. Grid yang terbentuk: Grid melengkung terutama pada bagian tengahnya dan hampir membentuk setengah lingkaran. Eksplorasi Tahap II: Eksplorasi dengan Lebih dari 1 External Force Grid yang digunakan pada eksplorasi tahap 2 ini berupa kotak-kotak yang rigid agar penelusuran mengenai perubahan grid yang terjadi lebih kompleks. Di bawah ini merupakan hasil cetakan grid yang digunakan. Gambar 15. Rangkaian eksplorasi Tahap II Eksplorasi pada tahap ini merupakan serangkaian eksplorasi yang berlanjut sehingga perjalanan setiap perubahan grid akibat dari external force yang diberikan secara bertahap dapat ditelusuri. Eksplorasi 1 External force yang diberikan: Permukaan medium digores dengan menggunakan kawat secara diagonal. Eksplorasi 2 12

12 External force yang diberikan: Setelah melakukan proses yang sama yang dilakukan pada eksplorasi 1, medium ditiup dengan menggunakan sedotan yang salah satu ujungnya dicelupkan ke dalam medium. Eksplorasi 3 External force yang diberikan: Setelah melakukan proses yang sama yang dilakukan pada eksplorasi 1 dan eksplorasi 2, medium ditiup dengan menggunakan mulut dari samping pada salah satu diagonal. Kesimpulan Gambar 15. Rangkaian eksplorasi 1 (atas), 2 (tengah), 3 (bawah) Dari eksplorasi mengenai proses melukis di permukaan zat cair sebagai hasil pembelajaran dari Seni Ebru, dapat dilihat bahwa banyak karakter lukisan dan motif yang bisa dihasilkan. Dari tinjauan mengenai perubahan grid yang terjadi akibat external force yang diberikan pada medium gambar baik yang di dalam medium, di permukaan medium, hingga di atas permukaan medium, terlihat bahwa likiuditas dari zat cair sangat mempengaruhi karakter lukisan berikut gridnya yang juga bersifat likuid yaitu bisa berubah-ubah. Setiap external force yang diberikan menghasilkan karakter lukisan yang berbeda pula. Tidak hanya external force yang mempengaruhi karakter lukisan, tetapi juga 13

13 internal force dari medium dan substansi yang digunakan. Medium yang berbeda dan substansi yang berbeda, dalam penggunaannya dalam proses melukis akan menghasilkan lukisan yang berbeda pula. Setiap medium dan substansi mempunyai karakter masing-masing dan akan menghasilkan permukaan yang mempunyai keunikan tersendiri. Pada medium zat cair yang digunakan dalam Seni Ebru sekaligus sebagai dasar eksplorasi saya, terlihat bahwa zat cair sangat berpotensi dalam menghasilkan lukisan yang dapat diabadikan dengan motif yang beragam dan dengan cara yang beragam pula serta. Referensi [1] Antika. The Turkish Journal Of Collectable Art, May1986. Issue: :57) [2] Artequite, How is Ebru Made? (4 Mei 2012 pukul 16:37) [3] Ebru Workshop, (26 April 2012 pukul 11:07) [4] Ebru Workshop, The Mateials Used for Marbling. Art of Marbling Paper. (4 Mei 2012 pukul 16:42) [5] Hicabi, Gülgen. The Art of Ebru. ebru.htm (26 April 2012 pukul 11:03) [6] Gibson, James J The Ecological Approach to Visual Perception. Hillsdale, New Jersey London: Cornell University, Lawrence Erlbaum Associates, Publishers. 14

BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN. kebenaran, hal ini terkait sekali dengan realitas.

BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN. kebenaran, hal ini terkait sekali dengan realitas. 68 BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN Menciptakan karya seni selalu di hubungkan dengan ekspresi pribadi senimannya, hal itu diawali dengan adanya dorongan perasaan untuk menciptakan sesuatu yang baru

Lebih terperinci

Geometri Serat Kertas

Geometri Serat Kertas Geometri Serat Kertas Rita Kertas sebagai media penyampaian dan pencarian ide,sebenarnya memiliki keunikan yang terabaikan. Selembar kertas memiliki serat serat yang berperan sebagai struktur dari kertas

Lebih terperinci

Bagan 3.1 Proses Berkarya Penulis

Bagan 3.1 Proses Berkarya Penulis A. Pemilihan Ide Pengkaryaan BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN Lingkungan Pribadi Ide Lingkungan Sekitar Kontemplasi Stimulasi Sketsa Karya Proses Berkarya Apresiasi karya Karya Seni Bagan 3.1 Proses

Lebih terperinci

Re-inventing Method. Nadhila Adelina

Re-inventing Method. Nadhila Adelina Re-inventing Method Nadhila Adelina Cokelat merupakan hasil olahan makanan yang diolah dengan mempertimbangkan beberapa hal, yaitu substansi penyusunnya, kadar air di dalam dan di sekeliling proses pembuatannya,

Lebih terperinci

III. Kerajinan dari Daur Ulang A. Produk Kerajinan dari Kertas Daur Ulang Banyak hal yang dapat diciptakan dari kertas seni (handmade paper).

