PERUSAHAAN SEWAGUNAUSAHA (PerlakuanAkuntansi dan Pajak)

dokumen-dokumen yang mirip

Gerson Philipi Rianto F

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1169/KMK.01/1991 TENTANG KEGIATAN SEWA GUNA USAHA (LEASING) MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

Aspek Perpajakan atas Aktiva Tetap

BAB II LANDASAN TEORI

NERACA ASSET TETAP (LEASING) ASSET TIDAK BERWUJUD

Modul ke: Manajemen Perpajakan 06FEB. Samsuri, SH, MM. Fakultas. Program Studi Akuntansi

MENTERI KEUANGAN S A L I N A N KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 1169/KMK.01/1991 T E N T A N G KEGIATAN SEWA-GUNA-USAHA(LEASING)

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS

NAMA : SEPTIYANA NPM : JURUSAN : MANAJEMEN (KEUANGAN) PENGERTIAN LEASING

SEWA GUNA USAHA. Statement of Financial Accounting Standards No. 13 mengelompokkan sewa guna usaha menjadi :

BAB II LANDASAN TEORI. suatu kontrak antara lessor (pemilik barang modal) dengan lessee (pengguna

AKUNTANSI PAJAK ATAS SEWA GUNA USAHA DAN JASA KUNSTRUKSI

KEPUTUSAN PEMBIAYAAN AKTIVA TETAP MELALUI LEASING DAN BANK KAITANNYA DENGAN PENGHEMATAN PAJAK

BAB I PENDAHULUAN. alternatif pembiayaan mana yang paling menguntungkan agar dapat

BAB I PENDAHULUAN. dikeluarkan oleh perusahaan untuk mendukung kegiatan operasional agar

BAB II LANDASAN TEORITIS. Leasing berasal dari kata lease yang berarti sewa atau lebih umum sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Proses mengidentifikasikan, mengukur, dan melaporkan informasi

BAB II LANDASAN TEORI. Upaya dalam melakukan penghematan pajak secara legal dapat dilakukan melalui

PSAK NO. 30 AKUNTANSI SEWA GUNA USAHA BAB I : PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembelian aset tetap, perusahaan harus mempertimbangkan alternatif

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha dewasa ini, perusahaan dituntut untuk selalu

AKUNTANSI UNTUK LEASING

BAB 1 AKUNTANSI untuk SEWA GUNA USAA (LEASING)

BAB III METODE PENELITIAN

MAKALAH HUKUM PERIKATAN

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang

Dosen Pembimbing : NINNASI MUTTAQIN,S.M.B,M.SM

(lessee). Penyewa mempunyai hak untuk menggunakan aset

BAB I PENDAHULUAN. investasi jangka panjang bagi perusahaan. Mengingat bahwa tujuan dari pengadaan

BAB 4 ANALISIS PENELITIAN

ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI BERDASARKAN SAK ETAP DAN SAK IFRS ATAS PEROLEHAN ASET TETAP DAN KAITANNYA DENGAN ASPEK PERPAJAKAN.

LEASING (SEWA-GUNA-USAHA) Pengertian

BAB I PENDAHULUAN. melalui penanaman barang modal. Dana yang diterima oleh perusahaan digunakan

PSAK 30 (REVISI 2007) ISAK 8 (REVISI 2007)

PINJAMAN BERJANGKA DAN SEWA GUNA USAHA

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISIS PERENCANAAN PAJAK ATAS PEROLEHAN ALAT BERAT SERTA PENGARUHNYA TERHADAP LABA KENA PAJAK DAN PPh TERUTANG (STUDI KASUS PADA PT APMS)

Bab 10 PERUSAHAAN MODAL ASING (PMA) YANG MENGGUNAKAN BAHASA ASING DAN MATA UANG SELAIN RUPIAH

Universitas Tarumanagara 19 September 2014

Leasing ialah setiap kegiatan pembiayaan perusahaan dalam bentuk penyediaan barangbarang modal untuk digunakan oleh suatu perusahaan, dengan jangka

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu cara perolehan aktiva operasi adalah dengan Sewa Guna Usaha (SGU) atau

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan aktiva tetap seperti peralatan, mesin, tanah, gedung, kendaraan dan

PSAK 30 SEWA (REVISI 2007) ISAK 8 Transaksi yang Mengandung Sewa. Ellyn Octavianty

ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI DAN PERPAJAKAN ATAS KEPEMILIKAN ASET TETAP TERHADAP LABA KENA PAJAK DAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Dalam rangka mempertahankan kelangsungan dan tujuan perusahaan

BAB II AKUNTANSI SEWA

1. Pengertian Penghasilan Menurut Undang-Undang Pajak Penghasilan. Pengertian penghasilan menurut Undang-Undang Pajak Penghasilan

Tinjauan Perencanaan Pajak Sehubungan Pembelian Aktiva Tetap Berwujud Secara Tunai, Kredit dan Leasing

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

PENERAPAN AKUNTANSI PAJAK ATAS SEWA GUNA USAHA AKTIVA TETAP DENGAN METODE HAK OPSI (Studi Kasus Pada PT. Sinar Karya Cahaya Gorontalo) Oleh

Tabel 5.1. Daftar Jenis Kendaraan CV. METROPOLITAN HOME. Umur Manfaat. B. Perbandingan Perolehan Kendaraan melalui Pembelian Tunai, Kredit

STIE DEWANTARA Manajemen Leasing, Dana Pensiun & Modal Ventura

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

OPSI FINANCIAL LEASE DAN OPERATING LEASE TERHADAP KEPEMILIKAN BUS PADA CV. MEGA JASA DI SAMARINDA. Nely Dwi Jayanti, Lca.Robin Jonathan, Heriyanto

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 1985 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG PAJAK PENGHASILAN 1984 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Analisis Perlakuan Akuntansi Transaksi Sewa Guna Usaha PT XYZ

ABSTRAK. Kata kunci : Leasing, kredit dari bank. Universitas Kristen Maranatha

MAKALAH LEASING. Diajukan dan dipersentasikan. pada mata kuliah Seminar Manajemen Keuangan. Di bawah bimbingan : Wahyu Indah Mursalini, SE, MM

PERLAKUAN AKUNTANSI PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (PPN) PADA CAPITAL LEASE DALAM RANGKA PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN FISKAL SKRIPSI

DAFTAR ISI ABSTRAK.. KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL.. DAFTAR GAMBAR. DAFTAR LAMPIRAN.

BAB I PENDAHULUAN. pada khususnya, maka kebutuhan akan pendanaan menjadi hal yang utama bagi

BAB II LANDASAN TEORI. perusahaan yang mengajak orang lain untuk membeli barang dan jasa yang ditawarkan

RUGI LABA BIAYA FISKAL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Tentang Lembaga Pembiayaan Pada tanggal 20 Desember 1988 (PakDes 20, 1988) memperkenalkan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II LANDASAN TEORI

MEKANISME PEMANFAATAN LEASING DALAM PRAKTIKNYA Oleh : Taufik Effendy

Oleh Iwan Sidharta, MM.

BAB I PENDAHULUAN. penerimaan dalam negeri sangatlah penting serta mempunyai kedudukan yang

AKUNTANSI INDUSTRI JILID 2 SMK. Ali Irfan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERENCANAAN PAJAK ATAS KEPEMILIKAN AKTIVA TETAP DENGAN METODE FINANCE LEASE (Studi Kasus Pada CV Berkah Bumi Mandiri).

ABSTRAK. Keywords: peranan, sewa guna usaha (leasing), penerimaan pajak. vii. Universitas Kristen Maranatha

ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI SEWA GUNA USAHA (LEASING) PADA PT. MAF & MCF BERDASARKAN PSAK NO 30 TAHUN 2012

PERLAKUAN AKUNTANSI PAJAK ATAS SEWA GUNA USAHA DENGAN METODE CAPITAL LEASE

BAB IV ANALISIS DATA DAN HASIL PENELITIAN. perusahaan perlu mendapat perhatian khusus dalam penetapan kebijakan baik

Makalah Tugas Kelompok LEASING 07 MEI 2012

SUMBER-SUMBER PEMBELANJAAN

Pembelanjaan Jangka Panjang 1 BAB 14 PEMBELANJAAN JANGKA PANJANG

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN SUB SEKTOR LEMBAGA PEMBIAYAAN DI INDONESIA Sejarah Perusahaan Sub Sektor Lembaga Pembiayaan

EVALUASI ATAS KESESUAIAN PENYAJIAN PENDAPATAN TERHADAP PSAK NO. 30 Studi Kasus pada Perusahaan Leasing PT. Swardharma Indotama Finance

kini dan pajak tangguhan yang sajikan telah benar sesuai dengan

BAB II LANDASAN TEORI. 4 adalah suatu perjanjian dimana lessor memberikan hak kepada lessee

