PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP SOSIAL PEMBELAJARAN IPS KELAS IV SD. Oleh Iska Novi Hardiani

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN

ARTIKEL. Universitas Kristen Satya Wacana. Oleh. Maria Meilinda PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

BAB III METODE PENELITIAN. didik pada pembelajaran IPA. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan

IMPLEMENTASI TEKNIK PENILAIAN AUTENTIK PERKULIAHAN KAJIAN IPS SD TIPE THINK PAIR SHARE (TPS)

PENGEMBANGAN MODUL IPA BERBASIS EKSPERIMEN MATERI PERISTIWA ALAM DI INDONESIA UNTUK SISWA KELAS V SD ARTIKEL

Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. IX. No. 1 Tahun 2011, Hlm PENILAIAN AFEKTIF DALAM PEMBELAJARAN AKUNTANSI. Oleh Sukanti 1.

BAB III METODE PENELITIAN

PENILAIAN AFEKTIF DALAM PEMBELAJARAN AKUNTANSI. Sukanti. Abstrak

PENILAIAN OTENTIK ILMU PENGETAHUAN SOSIAL DI SEKOLAH DASAR BERBASIS KARAKTER KEPEDULIAN

PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN PADA MATERI PPKn SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VII SMPN 3 MALANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH PENERAPAN METODE PEMBERIAN TUGAS TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN IPS KELAS IX SMP NEGERI 3 KOTA JAMBI SKRIPSI OLEH

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif, dimana

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R&D)

PENGEMBANGAN INSTRUMEN ASSESSMENT SIKAP ILMIAH BERBASIS SELF ASSESSMENT DALAM PEMBELAJARAN FISIKA SMA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. sangat pesat, tidak hanya berorientasi pada penelitian dasar (basic research) dan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

PENGEMBANGAN PERANGKAT ASESMEN AUTENTIK PADA PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN SCIENTIFIC MATERI EKSPONEN DAN LOGARITMA

I. PENDAHULUAN. Pembelajaran proses sains dalam konteks kurikulum 2013 dilakukan dengan

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

Edu Geography 2 (1) (2013) Edu Geography.

BAB III METODE PENELITIAN. Tempat penelitian di MTs Negeri Mranggen tepatnya dijalan karangboyo. Dengan dasar pertimbangan sebagai berikut:

ARTIKEL ILMIAH PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN RANAH PSIKOMOTOR PADA MATERI TITRASI ASAM BASA KELAS XI-MIA SMAN 4 KOTA JAMBI

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik. Masih dari

BAB III METODE PENELITIAN. berupa penelitian pengembangan Research and Development (R&D) yang

SEMINAR NASIONAL PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN BERBASIS KOMPETENSI PADA PRAKTIKUM PEMROGRAMAN WEB DI SMK

Tersedia secara online EISSN: X

III METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Metro pada tahun 2014.

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN IPA BERBASIS KARAKTER PADA MATERI PERUBAHAN KENAMPAKAN BUMI DAN BENDA LANGIT

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. untuk menghasilkan suatu produk di bidang pendidikan. Sugiyono. menyatakan bahwa penelitian pengembangan adalah

Pengembangan Instrumen Penilaian Keterampilan Proses Sains Berbentuk Tes Esai untuk Mata Pelajaran Fisika SMA Kelas X

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ARTIKEL SKRIPSI. untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana. oleh Melynda Putri Ratnasari

Pengembangan Desain Pembelajaran Tematik Terpadu Berbasis Kebutuhan Belajar Siswa Kelas 3 Sekolah Dasar

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

BAB III METODE PENELITIAN. IPA semester ganjil yaitu pada bulan September - Oktober Tahun Ajaran

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. metode penelitian dan pengembangan (research and development). Borg and

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini ialah metode penelitian

Lampiran 1 Kriteria Pengukuran Instrumen Sikap Sosial

III. METODOLOGI PENELITIAN. representasi kimia ini adalah metode penelitian dan pengembangan (Research

BAB III METODE PENELITIAN. A. Definisi penelitian dan pengembangan (R & D) Penelitian dan pengembangan atau dalam bahasa inggrisnya Research and

BAB III METODE PENELITIAN. modul IPA ini menggunakan metode Research and Development. (R&D). Penelitian R&D menurut Nana Syaodih Sukmadinata (2012:

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan ( Classroom Action Research ),

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

AUTHENTIC ASSESSMENT DALAM PEMBELAJARAN BAHASA DI SEKOLAH DASAR BERBASIS KARAKTER KEPEDULIAN DAN KERJA KERAS

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu 1. Tempat Penelitian

JPG (Jurnal Pendidikan Geografi) Volume 1, No 1, JULI 2014 Halaman e-issn :

III. METODOLOGI PENELITIAN. dan pengembangan atau Research and Development (R&D). Sukmadinata (2011)

METODE PENELITIAN. Penelitian dalam pengembangan modul kesetimbangan kimia berbasis multipel

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI MODEL SNOWBALL THROWING BERBANTUAN MEDIA TEKA- TEKI SILANG

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dibuat beberapa definisi operasional sebagai berikut:

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. menekankan pada kegiatan pembelajaran matematika untuk meningkatkan mutu

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam pengembangan instrumen asesmen

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III PROSEDUR PENGEMBANGAN INSTRUMEN DALAM PEMBELAJARAN

Seminar Nasional Pendidikan Sains II UKSW

Tabel 3 Desain Penelitian Nonequivalent Control Group Design (Sugiyono, 2011) Kelompok Pretest Perlakuan Posttest Eksperimen O1 X O2 Kontrol O3 - O4

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan produk bahan ajar berupa

PENGEMBANGAN PERANGKAT PENILAIAN KOGNITIF DAN AFEKTIF PADA POKOK BAHASAN SEGIEMPAT KELAS VII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

2015 SKALA UNTUK MENILAI SIKAP-SIKAP SISWA SMA KELAS XI DALAM PEMBELAJARAN HIDROKARBON

III METODE PENELITIAN. Penelitian akan dilaksanakan di SD Negeri 3 Gedung Air kecamatan. Tanjung Karang Barat Kota Bandar Lampung.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif yang dilakukan

