IDENTIFIKASI RESPON TENAGA KERJA TERHADAP PENERAPAN K3 PADA BEBERAPA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG DI KOTA MEDAN DAN SEKITARNYA LAPORAN Ditulis Sebagai Syarat Menyelesaikan Pendidikan Program Diploma IV Program Studi D IV MRKG oleh: AZLANSYAH PUTRA NIM: 0905141004 PROGRAM STUDI MANAJEMEN REKAYAS KONSTRUKSI GEDUNG JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI MEDAN MEDAN 2013
KATA PENGANTAR Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-nya yang memberikan pengetahuan, pengalaman, kekuatan dan kesempatan kepada penulis, sehingga mampu menyelesaikan laporan studi kasus ini. Laporan ini berjudul: STUDI IDENTIFIKASI RESPON TENAGA KERJA TERHADAP PENERAPAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3) DI BEBERAPA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG DI KOTA MEDAN DAN SEKITARNYA SUMATERA UTARA yang disusun sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan mata kuliah Tugas Akhir pendidikan Diploma IV Manajemen Rekayasa Konstruksi Gedung Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Medan. Mengingat keterbatasan yang dimiliki baik dari segi ilmu maupun pengalaman, penulis menyadari sepenuhnya bahwa laporan Tugas Akhir ini masih banyak terdapat kelemahan dan kekurangan,serta jauh dari sempurna. Akan tetapi penulis yakin bahwa suatu karya yang besar tidak akan pernah tercipta tanpa dimulai dengan karya yang kecil walaupun karya yang kecil tersebut masih banyak kekurangannya. Penulisan laporan ini tidak akan terlaksana dengan baik tanpa adanya bantuan dan dukungan material maupun spiritual dari berbagai pihak. Oleh karena itu, sudah selayaknya pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Orang tua kami tercinta yang telah memberikan nasihat baik moril maupun materil; 2. Bapak M. Syahrudin, S.T, M.T, Direktur Politeknik Negeri Medan; 3. Bapak Drs. Syaiful Hazmi, M.T, Ketua Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Medan; 4. Bapak Marsedes Purba, B.Sc, M.Sc, Sekretaris Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Medan 5. Bapak Drs Edi Usman, M.T, Dosen wali kelas MRKG 8A; 6. Bapak Fadli, S.T, M.T, Kepala Program Studi MRKG 7. Bapak Drs.Widayanto M.T, Dosen Penguji Tugas Akhir 8. Bapak Drs.Syarifuddin M.T, Dosen Penguji Tugas Akhir 9. Seluruh dosen pengajar dan staf pegawai Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Medan;
10. Khusus buat teman karib saya Tua M Lumbantoruan dan Zulkifly Batubara yang telah mendampingi dan membantu saya sampai selesainya laporan Tugas Akhir ini; 11. Dan terakhir Seluruh teman-teman Kelas MRKG - 8A Managemen Rekayasa Konstruksi Gedung, Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Medan. Walaupun penulis sudah berusaha semaksimal mungkin didalam menyusun laporan Tugas Akhir ini namun penulis menyadari masih ada kekurangan dan kesalahan di dalam laporan ini, oleh karena itu penulis menerima dengan lapang dada bila ada kritik dan saran yang bersifat membangun demi menyempurnakan laporan ini. Medan, 17 September 2013 Hormat saya penulis, AZLANSYAH PUTRA NIM: 0905141004
ABSTRAK IDENTIFIKASI RESPON TENAGA KERJA TERHADAP PENERAPAN K3 PADA BEBERAPA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG DI KOTA MEDAN DAN SEKITARNYA Oleh: Azlansyah Putra (0905141004) Pada zaman sekarang ini, penerapan kesehatan dan keselamatan kerja (K3) tidak dapat dipandang sebelah mata terutama pada industri konstruksi yang melibatkan lingkungan yang berbahaya bagi para pekerja. Akan tetapi dalam pelaksanaannya, aspek K3 masih jarang ditanggapi dengan serius oleh pihak pelaksana konstruksi di lapangan karena kurangnya kesadaran tentang akibat yang terjadi bila K3 tidak diterapkan pada proyek. Tujuan penulisan laporan ini adalah untuk menganalisa respon tenaga kerja terhadap penerapan K3 sehingga dapat diketahui sampai sejauh mana tanggapan mereka terhadap penerapan K3 di proyek yang dilaksanakan oleh perusahaan. