STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR ( S O P ) IZIN PENGGUNAAN PEMANFAATAN TANAH (IPPT) PADA

dokumen-dokumen yang mirip
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR ( S O P ) IZIN USAHA HOTEL PADA

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR ( S O P ) IZIN TRAYEK PADA

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR ( S O P ) TANDA DAFTAR PERUSAHAAN (TDP) PADA

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR ( S O P ) IZIN GANGGUAN (HO) PADA

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR ( S O P ) IZIN USAHA INDUSTRI (IUI) / IZIN PERLUASAN USAHA INDUSTRI (IPUI) PADA

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR ( S O P ) IZIN OPTIK PADA

PADA KECAMATAN : TEGALDLIMO KABUPATEN BANYUWANGI

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR ( S O P ) IZIN PENDIRIAN RUMAH BERSALIN (RB) / BALAI PENGOBATAN (BP) / BKIA / KLINIK PADA

KEPUTUSAN CAMAT TEGALDLIMO NOMOR 188/ 28 /KEP/ /2017 TENTANG

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR ( S O P ) SURAT IZIN USAHA PERDAGANGAN (SIUP) PADA

PADA KECAMATAN : TEGALDLIMO KABUPATEN BANYUWANGI

PADA KECAMATAN : TEGALDLIMO KABUPATEN BANYUWANGI

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR ( S O P ) IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI (IUJK) PADA

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR ( S O P ) SIPPAT, SIPA, SIP, SIPMA PADA

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR ( S O P ) IZIN APOTIK PADA

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR ( S O P ) IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN (IMB) PADA

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PELAYANAN LEGALISIR

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PELAYANAN PERMOHONAN DATA KEPENDUDUKAN

PELAYANAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN

DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KABUPATEN BANYUWANGI STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PELAYANAN DOKUMEN PENCATATAN SIPIL (PDPS)

BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU KABUPATEN BANJAR

TANDA DAFTAR PERUSAHAAN (TDP) TERLAMPIR PEMERINTAH KOTA CILEGON DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU PELAYANAN PERIZINAN JASA USAHA

LAMPIRAN NOMOR SOP TANGGAL DISAHKAN OLEH

LAMPIRAN NOMOR SOP SK KEPALA DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU KOTA CILEGON NOMOR : 503/ /DPMPTSP/2017 TANGGAL DISAHKAN OLEH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI,

IZIN USAHA PERUBAHAN PENANAMAN MODAL

IZIN USAHA PERLUASAN PENANAMAN MODAL

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 2016 BAB I PENDAHULUAN

BUPATI LAMANDAU, PERATURAN BUPATI LAMANDAU NOMOR 60 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 77 TAHUN 2016 TENTANG

1. BIDANG PENANAMAN MODAL a. Jenis Pelayanan Administrasi Izin Prinsip. No. Komponen Uraian

A. PENDAHULUAN. Prinsip prinsip dari visi diatas adalah :

PERATURAN KEPALA BADAN PERIZINAN TERPADU DAN PENANAMAN MODAL KABUPATEN SRAGEN NOMOR 48 TAHUN 2011 TENTANG

15. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 24 Tahun 2006 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu;

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR BADAN PELAYANAN PERIZINAN

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR BADAN PELAYANAN PERIZINAN

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL (Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul) Nomor : 14 Tahun : 2010 Seri : E

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. A. Sejarah Singkat Kantor Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota

Jenis pelayanan Administrasi Penerbitan Ijin Dengan Penilaian Teknis serta Pengesahan SKPD

Jenis pelayanan Administrasi Penerbitan Ijin dan Non Perijinan Secara Elektronik (SSW)

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL (Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul) Nomor : 03 Tahun : 2010 Seri : E

BAB II BADAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU KOTA MEDAN. diabaikan lagi, karena hal ini merupakan bagian tugas dan fungsi pemerintah.

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 97 TAHUN : 2009 SERI : D PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 2 TAHUN 2009 TENTANG

Luas Wilayah Ha / 127,78 km² (2,18% dari luas Bali) Terdiri dari 4 Kecamatan, 27 Desa dan 16 Kelurahan

Selanjutnya Lihat pada Diagram alir ( fllow cart) berikut!

