1 Universitas Indonesia

dokumen-dokumen yang mirip
PERBEDAAN PENGGUNAAN KOSAKATA DALAM MEMAKNAI OBJEK DITINJAU DARI STEREOTIP GENDER (Studi pada Mahasiswa Universitas Tridinanti Palembang)

12 Universitas Indonesia

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang secara harfiah berarti

BAB I PENDAHULUAN. Dari hari ke hari istilah autisme semakin banyak diperbincangkan di

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat komunikasi yang dipergunakan oleh manusia. untuk berinteraksi sosial. Setiap manusia menggunakan bahasa untuk

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer yang digunakan oleh para

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pers mempunyai beberapa fungsi yang saling berhubungan satu

BAB I PENDAHULUAN. sosialnya. Manusia berkomunikasi menggunakan bahasa. Bahasa merupakan

BAHASA INDONESIA. Karakteristik Bahasa Indonesia. Sri Rahayu Handayani, S.Pd. MM. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Akuntansi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dita Marisa, 2013

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. memahami maksud dan tujuan yang disampaikan oleh penutur berbeda-beda. Dilihat dari segi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. interaksi dan kerjasama dalam kehidupan sehari-hari. Dengan berinteraksi,

BAB 3 METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan di dalam penelitian ini adalah metode deskriptif.

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat komunikasi penting bagi manusia. Bahasa dapat

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Shindy Grafina Callista, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Menulis atau mengarang ialah kemampuan mengekspresikan pikiran, perasaan, pengalaman, dalam bentuk tulisan yang disusun secara

BAB I PENDAHULUAN. dalam merangkai kata. Akan tetapi, dalam penerapannya banyak orang

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu yang membedakan manusia dengan binatang adalah bahasa

BAB I PENGANTAR KHAZANAH ANALISIS WACANA. Deskripsi Singkat Perkuliahan ini membelajarkan mahasiwa tentang menerapkan kajian analisis wacana.

I. PENDAHULUAN. sangat berperan penting di samping bahasa tulis. Percakapan itu terjadi apabila

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah salah satu alat komunikasi. Melalui bahasa manusia

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan proses sains merupakan keterampilan intelektual yang sering

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Materi biologi tidak hanya berhubungan dengan fakta-fakta ilmiah tentang fenomena alam yang konkrit,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. metode penelitian kualitatif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang

BAB I PENDAHULUAN. untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan mengidentifikasikan diri. Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. Dengan bahasa seseorang dapat mengekspresikan pikirannya, gagasannya, dan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis dan Desain Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan emosi manusia terjadi semenjak manusia itu berada. dalam kandungan hingga akhir masa hidupnya. Hal ini sejalan dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa daerah bagi penuturnya telah mendarah daging karena tiap hari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Model Pembelajaran Predict Observe Explain (POE) tugas utama yaitu memprediksi, mengamati, dan memberikan penjelasan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dalam interaksi dirinya dengan lingkungannya. Hasil dari interaksi yang dilakukan

BAB III METODE PENELITIAN

PEMEROLEHAN KOSAKATA DASAR BAHASA INDONESIA PADA ANAK USIA 4-6 TAHUN

Gambar 3.1 Bagan Penelitian Tindakan Kelas

BAB III METODE PENELITIAN

Bab 1. Pendahuluan. dengan sesama kita, manusia. Bahasa merupakan salah satu sarana yang

BAB I PENDAHULUAN. terbentuknya pembagian bahasa di dunia yang memiliki ciri-ciri yang unik yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penciptaan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan pendekatan deskriptif interpretatif.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian. Kota berasal dari kata urban yang mengandung pengertian kekotaan dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Belajar adalah suatu kegiatan yang selalu ada dalam kehidupan manusia. Belajar

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Astri Rahmayanti, 2013

I. PENDAHULUAN. Pada dasarnya sebagai manusia, kita membutuhkan untuk dapat berinteraksi

BAB I PENDAHULUAN. tradisi dan budaya yang sangat tinggi. Bahasa merupakan Sistem lambang bunyi

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan oleh manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Alfian Rizanurrasa Asikin, 2014 Bimbingan pribadi sosial untuk mengembangkan kesadaran gender siswa

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Setiap individu manusia tidak akan pernah luput dari berkomunikasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan merupakan jenis penelitian deskriptif, dimana

