BAB I PENDAHULUAN. perlambatan pada tahun 2014 yaitu hanya tumbuh sekitar 3,7% (Investor Daily

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dan kemajuan zaman yang terus meningkat dengan diiringi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

I.' PENDAHULUAN lndustri farmasi rnerupakan suatu industri dengan tingkat kompetisi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sejarah Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya perekonomian dan daya beli masyarakat yang masih cukup

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan persaingan dalam industri ini cukup ketat karena semua saling

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini pertumbuhan dan perkembangan perekonomian di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. menjadi perhatian utama pemerintah. Akses memperoleh penanganan

DAFTAR ISI. Halaman DAFTAR TABEL... xiii DAFTAR GAMBAR... xiv DAFTAR LAMPIRAN... xv

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Industri Farmasi Di Indonesia. Industri farmasi merupakan industri yang berbasis riset di mana produknya

BAB I PENDAHULUAN I-1

... Hubungi Kami : Kinerja 25 TOP GROUP PERUSAHAAN FARMASI di Indonesia, Beserta Laporan Keuangannya. Mohon Kirimkan. eksemplar.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan perekonomian yang pesat serta kemajuan teknologi yang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia Analisis posisi..., Andini Setyawati, FE UI, 2008

BAB I PENDAHULUAN. Gambaran mengenai industri farmasi selama bertahun-tahun, perusahaan

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN. Indonesia, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. mengalami pertumbuhan yang signifikan, sumber:

BAB I PENDAHULUAN. orang yang datang ke skin care ingin melakukan perawatan agar terlihat lebih

BAB I PENDAHULUAN. bersaing ketat di dalam industri ritel. Banyak pemain yang mencoba menjalankan

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi di era globalisasi yang begerak cepat telah

BAB 1 PENDAHULUAN. kota-kota besar semakin mengalami pertumbuhan yang cukup pesat. Sebagai

BAB I PENDAHULUAN. pihak luar juga yang memberikan kontribusi untuk perkembangan pariwisata

DAFTAR ISI. Lembar judul... Lembar pengesahan... Lembar pernyataan... Kata pengantar... Daftar Isi... Daftar Tabel... Daftar Gambar... Intisari...

BAB I PENDAHULUAN. oleh negara lain dimana secara geografis terdiri atas pulau-pulau yang dipisahkan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dengan nilai transaksi sekitar Rp 56 triliun. International Pharmaceutical

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR ISI. DAFTAR ISI.i. DAFTAR TABEL..ix. DAFTAR GAMBAR.xi. DAFTAR LAMPIRAN.xii. 1.1 Latar Belakang Rumusan Masalah... 6

DAFTAR ISI.. HALAMAN JUDUL... LEMBAR PENGESAHAN... LEMBAR PERNYATAAN.. KATA PENGANTAR.. iv DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL.. xi DAFTAR GRAFIK..

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. obat murah bermerek. Upaya pemerintah untuk memenuhi keinginan. pengadaan obat dengan merek dagang namun harganya murah.

BAB I PENDAHULUAN. Karakteristik industri rokok merupakan consumer goods dan invisible (taste),

BAB I PENDAHULUAN. dampak adalah semakin ketatnya kompetisi di beberapa sektor industri.

BAB I PENDAHULUAN. Bisnis penyediaan layanan Manajemen Proses Bisnis di Indonesia dilihat masih

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan itu sendiri adalah memiliki wewenang dalam pembuatan laporan

BAB I PENDAHULUAN. hidup seperti kondisi kesehatan, musibah, dan juga laju inflasi yang tinggi.

Universitas Bina Nusantara. Analisis Strategi Pemasaran Untuk Pengembangan Pasar Pada PT. Padang Digital Indonesia

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. diproduksi oleh PT Pertamina (Persero). Pada awalnya produk LPG ini hanya dikemas

BAB I PENDAHULUAN I-1

Bab 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. juga penuh tantangan. Jumlah penduduk Indonesia yang menjadi target industri

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Penelitian. Di era globalisasi ini, perkembangan dunia usaha semakin pesat dimana

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB V PEMBAHASAN DAN ANALISIS Faktor-faktor strategis pembentuk SWOT PT. KLS

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan ekonomi yang semakin cepat menimbulkan pesatnya

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan informasi dan hiburan yang terlengkap, tercepat, dan terakurat. alternatif untuk mendapatkan hiburan dan informasi.