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara studi kepustakaan, observasi (pengamatan) langsung ke lapangan, pengolahan data dilakukan dengan cara menganalisa data hasil sampling kuesioner yang diambil dari tenaga kerja pada beberapa proyek pembangunan gedung di kota Medan dan sekitarnya. Dari hasil pengamatan diperoleh hasil analisa distribusi frekuensi data responden/ tenaga kerja serta respon tenaga kerja terhadap penerapan K3 di proyek tersebut. Hasil analisa SPPSS 16 terhadap data kuisioner respon tenaga kerja terhadap penerapan K3 pada beberapa proyek pembangunan gedung di kota Medan dan sekitarnya untuk aspek kesehatan kerja di proyek diperoleh rataan hitung (mean) yaitu 3,87 sehingga dinyatakan baik, sedangkan untuk aspek keselamatan kerja diperoleh rataan hitung (mean) yaitu 3,97 sehingga sudah dapat dinyatakan baik Kata kunci: sampling kuesioner, penerapan K3, respons tenaga kerja
DAFTAR ISI Halaman LEMBARAN PERSETUJUAN... LEMBARAN PENGESAHAN... KATA PENGANTAR... ABSTRAK... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR ISTILAH/ SINGKATAN... DAFTAR LAMPIRAN... i ii iii v vi viii x xi BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang... 1 B. Rumusan Masalah... 4 C. Tujuan... 4 D. Manfaat... 4 E. Pembatasan Masalah... 4 F. Jadwal Persiapan, Pelaksanaan dan Penulisan Tugas Akhir... 5 BAB II. TINJAUAN KEPUSTAKAAN A. Kecelakaan Kerja... 6 B.. Keselamatan dan Kesehatan Kerja... 10 C.. SPSS... 21 D. Variabel Data Penelitian... 22 BAB III. METODELOGI PENELITIAN A. Metode Observasi/ Pengamatan... 26 B. Klasifikasi Data... 27 C. Metode Pengumpulan Data... 27 D. Metode Pengolahan Data... 28
E. Prosedur Penelitian.... 31 BAB IV. PEMBAHASAN A. Metode Observasi/ Pengamatan... 32 B. Distribusi Frekuensi Data Responden Untuk Kuesioner Respon Tenaga Kerja... 33 C. Respon Tenaga Kerja Terhadap K3 Pada Beberapa Proyek Pembangunan Gedung Di Kota Medan Dan Sekitarnya... 53 BAB V. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan... 56 B. Saran... 56 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR TABEL Tabel IV 1 Jadwal Persiapan, Pelaksanaan, dan Penulisan Laporan Tugas Akhir Tabel IV 2 Kriteria penilaian tiap jawaban kuesioner respon tenaga kerja K3 Tabel IV 3 Kategori penilaian untuk kuesioner respon tenagan kerja Tabel IV 4 Adanya evakuasi medis bila kecelakaan kerja terjadi seperti penyediaaan transportasi dan lain lain. Tabel IV 5 Adanya jaminan kesehatan untuk pekerja Tabel IV 6 Adanya reaksi cepat dari perusahaan bila terjadi kecelakaan seperti pertolongan pertama Tabel IV 7 Adanya kerja sama perusahaan dengan rumah sakit Tabel IV 8 Adanya petugas medis bila terjadi kecelakaan kerja Tabel IV 9 Adanya perhatian khusus dari perusahaan sebelum pekerja Tabel IV 10 Adanya perhatian perusahaan terhadap keserasian lingkungan kerja terhadap pekerjaanya Tabel IV 11 Adanya fasilitas penunjang seperti kamar mandi dan kantin Tabel IV 12. Penyedian fasilitas istirahat bagi karyawan Tabel IV 13. Adanya fasilitas fasilitas pengobatan bagi karyawan Tabel IV 14 Adanya fasilitas penunjang bagi pekerja yang mengalamai kecakaan yang tidak fatal Tabel IV 15 Adanya pertukaran udara yang teratur di dalam ruangan kerja Tabel IV 16 Adanya penerapan dari perusahaan dalam hal pembersihan diri setelah melaksanakan pekerjaan. Tabel IV 17 Adanya pengaturan waktu yang lebih baik Tabel IV 18 Adanya himbauan isitirahat bagi tenaga kerja Tabel IV 19 Adanya pemanasan di pagi hari sebelum mulai bekerja Tabel IV 20 Adanya pengobatan yang tangggap dari perusahaan bila terjadi kecelakaan Tabel IV 21 Adanya penerapan bantuan dan evakuasi pada pekerja bila terjadi kecelakaan kerja Tabel IV 22 Adanya penerapan perhatian khusu bagi pekerja yang tidak mengalami kecelakaan yang tidak begitu fatal Tabel IV 23 Adanya penerapan penyesuaian diri pekerja bila melakukan pekerjaan yang diberikan perusahaan
