ANALISIS EKUITAS ANGGARAN BELANJA PENDIDIKAN DI KABUPATEN BOYOLALI

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS EFISIENSI ANGGARAN PENDIDIKAN DI KABUPATEN BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. hendak dicapai selama periode waktu tertentu yang dinyatakan dalam ukuran

ANALISIS EKUITAS ANGGARAN BELANJA PENDIDIKAN DI KABUPATEN BOYOLALI

ANALISIS BELANJA PUBLIK PROGRAM WAJIB BELAJAR PENDIDIKAN DASAR 9 TAHUN DAN KINERJA PELAYANAN PENDIDIKAN DI KABUPATEN BOYOLALI.

BAB I PENDAHULUAN. investasi dalam bidang pendidikan sebagai prioritas utama dan. pendidikan. Untuk mendasarinya, Undang-Undang Dasar 1945 di

ANALISIS EFISIENSI ANGGARAN PENDIDIKAN DI KABUPATEN BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Penganggaran merupakan suatu aktivitas pemerintah yang penting

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI KERJA DENGAN PROFESIONALISME GURU NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. masa yang akan datang (Mardiasmo, 2009). untuk melindungi dan meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat,

METODE PENELITIAN. (time series),berupa data tahunan dalam kurun waktu periode Data

ANALISIS RASIO UNTUK MENGUKUR KINERJA KEUANGAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO APBD

ANALISIS BELANJA PUBLIK PROGRAM WAJIB BELAJAR PENDIDIKAN DASAR 9 TAHUN DAN KINERJA PELAYANAN PENDIDIKAN DI KABUPATEN BOYOLALI.

BAB I PENDAHULUAN. baik dapat mewujudkan pertanggungjawaban yang semakin baik. Sejalan dengan pelaksanaan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, KETERBATASAN, DAN SARAN PENELITIAN

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA

PENGARUH KEPERILAKUAN ORGANISASI TERHADAP KEGUNAAN SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH DI PEMERINTAH KABUPATEN KARANGANYAR

ANALISIS KINERJA PENGELOLAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (APBD) DI KABUPATEN SUMBAWA SKRIPSI

kualifikasi S1/D IV,S2 atau lebih. guru dan murid. a) Angka Partisipasi Sekolah (APS)

BAB 1 PENDAHULUAN. Faktor-faktor penyebab..., Rika Aristi Cynthia, FISIP UI, Universitas Indonesia

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. satu dari 35 Kabupaten/Kota di Propinsi Jawa Tengah, terletak antara 110

PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENDAPATAN ASLI DAERAH DAN DANA ALOKASI UMUM TERHADAP BELANJA MODAL (Studi Empiris di Wilayah Karesidenan Surakarta)

PENGARUH MOTIVASI DAN BIAYA PENDIDIKAN TERHADAP MINAT MAHASISWA AKUNTANSI UNTUK MENGIKUTI PENDIDIKAN. PROFESI AKUNTANSI (PPAk)

PAPARAN SAKIP SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2017

PENGINTEGRASIAN SPM DALAM PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN KABUPATEN/KOTA

PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA KEGIATAN JANGKA MENENGAH (RKJM) DAN RENCANA KEGIATAN DAN ANGGARAN MADRASAH (RKAM) TAHUN PELAJARAN PROVINSI DIY

Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur. Kata Pengantar

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 11 B. TUJUAN 11 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 11 D. UNSUR YANG TERLIBAT 12 E. REFERENSI 12 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 12

BAB 1 PENDAHULUAN. upaya-upaya secara maksimal untuk menciptakan rerangka kebijakan yang

Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur. Ringkasan Eksekutif

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Dengan dikeluarkannya UU No. 22 Tahun 1999 yang kemudian direvisi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. merupakan salah satu indikator untuk kemajuan pembangunan suatu bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. adanya akuntabilitas dari para pemangku kekuasaan. Para pemangku. penunjang demi terwujudnya pembangunan nasional.

