BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS APLIKASI MARKOV CHAIN GUNA MENGHEMAT BIAYA PEMELIHARAAN SARANA PRODUKSI Sunyoto 6

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh. Gelar Sarjana Teknik Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik. Universitas Muhammadiyah Surakarta

PERENCANAAN PEMELIHARAAN MESIN DENGAN MENGGUNAKAN METODE MARKOV CHAIN UNTUK MENGURANGI BIAYA PEMELIHARAAN DI PT. PHILIPS INDONESIA

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Transportasi merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI


BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV ANALISIS MARKOV

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR PERSAMAAN... BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang...

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

TUGAS AKHIR. Oleh : NAMA : RENI YULIANTI NIM : NIRM :

DAFTAR ISI IV - 1 GALIH CHRISSETYO NIM.I FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2006

BAB I PENDAHULUAN. penggunaan mesin secara terus - menerus, maka dibutuhkan kegiatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari, sering dijumpai peristiwa-peristiwa yang terjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. usaha masyarakat banyak mengalami kesulitan, tidak sedikit diantaranya kegiatan usaha yang

Bab 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Pengantar Proses Stokastik

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Dalam pengertian paling luas, manajemen operasi berkaitan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini dunia usaha dihadapkan pada era globalisasi dimana pasar

Penelitian Operasional II Rantai Markov RANTAI MARKOV

BAB I PENDAHULUAN. sumber yang dapat dipercaya, petunjuk atau reputasi yang telah dibuat.

BAB 2 LANDASAN TEORI

Hanna Lestari, ST, M.Eng. Lecture 11 : Rantai Markov

PERENCANAAN PERAWATAN MESIN MENGGUNAKAN METODE MARKOV CHAIN UNTUK MEMINIMUMKAN BIAYA PERAWATAN

BAB I PENDAHULUAN. operasi pada suatu perusahaan adalah kesiapan mesin mesin produksi dalam. diperlukan adanya suatu sistem perawatan yang baik.

BAB II BAHAN RUJUKAN

Jurnal Ilmiah Widya Teknik Vol No ISSN

BAB I PE DAHULUA 1.1 Latar Belakang

Bab 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam berbagai kegiatan usaha, baik usaha jasa, dagang maupun. industri/manufaktur tujuan utama yang ingin dicapai perusahaan yaitu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakangPenelitian

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. Bentuk perubahannya didasarkan dari salah satu kegiatan produksi perusahaan

BAB 2 LANDASAN TEORI

PREVENTIVE MAINTENANCE

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pertemuan 5 ANALISIS RANTAI MARKOV

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 LANDASAN TEORI

Pendekatan Rantai Markov Waktu Diskrit dalam Perencanaan Kebutuhan Tempat Tidur Rumah Sakit. Oleh: Enjela Puspadewi

PERENCANAAN PEMELIHARAAN PERALATAN BATCHING PLANT OPERATION DENGAN METODE MARKOV CHAIN GUNA MEMINIMUMKAN BIAYA PERAWATAN DI CV. PRIMADONA SNACK SKRPSI

BAB III METODE PENELITIAN

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. besar terhadap produktivitas pada bidang manufaktur maupun jasa. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. Barry Render dan Jay Heizer (2001) dalam bukunya Prinsip-prinsip

PREVENTIVE MAINTENANCE

PENERAPAN RELIABILITY CENTERED MAINTENANCE II (RCM II) DALAM PERENCANAAN KEGIATAN PADA MESIN BOILER DI PT PG CANDI BARU SIDOARJO SKRIPSI.

BAB 3 PEMBAHASAN. Contoh 1:

3. BAB III LANDASAN TEORI

Reliabilitas Suatu Mesin Menggunakan Rantai Markov (Studi Kasus: Mesin Proofer Di Pabrik Roti Super Jam Banten)

6.6 Rantai Markov Kontinu pada State Berhingga

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III HIDDEN MARKOV MODELS. Rantai Markov bermanfaat untuk menghitung probabilitas urutan keadaan

BAB VI PERAWATAN DI INDUSTRI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS MARKOV Proses Markov Matriks kemungkinan perpindahan keadaan / transisi

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat,

BAB III MODEL STATE-SPACE. dalam teori kontrol modern. Model state space dapat mengatasi keterbatasan dari

BAB II LANDASAN TEORI. tersebut dapat berfungsi dengan baik dalam kondisi siap pakai.