WALIKOTA BEKASI PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 60 TAHUN 2009 TENTANG

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR BADAN PELAYANAN PERIZINAN

PEMERINTAH KABUPATEN WONOGIRI KECAMATAN BULUKERTO

BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 30 TAHUN 2017 TENTANG

SURAT IZIN USAHA PERDAGANGAN (SIUP) TERLAMPIR PEMERINTAH KOTA CILEGON DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU

BUPATI BANDUNG BARAT

PERATURAN BUPATI DEMAK NOMOR 56 TAHUN 2015 TENTANG

Nomor SOP Tanggal Pembuatan. Tanggal Revisi Tanggal Efektif Disahkan oleh Nama SOP

PEMERINTAH KOTA SAMARINDA BADAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU SATU PINTU BIDANG PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN JUDUL SOP PENANGANAN PENGADUAN

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR BADAN PELAYANAN PERIZINAN

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 64 TAHUN 2014 TENTANG

SALINAN NOMOR 20/E, 2009

WALIKOTA MAGELANG PERATURAN WALIKOTA MAGELANG NOMOR 39 TAHUN 2008 TENTANG

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMANFAATAN BARANG MILIK DAERAH

BADAN PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU (BPMP2T) KOTA DEPOK LEMBAR PENGESAHAN

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL

KEPUTUSAN KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA PONTIANAK NOMOR 68 /BAPPEDA / TAHUN TENTANG

BID. P I - BADAN PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU (BPMP2T) KOTA DEPOK LEMBAR PENGESAHAN

BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 34 TAHUN 2013 TENTANG

Berdasarkan visi tersebut kemudian untuk bisa operasional, maka visi dijabarkan dalam misi. Adapun misi Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU

No Komponen Uraian. 1 Dasar Hukum. 2 Persyaratan

39. PROSEDUR TETAP / STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) IZIN PEMBUANGAN AIR LIMBAH KE AIR ATAU SUMBER AIR (IPALASA)

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR BADAN PELAYANAN PERIZINAN

PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 84 TAHUN 2008 T E N T A N G RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PERIJINAN KABUPATEN BANTUL BUPATI BANTUL,

BUPATI WONOGIRI PERATURAN BUPATI WONOGIRI NOMOR TAHUN 2013 TENTANG STANDAR PELAYANAN PERIZINAN DI KECAMATAN

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 32 TAHUN 2014 TENTANG

PEMERINTAH KOTA SAMARINDA BADAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU SATU PINTU BIDANG PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN JUDUL SOP PENANGANAN PENGADUAN

Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI JABATAN STRUKTURAL PADA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU


WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 85 TAHUN 2009 TENTANG

DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KOTA MALANG

BUPATI CILACAP PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 87 TAHUN 2014 TENTANG PENETAPAN STANDAR PELAYANAN ADMINISTRASI TERPADU KECAMATAN DI KABUPATEN CILACAP

WALIKOTA BATAM PROPINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR 62 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS BADAN DAERAH

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. A. Sejarah Singkat Kantor Badan Pelayanan Perijinan Terpadu (BPPT) Sesuai dengan undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUMEDANG,

27. STANDAR PELAYANAN IZIN REKLAME KANTOR PELAYANAN PERIZINAN TERPADU KOTA CIMAHI

Renstra 2014 H a l a m a n 1 BAB I PENDAHULUAN

BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU KABUPATEN BANJAR

mulai selesai PENYUSUNAN DATA KLASIFIKASI DI BIDANG PENANAMAN MODAL Uraian Prosedur KABID KASI JFU Kelengkapan Waktu Output No.

KOTA PONTIANAK KEPUTUSAN KEPALA DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KOTA PONTIANAK NOMOR 22 TAHUN 2015

BUPATI KARANGANYAR PERATURAN BUPATI KARANGANYAR NOMOR 17 TAHUN 2009 TENTANG

Standar Operasional Prosedur (SOP) Dinas Koperasi dan Kabupaten Mojokerto. Bab1 Latar Belakang

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR BADAN PELAYANAN PERIZINAN

A. SOP IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI ( IUJK ) Dasar Hukum : Kualifikasi Personel :

BERITA DAERAH KOTA BOGOR. Nomor 24 Tahun 2015 Seri E Nomor 16 PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 24 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN BUPATI KUNINGAN NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 026 TAHUN 2016 TENTANG

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR BADAN PELAYANAN PERIZINAN

BADAN PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU SATU PINTU KABUPATEN KEDIRI 1. 1.VISI BPM-P2TSP KAB. KEDIRI

RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2012

BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT

PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 63 TAHUN 2012

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA,

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahu

Transkripsi:

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR ( S O P ) IZIN PENGGUNAAN PEMANFAATAN TANAH (IPPT) PADA BADAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU KABUPATEN BANYUWANGI TAHUN 2012

BADAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU KABUPATEN BANYUWANGI STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) IZIN PENGGUNAAN PEMANFAATAN TANAH (IPPT) Nomor : 20/SOP/429.207/2012 Tanggal : 11 Agustus 2012 Revisi : 1 LEMBAR PENGESAHAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) IZIN PENGGUNAAN PEMANFAATAN TANAH (IPPT) PADA BADAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU KABUPATEN BANYUWANGI Banyuwangi, 11 Agustus 2012

BADAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU KABUPATEN BANYUWANGI STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) IZIN PENGGUNAAN PEMANFAATAN TANAH (IPPT) Nomor : 20/SOP/429.207/2012 Tanggal : 11 Agustus 2012 Revisi : 1 KATA PENGANTAR Puji syukur Alhamdulillah, senantiasa kita panjatkan kehadirat Alloh SWT, karena hanya atas limpahan rahmat, dan karunia-nya semata Tim Penyusun Standar Operasional Prosedur (SOP) telah selesai menyusunan SOP Izin Penggunaan Pemanfaatan Tanah (IPPT) Tahun 2012, dengan tidak menutup kemungkinan masih adanya beberapa revisi penyempurnaan sesuai dengan perkembangan masyarakat maupun perkembangan regulasi. Kami menyampaikan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada segenap anggota tim, maupun pihak-pihak yang telah membantu dalam penyusunan SOP ini, semoga tetap kompak dan tulus ikhlas apabila nantinya diperlukan tenaga dan fikirannya untuk penyempurnaan yang akan datang. Dengan telah ditetapkannya Standar Operasional Prosedur ini diharapkan akan menjadi acuan oleh staf pelaksana dan pejabat untuk memberikan pelayanan permohonan Izin Penggunaan Pemanfaatan Tanah (IPPT) oleh masyarakat sehingga dapat tercapainya transparansi, akuntabilitas, dan singkronisasi serta dapat memberikan kemajuan bagi unit kerja Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten Banyuwangi. Besar harapan kami dengan telah ditetapkannya SOP ini dapat mendukung, mendorong dan dapat meningkatkan pelayanan perizinan / pelayanan publik, sehingga di masa-masa yang akan datang dapat lebih profesional, efektif dan efisien. Akhirnya guna menyempurnakan segala kekurangan, kami mengharapkan dan menerima kritik, saran serta masukan yang membangun, sehingga tujuan pelayanan publik prima dapat kita wujudkan bersama. Banyuwangi, 11 Agustus 2012

BADAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU KABUPATEN BANYUWANGI STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) IZIN PENGGUNAAN PEMANFAATAN TANAH (IPPT) Nomor : 20/SOP/429.207/2012 Tanggal : 11 Agustus 2012 Revisi : 1 DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Ruang Lingkup C. Visi D. Misi E. Motto dan Komitmen F. Tujuan G. Manfaat BAB II PELAYANAN IZIN PENGGUNAAN PEMANFAATAN TANAH (IPPT) A. Dasar Hukum B. Jangka Waktu Pelayanan C. Persyaratan Pelayanan D. Biaya / Retribusi E. Tinjau Lokasi BAB III LOKET DAN PROSEDUR PELAYANAN A. Loket Pelayanan B. Prosedur Pelayanan C. Makna dan Simbul SOP D. Lampiran - Lampiran Lampiran I SOP Izin Penggunaan Pemanfaatan Tanah Lampiran II SOP Tinjau Lokasi Lampiran II SOP Tinjau Lokasi Lampiran III Blangko Permohonan Izin Lampiran IV Tanda Terima Permohonan Izin Lampiran V Undangan Tinjau Lokasi Lampiran VI Daftar Hadir Tinjau Lokasi

Lampiran VII Berita Acara Pemeriksaan Tinjau Lokasi Lampiran VIII Tanda Bukti Kunjungan Tinjau Lokasi Lampiran IX Tanda Terima Penyerahan Gambar Konstruksi Lampiran X Tanda Bukti Penyerahan Izin BAB IV PENUTUP

BADAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU KABUPATEN BANYUWANGI STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) IZIN PENGGUNAAN PEMANFAATAN TANAH (IPPT) Nomor : 20/SOP/429.207/2012 Tanggal : 11 Agustus 2012 Revisi : 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di dalam organisasi publik / Pemerintah visi utama yang diemban adalah tercapainya kesejahteraan masyarakat melalui pemberian pelayanan yang prima kepada masyarakat sebagai pemangku kepentingan, baik pelayanan yang diberikan secara langsung maupun pelayanan yang dinikmati masyarakat secara tidak langsung. Namun demikian citra pelayanan publik dinilai masih belum memenuhi kebutuhan masyarakat serta pelayanan masih belum memberikan kepuasan. Kondisi demikian tidak dapat dibiarkan terus berlangsung, oleh karena itu upaya Pemerintah untuk mereformasi sistem penyelenggaraan Pemerintah terus dilakukan melalui berbagai macam kebijakan yang mendorong kearah perbaikan. Pemerintah telah mencanangkan penerapan prinsip-prinsip tata penyelenggaraan pemerintah yang baik (good governance) sejak tahun 1998. Salah satu prinsip tersebut adalah penerapan transparansi dan akuntabilitas kegiatan penyelenggaraan pemerintahan. Perwujudan dari transparansi dan akuntabilitas dimaksud antara lain adalah penyusunan standar bagi setiap jenis pelayanan publik. Proses penyusunan pelayanan standar agar lebih mudah haruslah diketahui secara pasti prosedur itu dari setiap jenis pelayanan publik. Melalui prosedur yang jelas akan lebih mudah diketahui berapa biaya yang diperlukan, berapa lama waktu yang dibutuhkan, siapa saja yang terlibat, peralatan apa saja yang diperlukan, dan persyaratan apa saja yang harus dipenuhi oleh pengguna jasa pelayanan. Prosedur tersebut harus distandarkan agar pelayanan yang dihasilkan sesuai dengan yang harapkan. Pembakuan prosedur dimaksud lebih dikenal dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) yang secara sederhana dapat diartikan sebagai pedoman atau petunjuk prosedural bagi seluruh individu yang ada dalam unit pelayanan dalam proses pemberian pelayanan kepada masyarakat atau pelanggan yang ditetapkan secara tertulis. Dengan demikian SOP akan bermanfaat sebagai pedoman bagi setiap pegawai atau pejabat dalam memberikan pelayanan rutin, membantu penelusuran terhadap kesalahankesalahan prosedur dalam memberikan pelayanan, menjamin proses pelayanan tetap berjalan dalam berbagai macam situasi, membantu memberikan informasi

yang diperlukan, sekaligus dapat memberikan informasi bagi kinerja pelayanan dan meningkatkan efisiensi dan efektifitas dalam pengelolaan pelayanan. Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Banyuwangi Nomor 6 Tahun 2011 tentang Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Banyuwangi ; dan Peraturan Bupati Banyuwangi Nomor : 63 Tahun 2011 tentang Rincian Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten Banyuwangi tugas dan fungsi Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten Banyuwangi, adalah sebagai berikut : 1. Perumusan dan penetapan, pembinaan dan pengawasan terhadap kebijakan teknis bidang perizinan dan perencanaan pengembangan penanaman modal; 2. Pengkoordinasian, perumusan, penetapan dan pelaksanaan kebijakan di bidang penanaman modal dan perizinan; 3. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya Adapun susunan struktur organisasi Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten Banyuwangi adalah sebagai berikut : 1. Kepala Badan; 2. Sekretariat, terdiri dari : a. Sub bagian Umum dan Keuangan b. Sub Bagian Penyusunan Program 3. Bidang Perizinan a. Sub Bidang Pelayanan dan Penetapan b. Sub Bidang Evaluasi dan Penyuluhan 4. Bidang Penanaman Modal a. Sub Bidang Kerjasama Penanaman Modal b. Sub Bidang Kebijakan dan Promosi Penanaman Modal 5. Kelompok Jabatan Fungsional 6. Tim Teknis Guna melaksanakan tugas pokok dan fungsi tersebut diatas perlu diciptakan sebuah sistem yang memungkinkan dan dapat menjadi jembatan dalam mensinergikan tugas dan fungsi pokok serta kewenangan yang dijalankan di lingkungan Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten Banyuwangi. Selanjutnya untuk menciptakan tertib administrasi dan meningkatkan kinerja dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat, maka diperlukan sebuah pedoman kerja yang dapat dijadikan acuan bagi semua jajaran staf dan pejabat Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten Banyuwangi. Sebagaimana keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor : PER/21/M.PAN/11/2008 tentang pedoman Penyusunan Standar Operasional Prosedur (SOP), secara eksplisit dinyatakan bahwa SOP adalah

