PERANAN PEMBERIAN KUNING TELUR DENGAN DOSIS PENGENCERAN YANG BERBEDA TERHADAP TINGKAT KELANGSUNGAN HIDUP BENIH IKAN MAS

dokumen-dokumen yang mirip
Lampiran I. Diagram Pembuatan Tepung Limbang Udang Terfermentasi. Limbah udang (kulit) 1000 gram. Dibersihkan dari benda asing

Lampiran 1. Diagram Alir Pembuatan Kefir dan Uji Kualitas Susu Sapi. Pasteurisasi susu sapi. Pendinginan susu pasteurisasi

Perlakuan Lama Waktu 2 minggu. 4 Minggu. Ket: (I). Inti, (S).Sinusoid. Ket: (I). Inti, (L).Lemak. Ket: (I). Inti, (S).Sinusoid

Lampiran 1. Hasil Identifikasi Tumbuhan

BAB IV PELAKSANAAN, HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Lampiran 1. Surat Permohonan Ijin Penelitian di Laboratorium Mikrobiologi FK UKM

7. LAMPIRAN. x100% = 13,72% x100% = 15,90% 5,03. Sampel AK64. Ulangan 1: 0,75 x100% = 14,94% 5,02 Ulangan 2: 0,8 x100% = 16,00% 5,00 Ulangan 3: 0,8

Lampiran 1: Pengukuran kadar SOD dan kadar MDA Mencit a. Pengukuran kadar SOD mencit HEPAR. Dicuci dalam 1 ml PBS

Lampiran 1. Bagan Alur Posedur Pembuatan Pakan Diet Tinggi Lemak. Dicampur rata sampai setengah padat

Lampiran 1 Gambar buah kelapa hijau (cocos nucifera)

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Deskripsi Umum Obyek Penelitian. 1. Profil Pasar Tradisional Prajurit Kulon Kota Mojokerto

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

LAMPIRAN. Cases. VolumeUdem KontrolNegatif % 0.0% % VolumeUdem KontrolNegatif Mean % Confidence Interval for Mean

Lampiran 1 Jaringan Kolon Mencit Kelompok Kontrol Negatif

Lampiran 1: Data Sebelum Dan Sesudah Perlakuan. Kadar Glukosa Darah Puasa (mg%) Setelah Induksi Aloksan. Setelah Perlakuan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

LAMPIRAN 1 Perhitungan Dosis Bahan Uji Dan Pembanding. x = g/kgbb/hr

Kaki Ayam Broiler. Direbus pada suhu 80 0 C selama 60 menit. Tulang dan daging dipisahkan untk mempermudah pengeringan. Dioven pada suhu 40 0 C

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Lampiran 1. Surat Keterangan Determinasi Tanaman Ceplukan (Physalis angulata L).

LAMPIRAN 1 Perhitungan Dosis Bahan Uji dan Pembanding

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

LAMPIRAN 1 PEMBUATAN EKSTRAK ETANOL BIJI PALA

BAB IV HASIL PENELITIAN. untuk menguraikan kecenderungan jawaban responden dari tiap-tiap variabel,

Lampiran Universitas Kristen Maranatha

Universitas Sumatera Utara

Jawaban Tes Praktikum Pengolahan Data Diklat Metode Penelitian Percobaan dan Pengolahan Data

Lampiran 2. Perhitungan Kadar Serat dan Zat Besi Pada Cookies

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1 SDN Mangunsari 07 Salatiga Eksperimen % 2 SDN 03 Karangrejo Kontrol

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hari ke-1 Pembelian mencit dari FMIPA ITB Bandung. Hari ke-1 sampai ke-7 Aklitimasi/adaptasi mencit hingga mencapai usia dan berat ideal

BAB IV HASIL PENELITIAN. terhadap hasil belajar siswa kelas VII pada materi Himpunan MTs Aswaja

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

LAMPIRAN 1 PERHITUNGAN DOSIS. Perhitungan dosis pembanding (Andriol)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. peneliti melakukan dokumentasi berupa foto-foto selama penelitian berlangsung.