BAB I PENDAHULUAN. daerah, maka semakin besar pula diskreasi daerah untuk menggunakan

ANALISIS KINERJA KEUANGAN ANGGARAN PENDAPATAN BELANJA DAERAH (APBD) DI KOTA AMBON

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 11 B. TUJUAN 11 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 11 D. UNSUR YANG TERLIBAT 12 E. REFERENSI 12 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 12

JURNAL SKRIPSI EVALUASI POTENSI PENDAPATAN PAJAK DAN RETRIBUSI DAERAH DI KABUPATEN WONOGIRI

Disusun Oleh : B

BAB I PENDAHULUAN. berbagai hal, salah satunya pengelolaan keuangan daerah. Sesuai dengan Undang-

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sehingga pemerintah menetapkan PP Nomor 47 Tahun 2008 tentang Wajib

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

ANALISIS RASIO UNTUK MENGUKUR KINERJA PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KABUPATEN BANTUL

ANALISIS VALUE FOR MONEY PROGRAM PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN ANGGARAN 2007

DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN BOJONEGORO. Jl. Pattimura No. 09 Bojonegoro

ANALISIS KINERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN DAN KOTA DI PROVINSI ACEH BERDASARKAN RASIO KEMANDIRIAN KEUANGAN DAERAH

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh : Irma Novalia B

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN RENCANA KERJA DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KOTA SALATIGA TAHUN 2017

BAB IV BAB IV LANGKAH-LANGKAH TEROBOSAN PENDIDIKAN TAMAN KANAK-KANAK DAN SEKOLAH DASAR

ANALISIS KINERJA PENGELOLAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH PEMERINTAH KOTA KEDIRI TAHUN SKRIPSI

PENGARUH BELANJA MODAL DAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) TERHADAP PENDAPATAN PER KAPITA

BAB I PENDAHULUAN. suatu fenomena di Indonesia. Tuntutan demokrasi ini menyebabkan aspek

TAMAN KANAK-KANAK Tabel 5 : Jumlah TK, siswa, lulusan, Kelas (rombongan belajar),ruang kelas, Guru dan Fasilitas 6

Statistik Pendidikan Dasar Kabupaten Banjarnegara Tahun Pelajaran 2011/2012

BAB I PENDAHULUAN. dalam menjalani dan memenuhi kebutuhan sehari-hari. Tujuan akhir dari para

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI...

BAB I PENDAHULUAN. tersebut mengatur pelimpahan kewenangan yang semakin luas kepada

ANALISIS EFEKTIFITAS DAN EFISIENSI PELAKSANAAN ANGGARAN BELANJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) KOTA MANADO

DRAFT RINGKASAN HASIL PENELITIAN DOSEN MUDA

PENETAPAN KINERJA TAHUN 2013 DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TIMUR Manajemen Pendidikan TK / RA 915,000,000

pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak, keluarga berencana dan keluarga sejahtera, sosial, tenaga kerja, koperasi

ANALISIS KINERJA PENERIMAAN PAJAK DAERAH SEBAGAI KOMPONEN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) KOTA BATAM RANGKUMAN TUGAS AKHIR

ANALISIS PENGARUH BELANJA DAERAH TERHADAP CAPAIAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (Studi Kasus Pada SKPD Di Boyolali) MEVIANA SUSILOWATI B

MONITORING DAN EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM WAJIB BELAJAR DI KOTA SALATIGA TAHUN 2011/2012. Donald Samuel Slamet Santosa

LAPORA AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2014 (LAKIP)

Hasil Perhitungan SPM

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA PEMERINTAH KOTA SURAKARTA TAHUN ANGGARAN

Tahun), sampai saat ini pemerintah masih dihadapkan pada berbagai

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Negara Indonesia ini adalah suatu negara yang menganut daerah otonom.