Jenis. Urea Ammonia

Stochastic process. Stochastic process. Stochastic process. Stochastic process 08/05/2015 STOCHASTIC PROCESS OPERATIONAL RESEARCH II

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Kebijakan Perawatan. Sistem Perawatan TIP FTP UB Mas ud Effendi

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 2 LANDASAN TEORI

PENDEKATAN PERSAMAAN CHAPMAN-KOLMOGOROV UNTUK MENGUKUR RISIKO KREDIT. Chairunisah

RANTAI MARKOV ( MARKOV CHAIN )

BAB I PENDAHULUAN. berjalan terus. Untuk mendukung agar perusahaannya dapat berjalan (beroperasi)

KATA PENGANTAR. hidayah-nya sehingga penulis mampu untuk dapat menyelesaikan penelitian

PENINGKATAN MUTU PEMELIHARAAN MESIN PENGARUHNYA TERHADAP PROSES PRODUKSI PADA PT. ANEKA BUMI PRATAMA (ABP) DI KABUPATEN BATANGHARI Jasasila 1

BAB II LANDASAN TEORI. dibahas arti dari proses yaitu : Proses adalah suatu cara, metode maupun

PERAMALAN PANGSA PASAR KARTU GSM DENGAN PENDEKATAN RANTAI MARKOV

BAB III MODIFIKASI LIFE TABLE DASAR MENJADI LIFE TABLE PENDIDIKAN

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang

SKRIPSI. Disusun Oleh : VIDIANTORO NPM :

II. TINJAUAN PUSTAKA. real. T dinamakan himpunan indeks dari proses atau ruang parameter yang

BAB I PENDAHULUAN. penciptaan atau pembuatan barang, jasa, atau kombinasinya, melalui transformasi

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan perusahaan adalah untuk mendapat keuntungan dengan biaya

ANALISIS ESTIMASI PERUBAHAN MINAT MAHASISWA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA TERHADAP TUJUH OPERATOR GSM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diharapkan, membutuhkan informasi serta pemilihan metode yang tepat. Oleh

Trainer Agri Group Tier-2

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat dunia yang semakin berhubungan, juga saling terkait satu sama lain dalam

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. perdagangan bebas. Persaingan dunia usaha yang semakin ketat menimbulkan tantangan

Rantai Markov Diskrit (Discrete Markov Chain)

BAB II LANDASAN TEORI

Markov Chain. Game Theory. Dasar Simulasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB III JENIS JENIS PERAWATAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Transkripsi:

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2. Pengertian Pemeliharaan Menurut Agus Ahyari (99) pemeliharaan merupakan suatu kegiatan mutlak yang diperlukan dalam perusahaan yang saling berkaitan dengan proses produksi, sehingga antara pemeliharaan yang dilakukan dengan pelaksanaan proses produksi tidaklah dapat dipisahkan. Assauri (998) mengartikan pemeliharaan sebagai kegiatan untuk memelihara atau menjaga fasilitas/peralatan pabrik dan mengadakan perbaikan atau penyesuaian/penggantian yang diperlukan agar terdapat suatau keadaan operasi produksi yang memuaskan sesuai dengan apa yang direncanakan. T. Hani Handoko (2) pemeliharaan yang baik menjamin bahwa fasilitas-fasilitas produktif akan dapat beroperasi secara efektif. Hal ini dihasilkan dari suatu kombinasi pemeliharaan preventif yang mengantisipasi daya pakai mesin-mesin dan perbaikan kerusakan, bila terjadi secepat mungkin sehingga biaya siste, tidak produktif dan tenaga kerja menganggur dapat diminimumkan.. 2.2 Tujuan Pemeliharaan Assauri (998) menyatakan bahwa tujuan utama fungsi pemeliharan adalah:. Kemampuan berproduksi dapat memenuhi kebutuhan sesuai dengan rencana produksi. 2. Menjaga kualitas pada tingkat yang tepat untuk memenuhi apa yang dibutuhkan oleh produk itu sendiri dan kegiatan produksi yang tidak tergangu. 3. Untuk membantu mengurangi pemakaian dan penyimpangan yang diluar batas dan menjaga modal yang diinventasikan dalam perusahaan selama waktu yang ditentukan sesuai dengan kebijaksanaan perusahaan mengenai investasi tersebut. 4. Untuk mencapai tingkat biaya pemeliharaan serendah mungkin, dengan melaksanakan kegiatan pemeliharaan secara efektif.