LAMPIRAN 1 PERHITUNGAN DOSIS

BAB IV HASIL PENELITIAN

LAMPIRAN HASIL OUTPUT PENILAIAN UJI HEDONIK. One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Warna K. Overall K N

Sel dihitung menggunakan kamar hitung Improved Neaubauer dengan metode perhitungan leukosit (4 bidang sedang) dibawah mikroskop cahaya.

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Proses Pelaksanaan Kegiatan Membaca Manaqib Syaikh Abdul

= 0,5 gr daun pegagan kering dilarutkan dalam 100 ml akuades.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

FORMULIR DAYA TERIMA (UJI KESUKAAN) MIE BASAH JAMUR TIRAM

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

LAMPIRAN II HASIL PERHITUNGAN KONVERSI DOSIS

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

LAMPIRAN 1 KONVERSI DOSIS

Lampiran 1. Analisis presentase karkas ayam pedaging. Perlakuan

BAB IV HASIL PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Al Huda Bandung Kabupaten Tulungagung.

Tabel. Pengamatan Jumlah Mortalitas Larva Instar III Plutella xylostella Hama yang diinfeksikan. Persentase Mortalitas (%)Pengamatan ke-

BAB IV HASIL PENELITIAN. yang berkaitan dengan variabel-variabel penelitiam. Variabel-variabel yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. Dalam penelitian ini yang menjadi sampel adalah anak didik daycare yang

BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Lampiran 1. Surat Hasil Identifikasi Tumbuhan

Daftar Komposisi Buah dan Sayur (per 100 gram)

BAB IV HASIL PENELITIAN & PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini, akan dipaparkan mengenai hasil penelitian mengenai cara

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Analisis Bagi Hasil di BSM (Bank Syariah Mandiri)

Lampiran 1. Hasil TPC pada media selektif dari tiap mikroba

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. teori yang menjadi dasar dan data yang diperoleh dari Badan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

LAMPIRAN A. HASIL STANDARISASI SPESIFIK EKSTRAK TEH (Camellia sinensis Linn.) 1 5,40 2 5,42 3 5,42 x ± SD 5,41 ± 0,01.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. kecenderungan jawaban responden dari tiap-tiap variabel, baik mengenai

Perhitungan dosis ekstrak etanol buah mengkudu (EEBM) (Morinda citrifolia)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. terlebih dahulu untuk mendapatkan hasil yang akurat. Berdasarkan statistik deskriptif diperoleh hasil sebagai berikut :

LATIHAN SPSS I. A. Entri Data

KONVERSI DOSIS. Berat rerata hewan coba yang digunakan dalam penelitian = 22.5 gram. Dosis Asetosal = 30 mg/100 g tikus ( Wahjoedi, 1989)

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

Lampiran 1. Data Bobot Badan Ayam Arab (Gallus turcicus) Sebelum Diberi Perlakuan dan Perhitungan Koefisiensi Keragaman Bobot Badan

Cara perhitungan dosis ekstrak etanol Bawang Putih

Lampiran 1. Diagram Pembuatan Tepung Kaki Ayam Broiler. Kaki Ayam Broiler. Direbus pada suhu 80 0 C selama 60 menit. Dioven pada suhu 40 0 C.

Perhitungan Dosis Bahan Uji Dan Pembanding

BAB 4 ANALISIS PENELITIAN Profil Partisipan Pada pengambilan data di lapangan, peneliti memperoleh partisipan

LAMPIRAN I SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN UNTUK IKUT SERTA DALAM PENELITIAN (INFORMED CONSENT)

Keterangan : E = L 2 + a 2 + b 2 E = intensitas warna L, a, b = dapat dilihat dari hasil pengukuran menggunakan chromameter

BAB IV HASIL PENELITIAN. kecenderungan jawaban responden dari tiap-tiap variabel, tentang budaya. religius dan pembentukan karakter peserta didik.

