LAMPIRAN. 200 mg / L Minyak dan lemak 25 mg/l. Amoniak (N-NH.-,) 0,5 nig/l

dokumen-dokumen yang mirip
Lampiran 1. Prosedur Analisis

LAMPIRAN I PROSEDUR ANALISA TSS

METODOLOGI PENELITIAN

Lampiran III Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : 06 Tahun 2007 Tanggal : 8 Mei 2007

Lokasi penelitian bertempat di Laboratorium Teknofisikokimia Puslitbang. Indonesia Batang Jawa Tengah, yaitu limbah cair tekstil

Air dan air limbah Bagian 21: Cara uji kadar fenol secara Spektrofotometri

Air dan air limbah Bagian 14: Cara uji oksigen terlarut secara yodometri (modifikasi azida)

BAB 3 METODE PERCOBAAN Penentuan Kadar Kebutuhan Oksigen Kimiawi (KOK) a. Gelas ukur pyrex. b. Pipet volume pyrex. c.

PENGUJIAN AMDK. Disampaikan dalam Pelatihan AIR MINUM

BAB 3 ALAT DAN BAHAN. 1. Gelas ukur 25mL Pyrex. 2. Gelas ukur 100mL Pyrex. 3. Pipet volume 10mL Pyrex. 4. Pipet volume 5mL Pyrex. 5.

Air dan air limbah Bagian 19: Cara uji klorida (Cl - ) dengan metode argentometri (mohr)

BAB III METODE PENELITIAN. Ubi jalar ± 5 Kg Dikupas dan dicuci bersih Diparut dan disaring Dikeringkan dan dihaluskan Tepung Ubi Jalar ± 500 g

Udara ambien Bagian 8: Cara uji kadar oksidan dengan metoda neutral buffer kalium iodida (NBKI) menggunakan spektrofotometer

Peralatan : 1. Labu digesti, sebaiknya gunakan tabung kultur borosilikat dengan tutup (model TFE-lined screw)

BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Tanah dan di Laboratorium Limbah

BAB III METODE PENGUJIAN. Rempah UPT.Balai Pengujian dan Sertifikasi Mutu Barang (BPSMB) Jl. STM

BAB III METODE PENELITIAN

Penentuan parameter kualitas air secara kimiawi. oleh: Yulfiperius

BAB III METODE PENELITIAN

LAMPIRAN. 3. Pembuatan natriimi tiosulfat 0,02 N Sebanyak 20 ml natrium tiosulfat 0,1 N diencerkan dalam 100 ml aquadest

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari Bulan Januari sampai dengan bulan Juni 2015

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus sampai dengan bulan Oktober

Metodologi Penelitian

dimana a = bobot sampel awal (g); dan b = bobot abu (g)

DAFTAR PEREAKSI DAN LARUTAN

Lampiran 1 Bagan alir penelitian

Lampiran 1. Prosedur analisis karakteristik kompos

PEMBUATAN REAGEN KIMIA

Bab III Metodologi Penelitian

LAMPIRAN. 1.Dokumentasi Kegiatan 1.1 Persiapan rangkaian akuaponik. 1.2 Pencarian tanaman Genjer

Uji emisi formaldehida panel kayu metoda analisis gas

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Maret Juli 2015 di Laboratorium

Oleh : Putri Paramita ( )

Desikator Neraca analitik 4 desimal

Bab III Metodologi. III. 2 Rancangan Eksperimen

Pereaksi-pereaksi yang digunakan adalah kalium hidroksida 0,1 N, hidrogen

Air dan air limbah Bagian 13: Cara uji kalsium (Ca) dengan metode titrimetri

Lampiran 1. Analisis Kadar Pati Dengan Metode Luff Schroll (AOAC, 1995)

Metodologi Penelitian

Lampiran 1. Bagan Kerja Metode Winkler untuk Mengukur Kelarutan Oksigen (DO) (Suin, 2002) Sampel Air. Sampel Dengan Endapan Putih/Coklat 1 ml H 2

Udara ambien Bagian 1: Cara uji kadar amoniak (NH 3 ) dengan metoda indofenol menggunakan spektrofotometer

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Air dan air limbah Bagian 30 : Cara uji kadar amonia dengan spektrofotometer secara fenat

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu Dan Tempat Penelitian. B. Alat dan Bahan

Air dan air limbah Bagian 31 : Cara uji kadar fosfat dengan spektrofotometer secara asam askorbat

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA

III. BAHAN DAN METODE

PENYISIHAN KESADAHAN dengan METODE PENUKAR ION

BAB 3 BAHAN DAN METODE

Ektrak KCl 1 N : Sebanyak 74,55 g kristal KCl dilarutkan ke dalam labu takar 1000 ml dengan akuades.


