BAB V KESIMPULAN, 1MPL1KASI DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dikemukakan pada

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Peranan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam proses pembangunan nasional

1. Pengembangan karir merupakan bagian integral dari manajemen sumber daya. UNINUS khususnya pada jabatan struktural selama ini belum berjalan dengan

MANAJEMEN DALAM KOPERASI

H. Pengelolaan Program

BAB V: KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

PERANAN KOMITE FARMASI SEBAGAI BADAN NORMATIF NONSTRUKTURAL DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT DR. WAHIDIN SUDIROHUSODO

Annisa Restu Purwanti, 2015 MANAJEMEN PEMBINAAN PESERTA DIDIK FULL DAY SCHOOL

BAB I PENDAHULUAN. sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau

URAIAN PEKERJAAN. Ketua Komite Pelaksana GDEAI Anggota Koordinator 2 Nama

BAB VII PENUTUP. pengendalian intern, harus dilaksanakan kelima unsur dari SPIP yaitu lingkungan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Kata Kunci : Evaluasi Kinerja, Protokol

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Faktor pendorong pemanfaatan sistem informasi dalam suatu organisasi

LEMBAR KONFIRMASI KOMPETENSI

WALIKOTA TASIKMALAYA

PEDOMAN KERJA BERBASIS STRUKTUR ORGANISASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. penelitian di lapangan, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

TINJAUAN MANAJEMEN Pendahuluan II. Lingkup Bahasan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

TABEL 1 DAFTAR PERTANYAAN EFEKTIVITAS AUDIT INTERNAL

dalam berbagai bentuk maupun wadah pengembangan dosen yaitu; pengiriman dosen untuk studi lanjut ke pasca sarjana, penataran dan latihan untuk dosen,

GARIS-GARIS BESAR HALUAN KERJA KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS PADJADJARAN

Analisis Dukungan Fungsi Produksi dalam Pencapaian Tujuan Perusahaan. No. Kategori Pertanyaan Y T. tujuan-tujuan jangka pendek?

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. menjadi kumpulan resources yang tidak berguna. Selain itu, sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Upaya penyelenggaraan pendidikan formal yang berkualitas sangat

cara keseluruhan, mengacu kepada PP Nomor 30 Tahun 1990,

STANDARD PELAYANAN PRIMA LABORATORIUM SISTEM KONTROL

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR VISI MISI STIE MURA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat pada

BAB I PENDAHULUAN. dapat dikonsumsi serta memberikan jasa yang baik kepada pelanggan dan

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. analaisisnya, yaitu berkenaan dengan penyelenggaraan sistem

KEPUTUSAN REKTOR UNIVESITAS GUNADARMA Nomor : 06.1/SK/REK/UG/2016

-2- Pembinaan dan pengawasan terhadap penyelenggaraan Pemerintahan Daerah terdiri atas pembinaan dan pengawasan umum serta pembinaan dan pengawasan te

PEDOMAN DESKRIPSI PEKERJAAN STRUKTUR ORGANISASI. Fakultas Ekonomi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rina Hanifah, 2013

BUKU SPMI STANDAR BAGIAN AKADEMIK STANDAR BEBAB KERJA DOSEN

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

URAIAN PEKERJAAN. Ketua Komite Pelaksana GDEAI Anggota Koordinator 4 Nama

BAB I PENDAHULUAN. hidup, sebab organisasi adalah himpunan manusia untuk dapat memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Adapun alat pengendali pada organisasi adalah metode-metode yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka melaksanakan pembangunan untuk memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan kejuruan sebagai salah satu bagian dari sistem Pendidikan

BAB IV ANALISIS PENGEMBANGAN ARSITEKTUR. sistem informasi dan teknologi informasi saat ini di STIE Dharma Iswara

SIMULASI TENTANG CARA PENGISIAN SKP DOSEN TETAP YAYASAN. KOPERTIS WILAYAH I SUMATERA UTARA 29.d 30 JANUARI 2018

Materi Kuliah Manajemen Konstruksi Dosen: Emma Akmalah, Ph.D. Pendahuluan

bersih berwibawa, berdaya guna, bermutu tinggi dan sadar akan tugas serta tanggungjawabnya.