III. Kerajinan dari Daur Ulang A. Produk Kerajinan dari Kertas Daur Ulang Banyak hal yang dapat diciptakan dari kertas seni (handmade paper). III. Kerajinan dari Daur Ulang A. Produk Kerajinan dari Kertas Daur Ulang Banyak hal yang dapat diciptakan dari kertas seni (handmade paper). Akan tetapi, pada dasarnya unsur kreativitas dan pengalaman

Lebih terperinci

Pengertian sticker dan jenisnya

Pengertian sticker dan jenisnya 1 Prakarya dan Kewirausahaan 4 Pengertian sticker dan jenisnya A. Pengertian sticker Pengertian sticker adalah sejenis label yang dicetak pada sepotong kertas, plastik atau bahan lainnya dengan perekat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENCIPTAAN

BAB III METODE PENCIPTAAN BAB III METODE PENCIPTAAN A. Ide Berkarya Berawal dari ketertarikan penulis terhadap para pemain dari film animasi Legend Of The Guardian yang tidak lain adalah burung hantu. Meskipun film ini berjenis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENCIPTAAN

BAB III METODE PENCIPTAAN BAB III METODE PENCIPTAAN A. Riset Ide Kemunafikan merupakan salah satu fenomena dalam masyarakat, oleh karena itu riset idenya merupakan forming dari beberapa kasus yang terjadi di masyarakat berdasarkan

Lebih terperinci

METODE PENGUJIAN KUAT TEKAN CAMPURAN BERASPAL

METODE PENGUJIAN KUAT TEKAN CAMPURAN BERASPAL METODE PENGUJIAN KUAT TEKAN CAMPURAN BERASPAL SNI 03-6758-2002 BAB I DESKRIPSI 1.1 Ruang Lingkup Metode pengujian ini dimaksudkan untuk menentukan kuat tekan campuran aspal panas yang digunakan untuk lapis

Lebih terperinci

BAB ll METODE PERANCANGAN A. ORISINALITAS Beberapa desainer ada yang bergerak di dunia design toys atau bisa disebut Urban toys, tema yang mereka ambil biasanya karakter pribadi, tokoh kartun, superhero,

Lebih terperinci

EKSPERIMEN 1 FISIKA SIFAT TERMAL ZAT OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2006 Waktu 1,5 jam

EKSPERIMEN 1 FISIKA SIFAT TERMAL ZAT OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2006 Waktu 1,5 jam EKSPERIMEN 1 FISIKA SIFAT TERMAL ZAT OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2006 Waktu 1,5 jam EKSPERIMEN 1A WACANA Setiap hari kita menggunakan berbagai benda dan material untuk keperluan kita seharihari. Bagaimana

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) PRA SIKLUS

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) PRA SIKLUS LAMPIRAN II RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) PRA SIKLUS Sekolah : SD Negeri Rogomulyo 01 Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam Kelas/semester : IV / I Waktu : 2 x 35 menit (1x pertemuan) A. Standar

Lebih terperinci

Kue Kering Tradisional yang Selalu Hadir saat Lebaran

Kue Kering Tradisional yang Selalu Hadir saat Lebaran Tuesday, 22 September 2009 21:05 Last Updated Tuesday, 22 September 2009 21:14 Kue Kering Tradisional yang Selalu Hadir saat Lebaran Berbagai macam hidangan disajikan di Hari Raya Lebaran, tidak ketinggalan

Lebih terperinci

BAB III IKAN LELE SEBAGAI TEMA DALAM KARYA SENI GRAFIS. A. Implementasi Teoristis

BAB III IKAN LELE SEBAGAI TEMA DALAM KARYA SENI GRAFIS. A. Implementasi Teoristis BAB III IKAN LELE SEBAGAI TEMA DALAM KARYA SENI GRAFIS A. Implementasi Teoristis Penulis mengangkat Ikan Lele sebagai tema dalam seni grafis, karena ikan lele adalah ikan air tawar yang memiliki bentuk

Lebih terperinci

siswa mampu menentukan hubungan tekanan, gaya yang bekerja dan luas permukaan. tanah liat, nampan, balok kayu, balok besi, balok alumunium.

siswa mampu menentukan hubungan tekanan, gaya yang bekerja dan luas permukaan. tanah liat, nampan, balok kayu, balok besi, balok alumunium. 6.5 Tekanan Apa kamu pernah mendengar orang terkena penyakit darah tinggi? Hal itu terjadi karena adanya penyempitan pada pembuluh darah. Kejadian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara besar tekanan

Lebih terperinci

BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN

BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN Sebuah karya seni dapat terlihat dari dorongan perasaan pribadi pelukis. Menciptakan karya seni selalu di hubungkan dengan ekspresi pribadi senimannya. Hal itu di awali

Lebih terperinci

Menarikan Jejak Ruang

Menarikan Jejak Ruang Menarikan Jejak Ruang Klara Puspa Indrawati merupakan seni melukis dengan cahaya di medium udara. Hasil dari lukisan yang dibuat di medium udara tadi hanya dapat ditangkap dengan menggunakan kamera, tidak

Lebih terperinci

Pengertian. Ragam hias. Teknik. Pada pelajaran Bab 4, peserta didik diharapkan peduli dan melakukan aktivitas berkesenian,

Pengertian. Ragam hias. Teknik. Pada pelajaran Bab 4, peserta didik diharapkan peduli dan melakukan aktivitas berkesenian, Bab 4 Menerapkan Ragam Hias pada Bahan Kayu Alur Pembelajaran Pengertian Menerapkan Ragam Hias pada Bahan Kayu Ragam hias Teknik Menggambar Ragam Hias Ukiran Melukis Ragam Hias di Atas Bahan Kayu Pada

Lebih terperinci

54. Mata Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunarungu (SDLB B) A. Latar Belakang

54. Mata Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunarungu (SDLB B) A. Latar Belakang 54. Mata Pelajaran Seni Budaya dan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunarungu (SDLB B) A. Latar Belakang Muatan seni budaya dan keterampilan sebagaimana yang diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah Republik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritik

BAB III METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritik BAB III METODE PENCIPTAAN A. Implementasi Teoritik 1. Tematik Pada dasarnya fungsi bahasa sebagai alat komunikasi dan pada umumnya ada tiga elemen dalam berkomunikasi yaitu pembicara, pendengar dan sebuah

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL EKSPERIMEN

BAB IV ANALISIS HASIL EKSPERIMEN BAB IV ANALISIS HASIL EKSPERIMEN Dari berbagai eksperimen yang telah dilakukan maka dapat diambil beberapa analisis terkait dari percobaan-percobaan tersebut. 4.1 Analisis Struktur dan Karakteristik Material

