FORMAT PENYUSUNAN KARYA ILMIAH Oleh: Lia Yuliana, M.Pd

dokumen-dokumen yang mirip
KTI DAN PTK PERANANNYA DALAM INOVASI PEMBELAJARAN FRANSISCA SUDARGO T.

Keterkaitan antara Karya Tulis Ilmiah PENGEMBANGAN PROFESI GURU

KEGIATAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU

BAHASA TATA TULIS ILMIAH

KARYA TULIS ILMIAH. Dalam KEGIATAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU

PENELITIAN TINDAKAN KELAS DAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU *) Oleh: Dr. S. Eko Putro Widoyoko, M.Pd.

Urun pendapat tentang Karya Tulis Ilmiah (KTI) on Line

BAB I PENDAHULUAN PEDOMAN PENULISAN KARYA ILMIAH ( SKRIPSI, TESIS, DISERTASI, ARTIKEL, MAKALAH, DAN LAPORAN PENELITIAN )

PELATIHAN PENULISAN KARYA ILMIAH UNTUK GURU SMP SE-KOTAMADYA YOGYAKARTA

MENJADIKAN KARYA TULIS ILMIAH SEBAGAI KEBUDAYAAN PROFESI GURU

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

KEGIATAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU

BAB I Pendahuluan A. Kedudukan Karya Tulis di Perguruan Tinggi

PENGEMBANGAN PROFESIONALISME GURU MELALUI PENULISAN KARYA ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

PUBLIKASI ILMIAH. Memotivasi guru untuk senantiasa meningkatkan kontribusinya kepada perkembangan profesionalisme masyarakat profesinya.

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA LAGU PADA SISWA KELAS VIIIB SMP NEGERI 1 NGUTER, SUKOHARJO

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. di masyarakat seperti organisasi sosial. Di dalam kelompok itu, manusia selalu

BAB IV TEKS EKSPLANASI KOMPLEKS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keterampilan menulis merupakan salah satu bagian dari empat keterampilan

MENYUSUN PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS Oleh: Sukanti

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dalam pembelajaran bahasa Indonesia, keterampilan menulis merupakan

Teknis Penulisan Karya Ilmiah

BAB I PENDAHULUAN. mahasiswa ialah makalah. Penyusunan makalah dimaksudkan untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. upaya lapisan masyarakat terhadap setiap gerak langkah dan perkembangan dunia

Metode penulisan artikel jurnal ilmiah. Suminar Setiati Achmadi Institut Pertanian Bogor

TATA CARA PENULISAN KARYA ILMIAH BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

METODE PENELITIAN SOSIAL: Dr. Lilik Wahyuni, M.Pd

SEKOLAH MENULIS DAN KAJIAN MEDIA

Hipotesis Penelitian

Bahasa Indonesia UMB TATA TULIS DALAM RAGAM ILMIAH. Kundari, S.Pd, M.Pd. Komunikasi. Komunikasi. Modul ke: Fakultas Ilmu. Program Studi Sistem

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

MENYUSUN KARYA TULIS ILMIAH

KEMAMPUAN MENYUSUN KARYA ILMIAH MAHASISWA JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA. Oleh Selvianingsih Salilama Fatmah AR Umar Supriyadi

Hasil. Pendahuluan Pembahasan,Simpulan,Saran. Metode Ucapan Terima Kasih. Daftar Pustaka

BAB I PENDAHULUAN. ini diangkat karena adanya berbagai aspek kesalahan terutama terdapat

BAB I PENDAHULUAN. diajarkan. Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan salah satu

BAB II. Materi Kuliah Penyusunan Proposal Penelitian Oleh Dr. Triana Noor Edwina DS Fakultas Psikologi UMBY

Oleh: Nurtanio Agus P Dari berbagai sumber

TEKNIK MENYUSUN SKRIPSI YANG BEBAS PLAGIAT *Salam, M.Pd

PANDUAN PENULISAN LOMBA KARYA TULIS ILMIAH ALQURAN FESTIVAL ILMUWAN MUSLIM

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menulis merupakan keterampilan berbahasa yang bersifat aktif,

BAB 1 PENDAHULUAN. kebahasaan dan keterampilan berbahasa. Pengetahuan kebahasaan meliputi

BAB I PENDAHULUAN. dalam merangkai kata. Akan tetapi, dalam penerapannya banyak orang

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan lagu dikenali hampir seluruh umat manusia. Bahkan,

BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN

Bahasa Indonesia SMA/MA/SMK/MAK. Kelas XI Semester 1. Meita Sandra Santhi Apriyanto Dwi Santoso Ika Yuliana Putri

SOAL-SOAL LATIHAN HIPOTESIS. Pertemuan 9

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE) LABUHAN BATU

GAGAS TEMA DAN LANGKAH PENULISAN ARTIKEL JURNAL OLEH: HERMANTO SP

Danny Meirawan. Pengajar pada Jurusan Pendidikan Teknik Sipil FPTK UPI

MACAM KARYA ILMIAH 1. ARTIKEL 2. MAKALAH 3. LAPORAN PENELITIAN (SKRIPSI)

BAB I PENDAHULUAN. situasi tertentu kemampuan bernalar diperlukan manusia untuk dapat mengembangkan

I. PENDAHULUAN. sekolah. Dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia ada empat komponen

BAB I PENDAHULUAN. sarana mengungkapkan ide, gagasan, pikiran realitas, dan sebagainya. dalam berkomunikasi. Penggunaan bahasa tulis dalam komunikasi

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik

KOMPETENSI PENGUASAAN IDE UTAMA DAN IDE TAMBAHAN DALAM PARAGRAF SISWA KELAS XI SMA NEGERI 2 HALBAR DI IBU TENGAH MALUKU UTARA

BAB I PENDAHULUAN. digunakan sebagai bahasa pemersatu bangsa serta memiliki peranan yang penting

PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Imam Gunawan

TEKNIK PENULISAN KARYA ILMIAH

PENYUSUNAN KARYA TULIS ILMIAH HASIL PENELITIAN DAN GAGASAN ILMIAH. Oleh: Supartinah, M.Hum.

Topik 4 Menyusun Laporan Penelitian Tindakan Kelas dalam bentuk Makalah dan Artikel Jurnal

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah

MATA KULIAH BAHASA INDONESIA

Suhardjono2 Pengantar

PANDUAN LOMBA KONSELING MAHASISWA NASIONAL (LKMN)

DCH2G3 TEKNIK PRESENTASI DAN PELAPORAN

BAB I PENDAHULUAN. gagasan, pendapat, dan perasaan yang bahasanya bersifat produktif-aktif

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sehari-hari terlihat dalam empat aspek keterampilan berbahasa.

Penulisan Usulan Penelitian

Bahasa dlm KTI menggunakan Bahasa Formal. Keterampilan Menulis yg Kreatif & Inovatif menghasilkan KTI yg Argumentatif.

mengungkapkan gagasan secara tepat, mudah dipahami

Menulis Karya Ilmiah Remaja 1 Oleh: Sudrajat, M. Pd. 2

Pengertian Tulisan Ilmiah

LANGKAH-LANGKAH MENYUSUN PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS Oleh: Lia Yuliana, M.Pd. (Dosen FIP UNY)

PEMANFAATAN MEDIA GAMBAR BERSERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI SISWA KELAS V SD NEGERI I GEBANG NGUNTORONADI WONOGIRI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN KARYA TULIS ILMIAH BAGI WIDYAISWARA

BAB 1 PENDAHULUAN. yaitu kemampuan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peran penting dalam perkembangan intelektual, sosial,

Lazimnya, orang mempunyai kemauan dan termotivasi

Panduan Lengkap Penulisan Karya Ilmiah FMIPA Universitas Riau

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Menulis Karya Ilmiah Remaja 1

BAB I PENDAHULUAN. seseorang dituangkan melalui bahasa baik, lisan maupun tertulis.

TEKNIK MEMBUAT KUTIPAN Pengertian Kutipan Kutipan Langsung dan Kutipan Tidak Langsung Cara-cara Mengutip Etika Mengutip dan Plagiarisme Tanggungjawab

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kurikulum Nasional merupakan pengembangan dari Kurikulum 2013 yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bahasa merupakan alat komunikasi dalam mengungkapkan pikiran dan

SILABUS. Mendengarkan diskusi Merangkum seluruh isi pembicaraan. Menanggapi rangkuman yang dibuat teman. Mendengarkan pendapat seseorang

KARYA TULIS ILMIAH SEBAGAI SALAH SATU KARYA PENGEMBANGAN PROFESI GURU Oleh : Dra. Umi Chotimah, M. Pd

DCH2G3 TEKNIK PRESENTASI DAN PELAPORAN

III. TESIS. c. Tujuan Penelitian d. Manfaat Penelitian 2. Telaah Pustaka 3. Metode Penelitian 4. Hasil dan Pembahasan 5. Simpulan dan Saran/Implikasi