BAB III METODE PENELITIAN

semester ganjil yaitu pada bulan Agustus tahun ajaran 2013/2014, yang terletak di Kecamatan Tampan, Kota Pekanbaru Provinsi Riau.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI PENDEKATAN PROBLEM BASED LEARNING

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, penelitian ini

ANALISIS KESESUAIAN INSTRUMEN PENILAIAN PADA MATERI TEKS EKSPOSISI KELAS X SMAN 11 KOTA JAMBI DENGAN KARAKTERISTIK PENILAIAN AUTENTIK ARTIKEL

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN GETARAN DAN GELOMBANG DENGAN MODEL INKUIRI TERSTRUKTUR UNTUK SISWA KELAS VIIIA SMPN 31 BANJARMASIN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB V PENUTUP. a. Kualitas tes berbentuk obyektif untuk kelas 1, validitas butir soal menunjukkan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV ANALISIS KOMPETENSI DASAR MATA PELAJARAN IPS SD/MI KURIKULUM 2013 DILIHAT DARI TAKSONOMI BLOOM

Gambar 3.1 Bagan Penelitian Tindakan Kelas

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

Iska Novi Hardiani 615 PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP SOSIAL PEMBELAJARAN IPS KELAS IV SD Oleh Iska Novi Hardiani 292013194@student.uksw.edu Naniek Sulistya Wardani wardani.naniek@gmail.com Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Universitas Kristen Satya Wacana ABSTRAK Tujuan penelitian ini untuk (1) menyusun instrumen penilaian sikap sosial pembelajaran IPS kelas IV, (2) mengetahui visibilitas penggunaan instrumen penilaian sikap sosial pembelajaran IPS kelas IV, (3) mengetahui tingkat validitas instrumen penilaian sikap sosial pembelajaran IPS kelas IV. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan atau Research and Development (R&D). Tahap penelitian Sukmadinata dalam penelitian ini dimodifikasi menjadi tiga tahap yaitu (1) studi pendahuluan, (2) pengembangan produk, (3) pengujian produk. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri Gendongan 1, 2, 3 Kecamatan Tingkir Kota Salatiga. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik nontes dengan instrumen angket skala guttman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) penyusunan instrumen penilaian sikap sosial dilakukan dengan menentukan KI KD dan indikator, menentukan kriteria penilaian, menyusun kisi kisi yang digunakan untuk mengembangkan butir pernyataan, dan melakukan ujicoba instrumen. (2) Visibilitas instrumen penilaian sikap sosial pembelajaran IPS terdiri dari 20 butir pernyataan yang diujicobakan sebanyak tiga kali, dengan ujicoba kelompok kecil dengan jumlah responden 20 siswa, ujicoba kelompok utama dengan jumlah responden 30 siswa, dan ujicoba kelompok besar dengan jumlah responden 40 siswa. (3) Validitas instrumen penilaian sikap sosial pada ujicoba kelompok kecil diperoleh hasil sebanyak 14 (70%) dari 20 butir penyataan dinyatakan valid. Ujicoba kelompok utama diperoleh hasil sebanyak 17 (85%) dari 20 butir pernyataan dinyatakan valid. Ujicoba kelompok besar diperoleh hasil sebanyak 20 (100%) butir pernyataan dinyatakan valid. Maka instrumen penilaian sikap sosial pembelajaran IPS adalah baik. Berdasarkan hasil penelitian ini disarankan bagi guru dalam melakukan penilaian sikap sosial pembelajaran IPS sebaiknya menggunakan instrumen penilaian sikap sosial pembelajaran IPS yang berupa angket. Kata kunci : Pengembangan, Instrumen Penilaian Sikap Sosial, Pembelajaran IPS. PENDAHULUAN Pembelajaran dapat dikatakan berhasil apabila komponen komponen penting dalam pembelajaran dapat tercapai dengan baik. Salah satu komponen yang sering

616 e-jurnalmitrapendidikan, Volume 1, Nomor 6, Agustus 2017 dijadikan tolok ukur keberhasilan proses pembelajaran adalah penilaian atau evaluasi. Di dalam penilaian terdapat 3 aspek yang harus dicapai oleh siswa yaitu aspek kognitif, afektif, psikomotorik. Keberhasilan pembelajaran pada ranah kognitif dan psikomotor sangat ditentukan oleh kondisi sikap siswa (Wicaksono, Tulus Pamuji, 2016: 46). Oleh karena itu, pendidikan harus diselenggarakan dengan memberikan perhatian yang lebih baik menyangkut aspek afektif ini. Selain itu, pengembangan aspek afektif di sekolah akan membawa pengaruh yang sangat positif dalam kehidupan anak selanjutnya, baik di rumah maupun di lingkungan masyarakat. Hasil observasi dan wawancara yang dilakukan dengan guru kelas IV didapatkan informasi bahwa selama ini guru belum melakukan penilaian sikap sosial pembelajaran IPS, penilaian sikap hanya dilakukan pada pembelajaran PPKn saja. Penilaian sikap sosial yang dilakukan juga terbatas pada pembuatan tugas tugas dan perilaku siswa di lingkungan sekolah, selain itu juga hanya dilakukan melalui pengamatan pada saat proses pembelajaran berlangsung. Kegiatan penilaian yang dilakukan tidak dapat dikategorikan sebagai penilaian sikap sosial dengan instrumen yang baku. Oleh karena itu alat penilaian aspek sikap sosial kurang tepat jika hanya dengan pemberian tugas dan pengamatan, kegiatan penilaian yang dilakukan tidak dapat mengungkap sikap sosial siswa yang sebenarnya pada pembelajaran IPS. Berdasarkan latar belakang permasalahan diatas, masalah dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut : (1) bagaimanakah menyusun instrumen penilaian sikap sosial pembelajaran IPS kelas IV SD Gugus Kanigoro Kecamatan Tingkir Kota Salatiga semester II tahun pelajaran 2016 / 2017. (2) bagaimanakah visibilitas penggunaan instrumen penilaian sikap sosial pembelajaran IPS kelas IV SD Gugus Kanigoro Kecamatan Tingkir Kota Salatiga semester II tahun Pelajaran 2016 / 2017. (3) bagaimanakah tingkat validitas instrumen penilaian sikap sosial pembelajaran IPS kelas IV SD Gugus Kanigoro Kecamatan Tingkir Kota Salatiga semester II tahun Pelajaran 2016 / 2017. Berdasarkan rumusan masalah diatas, penelitian ini bertujuan untuk dapat mengetahui : (1) bagaimanakah menyusun instrumen penilaian sikap sosial pembelajaran IPS Kelas IV SD Gugus Kanigoro Kecamatan Tingkir Kota Salatiga semester II tahun pelajaran 2016 / 2017. (2) bagaimanakah visibilitas penggunaan instrumen penilaian sikap sosial Pembelajaran IPS Kelas IV SD Gugus Kanigoro Kecamatan Tingkir Kota Salatiga semester II tahun pelajaran 2016 / 2017. (3) bagaimanakah tingkat validitas instrumen penilaian sikap sosial Pembelajaran IPS Kelas IV SD Gugus Kanigoro Kecamatan Tingkir Kota Salatiga semester II tahun pelajaran 2016 / 2017. Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat teoritis dan manfaat praktis. Manfaat secara teoritis dalam penelitian ini adalah sebagai bahan pengembangan instrumen penilaian sikap sosial pembelajaran IPS untuk KD berikutnya. Manfaat penelitian secara praktis adalah sebagai berikut : (1) bagi sekolah dapat menjadi pedoman untuk melakukan penilaian sikap sosial pembelajaran IPS. (2) bagi guru sebagai bahan pertimbangan, referensi dan masukan untuk membuat instrumen penilaian sikap sosial bagi siswa sesuai dengan Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD), sehingga hasil belajar siswa dapat dinilai secara lebih komprehensif lagi, tidak hanya dinilai dari aspek kognitif saja seperti yang selama ini sering dilakukan

