Buletin Pemantauan Ketahanan Pangan INDONESIA. Volume 7, Agustus 2017

dokumen-dokumen yang mirip
Buletin Pemantauan Ketahanan Pangan INDONESIA. Fokus utama: musim hujan. Volume 5, Desember 2016

Buletin Pemantauan Ketahanan Pangan INDONESIA. Fokus Utama: Cuaca Ekstrim. Volume 4, November 2016

Buletin Pemantauan Ketahanan Pangan INDONESIA. Fokus Khusus: Tren konsumsi dan produksi buah dan sayur. Volume 8, November 2017

Food Security Monitoring Bulletin. Buletin Pemantauan Ketahanan Pangan INDONESIA. Fokus utama: Keterjangkauan Pangan dan Bulan Ramadan

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2014)

ANALISIS POTENSI KEKERINGAN DI BEBERAPA WILAYAH INDONESIA PADA MUSIM KEMARAU Pusat Pemanfaatan Penginderaan Jauh LAPAN

INDONESIA. Buletin Pemantauan Ketahanan Pangan. Fokus Khusus: Situasi ketahanan pangan di 100 kabupaten prioritas pengurangan stunting

Pertumbuhan Simpanan BPR dan BPRS

Pertumbuhan Simpanan BPR dan BPRS

Pertumbuhan Simpanan BPR Dan BPRS

Buletin Pemantauan Ketahanan Pangan di Indonesia. Fokus Utama: Dampak Kekeringan Akibat El Niño

PREDIKSI DAN ANTISIPASI KEKERINGAN TAHUN 2013

ANALISIS DINAMIKA ATMOSFER LAUT. ANALISIS & PREDIKSI CURAH HUJAN UPDATED DASARIAN I APRIL 2017

Buletin Pemantauan Ketahanan Pangan di Indonesia. Fokus Utama: Dampak El Niño

NOTA DINAS banjir Jawa Tengah, Jawa Timur dan Lampung kekeringan OPT banjir kekeringan OPT banjir

Pertumbuhan Simpanan BPR/BPRS. Semester I Tahun 2013

Pertumbuhan Simpanan BPR Dan BPRS

PRESS RELEASE PERKEMBANGAN MUSIM KEMARAU 2011

LITBANG KEMENTAN Jakarta, 8 Maret 2011

Buletin Pemantauan Ketahanan Pangan di Indonesia. Fokus Utama: Dampak Kekeringan Akibat El Niño

4. Upaya yang telah dilakukan dalam mengendalikan serangan OPT dan menangani banjir serta kekeringan adalah sebagai berikut:

BPS PROVINSI ACEH PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN FEBRUARI 2013

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI 2015

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA

KEKERINGAN TAHUN 2014: NORMAL ATAUKAH EKSTRIM?

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (ANGKA TETAP 2015)

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGELOLAAN SISTEM PENYEDIAAN BENIH TANAMAN PANGAN TRIWULAN I 2016

BPS PROVINSI ACEH PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN JANUARI 2013

DAFTAR ALAMAT MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI TAHUN 2008/2009

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR ECERAN RUPIAH FEBRUARI 2016

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian berperan penting dalam pembangunan ekonomi nasional.

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI 2015

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK MALUKU UTARA SEPTEMBER 2016

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (Angka Tetap 2013 dan Angka Ramalan I 2014)

STATISTIK KETAHANAN PANGAN TAHUN 2013

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (ANGKA RAMALAN III TAHUN 2011)

KATA PENGANTAR. Kami ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu penerbitan publikasi prakiraan musim hujan ini.

