Achmad Djuned, SH, MH

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III OBJEK PENELITIAN

TATA NASKAH DINAS ELEKTRONIK (TNDE) Oleh : Dra. ANY INDRI HASTUTI, MM ASISTEN PEMERINTAHAN

DRAFT EVALUASI TARGET PRIORITAS PENCAPAIAN RENSTRA DPR RI TAHUN SAMPAI DENGAN TAHUN KEDUA ( )

MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA

ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI

2014 yang. sumber. dengan. capaian. strategis. Laporan. secara. sasaran. Tabel RE 1. Sasaran Strategis. Capaian. No. 1. Sasaran Tercapai 100% di BPKP

Penyusunan Roadmap Reformasi Birokrasi Pemerintah Provinsi. Tim Teknis UPRBN Kementerian PAN dan RB

LAPORAN KINERJA BIRO ORGANISASI DAN KEPEGAWAIAN TAHUN 2014


SEKRETARIAT JENDERAL DEWAN PERWAKILAN DAERAH RI REVISI PERJANJIAN KINERJA. Profesional, Akuntabel, dan Modern

PENINGKATAN TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS APARATUR DALAM KERANGKA REFORMASI BIROKRASI

PERJANJIAN KINERJA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG) TAHUN ANGGARAN 2017


SAMBUTAN SEKRETARIS JENDERAL PADA RAPAT KOORDINASI PERCEPATAN PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH REGIONAL II RIAU

PENDAHULUAN. menciptakan good governance. Hal ini ditandai dengan ditetapkannya Undang-Undang Nomor 32

JABATAN FUNGSIONAL PUSTAKAWAN DAN REFORMASI BIROKRASI. Oleh Opong Sumiati. Dasar Hukum

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI) lahir dalam

birokrasi, agar dapat ditetapkan langkah deregulasi dan/atau reregulasi sesuai kebutuhan regulasi yang menjadi tanggung jawab Kementerian Dalam

WALIKOTA BANDA ACEH PERATURAN WALIKOTA BANDA ACEH NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI PEMERINTAH KOTA BANDA ACEH TAHUN

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT BPPSDMP TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Kondisi Saat Ini

PERJANJIAN KINERJA 2018

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/ 23 /KPTS/013/2015 TENTANG

IMPLEMENTASI REFORMASI BIROKRASI DI DAERAH

BUPATI BONDOWOSO PROVINSI JAWA TIMUR

Kebijakan Bidang Pendayagunaan Aparatur Negara a. Umum

Disampaikan Pada Rapat Dengar Pendapat Komisi II DPR di Gedung Nusantara DPR Tanggal 13 Pebruari 2012

(PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN MANAJEMEN KEPARLEMENAN)

ARAH PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI DI KEMENTERIAN/LEMBAGA DALAM RANGKA TERWUJUDNYA 3 (TIGA) SASARAN REFORMASI BIROKRASI NASIONAL

RINGKASAN ROAD MAP RB KEMENTERIAN LUAR NEGERI. Agenda Prioritas Program dan Kegiatan Reformasi Birokrasi Kemlu

BAB 1 BISNIS PROSES DALAM REFORMASI BIROKRASI. A. Pendahuluan

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT BADAN PPSDM KESEHATAN TAHUN 2014

BUPATI SIGI PROVINSI SULAWESI TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIGI NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG

EVALUASI PENGELOLAAN PEGAWAI NON PEGAWAI NEGERI SIPIL. Dipersiapkan oleh: Biro Keanggotaan dan Kepegawaian

PEMBERIAN DUKUNGAN BADAN KEAHLIAN KEPADA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT. Johnson K Rajagukguk, SH, MH (Kepala Badan Keahlian DPR RI)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

KEBIJAKAN PENILAIAN PRESTASI KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL (Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2011)

KEBIJAKAN PENGAWASAN DAN AKUNTABILITAS APARATUR

TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

ARAHAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI PADA ACARA

1. Apa dan Mengapa diperlukan Road Map 2. Progra g m,,kegia g tan,,dan hasil yan

RINGKASAN EKSEKUTIF menjadi unit kerja yang mampu mewujudkan pelayanan administrasi dan manajemen yang tertib, cepat, transparan dan akuntabel.