Rekonsiliasi LK Komersial ke LK Fiskal

Pegadaian dan sewa guna usaha (leasing)

PAJAK PENGHASILAN PASAL 25

DAFTAR PENYUSUTAN DAN AMORTISASI FISKAL TAHUN PAJAK 2 0 NPWP : NAMA WAJIB PAJAK : BULAN / TAHUN PEROLEHAN HARGA PEROLEHAN (US$)

BAB II LANDASAN TEORI. tahun (1982:331) laba perusahaan adalah merupakan selisih antara

Analisis Aktivitas Pendanaan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 1985 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG PAJAK PENGHASILAN 1984 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan kerangka teoritis yang telah diuraikan pada BAB II, maka pada bab

AKUNTANSI UNTUK PAJAK PENGHASILAN

BAB III METODOLOGI ANALISIS

BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN LAIN 75

Pegadaian dan Sewa Guna Usaha

Oleh : Tita Safitriawati. Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Islam Syekh Yusuf Tangerang ABSTRAK

BAB II JENIS-JENIS MODAL PERUSAHAAN

Transkripsi:

PERUSAHAAN SEWAGUNAUSAHA (PerlakuanAkuntansi dan Pajak) Rosita, SE., MM.,Ak. Abstrak Di Indonesia perusahaan sewa guna usaha berkembang sangat pesat. Hal ini membuat pemerintah berusaha untuk dapat menjaring perusahaan-perusahaan ini untuk menghasilkan pemasukan kas negara dengan menarik pajak. Dengan menetapkan perusahaan sewa guna usahamenjadisubjekpajak. Dalamsewagunausahaterdiridari2yaitupenyewadanyangmenyewakan.Lesseedanlessor memiliki perlakuan akuntansi untuk komersial dan pajak yang berbeda. Hal ini juga dipengaruhi oleh jenis sewa guna usahanya.ada sewa guna usaha dengan hak opsi dan sewa guna usaha tanpahakopsi. Pengenaan pajak Pajak Penghasilan pasal 23 dan Pajak Pertambahan Nilai yang aka dikenakandiperusahaansewagunausahaini.perlakuanpendapatan,kerugiandanpenyusutan adalahyanpalingmempengaruhiperbedaanperlakuanakuntansidanpajaknya. Kata Kunci : Lessee, Lessor, Pajak Pertambahan Nilai, PPh pasal 23, Hak Opsi, Capital Lease, OperatingLease. I. PENDAHULUAN Kegiatan sewa guna usaha (leasing) diperkenalkan untuk pertama kalinya di Indonesia pada tahun 1974 dengan dikeluarkannya Surat Keputusan Bersama Menteri Keuangan, Menteri Perdagangan dan Menteri Perindustrian No. Kep- 122/MK/2/1974, No.32/M/SK/2/1974 dan No. 30 Kpb/I/74 tanggal 7Februari 1974 tentang "Perijinan Usaha Leasing".Sejak saat itu dan khususnya sejak tahun 1980 jumlahperusahaansewagunausahamakin bertambah dan meningkat dari tahun ke tahununtukmembiayaipenyediaanbarangbarangmodalduniausaha. Dlam menjalankan operasinya perusahaanmembutuhkanaktivatetapdan untuk memperolehnya perusahaan dapat menggunakan cara-cara yang berbedabeda.salahsatuyangpalingmudahadalah dengan cara membelinya. Memperoleh aktiva tetap dengan cara pembelian menimbulkan berbagai keuntungan dan kerugianbagiperusahaandanmemerlukan berbagai pertimbangan. Perusahaan perlu memerlukan apakah dana yang ada mencukupi atau diperlukan suatu pinjaman dan risiko yang akan muncul, seperti ketinggalan zaman sehingga tidak ekonomis lagi bila dipakai ataupun ada risiko kegagalan memakai serta kemungkinan biaya pemeliharaan yang terlalutinggi. Cara lain untuk memperoleh aktiva adalah leasing. Industri leasing menciptakan konsep baru untuk mendapatkan barang modal serta menggunakannya sebaik mungkin tanpa harus membeli atau memilki barang tersebut. Leasing merupakan sarana yang baik bagi perusahaan yang kurang modal atau hendak menghemat pemakaian tanpa harus kehilangan kesempatan untuk melakukaninvestasi. II. PEMBAHASAN Sewa guna usaha (leasing) adalah setiap kegiatan pembiayaan perusahaan dalam bentuk penyediaan barang-barang modal untuk digunakan oleh suatu perusahaan untuk suatu jangka tertentu berdasarkan pembayaran-pembayaran secara berkala disertai dengan hak pilih bagi perusahaan tersebut untuk membeli barang-barang modal yang bersangkutan atau memperpanjang jangka waktu leasing berdasarkannilaisisayangtelahdisepakati bersama. Definisi diatas menjelaskan adanya kesepakatanantaraduapihaklessor(pihak yangmenyewakan)danlesssee(penyewa). Dalam perjanjian ini terdapat persetujuan penyerahanataupengalihanhakgunaatau hak pakai atas aktiva yang dimilkinya yang dapat disiapkan selama periode tertentu dari lessor pada lessee. Selama periode 30 Perusahaan Sewa Guna Usaha (Perlakuan Akuntansi dan Pajak )