Untuk Kenaikan pangkat/jabatan setingkat lebih tinggi menjadi Pembina Tk 1 Golongan Ruang IV b/ Guru Pembina Tk 1 sampai dengan Pembina Utama

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa yang cerdas ditentukan oleh kualitas pendidikan di negaranya. Semakin

Penulisan Kerangka Artikel Ilmiah

Slide By Default! Andriani Kusumawati. A Free sample background from

Laporan Ilmiah Kedokteran

BAB I PENDAHULUAN. dalam bidang pendidikan nasional. Sesuai dengan fungsi pendidikan nasional

BAB I PENDAHULUAN. dapat tercapai sesuai yang diinginkan ( Hamalik, 2001 : 56) pengetahuan, ilmu dan pengalaman-pengalaman hidupnya dalam bahasa tulis

Transkripsi:

FORMAT PENYUSUNAN KARYA ILMIAH Oleh: Lia Yuliana, M.Pd CIRI-CIRI ILMIAH Dari pembicaraan sehari-hari kita sudah dapat dengan cepat menandai, sesuatu itu ilmiah atau bukan, terutama diamati dari alur penalarannya. Dalam kalimat sederhana, sebuah pembicaraan dikatakan ilmiah apabila dapat diterima oleh nalar atau akal sehat, bukan didasarkan atas kemenangan berdebat tanpa dasar. Dapat diterima oleh nalar, bukan hanya oleh pikiran manusia biasa, tetapi sudah didasarkan atas teori yang sudah diakui kebenarannya oleh kalangan ilmuwan. Dengan ciri ilmiah tersebut, sebuah karya dapat dikatakan ilmiah hanya apabila didukung oleh teori yang relevan. Selain ada dukungan ilmiah, sebuah karya dapat dikatakan ilmiah apabila alur pikirannya runtut, enak diikuti, dan mengikuti sistematika yang dikenal oleh dunia keilmuan sebagai sistematika yang mudah dinalar. Dengan persyaratan demikian ini tidak berarti bahwa sistematika karya tulis ilmiah itu hanya satu macam, kaku, tidak ada alternatif. Sistematika karya tulis yang dihasilkan oleh guru tidak mengikat harus mengikuti ketentuan yang dikeluarkan oleh Departemen Pendidikan Nasional saja, tetapi boleh tidak sama, asal alur pikirannya sesuai dengan kaidah keilmiahan. SISTEMATIKA ATAU FORMAT PENULISAN KTI Dan sedikit gambaran tentang ciri-ciri karya ilmiah di atas, kini dapat kita bawa ciri-ciri tersebut dalam penerapan menulis. Agar karya yang kita tulis dapat dipandang sebagai ilmiah, maka harus mengikuti alur pikir yang runtut sebagai sistematika penulisan, yaitu (1) Latar belakang, (2) tujuan penulisan, (3) kajian pustaka, (4) pembahasan, (5) kesimpulan, dan (6) daftar pustaka. 1

1. Latar belakang masalah Dalam latar belakang ini dikemukakan ganjalan yang ada dalam pikiran penulis, berupa ketidakpuasan penulis terhadap hal-hal yang diperoleh dari pengamatan terhadap kejadian sehari-hari, baik yang dialami sendiri maupun orang lain. Ganjalan ini dirasakan oleh penulis karena dirinya mengetahui seperti apa seharusnya, padahal yang terjadi tidak seperti itu. Oleh karena itu rumusannya harus jelas, bagaimana keadaan yang ada, kemudian bagaimana seharusnya. Penulisan ini tidak harus demikian, tetapi dapat dibalik, yang seharusnya dulu, baru kejadian atau kondisi yang ada. Jika dari kejadian yang tidak memuaskan ini penulis mempunyai jalan keluar yang baik dan logis, dalam bagian ini dituliskan secara ringkas gagasan untuk mengatasinya. 2. Tujuan penulisan Bagian kedua dari tulisan ini menyatakan hal-hal yang diharapkan dapat dikemukakan setelah penulisan selesai. Rumusan tujuan ini sebaiknya disusun sedemikian rupa sehingga jelas, rinci dan menarik bagi pembaca sehingga pembaca tersebut ingin sekali melanjutkan membaca apa yang dikemukakan oleh penulis. 3. Kajian teori Judul bagian ini tidak mengikat, boleh Kajian teori, boleh Kajian pustaka, atau Landasan teori. Yang penting adalah bahwa isinya menunjukkan adanya teori-teori yang diperoleh penulis dari membaca buku atau sumber lain, dengan menyebutkan dari mana asal teori tersebut diambil. Penulisan sumber kajian teori tidak harus dengan catatan kaki (foot note), tetapi ditulis langsung dalam kurung di belakang kutipan, atau disebutkan nama dalam teks kemudian tahun dan halaman dituliskan dalam kurung. Mungkin ada yang ingin tahu berapa banyaknya sumber yang harus dibaca untuk mendukung gagasan penulis, tidak ada batas yang mengikat. Sebagai dasar yang dapat dipertimbangkan adalah kepantasan, misalnya 4 atau 5 sumber asal tepat dan cukup kuat difungsikan sebagai landasan gagasannya. Kutipan tersebut bukan hanya ditulis dalam bentuk tumpukan tulisan saja tetapi diberi pengkait sehingga tampak alur pikir penulis. Di 2