Pupuk super fosfat tunggal

Lampiran 1. Kriteria penilaian beberapa sifat kimia tanah

LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. waterbath, set alat sentrifugase, set alat Kjedalh, AAS, oven dan autoklap, ph

Lampiran. Lampiran I. Rancangan Percobaan. Laaitan standar formaldehid. Sampel 2 macam. Persiapan sampel dengan. Penentuan Panjang gelombang optimum

Atas kesediaan Bapak/Ibu saya ucapkan terima kasih.

III. METODE PENELITIAN

Pupuk kalium sulfat SNI

Perhitungan nilai konsentrasi gas SO 2 yang terjerap. Analisis data. Penulisan skripsi. Selesai

Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 7: Cara uji kadar hidrogen sulfida (H 2 S) dengan metoda biru metilen menggunakan spektrofotometer

Alat yang digunakan pada analisis kuantitatif protein kasar adalah

A = berat cawan dan sampel awal (g) B = berat cawan dan sampel yang telah dikeringkan (g) C = berat sampel (g)

BAB 3 PERCOBAAN. Pada bab ini dibahas mengenai percobaan yang dilakukan meliputi bahan dan alat serta prosedur yang dilakukan.

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK 2 PENENTUAN KADAR KLORIDA. Senin, 21 April Disusun Oleh: MA WAH SHOFWAH KELOMPOK 1

BAHAN DAN METODE. Laboratorium Teknologi Pangan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara,

BAB III Alatdan Bahan Alat-Alat

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini digunakan berbagai jenis alat antara lain berbagai

III. BAHAN DAN METODE. Aplikasi pengawet nira dan pembuatan gula semut dilakukan di Desa Lehan Kecamatan

HASIL DAN PEMBAHASAN. dicatat volume pemakaian larutan baku feroamonium sulfat. Pembuatan reagen dan perhitungan dapat dilihat pada lampiran 17.

SNI Standar Nasional Indonesia

LAMPIRAN A. Prosedur pembuatan larutan dalam penelitian pemanfaatan minyak goreng bekas. labu takar 250 ml x 0,056 = 14 gram maka

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Lampiran 1. Bagan percobaan pada masing-masing Perlakuan Penelitian di laboratorium.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Pupuk dolomit SNI

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian Materi Prosedur Pembuatan MOL Tapai dan Tempe Pencampuran, Homogenisasi, dan Pemberian Aktivator

PENENTUAN KADAR CuSO 4. Dengan Titrasi Iodometri

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan berdasarkan bagan alir yang ditunjukkan pada gambar 3.1

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PERCOBAAN. dilakukan di Laboratorium PDAM Tirtanadi Deli Tua yang berada di Jalan

Lampiran 1. Prosedur kerja analisa bahan organik total (TOM) (SNI )

SNI Standar Nasional Indonesia

III. METODOLOGI. 1. Analisis Kualitatif Natrium Benzoat (AOAC B 1999) Persiapan Sampel

Air dan air limbah Bagian 2: Cara uji kebutuhan oksigen kimiawi (KOK) dengan refluks tertutup secara spektrofotometri

LAMPIRAN 1. PROSEDUR ANALISIS CONTOH TANAH. Pertanian Bogor (1997) yang meliputi analisis ph, C-organik dan P-tersedia.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Metodologi Penelitian. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metodologi

G O N D O R U K E M 1. Ruang lingkup

Konsentrasi (μg/m 3 )*** Perubahan konsentrasi (μg/m 3 )****

Air dan air limbah - Bagian 22: Cara uji nilai permanganat secara titrimetri

BAB III METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Minyak Atsiri dan Bahan

LOGO ANALISIS KUALITATIF KATION DAN ANION

METODE ANALISIS. ph H 2 O (1:5) Kemampuan Memegang Air (Water Holding Capacity)

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Riset dan Standarisasi Industri Bandar

Lampiran 1. Prosedur Analisa Sampel

Lampiran 1. Prosedur Analisa Karakteristik Bumbu Pasta Ayam Goreng 1. Kadar Air (AOAC, 1995) Air yang dikeluarkan dari sampel dengan cara distilasi

Catatan : Jika ph H 2 O 2 yang digunakan < 4,5, maka ph tersebut harus dinaikkan menjadi 4,5 dengan penambahan NaOH 0,5 N.