Lebih terperinci

Arsip Nasional Republik Indonesia

Arsip Nasional Republik Indonesia Arsip Nasional Republik Indonesia LEMBAR PERSETUJUAN Substansi Prosedur Tetap tentang Perbaikan Arsip Kartografik telah saya setujui. Disetujui di Jakarta pada tanggal Februari 2010 Plt. DEPUTI BIDANG

Lebih terperinci

BAB III METODE PENCIPTAAN. cm, karya ke dua berukuran 120 cm X 135 cm, karya ke tiga berukuran 100 cm X

BAB III METODE PENCIPTAAN. cm, karya ke dua berukuran 120 cm X 135 cm, karya ke tiga berukuran 100 cm X BAB III METODE PENCIPTAAN A. Visualisasi Karya Karya lukis ini sebanyak 4 karya. Karya pertama berukuran 125 cm X 140 cm, karya ke dua berukuran 120 cm X 135 cm, karya ke tiga berukuran 100 cm X 50 cm,

Lebih terperinci

BAB III PROSES PEMBENTUKAN

BAB III PROSES PEMBENTUKAN BAB III PROSES PEMBENTUKAN Lahirnya karya seni rupa melalui proses penciptaan selalu terkait dengan masalah teknis, bahan, dan alat yang digunakan serta tahapan pembentukannya. Selain kemampuan dan pengalaman,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENCIPTAAN

BAB III METODE PENCIPTAAN 53 BAB III METODE PENCIPTAAN A. Ide atau Gagasan Beberapa faktor dapat mempengaruhi sebagian karya dari ide yang dihasilkan seorang seniman, faktor tersebut bisa datang dari dalam maupun luar yang menjadikan

Lebih terperinci

BAB 1 : PERSIAPAN MENGGAMBAR

BAB 1 : PERSIAPAN MENGGAMBAR BAB 1 : PERSIAPAN MENGGAMBAR 1.1 ALAT DASAR MENGGAMBAR Alat dasar dalam menggambar adalah pensil gambar, selanjutnya ada beberapa alat gambar lainnya seperti pensil warna, tinta, kuas, spidol, crayon,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berekspresi adalah ungkapan perasaan berdasarkan pada imijinasi,

BAB I PENDAHULUAN. Berekspresi adalah ungkapan perasaan berdasarkan pada imijinasi, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mengekspresikan diri melalui karya seni lukis/gambar merupakan salah satu kompetensi dasar yang terdapat pada mata pelajaran seni budaya di SMP kelas VIII. Salah satu

Lebih terperinci

BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN

BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN 21 BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN A. Langkah-Langkah Proses Berkarya Legenda yang dulu lahir dan tumbuh dalam masyarakat sendiri perlahan hilang atau dilupakan karena tak ada pola pewarisan yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Adapun cara ilmiah yang dimaksud adalah

Lebih terperinci

SENI RUPA 2 DIMENSI DAN 3 DIMENSI

SENI RUPA 2 DIMENSI DAN 3 DIMENSI SENI RUPA 2 DIMENSI DAN 3 DIMENSI Disusun Oleh : Nama : Kelas : X Mipa 6 Pelajaran : Seni Budaya SMA TAHUN AJARAN 2016/2017 Seni Rupa Seni rupa adalah salah satu cabang seni yang membentuk sebuah karya

Lebih terperinci

BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN

BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN 50 BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN A. Perwujudan Karya Seni Kemajuan yang tengah dialami oleh kaum feminis (perempuan) merupakan suatu titik puncak kejenuhan atas ideologi patriarki, penulis sendiri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.2 Prinsip Pengukuran tegangan permukaan berdasarkan metode berat tetes

BAB I PENDAHULUAN. 1.2 Prinsip Pengukuran tegangan permukaan berdasarkan metode berat tetes BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suatu molekul dalam fasa cair dapat dianggap secara sempurna dikelilingi oleh molekul lainnya yang secara rata-rata mengalami daya tarik yang sama ke semua arah. Bila

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepada siswa dalam pembelajaran Seni Budaya dan Prakarya.

BAB I PENDAHULUAN. kepada siswa dalam pembelajaran Seni Budaya dan Prakarya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengembangan kreativitas di dalam dunia pendidikan pada saat ini masih dirasakan kurang maksimal, karena guru sebagai pendidik kurang bisa dalam membangun stimulus

Lebih terperinci

BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN IDE. Kajian Sumber Pustaka (Buku Dwi Tunggal Pendiri Darma Ayu Nagari) Studi Sketsa. Proses Berkarya.

BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN IDE. Kajian Sumber Pustaka (Buku Dwi Tunggal Pendiri Darma Ayu Nagari) Studi Sketsa. Proses Berkarya. 50 A. Bagan Proses Penciptaan BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN Internal -Pengalaman -Praktek -Kajian teoritik IDE Kajian Sumber Pustaka (Buku Dwi Tunggal Pendiri Darma Ayu Nagari) Eksternal Eksplorasi

Lebih terperinci

BAGAIMANA HUBUNGAN ANTARA SIFAT BAHAN KIMIA SEHARI-HARI DENGAN STRUKTUR PARTIKEL PENYUSUNNYA? Kegiatan 2.1. Terdiri dari

BAGAIMANA HUBUNGAN ANTARA SIFAT BAHAN KIMIA SEHARI-HARI DENGAN STRUKTUR PARTIKEL PENYUSUNNYA? Kegiatan 2.1. Terdiri dari Setelah mempelajari dan memahami konsep atom, ion, dan molekul, kini saatnya mempelajari ketiganya dalam bahan kimia sehari-hari. Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak pernah dapat melihat atom, ion,

Lebih terperinci

SOAL FISIKA UNTUK TINGKAT PROVINSI Waktu: 180 menit Soal terdiri dari 30 nomor pilihan ganda, 10 nomor isian dan 2 soal essay