MONITORING DINAMIKA ATMOSFER DAN PRAKIRAAN CURAH HUJAN SEPTEMBER 2016 FEBRUARI 2017

BMKG PRESS RELEASE BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA

Dukungan Teknologi Penginderaan Jauh dalam Penilaian Sumberdaya Hutan Tingkat Nasional: Akses Citra Satelit, Penggunaan dan Kepentingannya

NOTA DINAS banjir OPT banjir kekeringan OPT banjir kekeringan OPT

PROGRAM PENGEMBANGAN TANAMAN PANGAN 2017

BIDANG ANALISIS VARIABILITAS IKLIM

Press Release Katam Terpadu MT I 2013/2014 untuk Pencapaian Swasembada Padi, Jagung dan Kedelai Jakarta, 26 September 2013

Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik

STABILISASI HARGA PANGAN

Evaluasi Kegiatan TA 2016 dan Rancangan Kegiatan TA 2017 Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian *)

Perkembangan Nilai Tukar Petani (NTP) Kalimantan Timur* Menurut Sub Sektor Bulan Oktober 2017

Pembimbing : PRIHANDOKO, S.Kom., MIT, Ph.D.

Rata-rata Harga Gabah Menurut Kualitas, Komponen Mutu dan HPP di Tingkat Petani di Indonesia,

KETERANGAN TW I

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR ECERAN RUPIAH JULI 2015

BIDANG ANALISIS VARIABILITAS IKLIM

Potensi Efektivitas Asuransi Pertanian Terhadap Pendapatan Bersih Petani Cabai Besar Kabupaten Garut

PRODUKSI PADI, JAGUNG, KEDELAI DAN UBI KAYU 2015

Pelatihan Sistem Informasi Manajemen Akreditasi dalam rangka sosialisasi aplikasi SISPENA PAUD dan PNF Tahun 2018

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (ANGKA TETAP TAHUN 2015)

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (Angka Ramalan II Tahun 2014)

Peta Ketahanan dan Kerentanan Pangan Indonesia 2015: Versi Rangkuman

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2015)

BPS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

BPS PROVINSI ACEH PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN, DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN SEPTEMBER 2015

Bagian V Pengelolaan Informasi Bencana dan Teknologi Ringkasan

BPS PROVINSI ACEH PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN, DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN OKTOBER 2015

ANALISIS DINAMIKA ATMOSFER LAUT. ANALISIS & PREDIKSI CURAH HUJAN UPDATE DASARIAN I MARET 2017

ANGKA RAMALAN 2 TAHUN 2015 PADI DAN PALAWIJA SULAWESI UTARA

Bab 5 Pengembangan Aspek Prediksi Iklim pada Atlas Kalender Tanam

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGELOLAAN SISTEM PENYEDIAAN BENIH TANAMAN PANGAN TRIWULAN II 2016

PRODUKSI PADI, JAGUNG, KEDELAI, UBI KAYU, DAN UBI JALAR (ANGKA TETAP TAHUN 2014 DAN ANGKA RAMALAN I 2015)

KATA PENGANTAR. Assalamu alaikum wr.wb.

PRODUKSI PADI, JAGUNG, KEDELAI, UBI KAYU, DAN UBI JALAR (ANGKA RAMALAN II 2015)

BPS PROVINSI ACEH PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN, DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN DESEMBER 2015

KAJIAN DAYA TAHAN SEKTOR PERTANIAN TERHADAP GANGGUAN FAKTOR EKSTERNAL DAN KEBIJAKAN YANG DIPERLUKAN. Bambang Sayaka

Tabel Lampiran 1. Produksi, Luas Panen dan Produktivitas Padi Per Propinsi

BIDANG ANALISIS VARIABILITAS IKLIM

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (Angka Ramalan II Tahun 2013)

SOSIALISASI KALENDER TANAM MT II TIM GUGUS KATAM BPTP Kep. Bangka Belitung

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (Angka Sementara Tahun 2014)

Gbr1. Lokasi kejadian Banjir dan sebaran Pos Hujan di Kabupaten Sidrap

BPS PROVINSI ACEH PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN, DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN JANUARI 2016

Populasi Ternak Menurut Provinsi dan Jenis Ternak (Ribu Ekor),

KATA PENGANTAR. Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan

KEBIJAKAN LOKASI PROGRAM PERBAIKAN IRIGASI BERDASARKAN PELUANG PENINGKATAN INDEKS PERTANAMAN (IP) 1

BIDANG ANALISIS VARIABILITAS IKLIM

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN. 6.1 Persepsi Petani terhadap Perubahan Iklim. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masing-masing petani memiliki

