II. MATERI DAN METODE. Tempat pengambilan sampel daun jati (Tectona grandis Linn. f.) dilakukan di

dokumen-dokumen yang mirip
LAMPIRAN. Lampiran 1. Pembuatan Larutan Stok dan Buffer

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN. Pengambilan sampel. Penyiapan templat mtdna dengan metode lisis sel

LAMPIRAN. Lampiran 1. Deskripsi Pembuatan Larutan Stok dan Buffer

BAB III METODE PENELITIAN. Secara garis besar langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini dilakukan lima tahap utama yang meliputi tahap

BAB III METODE PENELITIAN Bagan Alir Penelitian ini secara umum dapat digambarkan pada skema berikut:

BAB III METODE PENELITIAN

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat

Asam Asetat Glacial = 5,7 ml EDTA 0,5 M ph 8.0 = 10 ml Aquades ditambahkan hingga volume larutan 100 ml

BAB III METODE PENELITIAN. amplifikasi daerah HVI mtdna sampel dengan menggunakan teknik PCR;

III. MATERI DAN METODE. Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu

III. Bahan dan Metode

FAKULTAS BIOLOGI LABORATORIUM GENETIKA & PEMULIAAN INSTRUKSI KERJA UJI

4.1. Alat dan Bahan Penelitian a. Alat Penelitian. No. URAIAN ALAT. A. Pengambilan sampel

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian dasar dengan metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada penelitian ini terdapat lima tahapan penelitian yang dilakukan yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan 7 sampel dari 7

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian akan diawali dengan preparasi alat dan bahan untuk sampling

MATERI DAN METODE. Materi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan dari bulan Agustus 2010 Agustus Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian dasar dengan metode

MATERI DAN METODE. Materi. Tabel 1. Sampel Darah Sapi Perah dan Sapi Pedaging yang Digunakan No. Bangsa Sapi Jenis Kelamin

MATERI DAN METODE. Materi

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi. Tabel 1. Jumah Sampel Darah Ternak Sapi Indonesia Ternak n Asal Sapi Bali 2 4

MATERI DAN METODE. Kota Padang Sumatera Barat pada bulan Oktober Amplifikasi gen Growth

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif.

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

3 Metodologi Penelitian

BAB III BAHAN DAN METODE

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dari empat primer yang

BAB III METODE PENELITIAN. mengekstraksi DNA dari dari beberapa spesimen herbarium Rafflesia arnoldii

bio.unsoed.ac.id METODE PENELITIAN A. Materi, Lokasi, dan Waktu Penelitian 1. Materi Penelitian

METODE PENELITIAN. Tabel 2. Rincian pengambilan contoh uji baik daun maupun kayu jati

BAB 4. METODE PENELITIAN

VISUALISASI HASIL PCR DENGAN METODE PCR LANGSUNG DAN TIDAK LANGSUNG PADA SAMPEL BAKTERI Pseudomonas fluorescens dan Ralstonia solanacearum

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian dasar dengan metode

3. METODE PENELITIAN

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Sampel Pengambilan Sampel Ekstraksi DNA Primer

METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu

METODE. Materi. Tabel 1. Jumlah Sampel DNA yang Digunakan dan Asal Pengambilan Sampel Darah.

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan termasuk dalam penelitian dasar yang. dilakukan dengan metode deskriptif (Nazir, 1998).