Iska Novi Hardiani 617 oleh guru kelas. (3) bagi siswa sebagai pengetahuan bagi siswa bahwa penilaian yang mereka peroleh tidak hanya dari aspek kognitif saja (aspek pengetahuan saja). KAJIAN PUSTAKA IPS secara terminologi diambil dari istilah social studies yang telah berkembang di Amerika Serikat dan Inggris. IPS merupakan perwujudan dari pendekatan interdisipliner beberapa konsep ilmu ilmu sosial yang dipadukan dan disederhanakan untuk tujuan pengajaran di sekolah (Akbar, Sadun, 2010: 75). IPS merupakan perpaduan dari ilmu ilmu sosial seperti sejarah, geografi, sosiologi, antropologi, dan ekonomi. Pembelajaran IPS perlu diberikan kepada peserta didik karena IPS merupakan ilmu yang didalamnya mempelajari tentang cara melakukan interaksi sosial. Pembelajaran IPS berhubungan dengan kehidupan manusia yang melibatkan segala tingkah laku dan kebutuhan. Secara luas IPS mengkaji tentang sistem kehidupan manusia dalam konteks sosial. Proses pembelajaran IPS dirancang secara sistematis dan terarah agar materi yang akan disampaikan sesuai dengan ruang lingkup pembelajaran IPS di SD, untuk itu perlu disusun Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) yang harus dicapai dalam suatu pembelajaran. Permendikbud Nomor 24 tahun 2016 tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar menyatakan bahwa tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu (1) sikap spiritual, (2) sikap sosial, (3) pengetahuan, dan (4) keterampilan. Keempat kompetensi dapat dicapai melalui proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan/atau ekstrakurikuler. Guru tidak hanya melaksanakan kegiatan pembelajaran, namun juga melakukan penilaian proses belajar dan hasil belajar. Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 Tentang Standar Proses menyatakan bahwa penilaian proses pembelajaran menggunakan pendekatan penilaian otentik (authentic assesment) yang menilai kesiapan peserta didik, proses, dan hasil belajar secara utuh. Keterpaduan penilaian ketiga komponen akan menggambarkan kapasitas, gaya, dan perolehan belajar peserta didik yang mampu menghasilkan dampak instruksional (instructional effect) pada aspek pengetahuan dan dampak pengiring (nurturant effect) pada aspek sikap. Sudarsono (1997: 216) social attitudes (sikap sosial) yaitu perbuatan perbuatan atau sikap yang tegas dari seseorang atau kelompok di dalam keluarga atau masyarakat. Menurut Ahmadi (2007: 152) sikap sosial adalah kesadaran individu yang menentukan perbuatan nyata dan berulang ulang terhadap objek sosial. Senada dengan pendapat Chaplin yang dikutip oleh Kartini Kartono (2006: 469) mendefinisikan social attitudes (sikap sosial) yaitu suatu predisposisi atau kecenderungan untuk bertingkah laku dengan cara tertentu terhadap orang lain. Jadi sikap sosial adalah kesadaran individu yang menentukan perbuatan nyata untuk bertingkah laku dengan cara tertentu terhadap orang lain dari seseorang atau kelompok di dalam keluarga atau masyarakat. Berdasarkan Permendikbud Nomor 24 tahun 2016 tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar penilaian sikap sosial pembelajaran IPS meliputi penilaian perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangganya. Untuk mengetahui kemampuan sikap sosial peserta didik diperlukan pengukuran. Pengukuran pada dasarnya merupakan kegiatan penentuan angka bagi suatu objek secara sistematik Mardapi (2007:2). Dalam kegiatan pengukuran memerlukan penilaian (asesmen).