Kebijakan dan Strategi e-government Dalam Mendukung e-nawacita

PEDOMAN PENYUSUNAN ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI KEMENTERIAN/LEMBAGA DAN PEMERINTAH DAERAH

Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

Jakarta, Februari 2015 Sekretaris Jenderal DPD RI, Prof. Dr. SUDARSONO HARDJOSOEKARTO NIP

KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN BAPPEDA KOTA BANDUNG TAHUN 2016

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

- 1 - MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

-2- C. Ruang Lingkup Ruang lingkup surat edaran meliputi pentingnya implementasi SAKIP di lingkungan Badan Litbang dan Diklat guna meningkatkan kualit

BMKG BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH INSPEKTORAT TAHUN 2015

RENCANA STRATEGIS TAHUN BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW TAHUN ANGGARAN 2013

Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi. oaching

Pelaksanaan Evaluasi berpedoman pada Peraturan MenPAN RB 14/2014 ttg Pedoman Evaluasi Reformasi Birokrasi Instansi Pemerintah

PROSES PENCAPAIAN TUJUAN DAN SASARAN REFORMASI BIROKRASI

BULETIN ORGANISASI DAN APARATUR

KEPEMIMPINAN APARATUR KEJAKSAAN YANG EFEKTIF MELALUI PROGRAM REFORMASI BIROKRASI

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. LAKIP tersebut

Setyanta Nugraha Inspektur Utama Sekretariat Jenderal DPR RI

Penerapan Manajemen Sumber Daya Manusia dalam Sektor Publik dan Pusat Kesehatan Masyarakat. Dwi Handono Sulistyo PKMK FKKMK UGM

BAB II VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA

PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR : PER/ 15 /M.PAN/7/2008 TENTANG PEDOMAN UMUM REFORMASI BIROKRASI

Pengadilan Agama Lebong Kelas II 1

Jambi, Januari 2017 INSPEKTUR KOTA JAMBI, Drs. H. HAFNI ILYAS. Pembina Utama Muda. NIP

PERAN INSPEKTORAT UTAMA DALAM MENDUKUNG REFORMASI BIROKRASI

Assalamu alaikum Wr.Wb Selamat Pagi dan Salam Sejahtera Untuk Kita Semua.

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

SEKRETARIS JENDERAL KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA,

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN DUKUNGAN MANAJEMEN DAN TEKNIS LAINNYA PADA DITJEN TANAMAN PANGAN TRIWULAN II 2016

PP 81/2010 ttg Grand Design RB ; PPerMenPAN RB 11/2015 ttg Road Map RB dan 14/2014 ttg

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN DUKUNGAN MANAJEMEN DAN TEKNIS LAINNYA PADA DITJEN TANAMAN PANGAN TRIWULAN I 2016

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA MENINGKATKAN KINERJA ANGGOTA DPR-RI. Dr. H. Marzuki Alie KETUA DPR-RI

REFORMASI BIROKRASI SEKRETARIAT JENDERAL DAN BADAN KEAHLIAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

WALIKOTA PADANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PADANG,

KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA RI SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN TAHUN 2015

I. PENDAHULUAN. Perubahan yang terjadi dengan cepat dalam segala aspek kehidupan. sebagai dampak globalisasi memaksa organisasi pemerintah untuk

PENGADILAN TATA USAHA NEGARA BENGKULU

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN DUKUNGAN MANAJEMEN DAN TEKNIS LAINNYA PADA DITJEN TANAMAN PANGAN TRIWULAN III 2016

PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR: PER/ 11/M.PAN/08/2007 TENTANG

Disampaikan Pada : Diskusi Publik: Empat Tahun UU Pelayanan Publik YAPPIKA Jakarta, 24 Juli 2013

KONSEP ROADMAP MODERNISASI PENGADAAN KEMENTERIAN PUPR KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI NOMOR 20 TAHUN 2010 TENTANG ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI

BAB I PENDAHULUAN. Selanjutnya dengan tersusunnya LAKIP Bagian Hukum, maka diharapkan dapat :