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPULAUAN RIAU

BMKG PRESS RELEASE KEKERINGAN

2016, No Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakh

ANALISIS DINAMIKA ATMOSFER LAUT. ANALISIS & PREDIKSI CURAH HUJAN UPDATED DASARIAN I JANUARI 2018

Tabel Lampiran 1. Hasil Perhitungan Analisis Neraca Air dengan Kecamatan Anjatan Kabupaten Indramayu Tahun Normal. Tabel Lampiran 2. Hasil Perhitungan

PRODUKSI PADI, JAGUNG, KEDELAI, UBI KAYU, DAN UBI JALAR (ANGKA RAMALAN II 2013)

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH DAN BERAS

BIDANG ANALISIS VARIABILITAS IKLIM

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 130/Permentan/SR.130/11/2014 TENTANG

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR ECERAN RUPIAH APRIL 2015

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (ARAM II 2015)

Transkripsi:

Buletin Pemantauan Ketahanan Pangan INDONESIA Volume 7, Agustus 2017

IKLIM DAN KETAHANAN PANGAN April - Juni 2017 Rendahnya kejadian kebakaran hutan Musim panen utama padi dan jagung lebih tinggi dari normalnya Rusak Sebagian besar wilayah Indonesia mengalami curah hujan tinggi yang tidak normal, terutama di Sulawesi, Maluku dan sebagian Kalimantan Lebih banyak kejadian banjir dan tanah Meninggal/hilang Luka-luka longsor [ J a n u a r i - J u n i 2017] Prakiraan Agustus - September 2017 Rekomendasi TETAPI Puncak musim kemarau di Juli dan Agustus, curah hujan terendah di prediksi di NTT dan NTB Prospek yang menjanjikan untuk menanam padi Tingginya risiko serangan hama Promosi penggunaan pestisida secara lebih bijak. Penggunaan pestisida yang berlebihan dapat membunuh musuh alami hama dan menyebabkan hama memiliki daya tahan terhadap pestisida. Promosi penggunaan pupuk nitrogen lebih bijak. Penggunaan pupuk nitrogen dosis tinggi mendukung peningkatan hama. 2

Pesan Kunci Ringkasan Rekomendasi Curah hujan yang lebih tinggi dari normal mendorong peningkatan produksi tanaman pangan pada awal 2017, namun juga menyebabkan meningkatnya kejadian banjir dan tanah longsor. Prakiraan iklim bulan Agustus dan September menunjukkan curah hujan diatas normal di prediksi terjadi di sebagian besar wilayah Indonesia, namun curah hujan yang sangat rendah di prediksi terjadi di Indonesia bagian selatan, terutama Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat, Papua Barat bagian selatan dan Jawa bagian timur. Melakukan tindakan pencegahan untuk mencegah dan mengurangi potensi serangan hama : Menghindari penggunaan pupuk berbahan dasar nitrogen secara berlebihan Melindungi musuh alami hama dengan membatasi penggunaan pestisida Luas tanam padi pada bulan Juli dan Agustus 2017 sekitar 1,2 juta hektar lebih banyak daripada tahun normal (2013). Terdapat potensi serangan hama, oleh karena itu persiapan penggunaan input pertanian yang baik dan peningkatan sistem manajemen hama diperlukan untuk mencegah kerusakan dan kerugian tanaman pangan apabila terjadi serangan hama. 3

Pengantar Buletin ini adalah buletin pemantauan edisi ke tujuh dengan fokus utama tentang dampak cuaca ekstrim terhadap ketahanan pangan di Indonesia dan tema musiman terkait ketahanan pangan. Buletin edisi sebelumnya dapat diunduh pada: http://bmkg.go.id/iklim/buletin-iklim.bmkg https://www.wfp.org/content/indonesia-foodsecurity-monitoring-2015) Daftar Isi 1. Update: iklim, bencana alam dan tanaman pangan 2. Prakiraan iklim dan potensi tanam Daftar peta dan analisis 1. Anomali curah hujan bulan April-Mei-Juni 2017 2. Kejadian banjir dan tanah longsor tahun 2017 3. Luas panen padi dan jagung tahun 2017 4. Potensi tanam padi bulan Juli- Agustus 2017 5. Prakiraan iklim bulan Agustus- September 2017 Bagian pertama edisi buletin ini berisi pemantauan kondisi iklim, bencana alam dan tanaman pangan. Bagian berikutnya menjelaskan prakiraan iklim dan potensi tanam untuk bulan Juli, Agustus dan September 2017. 4