BAB III METODE PENELITIAN

Lampiran 1 Ekstraksi dan isolasi DNA dengan metode GeneAid

METODE PENELITIAN. Tabel 1 Sampel yang digunakan dalam penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang dilakukan dengan metode

FAKULTAS BIOLOGI LABORATORIUM GENETIKA & PEMULIAAN INSTRUKSI KERJA UJI

II. BAHAN DAN METODE. Betina BEST BB NB RB. Nirwana BN NN RN. Red NIFI BR NR RR

MATERI DAN METODE. Materi

Lampiran 1. Bagan prosedur isolasi DNA

III. BAHAN DAN METODE

METODOLOGI. Gambar 1 Bahan tanaman : (a) Tetua IR64; (b) tetua Hawarabunar, dan (c) F 1 (IRxHawarabunar) c a b

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan termasuk ke dalam penelitian dasar dimana adanya

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

TATA CARA PENELITIAN. Tempat dan Waktu Penelitian. Laboratorium Biologi Molekuler, Balai Besar Penelitian dan Pengembangan

BAB 3 PERCOBAAN. Alat elektroforesis agarosa (Biorad), autoklaf, cawan Petri, GeneAid High Speed Plasmid

BAB III METODE PENELITIAN

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat

Metodologi Penelitian. Metode, bahan dan alat yang digunakan dalam penelitian ini akan dipaparkan pada bab ini.

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian dasar dengan metode

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental yang bertujuan untuk

Bab III Bahan dan Metode III.1 Bahan III. 2 Alat

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai September 2014 di Green

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental yang bertujuan untuk

II. BAHAN DAN METODE

Pembuatan Media Kultur Bakteri Pemanenan sel bakteri. Isolasi DNA kromosom bakteri. Kloning DNA

DAFTAR ISI DAFTAR SINGKATAN DAN LAMBANG

PETUNJUK PRAKTIKUM BIOLOGI SEL DAN MOLEKULER Oleh: Ixora Sartika M ISOLASI DNA PLASMID

METODOLOGI PENELITIAN. Tempat dan Waktu Penelitian. Bahan dan Alat Penelitian

Pengujian DNA, Prinsip Umum

MATERI DAN METODE Waktu dan Tempat Materi Sapi Perah FH

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Penelitian dilakukan di Laboratorium Institute of Human Virology and

3. METODE PENELITIAN

NOTULENSI DISKUSI PHARM-C. Hari, tanggal : Sabtu, 23 Juli 2017 : WIB Tempat : Online (LINE Grup Pharm-C Kloter 1)

BAB III METODE PENELITIAN

1 0,53 0,59 2 0,3 0,2 3 0,02 0,02 4 0,04 0,04 5 0,3 0,3 Ilustrasi rangkaian isolasi DNA tersebut dapat dilihat pada Gambar 1 berikut.

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

The Genetic Fingerprint (Sidikjari Genetik)

II. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE A. Jenis Penelitian B. Populasi dan Sampel C. Waktu dan Lokasi Penelitian D. Alat dan Bahan Rizki Indah Permata Sari,2014

BAB III METODE PENELITIAN

KUMPULAN LAPORAN PRAKTIKUM BIOTEKNOLOGI. Disusun Oleh: Nama : Anatasia NIM : Kelompok : Selasa Asisten : Nimas Ayu

BAB III METODE PENELITIAN

Laporan Praktikum Isolasi DNA, Teknik PCR dan Elektroforesis Agarose

LAPORAN PRAKTIKUM REKAYASA GENETIKA

PRAKTIKUM ISOLASI DNA DAN TEKNIK PCR

BAB III BAHAN DAN METODE

Transkripsi:

II. MATERI DAN METODE 2.1 Waktu dan Tempat Penelitian Tempat pengambilan sampel daun jati (Tectona grandis Linn. f.) dilakukan di enam desa yaitu tiga desa di Kecamatan Grokgak dan tiga desa di Kecamatan Seririt (Tabel 1). Ektraksi DNA dan PCR akan dilakukan di Laboratorium Bioteknologi Jurusan Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Udayana dari bulan Oktober 2011 Januari 2012. 2.2 Alat dan Bahan Penelitian Bahan yang digunakan sebagai sampel adalah daun jati (Tectona grandis Linn. f.). Bahan-bahan yang digunakan untuk ektraksi dan visualisasi DNA adalah buffer ekstraksi yang mengandung 2% CTAB (Cetiltrimetilamonium bromida), 100 mm Tris-HCl ph 8, 1,4 M NaCl, 50 mm EDTA (ethylendiaminetetra-acetic acid), dan 0,2% β-merkaptoetanol, aquades, buffer TAE (Tris-acetate-EDTA), kloroform isoamilalkohol (KIA) 24:1, isopropanol dingin, ethanol 70%, RNAse-A, loading buffer, ethidium bromide 0,05%, untuk elektroforesis hasil ekstraksi DNA digunakan 1% gel agarosa dan elektroforesis produk PCR digunakan 4% gel agarosa. Untuk PCR bahan yang digunakan adalah DNA cetakan Taq polymerase, buffer PCR, MgCl2, primer, air steril (H20), gliserol dan dntp. 9

