BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemerintahan yang akuntabel merupakan sebuah keharusan yang mesti dilaksanakan dalam usaha mewujudkan visi dan misi pembangunan sekaligus aspirasi serta cita-cita masyarakat dalam mencapai masa depan yang lebih baik. Berkaitan dengan hal itu, diperlukan pengembangan dan penerapan sistem pertanggung jawaban yang tepat, jelas dan terukur sehingga penyelenggaraan pemerintah dan pembangunan dapat berlangsung efektif dan efisien untuk mencerminkan kinerja lembaga secara optimal. Salah satu tuntutan publik saat ini adalah transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan dan kinerja. Muara tuntutan ini pada intinya adalah terselenggaranya tata kelola kepemerintahan yang baik (good governance), sehingga penyelenggaraan pemerintah dan pembangunan dapat berlangsung secara bersih, bertanggung jawab dan memberikan dampak (imfact) serta manfaat (benefit) dari hasil (outcome) yang diperoleh. Dengan dasar tersebut, Sistem Akuntabilitas Instansi Pemerintah (SAKIP) berdiri sebagai bagian desain besar Reformasi Birokrasi untuk melaksanakan seluruh proses kepemerintahan dalam rangka merealisasikan keinginan bersama untuk mewujud nyatakan Good Governance. SAKIP menuntut adanya sinergisitas antara proses perencanaan,, pengukuran, pelaporan sampai evaluasi kinerja. Pada kondisi terkini, evaluasi terhadap AKIP merupakan isu strategis dalam SAKIP karena pada akhir prosesnya akan dapat mencerminkan optimal atau kinerja dari tiaptiap instansi pemerintah. Sebab hal ini dapat memperlihatkan sejauhmana kemajuan instansi pemerintah dalam menerapkan managemen kinerja yang berfokus pada hasil. Seiring dengan kebijakan pemerintahan untuk melihat sampai sejauhmana suatu Instansi Pemerintah melaksanakan dan memperlihatkan kinerja organisasinya, maka hasil evaluasi akuntabilitas tersebut perlu dilakukan suatu peningkatan. Dengan adanya peningkatan ini diharapkan dapat mendorong instansi pemerintah daerah untuk secara konsisten meningkatkan akuntabilitas kinerjanya dalam rangka mewujudkan kinerja hasil organisasinya. Penyampaian Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Dinas Jambi Tahun 2013 merupakan salah satu dokumen pertanggungjawaban kinerja Hal _ 1
pelaksanaan visi dan misi Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jambi terhadap capaian tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan dalam Rencana Strategis Dinas Jambi 2010 2015. Selain itu, LAKIP ini juga merupakan salah satu wujud pertanggung jawaban dalam pelaksanaan tugas dan fungsi Dinas Jambi. 1.2. Maksud dan Tujuan Penyusunan LAKIP ini merupakan tuntutan bagi Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jambi sebagai bagian integral dari siklus akuntabilitas kinerja yang utuh dalam suatu Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP), sebagaimana tersajikan pada gambar 1. Perencanaan Stratejik Perencanaan Kinerja Pelaporan Kinerja Akuntabilitas Pengukuran dan Gambar 1. Siklus SAKIP Siklus sistem AKIP diawali dengan penyusunan Rencana Strategis yang mendefinisikan visi, misi, tujuan, dan sasaran strategis Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jambi secara selaras dan selanjutnya setiap tahunnya ditetapkan kegiatan untuk dilaksanakan dalam rangka pemenuhan visi, misi, tujuan dan sasaran strategis tersebut. Sistem pengukuran kinerja dibangun dan dikembangkan untuk menilai sejauh mana keberhasilan pencapaian kinerja Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jambi. Pada setiap akhir periode pelaksanaan kegiatan, capaian kinerja dari setiap kegiatan dikomunikasikan kepada para stakeholder dalam wujud LAKIP. Pada dasarnya LAKIP Dinas Jambi Tahun 2013 mengkomunikasikan pencapaian kinerja kegiatan Dinas Perindag Hal _ 2