yang dimaksud dalam perjanjian sebagai balas jasa dari hak pakai yang diberikan lessor kepada lessee dituntut untuk membayar sejumlah uang sewa atau kompensasi yang lain sesuai dengan perjanjian yang dibuat. Lamanya jangka waktu suatu perjanjian lease tergantung padaperjanjianyangdibuatolehlessordan lessee. A. LESSOR Lessor adalah perusahaan pembiayaan atau perusahaan sewa guna usaha yang telah memperoleh izin usaha dari Menteri Keuangan dan melakukan kegiatan sewa guna usaha. Lessor hanya diperkenankan memberikan pembiayaaan barang modal kepada lessee yang telah memiliki NPWP, mempunyai kegiatan usaha dan atau pekerjaanbebas. B. LESSEE Lessee adalah perusahaan atau perorangan yang menggunakan barang modaldenganpembiayaandarilessor. C. JENIS-JENISSEWAGUNA Menurut Keputusan Menteri Keuangan Nomor 1169/KMK.01/1991, adalah sebagai berikut: a. Finance Lease (Sewa Guna Usaha Pembiayaan) Dalam sewa guna ini, perusahaan sewa guna (lessor) adalah pihak yang membiayai penyediaan barang modal. Penyewaguna usaha (lessee) biasanya memilih barang modal yang dibutuhkan dan, atas nama perusahaan sewa guna usaha, sebagai pemilik barang modal tersebut, melakukan pemesanan, pemeriksaansertapemeliharaanbarang modal yang menjadi objek transaksi sewa guna usaha. Selama masa sewa guna usaha, penyewa guna usaha melakukan pembayaran sewa guna usaha secara berkala dimana jumlah seluruhnya ditambah dengan pembayaran nilai sisa (residual value), kalau ada, akan mencakup pengembalian harga perolehan barang modal yang dibiayai serta bunganya, yang merupakan pendapatan perusahaansewagunausaha. b. Operating Lease (Sewa-menyewa biasa) Dalam sewa guna usaha ini, perusahaan sewa guna usaha membeli barang modal dan selanjutnya disewagunausahakan kepada penyewa guna usaha. Berbeda dengan finance lease,jumlahseluruhpembayaransewa guna berkala dalam operating lease tidak mencakup jumlah biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh barang modal tersebut berikut dengan bunganya. Perbedaan ini disebabkan karena perusahaan sewa guna usaha mengharapkan keuntungan justru dari penjualan barang modal yang disewagunausahakan, atau melalui beberapa kontrak sewa guna usaha lainnya. Dalam sewa guna usaha jenis ini dibutuhkan keahlian khusus dari perusahaan sewa guna usaha untuk memelihara dan memasarkan kembali barang modal yang disewagunausahakan sehingga, berbeda dengan finance lease, perusahaan sewa guna usaha dalam operating lease biasanya bertanggung jawab atas biaya-biaya pelaksanaan sewa guna usaha seperti asuransi, pajak, maupun pemeliharaan barangmodalyangbersangkutan. c. Sales Type Lease (Sewa Guna Usaha Penjualan) Sewa guna usaha jenis ini merupakan transaksi pembiayaan sewa guna usaha secara langsung (direct finance lease) dimana dalam jumlah transaksi termasuk laba yang diperhitungkan oleh pabrikan atau penyalur yang juga merupakan perusahaan sewa guna usaha. Sewa guna usaha jenis ini seringkali merupakan suatu jalur pemasaran bagi produkperusahaantertentu. d. LeveragedLease Transaksi sewa guna usaha jenis ini melibatkan setidaknya tiga pihak, yakni penyewagunausaha,perusahaansewa gunausaha,dankreditorjangkapanjang yang membiayai bagian terbesar dari transaksisewagunausaha. D. PELAKSANAAN TRANSAKSI SEWA GUNAUSAHA Ditinjau dari pelaksanaannya, transaksi sewa guna usaha dapat dilaksanakan sebagaiberikut: Perusahaan Sewa Guna Usaha (Perlakuan Akuntansi dan Pajak ) 31