BAB V PEMBAHASAN. A. Pembahasan Pada uraian ini, peneliti akan menyajikan uraian pembahasan sesuai

BAB I PENDAHULUAN. kerja agar mampu mandiri dan bersaing. Diantara salah satu aspek yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MATERI 5 MANAJEMEN DAN ORGANISASI

PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR VISI MISI UNSRI

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN

PERATURAN DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL

BAB II LANDASAN TEORI

MUSYAWARAH DAN RAPAT KERJA NASIONAL IKATAN LEMBAGA MAHASISWA PSIKOLOGI INDONESIA ( ILMPI ) PSIKOLOGI BERSATU DEMI NUSANTARA

GARIS BESAR HALUAN KERJA IKATAN LEMBAGA MAHASISWA PSIKOLOGI INDONESIA PERIODE

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting dalam mewujudkan cita-cita bangsa dalam arti

PERATURAN DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL. Bab I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 Tujuan

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Keberhasilan suatu organisasi sangat tergantung pada kinerja Sumber

Rencana Kinerja Bagian Pembangunan Tahun 2015 RENCANA KINERJA

BAB I PENDAHULUAN. tergantung pada tenaga kerja yang dimiliki oleh organisasi. yang lebih serius dibandingkan dengan sumber daya lainnya

BAB II KOORDINASI DALAM PENANGGULANGAN BENCANA. bencana terdapat beberapa unit-unit organisasi atau stakeholders yang saling

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu disiplin ilmu yang berkembang demikian

STRATEGI UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA DALAM PENGAJUAN AKREDITASI INSTITUSI PERGURUAN TINGGI (AIPT)

Daftar Periksa Audit SMM ISO 9001:2008. Memeriksa Ada struktur organisasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Deskripsi Pekerjaan (Job Description)

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi merupakan tempat berkumpulnya orang-orang yang didalamnya

M E M U T U S K A N:

LEMBARAN DAERAH PROPINSI JAWA BARAT

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 1994 TENTANG PENDIDIKAN DAN PELATIHAN JABATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas. Menurut Suryadi (2011: 2) warga negara berhak memperoleh pendidikan

URAIAN PEKERJAAN. Ketua Komite Pelaksana GDEAI Anggota Koordinator 1 Nama

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2015 TENTANG SEKRETARIAT KABINET DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

: MANAGER & STAFF. 5 Apakah terdapat rotasi pekerjaan yang dilakukaan perusahaan?

keserasian dalam hubungan fungsional UNAI Bandung dengan

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 14 TAHUN 2008

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 21 TAHUN 2O16 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN PATI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I. Pendahuluan. Sarana transportasi berperan sebagai urat nadi kehidupan ekonomi, sosial

BAB I PENDAHULUAN. persaingan diantara berbagai perusahaan akan semakin meningkat. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pemimpin merupakan salah satu intisari manajemen, sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

PEDOMAN KNAPPP 01:2005. Kata Pengantar

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Persoalan ketenagakerjaan di Indonesia tidak hanya terkait dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) telah menegaskan bahwa dalam

No.2 Tahun 1989 yang kemudian disusul oleh beberapa Peraturan

BAB I PENDAHULUAN. berpendapat bahwa kinerja kantor tersebut tidak jauh berbeda dengan tampilan tata

2 (2) Sekretariat Kabinet dipimpin oleh Sekretaris Kabinet. Pasal 2 Sekretariat Kabinet mempunyai tugas memberikan dukungan pengelolaan manajemen kabi

PENGELOLAAN KEUANGAN DAN PEMBIAYAAN DI SDN 2 MILANGODAA DI KECAMATAN POSIGADAN KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. Dalam melaksanakan fungsinya, pengawas sekolah sering berhadapan

BAB I PENDAHULUAN. masa sentralisasi segala sesuatu seperti: bangunan sekolah, kurikulum,

BAB II PROFIL INSTANSI. Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara lahir di kota Medan atau di luar