6 SIMPULAN DAN SARAN Simpulan 104 Saran 105 DAFTAR PUSTAKA 106 LAMPIRAN 111 RIWAYAT HIDUP

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di lokasi perusahaan Bintang Gorontalo dan waktu

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. PT Pertiwi Agung atau lebih dikenal dengan sebutan Landson

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Analisa pendanaan..., Aries Irawan Dony P.

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan pada harga minyak mentah dunia pada tahun Pergerakan

Jl. Teuku Umar Lubuk Baja, Batam, Kepulauan Riau, Indonesia (1)

BAB I PENDAHULUAN. berpengaruh pada sektor riil di tingkat lokal, karena kekuatan akumulasi modal

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini persaingan dunia usaha berkembang dengan pesat, hal ini dapat kita

PERUMUSAN STRATEGI BERSAING DI PT. X DENGAN ANALISIS SWOT TESIS. Oleh: Harris Kristanto, S. Farm., Apt

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. tersebut untuk mengidentifikasi barang atau jasa seseorang atau sekelompok

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang sulit, yang terlihat dari kemampuannya dalam memenuhi kewajiban-kewajiban

BAB III METODOLOGI. Gambar 4. Peta Lokasi Penelitian: Masterplan Sentul City (Atas); Jalur Sepeda Sentul City (Bawah) Tanpa Skala

BAB I PENDAHULUAN. 1,49% per tahun ( Pada tahun 2013 jumlah penduduk Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. lokal dan sisanya merupakan perusahaan penanaman modal asing.

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

yang sangat luas dan tidak terbatas pada waktu.

BAB I PENDAHULUAN. semakin meningkatnya jumlah penjualan mobil dari tahun ke tahun. Dengan jumlah penduduk yang lebih dari 200 juta jiwa, para pelaku

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Beberapa Manajer Investasi dan Produk Reksa Dananya

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. sangat banyak meupakan pasar farmasi yang sangat menjanjikan. Untuk itu sangat

I. PENDAHULUAN. Kopi merupakan komoditi perkebunan yang termasuk dalam kategori

4.3.2 Penelitian Lapangan Observasi Wawancara Lokasi dan Waktu Penelitian Teknik Analisis data...

BAB I PENDAHULUAN. persediaan adalah pos aset lancar yang cukup besar nilainya. Pada perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Industri Farmasi merupakan salah satu industri besar dan

BAB VII FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA. 7.1 Perumusan Strategi Pengembangan Usaha Produk Sayuran Organik

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. peringkat ekonomi Indonesia yang menempati urutan sepuluh besar menurut

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Industri asuransi jiwa di Indonesia saat ini semakin berkembang dan

BAB 1 PENDAHULUAN. susu di Indonesia dengan negara lain dapat dilihat dalam tabel berikut ini:

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu sektor yang berperan penting dalam perekonomian Indonesia adalah

III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III METODOLOGI PENILITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II ANALISIS LINGKUNGAN

Analisis Strategi Bisnis Malinda Furniture Gallery Pada PT. Andreti Internasional

BAB I PENDAHULUAN. Di era sekarang ini investasi dan pasar modal sudah tidak asing lagi bagi

KATA PENGANTAR. Jakarta, Tim GFP

BAB I PENDAHULUAN. dengan perjanjian bahwa si pemilik kapal dibebaskan dari pembayaran

BAB I PENDAHULUAN. akan obat obatan yang berkualitas dengan mutu yang baik dan harga yang terjangkau

BAB I PENDAHULUAN. Competitiveness Index Sejak tahun 2005, daya saing Indonesia telah

BAB V ANALISA SWOT, PEMASARAN, DAN LINGKUNGAN BISNIS

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. perannya yang tidak dapat dipisahkan dari fungsi kesehatan. Industri farmasi di