6 5. Menghindari kegiatan pemeliharaan yang dapat membahayakan keselamatan para pekerja. 6. Mengadakan suatu kerja sama yang erat dengan fungsi-fungsi utama lainnya dari suatu perusahaan dalam rangka untuk mencapai tujuan utama perusahaan, yaitu tingkat keuntungan atau return of investment yang sebaik mungkin dan total biaya yang terendah. 2.3 Jenis Pemeliharaan Assauri (998) kegiatan pemeliharaan yang dilakukan dalam suatu perusahaan pabrik dapat dibedakan atas dua macam, yaitu: pemeliharaan preventif (preventive maintenance) dan pemeliharaan korektif (corrective maintenance). 2.3. Pemeliharan Preventif Assauri (998) pemeliharaan preventif adalah kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang dilakukan untuk mencegah timbulnya kerusakan-kerusakan yang tidak terduga dan menemukan kondisi atau keadaan yang dapat menyebabkan fasilitas produksi mengalami kerusakan pada waktu digunakan dalam proses produksi. Zulian Yamit (23) Pemeliharaan preventif dapat dilakukan dalam empat bentuk alternatif berbeda yaitu: a. Berdarkan waktu, yaitu melakukan pemeliharaan pada periode waktu yang teratur, misalnya penggantian oli kendaraan setiap bulan. b. Berdasarkan pekerjaan, yaitu pemeliharaan dilakukan setelah sejumlah jam operasi atau sejumlah volume produk tertentu misalnya oli setelah kendaraan menempuh pekerjaan 2. km atau setelah beroperasi selama 5 jam. c. Berdasarkan kesempatan, yaitu dimana perbaikan atau penggantian dilakukan apabila ada kesempatan untuk itu, misalnya pada waktu tutup pabrik karena hari libur. d. Berdasarkan kondisi terencana, misalnya penggantian kampas rem mobil dilakukan apabila telah mencapai ketebalan tertentu. 2.3.2 Pemeliharaan Korektif

7 Assauri (998) pemeliharaan Korektif adalah kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang dilakukan setelah terjadinya suatu kerusakan atau kelainan pada fasilitas atau peralatan sehingga tidak dapat berfungsi dengan baik. Kegiatan pemeliharaan korektif yang dilakukan sering disebut dengan kegiatan perbaikan atau reparasi. Maksud dari tindakan perbaikan ini adalah agar fasilitas atau peralatan tersebut dapat dipergunakan kembali dalam proses produksi, sehingga operasi atau proses produksi dapat berjalan kembali. Agus Ahyari (987) menjelaskan pada umumnya pemeliharaan korektif ini akan dilakukan di dalam perusahaan apabila terdapat keluhan atau gangguan jalannya proses produksi, dengan adanya keluhan tentang hambatan atau gangguan proses produksi yang ada maka perlu diusahakan tindakan untuk mengadakan perbaikan mesin dan peralatan produksi yang dipergunakan. 2.4 Alasan-Alasan Mengadakan Penggantian Mesin Assauri (998) alasan-alasan suatu mesin perlu diganti yaitu:. Adanya keuntungan potensial dari pengunaan mesin baru. Misalnya pengunaan mesin baru akan lebih menguntungkan karena pengunaan bahan dan tenaga kerja yang lebih sedikit, sehingga harga pokok produk menjadi lebih rendah atau memberikan penghematan yang terbesar. 2. Oleh karena mesin yang dipergunakan sudah rusak sehingga tidak dapat bekerja sebagaimana mestinya. Mesin rusak ini perlu diganti, karena apabila mesin ini tidak diganti dan terus dipergunakan maka akan menimbulkan kerugiankerugian seperti: a. waktu pengerjaan (operation time) dari produk di mesin tersebut bertambah; b. produksi perusahaan menurun, karena waktu produksi per satuan bertambah; c. kualitas produk menurun; d. biaya tenaga kerja akan bertambah besar; e. biaya pemeliharaan juga akan bertambah besar. Jika mesin yang dipakai telah rusak, maka persoalannya bukan menentukan mesin ini apakah diganti atau tidak, tetapi mesin mana yang akan dibeli untuk menggantikan mesin yang rusak tersebut.