1. Sewa Guna Usaha Langsung (Direct Lease) Dalam transaksi jenis ini penyewa guna usaha belum pernah memiliki barang modal yang menjadi objek sewa guna usaha sehingga atas permintaannya perusahaan sewa guna usaha membeli barang modal tersebut. Tujuan utama penyewa guna usaha adalah mendapatkan pembiayaan melalui sewa guna usaha untuk memperoleh barang modal yang dapat digunakandalamprosesproduksi. 2. Penjualan dan Penyewaan Kembali (SaleandLeaseback) Dalam transaksi ini, penyewa guna usaha terlebih dahulu menjual barang modal yang sudah dimilikinya kepada perusahaan sewa guna usaha dan atas barang modal yang sama ini kemudian dilakukan kontrak sewa guna usaha antar penyewa guna usaha (pemilik semula)denganperusahaansewaguna usaha. E.KEUNTUNGANLEASING 1. Penghematanmodal Lessee tidak perlu menyediakan dana yang besar maksimum, hanya untuk "down payment" yang jumlahnya tidak besar. Sehingga Lessee dapat menggunakanmodalnyauntukkeprluan yang lainnya. Karena leasing umumnya membiayai 100% barang modal yang diperlukan. 2. Sangatfleksibel Meliputi struktur kontrak, besarnya pembayaran sewa, jangka waktu pembayaran serta nilai sisa. Leasing memberikan fleksibilitas kepada anda untuk membeli, sale and lease back, upgrade atau mengembalikan barang modal. 3. Sebagaisumberdana Leasing merupakan sumber dana bagi perusahaan industri maupun perusahaan komersil lainnya. Mekanisme untuk memperoleh dana yaitu, mealui sale and lease back atas assetyangdimilkiolehlease. 4. Menguntungkancashflow Dana yang disediakan lessee untuk pembiayaan barang modal tidak terlalu besar, dapat disesuaikan dengan kemampuan cash flow yang ada. Sehingga dana yang ada masih dapat diinvestasikan danmencegah timbulnya kekosongan dana di dalam kas perusahaan. 5. Menahanpengaruhinflasi Dalam keadaan inflasi, lessee mengeluarkan biaya sewa yang sama karena skema bunga rendah dan tetap yang memberikan perlindungan terhadap kenaikan harga barang modal dimasamendatang.ataubisadikatakan bahwalesseemembayarhariinidengan perhituunganmatauangkemarin. 6. Leasingmenyediakanpilihan Leasing menyediakan banyak pilihan dalampenyediaanbarangmodal. 7. Leasing memberikan keuntungan pajak Sesuai dengan hukum pajak, pembayaran cicilan dapat dipotong langsung sebagai biaya usaha pengurang penghasilan, lessee dapat mengurangi pembayaran pajak tanpa melanggarhukum. F. KERUGIANLEASING Leasingjugamempunyaikerugianyaitu: 1. Pembiayaan secara leasing merupakan sumber pembiayaan yang reatif mahal dibandingkan dengan kredit investasi dari bank.hal ini terjadi karena sumber dana lessor pada umumnya dari bank atau dari lembaga keuangan bukan bank.. 2. Barang modal yang dilease tidak dapat dicantumkansebagaiunsurakrivalease untuktujuan'collateralcredit"dari bank yaitu "Trade Creditor" mungkin akan menilai perusahaan tersebut memiliki posisikeuanganyanglemah. 3. Bagi para perusahaan tertentu.kadangkadang timbul masalh prestise antara memiliki barang modal sendiri atau lease. 4. Risiko yang lebih besar pada lessor, artinya adanya tanggungjawab yang menuntut pihak ketiga jika terjadi kecelakaan atau kerusakan atasbarang orang lain yang disebabkan oleh lease properrty tersebut,dan juga lessor belium tentu yakin bahwa barang lease tersebut bebas dari berbagai ikatan 32 Perusahaan Sewa Guna Usaha (Perlakuan Akuntansi dan Pajak )