Lampiran I. Diagram Pembuatan Tepung Kaki Ayam Broiler. Kaki Ayam Broiler. Direbus pada suhu 80 0 C selama 60 menit. Dioven pada suhu 40 0 C

BAB IV HASIL PENELITIAN. pengaruh model pembelajaran contextual teaching and learning (CTL)

LAMPIRAN. 1. Pertambahan tinggi tanaman kacang hijau (Vigna radiata) Jenis Perlakuan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. keharmonisan keluarga dengan rasa percaya diri siswa di SMP Negeri 3 Kota

Case Processing Summary. Cases. Valid Missing Total. Umur * Kecelakaan Kerja % 0 0.0% % Pendidikan * Kecelakaan Kerja

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. yang terletak di Jl. Cendrawasih No. 20 Jember. Penelitian dilaksanakan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

LAMPIRAN A. Angket Penelitian

Tests of Normality. Statistic df Sig. Statistic df Sig. AW_Segar,071 54,200 *,958 54,054 AW_Kering,118 54,059,954 54,037. Tests of Normality

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

Pembuatan Ekstrak Menggunakan Pelarut Organik

Transkripsi:

PERANAN PEMBERIAN KUNING TELUR DENGAN DOSIS PENGENCERAN YANG BERBEDA TERHADAP TINGKAT KELANGSUNGAN HIDUP BENIH IKAN MAS Maria Agustini The Departement of Fisheries, Faculty of Agriculture, Dr. Soetomo University, Jl. Semolowaru 84, Surabaya. maria.agustini@uitomo.ac.id ABSTRACT : This research concerning dose thinning of different egg yolk to goldfish seed. To obtain;get dose thinning of best egg yolk as initial feed to storey of continuity of goldfish seed life. Research result indicate that storey continuity of different life, with storey continuity of highest life is treatment of C 60,36 % followed treatment of D 56,5 % treatment of B 52,62%%,, treatment of A 48,9 % and low treatment is treatment of E that is 45,56 %. Keyword : egg yolk, Goldfish seed, continuity of life 1

ROLE OF GIFT OF EGG YOLK WITH DIFFERENT THINNING DOSE TO FOR SURVIVAL RATE LEVEL GOLDFISH SEED Maria Agustini The Departement of Fisheries, Faculty of Agriculture, Dr. Soetomo University, Jl. Semolowaru 84, Surabaya. maria.agustini@uitomo.ac.id ABSTRAK Penelitian ini mengenai dosis penipisan kuning telur berbeda dengan benih ikan mas. Untuk mendapatkan dosis kuning telur kuning terbaik sebagai pakan awal untuk kelangsungan hidup benih ikan mas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kelangsungan hidup yang berbeda, dengan tingkat kelangsungan hidup tertinggi adalah perlakuan C 60,36% diikuti perlakuan D 56,5% perlakuan B 52,62 %%,, pengobatan A 48,9% dan Perlakuan rendah adalah pengobatan E yaitu 45,56%. Kata kunci: kuning telur, biji ikan goldfish, kontinuitas hidup 2

PENDAHULUAN Berkembangnya usaha budidaya diikuti dengan terjadinya peningkatan kebutuhan benih ikan mas. Peningkatan kebutuhan benih ikan mas menyebabkan para petani bersaing dalam penyediaan benih yang bermutu baik. Untuk mendapatkan benih yang baik dilakukan perbaikan kualitas dan kuantitas benih dengan cara penyediaan atau pemberian pakan tambahan (Susanto dan Rochdianto, 1997). Pembenihan ikan mas secara intensif diutamakan dengan pemberian pakan buatan. Pakan yang berkualitas mengandung zat-zat makanan yang cukup, yaitu protein, karbohidrat, lemak, vitamin dan mineral (Djoko suseno, 2000). Menurut Direktorat Gizi Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1992 bahwa kandungan kuning telur ayam yaitu protein 16,3 gr, lemak 31,9 gr, karbohidrat 0,7 gr dan Vit. B1 0,27 gr. Tujuan dari penelitian untuk memperoleh dosis pengenceran microkapsul kuning telur ayam yang mempunyai pengaruh terbaik sebagai pakan awal terhadap tingkat kelangsungan hidup benih ikan mas METODE Penelitian ini menggunakan metode percobaan. Rancangan yang dipakai adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL). Percobaan dilaksanakan dengan lima perlakuan dan lima kali ulangan. Perlakuan adalah dosis pengenceran kuning telur, dimana perlakuan A pengenceran 50 cc, perlakuan B pengenceran 100 cc, perlakuan C pengenceran 150 cc, perlakuan D pengenceran 200 cc, perlakuan E pengenceran 250 cc. Variabel yang diamati adalag tingkat kelangsungan hidup. Data dianalisis dengan analisis sidik ragam (ANOVA), bila signifikan dilanjutkan dengan uji Beda Nyata terkecil (BNT). HASIL DAN PEMBAHASAN Pengamatan penelitian dilakukan selama 7 (tujuh) hari. Berdasarkan hasil pengamatan tentang peranan pengenceran kuning telur dengan dosis yang berbeda sebagai pakan awal terhadap tingkat kelangsungan hidup benih ikan mas menghasilkan prosentase yang berbeda untuk setiap perlakuan. Rata-rata kelangsungan hidup benih ikan mas tertinggi ditunjukkan perlakuan C, yakni sebesar 60,36%, sedangkan perlakuan E dengan dosis pengenceran kuning telur 150 cc memberikan tingkat kelangsungan hidup paling rendah yakni 45,56%. Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 1, sedangkan secara visual disajikan pada gambar 1. Tabel 1. Data Kisaran Rata-Rata dan Stándar Deviasi Tingkat Kelangsungan Hidup Benih Ikan Mas Perlakuan Standar Deviasi Kisaran Rata-Rata (%) A B ± 4,185 ± 11,224 47,3-50 48,6-54,6 48,90 52,62 C ± 2,111 59,3-61,6 60,36 D ± 3,38 54,6-58 56,50 E ± 5,876 44-47,6 45,56 3