618 e-jurnalmitrapendidikan, Volume 1, Nomor 6, Agustus 2017 Berdasarkan Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 Tentang Standar penilaian menyatakan bahwa penilaian adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik. Proses penilaian hasil belajar peserta didik memerlukan teknik serta instrumen yang perlu disiapkan dan diperhatikan agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. Teknik penilaian pembelajaran terdiri dari teknik tes dan teknik nontes. Sedangkan instrumen adalah alat yang berfungsi memudahkan pelaksanaan sesuatu tugas atau mencapai tujuan secara lebih efektif dan efisien (Arikunto, S, 2007). Instrumen sikap adalah alat ukur ranah afektif yang digunakan untuk mengetahui sikap peserta didik terhadap suatu objek. Hasil pengukuran sikap berguna untuk menentukan strategi pembelajaran yang tepat (Wardani, Naniek Sulistya, 2012: 196). Teknik tes adalah cara atau prosedur dalam rangka pengukuran dan penilaian di bidang pendidikan, yang berbentuk pemberian tugas atau serangkaian tugas baik berupa pertanyaan pertanyaan (yang harus dijawab), atau perintah perintah (yang harus dikerjakan) oleh testee (Sudijono, 1996:67). Teknik penilaian tes biasanya digunakan untuk mengukur penguasaan pengetahuan peserta didik. Menurut Wardani, Naniek Sulistya (2012: 144) Tes berdasarkan cara mengerjakannya, dapat dibedakan menjadi tes tertulis, tes lisan, dan tes perbuatan. Tes tertulis adalah tes yang berisi soal soal yang harus dijawab oleh peserta didik dengan jawaban secara tertulis. Jenis tes tertulis dikelompokka menjadi 2 tes objektif (pilihan ganda, isian, benar salah, dan menjodohkan); tes uraian (tes uraian objektif, dan tes uraian non-objektif) (Wardani, Naniek Sulistya, 2012:144). Tes lisan adalah tes yang dilaksanakan dengan mengajukan pertanyaan pertanyaan atau soal secara lisan dan jawabannya disampaikan secara lisan. Tes perbuatan yakni tes yang penugasannya disampaikan dalam bentuk lisan dan tertulis dan pelaksanaan tugasnya dinyatakan dengan perbuatan atau unjuk kerja. Teknik nontes adalah cara penilaian yang dilakukan tanpa menguji peserta didik tetapi dengan melakukan pengamatan secara sistematis. Teknik nontes biasanya digunakan untuk mengukur kemampuan sikap dan keterampilan peserta didik. Bentuk bentuk teknik nontes adalah pengamatan secara sistematis (observation), wawancara (interview), angket, questionnaire, dan memeriksa atau meneliti dokumen dokumen (documentary analysis) (Sudijono, Anas, 1996:76). Observasi adalah suatu proses pengamatan dan pencatatan secara sistematis, logis, objektif, dan rasional mengenai berbagai fenomena, baik dalam situasi yang sebenarnya maupun dalam situasi buatan untuk mencapai tujuan tertentu Arifin, Zainal (2011:153). Menurut Esterberg yang dikutip dalam Sugiyono (2011:317) wawancara adalah pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik. Angket merupakan sejumlah pernyataan tertulis tentang data faktual atau opini yang berkaitan dengan diri responden yang dianggap fakta atau benar yang diketahui dan perlu dijawab oleh responden Anwar Suroyo (2009:168). Kerangka Berpikir Tolok ukur untuk mengetahui besarnya keberhasilan siswa dalam proses pembelajaran adalah penilaian. Penilaian dilakukan secara berkala, berkesinambungan dan menyeluruh untuk mengukur aspek pengetahuan, sikap dan keterampilan. Untuk

Iska Novi Hardiani 619 mengukur ketiga aspek dapat dilakukan dengan tes dan nontes. Pada pembelajaran IPS penilaian hanya terbatas pada penilaian pengetahuan dan keterampilan, sedangkan penilaian sikap belum dilakukan sehingga diperlukan instrumen penilaian sikap yang dapat digunakan untuk menilai sikap siswa. Instrumen penilaian sikap digunakan untuk mengukur kompetensi sikap siswa. Siswa dengan kompetensi sikap yang baik akan berpengaruh pada hasil belajar yang baik pula. Hasil belajar aspek pengetahuan dan keterampilan optimal jika kompetensi sikap yang dimiliki siswa tinggi. Kompetensi sikap dalam kurikulum 2013 terbagi menjadi sikap spiritual dan sikap sosial. Sikap spiritual terdapat pada KI 1dan sikap sosial terdapat pada KI 2. Penilaian sikap sosial pembelajaran IPS berdasarkan KI 2 pada kelas IV semester II yaitu menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangganya dengan KD 2.3 Menunjukkan perilaku santun, toleran, dan peduli dalam melakukan interaksi sosial dengan lingkungan dan teman sebaya. Untuk menulis pernyataan dibuat indikator penilaian. Indikator yang telah dibuat digunakan untuk membuat kriteria penilaian sikap sosial. Penyusunan instrumen penilaian sikap sosial dilakukan dengan menyusun kisi kisi instrumen dan penentuan skala pengukuran sikap. Secara lebih rinci kerangka berpikir dalam penelitian ini disajikan melalui gambar 1 berikut ini Pembelajaran IPS Menentukan KI dan KD Indikator sikap Sosial Kualitas Instrumen Sikap Sosial yang Baik Menentukan Kriteria Sikap Sosial Menyusun Kisi Kisi Instrumen Sikap Sosial Revisi Ujicoba Kelompok Besar Revisi Skala pengukuran sikap (Skala guttman) Ujicoba Kelompok Utama Pengembangan Instrumen Sikap Sosial Ujicoba Kelompok Kecil Validitas dan Reliabilitas Gambar 1 : Kerangka Berpikir Pengembangan Instrumen Penilaian Sikap Sosial Pembelajaran IPS Sumber : Olahan Data Sekunder

620 e-jurnalmitrapendidikan, Volume 1, Nomor 6, Agustus 2017 Instrumen penilaian sikap sosial diujicobakan pada ujicoba kelompok kecil, ujicoba kelompok utama, dan ujicoba kelompok besar. Setiap ujicoba didapatkan hasil analisis empirik yang berupa hasil validitas dan reliabilitas instrumen. Dari hasil validitas dan reliabilitas instrumen dilakukan perbaikan instrumen sehingga didapatkan instrumen penilaian sikap sosial pembelajaran IPS dengan kualitas yang baik. METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan atau Research and Development (R&D). R&D adalah suatu proses atau langkah-langkah untuk mengembangkan suatu produk baru atau menyempurnakan produk yang telah ada, yang dapat dipertanggungjawabkan (Sukmadinata, 2010:164). Berdasarkan pendapat Sukmadinata (2010:184) siklus R & D dapat disederhanakan menjadi tiga tahap yaitu (1) studi pendahuluan, (2) pengembangan produk (3) pengujian produk. Tahapan penelitian disajikan melalui gambar 2 berikut ini. Studi Pendahuluan Studi Kepustakaan Survei Lapangan Penyusunan Produk Awal Pengembangan Produk Validitas Ahli Ujicoba Kelompok Kecil Pengujian Produk Ujicoba Kelompok Utama Ujicoba Kelompok Besar Gambar 2 : Prosedur Penelitian Pengembangan Sumber : Sukmadinata. Metode Penelitian Pendidikan. (2010:184)