SOAL FISIKA UNTUK TINGKAT PROVINSI Waktu: 180 menit Soal terdiri dari 30 nomor pilihan ganda, 10 nomor isian dan 2 soal essay SOAL FISIKA UNTUK TINGKAT PROVINSI Waktu: 180 menit Soal terdiri dari 30 nomor pilihan ganda, 10 nomor isian dan 2 soal essay A. PILIHAN GANDA Petunjuk: Pilih satu jawaban yang paling benar. 1. Grafik

Lebih terperinci

LAPORAN PEMBUATAN KERAJINAN DARI BUBUR KERTAS

LAPORAN PEMBUATAN KERAJINAN DARI BUBUR KERTAS LAPORAN PEMBUATAN KERAJINAN DARI BUBUR KERTAS ANGGOTA : 1. Bima Yudha D.N 2. Fadel Muhammad 3. Haryoto Sugihartono 4. Karunia Dwi Febri M 5. Rio Kusuma P 6. Rizal Juliano l Sebagaimana diketahui, kerusakan

Lebih terperinci

BAB III PROSES PENCIPTAAN KARYA. memberikan ingatan segar kembali akan pengalaman-pengalaman kita dimasa

BAB III PROSES PENCIPTAAN KARYA. memberikan ingatan segar kembali akan pengalaman-pengalaman kita dimasa BAB III PROSES PENCIPTAAN KARYA A. Implementasi Teoritis Mengamati anak-anak baik dalam kehidupan dirumah ataupun diluar rumah, memberikan ingatan segar kembali akan pengalaman-pengalaman kita dimasa kecil

Lebih terperinci

METODE PENGUJIAN CAMPURAN ASPAL DENGAN ALAT MARSHALL

METODE PENGUJIAN CAMPURAN ASPAL DENGAN ALAT MARSHALL SNI 06-2489-1991 SK SNI M-58-1990-03 METODE PENGUJIAN CAMPURAN ASPAL DENGAN ALAT MARSHALL BAB I DESKRIPSI 1.1 Maksud dan Tujuan 1.1.1 Maksud Metode ini dimaksudkan sebagai acuan dan pegangan dalam pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB III PENGOLAHAN DAN PENGUJIAN MINYAK BIJI JARAK

BAB III PENGOLAHAN DAN PENGUJIAN MINYAK BIJI JARAK BAB III PENGOLAHAN DAN PENGUJIAN MINYAK BIJI JARAK 3.1. Flowchart Pengolahan dan Pengujian Minyak Biji Jarak 3.2. Proses Pengolahan Minyak Biji Jarak Proses pengolahan minyak biji jarak dari biji buah

Lebih terperinci

BAB III METODE DAN PROSES PENCIPTAAN

BAB III METODE DAN PROSES PENCIPTAAN 28 BAB III METODE DAN PROSES PENCIPTAAN A. Pemilihan Ide Pengkaryaan Bagan 3.1. Proses berkarya penulis 29 Seni adalah manifestasi atau perwujudan keindahan manusia yang diungkapkan melalui penciptaan

Lebih terperinci

- Rakel dengan lebar sesuai kebutuhan. - Penggaris pendek atau busur mika untuk meratakan emulsi afdruk;

- Rakel dengan lebar sesuai kebutuhan. - Penggaris pendek atau busur mika untuk meratakan emulsi afdruk; CARA SABLON MANUAL ALAT DAN BAHAN CETAK SABLON Alat: - Meja sablon, selain digunakan untuk menyablon meja ini digunakan pada saat afdruk screen. Bagian utama meja adalah kaca (tebal 5 mm), lampu neon 2

Lebih terperinci

BAB 7 PERUBAHAN SIFAT BENDA. Kamu dapat menyimpulkan hasil penyelidikan tentang perubahan sifat benda, baik sementara maupun tetap.

BAB 7 PERUBAHAN SIFAT BENDA. Kamu dapat menyimpulkan hasil penyelidikan tentang perubahan sifat benda, baik sementara maupun tetap. BAB 7 PERUBAHAN SIFAT BENDA Tujuan Pembelajaran Kamu dapat menyimpulkan hasil penyelidikan tentang perubahan sifat benda, baik sementara maupun tetap. Di sekitar kita terdapat bermacam-macam benda, antara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. B. Tujuan Tujuan kami menulis makalah ini ialah untuk menginformasikan lebih dalam mengenai karya seni rupa dua dimensi.

BAB I PENDAHULUAN. B. Tujuan Tujuan kami menulis makalah ini ialah untuk menginformasikan lebih dalam mengenai karya seni rupa dua dimensi. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Latar belakang kami menulis makalah ini ialah untuk menjelaskan karya seni rupa dua dimensi secara lebih rinci. Penjelasan karya seni rupa dua dimensi akan meliputi

Lebih terperinci

III. METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritis

III. METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritis III. METODE PENCIPTAAN 1. Tematik A. Implementasi Teoritis Kehidupan dunia anak-anak yang diangkat oleh penulis ke dalam karya Tugas Akhir seni lukis ini merupakan suatu ketertarikaan penulis terhadap

Lebih terperinci

Medium, Bahan, dan Teknik Berkarya Seni Rupa 2 Dimensi

Medium, Bahan, dan Teknik Berkarya Seni Rupa 2 Dimensi Medium, Bahan, dan Teknik Berkarya Seni Rupa 2 Dimensi Anggota Kelompok : 1. 2. 3. 4. Alifiannisa A.W. (03) Nurul Khairiyah (23) Ulinnuha Mastuti H. (32) Yunita Dwi A. (33) X MIA 5 SMA Negeri 1 Mejayan