Bagian 1 Update: Iklim, bencana alam dan tanaman pangan

Di bulan April sampai Juni 2017, sebagian besar wilayah Indonesia mengalami curah hujan tinggi yang tidak normal Secara umum, pada bulan April hingga Juni 2017, Indonesia mengalami curah hujan lebih tinggi dari normal, terutama di wilayah Sulawesi, Maluku serta sebagian Kalimantan dan Papua. Curah hujan yang lebih tinggi ini berkontribusi pada lebih rendahnya kejadian kebakaran hutan dan kondisi ini juga mendukung untuk musim tanam, akan tetapi meningkatkan kejadian banjir dan tanah longsor di paruh pertama tahun 2017, dan menyebabkan kerusakan dan korban jiwa. ANOMALI CURAH HUJAN Persentase dari rata-rata, April-Mei-Juni 2017 6

Kejadian banjir dan tanah longsor yang lebih banyak dari biasanya terjadi di Indonesia sejak pertengahan 2016 Curah hujan yang lebih tinggi di paruh pertama tahun 2017 mengakibatkan tingginya kejadian banjir dan tanah longsor, terutama jika dibandingkan dengan rata-rata jangka panjang. Tren ini terus berlanjut sejak pertengahan tahun 2016. Tingginya kejadian banjir dan tanah longsor yang tercatat selama paruh pertama tahun 2017 menyebabkan tingginya kerugian infrastruktur dan korban jiwa. Sebanyak 988 rumah rusak berat, 88 orang meninggal atau hilang, dan 80 orang terluka karena banjir di 224 kabupaten. Sedangkan, sebanyak 499 rumah rusak berat, 84 orang meninggal atau hilang dan 111 orang terluka karena tanah longsor di 115 kabupaten. Membandingkan curah hujan dan kejadian banjir di tahun 2016, 2017, dan ratarata selama 10 tahun. CURAH HUJAN, RATA-RATA JANGKA PANJANG dibandingkan dengan 2017 311 273 250 238 297 293 284 272 320 244 196 99 143 81 62 68 58 180 166 168 BANJIR, RATA-RATA JANGKA PANJANG dibandingkan dengan 2016 dan 2017 Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des Data: BNPB, WFP 222 259 301 Membandingkan kejadian tanah longsor di tahun 2016, 2017 dan rata-rata selama 10 tahun Rata-rata 2016 2017 10 tahun Jan 60 36 83 Feb 49 88 126 Mar 37 93 45 Apr 33 47 72 Mei 27 22 41 Jun 19 28 29 Jul 14 40 Agu 8 18 Sep 8 76 Okt 12 78 Nov 32 108 Des 40 67 Total 339 701 Data: BNPB 7

Musim panen utama untuk padi dan jagung lebih tinggi dari normalnya. Musim panen utama untuk padi dan jagung sebagian besar telah berlangsung pada bulan Februari dan Maret 2017. Kondisi cuaca yang baik sejak akhir tahun 2016 sampai awal tahun 2017, di sertai dengan program Pemerintah untuk merehabilitasi saluran irigasi, telah meningkatkan produksi padi. Berdasarkan estimasi Kementerian Pertanian, jika dibandingkan dengan luas panen pada periode yang sama di bulan Januari sampai April di 4 tahun terakhir, maka luas panen tahun 2017 lebih tinggi sebesar 300.000 hektar untuk padi dan 380.000 hektar untuk jagung. Berlimpahnya curah hujan mendukung musim tanam lebih awal, sehingga lebih banyak panen padi dan jagung di bulan Februari seperti yang terlihat pada grafik di bawah. Dikombinasikan dengan faktor cuaca yang mendukung dan adanya ketersediaan air, maka lahan sawah yang sudah di panen lebih awal memungkinkan untuk musim tanam kedua dilakukan lebih cepat. Luas panen padi tingkat nasional, 2013-2017 Luas panen jagung tingkat nasional, 2013-2017 Ribu Ha 3,000 2,500 2,000 2,230 Ribu Ha 1,000 900 800 700 738 1,500 1,000 500-1,962 1,424 858 Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug 2013 2014 2015 2016 2017 600 500 400 300 200 100-593 586 415 Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug 2013 2014 2015 2016 2017 Data: Kementerian Pertanian 8