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2009 NOMOR 40 SERI D

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

Transkripsi:

BAB V KESIMPULAN, 1MPL1KASI DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dikemukakan pada bab-bab terdahulu, maka berikut ini disajikan kesimpulan penelitian sebagai berikut: 1. Kesimpulan Umum Apabila memperhatikan hasil-hasil penelitian dan pembahasannya,maka dapat dikatakan makna yang dapat diungkapkan oleh penelitian ini yaitu adanya upaya-upaya dari para pimpinan universitas untuk memperbaiki/meningkatkan efektivitas pelaksanaan koordinasi dalam proses manajemen akademik melalui peningkatan kualitas pelayanan akademik. Kesimpulan penelitian mengungkapkan bahwa dalam pelaksanaan fungsi koordinasi manajemen akademik, belum seluruhnya efektif, dalam pelaksanaannya masih banyak kekuiangsinkronan sehingga perlu pembenahan diberbagai unit kerja. 2. Kesimpulan Khusus Ada beberapa faktor yang diperkirakan melatarbelakangi kelemahankelemahan koordinasi dalam proses manajemen akademik : a. Program kerja masih bersifat umum belum operasional b. Pedoman-pedoman kurang jelas, sehingga penafsirannya bisa berbeda c. Arus komunikasi yang kurang lancar serta informasi yang kurang lengkap 138

d. Kekurangan dana dan peralatan untuk pelaksanaan kegiatan e. Kemampuan dan motivasi kerja belum sesuai dengan tuntutan. B. Impiikasi Impiikasi ini berkaitan dengan impiikasi temuan penelitian yaitu merupakan berbagai persoalan yang dapat muncul berkaitan dengan keadaan yang ditemukan disetiap penelitian. Adanya upaya-upaya dan para pengelola di UNINUS dalam memperbaiki dan mengembanakan serta meningkatkan efektivitas pelaksanaan koordinasi dalam proses manajemen akademik bila terus ditingkatkan dengan mempertimbangkan umpan balik yang diperoleh dan hasil perbaikan dan pengembangan maka pada saatnya efektivitas yang diharapkan akan tercapai. Beberapa kegiatan yang mendukung pelaksanaan ialah adanya pedomanpedoman kerja yang berfungsi sebagai alat koordinasi -" Impiikasi yang tidak diharapkan ialah adanya kelemahan-kelemahan dalam koordinasi administrasi akademik: pertama, program kerja masih bersifat umum(belum operasional) dan belum disertai dengan petunjuk pelaksanaan atau petunjuk tehnis. Kedua, pedoman-pedoman kurang jelas dan penafsirannya bias berbeda. Ketigajalur komunikasi yang kurang lancar serta informasi yang kurang lengkap. Keempat, kekurangan dana atau peralatan untuk pelaksanaan kegiatan. Kelima, kemampuan dan motivasi kerja yang belum sesuai dengan tuntutan. Impiikasi yang tidak diharapkan dalam koordinasi tahap perencanaan ialah perencanaan penerimaan mahasiswa baru belum memiliki program atau perencanaan tertulis, semua sasaran dari kegiatan serta jadwal kegiatan

140 disampaikan secara hsan dalam rapat, sehingga ada dampak yang timbul dan sistem koordinasi kegiatan PMB tersebut yaitu 1. konsistensi kegiatan kurang terjamin 2.koordinasi perencanaan sangat mengandalkan tanggung jawab pnbadi personil,sehingga keberhasilan sasaran sukar ditentukan. Impiikasi yang tidak diharapkan dalam koordinasi tahap pelaksanaamseperti halnya pada tahap perencanaan pada tahap pelaksanaan kegiatan peiiertmaam mahasiswa baru juga sama koordinasi diiakukan secara informal dan msidental melalui pemantauan atau dialog langsungsehingga banyak ditemui kekurangan dan ketertambatan. Sedangkan koordinasi tahap pelaporan. hampir [pada setiap kegiatan tahap pelaporan koordinasi iebih diarahkan pada hasil kegiatan, bukan pada koordinasi proses maupun personil. Impiikasi kegiatan manajemen akademik yang tidak diharapkan ialah 1). StatusDosen tidak tetap dapat menghambat pelaksanaan koordinasi, karena banvaknya beban tugas di institusinya sendiri 2). Pelaporan kehadiran Dosen tidak seragam 3). Pelaporan perkuliahan tidak rutin 4) Sarana dan prasarana tidak memadai, keadaan ini mencerminkan koordinasi yang kurang kesinambungan, tetapi sekaligus menunjukan masih lemahnya penerapan pnnsip efisiensi, koordinasi pelaksanaan ujian skripsi pada tiap-tiap Fakultasberbedabeda pelaksanaan ujian skripsi mengikuti cara yang diterapkan pada PTN pembina, hal ini dapat berpengaruh pada kualitas sknpsi.