Iska Novi Hardiani 621 Studi Pendahuluan Studi pendahuluan terdiri dari 2 tahap yaitu studi kepustakaan dan survei lapangan. Studi kepustakaan merupakan kajian untuk mempelajari konsep dan teori tentang pengembangan, pembelajaran IPS, sikap sosial, penilaian dan instrumen yang digunakan untuk membuat produk instrumen penilaian aspek sikap sosial pembelajaran IPS. Studi kepustakaan ini menghasilkan bahan dasar tentang sikap sosial yang meliputi sikap santun, dan toleran yang akan digunakan untuk menyusun draf produk instrumen penilaian sikap sosial pembelajaran IPS. Survei lapangan merupakan kajian yang digunakan untuk investigasi persoalan yang muncul dalam kegiatan pembelajaran di lapangan dan mengidentifikasi kemungkinan solusi yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah tersebut. Kajian dalam survei lapangan membahas tentang penilaian secara umum dan sikap sosial yang berlaku dalam lingkungan masyarakat. Pengembangan Produk Pengembangan produk terdiri dari dua tahapan yaitu penyusunan produk awal instrumen penilaian sikap sosial pembelajaran IPS dan validitas produk. Langkah awal penyusunan instrumen adalah membuat desain pembelajaran dengan penyusunan RPP. Dalam penyusunan RPP perlu dipilih KI dan KD yang akan digunakan untuk menentukan indikator penilaian. Selain penyusunan perencanaan pembelajaran perlu juga disusun kisi-kisi. Kisi-kisi instrumen digunakan sebagai pedoman pembuatan butir pernyataan penilaian sikap sosial pembelajaran IPS. Tabel 1 : Kisi-Kisi Instrumen Penilaian Sikap Sosial Pembelajaran IPS Kompetensi Inti 2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangganya. Kompetensi Dasar 2.3 Menunjuk kan perilaku santun, toleran, dan peduli dalam melakukan interaksi sosial dengan lingkunga n dan teman sebaya. Indikator 2.3.1 M enunjukka n perilaku santun dalam melakuka n interaksi sosial dengan teman sebaya. Kriteria 1. Mengucapkan salam saat bertemu teman. 2. Tersenyum saat bertemu teman. 3. Mengucapkan terimakasih kepada teman. 4. Mengucapkan terimakasih kepada guru. 5. Meminta ijin ketika ingin menggunakan barang milik teman. 6. Meminta ijin ketika ingin meminjam barang milik teman. 7. Tidak berkata kata kotor. 8. Tidak menyela pembicaraan. Non Tes Teknik Penilaian Bentuk Instrumen Skala Guttman No Item 1-10

622 e-jurnalmitrapendidikan, Volume 1, Nomor 6, Agustus 2017 Kompetensi Inti Lanjutan Tabel 1 : Kisi-Kisi Instrumen Penilaian Sikap Sosial Pembelajaran IPS Teknik Penilaian Kompetensi Indikator Kriteria Dasar 2.3.2. Menunju kkan perilaku toleran dalam melakuk an interaksi sosial dengan teman sebaya. 1. Menerima teman yang berbeda pendapat. 2. Menghargai teman yang berbeda pendapat. 3. Menerima kesepakatan meskipun berbeda dengan pendapatnya. 4. Menerima kekurangan teman. 5. Memaafkan kesalahan teman. 6. Memaafkan kesalahan orang lain. 7. Mau berkelompok dalam belajar dengan siapapun yang memiliki perbedaan. 8. Tidak pernah memilih milih dalam kelompok belajar. Non Tes Bentuk Instrumen Skala Guttman Sumber : Olahan Data Primer Kisi kisi instrumen yang telah dibuat digunakan untuk menyusun draf awal produk instrumen penilaian sikap sosial pembelajaran IPS. Instrumen penilaian sikap sosial pembelajaran IPS menggunakan teknik penilaian nontes dengan instrumen angket skala guttman. Setiap indikator terdapat 8 kriteria yang dibuat menjadi 10 butir pernyataan. Draf awal produk instrumen penilaian sikap sosial pembelajaran IPS yang terdiri dari 20 butir pernyataan dan yang telah dibuat secara lengkap dengan panduan panduannya, kemudian dilakukan uji validitas produk yang dilakukan oleh pakar/ ahli. Hasil penilaian para ahli yang menilai instrumen dari segi konstruk maupun isi menunjukkan bahwa instrumen penilaian sikap sosial pembelajaran IPS dikategorikan baik digunakan sebagai perangkat untuk menilai sikap sosialpembelajaran IPS di sekolah. Setelah dilakukan validasi desain oleh para pakar, maka tahap berikutnya melakukan revisi sesuai dengan saran dan rekomendasi ahli/pakar. Pengujian Produk Pengujian produk terdiri dari 3 tahapan yaitu ujicoba kelompok kecil, ujicoba kelompok utama, dan ujicoba kelompok besar. Ujicoba kelompok kecil dilakukan dengan jumlah responden 20 siswa, uji coba kelompok utama melibatkan 30 siswa dan ujicoba kelompok besar melibatkan 40 siswa. Subyek yang berpartisipasi dalam uji coba produk instrumen penilaian sikap sosial adalah siswa SD dari tiga sekolah, yaitu SDN Gendongan 1, SDN Gendongan 2, dan SDN Gendongan 3. No Item 11-20