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah kamera digital, timbangan analitik, mortar dan pestle, vortex, microcentrifuge, autoclave, water bath, oven, pipet mikro, microtube, microwave, spatula, mesin PCR (MyGenie-Korea), unit elektrophoresis (GelMate 2000), UV-Transluminator (Biorad-Jerman), mistar, dan alat tulis. Tabel 1. Lokasi Pengambilan Sampel Daun Jati (Tectona grandis Linn. f.) No Populasi Desa Jumlah Sampel 1. Kecamatan - Desa Tinge tinge 5 Gerokgak - Desa Pengulon 5 - Desa 5 CelukanBawang 2. Kecamatan Seririt - Desa Uma Anyar 5 - Desa Kalisada 5 - Desa Tanguisia 5 TOTAL SAMPEL 30 Posisi ALT : 133 FT S : 08 12.048 E : 114 51.134 ALT : 133 FT S : 08 11.875 E : 114 49.343 ALT : 118 FT S : 08 12.110 E : 114 51.395 ALT : 301 FT S : 08 11.080 E : 114 55.500 ALT : 166 FT S : 08 11.929 E : 114 52.543 ALT : 121 FT S : 08 11.758 E : 114 56.774 10

2.3 Pelaksanaan Penelitian Pelaksanaan penelitian terdiri dari dua tahap yaitu persiapan bahan dan prosedur kerja. Adapun pelaksanaan masing-masing tahapan tersebut adalah sebagai berikut. 2.3.1. Persiapan Bahan Daun yang diambil adalah daun yang masih berwarna hijau segar. Kemudian daun dipotong sebesar 3x3 cm. Setelah itu daun dicuci dengan air mengalir, dikeringkan dengan mengggunakan kertas tissue. Selanjutnya daun ditimbang hingga mencapai berat sekitar 0,2 g. 2.3.2. Prosedur Kerja 2.3.2.1. Isolasi DNA Isolasi DNA dilakukan dengan menggunakan metode CTAB yang dikembangkan oleh Doyle dan Doyle (1990). Isolasi DNA dimulai dengan menggerus 0,2 g daun sampai halus di dalam mortar, kemudian ditambahkan 1 ml buffer ekstraksi yang telah mengandung 0,2% ß-mercaptoetanol dengan menggunakan mikropipet kemudian dilakukan penggerusan kembali hingga daun benar-benar halus disertai dengan penambahan 1 ml buffer ekstraksi kemudian dimasukkan kedalam tabung. 11