Lebih terperinci

TEKNOLOGI PELEBURAN PERAK CAMPURAN DENGAN BAHAN BAKAR GAS

TEKNOLOGI PELEBURAN PERAK CAMPURAN DENGAN BAHAN BAKAR GAS Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta, 16 Mei 2009 TEKNOLOGI PELEBURAN PERAK CAMPURAN DENGAN BAHAN BAKAR GAS Dwi Suheryanto

Lebih terperinci

55. Mata Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunadaksa (SDLB D) A. Latar Belakang

55. Mata Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunadaksa (SDLB D) A. Latar Belakang 55. Mata Pelajaran Seni Budaya dan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunadaksa (SDLB D) A. Latar Belakang Muatan seni budaya dan keterampilan sebagaimana yang diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah Republik

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. KETAHANAN TARIK DAN KETAHANAN SOBEK KERTAS SENI Hasil penelitian tentang kertas yang terbuat dari bulu ayam dan kulit jagung diperoleh data hasil pengujian ketahanan

Lebih terperinci

1. Gejala Listrik Statis

1. Gejala Listrik Statis 1. Gejala Listrik Statis Gejala kelistrikan diawali dengan diamatinya benda-benda yang secara tidak terduga mampu saling tarik-menarik. Batang plastik yang sudah digosok-gosokkan ke kain yang halus teramati

Lebih terperinci

III. METODE PENCIPTAAN

III. METODE PENCIPTAAN III. METODE PENCIPTAAN A. Implementasi Teoritik 1. Tematik Kucing adalah hewan yang memiliki karakter yang unik dan menarik. Tingkah laku kucing yang ekspresif, dinamis, lincah, dan luwes menjadi daya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mata pencaharian dengan hormat dan jujur. Dalam versi yang lain seni disebut. mempunyai unsur transendental atau spiritual.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mata pencaharian dengan hormat dan jujur. Dalam versi yang lain seni disebut. mempunyai unsur transendental atau spiritual. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Seni 1. Pengertian Seni Menurut Soedarso (1988: 16-17) bahwa kata seni berasal dari bahasa Sansekerta sani yang berarti pemujaan, palayanan, donasi, permintaan atau mata pencaharian

Lebih terperinci

KETERAMPILAN PROSES DALAM IPA

KETERAMPILAN PROSES DALAM IPA SUPLEMEN UNIT 1 KETERAMPILAN PROSES DALAM IPA Mintohari Suryanti Wahono Widodo PENDAHULUAN Dalam modul Pembelajaran IPA Unit 1, Anda telah mempelajari hakikat IPA dan pembelajarannya. Hakikat IPA terdiri

Lebih terperinci

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB II METODE PERANCANGAN BAB II METODE PERANCANGAN A. ORISINALITAS Berikut adalah hasil karya Tugas Akhir Jessy Jasmine Fitria Program Studi Sarjana Kriya, Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) ITB dengan judul EKSPLORASI TEKNIK

Lebih terperinci

SMP kelas 9 - FISIKA BAB 11. KLASIFIKASI BENDALATIHAN SOAL BAB 11

SMP kelas 9 - FISIKA BAB 11. KLASIFIKASI BENDALATIHAN SOAL BAB 11 1. Perhatikan sifat-sifat zat berikut 1. Susunan partikel sangat teratur 2. Volume tetap 3. Bentuk berubah sesuai wadahnya 4. Jarak antar partikelnya sangat berjauhan 5. Partikel sulit meninggalkan kelompok

Lebih terperinci

b. Karya seni rupa tiga dimensi atau trimatra, contoh; patung, monumen, mebel. rumah, pesawat, sepatu, sandal, tas, dll.

b. Karya seni rupa tiga dimensi atau trimatra, contoh; patung, monumen, mebel. rumah, pesawat, sepatu, sandal, tas, dll. SENI RUPA 2 DIMENSI DAN 3 DIMENSI 1. PEMBAGIAN BERDASARKAN DIMENSI Pengertian dimensi adalah ukuran yang meliputi panjang, lebar, dan tinggi. Karya seni rupa yang hanya memiliki panjang dan lebar disebut

Lebih terperinci

BAB III PROSES BERKREASI BATIK GEOMETRIS. Banyak teknik yang digunakan para seniman untuk menunjang pembuatan

BAB III PROSES BERKREASI BATIK GEOMETRIS. Banyak teknik yang digunakan para seniman untuk menunjang pembuatan 31 BAB III PROSES BERKREASI BATIK GEOMETRIS A. Teknik Berkarya Seni Lukis dan Media Banyak teknik yang digunakan para seniman untuk menunjang pembuatan karyanya, begitu juga dalam seni lukis. Teknik dibedakan

Lebih terperinci

WUJUD ZAT. Perubahan wujud zat dapat digambarkan dalam diagram sebagai berikut: Zat padat. Keterangan:

WUJUD ZAT. Perubahan wujud zat dapat digambarkan dalam diagram sebagai berikut: Zat padat. Keterangan: WUJUD ZAT A. Tiga Wujud Zat Di sekitar kita terdapat berbagai benda seperti air, besi, kayu. Alkohol, udara yang kita hirup, atau gas helium yang digunakan untuk mengisi gas helium. Benda-benda tersebut

Lebih terperinci

BAB III ELABORASI TEMA

BAB III ELABORASI TEMA BAB III ELABORASI TEMA 3.1. Ruang aktif. 3.1.1. Pengertian ruang aktif. Ruang aktif adalah ruang yang memilki berbagai macam kegiatan, didalam ruangan tersebut adanya perubahan interior atau eksterior

Lebih terperinci

53. Mata Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunanetra (SDLB A)

53. Mata Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunanetra (SDLB A) 53. Mata Pelajaran Seni Budaya dan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunanetra (SDLB A) A. Latar Belakang Muatan seni budaya dan keterampilan sebagaimana yang diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah Republik