Tabel IV 24 Adanya pemeberian sanksi pada pekerja bila tidak memakai alat pelindung diri dan melanggar aturan Tabel IV 25 Perhatian perusahaan akan peneriamaan pekerja bersertifikat Tabel IV 26 Adanya bimbingan bagi pekerja oleh perusahaan sebelum mulai bekerja Tabel IV 27 Adanya pemeberian sanksi bila tidak memakai APD Tabel IV 28 Adanya penerapan pemilihan metode bekerja Tabel IV 29 Adanya pengawasan terus menerus pada pekerja Tabel IV 30 Adanya penerapan tukang profesional pada pekerjaan yang berbahaya Tabel IV 31. Adanya sosialisasi K3 Tabel IV 32. Adanya penerapan yang tanggap dari berbagai tindakan perusahaan Tabel IV 33. Adanya penerapan akan perbaikan perbaikan atas kekurangan yang terjadi diperusahaan Tabel IV 34. Adanya training khusus pada pekerjaan khusus tentang cara aman dalam bekerja Tabel IV 35 Adanya penerangan pada malam hari dan tambahan penerangan pada siang hari bila diperlukan Tabel IV 36 Daerah pekerjaan berbahaya ditandai dengan jelas dan diberikan barikade Tabel IV 37 Penempatan barang barang yang tepat dalam ruang kerja Tabel IV 38 Bahan bahan mudah terbakar tersimpan Tabel IV 39 Adanya penandaan terhadap barang barang ataupun alat alat yang berbahaya Tabel IV 40 Penyedian APD Tabel IV 41. Perhatian perusahaan dalam melakukan perbaikan secara kompeten Tabel IV 42. Adanya pemberitahuan fungsi dari APD Tabel IV 43. Adanya perhatian perusahaan terhadap para pekerja apakah ada perselisihan antar pekerja Tabel IV 44. Mean aspek kesehatan kerja untuk respon tenaga kerja Tabel IV 45 Perhitungan manual aspek keselamatan kerja Tabel IV 46 identifikasi respon tenaga kerja terhadap penerapan k3 pada kesehatan kerja.
DAFTAR ISTILAH/SINGKATAN 1. K3 : Kesehatan dan Keselamatan Kerja 2. P3K : Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan 3. APD : Alat Pelindung Diri 4. Mean : Rataan hitung 5. SMK3 : Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja 6. SPK : Surat Perintah Kerja 7. Safety Plan : Perencanaan K3 8. Safety Shoes : Sepatu kerja/ pengaman 9. Safety Belt : Sabuk pengaman 10. Owner : Pemilik/ pemberi tugas 11. SPSS (Statistical Product and Service Solution) : Program komputer yang berfungsi untuk menganalisa data statistik 12. APAR : Alat Pemadam Api Ringan
DAFTAR LAMPIRAN 1. HASIL PENGOLAHAN DATA KUESIONER DENGAN SPSS 2. PETUNJUK KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA 3. DATA KUESIONER YANG DI BAGIKAN / DI SEBARKAN DI LAPANGAN 4. FORMULIR ASISTENSI BIMBINGAN TUGAS AKHIR
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keselamatan dan kesehatan kerja atau K3 merupakan hal yang tidak terpisahkan dalam sistem ketenagakerjaan dan sumber daya manusia. Keselamatan dan kesehatan kerja tidak saja sangat penting dalam meningkatkan jaminan sosial dan kesejahteraan para pekerjanya akan tetapi jauh dari itu keselamatan dan kesehatan kerja berdampak positif atas keberlanjutan produktivitas kerjanya. Oleh sebab itu isu keselamatan dan kesehatan kerja pada saat ini bukan sekedar kewajiban yang harus diperhatikan oleh para pekerja, akan tetapi juga harus dipenuhi oleh sebuah sistem pekerjaan. Dengan kata lain pada saat ini keselamatan dan kesehatan kerja bukan semata sebagai kewajiban, akan tetapi sudah menjadi kebutuhan bagi setiap para pekerja dan bagi setiap bentuk kegiatan pekerjaan tak terkecuali industri jasa konstruksi (Striaji, 2009).. Proses pembangunan konstruksi pada umumnya merupakan rangkaian kegiatan yang banyak mengandung unsur bahaya kecelakaan. Hal tersebut menyebabkan industri kontruksi mempunyai catatan yang buruk dalam hal keselamatan kerja pada pelaksanaan konstruksi. Situasi dalam lokasi pembangunan konstruksi mencerminkan karakter yang keras dan kegiatannya sangat kompleks dan sulit dilaksanakan sehingga membutuhkan tenaga yang sangat prima dari pekerja yang melaksanakannya. Lokasi