Iska Novi Hardiani 623 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Prosedur penelitian dan pengembangan ini terdiri dari (1) studi pendahuluan, (2) pengembangan produk, (3) pengujian produk. Studi Pendahuluan Studi pendahuluan terdiri dari dua tahap yaitu studi kepustakaan dan studi lapangan. Tahap pertama adalah studi kepustakaan. Penelitian ini mengembangkan instrumen penilaian sikap sosial pada pembelajaran IPS kelas IV semester II tahun pelajaran 2016/2017. Pengembangan instrumen penilaian sikap sosial dilatarbelakangi belum adanya instrumen penilaian sikap sosial pembelajaran IPS yang tepat digunakan untuk mengukur sikap sosial peserta didik. Penilaian sikap sosial peserta didik tidak dilakukan dengan instrumen yang baku. Instrumen dapat dikatakan baku apabila telah dilakukan ujicoba instrumen dan memiliki tingkat validitas serta reliabilitas yang baik. Menurut Sukmadinata (2010:164) Pengembangan adalah suatu proses atau langkah langkah untuk mengembangkan suatu produk baru atau menyempurnakan produk yang telah ada, yang dapat dipertanggungjawabkan. Kasim (2008: 4) IPS adalah suatu bahan kajian terpadu yang merupakan penyederhanaan, adaptasi, seleksi, dan modifikasi yang diorganisasikan dari konsep konsep dan keterampilan keterampilan sejarah, geografi, sosiologi, antropologi, dan ekonomi. Mata pelajaran IPS SD bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan (1) mengenal konsep konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungan; (2) memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial; (3) memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai nilai sosial dan kemanusiaan; (4) memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerja sama dan berkompetensi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global (Wardani, Naniek Sulistya, 2012:90). Pengukuran sikap kurikulum 2013 terbagi menjadi sikap spiritual dan sikap sosial. Sikap sosial adalah kesadaran individu yang menentukan perbuatan nyata dan berulang ulang terhadap objek sosial (Ahmadi, 2007: 152). Penilaian sikap sosial pembelajaran IPS kelas IV semester II tahun pelajaran 2016/2017 terdapat pada KI 2 yaitu menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangganya. Dengan KD 2.3 Menunjukkan perilaku santun, toleran, dan peduli dalam melakukan interaksi sosial dengan lingkungan dan teman sebaya. Perilaku sopan atau santun adalah sikap dalam pergaulan baik dalam berbahasa maupun bertingkah laku. Perilaku toleran adalah sikap dan tindakan yang menghargai keberagaman latar belakang, pandangan, dan keyakinan. Untuk mengetahui kemampuan sikap sosial peserta didik diperlukan pengukuran. Pengukuran pada dasarnya merupakan kegiatan penentuan angka bagi suatu objek secara sistematik (Mardapi, 2007:2). Dalam kegiatan pengukuran memerlukan penilaian (asesmen). Berdasarkan Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 tentang standar penilaian menyatakan bahwa penilaian adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik. Proses penilaian hasil belajar peserta didik memerlukan teknik serta

624 e-jurnalmitrapendidikan, Volume 1, Nomor 6, Agustus 2017 instrumen yang tepat. Teknik penilaian pembelajaran terdiri dari teknik tes dan teknik nontes. Penilaian sikap sosial dilakukan melalui teknik nontes. Nontes adalah cara penilaian yang dilakukan tanpa menguji peserta didik tetapi dengan melakukan pengamatan secara sistematis.. Angket atau kuesioner merupakan sejumlah pertanyaan atau pernyataan tertulis tentang data faktual atau opini yang berkaitan dengan diri responden yang dianggap fakta atau benar yang diketahui dan perlu dijawab oleh responden (Anwar Suroyo, 2009:168). Angket yang digunakan adalah angket tertutup, angket tertutup yaitu angket yang didalamnya telah terdapat alternatif jawaban yang telah ditentukan oleh si pembuat angket. Skala pengukuran yang digunakan adalah skala guttman. Skala Guttman identik dengan model pertanyaan yes or no question. Jawabannya terdiri dari dua alternatif jawaban yang bersifat dikotomus. Sebelum dibuat butir pernyataan terlebih dahulu disusun kisi kisi. Tahap kedua adalah tahap survei lapangan. Penelitian dilaksanakan di SD Negeri Gendongan 01 dengan jumlah siswa sebanyak 36, SD Negeri Gendongan 02 dengan jumlah siswa sebanyak 40, dan SD Negeri Gendongang 03 dengan jumlah siswa sebanyak 39. Hasil observasi dan wawancara yang dilakukan dengan guru kelas IV didapatkan informasi bahwa selama ini guru belum melakukan penilaian sikap sosial pembelajaran IPS, penilaian sikap sosial hanya dilakukan pada pembelajaran PPKn. Penilaian sikap sosial terdapat pada tujuan pembelajaran IPS yang ketiga yaitu memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai nilai sosial dan kemanusiaan. Berdasarkan hasil observasi pada saat proses pembelajaran sikap santun siswa pada pembelajaran IPS sudah nampak terlihat, diawal pembelajaran siswa sudah mengucapkan salam, pada saat salah satu siswa melakukan presentasi didepan kelas siswa lain tidak menyela presentasi yang sedang dilakukan. Sedangkan sikap toleran dapat terlihat pada saat pembagian kelompok diskusi siswa dapat berkelompok dengan siapapun yang memiliki perbedaan dan tidak memilih milih teman kelompok. Sikap toleran juga terlihat pada saat diskusi berlangsung, anggota kelompok dapat menerima kesepakatan bersama meskipun berbeda dengan pendapatnya. Penilaian sikap sosial dilakukan dengan menggunakan huruf A sampai dengan D yang artinya sikap yang baik sekali sampai dengan tidak baik. KKM untuk nilai sikap sosial adalah B yang artinya baik. Dilihat dari daftar nilai sikap sosial siswa terdapat 90% siswa mendapat nilai B pada penilaian sikap sosial. Pengembangan Produk Produk instrumen penilaian sikap sosial pembelajaran IPS disusun berdasarkan KI 2 menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangganya. Dengan KD 2.3 menunjukkan perilaku santun, toleran, dan peduli dalam melakukan interaksi sosial dengan lingkungan dan teman sebaya. Berdasarkan KI dan KD yang telah dipilih ditentukan indikator penilaian dan kriteria penilaian. Dalam pengembangan ini dibuat 2 indikator penilaian yaitu (1) menunjukkan perilaku santun dalam melakukan interaksi sosial dengan teman sebaya. (2) menunjukkan perilaku toleran dalam melakukan interaksi sosial dengan teman sebaya. Sikap sosial yang akan diukur berdasarkan indikator adalah sikap santun dan sikap toleran.