pedoman yang menunjukkan apa yang harus dilakukan, kapan hal tersebut harus dilakukan, dan siapa yang melakukan, sehingga dalam pelaksanaan tugas tidak ada keterlambatan, tidak ada saling menunggu, tidak ada tumpang tindih, tidak ada saling serobot, dan sebagainya. Diharapkan dengan adanya SOP ini akan tercipta standarisasi dan singkronisasi dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi dari segenap jajaran staf dan pejabat di lingkungan Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten Banyuwangi di dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. B. Ruang Lingkup Ruang lingkup penyusunan Standar Operasional Prosedur (SOP) ini adalah pelayanan penerbitan Izin Penggunaan Pemanfaatan Tanah (IPPT) baik internal maupun eksternal dan penyelenggaraan administrasinya pada Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten Banyuwangi. C. Visi Visi merupakan arah pandangan ke depan ke arah kemana Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten Banyuwangi harus dibawa dan diarahkan sesuai dengan tuntutan masyarakat dan tujuan otonomi daerah yaitu harus melayani masyarakat secara maksimal, efektif, berdaya guna, transparan dan akuntabel. Visi Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten Banyuwangi adalah Menunjung Profesionalisme dan Kualitas Dalam Pelayanan Publik D. Misi 1. Meningkatkan Sumberdaya Manusia yang berkualitas; 2. Melaksanakan pengembangan dan penerapan teknologi informasi; 3. Melaksanakan penyelesaian perizinan dengan cepat, tepat dan transparan. Dengan mengedepankan dan memegang teguh prinsip-prinsip visi dan misi tersebut diatas serta Keputusan MENPAN Nomor : 81 tahun 1993, dapat disampaikan hal-hal sebagai berikut : 1. Pelayanan Perizinan Terpadu, yaitu : Pelayanan Perizinan yang dilaksanakan oleh Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten Banyuwangi, mulai dari Penerimaan Permohonan, Pemprosesan, Penandatangan Keputusan Perizinan dan Pembayaran Retribusi Perizinan dilaksanakan oleh Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten Banyuwangi. Sehingga masyarakat yang mengurus atau mengajukan permohonan Perizinan cukup hanya di Kantor Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten Banyuwangi. 2. Pelayanan Perizinan yang Cepat dan Tepat, yaitu : a. Cepat dalam waktu penyelesaian izin mulai dari permohonan masuk sampai terbitnya surat izin terukur dalam Standar Pelayanan Publik (SPP). b. Cepat dan mudah dalam memperoleh informasi persyaratan, prosedur dan segala hal yang berhubungan dengan pelayanan perizinan.

c. Tepat dalam pemrosesan pelayanan perizinan baik yang dilaksanakan oleh Badan Pelayanan Perizinan Terpadu maupun yang melibatkan instansi terkait dengan berperan aktif. 3. Pelayanan Perizinan yang berkualitas, yaitu : a. Produk perizinan yang diterbitkan Badan Pelayanan Perizinan Terpadu memiliki kepastian hukum, dan dapat dipertanggungjawabkan (akuntabel). b. Perbaikan yang terus menerus dari segi SDM, sistem, sarana dan prasarana, pelayanan dan data base. E. Motto dan Komitmen 1. Motto Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten Banyuwangi PELAYANAN TERBAIK ADALAH PRIORITAS KAMI Badan Pelayanan Perizinan Terpadu berupaya untuk mempermudah persyaratan perizinan dan mempercepat proses penyelesaian izin dengan melakukan inovasi sesuai ketentuan yang berlaku dan sesuai dengan Standar Pelayanan Publik (SPP) Pelayanan Perizinan pada Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten Banyuwangi. 2. Komitmen / janji Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten Banyuwangi E. Tujuan a. Bersedia dan siap memberikan pelayanan terbaik untuk mencapai kepuasan masyarakat agar mampu mendukung pertumbuhan dan kemajuan perekonomian dan meningkatnya arus investasi / penanaman modal di Kabupaten Banyuwangi. b. Bersedia dan siap untuk mengikuti perkembangan informasi serta memanfaatkan dan mengembangkan kompetensi Teknologi Informasi dalam rangka menyongsong globalisasi pelayanan perizinan. c. Bersedia dan siap menjalankan amanat dan mekanisme implementasi dan aktualisasi perizinan terpadu di Kabupaten Banyuwangi. Tujuan disusunnya SOP ini adalah sebagai berikut : 1. Sebagai pedoman dan penyelenggaraan pelayanan perizinan ; 2. Sebagai acuan bagi aparat BPPT dalam melaksanakan dan mensinergikan tugas dan fungsi pokok dalam penyelenggaraan pelayanan perizinan ; 3. Tercapainya sistem yang terindentifikasi, disusun dan dirumuskan berdasarkan proses perizinan yang prima. 4. Meningkatkan kualitas kinerja dan akuntabilitas. F. Manfaat Dengan disusunnya SOP ini diharapkan dapat diambil manfaatnya antara lain : 1. Sebagai standarisasi cara yang dilakukan pegawai dalam menyelesaikan tugas-tugasnya ; 2. Menghindari ketidakjelasan prosedur pelayanan ;

3. Terjaminya seluruh prosedur pelayanan melalui prosedur yang benar meliputi alur, persyaratan, kelengkapan, output, yang dihasilkan dalam waktu yang tepat ; 4. Membantu pegawai agar lebih mandiri dan tidak tergantung pada intervensi manajemen sehingga mengefektif dan mengefisiensikan tugas pimpinan dalam proses kerja sehari-hari ; 5. Memudahkan penelusuran berbagai tindak penyimpangan dan ketidaksesuaian dalam pelaksanaan tugas ; 6. Membantu dan memudahkan pegawai dalam memperbaiki, mengevaluasi, dan meningkatkan kinerjanya ; 7. Meningkatkan efisiensi dan efektifitas pelaksanaan tugas ; 8. Meningkatkan kualitas pelayanan ; 9. Meningkatkan kualitas kinerja pelayanan ; 10. Memastikan pelaksanaan tugas dapat berlangsung dalam berbagai situasi ; 11. Memberikan jalan bagi implementasi pemerintahan yang bersih (clean government) yang pada akhirnya juga akan memberikan jalan bagi terwujudnya good governance pada Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten Banyuwangi.

BADAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU KABUPATEN BANYUWANGI STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) IZIN PENGGUNAAN PEMANFAATAN TANAH (IPPT) Nomor : 20/SOP/429.207/2012 Tanggal : 11 Agustus 2012 Revisi : 1 BAB II PELAYANAN IZIN PENGGUNAAN PEMANFAATAN TANAH ( I P P T ) A. Dasar Hukum Dasar hukum Izin Penggunaan Pemanfaatan Tanah (IPPT) 1. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang ; 2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Tahun 2009 Nomor 130); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyelenggaraan Penataan Ruang ; 4. Peraturan Daerah Kabupaten Banyuwangi Nomor 14 Tahun 2011 tentang Retribusi Perizinan Tertentu; B. Jangka Waktu Pelayanan 1. Jangka Waktu Pelayanan untuk penerbitan Izin Penggunaan Pemanfaatan Tanah (IPPT) adalah 12 (dua belas) hari kerja, mulai saat diterimanya berkas permohonan dengan persyaratan yang lengkap ; 2. Apabila masih ada kekurangan / tidak lengkap berkas dikembalikan kepada pemohon ; 3. Petugas memeriksa kelengkapan persyaratan berkas permohonan. C. Persyaratan Pelayanan NO. URAIAN PERSYARATAN 1. Perumahan 1) Mengisi blanko permohonan ; - Pernyataan Kesanggupan - Pernyataan Tetangga (Batas2 Usaha Radius 100 m) - Pernyataan Kepemilikan Tanah (bila pemohon dan pemilik tanah berbeda) 2) Fotokopi KTP berlaku ; 3) Fotocopy KK berlaku (bila perlu) ; 4) Fotokopi Sertifikat/Akta Jual Beli/Letter C ; 5) Fotokopi Akta Pendirian Perusahaan (yang berbadan hukum) ; 6) Fotokopi SK Menteri Hukum dan HAM (bagi PT) ;

7) Advice Planning dari Bappeda Kab. Banyuwangi ; 8) Rekomendasi Teknis dari SKPD terkait ; 9) Fotocopy Keanggotaan Asosiasi ; 10) Denah lokasi ; 11) Surat Kuasa bermaterai (dilampirkan apabila penandatangan/penanggung jawab permohonan izin selain pemilik/pemohon. 2. Non Perumahan 1) Mengisi blanko permohonan ; - Pernyataan Kesanggupan - Pernyataan Tetangga (Batas-batas) - Pernyataan kepemilikan tanah (bila pemohon dan pemilik tanah berbeda) 2) Fotokopi KTP berlaku ; 3) Fotocopy KK berlaku (bila perlu) ; 4) Fotokopi Sertifikat/Akta Jual Beli/Letter C ; 5) Fotokopi Akta Pendirian Perusahaan (yang berbadan hukum) ; 6) Fotokopi SK Menteri Hukum dan HAM (bagi PT) ; 7) Advice Planning dari BAPPEDA ; 8) Rekomendasi Teknis dari SKPD terkait ; 9) Denah lokasi ; 10) Surat Kuasa bermaterai (dilampirkan apabila penandatangan/penanggung jawab permohonan izin selain pemilik/pemohon. D. Biaya / Retribusi Tidak dipungut Retribusi E. Tinjau Lokasi Pelayanan Izin Penggunaan Pemanfaatan Tanah (IPPT) diperlukan Tinjau Lokasi oleh Tim Pertimbangan Teknis Perizinan yang dikoordinir oleh Badan Pelayan Perizinan Terpadu Kabupaten Banyuwangi sebagai salah satu prosedur yang harus dilaksanakan. Adapun keanggotaan Tim Pertimbangan Teknis Perizinan sebagaimana dimaksud Surat Keputusan Bupati Banyuwangi Nomor : 188/1538/KEP/429.011/2011 adalah sebagai berikut : NO. INSTANSI TIM TEKNIS KETERANGAN 1. Kepala Badan Pelayanan Perizinan Terpadu 2. Kepala Bidang Perizinan pada Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Ketua Tim Sekretaris 3. Unsur Satuan Polisi Pamong Praja Anggota Tetap 4. Unsur Bagian Hukum Sekretariat Anggota Tetap