Paramitha S. Mokodompit., S.S. Pangemanan., I. Elim. Analisis Kinerja Keuangan ANALISIS KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH KOTA KOTAMOBAGU

BAB VI INDIKATOR KINERJA DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TIMUR YANG MENGACU PADA RPJMD PROVINSI JAWA TIMUR

2) Pendidikan Menengah. rasio guru dan murid. a) Angka Partisipasi Sekolah (APS)

BAB I PENDAHULUAN. bidang. Kinerja yang dicapai oleh organisasi pada dasarnya adalah prestasi para

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. itu, hampir semua negara menempatkan pendidikan sebagai sesuatu yang penting dan

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BOYOLALI APBD

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH DAN DANA ALOKASI UMUM TERHADAP ALOKASI BELANJA DAERAH PADA PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA PROVINSI JAWA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. akan dilakukan perubahan dari dana APBN menjadi dana perimbangan. yang dilakukan melalui mekanisme transfer ke daerah dalam bentuk

BAB II KAJIAN PUSTAKA

MACHDANIYATUL AZIZAH B

BAB I PENDAHULUAN. Investasi dalam sektor publik, dalam hal ini adalah belanja modal,

FAKTOR-FAKTOR STRATEGIK PENCAPAIAN SEKOLAH STANDAR NASIONAL (SSN) DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 1 TAWANGMANGU KARANGANYAR TESIS

ANALISIS KINERJA KEUANGAN DAN PERTUMBUHAN EKONOMI SEBELUM DAN SESUDAH DIBERLAKUKANNYA OTONOMI DAERAH DI KABUPATEN BOYOLALI APBD

BAB I PENDAHULUAN. perannya yang signifikan dalam mencapai kemajuan di berbagai bidang

PEMERINTAH KABUPATEN KLUNGKUNG RENJA 2016 RENCANA KERJA DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN KLUNGKUNG TAHUN 2016

C. ANALISIS CAPAIAN KINERJA

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V PEMBIAYAAN PENDIDIKAN TAMAN KANAK-KANAK DAN SEKOLAH DASAR

DAFTAR PUSTAKA. Adrianto, Nico. Good e-government: Transparansi dan Akuntabilitas Publik. Melalui e-government. Malang: Bayumedia Publishing 2007.

FORM II : DAFTAR INFORMASI YANG DIKUASAI BADAN PUBLIK : Drs. T. Angkasa : Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kota Banda Aceh

ABSTRAK. Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Bagi Hasil, Flypaper Effect.

ANALISIS KINERJA PEMERINTAH DAERAH DALAM MENGHADAPI PELAKSANAAN OTONOMI DAERAH DITINJAU DARI ASPEK KEUANGAN/FISKAL

DAFTAR TABEL Persentase SD/ MI yang semua rombongan... belajar (rombel)nya tidak melebihi 32 orang

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. Nasional mengamanatkan bahwa setiap warga negara berusia 7-15 tahun. Sekolah) yang menyediakan bantuan bagi Sekolah dengan tujuan

BAB I PENDAHULUAN. yang baik perlu upaya perbaikan manajemen keuangan publik. Hal ini seiring

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) & INDIKATOR KINERJA INDIVIDU (IKI)

Transkripsi:

ANALISIS EKUITAS ANGGARAN BELANJA PENDIDIKAN DI KABUPATEN BOYOLALI NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh : RETNO WULANDARI B 200 100 195 FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS JURUSAN AKUNTANSI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2014

HALAMAN PENGESAHAN Yang bertandatangan dibawah ini telah membaca Naskah Publikasi dengan judul : ANALISIS EKUITAS ANGGARAN BELANJA PENDIDIKAN DI KABUPATEN BOYOLALI Yang ditulis oleh : RETNO WULANDARI B 200 100 195 Penandatanganan berpendapat bahwa Naskah Publikasi tersebut telah memenuhi syarat untuk diterima. Surakarta, Juni 2014 Pembimbing (Dr. Zulfikar, SE, M.Si) Mengetahui, Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Surakarta (Dr. Triyono, SE, M.Si, Ak)