8 3. Oleh karena mesin yang dipergunakan tekah kuno/tua atau ketinggalan zaman. Walaupun mesin yang kuno ini masih dapat berfungsi, tetapi tidak dapat memenuhi tuntutan kemajuan teknologi yang modern (dalam arti ekonomis), sehingga produk yang dihasilkan tidak dapat bersaing dengan produk lain di pasar, yang diprodusir dengan mesin baru yang lebih efisien. 4. Oleh karena mesin yang dipergunakan tidak cocok atau tidak mampu menghasilkan produk baru yang berbeda sebagai akibat perubahan keinginan konsumen atau perubahan pasar. Perubahan keinginan dari konsumen mengharuskan atau memaksa perusahaan mengadakan perubahan desain dari produk, perubahan mana dapat merupakan perubahan kecil ataupun perubahan besar, dan perubahan ini menyebabkan mesin yang dimiliki tidak cocok atau tidak dapat dipergunakan lagi. 5. Apabila semangat kerja dari para pekerja telah menurun dan kondisi kerja yang menjadi jelek, karena keadaan-keadaan yang tidak menyenangkan para pekerja yang ditimbulkan oleh mesin yang dipergunakan. Dalam hal ini mesin-mesin yang menimbulkan keadaan-keadaan tersebut seperti suara mesin yang ribut/keras, asapnya banyak, dan sering menimbulkan kecelakaan, haruslah diganti dengan mesin baru agar semangat kerja dapat bertambah baik dan kondisi kerja dapat ditingkatkan atau lebih menyenangkan, Jika keadaan ini dibiarkan, maka akan menimbulkan jumlah produksi menurun, atau kualitas hasil yang menurun. 2.5 Klasifikasi Kondisi Kerusakan Sistem mesin akan dikelompokkan sesuai dengan kondisi kerusakannya, untuk menghitung nilai probabilitas transisi dari suatu proses Markov Chain. Kondisi disini adalah tingkat kesiapan mesin saat dilakukan pemeliharaan periodik terhadap mesin tersebut. Untuk menentukan ini, sistem diperiksa secara berkala. Setelah dilakukan pemeriksaan kondisi mesin dapat digolongkan menjadi 4 yaitu: Tabel 2. Status dan Kondisi Mesin Status Kondisi Baik 2 Kerusakan ringan 3 Kerusakan sedang