Provinsi Jambi selama Tahun 2013. Adapun capaian kinerja (performance results) tersebut, dibandingkan dengan rencana kinerja (performance plan) dan sebagai tolak ukur keberhasilan tahunan. Sedangkan analisis atas capaian kinerja terhadap rencana kinerja ini akan memungkinkan diidentifikasinya sejumlah celah kinerja (performance gap) bagi perbaikan kinerja di masa datang. Dengan pola pikir tersebut di atas, maka maksud dan tujuan penyusunan dan penyampaian LAKIP Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jambi Tahun 2013 adalah mencakup hal-hal sebagai berikut : 1. Aspek akuntabilitas kinerja bagi keperluan eksternal organisasi, menjadikan LAKIP Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jambi Tahun 2013 sebagai sarana pertanggungjawaban Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jambi atas capaian kinerja yang diperoleh selama Tahun 2013. Esensi capaian kinerja yang dilaporkan merujuk pada sampai sejauh mana visi, misi, tujuan dan sasaran strategis dapat dicapai. 2. Aspek manajemen kinerja bagi keperluan internal organisasi, menjadikan LAKIP Tahun 2013 sebagai sarana evaluasi pencapaian kinerja oleh manajemen Dinas Jambi. 1.3. Tugas Pokok, Fungsi dan Struktur Organisasi Pembentukan organisasi Dinas Jambi ditetapkan berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 14 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Provinsi Jambi dan Peraturan Gubernur Jambi Nomor 30 Tahun 2008 tentang Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Daerah Provinsi Jambi. Kedudukan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi, merupakan lembaga teknis daerah sebagai unsur penunjang Pemerintah Daerah yang dipimpin oleh seorang Kepala dan bertanggung jawab kepada Gubernur Jambi. Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jambi mempunyai tugas melaksanakan sebahagian urusan Pemerintah Daerah berdasarkan azas otonomi dan tugas pembantuan dibidang Perindustrian dan Perdagangan. Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jambi mempunyai fungsi yaitu : 1. Perumusan kebijaksanaan teknis dibidang Perindustrian dan Perdagangan 2. Penyelenggaraan urusan Pemerintahan dan pelayanan Umum dibidang Perindustrian dan Perdagangan. 3. Pembinaan dan pelaksanaan tugas dibidang Perindustrian dan Perdagangan 4. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Gubernur sesuai tugas dan fungsi. Hal _ 3
Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jambi mempunyai fungsi yaitu : 4. Perumusan kebijaksanaan teknis dibidang Perindustrian dan Perdagangan 5. Penyelenggaraan urusan Pemerintahan dan pelayanan Umum dibidang Perindustrian dan Perdagangan. 6. Pembinaan dan pelaksanaan tugas dibidang Perindustrian dan Perdagangan 4. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Gubernur sesuai tugas dan fungsi. Susunan Dinas Perindustrian dan Perdagangan terdiri dari : 1. Kepala Dinas. Tugas Kepala Dinas yaitu melaksanakan ketentuan sebagaimana dimaksud pada pasal 204 serta memimpin dan mengkoordinasikan seluruh kegiatan Sekretariat, Bidang, UPTD dan Kelompok jabatan Fungsional. 