ANALISIS EKUITAS ANGGARAN BELANJA PENDIDIKAN DI KABUPATEN BOYOLALI RETNO WULANDARI (B200100195) Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhamadiyah Surakarta Email : huseinretno@yahoo.com ABSTRAKSI Penelitian ini berjudul Analisis Ekuitas Anggaran Belanja Pendidikan Kabupaten Boyolali. Adapun tujuannya untuk menganalisis ekuitas capaian kinerja pendidikan untuk Program Wajib Belajar Pendidikan Sembilan Tahun di Kabupaten Boyolali ditinjau dari indikator input, output, dan pencapaian, menganalisis keterkaitan indikator input kinerja pendidikan dengan pencapaian kinerja pendidikan, dan menganalisis keterkaitan indikator output kinerja pendidikan dengan anggaran pendidikan di Kabupaten Boyolali. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang tersedia di DPPKAD, Disdikpora, dan BPS Kabupaten Boyolali mulai periode 2010-2011. Data yang diperlukan yaitu data APBD dan data-data dasar pendidikan tahun 2010-2011. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa hasil analisis korelasi indikator input kinerja pendidikan (kualifikasi guru) dengan pencapaian kinerja pendidikan (angka kelulusan) secara statistik menunjukkan kualifikasi guru berhubungan secara positif dengan angka kelulusan sebesar 0,840 (r = 0,840) dan signifikan 0,000 pada taraf 0,01. Hasil deskriptif data terdapat keterkaitan indikator pencapaian kinerja pendidikan dengan anggaran pendidikan di Kabupaten Boyolali. Hasil capaian kinerja Program Wajib Belajar Pendidikan Sembilan Tahun secara keseluruhan baik ditinjau dari indikator input,output maupun pencapaian menunjukkan pencapaian diatas 80% atau kategori cukup baik. Kata Kunci : Analisis Ekuitas, Anggaran Belanja Pendidikan, dan Kinerja Pendidikan Program Wajib Belajar Pendidikan Sembilan Tahun.

PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemerintah Indonesia telah menjadikan anggaran pendidikan sebagai prioritas utama dalam bidang pendidikan. Pengertian anggaran menurut Mardiasmo (2002:61) adalah pernyataan mengenai estimasi kinerja yang hendak dicapai selama periode waktu tertentu yang dinyatakan dalam ukuran finansial. Pendidikan di tingkat kabupaten juga menjadi prioritas sejak berlakunya UU No. 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yang mengharuskan pemerintah pusat dan daerah untuk mengalokasikan minimal 20 persen dari anggaran mereka untuk sektor tersebut. Akan tetapi, masih terdapat perbedaan dalam hal output dan pencapaian walaupun belanja pendidikan telah ditingkatkan. Beberapa kabupaten masih tertinggal, sementara kabupatenkabupaten lainnya berhasil menunjukkan perkembangan yang signifikan dalam mencapai sasaran-sasaran pendidikannya. Perbedaan-perbedaan dalam distribusi guru, jumlah sekolah,mutu sarana dan prasarana, serta berbagai sumber daya lainnya mungkin merupakan faktor-faktor yang menyebabkan adanya perbedaan pencapaian tersebut. Kurangnya keselarasan antara perencanaan dan penyusunan anggaran serta inefisiensi dalam alokasi anggaran juga dapat menghambat pencapaian seperti yang diharapkan. Campos (1996) dalam Amaliana (2012). 1

B. Tujuan Penelitian Sebagaimana diuraikan dalam rumusan masalah, penelitian ini memiliki beberapa tujuan yaitu: a. Untuk menganalisis ekuitas capaian kinerja pendidikan untuk Program Wajib Belajar Pendidikan Sembilan Tahun di Kabupaten Boyolali ditinjau dari indikator input,output, dan pencapaian. b. Untuk menganalisis keterkaitan indikator input kinerja pendidikan dengan pencapaian kinerja pendidikan. c. Untuk menganalisis keterkaitan indikator output kinerja pendidikan dengan anggaran pendidikan. TINJAUAN PUSTAKA 1. Penganggaran Anggaran merupakan pernyataan mengenai estimasi kinerja yang hendak dicapai selama periode waktu tertentu yang dinyatakan dalam ukuran finansial. (Mardiasmo, 2002) 2. Anggaran Pendidikan Anggaran pendidikan merupakan rencana operasional keuangan pendidikan yang dibuat berdasarkan estimasi pengeluaran dalam periode waktu tertentu. 3. Analisis Ekuitas Analisis ekuitas merupakan analisis sumber-sumber daya yang dimiliki oleh suatu entitas untuk melaksanakan suatu program kegiatan. (World Bank, 2009) 2