Lebih terperinci

Memahami Pola Pembentuk Estetika Batik Cakar

Memahami Pola Pembentuk Estetika Batik Cakar Memahami Pola Pembentuk Estetika Batik Cakar Klara Puspa Indrawati Tulisan mengenai batik sebagai sebuah produk geometri ini muncul dari ketertarikan saya terhadap keindahan pada detail. Dalam ilmu arsitektur

Lebih terperinci

BAB III. METODE PENCIPTAAN

BAB III. METODE PENCIPTAAN 34 BAB III. METODE PENCIPTAAN Seni merupakan media yang tepat dalam menyampaikan apa yang hendak kita ungkapkan, entah itu perasaan jiwa, isu sosial, juga termasuk kritik sosial. Khususnya seni lukis realis,

Lebih terperinci

BAB III CELENG SEBAGAI TEMA DALAM KARYA SENI LUKIS. A. Implementasi Teoritis

BAB III CELENG SEBAGAI TEMA DALAM KARYA SENI LUKIS. A. Implementasi Teoritis BAB III CELENG SEBAGAI TEMA DALAM KARYA SENI LUKIS A. Implementasi Teoritis Istilah kata celeng berasal dari sebagian masyarakat Jawa berarti babi liar. Jika dilihat dari namanya saja, sudah nampak bahwa

Lebih terperinci

BABV Kromatografi Kolom (Column Chromatography)

BABV Kromatografi Kolom (Column Chromatography) BABV Kromatografi Kolom (Column Chromatography) Kromatografi kolom termasuk kromatografi cairan, adalah metoda pemisahan yang cukup baik untuk sampel lebih dari 1 gram. Pada kromatografi ini sampel sebagai

Lebih terperinci

AIR BRUSH, KOLABORASI TEKNOLOGI DAN SENI PADA SENI LUKIS TUBUH. Asi Tritanti Staff Pengajar Jurusan PTBB FT UNT. Abstrak

AIR BRUSH, KOLABORASI TEKNOLOGI DAN SENI PADA SENI LUKIS TUBUH. Asi Tritanti Staff Pengajar Jurusan PTBB FT UNT. Abstrak AIR BRUSH, KOLABORASI TEKNOLOGI DAN SENI PADA SENI LUKIS TUBUH Asi Tritanti Staff Pengajar Jurusan PTBB FT UNT Abstrak Seni lukis menggunakan teknik air brush sudah menjadi hal yang tidak asing lagi dikalangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENCIPTAAN. Batik Lukis (Batik Tulis) diajukan konsep berkarya. Pada dasarnya, manusia baik

BAB III METODE PENCIPTAAN. Batik Lukis (Batik Tulis) diajukan konsep berkarya. Pada dasarnya, manusia baik 43 BAB III METODE PENCIPTAAN A. Konsep Berkarya Pada tugas akhir penciptaan berjudul Padi sebagai Sumber Ide Penciptaan Batik Lukis (Batik Tulis) diajukan konsep berkarya. Pada dasarnya, manusia baik secara

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu 1. Tempat. Penelitian ini akan di lakukan di Kampus STIPAP Beberapa kegiatan penelitian yang dilakukan seperti diperlihatkan pada tabel 3.1. No Tabel 3.1. Kegiatan

Lebih terperinci

BAB III METODE DAN PROSES PENCIPTAAN

BAB III METODE DAN PROSES PENCIPTAAN BAB III METODE DAN PROSES PENCIPTAAN A. Ide Berkarya Waktu merupakan hal yang tidak bisa dilepaskan dari rutinitas kehidupan manusia, tanpa waktu manusia akan sulit menjalankan kewajibannya. Waktu adalah

Lebih terperinci

Sifat Benda Padat, Cair dan Gas

Sifat Benda Padat, Cair dan Gas Bab 5 Sifat Benda Padat, Cair dan Gas Tujuan Pembelajaran Siswa dapat: 1. mengenal sifat-sifat benda padat, cair dan gas; 2. mengelompokkan benda-benda yang termasuk benda padat, benda cair, dan gas melalui

Lebih terperinci

BAB V METODOLOGI. 5.1 Alat dan Bahan yang Digunakan Alat yang Digunakan

BAB V METODOLOGI. 5.1 Alat dan Bahan yang Digunakan Alat yang Digunakan BAB V METODOLOGI 5.1 Alat dan Bahan yang Digunakan 5.1.1 Alat yang Digunakan Tabel 5. Alat yang Digunakan No. Nama Alat Ukuran Jumlah 1. Baskom - 3 2. Nampan - 4 3. Timbangan - 1 4. Beaker glass 100ml,

Lebih terperinci

BAB III ZAT DAN WUJUDNYA

BAB III ZAT DAN WUJUDNYA BAB III ZAT DAN WUJUDNYA 1. Apa yang dimaksud dengan massa jenis suatu zat? 2. Mengapa massa jenis dapat dipakai sebagai salah satu ciri dari suatu zat? 3. Apa perbedaan zat padat, cair dan gas? 4. Bagaimana

Lebih terperinci

Metode pengujian kuat lentur kayu konstruksi Berukuran struktural

Metode pengujian kuat lentur kayu konstruksi Berukuran struktural SNI 03-3975-1995 Standar Nasional Indonesia Metode pengujian kuat lentur kayu konstruksi Berukuran struktural ICS Badan Standardisasi Nasional DAFTAR ISI Daftar Isi... Halaman i BAB I DESKRIPSI... 1 1.1

Lebih terperinci

ZAT, WUJUD ZAT, DAN MASSA JENIS

ZAT, WUJUD ZAT, DAN MASSA JENIS ZAT, WUJUD ZAT, DAN MASSA JENIS A. Wujud Zat Zat adalah bentuk materi yang mempunyai sifat-sifat tertentu yang khas. Zat padat, zat cair, dan gas memiliki sifat yang berbeda. Zat padat memiliki sifat:

Lebih terperinci

BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN

BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN A. Ide atau gagasan Wajah merupakan bagian vital dalam anggota tubuh manusia yang tidak dapat disamakan fungsinya dengan anggota tubuh yang lain. Hal ini dikarenakan