Bagian 2 Prakiraan iklim dan potensi tanam: Juli-September 2017

Prospek yang menjanjikan untuk menanam padi pada Juli dan Agustus 2017, akan tetapi juga berisiko terserang hama. Curah hujan yang lebih tinggi dari normal terus berlangsung dan masa panen yang lebih awal mendukung adanya musim tanam kedua. Pada tingkat nasional, berdasarkan estimasi dari Kementerian Pertanian, potensi tanam pada bulan Juli dan Agustus 2017 adalah sekitar 1,2 juta hektar lebih banyak daripada luas tanam aktual di periode yang sama pada tahun normal (2013). Estimasi potensi tanam ini berdasarkan analisis citra satelit dari potensi panen bulan Juni, prakiraan curah hujan bulan Juli-Agustus dan program tanam padi dari Pemerintah. Realisasi luas tanam aktual akan tergantung pada variabel lain yang tidak dianalisis dalam estimasi ini seperti ketersediaan air, manajemen hama dan penyakit. Provinsi dengan potensi tanam padi pada lahan lebih dari 5.000 hektar di bulan Juli dan Agustus 2017 (ha) Provinsi Juli Agustus Total Aceh 54.979 43.825 98.803 Sumatera Utara 91.778 57.858 149.637 Sumatera Barat 51.495 39.936 91.430 Riau 21.940 12.015 33.956 Jambi 26.001 17.530 43.530 Sumatera Selatan 112.274 68.950 181.224 Bengkulu 10.365 8.241 18.605 Lampung 49.595 37.835 87.431 Jawa Barat 173.152 92.893 266.045 Jawa Tengah 223.456 132.836 356.292 Jawa Timur 239.816 135.578 375.393 Banten 46.001 25.817 71.818 Bali 16.326 10.082 26.408 Nusa Tenggara Barat 31.402 31.317 62.719 Nusa Tenggara Timur 36.223 18.083 54.307 Kalimantan Barat 70.286 44.329 114.616 Kalimantan Tengah 44.657 27.189 71.845 Kalimantan Selatan 84.612 67.011 151.623 Kalimantan Timur 7.326 5.591 12.917 Sulawesi Utara 13.666 7.874 21.540 Sulawesi Tengah 24.084 17.504 41.589 Sulawesi Selatan 93.019 79.366 172.385 Sulawesi Tenggara 16.308 11.135 27.444 Sulawesi Barat 7.600 6.431 14.031 Nasional 1.586.882 1.017.022 2.603.904 Data: Kementerian Pertanian 10