4. Capaian Kinerja Pendidikan Kinerja adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan/program/kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi yang tertuang dalam strategic planning suatu organisasi. (Mahsun et al, 2006) 5. Pendidikan untuk Wajar Sembilan Tahun Program Wajib Belajar Pendidikan Sembilan Tahun merupakan perwujudan amanat pembukaan UUD 1945 dalam rangka mencerdasakan kehidupan bangsa. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan diskriptif kuantitatif. Penelitian ini menggunakan data sekunder berupa dokumen APBD dan data olahan yang tersedia di DPPKAD, Disdikpora serta BPS di Kabupaten Boyolali. B. Populasi Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah sekolah yang ada di Kabupaten Boyolali. C. Sampel Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah semua SD/MI dan SMP/MTS, baik Negeri maupun Swasta di Kabupaten Boyolali. 3

D. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini diambil dari data sekunder yang tersedia di Disdikpora, DPPKAD dan BPS di kabupaten Boyolali mulai dari periode 2010-2011. 1. Anggaran pendidikan Kabupaten Boyolali periode 2010-2011. 2. Kualifikasi guru dan kepala sekolah SD, MI, SMP dan MTS, baik Negeri maupun Swasta di Kabupaten Boyolali periode 2010-2011. 3. Angka tinggal kelas SD, MI, SMP dan MTS, baik Negeri maupun Swasta di Kabupaten Boyolali periode 2010-2011. 4. Angka kelulusan dan jumlah siswa masuk SD, MI, SMP dan MTS, baik Negeri maupun Swasta di Kabupaten Boyolali periode 2010-2011. 5. Angka putus sekolah SD, MI, SMP dan MTS, baik Negeri maupun Swasta di Kabupaten Boyolali periode 2010-2011. 6. Rasio siswa, guru, dan rombel SD, MI, SMP dan MTS, baik Negeri maupun Swasta di Kabupaten Boyolali periode 2010-2011. 7. Keadaan fisik SD, MI, SMP dan MTS, baik Negeri maupun Swasta di Kabupaten Boyolali periode 2010-2011. 8. Angka partisipasi kasar Kabupaten Boyolali periode 2010-2011. 9. Angka partisipasi murni Kabupaten Boyolali periode 2010-2011. 4

E. Metode Analisis Data 1. Analisis Korelasi Indikator Input kinerja pendidikan dengan Indikator Pencapaian Kinerja Pendidikan Analisis ini digunakan untuk melihat hubungan antara input (kualifikasi guru) dengan pencapaian (jumlah angka kelulusan). Alat yang digunakan adalah pearson correlation dengan melihat tingkat signifikansi korelasi pada taraf 0,01. Variabel yang digunakan dalam analisis ini adalah kualifikasi guru dengan variabel jumlah angka kelulusan. 2. Analisis Deskriptif Keterkaitan Indikator Pencapaian Kinerja Pendidikan dengan Anggaran Pendidikan Analisis ini digunakan untuk mendeskripsikan proses keterkaitan antara pencapaian (jumlah angka kelulusan) dengan anggaran pendidikan pertahun. Alat yang digunakan adalah deskriptif data. Variabel yang digunakan dalam analisis ini adalah jumlah angka kelulusan dengan variabel anggaran pendidikan. 3. Analisis Ekuitas Capaian Kinerja Pendidikan SD/MI dan SMP/MTS Analisis sumber-sumber daya pendidikan yang dibedakan atas dasar indikator input, output, dan pencapaian pada capaian kinerja Program Wajib Belajar Pendidikan Sembilan Tahun yang berfokus pada sekolah negeri dan swasta. a. Analisis Input Analisis pada bagian ini mempertimbangkan kondisi fasilitas sekolah dan sumber daya manusia di sektor pendidikan, seperti 5