BAB I PENDAHULUAN. untuk menyampaikan ide, gagasan, atau pendapat. Alat komunikasi itu disebut

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 10 Paguyaman dan dilaksanakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Analisis turutan..., Bima Anggreni, FIB UI, 2008

BAB III METODE DAN TEKNIK PENELITIAN. dalam aplikasinya. Ini sejalan dengan gagasan Bailey (2007: 8): Different

BAB I PENDAHULUAN. sosialnya. Pengertian dari pacaran itu sendiri adalah hubungan pertemanan antar lawan

BAB I PENDAHULUAN. memiliki perbedaan. Tak ada dua individu yang memiliki kesamaan secara

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan

I. PENDAHULUAN. penting dalam pembelajaran. Behrman, Kliegman, dan Arvin (2000: 130)

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) definisi efektivitas adalah sesuatu

1. Kita harus melaporkan kejadian itu besok, tetapi mereka sekarang tidak berada di sini.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan kemajuan teknologi tidak

2016 PENGARUH MED IA PUZZLE KERETA API D ALAM MENYAMBUNGKAN SUKU KATA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN ANAK D OWN SYND ROM

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa sebagai alat komunikasi mempunyai peranan penting dalam

RISET KUALITATIF DOSEN : DIANA MA RIFAH

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa yang cerdas ditentukan oleh kualitas pendidikan di negaranya. Semakin

BAB I PENDAHULUAN. yang luas. Tanaman tertentu adalah tanaman semusim dan atau tanaman

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran sepanjang hayat (long life learning). Kegiatan membaca

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan adanya sarana agar komunikasi tersebut dapat berjalan dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. secara kreatif dapat memikirkan sesuatu yang baru. berkomunikasi baik secara lisan maupun tulisan hendaknya berupa kata-kata

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah

Pengantar Ilmu Komunikasi. Modul ke: 06FIKOM PERSEPSI. Fakultas. Reddy Anggara. S.Ikom., M.Ikom. Program Studi MARCOMM

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORETIK

BAB I PENDAHULUAN. Seiring berjalannya waktu, dunia perfilman telah mengalami perkembangan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran problem solving merupakan salah satu model pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. upaya dari anggota organisasi untuk meningkatkan suatu jabatan yang ada.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. sosiolinguistik. Penelitian kualitatif di sini menggunakan jenis penelitian yang

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan salah satu hasil budaya manusia yang bernilai

BAB I PENDAHULUAN. tentunya sangat berkaitan dengan hidup dan kehidupan manusia serta kemanusiaan. Ia

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Iskandar (2009), penelitian kualitatif digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. calon mahasiswa dari berbagai daerah Indonesia ingin melanjutkan pendidikan mereka ke

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. rentangan usia lahir sampai 6 tahun. Pada usia ini secara terminologi disebut

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa digunakan oleh manusia untuk berinteraksi dengan orang lain. Bahasa adalah alat untuk mengungkapkan pikiran, keinginan, pendapat, dan perasaan seseorang kepada orang lain. Dalam perkembangannya bahasa tidak dapat dipisahkan dari faktor lain di luar bahasa, terutama latar belakang penuturnya. Latar belakang penutur bahasa yang beragam menyebabkan timbulnya variasi bahasa. Faktor lain di luar bahasa yang mempengaruhi variasi bahasa antara lain, seperti kelas sosial, jenis kelamin, pekerjaan, pendidikan, etnisitas, dan umur. Salah satu aspek yang menarik untuk dibahas adalah variasi bahasa yang disebabkan oleh perbedaan jenis kelamin. Dalam kehidupan sosial, jenis kelamin menjadi pembeda dalam berbagai hal, salah satunya bahasa. Holmes (1993: 162) mengungkapkan bahwa perbedaan jenis kelamin mampu mempengaruhi bahasa dan dapat menjadi faktor penting untuk menghitung variasi bahasa. Hal tersebut didukung pula oleh Tannen (1990: 5) yang menyatakan bahwa pada dasarnya laki-laki dan perempuan mempunyai perbedaan mendasar dalam hal bahasa. Perbedaan jenis kelamin lambat laun berkembang menjadi perbedaan gender. Perbedaan jenis kelamin dan perbedaan gender merupakan dua hal yang berbeda. Menurut Wardhaugh (2002: 313), jenis kelamin adalah pembeda laki-laki dan perempuan dilihat dari sudut biologi, sedangkan gender adalah pembeda laki-laki dan perempuan melalui pendekatan genetik, psikologi, sosial, dan budaya. Selain itu, menurut Sadli dan Patmonodewo (1995: 70) gender merupakan sejumlah karakteristik psikologis yang ditentukan secara sosial dan berkaitan dengan adanya seks (jenis kelamin) lain. Oleh karena itu, dari pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa gender adalah hasil konstruksi sosial berdasarkan jenis kelamin dalam masyarakat yang membedakan laki-laki dan perempuan. 1 Universitas Indonesia