Anomali potensi tanam di bulan Agustus dan September 2017 pada provinsi sentra produksi beras Agustus September SUMATERA SELATAN -2% 3% LAMPUNG -2% 0% JAWA BARAT 9% 7% JAWA TENGAH 6% 8% JAWA TIMUR 8% -12% SULAWESI SELATAN -3% -28% Data: MODIS, CHIRPS Pada tingkat provinsi, luas potensi tanam padi di bulan Agustus lebih tinggi daripada rata-rata luas tanam sawah aktual 15 tahun terakhir pada setengah dari provinsi sentra produksi beras yaitu Jawa Barat, Jawa Timur dan Jawa Tengah. Luas tanam sedikit lebih rendah dari normal di prediksi terjadi di Sulawesi Selatan, Sumatera Selatan dan Lampung. Pada bulan September, luas potensi tanam di Jawa Tengah, Jawa Barat dan Sumatera Selatan melebihi rata-rata luas tanam 15 tahun terakhir, sedangkan luas potensi tanam di Jawa Timur dan Sulawesi Selatan diperkirakan lebih rendah daripada rata-rata luas tanam aktual. Berdasarkan estimasi Kementerian Pertanian, serangan hama dengan intensitas jauh lebih tinggi mungkin terjadi di bulan Juli dan Agustus. Salah satu faktor yang berkontribusi adalah penggunaan pestisida dan pupuk nitrogen. Penggunaan pestisida mengganggu keseimbangan ekologi antara hama dan musuh alami mereka karena musuh utama hama ini akan tersingkirkan ketika terkena pestisida secara langsung. Selain itu, penggunaan pestisida secara berlebihan juga dapat menyebabkan munculnya hama karena dapat membuat hama memiliki daya tahan terhadap pestisida. Ditambahkan lagi dengan penggunaan pupuk nitrogen yang besar, walaupun mendukung pertumbuhan tanaman padi, juga mendukung peningkatan populasi hama. Toleransi hama untuk melawan tekanan lingkungan ini berkolerasi positif terhadap penggunaan pupuk nitrogen. Di wilayah yang telah di identifikasi memiliki potensi tanam, maka pemerintah daerah dan petani harus menyiapkan input pertanian (benih, peralatan), dan meningkatkan sistem manajemen untuk menghindari dan memberantas serangan hama (termasuk Pengendalian Hama Terpadu). Terutama untuk penggunaan pestisida secara berlebihan dan pupuk berbasis nitrogen juga harus dihindari untuk menghindari serangan hama. 11

Musim kemarau akan memasuki puncaknya di Indonesia bagian selatan pada bulan Agustus. PREDIKSI CURAH HUJAN Agustus 2017, Prediksi dikeluarkan pada bulan Juli 2017 Curah hujan sangat rendah, dengan maksimal curah hujan bulanan sebesar 20mm di prediksi terjadi di sebagian besar wilayah Nusa Tenggara. Curah hujan sedikit lebih tinggi, yaitu hingga 100 mm, di prediksi terjadi di Pulau Jawa, Bali, dan Papua bagian selatan. Sumatera, Kalimantan and Sulawesi bagian selatan di prediksi akan mengalami curah hujan tingkat sedang, yaitu mencapai 300 mm. Curah hujan tertinggi sebesar 400 mm di prediksi terjadi di Sulawesi bagian utara, Maluku dan Papua. Walaupun sebagian wilayah Indonesia akan mendapatkan curah hujan rendah, jika dibandingkan dengan rata-rata jangka panjang, akan tetapi curah hujan diatas normal di prediksi terjadi di sebagian wilayah Indonesia, kecuali sebagian wilayah Jawa dan Nusa Tenggara. 12

Pola curah hujan yang sama akan berlanjut hingga September. Curah hujan rendah di prediksi terjadi di wilayah Nusa Tenggara bagian timur sampai bulan September. Sedangkan di Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara bagian barat curah hujan akan meningkat pada periode yang sama. Curah hujan sedang di prediksi terjadi di Indonesia bagian utara, sedangkan Maluku dan Papua di prediksi akan mendapatkan curah hujan tinggi. Sama seperti bulan Agustus, sebagian besar wilayah Indonesia di prediksi akan menerima curah hujan di atas normal, dengan beberapa wilayah seperti Riau, Sumatera Utara, Jawa bagian barat dan tengah serta NTT yang akan menerima curah hujan di bawah normal. PREDIKSI CURAH HUJAN September 2017, Prediksi dikeluarkan pada bulan Juli 2017 13