seperti "liens" (gadai), "preferences", "priorities", "charge" atau kepentingan- A. Sewa Guna Usaha dengan Hak Opsi (FinancialLease) I. BagiLessor 1. Penghasilanyangdikenakan PPh adalahsebagiandaripembayaran SGU. 2. Lessor tidak boleh melakukan penyusutan atas barang modal yangdisewagunausahakan. 3. Lessor dapat membentuk cadangan penghapusan piutang ragu-ragusetinggi-tingginya 2,5% darirata-ratasaldoawaldanakhir piutangsewagunausaha. 4. Besarnya angsuran PPh pasal 25 untuk setiapbulan adalah jumlah pajak penghasilan berdasarkan laporan triwulanan terakhir yang disetahunkandibagiduabelas. II. BagiLessee a. Bagi lessee tidak boleh melakukan penyusutan sampai lesseemenggunakanhakopsi. b. Dasar penyusutan yang dipakai setelah lessee menggunakan hak opsi adalah nilai sisa (residual value) barang modal yang bersangkutan. c. Pembayaran SGU kecuali beban atastanahdapatdikurangkandari penghasilan bruto sepanjang transaksi sewa guna usaha tersebut dapat digolongkan sebagaisewagunausahadengan hakopsi. Apabila terjadi transaksi sale and lease back, harus diperlakukan sebagai 2 (dua) transaksi terpisah yaitu transaksi penjualan dan transaksi sewa gunausaha. B. Sewa Guna Usaha tanpa Hak Opsi (operatinglease) I. Bagilessor a. Seluruh pembayaran SGU merupakan objek pajak penghasilan. b. Pembebanan biaya penyusutan atas barang modal yang disewa gunausahakan. c. Lessor tidak diperkenankan membentuk cadangan penghapusanpiutangragu-ragu. II. Bagilessee a. Lessee tidak boleh melakukan penyusutan atas barang yang disewagunausahakan. b. Pembayaran SGU adalah biaya yang dapat dikurangkan dari penghasilanbruto. c. Atas pembayaran sewa guna usaha yang dibayarkan atau terutang oleh lessee wajib dipotong pajak penghasilan pasal 23. Perusahaan Sewa Guna Usaha (Perlakuan Akuntansi dan Pajak ) 33

`````````` d. Perlakuan PPN atas transaksi Sewa Guna Usaha tanpa hak opsi: e. Besarnya PPN yang terutang adalah 10% dari Nilai Penggantian. f. PPN sebagaimana dimaksudkan merupakan PPN Pajak Keluaran bagi Lessor dan merupakan PPN PajakMasukanbagilessee G. PERLAKUAN AKUNTANSI OLEH PERUSAHAANSEWAGUNA(LESSOR) A. FinannceLease 1) Penanaman neto dalam aktiva yang disewagunakan harus diperlakukan dandicatatsebagaipenanamanneto sewa guna usaha.jumlah penanaman neto tersebut terdiri dari jumlah piutang sewa guna usahan ditambah nilai sisa usaha (harga opsi) yang akan diterima oleh perusahaan sewa guna usaha pada akhir masa sewa guna usaha dikurangi dengan pendapatan sewa guna usaha yang belum diakui (unearned lease income) dan simpananjaminan(securitydepiosit) 2) Selisih antara piutang sewa guna usaha ditambah nilai sisa (harga opsi) dengan harga perolehan aktiva yang disewa guna usahakan diperlakukan sebagai pendapatan sewa guna usaha yang belum diakui (unearnedleaseincome). 3) Pendapatan sewa guna usaha yang belum diakui harus dialokasikan secara konsisten sebagai pendapatan tahun berjalan berdasarkan suatu tingkat pengembalian berkala (periodic rate of return ) atas penanaman neto perusahaansewagunausaha. 4) Apabila perusahaan sewa guna usahamenjualbarangmodalkepada penyewa guna usaha sebelum berakhirnya masa sewa guna usaha,perbedaan antara harga jual dengan penanaman neto dalam sewa guna usaha pada saat penjualandilakukanharusdiakuidan dicatat sebagai keuntungan atau kerugianperiodeberjalan. 5) Pendapatan lain yang diterima sehubungan dengan transaksi sewa guna usaha harus diakui dan dicatat sebagai pendapatan periode berjalan. B. OperatingLease 1. Barang modal yang disewa gunakan harus diperlakukan dan dicatat sebagai aktiva sewa guna usaha berdasarkanhargaperolehan. 