pembangunan konstruksi merupakan salah satu lingkungan kerja yang mengandung resiko kecelakaan yang cukup besar. Maka dalam pembangunan konstruksi ini pihakpihak yang bertanggung jawab selama proses pembangunan konstruksi berlangsung harus mendukung dan mengupayakan jaminan agar tidak terjadi kecelakaan kerja dan melakukan tindakan-tindakan pencegahannya atau dengan kata lain mencari sumbersumber penyebab terjadinya kecelakaan pekerja serta mengangsuransikan semua pekerja selama pembangunan konstruksi berlangsung (Wulfram I. Ervianto-2005). Keselamatan dan kesehatan kerja ditinjau berdasarkan aspek yuridis dalah upaya perlindungan bagi keselamatan tenaga kerja dalam melakukan pekerjaan di tempat kerja dan melindungi keselamatan oranglain yang memasuki tempat kerja serta sumber produksi dapat dipergunakan secara aman dan efisien. Peninjauan dari aspek teknis keselamatan dan kesehatan kerja adalah ilmu pengetahuan dan penerapan mencegah kecelaqkaan kerja dan penyakit akibat kerja, (Sumaryanto,2002). Dalam pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja dibutuhkan kebijakan dari manajemen perusahaan sehingga sekali kebijakan ditetapkan akan menjadi pedoman pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja dalam lingkungan perusahaan. Sesuai
dengan Peraturan Mentri Tenaga Kerja Nomer PER.05 /MEN/1996, disebutkan bahwa: kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja adalah suatu pernyataan tertulis yang dibuat melalui proses konstruksi antara pengurus dan wakil tenaga kerja yang memuat secara keseluruhan tujuan yang bersifat umum dan operasional. Menurut Permenaker, PER. 05/MEN/ 1996 BAB I, salah satu usaha dalam pengeterapan K.3 adalah membentuk sistem manajemen kesehatan dan keselamatan kerja (SMK3). SMK3 meliputi struktur organisasi, perencanaan, tanggungjawab, pelaksanaan, prosedur, proses dan sumber daya yang dibutuhkan bagi pengembang penerapan, pencapaian, pengkajian dari pemeliharaan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja dalam rangka pengendalian resiko yang berkaitan dengan kegiatan serba guna terciptanya tempat kerja yang aman, efisien dan produktif. SMK3 merupakan upaya integrasi yang harus dilakukan oleh semua pihak yang mengelola kegiatan pembangunan konstruksi dari pihak manajemen sampai para pekerja yang terlibat langsung dengan pekerjaan. Industri jasa konstruksi merupakan salah satu sektor industri pekerjaan yangmemiliki resiko kecelakaan kerja yang tinggi. Berbagai penyebab utama kecelakaan kerja pada proyek konstruksi adalah hal-hal yang berhubungan dengan karakteristik proyek konstruksi yang bersifat unik, lokasi kerja yang berbeda-beda, terbuka dan dipengaruhi cuaca, waktu pelaksanaan yang terbatas, dinamis dan menuntut ketahanan fisik yang tinggi, serta banyak menggunakan tenaga kerja yang tidak terlatih dan memiliki pendikan yang rendah. Ditambah dengan manajemen keselamatan kerja yang sangat lemah, akibatnya para pekerja bekerja dengan metoda pelaksanaan konstruksi yang berisiko tinggi. Penerapan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) diberlakukan di tempat kerja yang menggunakan peralatan berbahaya, bahan beracun dan berbahaya (B3), pekerjaan konstruksi, peralatan bangunan pertamanan dan berbagai sektor pekerjaan lainnya yang diindentifikasi memiliki sumber-sumber berbahaya, (Striaji, 2009). Pada zaman sekarang ini, manajemen keselamatan dan kesehatan kerja (SMK3) tidak dapat dipandang sebelah mata terutama pada industri jasa konstruksi yang melibatkan lingkungan yang berbahaya bagi para pekerja. Akan tetapi dalam pelaksanaannya, aspek K3 masih jarang ditanggapi dengan serius oleh pihak pelaksana konstruksi di lapangan karena kurangnya kesadaran tentang akibat yang terjadi bila K3 tidak diterapkan pada proyek (Sumaryanto,2002).. Pihak-pihak yang bertanggung jawab pelaksanaan dilapangan,menjadi posisi kunci dalam penerapan SMK3 pada kegiatan konstruksi. Maka untuk dapat melihat penyebab kecelakaan kerja pada pekerja bangunan di butuhkan suatu penelitian yang konfrenhensif, (Badan Pembina Konstruksi dan Sumber Daya Manusia, 2007). Kegiatan proses produksi manusia memegang peranan yang sangat penting selain faktor peralatan dan bahan-bahan baku. Sebagaimana yang diketahui bahwa keselamatan kerja merupakan suatu permasalahan yang spesialisasi tersendiri, karena