Tabung diinkubasi pada suhu 65ºC didalam water bath selama 45-60 menit disertai dengan membolak-balik tabung setiap 10 menit. Selanjutnya disentrifugasi pada kecepatan 12.000 rpm selama 10 menit. Supernatan dipindahkan ke tabung baru dan ditambahkan 1x volume kloroform: isoamilalkohol (24:1). Kemudian divortex, dan disentrifugasi pada kecepatan 12.000 rpm selama 10 menit. Fase cair bagian atas (supernatan) dipindahkan ke tabung baru disertai dengan penambahan isopropanol dingin kemudian dibolak-balik sampai DNA terpresipitasi yang ditandai dengan munculnya benang-benang putih. Selanjutnya diinkubasi selama satu malam pada suhu -20 o C. Setelah inkubasi, dilakukan sentrifugasi selama 5 menit pada kecepatan 12.000 rpm. Larutan isopropanol dibuang, pellet DNA dicuci dengan 500 l ethanol 70% dan disentrifugasi selama 5 menit. Kemudian ethanol dibuang secara hati-hati, dan DNA dikeringkan dengan membalik tabung di atas kertas tissue. Untuk melarutkan pellet DNA ditambahkan 100 l aquadest steril dengan menggunakan pipet mikro, dan ditambah RNAse (konsentrasi akhir 10 µg/ml) dan diinkubasi pada suhu 37 o C selama 30 menit. Selanjutnya disimpan sebagai stok pada suhu -20 o C. 12

2.3.2.2 Elektroforesis dan Penentuan Konsentrasi DNA Elektroforesis dilakukan untuk melihat hasil isolasi DNA. Jumlah DNA hasil isolasi ditentukan dengan elektroforesis pada gel agarosa 1% dalam buffer TAE. Agarosa 0,5 gram ditambahkan dengan 50 ml buffer TAE 1X kemudian dimasukkan kedalam tabung erlemenyer, dan dipanaskan dalam microwave ± selama 1 menit sampai gel terlihat benar-benar bening. Gel dituang kedalam cetakan kemudian didiamkan pada suhu kamar hingga gel mengental, selanjutnya gel dimasukkan ke dalam tangki elektroforesis yang telah berisi buffer TAE. Sebanyak 3 μl DNA genomik dari hasil isolasi dicampur dengan 1 μl loading dye di atas kertas parafilm, lalu dimasukkan ke dalam parit gel agarosa. Mesin elektroforesis dialiri listrik pada tegangan 100 volt selama 60 menit. Pewarnaan dilakukan dengan cara merendam gel dalam ethidium bromide selama 30-45 menit. Pengamatan DNA dilakukan di bawah lampu UV dan dilakukan pemotretan. 2.3.2.3. Amplifikasi DNA Mikrosatelit dengan Polymerase Chain Reaction (PCR) Proses amplifikasi DNA adalah proses perbanyakan DNA secara enzimatis. Total keselurahan siklus pada proses amplifikasi DNA dengan PCR adalah 35 siklus yang didalamnya terdapat tiga proses, yaitu (1) proses denaturasi DNA pada suhu 94 0 C selama 1-5 menit, (2) proses penempelan DNA (annealing) pada suhu 50-55 0 C selama 3 menit (tergantung primer yang digunakan) dan (3) proses ekstensi (pemanjangan) pada suhu 72 0 C selama 2 menit serta satu siklus pemanjangan akhir 13

pada suhu 72 0 C selama 7 menit. Pada suhu tinggi pita ganda tersebut berpisah menjadi dua utas tunggal. Apabila pita ganda DNA telah terpisah, maka pada tahap kedua terjadi penempelan primer pada kedua ujung DNA sebagai titik awal pembacaan dan perbanyakan basa-basa DNA. Selanjutnya dilakukan proses pemanjangan dan pembentukan utas DNA yang baru (ekstensi). Reaksi PCR mikrosatelit DNA dilakukan dalam volume reaksi 20 µl yang mengandung: 2 µl DNA genomik, 2 µl buffer reaksi PCR, 2 µl MgCl2, 2 µl dntp, 2 µl forward primer, 2 µl reverse primer, 0,2 µl Taq DNA polymerase, 1 µl gliserol dan H2O. Dalam penelitian ini menggunakan tiga primer yaitu CIRAD1TeakH10, CIRAD1TeakF05 dan CIRAD3TeakBO2 yang dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 2. Nama Primer, Urutan Basa, Motif Repeat dan Ukuran Produk Mikrosatelit Primer (Verhaegen et al., 2005). Nama primer Urutan basa Motif repeat Ukuran produk (pb) CIRAD1TeakH10 F: 5-CGATACCTGCGATGCGAAGC-3 (TC)16 225 273 R:5-CGTTGAATACCCGATGGAGA-3 CIRAD3TeakB02 F: 5-ATGAAGACAAGCCTGGTAGCC-3 (TC)11GC(TC)4(N)62(AC)7 216 252 R:5-GGAAGACTGGGGAATAACACG-3 CIRAD1TeakF05 F: 5-CTTCTGCAACCCTTTTTCAC-3 R: 5-AGCCATATCTTCCTTTCTCT-3 (GA)20GT(GA)3 249 279 14