9. Kondisi Baik 4 Kerusakan berat Sumber : Endang Pudji, 22 Suatu mesin dikatakan dalam kondisi baik apabila mesin tersebut dapat digunakan untuk operasi dengan ketentuan-ketentuan yang telah disetujui (baik), seperti keadaan mesin baru. Perawatan pencegahan dan pemeriksaan dilakukan supaya mesin dapat beroperasi dengan baik. Kondisi ini disebut status. 2. Kondisi kerusakan ringan Suatu mesin dikatakan dalam kondisi kerusakan ringan apabila mesin tersebut dapat beroperasi dengan baik, tetapi kadang-kadang terjadi kerusakan kecil. Kerusakan yang ditimbulkan relatif ringan dengan biaya perbaikan relatif kecil. Kerusakan ringan biasanya diikuti dengan pembongkaran 2-3 unit yang kotor, dilakukan pembersihan ataupun dilakukan penggantian. Kondisi ini disebut status 2. 3. Kondisi kerusakan sedang Suatu mesin dikatakan dalam kondisi kerusakan sedang apabila mesin tersebut dapat beroperasi tapi dengan keadaan yang mengkhawatirkan. Kerusakan sedang termasuk semua kegiatan yang dilakukan dalam kerusakan ringan akan tetapi pembongkaran dilakukan terhadap lebih dari 3 unit. Kondisi ini disebut status 3. 4. Kondisi kerusakan berat Suatu mesin dikatakan dalam kondisi kerusakan berat apabila mesin tersebut tidak dapat beroperasi sehingga proses produksi berhenti, waktu perbaikan relatif lama dengan biaya perbaikan relatif besar, dan juga diikuti dengan penggantian komponen (Overhaul). Kondisi ini disebut status 4. 2.6 Rantai Markov Secara khusus akan dibahas proses skotastik yang disebut rantai markov (Markov Chain), dimana setiap kejadian atau keadaan (state) hanya bergantung pada kejadian atau keadaan yang terjadi sebelumnya. Model ini pertama kali diperkenalkan oleh ahli Matematika kebangsaan Rusia yaitu A.A. Markov (96).

Untuk setiap waktu t, maka kejadian pada waktu t adalah K t. Probabilitas K t2 hanya dipengaruhi oleh kejadian K t. Probabilitas K t3 hanya dipengaruhi oleh kejadian K t2 dan demikian untuk seterusnya. Gambaran mengenai Rantai Markov diberikan pada gambar berikut Gambar 2. Kejadian dalam Rantai Markov Maka apabila t < t < < t n (n =,, ) menyatakan titik-titik waktu, kumpulan variabel random { x(t n )} adalah suatu proses markov jika memenuhi sifat berikut ini: P { x(t n ) = x n x(t n ) = x n,, x(t ) = x } P { x(t n ) = x n x(t n ) = x n } Untuk seluruh harga x(t ), x(t ),, x(t n ). Probabilitas Px n, x n = P{ x(t n ) = x n x(t n ) = x n } disebut sebagai probabilitas transisi. Probabilitas transisi ini menyatakan probabilitas bersayart dari sistem yang berada dalam x n pada saat t n jika diketahui bahwa sistem ini berada dalam x n pada saat t n. Definisikan: P ij = P{ x(t n ) = j x(t n ) = i} (2.) Sebagai probabilitas transisi dari state i pada t n ke state j pada saat t n, dan asumsikan bahwa probabilitas ini tetap sepanjang waktu. Maka probabilitas transisi dari state s i ke state s j ini akan lebih mudah jika disusun dalam suatu bentuk matriks sebagai berikut:

dimana: P = P ij = ; i, j =,, 2, j= P ij untuk semua i dan j P P P 2 P 3 P P P 2 P 3 P 2 P 2 P 22 P 23 P 3 P 3 P 32 P 33 ( ) (2.2) 2.7 Proses Markov Chain Diuraikan tentang pengertian dasar rantai Markov (Markov Chain) dan proses stokastik karena metode Markov Chain merupakan kejadian khusus dari proses stokastik. Pangestu Subagyo et al. (2) rantai markov (Markov Chain) adalah suatu teknik matematika yang biasa digunakan untuk melakukan pembuatan model (modelling) bermacam-macam sistem dan proses bisnis. Teknik ini dapat digunakan untuk memperkirakan perubahan-perubahan dari variabel-variabel dinamis atas dasar perubahan-perubahan dari variabel-variabel tersebut di waktu yang lalu. Teknik ini dapat juga digunakan untuk menganalisa kejadian-kejadian di waktu-waktu mendatang secara sistematis. Rantai Markov telah banyak diterapkan untuk menganalisa tentang pemeliharaan mesin. Suatu proses skokastik dikatakan sebagai proses Markov Chain bila perkembangannya dapat disebut sebagai deretan peralihan-peralihan diantara nilainilai tertentu yang disebut sebagai probabilitas yang mempunyai sifat bahwa nilai diketahui proses berada pada status tertentu, maka kemungkinan berkembangnya proses dimasa yang akan datang hanya bergantung pada saat ini dan tidak tergantung dari cara-cara bagaimana proses itu mencapai status tersebut. Proses stokastik {X t } dikatakan mempunyai sifat Markovian jika P{X t+ = j X = k, X = k,, X t = k t, X i = i} untuk t =,, dan setiap urutan i, j, k, k,, k t. Dengan kata lain, sifat Markovian ini menyatakan bahwa probabilitas bersyarat dari kejadian mendatang, dengan kejadian masa lampau dan state saat ini X t = i,