kualifikasi guru, kualifikasi kepala sekolah, rasio siswa-gururombel, keadaan fisik fasilitas sekolah, angka kecukupan anak. b. Analisis Output Analisis pada bagian ini menilai pencapaian output di sektor pendidikan dengan menganalisis berbagai indikator output dari waktu ke waktu dan membandingkan indikator-indikator tersebut degan kabupaten-kabupaten lainnya atau rata-rata nasional. Seperti angka parisipasi kasar dan murni, angka putus sekolah dan angka tinggal kelas. c. Analisis Pencapaian Analisis pada bagian ini menilai pencapaian melalui parameter prestasi akademis seperti angka kelulusan ujian. Analisis tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan urutan waktu. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Hasil Analisis Korelasi Indikator Input kinerja dengan Indikator Pencapaian kinerja Hasil analisis korelasi menunjukkan koefisien korelasi variabel angka kelulusan dan kualifikasi guru sebesar 0,840 dengan nilai positif dan signifikan 0,000 pada taraf 0,01. Hasil ini menunjukkan bahwa kualifikasi guru berkorelasi positif dengan angka kelulusan. 6

B. Hasil Deskripsi Keterkaitan Indikator Pencapaian kinerja dengan Anggaran Pendidikan Hasil penelitian deskriptif menunjukkan bahwa data rincian APBD untuk anggaran pendidikan mengalami kenaikan dari tahun 2010 sebesar Rp 488.210.279.000,00 meningkat menjadi Rp 624.190.762.000,00 pada tahun 2011. Dari anggaran tersebut dialokasikan untuk Program Wajib Belajar Sembilan Tahun pada tahun dan pembiayaan program-program yang mendukung penyelenggaraan pendidikan SD/MI dan SMP/MTS. Peningkatan anggaran tersebut dianggarkan dengan baik pada programprogam sekolah, sehingga dapat meningkatkan prosentase angka kelulusan untuk SD/MI meningkat dari tahun 2010 sebesar 99,47%, dan mengalami kenaikan tahun 2011 sebesar 99,53%, sedangkan untuk SMP/MTS meningkat dari tahun 2010 sebesar 99,48% mengalami kenaikan pada tahun 2011 sebesar 99,65%. Hal tersebut mengindikasikan bahwa anggaran pendidikan memiliki keterkaitan dengan angka kelulusan. C. Hasil Analisis Ekuitas Capaian Kinerja Pendidikan SD/MI dan SMP/MTS 1. Analisis Input Pendidikan SD/MI dan SMP/MTS a. Pendidikan SD/MI 1) Kualifikasi Guru SD/MI Capaian kinerja baik sekolah Negeri/Swasta tahun 2010 dan 2011 sudah memenuhi kualifikasi minimal akademik S1 sebesar 40%. 7

2) Kualifikasi Kepala Sekolah SD/MI Capaian kinerja baik sekolah Negeri/Swasta tahun 2010 dan 2011 sudah memenuhi kualifikasi minimal akademik S1 sebesar 75%. 3) Rasio Siswa Guru-Rombel dankekurangan/kelebihan Guru SD/MI Capaian kinerja baik Negeri maupun Swasta tidak efiesien, dikarenakan menurut standar nasional seorang guru SD/MI mengajar 28 siswa. Capian kinerja baik Negeri maupun Swasta tidak efiesien dikarenakan data menunjukkan 1 rombel kurang dari stndar nasional yaitu 28 siswa. Capaian kinerja baik Negeri maupun Swasta untuk 1 guru terdapat 1 rombel. Capaian kinerja baik Negeri/Swasta terdapat kelebihan guru, namun tidak dapat dipungkiri ada beberapa kecamatan yang mengalami kekurangan guru, sehingga perlu diadakan transfer guru dari kecamatan lain. 4) Keadaan Fisik Capaian kinerja baik Negeri/Swasta memiliki prosentase tinggi, namun untuk keadaan fisik rusak pada sekolah Swasta cukup tinggi. 8