2.3.2.4 Elektroforesis Produk PCR Pengamatan hasil PCR dilakukan dengan elekroforesis pada 4% gel agarosa (Sambrook et al., 1989). Sebanyak 6 µl produk PCR dielektroforesis selama 60 menit dan diwarnai dengan ethidium bromide dan diamati pada lampu uv. Untuk menentukan ukuran produk PCR digunakan DNA ladder 100 pb. 2.4 Analisis Data 2.4.1 Penentuan Ukuran Fragment DNA Setelah dilakukan visualisasi fragment DNA, dilakukan penentuan ukuran masing-masing fragment DNA hasil PCR dengan kertas semilog. Dalam kertas semilog ukuran pb diplot sebagai sumbu y sedangkan jarak DNA hingga sumur gel diplot sebagai sumbu x. Pertama, diukur jarak migrasi DNA ladder hingga sumuran gel menggunakan penggaris. Selanjutnya diukur jarak migrasi masing-masing fragment DNA hasil PCR, kemudian ditarik garis lurus yang memotong garis antara sumbu x dan sumbu y sehingga akan didapat ukuran sebenarnya dari fragment DNA tersebut. 2.4.2 Penentuan Hubungan Kekerabatan Pita-pita DNA yang telah diketahui ukurannya kemudian di-scoring. Pita DNA diberi skor A jika ada dan skor T jika tidak ada. Selanjutnya hasil scoring dianalisis dengan software MEGA versi 5.05. Dilakukan analisis cluster dengan Neighbor-Joining Tree Method. 15

2.4.3 Menghitung Nilai Heterosigositas Analisis keragaman genetik dari tanaman jati (Tectona grandis Linn. f.) dihitung berdasarkan rumus (Nei, 1987). Frekuensi masing-masing alel setiap lokus mikrosatelit dihitung berdasarkan rumus Nei (1987) : Keterangan : j 1 Xi = (2nii + Σnij) / (2n) Xi = frekuensi alel ke-i nij = jumlah individu untuk genotip AiAj nii = jumlah individu untuk genotip AiAi n = jumlah sampel Derajat heterozigositas (ĥ) dihitung berdasarkan frekuensi alel pada tiap lokus DNA mikrosatelit dengan rumus Nei (1987) sebagai berikut: ĥ = 2n (1-Σxi 2 ) / (2n-1) Keterangan : xi = frekuensi alel Lokus ke-i n = jumlah sampel ĥ = heterozigositas lokus 16

Ragam heterozigositas (Vsl(ĥ)) diantara individu dalam satu kesatuan frekuensi alel populasi pada tiap lokus DNA mikrosatelit dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut : Vsl(ĥ) = 2 2n(2n 1) {2(2n-2) {Σxi 3 (Σxi 2 ) 2 }+Σxi 2 -(Σxi 2 ) 2 } dan standar error (SE) diperoleh dari akar ragam heterozigositas. Rerata heterozigositas (Ĥ) dari semua lokus DNA mikrosatelit yang diuji (r) dihitung dengan rumus sebagai berikut : Ĥ = Σ ĥj / r Keterangan : ĥj = derajat heterozigositas untuk lokus ke-j r = jumlah lokus yang diuji Ĥ = rataan heterozigositas 17