Kehidupan sosial dan budaya mendukung perkembangan pemahaman tentang gender. Pemahaman tentang gender dalam masyarakat sudah disosialisasikan sejak dini. Saat kecil, mulai dari permainan sampai tingkah laku, anak laki-laki dan perempuan sudah diidentikan dengan gender tertentu. Coates (1998: 435) mengungkapkan budaya adalah jaringan sederhana berisikan kebiasaan-kebiasaan dan teladan perilaku yang dikumpulkan sedikit demi sedikit dari pengalaman masa lalu. Perempuan dan laki-laki mempunyai pengalaman masa lalu yang berbeda. Sejak mereka dilahirkan, laki-laki dan perempuan diperlakukan berbeda, dididik berbeda, dan sebagai hasilnya, cara berkomunikasi mereka berbeda pula. Pemahaman tentang gender yang diperoleh oleh laki-laki dan perempuan saat bersosialisasi dalam masyarakat akan memengaruhi cara berbahasa mereka. Menurut Fakih (1998: 24 25) yang dikutip oleh Darmojuwono (2000: 150), konsep gender, yaitu pembagian laki-laki dan perempuan yang dikonstruksikan secara sosial maupun kultural, telah berjalan mapan dalam sosialisasi. Oleh sebab itu, pemisahan dengan gender tersebut dianggap alamiah, wajar, dan merupakan kodrat; padahal yang merupakan kodrat adalah pembagian jenis kelamin secara biologis. Dalam masyarakat, sosialisasi mengenai gender erat kaitannya dengan stereotip. Selanjutnya, stereotip yang terbentuk ikut menentukan peran laki-laki dan perempuan dalam masyarakat. Adapun pengertian stereotip adalah gambaran ciri-ciri khas yang dimiliki orang tertentu atau sekelompok orang dan gambaran ini tidak dibentuk oleh orang atau kelompok orang tersebut, melainkan oleh anggota masyarakat di luar kelompok (Quasthoff 1973 yang dikutip oleh Darmojuwono, 2000: 149). Menyoroti dari aspek linguistik, Schaff 1968 (yang dikutip oleh Darmojuwono, 2000: 149) berpendapat bahwa stereotip adalah lambang bahasa yang mengacu pada sekelompok manusia dan lambang bahasa tersebut mengandung makna emosional. Dalam hal ini, stereotip yang tercipta merupakan gambaran masyarakat terhadap ciri khas yang dimiliki lakilaki dan perempuan, yang dapat dikatakan sebagai stereotip gender. Ungkapan verbal yang digunakan untuk menggeneralisasi ciri khas laki-laki dan perempuan dapat berupa ujaran atau kata-kata (leksikon). Misalnya, perempuan 2 Universitas Indonesia