pelaksanaannya dilandasi oleh peraturan perundang-undangan. Perusahaan besar pada umumnya banyak mempekerjakan karyawan dari berbagai lapisan dasar pendidikan dan keterampilan yang berbeda-beda. Mengingat hal tersebut, pihak perusahaan benar-benar memberikan latihan dan pendidikan dalam peningkatan keterampilan kerja agar supaya menjalankan tugasnya benar-benar mengerti cara bekerja yang mempunyai resiko kecelakaan yang cukup tinggi (Striaji, 2009). Dari permasalahan-permasalahan tersebut di atas perlu dilakukan usaha usaha untuk melindungi para tenaga kerja dari resiko kecelakaan dalam menjalankan pekerjaannya. Usaha usahanya salah satunya adalah mencari sumber-sumber penyebab kecelakaan kerja, bila tidak diantisipasi akan menjadi dampak negatif bagi perusahaan itu sendiri yaitu dari pembiayaan pengobatan karyawan, perbaikan mesin, untuk diperlukan suatu studi tentang kecelakaan dan kesehatan kerja pada proyek konstruksi di Kota Medan. Dalam laporan ini penulis menjelaskan tentang respon tenaga kerja pada perusahaan mengenai penerapan K3 yang dilaksanakan pada proyek Pembangunan beberapa gedung di kota Medan. Penulis mengambil topik bahasan ini karena penulis menganggap K3 merupakan aspek penting dalam suatu konstruksi yang terkadang sering terlupakan sehingga dilakukan tugas akhir tentang respon tenaga kerja untuk mengetahui sampai sejauh mana penerapan K3 di lapangan yang dilaksanakan oleh perusahaan. B. Rumusan Masalah Adapun rumusan permasalahan yang penulis bahas dalam laporan ini adalah : 1. Bagaimana respon tenaga kerja terhadap penerapan K3 dibeberapa proyek pembangunan gedung di kota Medan dan sekitarnya? C. Tujuan Tujuan pembahasan dalam laporan ini adalah : 1. Untuk mengetahui respon tenaga kerja terhadap penerapan K3 dibeberapa proyek Pembangunan di kota Medan. D. Manfaat Laporan tugas akhir ini diharapkan bermanfaat bagi : 1. Pihak pelaksana untuk mengetahui seberapa besar respon tenaga kerja terhadap penerapan K3 yang dijalankan pada proyek;
2. Penulis sendiri untuk menambah pengetahuan tentang K3 agar mampu melaksanakannya setelah bekerja di lapangan nantinya; 3. Mahasiswa yang akan membahas hal yang sama. E. Pembatasan Masalah Adapun pembatasan masalah dari permasalahan yang diangkat oleh penulis adalah : 1. Proyek pembangunan gedung di kota Medan dan sekitarnya yang dilaksanakan mulai dari tahun 2008 sampai dengan saat ini ( 2013 ). 2. Proyek pembangunan gedung di kota Medan dan sekitarnya yang anggaran biayanya termasuk kedalam gred 4 keatas.
F. Jadwal Persiapan, Pelaksanaan, dan Penulisan Laporan Tugas Akhir Adapun jadwal persiapan, pelaksanaan, dan penulisan laporan tugas akhir ini tersaji dalam tabel berikut. Tabel IV 1. Jadwal Persiapan, Pelaksanaan, dan Penulisan Laporan Tugas Akhir No Kegiatan Minggu 1 2 3 4 5 6 A. Persiapan 1 Survey untuk mendapatkan topik tugas akhir 2 Mendapatkan dosen pembimbing tugas akhir 3 Bimbingan untuk pelaksanaan tugas akhir dari dosen pembimbing B. Pelaksanaan 4 Bimbingan untuk pengumpulan data 5 Pengumpulan data ke lokasi 6 Bimbingan untuk pengolahan data 7 Pengolahan data C. Pelaporan 8 Bimbingan untuk penulisan bab I 9 Penulisan bab I 10 Bimbingan untuk penulisan bab II dan bab III 11 Penulisan bab II 12 Penulisan bab III 13 Bimbingan untuk penulisan bab IV dan bab V 14 Penulisan bab IV 15 Penulisan bab V 16 Koreksi dan perbaikan 17 Bimbingan tugas akhir 18 Penyempurnaan laporan tugas akhir