Daerah 5. Unsur BAPPEDA Anggota Tidak Tetap 6. Instansi Teknis Terkait Anggota Tidak Tetap

BADAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU KABUPATEN BANYUWANGI STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) IZIN PENGGUNAAN PEMANFAATAN TANAH (IPPT) Nomor : 20/SOP/429.207/2012 Tanggal : 11 Agustus 2012 Revisi : 1 BAB III LOKET DAN PROSEDUR PELAYANAN A. Loket Pelayanan Perizinan Loket pelayanan perizinan berada di Front Office pada Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten Banyuwangi, Jalan Jenderal Ahmad Yani Nomor 57 Telp. 0333-412343 Banyuwangi dengan cakupan pelayanan antara lain sebagai berikut : 1. Meja Informasi / konsultasi : Petugas mempunyai tugas memberikan penjelasan atas informasi yang diminta oleh pemohon. Disamping itu bisa juga memberikan informasi / keterangan tentang izin yang masih dalam proses maupun yang sudah diterbitkan bagi pemohon yang sudah mengajukan permohonan pemrosesan izin dengan sikap yang ramah, komunikatif dan bersahabat ; 2. Loket Pengambilan, Penyerahan Formulir Permohonan Izin : Petugas yang berada di loket Pengambilan, Penyerahan Formulir Permohonan Izin mempunyai tugas untuk menyediakan dan melayani pemberian Formulir permohonan izin; memberikan informasi kepada pemohon baik yang datang langsung maupun melalui telepon terkait pelayanan perizinan meliputi persyaratan administrasi, mekanisme pelayanan, waktu penyelesaian dan ketentuan retribusi bagi pemohon yang akan mengajukan permohonan pemrosesan izin serta menyerahkan izin. Disamping itu juga memberikan informasi / keterangan tentang izin yang masih dalam proses maupun yang sudah diterbitkan bagi pemohon yang sudah mengajukan permohonan pemrosesan izin dengan sikap yang ramah, komunikatif dan bersahabat. 3. Loket Permohonan Izin : petugas yang berada di loket ini mempunyai tugas untuk menerima, meneliti dan memeriksa permohonan izin beserta kelengkapannya; mengembalikan permohonan izin yang tidak lengkap kepada pemohon untuk dilengkapi; mencatat dan memberikan nomor register terhadap permohonan izin yang dinyatakan lengkap dan memberi tanda terima permohonan kepada pemohon; menyerahkan berkas permohonan izin kepada petugas pemrosesan untuk diproses sebagaimana ketentuan peraturan perundang undangan. 4. Loket Pembayaran Retribusi : petugas yang berada di loket ini mempunyai tugas untuk mencetak SKRD yang telah ditetapkan untuk disampaikan kepada

pemohon sebagai dasar pembayaran retribusi; menerima pembayaran retribusi dari pemohon; menyerahkan bukti pembayaran retribusi dan izin yang telah diterbitkan kepada pemohon serta melakukan pembukuan / administrasi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang undangan. 5. Loket Legalisasi Izin dan Arsip : petugas yang berada di loket ini mempunyai tugas untuk melayani legalisasi fotokopi izin oleh pemohon yang membawa izin asli; melayani legalisasi izin oleh pemohon yang tidak membawa izin asli sepanjang arsip izin dimaksud terdokumentasi. 6. Loket Pengaduan : petugas yang berada di loket ini mempunyai tugas untuk menerima dan menindaklanjuti pengaduan yang disampaikan secara langsung maupun tidak langsung oleh pemohon sebagaimana ketentuan peraturan perundang undangan yang berlaku. A. Prosedur Pelayanan Perizinan 1. Penerbitan Izin yang tidak memerlukan Tinjau Lokasi : Pemohon memasukkan berkas permohonan izin yang sudah lengkap di loket, di cek list dan diverifikasi petugas, selanjutnya diproses pencetakan dan penandatanganan ijin. 2. Penerbitan Izin yang memerlukan Tinjau Lokasi : Pemohon memasukkan berkas permohonan izin yang sudah lengkap di loket, di cek list dan diferifikasi petugas, ditinjau lokasi tim teknis perijinan, yang ditolak berkas dikembalikan, untuk yang diterima, setelah memenuhi kelengkapan persyaratan dan saran tim teknis dibuatkan tagihan retribusi, Pemohon membayar retribusi di loket Bank Jatim yang ada di Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten Banyuwangi, selanjutnya diproses pencetakan dan penandatanganan ijin. B. Makna dan Simbol / Flowchart NO. SIMBOL ARTI KETERANGAN 1. Awal proses 2. Proses 3. Dokumen / Berkas 4. Melambangkan pengambilan Keputusan : Ya atau Tidak 5. Garis alur Proses