BAB I PENDAHULUAN. manajemen pemerintah pusat dan daerah (propinsi, kabupaten, kota). Hal tersebut

MEKANISME PERSETUJUAN PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI DAN TUNJANGAN KINERJA BAGI KEMENTERIAN/ LEMBAGA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA,

Kebijakan dan Pedoman Penyusunan SOP di Kementerian PPN/Bappenas. Biro Perencanaan, Organisasi dan Tatalaksana

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

WALIKOTA PROBOLINGG0 PROVINSI JAWA TIMUR

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

PENGADILAN TATA USAHA NEGARA BENGKULU

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT KEMENTERIAN PANRB. Sekretariat Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi 2015

Penataan Tatalaksana Dalam Kerangka Reformasi Birokrasi

KATA PENGANTAR. Jakarta, 27 Maret 2015 BADAN PUSAT STATISTIK Sekretaris Utama, Eri Hastoto

3 September 2012 PROJECT MANAJER-PMO RB SETJEN DPRRI

BAB IV PENUTUP. Berdasarkan gambaran pelaksanaan UU KIP oleh Pemkab Kediri selama

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tam

Transkripsi:

Achmad Djuned, SH, MH

PERMASALAHAN Permasalahan yang dihadapi oleh Sistem Pendukung, pada dasarnya terangkum dalam empat permasalahan besar, yang dapat dilihat dengan pendekatan elemen organisasi (4M), yaitu: Man (SDM/pegawai); Method (kelembagaan/ketatalaksanaan/cara kerja); Money (anggaran); dan, Material (sarana dan prasarana).

Permasalahan SDM Dari sisi kuantitas, SDM masih didominasi oleh dukungan administrasi dan teknis (dukungan keahlian yang masih belum ideal/baru mencapai ±10% dari total pegawai); Dari jumlah masih kurang jika dikaitkan dengan hasil Analisis Beban Kerja, yaitu terdapat kekurangan pegawai di Setjen DPR-RI baik untuk administrasi maupun keahlian (tenaga fungsional); Dari sisi kualitas, berdasarkan hasil asesmen yang pernah dilakukan mulai dari tahun 2003 sampai dengan tahun 2014, hasilnya masih jauh dari yang diharapkan; Dilihat dari etos kerja masih ada pegawai yang memiliki etos kerja yang rendah. Ini dicerminkan dengan perilaku yang penting datang dan absen ; dan, Dilihat dari perilaku, masih ada fenomena moral hazard, di mana masih ada pegawai yang memanfaatkan kedekatan dengan figur otoritas (Pimpinan/Anggota DPR RI) untuk kepentingan karirnya (untuk kepentingan promosi, mutasi, termasuk tidak mau dimutasi).

Permasalahan Kelembagaan/ Ketatalaksanaan/Cara Kerja Masih banyak PP, Permen yang belum ditindaklanjuti dalam pengaturan internal; Struktur organisasi yang terus berubah. Saat ini dengan Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2014 (UU No.42/2014) tentang Perubahan Undang- Undang Nomor 17 Tahun 2014 (UU No.17/2014) tentang MPR, DPR, DPD, dan DPRD (UU MD3) dan telah ditindaklanjuti dengan Perpres No.27 Tahun 2015 yang mengamanatkan pembentukan Badan Keahlian DPR dan Inspektorat Utama. Hal ini akan mereduksi sebagian dari tugas dan fungsi Setjen DPR RI sehingga struktur organisasi harus dirubah; Meskipun sudah ada SOP, tapi koordinasi masih sering tidak jalan, begitu juga; Masih banyak SOP yang belum disusun (SOP yang sudah disusun per Juli 2014 adalah sebanyak 624 dari target identifikasi 1.222 SOP); dan, Belum ada evaluasi SOP (apakah SOP yang sudah ditetapkan berfungsi? Apakah efektif? Dsb).