2. Sekretaris dengan tiga Sub Bagian. a. Kepala Sub Bagian Umum dan Kepegawaian b. Kepala Sub Bagian Keuangan dan Asset c. Kepala Sub Bagian Program Tugas Sekretariat yaitu memberikan pelayanan administrasi, kepegawaian, keuangan umum dan hukum kepada seluruh satuan organisasi Dinas Perindustrian dan Perdagangan maupun pihak-pihak terkait. Sedangkan fungsinya antara lain : kepegawaian, umum dan hukum. b. Melaksanakan pengelolaan administrasi surat menyurat, pemeliharaan gedung di lingkungan kantor, kendaraan operasional, protokoler dan rumah tangga Dinas Perindustrian dan Perdagangan. 3. Bidang Industri Kecil dan Kerajinan terdiri dari tiga seksi. a. Kepala Seksi Bimbingan Usaha b. Kepala Seksi Bimbingan Produksi c. Kepala Seksi Promosi dan Dalin Tugas Bidang Industri Kecil dan Kerajinan yaitu melaksanakan bimbingan teknis kebijakan pembinaan dan pengembangan sarana produksi, teknologi pemasaran/permodalan, kemitraan, promosi pemasaran Industri Kecil dan Kerajinan serta memfalisitasi kemudahan Investasi Industri, analisa iklim usaha pengendalian lingkungan dan kerjasama bidang industri. Sedangkan fungsinya antara lain : a. Menyusun juknis, bimbingan pembinaan dan pengendalian industri. b. Fasilitasi bantuan teknis teknologi (proses produksi), pemasaran, modall peralatan dan kemitraan. c. Fasiltasi promosi Pameran Dalam Negeri dan Luar Negeri, sinergi dengan program instansi terkait. d. Fasilitasi kemudahan investasi industri, kemudahan perolehan modal dengan mitra usaha industri /dagang besar. a. Melaksanakan koordinasi keuangan, Hal _ 4
e. Melaksanakan bimbingan dan pemantauan penanganan pengendalian lingkungan. f. Mensosialisasikan kebijakan teknis dan peraturan Perundangan-undangan Bidang Industri. g. Kerjasama dengan bidang lain untuk penembangan industri. 4. Bidang Industri Menengah dan Besar terdiri dari tiga seksi. a. Seksi Bimbingan Usaha b. Seksi Bimbingan Produksi c. Seksi Promosi dan Pengendalian Lingkungan Tugas Bidang Industri dan Besar yaitu melaksanakan penyiapan pemberian bimbingan teknis terhadap pelaksanaan kebijakan pembinaan dan pengembangan sarana, usaha, produksi, analisis iklim usaha lingkungan, peningkatan kerjasama dan pemantauan serta evaluasi kebijakan teknis di bidang industri Menengah dan Besar, sedangkan fungsinya antara lain : a. Penyusunan petunjuk teknis pembinaan serta pedoman kegiatan usaha dibidang industri menengah dan besar. b. Penyiapan pemberian bimbingan teknis pembinaan dan pengembangan sarana, usaha dan produksi dibidang industri menengah dan besar. c. Penyiapan bahan pembinaan dibidang industri menengah dan besar. d. Menganalisa iklim usaha dan peningkatan kerjasama dengan dunia usaha dibidang industri menengah dan besar. e. Fasilitasi promosi pameran di Dalam dan Luar Negeri sinergi dengan program instansi terkait. 5. Bidang Perdagangan Dalam Negeri terdiri dari tiga seksi. a. Seksi Bina Usaha dan Distribusi b. Seksi Pengawasan Barang Beredar dan Perlindungan Konsumen c. Seksi Sarana dan Pengembangan Pasar Dalam Negeri Tugas Bidang Perdagangan Dalam Negeri yaitu melaksanakan bimbingan teknis terhadap kebijakan pembinaan dan pengembangan sarana usaha perlindungan konsumen, promosi dan pengembangan pasar dalam negeri, untuk kelancaran pengadaan, distribusi dan stabilitas harga bahan pokok/penting strategis serta pengawasan terhadap barang beredar. sedangkan fungsinya antara lain : a. Penyusunan petunjuk teknis pembinaan dan pedoman kegiatan usaha perdagangan dalam negeri. b. Pemberian bimbingan kebijaksanaan pengembangan sarana usaha perdagangan Dalam Negeri. c. Penyiapan bahan bimbingan kebijaksanaan pembinaan perdagangan Dalam Negeri. d. Menganalisa iklim usaha dan lingkungan guna peningkatan hasil kerja perdagangan Dalam Negeri e. Pemantauan dan evaluasi pelasanaan kebijaksanaan teknis Perdagangan Dalam Negeri. Hal _ 5