Lebih terperinci

PENDALAMAN MATERI ZAT, WUJUD ZAT, DAN MASSA JENIS

PENDALAMAN MATERI ZAT, WUJUD ZAT, DAN MASSA JENIS PENDALAMAN MATERI ZAT, WUJUD ZAT, DAN MASSA JENIS Zat atau materi adalah sesuatu yang menempati ruang dan memiliki massa. Menempati ruang berarti benda dapat ditempatkan dalam suatu ruang atau wadah tertentu

Lebih terperinci

Revisi SNI Daftar isi

Revisi SNI Daftar isi isi isi... i Prakata...ii Pendahuluan...iii 1 Ruang lingkup...1 2 Acuan normatif...1 3 Istilah dan definisi...1 4 Ketentuan...2 4.1 Peralatan...2 5 Benda uji...3 6 Metode pengerjaan...4 7 Perhitungan dan

Lebih terperinci

BAB 5 TEKANAN. Tekanan merupakan gaya yang bekerja pada satuan luas bidang tekan, atau dengan definisi lain bahwa tekanan adalah gaya persatuan luas.

BAB 5 TEKANAN. Tekanan merupakan gaya yang bekerja pada satuan luas bidang tekan, atau dengan definisi lain bahwa tekanan adalah gaya persatuan luas. BAB 5 TEKANAN A. Tekanan Pada Zat Padat Bila zat padat seperti balok diberi gaya dari atas akan menimbulkan tekanan. Pada tekanan zat padat berlaku: a. Bila balok yang sama ditekan pada tanah yang lembek

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BAGI GURU SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BAGI GURU SEKOLAH MENENGAH PERTAMA KARYA ILMIAH ULASAN ILMIAH HASIL GAGASAN SENDIRI PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BAGI GURU SEKOLAH MENENGAH PERTAMA Oleh: Dra. Aisyah Jafar M.M Widyaiswara LPMP Sulawesi Selatan LEMBAGA PENJAMINAN

Lebih terperinci

PEMBENTUKAN KERAMIK DENGAN TEKNIK CETAK (MODEL BEBAS) ABSTRAK

PEMBENTUKAN KERAMIK DENGAN TEKNIK CETAK (MODEL BEBAS) ABSTRAK PEMBENTUKAN KERAMIK DENGAN TEKNIK CETAK (MODEL BEBAS) ABSTRAK Berbagai teknik pembentukan produk benda keramik dapat dilakukan, diantaranya adalah dengan teknik pijit (pinching), teknik pilin (coiling),

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Literatur

DAFTAR PUSTAKA. Literatur DAFTAR PUSTAKA Literatur 1. Le Brass, Jean, Introduction To Rubber, Hart Publishing Company,Inc., New York City, 1965. 2. Latif, S.M, Karet, Vorkink-Van Hoeve, Bandung, 1950. 3. Pageone, Design secrets:

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Umum Metode yang dipakai dalam penelitian ini yaitu metode eksperimen. Adapun faktor yang diteliti adalah penggunaan agregat daur ulang sebagai pengganti dari agregat

Lebih terperinci

METODE PELAKSANAAN PEMASANGAN KERAMIK

METODE PELAKSANAAN PEMASANGAN KERAMIK METODE PELAKSANAAN PEMASANGAN KERAMIK Pemasangan keramik pada suatu gedung terdiri dari pemasangan keramik didinding dan dilantai. Pemasangan keramik lantai dan dinding sebaiknya pada tahap akhir, untuk

Lebih terperinci

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN A. KELOMPOK DATA BERKAITAN DENGAN FUNGSI PRODUK RANCANGAN

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN A. KELOMPOK DATA BERKAITAN DENGAN FUNGSI PRODUK RANCANGAN BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN A. KELOMPOK DATA BERKAITAN DENGAN FUNGSI PRODUK RANCANGAN Fungsi produk yang menjelaskan tentang data yang didapat dari berbagai sumber yang digunakan sebagai acuan

Lebih terperinci

Cara uji penentuan batas plastis dan indeks plastisitas tanah

Cara uji penentuan batas plastis dan indeks plastisitas tanah Standar Nasional Indonesia Cara uji penentuan batas plastis dan indeks plastisitas tanah ICS 93.020 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii Pendahuluan... iii 1 Ruang lingkup...

Lebih terperinci

BAB FLUIDA A. 150 N.

BAB FLUIDA A. 150 N. 1 BAB FLUIDA I. SOAL PILIHAN GANDA Jika tidak diketahui dalam soal, gunakan g = 10 m/s 2, tekanan atmosfer p 0 = 1,0 x 105 Pa, dan massa jenis air = 1.000 kg/m 3. dinyatakan dalam meter). Jika tekanan

Lebih terperinci

TES DIAGNOSTIK I POKOK BAHASAN TEKANAN ( Tekanan Pada Zat Padat, Tekanan Dalam Zat Cair, Hukum Pascal) Waktu : 90 menit

TES DIAGNOSTIK I POKOK BAHASAN TEKANAN ( Tekanan Pada Zat Padat, Tekanan Dalam Zat Cair, Hukum Pascal) Waktu : 90 menit 180 TES DIAGNOSTIK I POKOK BAHASAN TEKANAN ( Tekanan Pada Zat Padat, Tekanan Dalam Zat Cair, Hukum Pascal) Waktu : 90 menit Petunjuk : Kerjakanlah soal-soal berikut dengan sebaik-baiknya! 1. Suatu benda

Lebih terperinci

BAB XI GAYA DAN GERAK

BAB XI GAYA DAN GERAK BAB XI GAYA DAN GERAK 1. Apa jenis-jenis gaya yang ada di alam? 2. Bagaimana cara menjumlahkan gaya yang segaris? 3. Faktor apakah yang mempengaruhi besarnya gaya gesekan? 4. Apakah yang dimaksud dengan