IV. METODE PENELITIAN. lokasi PT Ricry Kelurahan Meranti Pandak Pekanbaru. Air sumur, tahi ayam dan Moina sp.

Transkripsi:

LAMPIRAN Lampiran 1. a. Keputusan Gubemur Kepala Daerah Tingkat I Riau Nomor KPTS.764/ XI1/1994 t&ntang baku mutu air terproduksi penambangan minyak bumi di darat, tanggal 22 Desember 1994. Parameter Konsentrasi Maksimum BOD5 100 mg/l COD 200 mg / L Minyak dan lemak 25 mg/l Temperatur 45''C Amoniak (N-NH3) 10 mg/l Fenol 0,5 mg/l Sulfida (H2S) 10 mg/l PH 6,0-9,0 Catatan: Diberlakukan bagi kegiatan yang sudah beroperasi sebelum ditetapkan keputusan ini, dengan pengertian pada tahun 2000 telah mencapai baku mutu seperti pada keputusan dibawah ini. b. Keputusan Gubemur Kepala Daerah Tingkat 1 Riau Nomor KPTS.764/ XI1/ 1994 tentang baku mutu air terproduksi penambangan minyak bumi di darat, tanggal 22 Desember 1994. Parameter Konsentrasi Maksimum BODs 60 mg/l COD 160 mg/l Minvak dan lemak 15 mg/l Temperatur 40"C Amoniak (N-NH.-,) 0,5 nig/l Fenol 0,4 mg/l SullidalH.S) 0,5 mg/l pm 6,0 9.0 Catatan: Diberlakukan bagi kegiatan baru, yaitu beroperasi setelah ditetapkan keputusan ini. 28

Lampiran 2. SKEMA KERJA SERI A + EM Aktif L-500 SERIB + EM Teradaptasi 1:500 SERIC tanpa EM 20 liter 20 liter 20 liter ariabel waktu analisis; 0 hari, 7 hari, 14 hari, 21 hari, 28 hari dan 35 hari Parameter: ph, BOD, COD, Amoniak, Minyak dan lemai: : 70

Lampiran 3. Pembuatan Reagen 1. Larutan standar kalium dikromat 0,250 N Digunakan labu takar 1 liter untuk melarutkan 12,259 g K2Cr207 (telah dikeringkan dalam oven suhu 105 C selama 2 jam dan didinginkan dalam desikator untuk menghilangkan kelembaban), tambahkan air suling sampai 1000 ml. 2. Larutan baku K2Cr207 0,025 N Diambil 100 ml larutan baku K2Cr207 0,250 N dalam labu ukur 1000 ml kemudian diencerkan dengan air suling hingga tanda batas. 3. Larutan standar fero amonium sulfat Dilanitkan 9,8 g Fe (NH4)2 (S04)2.6H20 kedalam 100 ml air suling, ditambahkan 20 ml H2SO4 pekat (larutan menjadi hangat). Kemudian didinginkan dengan merendam labu takar dalam air yang mengalir. Ditambahkan air suling sampai 1 liter. Larutan ini tidak stabil dan harus dilakukan standarisasi setiap hari sebelum dan sesudah uji COD. 4. Indikator fenantrolin - fero sulfat (feroin) Dilarutkan 1,10 fenantrohn monohidrat sebanyak 1,485 g dan FeS04.7H20 sebanyak 0,70 g dengan sedikit air suling dalam 100 ml labu takar kemudian diencerkan sampai 100 ml. Larutan ini tahan 1 sampai 4 minggu. 5. Larutan bufer fosfat Dilarutkan dalam labu takar 1 liter yang berisi 500 ml air suling 8,5 g KH2PO4, 21,75 g K2HPO4, 33,4 g Na2HP04.7H20 dan 1,7 g NH4CI. Kemudian diencerkan dengan air suling sampai menjadi 1 liter. Disesuaikan ph sampai ph 7,2 dengan HCl atau NaOH. 6. Larutan magnesium sulfat Dilarutkan dalam labu takar I liter yang berisi 500 ml air suling 22,5 g MgS04 71-120 dan diencerkan dengan air suling sampai 1 liter. 7. Larutan kalsium klorida Dilarutkan dalam labu takar I liter yang berisi 500 ml air suling 27,5 g CaCI; dan diencerkan dengan air suling sampai I liter. 8. Larutan feriklorida Dilarutkan dalam labu takar I liter yang berisi 500 ml air suling 0,25 g FeClvGil^O dan diencerkan dengan air suling sampai I liter. 9. Pembuatan larutan induk amonium, N-NH4 1000 ppm. Dilarutkan 3,819 g amonium klorida yang telah dikeringkan pada temperatur I00"C selama dua jam dengan 100 ml air suling di dalam labu ukur 1000 inl. Ditambahkan air suling sampai tepat pada tanda tera (larutan induk 1000 ppm N-NM4). Pembuatan larutan intennediet 100 ppm: => Dipipet 10 nil larutan induk amonium 1000 ppm, dimasukan dalam labu takar 100 ml dan diencekan tepat pada tanda tera. => Pembuatan larutan intennediet 10 ppm;