diidentikkan dengan kata emosional dan lemah lembut, sementara laki-laki diidentikkan dengan kata rasional dan agresif. Menurut Smith (1979: 117), leksikon (kata) merupakan salah satu cara untuk menunjukkan penanda sosial. Kelompok remaja, misalnya menggunakan kata-kata seperti lebai berlebihan, gebetan orang yang disukai, nyokap ibu, dan sebagainya. Leksikon dipengaruhi oleh kualifikasi, ketertarikan, pengalaman, atau pekerjaan penutur. Kemudian, menurut Eckert (2003: 70), gender dan leksikon mempunyai hubungan yang dalam dan mencakup area yang besar. Pada dasarnya, menurut Pease dan Pease (1999: 3) laki-laki dan perempuan berbeda. Mereka hidup dalam dunia yang berbeda, dengan nilai dan peraturan yang sangat berbeda. Selanjutnya, Pease dan Pease (1999: 48) juga mengemukakan bahwa otak laki-laki dan perempuan berkembang dengan kekuatan, bakat dan kemampuan yang berbeda. Berdasarkan pendapat yang dikemukakan oleh Alan dan Barbara Pease di atas, dapat dikatakan bahwa laki-laki dan perempuan berbeda, baik dari segi fisik maupun kehidupan sosialnya. Perbedaan tersebut dapat mempengaruhi pola pikir mereka yang dapat kita lihat melalui bahasa yang mereka gunakan, salah satunya bahasa yang mereka gunakan ketika mendeskripsikan gambar. Gambar merupakan bahasa dalam bentuk tulis. Gambar adalah tiruan barang (orang, binatang, tumbuhan, dan sebagainya) yang dibuat dengan coretan pensil atau sebagainya, pada kertas dan sebagainya (Pusat Bahasa, 2005: 329). Gambar merupakan bentuk visual bahasa yang dibuat berdasarkan pengalaman mata terhadap objek-objek yang pernah dilihatnya. Gambar dapat digunakan untuk menyampaikan sebuah informasi atau gagasan. Berbagai hal yang kita lihat memainkan peranan besar dalam memengaruhi kita dan memberi kita informasi. Kita memperkirakan, menentukan inti fakta, dan menyimpulkan tidak hanya dari sesuatu yang kita dengar dan kita baca, tetapi juga dari sesuatu yang kita lihat di sekitar kita dan dari sesuatu yang kita ingat setelah kita melihatnya (Wright, 1989: 2). Pendeskripsian gambar merupakan kegiatan yang dapat digunakan untuk mengetahui kemampuan berbahasa seseorang. Ini adalah sebuah kesempatan, paling tidak untuk memanggil kata-kata yang mereka tahu yang dapat berupa nama bagian 3 Universitas Indonesia

dari gambar atau mungkin berhubungan dalam beberapa hal dengan gambar; juga dapat berupa kalimat penuh atau deskripsi yang objektif, interpretasi, atau asosiasi pribadi (Wright, 1989: 41). Dari hasil deskripsi kita dapat mengetahui hal-hal apa sajakah yang menjadi fokus perhatian seseorang. Dengan demikian, kita dapat memperoleh gambaran mengenai objek seperti apakah yang lebih diperhatikan oleh seseorang/penanggap dari sebuah gambar. Deskripsi adalah pemaparan atau penggambaran dengan kata-kata suatu benda, tempat, suasana atau keadaan. Ada berbagai cara menuliskan deskripsi, dan perbedaaan-perbedaan ini timbul karena pada dasarnya tidak ada dua orang manusia yang mempunyai pengamatan yang sama, dan lagi pula tujuan pengamatan itu pun berbeda-beda pula (Marahimin, 2005: 45). Ketika menuliskan sebuah deskripsi, seseorang dapat membuatnya berdasarkan hal-hal yang ia anggap penting saja dan berupa daftar rincian. Selain itu, seseorang dapat membuat deskripsi dengan menekankan kesannya ketika melakukan observasi (Marahimin, 2005: 46-47). Berdasarkan keterangan di atas, deskripsi merupakan sebuah hasil pengamatan yang ditulis sesuai dengan kesan yang diterima saat melakukan obeservasi dan bersifat subjektif, namun tetap mematuhi kaidah sesuai dengan logika. Sebuah tulisan hasil deskripsi merupakan sebuah wacana. Berdasarkan saluran komunikasi, tulisan hasil deskripsi termasuk wacana tulis. Sementara itu, berdasarkan pemaparan, tulisan hasil deskripsi tersebut merupakan wacana deskriptif. Dalam mendeskripsikan gambar, seseorang secara tidak langsung menafsirkan objek yang dilihatnya. Semua objek yang dilihat oleh seseorang akan langsung ditafsirkan oleh otak (pikirannya) dalam bentuk proposisi (Clark & Clark, 1977: 456). Akan tetapi, sebelum orang tersebut menghasilkan sebuah penafsiran, dia akan terlebih dulu melakukan persepsi terhadap objek itu. Persepsi adalah tanggapan (penerimaan) langsung dari sesuatu dan proses seseorang mengetahui beberapa hal melalui panca indranya (Pusat Bahasa, 2005: 675). Dalam proses persepsi, seseorang dapat menggunakan pengetahuan dan pengalamannya ataupun ingatannya untuk setidaknya mengenali objek tersebut terlebih dahulu. Pada dasarnya, ketika seseorang 4 Universitas Indonesia