6. Bidang Perdagangan Luar Negeri terdiri dari tiga seksi : a. Seksi Ekspor b. Seksi Import c. Seksi Promosi dan Pengembangan Pasar Luar Negeri. Tugas Bidang Pedagangan Luar Negeri yaitu melaksanakan penyiapan pemberian bimbingan teknis terhadap pelaksanaan kebijakan pembinaan ekspor, import, kerjasama Luar Negeri dan Iklim, Usaha serta evaluasi pelaksanaan kebijakan teknis bidang Perdagangan Luar Negeri dan memberikan bahan masukan kepada pusat sebagai bahan pertimbangan perumusan kebijakan Ekpor Import, sedangkan fungsinya antara lain : a. Menyusunan juknis pembinaan dan pedoman kegiatan usaha Perdagangan Luar Negeri b. Melaksanakan fasilitasi kemudahan penerapan kebijakan peraturan ekspor dan import. c. Melakukan peningkatan kerjasama dengan dunia usaha d. Menyusunan juknis pembinaan dan pedoman kegiatan usaha Perdagangan Luar Negeri e. Melaksanakan fasilitasi kemudahan penerapan kebijakan peraturan ekspor dan import. f. Melakukan peningkatan kerjasama dengan dunia usaha g. Melakukan dorongan peningkatan kerjasama ekspor komoditi Indag. h. Melakukan promosi dagang ke pasar Dalam Negeri maupun Luar Negeri. i. Menyediakan data ekspor dan import yang cepat dan akurat. 7. Unit Pelaksana Teknis Daerah ( UPTD ) terdiri dari dua yaitu : a. UPTD Kemetrologian b. UPTD Balai Pengujian dan Sertifikasi Mutu Barang (BPSMB) Kedua UPTD tersebut diatas dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 14 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Provinsi Jambi. Berdasarkan Perda tersebut, UPTD Kemetrologian menpunyai tugas pokok yaitu melaksanakan sebagian kewenangan dan tugas teknis tertentu yang diberikan Dinas Perindag Provinsi Jambi dan menyiapkan pembinaan dan pengawasan kegiatan kemetrologian berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Sedangkan UPTD BPSMB mempunyai tugas pokok yaitu melaksanakan sebagian kewenangan dan tugas teknis tertentu yang diberikan Dinas Perindag Provinsi Jambi dibidang pengawasan, pengujian, penelitian dan sertifikasi mutu barang serta memberikan bimbingan teknis kepada pada produsen, eksportir dan dunia usaha lainnya. 8. Kelompok Jabatan Fungsional a. Fungsional Industri Kecil dan Kerajinan b. Fungsional Kemetrologian c. Fungsional Mutu Barang Hal _ 6
KEPALA DINAS SEKRETARIS KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL SUB BAGIAN UMUM DAN KEPEGAWAIAN SUB BAGIAN KEUANGAN DAN ASSET SUB BAGIAN PROGRAM KEPALA BIDANG INDUSTRI KECIL & KERAJINAN KEPALA BIDANG INDUSTRI MENENGAH & BESAR KEPALA BIDANG PERDAGANGAN DALAM NEGERI KEPALA BIDANG PERDAGANGAN LUAR NEGERI KASI SEKSI BIMBINGAN USAHA KASI BIMBINGAN USAHA KASI BINA USAHA & DISTRIBUSI KASI EKSPOR KASI BIMBINGAN PRODUKSI KASI BIMBINGAN PRODUKSI KASI PENGAWASAN BARANG BEREDAR & PK KASI IMPOR KASI SARANA PROMOSI & DALIN KASI PROMOSI DAN DALIN KASI SARANA & PENGEMBANGAN KASI PROMOSI & PENGEMBANGAN PLN KELOMPOK FUNGSIONAL BPSMB KEPALA B P S M B UPTD KEPALA KEMETROLOGIAN KELOMPOK FUNGSIONAL PENERA KASUBBAG TATA USAHA KASUBBAG TATA USAHA 1.4. Sumber Daya Manusia Gambar 2. Struktur Organisasi Disperindag Provinsi Jambi Untuk mengemban tugas pokok dan fungsi Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jambi pada Tahun 2013 didukung Sumber Daya Manusia sebanyak 145 orang dengan rincian sebagai berikut : 1. Dinas Perindag Provinsi Jambi = 106 orang 2. UPTD Kemetrologian = 23 orang 3. UPTD BPSMB = 28 orang Hal _ 7