2. Pembayaran sewa guna usaha (lease payments) selama tahun berjalanyangdiperolehdaripenyewa guna usaha tahun berjalan yang diperoleh dari penyewa guna usaha diakui dan dicatat sebagai pendapatan sewa.pendapatan sewa harusdiakui dandicatatberdasarkan metode garis lurus sepanjang masa sewa guna usaha, meskipun pembayaran sewa guna usaha mungkin dilakukan dalam jumlah tidaksamasetiapperiode. 3. Penyusutanaktivayangdisewaguna usahakan harus dilakukan dalam jumlah yang layak berdasarkan taksiranmasamanfaatnya. 4. Kalau aktiva yang disewagunausahkan dujual, perbedaan antara nilaibukudanhargajualharusdiakui dan dicatat sebagau keuntungan ataukerugiantahunberjalan. H. PERLAKUAN AKUNTANSI OLEH PENYEWAUSAHAAN(LESSEE) A.CapitalLease 1. Transaksi sewa guna usaha diperlakukan dan dicatat sebagai aktiva tetap dan kewajiban pada awal masa sewagunausahasebesarnilaitunaidari seluruh pembayaran sewa guna usaha pada akhir masa sewa guna usaha. Selama masa sewa guna usaha setiap pembayaran sewa guna usaha dialokasikan dan dicatat sebagai angsuran pokok kewajiban sewa guna usaha dan beban bunga berdasarkan tingkat bunga yang diperhitungkan terhadap sisa kewajiban penyewa guna usaha. 2. Tingkat diskonto yang digunakan untuk menentukan nilaitunai daripembayaran sewa guna usaha adalah tingkat bunga yangdibebankanolehperusahaansewa guna usaha atau tingkat bunga yang berlaku pada awal masa sewa guna usaha. 34 Perusahaan Sewa Guna Usaha (Perlakuan Akuntansi dan Pajak )

3. Aktivayangdisewagunausahakanharus diamortisasi dalam jumlah yang wajar berdasarkantaksiranmasamanfaatnya. 4. Kalau aktiva yang disewagunauasaha dibeli sebelum berakhirnya masa sewa guna usaha, perbedaan antara pembayaran yang dilakukan dengan sisa kewajiban dibebankan atau dikreditkanpadatahunberjalan. 5. Kewajiban sewa guna usaha harus disajikan sebagai kewajiban lancar dan jangka panjang sesuai dengan praktik yang lazim untuk jenis usaha penyewa gunausaha. 6. Dalam hal dilakukan penjualan dan penyewakembali(salesandleaseback), trasaksi tersebut harus diperlakukan sebagai dua transaksi yang terpisah yaitu transaksi penjualan dan transaksi sewa guna usaha. Selisih antara harga jual dan nilai buku aktiva yang dujual harus diakui dan dicatat sebagai keuntungan atau kerugian yang ditangguhkan. Amortisasi atas keuntungan atau kerugian yang ditangguhkan harus dilakukan sebagai proporsional dengan biaya amortisasi aktiva yang disewagunausaha apabila leasebackmerupakancapitalleaseatau secara proporsional dengan biaya sewa apabilaleasebackmerupakan operating lease. B. Sewa Menyewa Biasa (Operating Lease) Pembayaran sewa guna usaha selamatahunberjalan merupakanbiaya sewa yang diakui dan dicatat berdasarkan metode garis lurus selama masa sewa guna usaha meskipun pembayaran sewa guna usaha dilakukandalamjumlahyangtidaksama setiapperiode. I. PERLAKUANSEWAGUNAUSAHA MENURUTPERPAJAKAN 1. Sewa guna usaha Dengan hak opsi(capitallease) a. BagiLessor 1. Penghasilan lessor yang dikenakan pajak penghasilan adalah sebagaian dari pembayaran sewa guna usaha dengan hak opsi yang berupa imbalan jasa sewagunausaha, Perusahaan Sewa Guna Usaha (Perlakuan Akuntansi dan Pajak ) 2. lessor tidak boleh menyusutkan atas barang modal yang disewa guna usahakandengahakopsi, 3. dalam hal masa sewa guna usaha lebih pendek dari masa yang ditentukan, Direktur Jendral Pajak melakukan koreksi atas pengakuan penghasilan