memberikan sebuah penafsiran, dia akan melakukan penamaan (naming) terhadap objek ataupun gambar yang dilihatnya. Untuk itu, dalam tulisan ini saya akan meneliti hasil pendeskripsian gambar yang dilakukan oleh perempuan dan laki-laki dari segi kosakatanya. Menarik untuk diketahui apakah dalam mempersepsikan sesuatu, jenis kelamin seseorang berpengaruh. Perempuan dan laki-laki memiliki kecendrungannya masing-masing yang dipengaruhi oleh faktor genetik, psikologis, sosial, dan budaya. Hal tersebut didorong dengan kenyataan bahwa dalam masyarakat ada stereotip yang diidentikkan dengan jenis kelamin tertentu. 1.2 Rumusan Masalah Menurut Nababan (2005: 75), hal pokok kedua yang dikaji dalam hubungan antara bahasa dan gender adalah apakah perempuan dan laki-laki menggunakan bahasa yang berbeda ataukah cara berbahasa kedua pihak tersebut berbeda satu sama lain. Namun, Trudgill berpendapat (1995: 129) bahwa walaupun ada perbedaan yang jelas antara wicara laki-laki dan perempuan, hanya sejumlah unsur kosakata yang dilibatkan. Laki-laki dan perempuan tidak menggunakan bahasa yang berbeda. Sebaliknya, mereka menggunakan ragam bahasa yang berbeda dari bahasa yang sama dan perbedaannya hanya dalam kosakata. Oleh karena itu, masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Bagaimanakah penggunaan kosakata penamaan oleh laki-laki dan perempuan dalam penamaan objek? 2. Persamaan dan perbedaan apa saja yang terdapat dalam penamaan objek yang dilakukan oleh laki-laki dan perempuan? 3. Apakah penamaan yang dilakukan oleh laki-laki dan perempuan memperlihatkan adanya stereotip gender? 1.3 Tujuan Berikut ini adalah tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini. 1. Memaparkan penggunaan kosakata oleh laki-laki dan perempuan dalam penamaan objek. 5 Universitas Indonesia

2. Mengetahui persamaan dan perbedaan penamaan yang dilakukan oleh lakilaki dan perempuan. 3. Memaparkan stereotip gender yang terdapat dalam penamaan yang dilakukan oleh laki-laki dan perempuan. 1.4 Batasan Penelitian Seperti yang sudah diungkapkan pada bagian latar belakang, jenis kelamin adalah salah satu hal yang mampu memengaruhi bahasa seseorang dan dapat menjadi faktor penting untuk menghitung variasi bahasa. Hal tersebut dapat terjadi karena laki-laki berbeda baik fisik maupun kehidupan sosialnya sehingga mempengaruhi deskripsi yang dihasilkan. Penelitian ini hanya akan dibatasi pada pemaparan kosakata yang digunakan oleh laki-laki dan perempuan dalam penamaan objek yang diperoleh dari data yang berupa wacana tulis deskriptif. 1.5 Metodologi Penelitian 1.5.1 Metode Penelitian Saya menggunakan metode deskriptif dalam penelitian ini. Metode deskriptif dianggap paling sesuai untuk digunakan dalam penelitian ini karena data-data yang didapat berdasarkan fakta yang ada/kejadian yang sedang terjadi. Metode deskriptif juga dapat diartikan sebagai prosedur/cara memecahkan masalah penelitian dengan memaparkan keadaan objek yang diselidiki (Nawawi dan Hadari, 1992: 67) Penggunaan metode tersebut didasarkan pada sifat deskriptif penelitian yang dilakukan. Istilah deskriptif itu menyarankan penelitian yang dilakukan semata-mata hanya berdasarkan fakta yang ada atau fenomena yang memang secara empiris hidup pada penutur-penuturnya, sehingga yang dihasilkan atau yang dicatat berupa perian bahasa biasa dikatakan sifatnya seperti potret: paparan seperti adanya (Sudaryanto, 1992: 62). Bentuk penelitian ini adalah penelitian studi kasus. Penelitian ini menggunakan metode studi kasus karena pengambilan data dilaksanakan pada satu tempat dan fokus penelitian hanya pada mahasiswa Program Studi Indonesia. 6 Universitas Indonesia