Iska Novi Hardiani 625 Sikap santun dibuat 8 kriteria penilaian yaitu (1) mengucapkan salam saat bertemu teman; (2) tersenyum saat bertemu teman; (3) mengucapkan terimakasih kepada teman; (4) mengucapkan terimakasih kepada guru; (5) meminta ijin ketika ingin menggunakan barang milik teman; (6) meminta ijin ketika ingin meminjam barang milik teman; (7) tidak berkata kata kotor; (8) tidak menyela pembicaraan. Sikap toleran juga dibuat 8 kriteria penilaian yaitu (1) menerima teman yang berbeda pendapat; (2) menghargai teman yang berbeda pendapat; (3) menerima kesepakatan meskipun berbeda dengan pendapatnya; (4) menerima kekurangan teman; (5) memaafkan kesalahan teman; (6) memaafkan kesalahan orang lain; (7) mau berkelompok dalam belajar dengan siapapun yang memiliki perbedaan; (8) tidak pernah memilih milih dalam kelompok belajar. Sikap santun dan toleran diukur menggunakan instrumen penilaian berupa angket dengan butir pernyataan yang berjumlah 20 butir pernyataan. Pengujian Produk Ujicoba produk instrumen penilaian sikap sosial dilakukan melalui tiga ujicoba. Ujicoba kelompok kecil dilakukan dengan melibatkan 20 siswa. Ujicoba kelompok utama dengan melibatkan 30. Ujicoba kelompok besar dengan jumlah responden sebanyak 40 siswa. Dari hasil yang didapatkan pada uji coba dilakukan analisis butir pernyataan untuk mengetahui tingkat validitas dan reliabilitas instrumen. Hasil uji validitas instrumen penilaian sikap sosial pembelajaran IPS pada ujicoba kelompok kecil, ujicoba kelompok utama, dan ujicoba kelompok besar disajikan melalui tabel 2 berikut ini. Tabel 2 : Distribusi Validitas Instrumen pada Ujicoba Produk Analisis Butir Pernyataan Validitas Rentang Indeks Kategori Ujicoba Produk Ujicoba Kelompok Utama Ujicoba Kelompok Kecil Ujicoba Kelompok Besar ƒ % ƒ % ƒ % 0,81 1,00 Sangat tinggi 2 10 - - - - 0,61 0,80 Tinggi 4 20 2 10 2 10 0,41 0,60 Cukup 4 20 14 70 18 90 0,21 0,40 Rendah 6 30 2 10 - - 0,00 0,20 Sangat 4 20 2 10 - - rendah Jumlah 20 100 20 100 20 100 Sumber : Hasil Penelitian Data Diolah, 2017 Keterangan : ƒ : frekuensi butir pernyataan % : presentase butir pernyataan Berdasarkan tabel distribusi validitas instrumen penilaian sikap sosial pembelajaran IPS pada ujicoba kelompok kecil dari 20 butir pernyataan 2 (10%) butir pernyataan memiliki tingkat validitas sangat tinggi, 4 (20%) butir pernyataan memiliki tingkat validitas tinggi, 4 (20%) butir pernyataan memiliki tingkat validitas cukup, 6

626 e-jurnalmitrapendidikan, Volume 1, Nomor 6, Agustus 2017 (30%) butir pernyataan memiliki tingkat validitas rendah, dan 4 (20%) butir pernyataan memiliki tingkat validitas sangat rendah. Pada ujicoba kelompok utama dari 20 butir pernyataan 2 (10%) butir pernyataan memiliki tingkat validitas tinggi, 14 (70%) butir pernyataan memiliki tingkat validitas cukup, 2 (10%) butir pernyataan memiliki tingkat validitas rendah, dan 2 (10%) butir pernyataan memiliki tingkat validitas sangat rendah. Pada ujicoba kelompok utama dari 20 butir pernyataan 2 (10%) butir pernyataan memiliki tingkat validitas tinggi, 18 (90%) butir pernyataan memiliki tingkat validitas cukup, 2 (10%) butir pernyataan memiliki tingkat validitas rendah, dan 2 (10%) butir pernyataan memiliki tingkat validitas sangat rendah. Hasil uji reliabilitas instrumen penilaian sikap sosial pembelajaran IPS pada ujicoba kelompok kecil, ujicoba kelompok utama, dan ujicoba kelompok besar disajikan melalui tabel 3 berikut ini. Tabel 3 : Distribusi Reliabilitas Instrumen pada Ujicoba Produk Ujicoba Produk α Kriteria Ujicoba Kelompok Kecil 0,829 Sangat Reliabel Ujicoba Kelompok Utama 0,868 Sangat Reliabel Ujicoba Kelompok Besar 0,883 Sangat Reliabel Sumber : Hasil Penelitian Data Diolah, 2017 Keterangan : α : tingkat reliabilitas Berdasarkan tabel distribusi reliabilitas instrumen penilaian sikap sosial pembelajaran IPS dari ujicoba kelompok kecil, ujicoba kelompok utama dan ujicoba kelompok besar menggalami peningkatan tingkat reliabilitas instrumen. Ujicoba kelompok kecil memiliki tingkat reliabilitas instrumen dengan α sebesar 0,829 dengan kriteria sangat reliabilitas. Ujicoba kelompok utama memiliki tingkat reliabilitas instrumen dengan α sebesar 0,868 dengan kriteria sangat reliabilitas. Dan ujicoba kelompok besar memiliki tingkat reliabilitas instrumen dengan α sebesar 0,883 dengan kriteria sangat reliabilitas. Pembahasan Pengujian produk dilakukan pada ujicoba kelompok kecil, ujicoba kelompok utama dan ujicoba kelompok besar. Setelah dilaksanakan ujicoba produk dilakukan analisis validitas dan reliabilitas instrumen. Ujicoba kelompok kecil dilaksanakan dengan jumlah responden sebanyak 20 siswa. Pada uji coba kelompok kecil hasil uji validitas instrumen penilaian sikap sosial digunakan r tabel sebesar > 0,300. Setelah dilakukan ujicoba terdapat 6 butir pernyataan atau 30% dari 20 pernyataan yang masih tidak valid dengan r hitung < 0,300 dan 14 butir pernyataan atau 70% dari 20 pernyataan sudah dinyatakan valid dengan rata rata r hitung > 0,300. Indeks keandalan atau reliabilitas instrumen penilaian sikap sosial sudah dapat dinyatakan baik, dari hasil analisis reliabilitas menunjukkan α sebesar 0,829 maka dapat disimpulakn bahwa instrumen penilaian sikap sosial sudah reliabel. Hal ini sejalan dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Maria Melinda, pada ujicoba kelompok kecil masih terdapat 7 butir pernyataan atau 35% dari 20 butir pernyataan yang tidak valid dan tingkat reliabilitas instrumen dinyatakan sudah reliabel. Ujicoba kelompok utama dilaksanakan dengan jumlah responden sebanyak 30 siswa. Dari ujicoba kelompok utama didapatkan hasil masih terdapat 3 butir