141 C. Rekomendasi Seperti diutarakan pada pembahasan, koordinasi bagi proses manajemen akademik yang diterapkan di UNINUS adalah koordinasi khas UNINUS suatu bentuk koordinasi yang tercipta sesuai dengan kondisi, karakteristik dan kemampuan yang dimibki UNINUS saat ini. Sampai batas tertentu bentuk koordinasi tersebut masih cocok untuk diterapkan, dengan pertimbangan bahwa semua kegiatan manajemen akademik dapat berjalan meskipun belum efisien. Untuk kegiatan-kegiatan tertentu UNINUS menggunakan koordinasi secara terpusat pada tingkat universitas dan untuk kegiatan-kegiatan lam menempuh cara koordinasi terbagi pada tingkat Fakultas dan Jurusan. Untuk hal-hal tertentu garis koordinasi jelas dan formal, sedang hal-hal lain kurang formal dan kadang-kadang kurang jelas. Untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi kegiatan manajemen akademik melalui koordinasi, ada l beberapa upayayangdapat diiakukan: a. Struktur Organisasi Struktur organisasi merupakan gambaran ftnmal tentang jaringan koordinasi dalam suatu organisasi. UNINUS telah memiliki struktur organisasi yang disesuaikan dengan PP.30 th 1990, namun dalam pelaksanaannnya belum seluruhnya dijadikan pedoman dalam koordinasi kegiatan manajemen akademik. Agar dapat dijadikan pedoman maka perlu beberapa penyempurnaan: 1. Perlu adanya penjelasan tentang tujuan keseluruhan organisasi perguruan tinggi dan tujuan unit kerja bagi pimpinan dan staf. Tujuan yang jelas dapat membantu mempermudah, mengarahkan kegiatan padasasarannya

142 2. Perlu adanya penjabaran fungsi tiap unit kerjajabatan atas tugas-tugas pokok dengan rumusan yang jelas dan tegas supaya tidak terjadi tumpang tindih atau kesenjangan tugas antar unit kerja. 3. Perlu adanya deskripsi tugas (job description) yang jelas dan rinci dan setiap tugas pokok masing-masing unit kerja dan personalia pelaksanaannya berpegang pada tugas-tugas pokok tersebut para staf/suatu unit dikoordinasi oleh pimpinan unit penyusun program kerja. Dalam program kerja tersebut dirumuskan sasaran yang akan dicapai, macam kegiatan/prosedur/mekanisme pelaksanaannya, juga dirumuskan bagaimana jalinan kerjasama suatu unit dengan unit lain. 4. Kegiatan yang sifatnya temporer yang memerlukan kerjasama antar beberapa unit dalam bentuk suatu task force atau panitia juga perlu disusun dalam suatu program seperti yang dikerjatcan oleh unit-unit kerja permanen. 5. Baik untuk kegiatan yang sifatnya rutin atau temporer, pertu adanya kesatuan komando dimana staf pelaksana hanya menerima tugas dan melapor kepada satu atasan / pimpinan langsung, pimpinan langsung juga melapor pada pimpinan diatasnya. Cara ini dapat memperlancar dan mengurangi konflik diantara staf. Dengan komandonya seorang pimpinan dapat meminta bawahannya untuk mengadakan kerjasama dan atas laporannya dapat mengidentifikasi masalah-masalah berkenaan dengan koordinasi. Pengawasan juga dapat diiakukan dengan cara menganalisis laporan yang diterima dari bawahannva.