Menurut Bogdan dan Bikien (1982, seperti yang dikutip oleh Ardhana, 2008) studi kasus merupakan pengujian secara rinci terhadap satu latar/satu orang subjek/satu tempat penyimpanan dokumen/satu peristiwa tertentu. Pada penelitian ini akan dianalisis penggunaan kosakata oleh responden laki-laki dan perempuan untuk menamai objek yang terdapat dalam gambar. 1.5.2 Responden Responden dalam penelitian ini adalah sepuluh mahasiswa laki-laki dan sepuluh mahasiswa perempuan Program Studi Indonesia, FIB UI. Alasan saya menggunakan responden mahasiswa program studi Indonesia karena penulis menganggap mereka sudah memiliki pemahaman mengenai tulisan deskriptif. 1.5.3 Instrumen Penelitian Gambar yang digunakan adalah sebuah gambar (foto) yang diambil dari Koran Kompas edisi 18 Maret 2009. Untuk memperoleh data pendeskripsian gambar, saya membagikan sebuah lembar isian dengan ukuran A4 yang di dalamnya terdapat gambar yang diambil dari Kompas edisi 18 Maret 2009. Kemudian, saya mempersilakan responden menuliskan deskripsi gambar yang mereka lihat. Dalam instrumen penelitian ini, informasi yang berupa keterangan yang terletak di bawah gambar tidak ditampilkan untuk menghindari interpretasi responden berdasarkan keterangan tersebut. 7 Universitas Indonesia

Gambar 1.1 Instrumen Penelitian 1.5.4 Sumber Data Sumber data dalam penelitian ini adalah hasil pendeskripsian responden terhadap sebuah gambar (foto yang dimuat dalam Kompas, 18 Maret 2009). Dari hasil deskripsi tersebut akan dilihat bentuk-bentuk kosakata yang digunakan dalam penamaan yang dilakukan oleh responden laki-laki dan perempuan. 1.5.5 Langkah Penelitian 1.5.5.1 Uji Instrumen Langkah pertama yang dilakukan oleh saya adalah melakukan observasi awal. Saya melakukan uji instrumen pada beberapa orang (laki-laki dan perempuan). Pada tahap tersebut penulis menguji pendeskripsian yang mereka lakukan dengan cara menuliskan pengamatan mereka lakukan terhadap sebuah gambar. Melalui uji instrumen ini, saya dapat memperoleh gambaran mengenai waktu dan ruang (kertas) yang dibutuhkan responden untuk mendeskripsikan gambar yang telah disediakan. 1.5.5.2 Penentuan Instrumen Setelah melakukan uji instrumen, saya kemudian menentukan instrumen yang akan digunakan dalam penelitian ini. Instrumen yang dipilih adalah gambar (foto) 8 Universitas Indonesia

yang diperoleh dari Koran Kompas edisi 18 Maret 2009. Alasan saya menggunakan gambar tersebut karena gambar tersebut terdiri dari banyak objek sehingga dapat merangsang responden menghasilkan pendeskripsian yang lebih banyak. Selain itu, dalam gambar tesebut terdapat objek-objek yang menarik laki-laki dan menarik perempuan yang porsinya seimbang. 1.5.5.3 Penentuan Responden Latar belakang pemakai bahasa dapat memengaruhi bahasanya. Oleh karena itu, faktor lain selain gender yang berkaitan dengan responden sedapat mungkin dikontrol. Pengontrolan ini dilakukan untuk meminimalkan faktor lain yang dianggap dapat mempengaruhi pendeskripsian gambar. Variabel terkontrol ini dianggap dapat memberikan hasil yang benar-benar akibat perbedaan faktor gender. Sehubungan dengan hal tersebut, responden yang dipilih adalah sepuluh perempuan bersuku Jawa dan Sunda serta sepuluh laki-laki bersuku Jawa dan Sunda. Pengategorian latar belakang suku responden dengan alasan kedua suku tersebut merupakan suku bangsa mayoritas di Pulau Jawa tempat penelitian dilakukan. Responden dengan agama Islam dipilih juga karena Islam merupakan agama yang dianut oleh mayoritas penduduk Indonesia. Selain itu, latar belakang pendidikan responden juga dikontrol. Responden adalah mahasiswa Program Studi Indonesia FIB UI semester 2 6 dengan usia 19 21 tahun. Alasan pemilihan responden dengan latar belakang pendidikan tersebut karena dengan begitu responden dianggap sudah memahami mengenai konsep penulisan deskriptif. 1.5.5.4 Pemerolehan Data Data saya peroleh dengan cara mendatangi responden secara langsung masing-masing dengan waktu dan lokasi yang berbeda-beda.. Kemudian, saya meminta responden mendeskripsikan gambar yang diungkapkan dalam bentuk tulisan pada lembar isian. Selanjutnya, responden mendeskripsikan gambar dalam bentuk tulisan yang ditulis pada lembar isian. Data yang diperoleh kemudian dikumpulkan dan siap untuk dianalisis. 9 Universitas Indonesia