Permasalahan Anggaran Meskipun sudah meraih Wajar Tanpa Perkecualian (WTP) dalam beberapa tahun terakhir ini, tetapi tren daya serap anggaran masih rendah. Dimana untuk kurun waktu 2005-2014 realisasi berkisar 70%-85%. Hal ini memperlihatkan bahwa masih ada masalah dalam hal perencanaan anggaran. Meskipun perencanaan anggaran sudah berbasis kinerja tetapi dalam prakteknya masih mengacu kepada pagu (line item budgeting), sehingga tidak heran di dalam pelaksanaannya sering kali DIPA direvisi); Permasalahan anggaran lainnya adalah sering kali bocor ke media, meskipun anggaran tersebut belum disetujui, termasuk kebocoran dalam proses lelang. Aspek akuntabilitas kinerja saat ini menjadi ukuran untuk menilai atau menjadi standar benchmark untuk mengukur dan membandingkan kinerja antara satu instansi pemerintah dengan instansi pemerintah yang lainnya. Penilaian ini dilakukan oleh Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemen PAN dan RB). Setjen DPR-RI telah menjadi instansi yang dinilai sejak tahun 2009. 1. Pada tahun 2009, kinerja Setjen DPR-RI mendapat nilai D. 2. Pada tahun 2010 kinerja Setjen meningkat menjadi C. 3. Pada tahun 2011 meningkat menjadi CC. 4. Pada tahun 2012 tetap CC tetapi nilai skornya meningkat (padahal target tahun 2012 B ) 5. Pada tahun 2013 meningkat menjadi CCC (padahal target tahun 2013 A ).

Sarana dan Prasarana Dilihat dari sisi ketersediaan sarana dan prasarana maka kebutuhan infrastruktur terus meningkat tapi tidak didukung dengan pembangunan yang signifikan; Masalah infrastruktur menghadapi: Kekurangan infrastruktur bangunan fisik yang representatif untuk kebutuhan DPR RI maupun Sistem Pendukung DPR RI tetapi sulit untuk direalisasikan karena sering mendapatkan respon negatif dari publik (resistensi publik); dan, Tidak adanya database infrastruktur sehingga perencanaan pemeliharaan selalu mendapat kritik di BURT karena kekurangan data pendukung (seolah-olah anggaran mengada-ada). Masalah Pengamanan Dalam menghadapi: Masalah kultural yaitu sifat yang ada pada sebagian anggota, karyawan, tamu maupun pengunjung yang tidak ingin diatur serta masih rendahnya disiplin; Luasnya area yang harus menjadi target pengamanan yaitu ± 60 ha; Penataan kawasan yang belum terintegrasi, misalnya saja terdapat 64 pintu sehingga pengamanan menjadi kurang optimal; Belum adanya tempat pengunjuk rasa sehingga pengunjuk rasa cenderung berpotensi untuk menganggu keamanan dan kenyamanan; Adanya lembaga lain dalam satu komplek kawasan sehingga dapat memunculkan ego sektoral dan berdampak pada rendahnya koordinasi; dan, Adanya persepsi masyarakat yang menganggap Gedung DPR RI adalah gedung rakyat sehingga masyarakat menganggap bebas untuk memasuki kawasan Gedung DPR RI.

TANTANGAN KE DEPAN Sistem Pendukung DPR RI saat ini menghadapi banyak tantangan. Tantangan yang dihadapi tersebut pada dasarnya dapat dibagi ke dalam dua tantangan besar, yaitu: 1. Tantangan yang melekat pada DPR RI (tantangan yang dihadapi oleh DPR RI yang berimbas kepada Sistem Pendukung DPR RI); dan, 2. Tantangan yang melekat kepada Sistem Pendukung DPR RI sebagai sebuah organisasi pendukung DPR RI.