Iska Novi Hardiani 627 pernyataan atau 15% dari 20 pernyataan yang tidak valid dan 17 butir pernyataan atau 85% dari 20 pernyataan sudah dinyatakan valid. Sedangkan hasil analisis reliabilitas instrumen pada ujicoba lapangan utama menunjukkan hasil α sebesar 0,868 maka dapat disimpulkan bahwa instrumen penilaian sikap sosial sudah memiliki tingkat reliabilitas yang baik. Hal ini sejalan dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Yuhana Dwi Krisnawati, pada ujicoba kelompok utama masih terdapat 8 butir pernyataan atau 13% dari 60 butir pernyataan yang tidak valid dan tingkat reliabilitas instrumen dinyatakan sudah reliabel. Ujicoba kelompok besar dilaksanakan dengan jumlah responden sebanyak 40 siswa. Berdasarkan hasil analisis validitas ujicoba kelompok besar 20 butir penyataan sudah dinyatakan valid. Sedangkan hasil analisis reliabilitas instrumen pada ujicoba lapangan utama menunjukkan hasil α sebesar 0,883 karena maka dapat disimpulkan bahwa instrumen penilaian sikap sosial sudah memiliki tingkat reliabilitas yang baik. Berdasarkan hasil ujicoba kelompok kelompok besar maka dapat disimpulkan 20 item pernyataan yang disusun sudah layak digunakan sebagai instrumen penilaian sikap sosial pembelajaran IPS. Hal ini sejalan dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Umi Chotimah, pada ujicoba terakhir diperoleh hasil bahwa dari 20 butir pernyataan semua butir pernyataan telah dinyatakan valid. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil pengembangan dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa : 1. Penyusunan instrumen penilaian sikap sosial dilakukan dengan menentukan KI KD dan indikator, menentukan kriteria penilaian, menyusun kisi kisi yang digunakan untuk mengembangkan butir pernyataan, dan melakukan ujicoba instrumen. 2. Visibilitas instrumen penilaian sikap sosial pembelajaran IPS terdiri dari 20 butir pernyataan yang diujicobakan sebanyak tiga kali, dengan ujicoba kelompok kecil dengan jumlah responden 20 siswa, ujicoba kelompok utama dengan jumlah responden 30 siswa, dan ujicoba kelompok besar dengan jumlah responden 40 siswa. 3. Validitas instrumen penilaian sikap sosial pada ujicoba kelompok kecil diperoleh hasil sebanyak 14 (70%) butir penyataan dinyatakan valid. Ujicoba kelompok utama diperoleh hasil sebanyak 17 (85%) butir pernyataan dinyatakan valid. Ujicoba kelompok besar diperoleh hasil sebanyak 20 butir pernyataan dinyatakan valid. Saran Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, terdapat beberapa saran yaitu: 1. Guru dalam melakukan penilaian sikap sosial sebaiknya menggunakan instrumen yang sesuai dengan aspek yang akan dinilai. Instrumen yang dibuat perlu memperhatikan indikator penilain dan pembuatan indikator sesuai dengan KKO ranah afektif. 2. Sekolah kiranya dapat memberikan pelatihan kepada para guru untuk membuat instrumen penilaian sikap, agar dapat menilai sikap siswa dengan tepat.

628 e-jurnalmitrapendidikan, Volume 1, Nomor 6, Agustus 2017 3. Siswa harus lebih jujur dalam memberikan tanggapan pada saat mengisi instrumen penilaian sikap sosial pembelajaran IPS. DAFTAR PUSTAKA Ahmadi, Abu. 2007. Psikologi Sosial. Jakarta: Rineka Cipta. Akbar, Sadun, dan Hadi Sriwiyana. 2010. Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Yogyakarta: Cipta Media. Arifin, Zainal. 2011. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: Rosdakarya. Chotimah, Umi. 2010. Pengembangan Instrumen Penilaian Domain Afektif pada Matapelajaran PKn di Sekolah Menengah Pertama. Laporan. Palembang. Kartini, Kartono. 2006. Kamus Lengkap Psikologi Terjemahan. Jakarta: Grafindo. Kemendikbud. 2016. Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Kemendikbud. 2016. Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Kemendikbud. 2016. Permendikbud Nomor 24 Tahun 2016 tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Krisnawati, Yuhana Dwi. 2013. Pengembangan Instrumen Penilaian Domain Afektif yang Berkualitas pada Mata Pelajaran Geografi Kelas X di SMA N 1 Boja Kabupaten Kendal Tahun Ajaran 2012/2013. Jurnal. Semarang: Universitas Negeri Semarang. Mardapi, Djemari. 2007. Teknik Penyusunan Instrumen Tes dan Nontes.Yogyakarta: Mitra Cendikia. Melinda, Maria. 2016. Pengembangan Instrumen Penilaian Sikap Spiritual Menggunana Skala Guttman Berdasarkan Kurikulum 2013 Siswa Kelas 4 Semester 2 di Salatiga Tahun 2015/2016. Skripsi. Salatiga: UKSW FKIP PGSD. Sudarsono. 1997. Kamus Konseling. Jakarta:Rineka Cipta. Sudijono, Anas. 1996. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo. Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabeta. Sukmadinata, Nana Syaodih. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Rosdakarya. Wardani, Naniek Sulistya. 2012. Asesmen Pembelajaran SD. Salatiga: Widya Sari Press. Wicaksono, Tulus Pamuji, Muhardjito, dan Titik Harsiati. 2016. Pengembangan Penilaian Sikap dengan Teknik Observasi, Self Assessment, dan Peer Assessment pada Pembelajaran Tematik Kelas V SDN Arjowinangun 02 Malang. Jurnal. Malang: Pendidikan Dasar-Pascasarjana Universitas Negeri Malang.