Sumber : Data Primer Diolah (2007) Gambar 1. Rata-Rata Tingkat Kelangsungan Hidup Benih Ikan Mas Uji Asumsi Sebelum data tingkat kelangsungan hidup dianalisis dilakukan uji asumsi homogenitas (uji Levene) dan normalitas (uji Kolmogorov-Smirnov). Uji Levene menunjukkan p=0,105 > α=0,05, artinya data tingkat kelangsungan hidup memenuhi asumsi homogenitas (tabel 2). Uji Kolmogorov Smirnov menunjukkan p=0,551> α=0,05, artinya data tingkat kelangsungan hidup memenuhi berdistribusi normal (tabel 3). Plot uji normalitas juga terlihat titik-titik berada disekitar garis linier (gambar 2). Tabel 2. Uji Homogenitas Test of Homogeneity of Variance Tingkat Kelangsungan Hidup Benih Ikan Mas Levene Statistic df1 df2 Sig. 2.207 4 20.105 Sumber : Data Primer Diolah (2007) Tabel 3. Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test 4

Tingkat Kelangsungan Hidup N 25 Normal Parameters(a,b) Mean 52.788 Std. Deviation 5.3848 Most Extreme Differences Absolute.159 Positive.159 Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) Negative -.125.796.551 a Test distribution is Normal. b Calculated from data. Sumber : Data Primer Diolah (2007) Gambar 2. Plot Uji Normalitas Tingkat Kelangsungan Hidup Tingkat Kelangsungan Hidup Benih Ikan Mas Untuk menguji apakah dosis pengenceran kuning telur yang berbeda berpengaruh terhadap tingkat kelangsungan hidup dilakukan penghitungan analisa sidik ragam (ANOVA). Hasil uji F terlihat F Hitung = 74,95 lebih besar dari F tabel 1% = 4,43, artinya dosis pengenceran kuning telur yang berbeda berpengaruh terhadap tingkat kelangsungan hidup benih ikan mas. Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4. Tabel 4. Analisa Sidik Ragam Peranan Pengenceran Kuning Telur Dengan Dosis Yang berbeda Terhadap Tingkat Kelangsungan Hidup Benih Ikan Mas Sumber Variasi db JK KT F Hitung F Tabel 5% 1% Perlakuan 4 692,52 173,13 74,95 2,87 4,43 Sisa 20 46,19 2,31 Total 24 738,71 Sumber: Data Primer Diolah (2007) 5