6. Pertu adanya kejelasan tentang ruang lingkup pengawasan yang menjadi tugas pimpinan pada unittingkat tertentu, seperti tingkat Biro, Fakultas, Lembaga dan unit lainnya. Hal tersebut penting karena akan menentukan tanggung jawab dalam mengawasi dan mengkoordinasi personil dibawahnya b. Pimpinan Penyempurnaan sistem koordinasi bagi proses manjemen akademik bertumpu pada faktor manusia, sebab manusia memegang peranan kunci dalam suatu organisasi. Koordinasi keaiatan manajemen akademik melibatkan beberapa unsur manusia, yaitu pimpinan, pelaksana dan staf penunjang. Sistem koordinasi yang mantap membutuhkan kerjasama yang harmonis diantara ketiga unsur diatas. Pimpinan, apakah pimpinan tertinggi organisasi atau pimpinan unit kerja atau pimpinan panitia memegang peranan utama dalam menciptakan kerjasama yang harmonis tersebut. Untuk memantapkan sistem koordinasi kegiatan manajemen akademik pimpinan perlu memiliki konsep yang jelas tentang koordinasi, memiliki kemampuan dan kemauan untuk meiaksanakan koordinasi. Pemantapan sictem koordinasi harus diiakukan secara menyeluruh melalui cara formal maupun. informal. Secara formal diiakukan mengikuti hierarki menggunakan wewenang pada otoritos jabatan melalui surat keputusan peraturan atau petunjuk-petunjuk. Cara informal melalui pendekatan-pendekatan kekeluargaan, pendekatan psikologis dan sosiologis. Beberapa langkah taktis yang dapat diiakukan oleh pimpinan dalam upaya pemantapan sistem koordinasi kegiatan manajemen akademik :

144 1. Mengkomunikasikan rencana kegiatan organisasi unit kerja (kegiatan manajemen akademi) kepada bawahan sehingga benar-benar dipahami. 2. Membangkitkan semangat bawahan untuk bekerja dengan sebaik-baiknya dengan cara memelihara iklim/suasana kerja sebaik mungkin. 3. Menarik bawahan sehingga bawahan menjadi pengikutnya yang setia dan bersedia dengan rela meiaksanakan tugas dengan baik. c. Staf pengajar Selain pimpinan unsur manusia dalam organisasi perguruan tinggi yang memegang peranan penting adalah staf pengajar atau dosen. Dosen merupakan para pelaksana langsung dari kegiatan manajemen akademik. Beberapa hambatan dahadapi oleh UNINUS berkaitan dengan kondisi dosen, yaitu karena sebagian besar dosen UNINUS adalah tenaga honorer dari PTN dan lembaga lam. Ada beberapa usaha yang dapat diiakukan untuk mengatasi masalah mi: 1. Secara berangsur UNINUS hendaknya menambah jumlah dosen tetap, baik tenaaa tetap bantuan Kopertis maupun tenaga tetap yayasan. Penerimaan dosen baru hendakya diiakukan secara selektif dan proporsional. 2. Meningkatkan kemampuan para dosen, asisten melalui penataran-penataran dan diutamakan melalui pendidikan formal, program S2 dan S3, staf pengajar yang berkualitas merupakan syarat mutlak bagi peningkatan kredibilitas universitas dan peningkatan mutu lulusan. 3. Menciptakan iklim dan mekanisme kerja yang sehat.