Komposisi tenaga personil tersebut diatas,ditinjau dari berbagi aspek selengkap- dapat dilihat pada bagan berikut ini : A. Komposisi Pegawai Berdasarkan Golongan Ruang 200 150 100 50 0 Jumlah Pegawai berdasarkan Golongan 145 107 2 22 14 I II III IV Total I II III IV Total Gambar 3. Komposisi Pegawai Berdasarkan Golongan Ruang Pangkat adalah kedudukan yang menunjukan tingkatan pegawai dalam rangkaian susunan kepegawaian, atas dasar periode dan kedudukan dalam jabatan atau prestasi. Oleh karena itu pangkat dan golongan setiap tahun mengalami perubahan. Dari gambar 3. di atas ini terlihat dengan jelas sumber daya pegawai berdasarkan Golongan di atas sebagian besar (73,79.%) pegawai Dinas Perindag Provinsi Jambi pada Tahun 2013 adalah golongan III. Untuk pegawai yang bergolongan IV memiliki presentase (9,66 %). Sedangkan pegawai dengan golongan II memiliki presentase (15,17%) dan golongan I memiliki presentase (1,38%) dari keseluruhan pegawai. B. Komposisi Pegawai Berdasarkan Jenjang Pendidikan Formal Sesuai peran Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jambi sebagai regulator bidang Industri dan Perdagangan, sumber daya manusia pegawai sangat bervariasi pendidikan formalnya. Namun demikian pendidikan formal strata 1 dengan berbagai kosentrasi keilmuan dan SLTA masih mendominasi dari segi jumlah pegawai. Untuk itu guna meningkatkan tingkat pendidikan formal maka perlunya pendidikan formal lanjutan ke jenjang yang lebih tinggi. Berdasarkan gambar dibawah ini,, terlihat bahwa (40,00%) pegawai Disperindag Provinsi Jambi memiliki latar belakang pendidikan Sarjana (S-1) dan (4,83%) memiliki latar belakang pendidikan hingga S-2. Hal _ 8
2 5 63 145 10 7 58 SD SLTP SLTA D III S-1 S-2 Total Jlh. Pegawai berdasar Tk. Pendidikan Gambar 4. Komposisi Pegawai Berdasarkan Jenjang Pendidikan Formal C. Komposisi Pegawai Berdasarkan Jabatan Pada prinsipnya jabatan dibagi 2 (dua) yaitu jabatan struktural dan jabatan fungsional yang saling berhubungan dalam tugas kedinasan. Dilihat dari gambar dibawah ini, selain jabatan struktural di lingkup Dinas Perindag Provinsi Jambi sebesar 11,72%, sebagian pegawai juga memiliki jabatan fungsional sebesar 14,48%. Adapun komposisi pegawai Dinas Jambi berdasarkan jabatan dapat dilihat pada bagan dibawah ini : Jumlah Pegawai berdasarkan Tk. Jabatan 145 21 1 7 17 99 Eselon II Eselon III Eselon IV Staf Fungsional Total Gambar 5. Komposisi Pegawai Berdasarkan Jabatan D. Komposisi Pegawai Berdasarkan Jenis Kelamin Hal _ 9