sinilah letak perhatian penilai, karena karya tulis ilmiah merupakan karya yang menunjukkan kualitas penulis dalam menyusun sebuah karya. Alur pikir penulis dapat diketahui antara lain dari kemampuan memanfaatkan pikiran orang lain untuk buah pikirannya. 4. Pembahasan Dibandingkan dengan bagian-bagian sebelumnya, bagian inilah yang paling penting dan merupakan bagian yang selalu dicermati oleh penilai. Dari bagian inilah dapat diketahui bagaimana gagasan penulis dalam memecahkan masalah ( ganjalan ) yang dikemukakan pada latar belakang masalah. Meskipun bagian yang lain terbaca banyak dan terkesan ilmiah, tetapi kalau tidak ada bagian pembahasan, karya tulisnya tidak dapat diterima. Isi pembahasan tidak boleh menyimpang dan harus dilandasi teori-teori yang sudah dikutip. Semakin banyak dan runtut isi pembahasan, penilai langsung terkesan bahwa karya ini baik dan dapat diterima. 5. Kesimpulan Bagian terakhir dari karya tulis ilmiah adalah kesimpulan. Urutan isi bagian ini harus sinkron dengan tujuan yang sudah ditulis dalam bagian kedua. Dalam hal ini penulis tidak harus terikat pada banyaknya nomor yang dituliskan dalam tujuan, tetapi isinya harus lengkap menunjukkan bahwa tujuan sudah tercapai dan tertuang dalam kesimpulan. Meskipun banyaknya nomor tidak harus sama, penulis perlu menunjukkan kiat, penilai akan lebih terkesan positif jika nomor kesimpulan sama dengan banyaknya nomor dalam tujuan. 6. Daftar pustaka Daftar pustaka yang merupakan bagian penutup dari sebuah karya ilmiah, seringkali digupakan oleh penulis. Daftar pustaka bukan pajangan agar karya yang ditulis dipandang cukup ilmiah. Fungsi daftar pustaka adalah penuntun bagi pembaca yang mungkin masih ingin tahu lebih jauh dari apa yang sudah dikutip isinya oleh penulis. Oleh karena itu sumber-sumber yang didaftar dalam bagian ini hares betul-betul sinkron dengan teori yang dituliskan dalam kajian teori, artinya harus pas - tidak kurang dan tidak lebih. 3