145 4. Pemantauan dan pengawasan, baik terhadap pelaksanaan tugas-tugas akademik maupun pengembangan kemampuan dosen/asisten perlu diiakukan "secara kontinyu. d. Staf Administrasi Meskipun hanya berperan sebagai tenaga penunjang tenaga administrasi juga memegang peranan yang cukup penting dalam organisasi perguruan tinggi. Semua kegiatan baik yang berkenaan langsung maupun tidak langsung dengan kegiatan manajemen akademik, baik yang berkaitan dengan pengelola, dosen/asisten maupun mahasiswa baru akan berjalan optimal apabila mendapat dukungan yang optimal pula dari tenaga administrasi. Tenaga administrasi di UNINUS berlapr belakang pendidikan umum jenjang sekolah menengah, jadi tenaga administrasi di UNINUS belum profesional, sehingga keadaa.n ini kurang mendukung pelaksanaan administrasi dari pelayanan pada perguruan tinggi. Untuk memngatasi hal ini dapat ditempuh beberapa upaya : 1. Secara berangsur menambah tenaga administrasi yang ada dengan tenaga yang lebih profesional, minimal berpebdidikan D3 dalam bidang administrasi. 2. Memberi kesempatan kepada tenaga yang ada untuk mengikuti pendidikan atau menyediakan program pengembangan staf yang instensif. 3. Menciptakan iklim dan mekanisme kerja yang sehat dengan memberikan tugas yang merata dan seimbang, disertai dengan pembinaan dan pengawasan yang kontinyu.

146 e. Sistem Informasi Akademik Koordinasi kegiatan manajemen akademik, selain dilaksanakan oleh tenaga profesional, didukung oleh tenaga administrasi yang cakap, juga perlu ditunjang oleh peralatan sistem infonnasi akademik yang memadai. Kelemahan umum yang dihadapi dalam manajemen akademik adalah masih lemahnya sitem informasi akademik. Data mahasiswa pada beberapa unit kerja jumlahnya seringkali tidak cocok, mahasiswa seringkali dirugikan karena kelalaian dalam dokumentasi nilai ujian. Masalah dokumentasi dan informasi akademik akan semakin komplek apabila program-progranm pendidikan telah berkembang lebih tinggi dan lebih bervanasi. Untuk mengatasi masalah dan mengantisipasi perkembangannya pada masa yang akan datang beberapa usaha dapat diiakukan: 1. Perlu adanya perangkat keras disertai perangkat lunak program pengolahan dan penyimpan data akademik pada tiap unit kerja sebagai terminal yang bisa dihubungkan kepusat (BAAK, Puskom) 2. Diadakan pembinaan/pelatihan tenaga-tenaga operator yang akan menangani manajemen akademi. 3. Diciptakan mekanisme kerja dan mekanisme pelayanan yang efisien dalam manajemen akademi disusun pedoman-pedoman akademi yang aktual dan konfrehensif, yang memuat semua infonnasi tentang umversitas/fakultas dan Jurusan sampai dengan silabus dan SAP.

147 f. Sistem Pengawasan Pemantapan sistem koordinasi bagi proses manajemen akademi juga mencakup pemantapan sistem pengawasan yang berjalan selama mi tidak ada sistem pengawasan yang jelas. Semua pihak bekerja menurut tuntutan dan pemahamannya sendiri sehingga banyak terjadi pemborosan. Penyebab upma keadaan tersebut adalah belum adanya atau tertatanya sistem administrasi secara keseluruhan dan kurangnya pemahaman staf personil akan pentingnya kegiatan manajemen akademik bagi pencapaian tujuan organisasi perguruan tinggi. Dalam kegiatan administrasi dapat ditempuh beberapa langkah praktis diantaranya : 1. Memfungsikan dengan benar wewenang dan tugas masing-masing personil sesuai dengantugas dan hierarkinya. 2. Membuat ukuran-ukuran pengawasan bagi seluruh personil yang terlibat dalan. koordinasi kegiapn manajemen akademi. 3. Melakukan pengukuran terhadap produk-produk kerja, serta selalu melihat feedback yang datang kemudian. g. Penutup Temuan-temuan penting dan studi ini, komentar terhadap temuan-temuan tersebut serta beberapa rekomendasi untuk mengatasi kelemahan-kelemahan yang ditemukan telah dituangkan dalan Bab ini, munakm masih banyak yang tidak dapat penulis temukan atau banyak hal yang tidak sempat penulis angkat dalam studi ini, mudah-mudahan hal demikian dapat menjadi bahan bagi studi penulis lebih lanjut.

^DID/^ i:)asc^