Pengaruh perlakuan dosis pengenceran kuning telur tertinggi sampai dengan yang terendah diketahui dengan uji Beda Nyata Terkecil (BNT). Hasil analisa ini akan mendapatkan perlakuan tertinggi yang direkomendasikan dipakai sebagai pakan awal pembenihan ikan mas. Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 5 di bawah ini. Tabel 5. Uji Beda Terkecil (BNT) (I) Dosis Pengenceran (J) Dosis Pengenceran Mean Difference (I-J) Sig. Lower Bound Lower Bound Dosis Pengenceran 50 cc Dosis Pengenceran 100 cc -3.7200(*).000 Dosis Pengenceran 150 cc -11.4600(*).000 Dosis Pengenceran 200 cc -7.6000(*).000 Dosis Pengenceran 250 cc 3.3400(*).000 Dosis Pengenceran 100 cc Dosis Pengenceran 50 cc 3.7200(*).000 Dosis Pengenceran 150 cc -7.7400(*).000 Dosis Pengenceran 200 cc -3.8800(*).000 Dosis Pengenceran 250 cc 7.0600(*).000 Dosis Pengenceran 150 cc Dosis Pengenceran 50 cc 11.4600(*).000 Dosis Pengenceran 100 cc 7.7400(*).000 Dosis Pengenceran 200 cc 3.8600(*).000 Dosis Pengenceran 250 cc 14.8000(*).000 Dosis Pengenceran 200 c Dosis Pengenceran 50 cc 7.6000(*).000 Dosis Pengenceran 100 cc 3.8800(*).000 Dosis Pengenceran 150 cc -3.8600(*).000 Dosis Pengenceran 250 cc 10.9400(*).000 Dosis Pengenceran 250 cc Dosis Pengenceran 50 cc -3.3400(*).000 Dosis Pengenceran 100 cc -7.0600(*).000 Dosis Pengenceran 150 cc -14.8000(*).000 Dosis Pengenceran 200 cc -10.9400(*).000 Sumber : Data Primer Diolah (2007) Tabel 6 di bawah ini menyajikan homogenous subset hasil olahan program SPSS tingkat kelangsungan hidup. Tabel 6. Homogeneous Subsets Uji Beda Nyata Terkecil (BNT) Tingkat Kelangsungan Tukey HSD (Beda Nyata Jujur) Dosis Pengenceran N Subset for alpha =.05 Dosis Pengenceran 250 cc (E) 5 45.560 e Dosis Pengenceran 50 cc (A) 5 48.900 d Dosis Pengenceran 100 cc (B) 5 52.620 c Dosis Pengenceran 200 cc (D) 5 56.500 b Dosis Pengenceran 150 cc (C) 5 60.360 a Sig. 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 Means for groups in homogeneous subsets are displayed. a Uses Harmonic Mean Sample Size = 5.000. Keterangan : tanda superskrip yang berbeda pada setiap kolom dan baris menunjukkan perbedaan yang nyata Hasil pengenceran kuning telur ayam masing-masing perlakuan memberikan prosentase tingkat kelangsungan hidup tertinggi hingga terendah secara berurutan adalah sebagai berikut : perlakuan C dengan dosis pengenceran 6