Untuk sumber kajian ini ada hal yang perlu diketahui oleh penulis, yaitu agar sedapat mungkin membatasi penggunaan kamus sebagai sumber. Apa yang tertulis di dalam kamus bukan teori tetapi baru merupakan batasan batasan pengertian. Yang diperlukan adalah dukungan teori, sedangkan batasan pengertian baru berstatus sebagai penguat dari pengertian yang kita ambil. KARYA TULIS ILMIAH YANG BAIK Salah seorang penilai nasional Prof. Dr. Ir. Suhardjono dosen tetap Universitas Brawijaya menyusun sebuah pedoman penulisan KTI yang mudah diingat, yaitu APIK, singkatan dari Asli, Perlu, Ilmiah, dan Konsisten. Pedoman tersebut kini digunakan sebagai acuan penilaian oleh semua penilai pusat, baik yang ada di pusat sendiri maupun di daerah. Jika karya tulis dinilai dengan dasar acuan ini, berarti bahwa acuan tersebut sekaligus dapat digunakan sebagai acuan bagi guru untuk menyusun karya tulisnya. Dalam acuan ini dikemukakan kondisi negatif, dengan maksud agar penulis menghindarinya. 1. A = As1i Penjelasan: KTI harus asli yaitu merupakan karya diri si penulis, bukan mengutip karya orang lain, bukan dibuatkan oleh orang lain, atau menjiplak di sana-sini dan gabungan dari karya orang lain. Bukti bahwa KTI tidak asli: a. Terdapat bagian-bagian tulisan atau sebagian besar tulisan mirip skripsi atau tesis, misalnya ucapan terimakasih pada dosen pembimbing, terdapat kata-kata skripsi atau tesis. b. Tanggal penelitian tidak sama dengan tanggal pengesahan KTI. c. Terdapat petunjuk lokasi yang berbeda dengan tempat tinggal penulis. d. Data dan analisis terlalu muluk, seperti penulis yang mendapat bimbingan secara intensif. e. KTI sama dengan karya orang lain dengan judul sama atau berbeda tetapi tampak hanya diubah istilah-istilahnya. f. Hasil KTI yang tidak masuk akal, dalam satu tahun lebih dari 2 penelitian. 4

2. P = Perlu Penjelasan: Membuat KTI bukan pekerjaan yang mudah, dan bukan hanya dengan maksud yang sifatnya sementara, tetapi untuk jangka panjang, yaitu pengembangan profesinya. Bagi guru, jangkauan lebih jauh adalah untuk meningkatkan prestasi belajar siswa, karena mereka adalah subjek yang harus kita bantu. Jadi sebuah KTI perlu apabila untuk kepentingan guru atau siswa. Bukti bahwa KTI tidak atau kurang perlu: a. Masalah yang dikaji terlalu luas, tidak langsung berhubungan dengan upaya pengembangan profesi penulis. b. Masalah yang ditulis meskipun sempit tetapi tidak menunjukkan adanya kegiatan nyata penulis dalam peningkatan profesinya. c. Permasalahan yang ditulis sangat mirip dengan karya-karya orang lain (sudah banyak ditulis oleh penulis lain, hanya mengulang-ulang, tidak memberikan kemanfaatan baru). 3. I = Ilmiah Penjelasan: KTI dikatakan ilmiah jika (1) permasalahan yang dikaji berada di khasanah keilmuan. (2) menggunakan kriteria kebenaran ilmiah (3) menggunakan metode ilmiah (4) memakai tatacara penulisan ilmiah Bukti bahwa KTI tidak termasuk ilmiah: a. Masalah yang dibahas berada di luar khasanah keilmuan b. Latar belakang masalah tidak jelas sehingga tidak dapat menunjukkan manfaat pengembangan keilmuan. c. Rumusan masalah tidak jelas atau bahkan tidak ada rumusan masalah d. Apa yang dikemukakan sebagai kebenaran tidak didukung oleh teori, kebenaran fakta atau kebenaran analisisnya. e. Landasan teori perlu diperluas dan disesuaikan dengan tujuan yang akan dicapai melalui tulisannya. 5

f. Bila KTInya berupa laporan hasil penelitian, metode yang digunakan belum benar, tampak dari penentuan variabel, populasi dan sampel, data yang dikumpulkan serta cara yang digunakan, metode analisis, menarik kesimpulan dari kaitannya dengan pembahasan tidak benar. g. Kesimpulan tidak sinkron dengan rumusan masalah, mungkin belum atau tidak menjawab permasalahan yang diajukan. 4. K = Konsisten Penjelasan: Karya yang ditulis harus sesuai (konsisten) dengan kompetensi penulis dan sesuai dengan tujuan penulis dalam mewujudkan karya tulis. Bukti bahwa KTI tidak konsisten: a. KTI yang ditulis tidak sesuai dengan tugas si penulis. b. KTI yang ditulis tidak sesuai dengan latar belakang keahlian atau tugas pokok penulis. c. Masalah yang dikaji tidak berkaitan langsung dengan upaya penulis untuk mengembangkan profesinya sebagai guru atau kepala sekolah d. Isi dalam tulisan tiudak menunjukkan keruntutan sejak awal sampai atau baik secara sepotong-sepotong atau berkesinambungan. 6