5) Angka Kecukupan Jumlah Sekolah Capaian kinerja baik Negeri/Swasta memiliki kelebihan sekolah, namun untuk SD/MI Negeri mendekati ideal. b. Pendidikan SMP/MTS 1) Kualifikasi Guru SMP/MTS Capaian kinerja baik Negeri/Swasta tahun 2010 dan 2011 sudah memenuhi kualifikasi minimal akademik S1 sebesar 40%. 2) Kualifikasi Kepala Sekolah SMP/MTS Capaian kinerja baik sekolah Negeri/Swasta tahun 2010 dan 2011 sudah memenuhi kualifikasi minimal akademik S1 sebesar 75%. 3) Rasio Siswa-Guru-Rombel dankekurangan/kelebihan Guru SMP/MTS Capaian kinerja baik Negeri/Swasta tidak efisien, karena tidak memenuhi standar nasional, yaitu 1 rombel terdapat 3 guru mapel. Capaian kinerja baik Negeri sudah memenuhi angka ideal, namun untuk sekolah Swasta tidak efisien karena setiap rombel kurang dari 32 siswa. Capaian kinerja baik Negeri/Swasta terdapat kelebihan guru, namun ada beberapa kecamatan yang kekurangan guru, sehingga perlu diadakan transfer guru dari Kecamatan lain. 9

4) Keadaan Fisik Capaian kinerja baik Negeri/Swasta memiliki prosentase tinggi, namun untuk keadaan fisik rusak pada sekolah Swasta cukup tinggi. 5) Angka Kecukupan Jumlah Sekolah Capaian kinerja baik Negeri/Swasta menunjukkan angka ideal, sedangkan untuk sekolah Swasta mengalami kelebihan sekolah. 2. Analisis Output Pendidikan SD/MI dan SMP/MTS a. Pendidikan SD/MI 1) Angka Mengulang SD/MI Capaian kinerja baik Negeri/Swasta angka mengulang masih di atas standar nasional yaitu di atas 1%. 2) Angka Putus Sekolah SD/MI Capaian kinerja baik Negeri/Swasta telah memenuhi standar nasional yaitu di bawah 1%. 3) Angka Partisipasi Kasar SD/MI APK mengalami penurunan, namun masih di atas 80%. 4) Angka Partisipasi Murni SD/MI APM mengalami penurunan, namun masih di atas 80%. b. Pendidikan SMP/MTS 1) Angka Mengulang SMP/MTS Capaian kinerja baik Negeri/Swasta angka mengulang telah memenuhi standar nasional yaitu di bawah 1%. 10

2) Angka Putus Sekolah SMP/MTS Capaian kinerja baik Negeri/Swasta telah memenuhi standar nasional yaitu di bawah 1%. 3) Angka Partisipasi Kasar SMP/MTS APK mengalami penurunan, namun masih di atas 80%. 4) Angka Partisipasi Murni SMP/MTS APM mengalami penurunan, namun masih di atas 80%. 3. Analisis Pencapaian Pendidikan SD/MI dan SMP/MTS a. Pendidikan SD/MI 1) Angka Kelulusan SD/MI Capaian kinerja baik Negeri/Swasta telah memenuhi standar nasional yaitu di atas 90%. b. Pendidikan SMP/MTS 1) Angka Kelulusan SMP/MTS Capaian kinerja baik Negeri/Swasta telah memenuhi standar nasional yaitu di atas 90%. PENUTUP A. KESIMPULAN Kesimpulan berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan. Adapun kesimpulan tersebut adalah sebagai berikut: 1. Hasil analisis korelasi indikator input kinerja pendidikan (kualifikasi guru) dengan pencapaian kinerja pendidikan (angka kelulusan) secara 11

statistik menunjukkan kualifikasi guru berhubungan secara positif dengan angka kelulusan. 2. Terdapat keterkaitan angka kelulusan dengan anggaran pendidikan di Kabupaten Boyolali, anggaran pendidikan tersebut dianggarkan dengan baik pada program-program penyelenggaraan sekolah untuk memenuhi terlaksananya aktifitas sekolah, sehingga secara tidak langsung dapat meningkatkan angka kelulusan pendidikan SD/MI dan SMP/MTS tahun 2010-2011. 3. Capaian kinerja Program Wajib Belajar Pendidikan Sembilan Tahun secara keseluruhan baik ditinjau dari indikator input,output maupun pencapaian menunjukkan pencapaian diatas 80% atau kategori baik. F. SARAN Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan dan kesimpulan yang telah diambil, maka dapat dikemukakan saran bagi peneliti mendatang hendaknya dapat meneliti lebih luas ke sejumlah kabupaten atau kota yang ada di Indonesia agar bisa membandingkan antara satu dengan yang lain. DAFTAR PUSTAKA Amaliana. Desi. 2012. Analisis belnja Publik Program Wajib Belajar Pendidikan 9 tahun dan Kinerja Pelayanan Pendidikan di Kanbupaten Boyolali. Skripsi Sarjana (tidak dipublikasikan) Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMS: Surakarta. Anwar, Idochi. 2013. Administrasi Pendidikan dan Manajemen Biaya Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. 12