2 adalah independen terhadap kejadian di waktu lalu dan hanya tergantung pada state saat ini. Proses stokastik {X t } (t =,, ) adalah rantai Markov jika sifat tersebut mempunyai sifat Markovian. Probabilitas bersyarat P{X t+ = j X t = i} untuk rantai Markov disebut probabilitas transisi (satu langkah). Jika, untuk setiap i dan j, P{X t+ = j X t = i} = P{X t+ = j X = i} untuk semua t =, 2, maka probabilitas transisi tidak berubah seiring dengan waktu. Keberadaan probabilitas transisi stasioner (satu langkah) juga menyiratkan bahwa untuk tiap i, j dan n (n =,, 2, ), P{X t+n = j X t = i} = P{X n = j X = i} untuk semua t =,, Probabilitas bersyarat ini disebut probabilitas transisi n-langkah. Untuk menyederhanakan notsi penulisan dengan probabilitas transisi stasioner, misalkan P ij = P{X t+ = j X t = i} P ij = P{X t+n = j X t = i} Oleh karena itu, probabilitas bersyarat ini disebut probabilitas transisi nlangkah P ij hanyalah merupakan probabilitas bersyarat sehingga sistem akan berada pada state j tepat setelah n langkah (satuan waktu), jika sistem tersebut bermula pada state i pada waktu t kapan pun. Ketika n =, perhatikan bahwa P ij () = P ij (Untuk n =, P ij adalah ketika i = j dan ketika i j. adalah hanya jika P{X = j X = i} dan itu Oleh karena P ij adalah probabilitas bersyarat, probabilitas tersebut harus non-negatif, dan oleh karena prosesnya harus membuat perubahan ke state lain maka probabilitas tersebut harus memenuhi sifat dan P ij >, untuk semua i dan j, dan n =,, 2, M j= P ij = untuk semua i; n =,, 2, Cara mudah untuk menunjukkan semua probabilitas transisi n-langkah adalah dalam bentuk matriks. Matriks merupakan sekelompok bilangan dalam suatu jajaran berbentuk persegi panjang yang diatur berdasarkan baris dan kolom dan diletakkan antara dua buah tanda kurung (kurung biasa atau kurung siku).

3 State... M P = P P... P M P P... P M... M P M P M2... P M3 Atau, ekuivalen dengan matriks n-langkah P = M [ P M P M P M P M P M P M P M P M P M ] Perhatikan bahwa probabilitas transisi pada baris dan kolom tertentu adalah untuk transisi dari state baris ke state kolom. Ketika n =, kita buang superscript n dan menyebutnya hanya matriks transisi. Untuk setiap rantai Markov, lim n P ij Lebih lanjut lagi, lim P ij = π j >, n dimana π j memenuhi persamaan steady state berikut: π j = M M i= π j =. j= π j P ij, untuk j =,,, M atau dapat ditunjukkan dalam bentuk matriks, π P π [ ] = [π π π M ] [ P π M P M P P P M2 π = π P + π P + + π M P M π = π P + π P + + π M P M2 = + + + P M P M P MM ] ada dan independen terhadap i.