Dalam hal kesetaraan gender peran pegawai perempuan dan laki-laki di lingkungan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jambi tidaklah dibeda-bedakan. Namun demikian dari segi jumlah pegawai laki-laki masih relative tinggi dibandingkan dengan pegawai perempuan. Dikarenakan institusi Dinas Perindag Provinsi Jambi merupakan institusi teknis yang mengharuskan latar belakang pendidikan tertentu maka pegawai laki-laki dan perempuan di Dinas Perindag Provinsi Jambi memperoleh perlakuan yang setara serta memiliki kesempatan yang sama dalam berkarir. Hal ini dibuktikan dengan adanya 3 (tiga) pegawai perempuan yang menduduki jabatan eselon III dan 7 (tujuh) pegawai perempuan yang menduduki jabatan eselon 4, hal tersebut dapat dilihat pada grafik dibawah ini : Jlh. Pegawai Laki-laki Perempuan Total 76 69 145 Gambar 6. Komposisi Pegawai Berdasarkan Jenis kelamin E. Komposisi Pegawai Berdasarkan Diklat Penjenjangan Diklat penjenjangan adalah suatu proses atau kegiatan pembelajaran bagi Pegawai Negeri Sipil (PNS) di lingkungan Dinas Jambi yang sangat terkait dengan pembinaan karir PNS. Dalam jabatan struktural terdapat 4 (empat) jenis pendidikan struktural yang dimulai dari Diklat PIM IV hingga Diklat PIM I. Memperhatikan gambar dibawah ini menunjukan bahwa pegawai Disperindag Provinsi Jambi yang telah mengikuti Diklat PIM IV sebanyak 11,72 %, Diklat PIM III sebanyak 13,79 % dan Diklat PIM II sebanyak 0,69 % dari total keseluruhan pegawai sebanyak 145 orang. Hal _ 10
Jlh. Pegawai berdasarkan Pendidikan non formal PIM I PIM II PIM III PIM IV Total 20 17 38 1 0 Gambar 7. Komposisi Pegawai Berdasarkan Diklat Penjenjangan F. Komposisi Pegawai Berdasarkan Usia Pegawai di lingkungan Dinas pada umumnya didominasi di usia antara 46-50 tahun dan 51-55 tahun.komposisi pegawai berdasarkan usia dapat dilihat pada bagan dibawah ini : Jlh. Pegawai berdasarkan usia 55 10 10 11 10 19 40 20-25 26-30 31-35 36-40 41-45 46-50 51-55 Gambark 8. Komposisi Pegawai Berdasarkan Usia G. Komposisi Pegawai Berdasarkan Masa Kerja (tahun) Pada bagan dibawah ini, terlihat bahwa sebagian besar pegawai Disperindag Provinsi Jambi memiliki masa kerja antara 11-20 tahun serta 21-30 tahun. Ini berarti banyak pegawai dengan pengalaman yang cukup (21-30 tahun) serta banyak pula pegawai yang pengalaman- Hal _ 11
nya masih minim (0-10 tahun). Untuk meminimalkan gap pengalaman antar dua golongan tersebut, diupaya kan pembinaan pegawai yang maksimal untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan pegawai baru diantaranya melalui penyertaan diklat, magang serta bentuk pengembangan pegawai lainnya yang sesuai dan mampu mendukung pelaksanaan tugas pokok dan fungsi dari Disperindag Provinsi Jambi. 160 140 120 100 80 60 40 20 0 Jumlah Pegawai Berdasarkan Masa Kerja 145 Total > 31 Tahun 60 21-30 Tahun 35 11-20 tahun 25 25 0-10 Tahun 0-10 Tahun 11-20 tahun21-30 Tahun > 31 Tahun Total Gambar 9. Komposisi Pegawai Berdasarkan Masa Kerja 1.5. Sistematika Penulisan Laporan Akuntabilitas Kinerja ini, penyajikan pencapaian kinerja Dinas Jambi selama Tahun 2013. Pencapaian kinerja diukur dari pencapaian sasaran yang telah ditetapkan dalam dokumen Penetapan Kinerja Tahun 2013 Sistematika penulisan LAKIP Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jambi adalah sebagai berikut : Eksecutive summary (Ikhtisar Eksekutif) Bab I Pendahuluan, menguraikan gambaran umum organisasi SKPD yang melaporkan dan sekilas pengantar lainnya. Bab II Memuat perencanaan kinerja dalam RENSTRA, visi, misi, tujuan, sasaran, strategi, kebijakan, program-progran dan perjanjian/penetapan kinerja., Bab III Menjelaskan analisis pencapaian sasaran-sasaran organisasi SKPD dengan mengungkapkan dan penyajian dari hasil pengukuran kinerja. Bab IV Penutup Menguraikan hasil kesimpulan dan akuntabilitas kinerja LAMPIRAN Hal _ 12