1.5.5.5 Analisis Data Langkah selanjutnya yang dilakukan penulis adalah menganalisis data. Data yang dianalisis adalah data hasil pendeskripsian yang dilakukan oleh responden terhadap sebuah gambar. Kegiatan pertama yang saya lakukan adalah memisahkan data yang ditulis oleh responden laki-laki dan perempuan. Kemudian, mendata objek apa saja yang dideskripsikan oleh reponden dan menganalisis kosakata hasil penamaan yang dilakukan responden perempuan dan laki-laki. Selanjutnya, menganalisis hubungan antara jenis kelamin responden dan hasil deskripsi yang dikaitkan dengan stereotip gender. Matriks 1.1 Alur Analisis Data DESKRIPSI GAMBAR PERSEPSI PENAFSIRAN PENAMAAN OBJEK 1.5.5.6 Penarikan Kesimpulan Saya melakukan penarikan kesimpulan penelitian berdasarkan hasil analisis dan landasan teori. Kesimpulan tersebut merupakan jawaban dari masalah yang diajukan pada awal penelitian sekaligus merupakan hasil akhir yang dicapai dalam penelitian ini. 1.6 Manfaat Penelitian Melalui penelitian ini akan ditemukan cara penamaan objek yang dilakukan oleh laki-laki dan perempuan dengan melihat kosakata yang digunakan dalam mendeskripsikan gambar. Kemudian dari hasil penelitian ini dapat mengetahui kosakata seperti apa yang digunakan laki-laki dan perempuan. 10 Universitas Indonesia

Penelitian mengenai bahasa dan gender belum banyak dilakukan di Indonesia. Oleh karena itu, penelitian ini dapat dimanfaatkan untuk menambah referensi dalam penelitian selanjutnya yang bertolak dari bahasa dan gender. Kemudian, hasil penelitian ini dapat dijadikan sudut pandang baru dalam memandang stereotip gender yang ada di masyarakat, khususnya dari segi bahasa. 1.7 Sistematika Penulisan Skripsi ini dibagi menjadi lima bab. Bab satu adalah pendahuluan yang menjelaskan latar belakang dipilihnya penelitian ini, perumusan masalah serta tujuan pembahasan masalah penelitian tersebut. Selanjutnya, saya juga menjelaskan batasan penelitian serta memberikan keterangan mengenai responden dan data yang dimuat dalam metodologi penelitian pada bab ini. Manfaat penelitian dan sistematika penulisan juga dimasukkan dalam bab ini. Kemudian, pada bab dua saya menyajikan beberapa landasan teori yang digunakan sebagai acuan penelitian ini. Teori-teori tersebut akan membantu penulis dalam menganalisis data yang didapatkan dari responden. Pada bab tiga, saya melakukan analisis data. Pada bagian ini penulis mengklasifikasikan data yang diperoleh berdasarkan jenis kelamin responden. Kemudian penulis menganalisis penamaan yang dituliskan responden laki-laki dan perempuan. Pada bagian selanjutnya bab empat saya menganalisis hubungan penamaan yang dilakukan oleh responden laki-laki dan perempuan dengan stereotip gender. Apabila analisis telah dilakukan, saya akan menyimpulkan hasil analisis tersebut dalam bab lima. Kesimpulan yang dikemukakan merupakan hasil analisis data yang telah dilakukan. 11 Universitas Indonesia