Lebih terperinci

Buletin Peternakan Edisi IV 2017 Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Prov. Sulawesi Selatan

Buletin Peternakan Edisi IV 2017 Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Prov. Sulawesi Selatan PROSES PEMBUATAN TELUR ASIN SEBAGAI PELUANG USAHA Oleh : Andi Mulia, Staff Pengajar di UIN Alauddin Makassar Telur adalah salah satu sumber protein hewani yang memilik rasa yang lezat, mudah dicerna, dan

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM MATA KULIAH TEORI WARNA. Topik. Perkenalan Praktek pada Teori Warna. Tim Penyusun: Ahmad Fuad, S.Sn., M.Ds

MODUL PRAKTIKUM MATA KULIAH TEORI WARNA. Topik. Perkenalan Praktek pada Teori Warna. Tim Penyusun: Ahmad Fuad, S.Sn., M.Ds MODUL PRAKTIKUM MATA KULIAH TEORI WARNA Topik Perkenalan Praktek pada Teori Warna Tim Penyusun: Ahmad Fuad, S.Sn., M.Ds Putri Anggraeni Widyastuti, S.Sn., M.Ds 1 KATA PENGANTAR Puji syukur kita haturkan

Lebih terperinci

BAB III PROSES BERKARYA

BAB III PROSES BERKARYA BAB III PROSES BERKARYA Terdapat beberapa tahapan yang saya lalui dalam menciptakan karya tugas akhir ini. Beberapa tahapan tersebut meliputi gagasan saya dalam berkarya, pendekatan material dan teknik

Lebih terperinci

Gambar 12.2 a. Melukis Penjumlahan Gaya

Gambar 12.2 a. Melukis Penjumlahan Gaya Bab 12 Gaya Sumber: image.google.com Gambar 12.1 Mengayuh sepeda Apakah kamu pernah naik sepeda? Jika belum pernah, cobalah. Apa yang kamu rasakan ketika naik sepeda? Mengapa sepeda dapat bergerak? Apakah

Lebih terperinci

III. METODE PENCIPTAAN

III. METODE PENCIPTAAN III. METODE PENCIPTAAN A. Implementasi Teoritis 1. Tema Karya yang di Angkat Penulis mengangkat bentuk visualisasi gaya renang indah ke dalam karya seni grafis karena berenang merupakan salah satu bagian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. selulosa Nata de Cassava terhadap pereaksi asetat anhidrida yaitu 1:4 dan 1:8

BAB III METODE PENELITIAN. selulosa Nata de Cassava terhadap pereaksi asetat anhidrida yaitu 1:4 dan 1:8 34 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini diawali dengan mensintesis selulosa asetat dengan nisbah selulosa Nata de Cassava terhadap pereaksi asetat anhidrida yaitu 1:4 dan 1:8

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Alur Penelitian Tahapan pelaksanaan penelitian ini dapat ditunjukkan pada diagram alur penelitian yang ada pada gambar 3-1. Mulai Identifikasi Masalah Penentuan Kriteria Desain

Lebih terperinci

Kegiatan Bermain Kreatif Untuk Anak Usia Dini Oleh: Nur Hayati, M.Pd

Kegiatan Bermain Kreatif Untuk Anak Usia Dini Oleh: Nur Hayati, M.Pd Kegiatan Bermain Kreatif Untuk Anak Usia Dini Oleh: Nur Hayati, M.Pd Pada rentang usia 3 sampai 5 tahun, anak mulai memasuki masa prasekolah yang merupakan masa persiapan untuk memasuki pendidikan formal

Lebih terperinci

Ciri dari fluida adalah 1. Mengalir dari tempat tinggi ke tempat yang lebih rendah

Ciri dari fluida adalah 1. Mengalir dari tempat tinggi ke tempat yang lebih rendah Fluida adalah zat aliar, atau dengan kata lain zat yang dapat mengalir. Ilmu yang mempelajari tentang fluida adalah mekanika fluida. Fluida ada 2 macam : cairan dan gas. Ciri dari fluida adalah 1. Mengalir

Lebih terperinci

Coklat. Berikut ini Jenis-jenis coklat yang beredar dipasaran antara lain : 1. Couverture

Coklat. Berikut ini Jenis-jenis coklat yang beredar dipasaran antara lain : 1. Couverture Coklat http://www.superindo.co.id/upload//images/header COKLAT 1(1).jpg http://www.superindo.co.id/upload//images/header COKLAT 2.jpg Produk coklat cukup beraneka ragam. Misalnya, ada coklat susu yang

Lebih terperinci

DESKRIPSI KARYA SENI LUKIS BERJUDUL: KELUARGA NELAYAN

DESKRIPSI KARYA SENI LUKIS BERJUDUL: KELUARGA NELAYAN DESKRIPSI KARYA SENI LUKIS BERJUDUL: KELUARGA NELAYAN Judul : Keluarga Nelayan Ukuran : 100x100 cm Tahun : 2005 Media : Batik di atas kain Dipamerkan pada acara: Pameran Karya Seni Rupa tingkat Nasional

Lebih terperinci

BAB III METODE PENCIPTAAN

BAB III METODE PENCIPTAAN BAB III METODE PENCIPTAAN A. Ide Berkarya Kuda adalah hewan yang sangat berguna dalam keseharian sebagian besar manusia, baik itu tenaga, daging bahkan susunya, sejak dahulu memang kuda sudah diandalkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hidup sehingga pendidikan bertujuan menyediakan lingkungan yang memungkinkan

BAB I PENDAHULUAN. hidup sehingga pendidikan bertujuan menyediakan lingkungan yang memungkinkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini sebagai fase pertama sistem pendidikan seumur hidup sehingga pendidikan bertujuan menyediakan lingkungan yang memungkinkan anak didik

Lebih terperinci