BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Makanan ringan atau kudapan (dalam bahasa Inggris biasa disebut dengan snack) adalah istilah bagi berbagai macam makanan yang tidak termasuk menu hidangan utama (contohnya seperti sarapan, makan siang atau makan malam). Contohnya kue kaktus.jadi, makanan ringan adalah aneka makanan atau resep makanan ringan yang dimaksudkan untuk menghilangkan rasa lapar seseorang hanya untuk sementara waktu. Makanan ringan adalah sesuatu yang dimakan untuk dinikmati rasanya atau untuk memberi sedikit pasokan tenaga ke tubuh. Kue kaktus merupakan salah satu produk yang diolah oleh UKM Teratai. Produk ini diolah 4 kali dalam sebulan dan setiap pengolahan, menghabiskan bahan seperti pada tabel berikut ini. Tabel 2. Berat adonan bahan kue No Jenis bahan Berat ( gr ) 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Tepung beras ketan Tepung tapioka Gula pasir Telur Wijen Air Margarin Minyak goreng Jumlah 1000 250 500 40 160 600 40 2000 4.590 gr 16
4.1 Proses Pembuatan Kue Kaktus Pengolahan kue kaktus dilakukan dengan cara mempersiapkan semua bahan yang digunakan. Persiapan bahan ini akan mempermudah dalam proses pengolahan. Proses persiapan tersebut dapat dilihat pada Gambar 2. Gambar2.Bahan yang digunakan Bahan yang telah disediakan harus ditimbang. Penimbangan ini bertujuan agar semua bahan yang digunakan dapat diketahui jumlah ukuran yang diperlukan dalam pembuatan produk. Proses tersebut dapat dilihat pada Gambar 3. Gambar 3.Penimbangan bahan 17
Memastikan semua bahan sudah ditimbang, dan untuk tahap pencampuran pertama adalah telur, margarin dan gula pasir dikocok dengan mixer sampai gula larut, seperti terlihat pada Gambar 4.. Gambar 4. Pelarutan gula Pencampuran tahap dua ini yaitu hasil pencampuran tepung beras ketan putih, wijen dan tepung tapioka. Kemudian memasukkan tepung ketan yang sudah dicampur kedalam larutan gula. Selanjutnya diaduk sampai rata dengan menambahkan air sehingga membentuk satu adonan. Pencampuran tersebut seperti terlihat pada Gambar 5. Gambar 5. Membuat adonan 18
Adonan yang sudah dibentuk tidak baik terlalu keras dan juga terlalu lunak, hal ini sangat berpengaruh pada proses pencetakan. Adonan yang keras mempersulit dalam melakukan tekanan terhadap corong yang berisi adonan. Sedangkan adonan yang lunak, berefek pada bentuk kue tersebut. Kemudian memasukkan adonan ke dalam cetakan/corong dengan ujung bermotif bintang/begerigi. Memasukkan adonan tersebut, Seperti pada Gambar 6. Gambar 6.Memasukkan adonan ke dalam cetakan/corong Menutup corong yang sudah diisi adonan dan memberikan tekanan maka terjadilah pencetakan pada adonan. Pencetakan tersebut, seperti terlihat pada Gambar 7. Gambar7.Mencetak dengan menekan adonan keluar dari corong 19
Adonan yang sudah dicetak, dipotong dengan menggunakan gunting dengan ukuran 8 cm. Pemotongan tersebut seperti terlihat pada Gambar 8 dibawah ini Gambar 8. Proses pemotongan Penggorengan dilakukan selama 8 menit hingga kue berubah warna menjadi kuning kecoklatan. Proses penggorengan seperti terlihat pada Gambar 9 dibawah ini. Gambar9. Proses penggorengan 20
Penirisan dilakukan apabila gorengan sudah matang. Melihat warna yang telah berubah menjadi kuning kecoklatan berarti gorengan sudah benar-benar matang seperti yang terlihat pada Gambar 10 dibawah ini. Gambar10. Penirisan Tepung ketan merupakan bahan pokok pembuatan kue-kue Indonesia yang banyak digunakan sebagaimana juga hal dengan tepung beras. Tepung ketan saat ini sangat mudah untuk mendapatkannnya karena banyak dijual dipasaran dalam bentuk tepung yang halus dan kering. Tepung ketan memiliki amilopektin yang lebih besar dibandingkan dengan tepung tepung lainnya. Amilopektin inilah yang menyebabkan tepung ketan (beras ketan) lebih pulen dibandingkan dengan tepung lainnya. Makin tinggi kandungan amilopektin pada pati maka makin pulen pati tersebut Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengolahan tepung ketan adalah: a. Pilih tepung ketan yang murni tidak berasal dari beras ketan yang tercampur dengan beras, halus dan sebaiknya baru ditumbuk untuk 21
kue-kue tertentu. Tepung ketan yang tidak murni akan menghasilkan kue yang keras atau kaku dan kurang mengembang bila digoreng. b Kue yang terbuat dari tepung ketan tidak boleh dimasak terlalu lama untuk menghindari agar kue jangan sampai pecah dan bentuknya berubah karena sifat ketan cepat masak. 4.2 Proses Pengemasan Kue Kaktus Kue yang sudah ditiriskan, diisi dalam plastik kemasan dan dipastikan bahwa kue sudah dingin. Hal ini sangat berpengaruh pada kualitas kue tersebut. Proses pengemasan tersebut seperti terlihat pada gambar 11. Gambar11. Pengemasan Kue yang telah diisi dalam plastik kemasan, selanjutnya ditimbang. Penimbangan ini bertujuan agar dapat mengetahui berapa banyak hasil dari adonan yang telah dibuat dan untuk menyeragamkan jumlah kue dalam setiap kemasan untuk harga jual yang sama.penimbangan tersebut seperti terlihat pada Gambar 12. 22