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tingkat pertumbuhan industri farmasi Indonesia telah mengalami perlambatan pada tahun 2014 yaitu hanya tumbuh sekitar 3,7% (Investor Daily 2015) dibandingkan dengan prediksi pertumbuhan pasar farmasi tahun 2008-2015 yang diperkirakan tumbuh sekitar 13% per tahun (Business Monitor International). Gambar 1.1 Pasar Farmasi Indonesia Sumber: Business Monitor International Kinerja pertumbuhan industri yang kurang bergairah itu sebagaian disebabkan antara lain oleh pelaksanaan sistem kesejahteraan nasional Indonesia yang menyelenggarakan program kesehatannya sendiri yaitu Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) yang dimulai secara resmi pada tahun 2014. Selain itu, program kesehatan SJSN juga telah menetapkan sebuah lembaga nasional yaitu 1

Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) sebagai pelaksana program tersebut yang telah diberi mandat untuk bertindak juga sebagai agen pusat pengadaan dan bekerja sama dengan lembaga pengadaan negara atau Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa (LKPP), untuk menyusun daftar dan menyediakan semua produk farmasi yang dibutuhkan oleh program tersebut. Dampak berikutnya dari daya beli yang sangat besar dan terpusat dari BPJS/LKPP, telah memperkuat daya tawar sehingga mendorong sebagian besar perusahaan farmasi Indonesia bersedia menurunkan harga jual produk mereka secara substansial. Gambar 1.2 Sumber: Roadmap to National Health Insurance 2012-2019 Disamping kebijakan Pemerintah mengenai BPJS, jumlah pemain di industri farmasi di Indonesia baik lokal maupun asing cukup banyak sehingga menimbulkan persaingan dalam memperbutkan pangsa pasar obat. Menurut data dari Kementerian Kesehatan, di tahun 2014 terdapat 206 perusahaan farmasi yang beroperasi di Indonesia, terdiri dari empat perusahaan BUMN (PT. Indofarma, PT. Kimia Farma, PT. Phapros, dan PT. Biofarma), 26 perusahaan multinasional, dan 2

176 perusahaan lokal. Banyaknya jumlah produsen dan struktur pasar farmasi yang terfragmentasi di Indonesia membuat persaingan di industri ini sangat ketat. Bedasarkan laporan dari Intercontinental Marketing Service (IMS) quartal pertama tahun 2014 total penjualan obat di Indonesia nilai transaksinya sebesar 54 triliun rupiah. Total penjualan tersebut merupakan seluruh penjualan obat bebas (Over The Counter/OTC) dan obat yang diresepkan (ethical) dengan perbandingan pangsa pasar antara obat OTC dan obat ethical yaitu 40,90% kontribusi dari obat OTC, sedangkan obat resep sebesar 59,10%. Walaupun secara penjualan obat ethical masih diatas obat OTC, namun obat OTC tetap menjadi primadona perusahaan-perusahaan farmasi karena kekuatan merek yang sudah bertahan lama selama puluhan tahun. PT.Tempo Scan Pacific, Tbk (PT.TSP) merupakan salah satu pemain kuat di industri farmasi dan produk kesehatan di Indonesia yang mampu mentransformasikan diri menjadi perusahaan modern yang transparan dan kredibel. PT.TSP harus bersaing ketat dengan para pesaing-pesaing besar lainnya seperti Kalbe Group, Sanbe Group dan Pharos Group, Soho Group, dan lainnya terutama dalam perebutan pangsa pasar obat bebas (over the counter/otc). 3

Tabel 1.1 Tren Pergerakan Pangsa Pasar Obat Bebas (OTC) Sumber: IMS Health Dari Tabel 1.1 di atas dapat diketahui bahwa dalam kurun waktu lima tahun ini hampir tidak ada perubahan, Kalbe Group selalu menjadi market leader dengan pangsa pasar sebesar 9%, kemudian di posisi kedua dan ketiga dikuasai oleh Sanbe Group dan Pharos Group dengan pangsa pasar masing-masing sebesar 8% dan 7%, lalu diikuti PT.TSP yang berada di posisi keempat dengan pangsa pasar sebesar 7%. 1.2 Rumusan Masalah Kebijakan Pemerintah mengenai Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) melalui lembaga nasional yaitu Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) mempengaruhi penjualan obat perusahaan-perusahaan farmasi di Indonesia karena pengobatan untuk peserta BPJS kesehatan diharuskan untuk menggunakan obat generik. Jumlah perusahaan farmasi yang sangat banyak serta struktur pasar yang terfragmentasi membuat persaingan industri farmasi di Indonesia sangat ketat, 4