Metodologi Anomali curah hujan adalah ukuran simpangan curah hujan dalam suatu periode dibandingkan dengan rata-rata. Data anomali curah hujan bulan April-Mei-Juni 2017 berasal dari CHRIPS. Sedangkan prakiraan curah hujan bulan Agustus dan September 2017 menggunakan data dari BMKG. Kajian kejadian banjir dan tanah longsor beserta dampak kerusakannya merupakan analisis tren dan perbandingan terhadap kondisi saat ini berdasarkan data dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Data luas panen berasal dari data pemantauan Kementerian Pertanian yang diperbaharui setiap bulannya. Estimasi potensi tanam bulan Juli dan Agustus 2017 menggunakan analisis citra Landsat, yang digabungkan dengan data prakiraan curah hujan dan program tanam padi dari Pemerintah. Data ini berasal dari Kementerian Pertanian. Analisis anomali potensi tanam menggunakan data rata-rata luas tanam padi 15 tahun terakhir, rata-rata anomali curah hujan untuk periode waktu yang sama (2001-2016), dan prakiraan curah hujan tahun 2017. Data curah hujan menggunakan dataset CHIRPS yang berasal dari Universitas California, Santa Barbara. Data prakiraan curah hujan bulan Juli danagustus berdasarkan data dari BMKG. Dataset ini kemudian di aggregate pada tingkat provinsi untuk perhitungan analisis potensi tanam. Luas tanam ditentukan dengan menggunakan data MODIS yang diolah menggunakan software TIMESAT suatu program untuk menganalisa data seri waktu dari sensor satelit. Untuk memperkirakan anomali potensi tanam bulan Agustus dan September 2017, dilakukan analisis regresi untuk memperkirakan hubungan antara luas tanam (variabel dependent) dan pola curah hujan (variabel independent) pada setiap bulan dan provinsi. Dengan menggunakan persamaan linier dari regresi ini dan data prakiraan curah hujan, maka dihitung estimasi potensi tanam. Selang waktu satu bulan diterapkan untuk data curah hujan (untuk anomali potensi tanam bulan Agustus, maka menggunakan data curah hujan bulan Juli; dan untuk potensi tanam bulan September, menggunakan data curah hujan bulan Agustus). 14

Kontributor Buletin ini dibuat oleh kelompok kerja teknis dibawah koordinasi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) dan anggota yang terdiri dari Kementerian Pertanian (Badan Ketahanan Pangan-BKP, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Pusat Data dan Informasi-Pusdatin, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, dan Direktorat Jenderal Hortikultura), Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), dan Badan Pusat Statistik (BPS). Buletin ini mendapat arahan dari Profesor Rizaldi Boer dari Institut Pertanian Bogor (IPB). World Food Programme (WFP), Food and Agriculture Organization (FAO) memberikan dukungan teknis termasuk di dalamnya pembuatan peta dan analisis data. Keseluruhan isi dari buletin ini berdasarkan data terbaru yang tersedia. Kondisi cuaca merupakan situasi yang dinamis, realitas yang terjadi saat ini mungkin saja berbeda dari apa yang digambarkan dalam dokumen ini. Foto cover berasal dari FAO Indonesia. 15

Deputi Bidang Klimatologi Badan Meteorogi Klimatologi dan Geofisika Jl. Angkasa I, No.2 Kemayoran Jakarta 10720 T. 62-21 4246321 F. 62-21 4246703 Badan Pusat Statistik (BPS) Jl. Dr. Sutomo 6-8 Jakarta 10710 T. 62-21 3841195, 3842508, 3810291 F. 62-21 3857046 Kementerian Pertanian Jl. RM Harsono No. 3 Ragunan Jakarta 12550 T. 62-21 7816652 F. 62-21 7806938 World Food Programme Wisma Keiai 9 th floor Jl. Jend Sudirman Kav. 3 Jakarta 10220 T. 62-21 5709004 F. 62-21 5709001 E. wfp.indonesia@wfp.org Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Gedung GRAHA BNPB Jalan Pramuka Kav. 38, Jakarta Timur T. 62-21 21281200 F. 62-21 21281200 Food and Agriculture Organization of the United Nations Menara Thamrin Building 7 th floor Jl. MH. Thamrin Kav. 3 10250 Jakarta T. 62-29802300 F. 62-3900282 E. FAO-ID@fao.org Pusat Pemanfaatan Penginderaan Jauh Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional Jl. Kalisari No. 8, Pekayon, Pasar Rebo Jakarta 13710 T. 62-21 8710065 F. 62-21 8722733 Buletin ini diproduksi dengan bantuan dana dari Pemerintah Jerman.