Gambar 12. Penimbangan produk Penyileran dilakukan setelah kue kaktus sudah ditimbang,yang diperhatikan dalam penyileran suatu kemasan adalah rekatan plastik. Rekatan plastik harus tertutup rapat dan tidak terdapat kebocoran pada kemasannya.proses penyileran seperti terlihat pada Gambar 13 Gambar13. Penyileran Penyileran disertai dengan pelabelan untuk memberi informasi tentang produk. Produk yang diberi label, maka produk siap untuk dipasarkan. Hasil kemasan produk seperti terlihat pada gambar 14. 23
Gambar14. Hasil kemasan Pengemasan dilakukan setelah kue kaktus dipastikan sudah dingin. Pengemasan yang dilakukan disaat kue dalam keadaan panas akan mengakibatkan kue tidak tahan lama. Sehingganya dipandang perlu memperhatikan hal ini. Hasil penyileran yang tidak sempurna, akan mengakibatkan produk akan muda terkena angin. Sehingganya, produk tidak akan tahan lama. Berdasarkan hasil pengamatan, di peroleh bahwa pengemasan kue kaktus sangat simpel atau sederhana. Proses pengemasan yang dilakukan di UKM Teratai banyak menggunakan plastik polietilen. Polietilen memiliki sifat kuat, transparan, dan dapat direkatkan dengan panas sehingga mudah dibuat kantong plastik. 24
4.3 Pelabelan Label makanan adalah informasi identitas/ jati diri dari produk yang menjadi hak milik perusahaan sebagai alat komunikasi tertulis pihak produsen dengan pihak konsumen dalam melakukan pelayanan jaminan persyaratan mutu produk dan kesehatan. Label bisa menyatu dengan kemasan, bisa juga terpisah dari kemasan. Produk yang ada di UKM Teratai pelabelannya menyatu dengan kemasan. Informasi tentang produk kue kaktus dicantumkan pada label yang mana produk ini diproduksi oleh LKP Teratai dengan no izin dari dinas kesehatan Provinsi Gorontalo yaitu P : IRT NO. 206757101129. Mencantumkan komposisi produk berupa tepung beras ketan, tepung tapioka, gula pasir, wijen, blue band, telur dan minyak goreng. yang beralamat di Kel. Padebuolo Kec Kota Timur Kota Gorontalo Provinsi Gorontalo. Produk ini, mencantumkan pada label, tanpa menggunakan bahan pengawet serta batas tanggal kadaluarsanya. Alamat yang dapat dihubungi adalah Hp 085240014030. Gambar 15. Label kue kaktus 25
Banyak rambu-rambu yang mengatur dalam pelabelan makanan beserta sangsinya. Oleh karena itu diharapkan bahwa pelabelan dapat menjadi perangkat efektif pengendali mutu dan sekaligus dapat mempertinggi alarm keamanan pangan. Dengan adanya pelabelan konsumen mempunyai sarana untuk memberi penilaian sekaligus menjatuhkan sangsi bagi produk-produk yang tidak memenuhi syarat. Setidaknya konsumen bisa waspada untuk tidak lagi membeli produk dengan label yang sama setelah dikecewakan. Konsumen dapat meminta pertanggung jawaban produsen, karena tahu kepada siapa mereka harus meminta tanggung jawab. Konsumen akan menjadi pelanggan setia apabila sudah percaya terhadap mutu produk dengan label yang telah dipercayainya. Dengan demikian produsen memperoleh hadiah atas mutu yang mereka berikan kepada konsumennya. Konsumen akan merasa lebih aman membeli produk-produk bonafid di mata mereka dimana informasi ini mereka dapatkan dari label produk umumnya. Dengan pelabelan, baik produsen maupun konsumen dilatih untuk masuk dalam system yang secara langsung atau tidak langsung akan melibatkanadanya pengendalian mutu sekaligus penjagaan terhadap keamanan pangan. Persoalannya adalah bagaimana menggugah kedua belah pihak konsumen dan produsen berperan aktif dalam sistem ini. Tanpa peran aktif keduanya tidak akan bermakna apa-apa. Pada masyarakat kita masih tumbuh subur budaya malas baca sehingga jarang kita lihat konsumen 26
dari masayarakat kebanyakan menaruh perhatian pada label-label dari produk yang dibeli. Pada label mengandung informasi tentang : logo perusahaan, nama produk misalnya, daftar nama bahan yang digunakan dalam produk secara terbuka dicantumkan, kecuali Istilah khusus yang digunakan untuk bahan pangan tertentu yang unik diberi penjelasan dimana konsumen umum dapat mengerti. Komposisi jumlah bahan yang menjadi rahasia perusahaan bisa tidak dicantumkan. Nilai gizi jumlah berat benda yang ada di dalam kemasan No daftar di Departemen terkait, misalnya no. Sertifikat halal, tanggal kadaluarsa,petunjuk penggunaan,cara penyimpanan, alamat layanan konsumen dan alamat perusahaan dicantumkan dengan benar. 4.4 Hasil Produksi Berdasarkan hasil pengamatan diatas, diperoleh bahwa pengolahan kue kaktus di UKM Teratai dilakukan 4 kali dalam sebulan. Berat awal adonan 4590 gr dalam setiap pengolahan kue kaktus ini, dapat menghasilkan 22 bungkus kue kaktus yang sudah dikemas. Berat produk dalam setiap kemasan yaitu 100 gr da n dijual dengan harga Rp. 6000/ bungkus. Produk ini dipasarkan di toko terdekat di Kota Gorontalo sala satunya adalah toko Makro. 27