Dipipet 10 ml larutan intermediat amonium 100 ppm, dimasukan dalam labu takar 100 ml dan diencerkan tepat tanda tera. Pembuatan larutan baku amonium: => Dipipet 0,0 ml, 2,5 ml, 5,0 ml, 10,0 ml, dan 20,0 ml larutan intermediet amonium 10 ppm dan dimasukan masing-masing dalam labu ukur 100 ml. Ditambahkan air suling sampai tanda tera, sehingga diperoleh kadar amoniak masing- masing sebesar 0,0 ppm; 0,25 ppm; 0,5 ppm; 1,0 ppm dan 2,0 ppm N-NH4. 10. Larutan penyangga borat ( ph 9,5) Ditambahkan 44 ml NaOH 0,1 M ke dalam labu ukur 500 ml yang berisi 250 ml larutan natrium borat 0,025 N (sebanyak 2,5 g Na2B407 atau 4,75 g Na2B4O7.10H2O/L). Ditambahkan air suling sampai tepat pada tanda tera. 11. Larutan natrium hidroksida 6 N Dilarutkan 120 g NaOH dengan 250 ml air suling masukkan dalam labu ukur 500 ml. Ditambahkan air suling sampai tepat tanda tera. 12. Larutan asam borat 2 % Dilarutkan 20 g asam borat dengan 100 ml air suling dalam labu ukur 1000 ml. Ditambahkan air suling sampai tepat tanda tera. 13. Larutan asam klorida (1 + 1) Dimasukkan 250 ml air suling ke dalam labu ukur 500 ml, ditambahkan secara perlahan 250 ml asam klorida pekat. Digunakan asam klorida berkualitas pro analisis yang mempunyai kadar 95-97 %. 14. Air pengencer Dalam satu liter air suling ditambah 1 ml buffer fosfat, 1 ml CaCl2, 1 ml MgS04 dan 1 ml FeClv Campuran dikocok lain diaerasikan selama 1 jam (kalau volume besar dan sama 10 liter, selama 2 jam) lalu ditutup. Dinetralkan ph dengan asam atau basa. 15. Larutan asam sulfat 1 N Diencerkan 28 ml asam sulfat pekat dalam 500 ml air suling dengan hati-hati, didinginkan dan diencerkan sampai 1 liter. 16. Larutan mangan sulfat Dilarutkan 480 g MnS04.4H20 atau 400 g MnS04.2H20 atau 364 g MnS04.H20 dalam I liter air suling pada labu takar 1 liter. 17. Larutan alkali-iodida-azida Dilarutkan secara terpisali masing-masing dalam 100 ml air suling 500 g NaOH atau 700 g KOH, 135 g Nal atau 150 g KI dan 100 g NaN, dimasukkan dalam labu takar I liter, diencerkan dengan air suling sampai 1 liter dan didinginkan. 18. Larutan natrium tiosulfat 0,025 N Sebanyak 6,205 g Na2S20.v5H20 dilarutkan dalam gelas piala 250 ml dengan 100 ml air suling, dimasukan kedalam labu takar 1 liter dan diencerkan dengan air suling sampai tanda tera, diawetkan dengan 0,0225 g NaOH Standarisasi larutan tiosulfat dengan K2Cr207 0,025 N: '=> Digunakan pipet untuk memindahkan 20 ml larutan K2Cr:07 0,025 N ke dalam 31

Erlenmeyer 250 ml, diencerkan sampai 100 ml. Ditambahkan 2 g KI mumi dan 10 ml H2SO4 4N kemudian dikocok dan disimpan pada tempat gelap selama 5 menit. => Dititrasi dengan larutan tiosulfat yang akan distandarican, bila wama kuning pada larutan hampir hilang ditambahkan 2 ml larutan kanji dan diteruskan titrasi sampai wama biru yang baru muncul hilang menjadi jemih. 19. Indikator kanji 0,5 % Sebanyak 5 g kanji dilarutkan dalam air suling dan diencerkan sampai 1 liter didihkan selama 2 menit hingga larutan jemih, didinginkan dan diawetkan (menghindari lumut dengan 1,52 g asam salisilat, bilalamtan menjadi keruh dan hams diganti). 20. Reagen asam sulfat - perak sulfat Dilamtkan lebih kurang 15 g Ag2S04 dalam 1 liter H2SO4 pekat. Pelamtan garam Ag2S04ini membutuhkan waktu 1 sampai 2 hari. 21. Reagen Nessler Dilamtkan 160 g NaOH dengan 500 ml air suling dalam labu takar 1 liter. Kemudian dibiarkan larutan NaOH tersebut mendingin. Disiapkan gelas piala 100 ml untuk melamtkan 100 g Hgl2 dan 70 g KI dengan sedikit air suling. Dicampurkan larutan dalam gelas piala ke dalam labu takar dan diencerkan 1 liter. 32