pihaklessor, 4. lessor dapat membentuk cadangan penghapusan piutang ragu-ragu yang dapat dikurangkan dari penghasilanbruto,setinggitingginya sejumlah 2,5 % dari rata-rata saldo awal dan saldo akhir piutang sewa guna usaha dengan hakopsi, 5. kerugian yang diderita karena piutang sewa guna usaha yang nyata-nyata tidak dapat ditagih lagi dibebankanpadacadangan penghapusanpiutangraguragu yang telah dibentuk padaawaltahunpajakyang bersangkutanm 6. dalam hal cadangan penghapusanpiutangraguragu tersebut tidak atau tidak sepenuhnya dibebani untuk menutup kerugian dimaksud maka sisanya dihitung sebagai penghasilan, sedangkan apabila cadangan tersebut tidak mencukupi maka kekurangannya dapat dibebankan sebagai biaya yang dikurangkan dari penghasilanbruto, 7. atas penyerahan jasa dalam transaksi sewa guna usahadenganhakopsidari lessor kepada lessee, dikecualikan dari pengenaan Pajak PertambahanNilai. b. BagiLessee 1. selama masa sewa guna usaha,lessee tidak boleh melakukan penyusutan atas barang modal yang 35

disewagunausaha,sampai saat lessee mengunakan hakopsiuntukmembeli, 2. s e t e l a h l e ss e menggunakan hak opsi untuk membeli barang modal tersebut, lessee melakukanpenyusutandan dasar penyusutannya adalah nilai sisa (residual value) barang modal bersangkutan, 3. pembayaran sewa guna usaha yang dibayar atau terutangolehlesseekecuali pembebanan atas tanah, merupakan biaya yang dapat dikurangkan dari penghasilan bruto lessee sepanjang transaksi sewa guan usaha tersebut memenuhi ketentuan capitallease, 4. dalam hal masa sewa guna usaha lebih pendek dari masa yang ditentukan, Direktur Jendral Pajak melakukan koreksi atas pembebanan biaya sewa gunausaha 5. lessee tidak memotong pajak penghasilan pasal 23 atas pembayaran sewa guna usaha yang dibayar atau terutang berdasarkan perjanjiansewagunausaha denganhakopsi. 2. SewagunausahaTanpaHakOpsi (OperatingLease) a. BagiLessor 1. Seluruh pembayaran sewa guna usaha tanpa hak opsi yang diterima atau diperoleh lessor merupakan obyek Pajak Penghasilan. DAFTARPUSTAKA 2. Lessor membebankan biaya penyusutan atasa barang modal yang disewa guna usahakan tanpa hak opsi, sesuai dengan ketentuan Pasal 11 undang-undang Pajak Penghasilan 1984 beserta peraturanpelaksanaannya b. Bagilessee 1. pembayaran sewa guna usaha tanpa hak opsi yang dibayar atau terutang oleh lessee adalah biaya yang dapat dikurangkan dari penghasilanbruto 2. lessee wajib memotong Pajak Penghasilan Pasal 23 atas pembyaran sewa guna usaha tanpa hak opsi yang dibayarkan atau terutangkepadalessoratas penyerahan jasa transaksi sewa guna usaha tanpa hakopsi darilessorkepada lessee, terutang Pajak PertambahanNilai. J. KESIMPULAN Akuntansi untuk sewa guna usaha akan mempunyai perbedaan perlakuan bagi lesseedanlessor.daribeberapajenissewa guna usaha akan mempengaruhi pula perlakuannya terhadap keuntungan dan kerugian yang ditimbulkan dari transaksi tersebut. Perlakuanpajakuntuksewagunausaha akan memperlakukan transaksi dari sewa guna usaha tersebut berbeda dengan perlakuan akuntansi perusahaan. Perlakuan akuntansi dan perlakuan pajak berbeda tergantung jenis, perusahaan lessee atau lessor, keuntungan maupun kerugian dari trnasaksinya. Dari sudut pandang perpajakan akan dikenakan PPh (Pajak Penghasilan) pasal 23 dan PPN (PajakPertambahanNilai). Keiso,E.Donald,et.All."IntermediateAccounting"11thedition,WileyInternationaledition. www.pelayanan-pajak.blogspot.com www.konsultan-pajak.co.cc 36 Perusahaan Sewa Guna Usaha (Perlakuan Akuntansi dan Pajak )