terutama dalam perebutan pangsa pasar obat OTC. Tren pertumbuhan pangsa pasar obat OTC dalam kurun waktu selama kurun waktu 2011-2015 masih dikuasai oleh Kalbe Group, dan posisi PT.TSP sendiri hampir tidak mengalami perubahan. Sesuai dengan salah satu statement of mision PT.TSP yaitu menjadi pemimpin pasar farmasi, maka PT.TSP juga harus berusaha merebut pangsa pasar sebesar-besarnya. Peluang untuk memperbesar pangsa obat OTC di Indonesia masih terbuka, untuk itu diperlukan strategi yang tepat bagi PT.TSP agar kapabilitas internal dan keunggulan bersaing mampu mengatasi dinamika lingkungan luar dan industri sehingga bisa bersaing dan unggul dibandingkan para pesaing. 1.3 Pertanyaan Penelitian Berdasarkan uraian rumusan masalah diatas, maka didapatkan pertanyaanpertanyaan penelitian sebagai berikut: 1. Apakah strategi PT.TSP efektif dalam menghadapi persaingan? 2. Apa kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman PT.TSP? 3. Apa strategi yang tepat bagi PT.TSP dalam pengembangan bisnis dan menghadapi persaingan ke depan? 1.4 Tujuan Penelitian 1. Menganalisis penerapan strategi PT.TSP dalam menghadapi persaingan. 2. Menganalisis kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman terhadap PT.TSP dalam menghadapi persaingan. 5

3. Menformulasikan strategi bersaing kedepan bagi PT.TSP untuk menghadapi persaingan ke depan. 1.5 Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini adalah: 1. Bagi PT.TSP Melalui penelitian ini, dapat memudahkan PT.TSP dalam mengambil keputusan untuk menggunakan strategi yang disarankan atau memodifikasi strategi sesuai dengan pandangan manajemen, sehingga ditemukan strategi terbaik yang dapat diterapkan agar dapat bersaing dan unggul dalam pangsa pasar obat OTC. 2. Bagi peneliti Penelitian ini dapat memberikan tambahan pengetahuan dan aplikasi penerapan ilmu, sehingga dapat menambah wawasan mengenai analisis strategi bisnis dengan membandingkan teori-teori yang ada dengan praktek di dunia nyata. 3. Bagi Pembaca Memberikan referensi dan kajian studi ilmiah bagi pembaca, akan referensi strategi dan memberikan pembelajaran tentang strategi bersaing. 1.6 Sistematika Penulisan Penulisan tesis ini dibagi dalam 5 (lima) bab yang menguraikan permasalahan penulisan yang dibahas, ditambah dengan lampiran-lampiran yang 6

berkaitan dengan tema yang dibahas. Adapun sistematika penulisannya adalah sebagai berikut: Bab I Pendahuluan Pada bab ini akan dipaparkan mengenai latar belakang masalah, perumusan masalah, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, ruang lingkup atau batasan penelitian, dan sistematika penulisan Bab II Landasan Teori Pada bab ini diuraikan landasan teori yang merupakan referensi dan landasan utama dalam penulisan ini, dan penjelasan mengenenai teori-teori terkait dengan strategi bersaing. Bab III Metode Penelitian Bab ini menjelaskan metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini. Metode penelitian ini meliputi pendekatan penelitian, teknik pengumpulan data, narasumber, teknik analisis data yang dipergunakan dalam penelitian adalah Analisis Porter s Five Forces Analysis, SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Threat), Matriks External Factor Evaluation (EFE), Matriks Internal Factor Evaluation (IFE) dan Matriks SWOT. Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan Dalam bab ini diuraikan secara mendalam analisis dan pembahasan perumusan masalah terkait dengan perumusan strategi yang tepat bagi PT.TSP. 7

Bab V Simpulan dan Saran Bab ini merupakan bagian penutup dari penulisan ini berisi intisari atau kesimpulan hasil penelitian. Berdasarkan kesipulan itulah akan diberikan saran kepada manajemen PT.TSP. 8