Lampiran I SOP Izin Penggunaan Pemanfaatan Tanah (IPPT) NO. URAIAN KEGIATAN PEMOHON 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Pemohon meminta informasi perizinan ke loket informasi dan petugas loket memberikan informasi tentang perizinan yang dibutuhkan pemohon a. Pemohon mengisi formulir dan melengkapi persyaratan b. Petugas loket memeriksa kelengkapan berkas - Bila lengkap pemohon diberikan tanda bukti penerimaan permohonan - Bila masih belum lengkap berkas dikembalikan lagi ke pemohon untuk dilengkapi Bagian proses melakukan penelitian dan validasi awal terhadap berkas permohonan Apabila berkas permohonan sudah lengkap dan benar, Bagian Penerimaan / Penyerahan mengirimkan berkas ke Tim Teknis untuk dijadwalkan dan pemeriksaan Lokasi Tim Teknis melaksanakan Pemeriksaan / tinjau Lokasi dan membuat : Rekomendasi / Berita Acara (BAP) Rekomendasi Tim Teknis : a. Apabila diizinkan berkas dikirimkan ke Bagian Pemrosesan untuk penerbitan izin b. Apabila tidak diizinkan berkas dikembalikan ke pemohon dan diterbitkan surat penolakan Berkas hasil Tinjau Lapang diserahkan ke Sub Bidang Evaluasi dan Penyuluhan untuk diverifikasi dan di Tanda tangani. Kemudian Bagian proses mengolah draf surat izin Proses pemeriksaan dan pemarafan konsep surat izin oleh Kasubbid dan Kabid Perizinan serta penandatanganan Surat Izin Registrasi, penomoran, pengesahan, pengarsipan Pemberitahuan Surat Izin telah selesai kepada pemohon Petugas loket penerimaan / penyerahan menyerahkan Surat izin kepada pemohon AWAL KEGIATAN Mengisi form dan Persyaratan Tanda Terima Berkas Surat Pengembalian Surat Penolakan SURAT IZIN INFORMASI (LOKET, WEB, DLL) Informasi LOKET PENERIMAAN / PENYERAHAN / BANK Formulir dan Persyaratan Persyaratan lengkap TIDAK TIDAK Penyerahan Surat Izin BAGIAN PROSES Verifikasi LANJUT Diizinkan? YA Ya - Pemrosesan - Pemeriksaan - Paraf dan Tanda Tangan - Pencatatan dan Penomoran - Dokumentasi TIM TEKNIS Tinjau lapang Rekomendasi / BAP KEPALA BADAN Penanda tanganan Surat Izin

Lampiran II SOP Tinjau Lokasi NO. URAIAN KEGIATAN SEKRETARIAT / TIM TINJAU LOKASI ANGGOTA PEMOHON HASIL TINJAU LOKASI DINAS PU BAGIAN PROSES 1. Ketua Tim menerima berkas permohonan izin yang sudah di verifikasi / siap Tinjau Lokasi Berkas Siap TL Menetapkan Jadwal dan Undangan Anggota Tim 2. Tinjau Lokasi serta mempersiapkan sarana dan prasarana (Daftar Hadir, Blanko Berita Acara, Kegiatan Sebelum TL Undangan / Informasi Kendaraan Dinas, ATK, Dokumentasi / Kamera) 3. Mengisi dan menandatangani daftar hadir 4. Rapat Tim sebelum berangkat ke Lokasi dipimpin oleh Ketua Tim atau Koordinator. Rapat Sebelum TL Tim berangkat ke titik lokasi tinjau Lokasi dan 5. menyampaikan maksud dan tujuan Tim kepada pemohon izin atau yang mewakili Tim Validasi dan verifikasi 6. Konfirmasi dan verifikasi data 7. 8. Rapat Evaluasi Tim, Pengisian dan penandatanganan Berita Acara Pemeriksaan Tinjau Lokasi Menyerahkan tanda bukti kunjungan Tinjau Lokasi dan menyampaikan hasil verifikasi kepada pemohon izin Setelah berkas dinyatakan lengkap, gambar Rekomendasi / BAP Tanda bukti kunjungan LANJUt YA Bagian Proses Penerbitan Izin konstruksi bangunan dimintakan pengesahan ke 9. Dinas Teknis dengan Berita Acara / Tanda Terima penyerahan gambar. Apabila telah disahkan, berkas diserahkan ke petugas dan diteruskan ke PENGESAHAN GAMBAR KONSTRUKSI Bagian Proses.