Fatah, Nanang. 1998. Studi Tentang Pembiayaan Pendidikan Sekolah Dasar. Bandung: PT Remaja Rosda Karya. Fattah, Nanang.2009. Ekonomi dan pembiayaan Pendidikan. Bandung: Rosda. Fatah, Nanang. 2012. Standar Pembiayaan Pendidikan. Bandung: Rosda. Hadiyanto. 2004. Mencari Sosol Desentralisasi Manajemen Pendidikan di Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta. Herwin, ST. 2012. Analisis Pencapaian Standar Pelayanan Minimal (SPM) Pendidikan Dasar (Studi Kasus : Kecamatan Sangir Kabupaten Solok Selatan). Mahsun, Mohamad, Firma Sulistyowati, Heribertus Andre Purwanegara 2006. Akuntansi Sektor Publik, BPFE, Yogyakarta. Mardiasmo. 2002. Akuntansi Sektor Publik, ANDI Yogyakarta. Renstra Dikpora. 2009. Rencana Strategis Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Boyolali Revisi Tahun 2010 Indikatif 2011-2015. Republik Indonesia, 2005, Peraturan pemerintah No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional pendidikan, psal 62. Republik Indonesia, Undang-Undang No. 10 Tahun 2010 tentang APBN TA 2011. Republik Indonesia, 1945, Undang-Undang Dasar 1945, pasal 31. Republik Indonesia, 1945, Undang-Undang Dasar 1945, pasal 28C ayat (1). Republik Indonesia, 2005, Undang-Undang No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, pasal 13. Republik Indonesia, 1989, Undang-Undang Nomor 2 tahun 1989 tentang Sisdiknas pasal 1 ayat (10). Republik Indonesia, 2003, Undang-Undang No.20 tahun 2003 tentang Sistem pendidikan Nasional, pasal 1, 11, 12, 34, dan 49. Sari et al, 2014. Kinerja dinas pendidikan dalam meningkatkan mutu pendidikan (Studi Kasus pada Renstra Dinas Pendidikan Kota Malang Tahun 2009-2014). Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 1,.No. 5, Hal 1010-1015. Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta 13

Suyanto, 2010. Kebijakan Pemerintah tentang Pelaksanaan Hak atas Pendidikan Dasar Di Indonesia. Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar Menengah Kementrian Pendidikan Nasional. Syamsudin, 2009. Pengaruh Biaya Pendidikan Terhadap Mutu Hasil Belajar melalui Mutu Proses Belajar Mengajar Pada Sekolah Menengah Pertama di Kabupaten Asahan. Program Magister Sains Sekolah Pasca Sarjana Akuntansi Universitas Sumatera Utara. Tesis. Wakhinuddin S. 2009. Angka Partisipasi dalam Pendidikan. http://wakhinuddin.wordpress.com Wibowo, Agus. 2013. Akuntabilitas Pendidikan Untuk Meningkatkan Mutu dan Citra Sekolah. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Widiyanto, Joko. 2010. Buku SPSS For Windows Untuk Analisis Data Statistik dan Penelitian. Universitas Muhamadiyah Surakarta. World Bank. 2008. Investasi dalam Pendidikan pada Tingkat Kabupaten/Kota di Indonesia. Jakarta. World Bank. 2009. BEC-TF Pedoman Praktis: Analisis Belanja Publik Pendidikan Dasar di Tingkat Kab/Kota. Jakarta. 14