150 cc memberikan tingkat kelangsungan hidup 60,36 %, dengan perlakuan D dosis pengenceran 200 cc memberikan tingkat kelangsungan hidup 56,5 %, perlakuan B dengan dosis pengenceran 100 cc memberikan tingkat kelangsungan hidup 52,62 %, perlakuan A dengan dosis pengenceran 50 cc memberikan tingkat kelangsungan hidup 48,9 % dan yang terendah adalah perlakuan E dengan dosis pengenceran 250 cc yang memberikan tingkat kelangsungan hidup 45,56 %. Dosis pengenceran 150 cc pada perlakuan C memberikan pengaruh terbaik terhadap tingkat kelangsungan hidup benih ikan mas, hal ini sesuai dengan pendapat Sumeru dan Suzy (1992) dalam percobaannya terhadap larva udang windu. Pada perlakuan C dosis pengenceran 150 cc tidak mempengaruhi kandungan zat gizi dalam telur, hal ini merupakan salah satu faktor sehingga perlakuan C memberikan tingkat kelangsungan hidup yang paling tinggi diantara perlakuan yang lainnya. Sutisna dan Sutarmanto (1995) berpendapat bahwa makanan yang pertama kali dimakan oleh larva harus memenuhi kebutuhan nutrisi bagi tubuhnya dan mengandung energi yang cukup untuk menentukan kelangsungan hidupnya. Disamping itu juga dipengaruhi oleh kandungan vitamin dan mineral dalam pakan yang memberikan tiga keuntungan yaitu meningkatkan efisiensi makanan, menekan penurunan kualitas air dan meningkatkan daya tubuh ikan. Dengan energi yang cukup dalam memenuhi kebutuhan tubuh larva, juga kandungan vitamin dan mineral yang sesuai akan menunjang daya tahan tubuh larva ikan mas sehingga mempunyai kelangsungan hidup tertinggi. Perlakuan A dengan dosis pengenceran 50 cc dengan tingkat kelangsungan hidup 48,9 % dan perlakuan B dengan dosis pengenceran 100 cc tingkat kelangsungan hidup 52,62 %, pada perlakuan A dan perlakuan B karena pengencerannya lebih sedikit sehingga menghasilkan larutan kuning telur ayam yang lebih pekat dan hal ini mempengaruhi ruang gerak larva sehingga mempunyai tingkat kematian yang lebih besar dibandingkan dengan tingkat kematian pada perlakuan C. Perlakuan D dengan dosis pengenceran 200 cc dengan tingkat kelangsungan hidup 56,5 % dan perlakuan E dengan dosis pengenceran 250 cc dengan tingkat kelangsungan hidup 45,56 % keduanya memberikan hasil yang tidak jauh berbeda karena secara fisik kedua perlakuan tersebut mempunyai pengenceran yang lebih banyak dan secara langsung mempengaruhi kandungan nutrisi kuning telur ayam. Tingginya tingkat kematian yang terjadi pada perlakuan D dan perlakuan E dipengaruhi oleh kandungan nutrisi yang sedikit menyebabkan kandungan energi juga sedikit sehingga tidak mencukupi kebutuhan larva dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya. Dalam hasil analisa uji tabel Beda Nyata Terkecil didapat hasil bahwa perlakuan C mempunyai notasi a, perlakuan D mempunyai notasi b, perlakuan B mempunyai notasi c, perlakuan A mempunyai notasi d, sedangkan perlakuan E mempunyai notasi e, yang menyatakan bahwa masing-masing perlakuan mempunyai nilai yang berbeda. Perhitungan standar deviasi dimaksudkan untuk mengetahui selisih atau simpangan antara masing-masing data agar penyebaran data terkonsentrasi di sekitar rata-rata. Semakin kecil deviasinya menghasilkan penyebaran data yang baik. Dalam perlakuan-perlakuan yang ada, perlakuan C mempunyai standar deviasi yang paling kecil, hal ini semakin mendukung bahwa perlakuan C adalah perlakuan yang mempunyai pengaruh terbaik. 7

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Dosis pengenceran kuning telur ayam 150 cc memberikan pengaruh terbaik terhadap tingkat kelangsungan hidup benih ikan mas sebesar 60,36 %. Energi yang dihasilkan dalam pengenceran kuning telur ayam yang dimakan oleh larva cukup untuk memenuhi kebutuhan larva dalam menunjang daya tahan tubuhnya untuk mempertahankan hidup. Saran Guna mendapatkan tingkat kelangsungan hidup benih ikan mas yang tinggi, maka dalam kolam pembenihan perlu diberikan makanan berupa hasil pengenceran kuning telur dengan dosis pengenceran 150 cc, sebagai pakan awal setelah cadangan makanan dalam kantong kuning telur habis. DAFTAR PUSTAKA Direktorat Gizi Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1992. Komposisi Bahan Makanan Jakarta: Bhratara. Daftar Susanto, H., dan A. Rochdianto, 1997. Kiat Budidaya Ikan Mas di Lahan Kritis, Jakarta: Penebar swadaya. Suseno, D., 2000. Pengelolaan Usaha Pembenihan Ikan Mas. Jakarta: Penebar Swadaya Sumeru S., dan A. Suzy, 1992. Pakan Udang Windu, Yogyakarta: Kanisius. Sutisna, D.H., dan Sutarmanto, 1995. Pembenihan Ikan Air Tawar. Yogyakarta: Kanisius. 8