Tantangan yang melekat pada tantangan yang dihadapi oleh DPR RI, diantaranya adalah: 1. Perubahan Sistem Ketatanegaraan RI. Secara konstitusional kedudukan antara DPR RI dan Pemerintah telah mencerminkan keseimbangan/kesetaraan. Pengaruh pemisahan kekuasaan bagi DPR RI juga membawa konsekuensi tuntutan terhadap kinerja DPR RI yang seimbang, dalam arti mampu mengimbangi kapasitas Pemerintah melalui mekanisme check and balances. Untuk itu, DPR RI dituntut melakukan penguatan kelembagaan pada aspek kedewanan. Keterkaitan dengan Sistem Pendukung DPR RI adalah: 1) Sistem Pendukung DPR RI harus memberikan penguatan: a) Aspek efisiensi dan efektifitas pada dukungan administrasi; b) Aspek kecepatan pelayanan pada dukungan teknis; c) Aspek ketepatan (akurasi) pada dukungan keahlian; dan, 2) Meningkatkan kuantitas dan kualitas SDM pendukung. 2. Citra DPR RI yang kurang positif. Keterkaitan dengan Sistem Pendukung DPR RI adalah: : 1) Setjen DPR RI harus mendukung proses transparansi dan keterbukaan kepada publik dengan membenahi tatakelola informasi dan data yang berbasis e- parliament. 2) Setjen DPR RI harus terus memperbaiki kualitas dukungan kehumasan. Hal ini selanjutnya akan diterjemahkan ke dalam penataan kehumasan (Grand Design Kehumasan).

Tantangan yang melekat kepada Sistem Pendukung DPR RI sebagai sebuah organisasi pendukung parlemen (DPR RI), yaitu: 1. Tuntutan Otonomi Parlemen. Menurut Inter-Parliament Union (2010), penerapan prinsip-prinsip dari otonomi parlemen menunjukkan perbedaan dalam beberapa aspek, tetapi secara umum dilihat pada parliamentary responsibility for its own staffing, control over its own budget, dan organisation of its own business. Otonomi parlemen yang terkait dengan staffing tersebut diterjemahkan lebih lanjut pada perekrutmen dan manajemen SDM (recruitment and management of human resources). Karena itu ke depan Sistem Pendukung DPR RI harus memiliki sistem pengelolaan SDM yang berbeda dengan pemerintah. Otonomi parlemen yang terkait dengan anggaran (budget) adalah parlemen memiliki keleluasaan dalam menentukan anggarannya. Karena itu ke depan Sistem Pendukung DPR RI harus memiliki sistem pengelolaan Anggaran yang berbeda dengan pemerintah, terutama dalam hal pengajuan anggaran. Otonomi parlemen yang terkait dengan organisasi dan tatakelolanya adalah parlemen memiliki keleluasaan untuk menentukan organisasinya (termasuk organisasi pendukung). Karena itu ke depan kelembagaan Sistem Pendukung DPR RI harus berbeda dengan yang berlaku di pemerintah.

2. Adanya reformasi birokrasi. Proses reformasi birokrasi yang akan dan telah dilaksanakan Setjen DPR RI (Sistem Pendukung DPR RI), mengacu sepenuhnya kepada berbagai agenda Reformasi Birokasi Nasional, yaitu melaksanakan perubahan pada area: 1) Manajemen Perubahan, yaitu bagaimana mengelola perubahan agar reformasi birokrasi di lingkungan Sistem Pendukung DPR RI berjalan sesuai dengan yang ada di dalam road map. 2) Penataan peraturan perundangan-undangan, yaitu menata kembali segala peraturan perundangan-undangan yang berhubungan dengan segala aspek pengelolaan kesekretariatan. 3) Penataan dan penguatan organisasi, yaitu restrukturisasi organisasi menuju struktur yang tepat ukuran (right seizing). 4) Penataan tatalaksana, yaitu pengaturan internal business process di dalam organisasi sehingga proses ketatalaksanaan efisien dan efektif. 5) Penataan sistem manajemen aparatur, yaitu perbaikan dalam sistem pengelolaan SDM sehingga dapat dihasilkan PNS yang profesional dan sejahtera. 6) Penguatan pengawasan, yaitu meningkatkan efektivitas pelaksanaan pengawasan melalui penguatan pengawasan internal. 7) Penguatan akuntabilitas kinerja, yaitu peningkatan kinerja organisasi sehingga dapat dipertanggungjawabkan. 8) Peningkatan kualitas pelayanan publik, yaitu perbaikan pelayanan kepada masyarakat.

TERIMA KASIH