4 π M = π P M + π P M + + π M P M3 = π + π + + π M 2.8 Keputusan Markov Keputusan tertentu yang dibuat untuk suatu periode yang jika digabungkan dengan keadaan sebenarnya akan menghasilkan suatu harga yang dinamakan kriteria. Suatu kriteria dalam pengambilan keputusan dipengaruhi oleh keadaan proses Markov dan keputusan yang sudah diambil atau sedang diambil. Kondisi sebuah mesin yang digunakan dalam suatu proses peroduksi diketahui menurun dengan cepat, baik dalam kualitas maupun outputnya. Karena itu terhadap mesin tersebut perlu dilakukan pemeriksaan secara periodik, yaitu pada setiap akhir bulan. Setelah dilakukan serangkaian pemeriksaan, kondisi mesin ini dicatat dan diklasifikasikan ke dalam salah satu dari tiga keadaan (state) berikut ini: Tabel 2.2 Kriteria Kondisi Mesin Status Kondisi Baik 2 Kerusakan ringan 3 Kerusakan sedang 4 Kerusakan berat Keputusan yang diambil dalam menentukan perawatan adalah sebagai berikut: Tabel 2.3 Jenis Keputusan No Tindakan yang dilakukan Status Tidak melakukan perawatan,2,3 2 Dilakukan perawatan pencegahan (sistem kembali ke status sebelumnya) 2,3 3 Dilakukan perawatan korektif (sistem kembali ke status ) 2,3,4 Dari uraian di atas dapat dibuat skema himpunan tertutup (close set) dan peralihan status seperti gambar 2. dibawah ini. 2 3 4

5 Gambar 2.2 Skema himpunan tertutup Keterangan:. Menyatakan status (baik) 2. Menyatakan status 2 (kerusakan ringan) 3. Menyatakan status 3 (kerusakan sedang) 4. Menyatakan status 4 (kerusakan berat) Bertitik tolak pada asumsi diatas maka dapat diungkapkan bahwa suatu item mempunyai probabilitas transisi P ij yang menyatakan bahwa suatu item berada pada status i maka pada selang waktu berikutnya akan beralih pada status j. Dalam bentuk matriks, probabilitas-probabilitas transisi tersebut diatas dapat dinyatakan sebagai berikut: Tabel 2.4 Probabilitas Kerusakan Status Akhir (j) Status Awal (i) 2 3 4 P P 2 P 3 P 4 2 P 22 P 23 P 24 3 P 33 P 34 4 Keterangan: jika dilakukan perbaikan jika tidak dilakukan perbaikan Dengan menentukan probabilitas status akan ditentukan terlebih dahulu besarnya probabilitas transisi yang dapat dihitung dari jumlah mesin yang mengalami transisi status, selanjutnya dibentuk matrik transisi awal yang merupakan pemeliharaan usulan perencanaan pemeliharaan (P ). Tabel 2.5 Probabilitas Transisi Item Bulan Januari 26-Desember 26 Bulan Status P P 2 P 3 P 4 P 22 P 23 P 24 P 33 P 34 P 4 Januari Februari Maret

6 April Mei Bulan Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Status P P 2 P 3 P 4 P 2 P 22 P 23 P 24 P 34 P 4 Keterangan: P = Kondisi baik ke kondisi baik. P 2 = Kondisi baik ke kondisi kerusakan ringan. P 3 = Kondisi baik ke kondisi kerusakan sedang. P 4 = Kondisi baik ke kondisi kerusakan berat. P 22 = Kondisi kerusakan ringan ke kondisi kerusakan ringan. P 23 = Kondisi kerusakan ringan ke kondisi kerusakan sedang. P 24 = Kondisi kerusakan ringan ke kondisi kerusakan berat. P 33 = Kondisi kerusakan sedang ke kondisi kerusakan sedang. P 34 = Kondisi kerusakan sedang ke kondisi kerusakan berat. P 44 = Kondisi kerusakan berat ke kondisi baik. Dengan menentukan probabilitas status akan ditentukan terlebih dahulu besarnya probabilitas transisi yang dapat dihitung dari jumlah mesin yang mengalami transisi status. Matriks transisi satu langkah item-i yang merupakan usulan perencanaan pemeliharaan adalah: j 2 3 4 i

7 2 3 4 P P 2 P 22 P 3 P 23 P 33 P 4 P 24 P 34 π > 4 π = j= π j P ij untuk j =, 2, 3, 4 4 j= π j = [ π π 2 π ] = [π 3 π 2 π 3 π 4 ] [ π 4 P P 2 P 22 Catatan: π + π 2 + π 3 + π 4 = P 3 P 23 P 33 P 4 P 24 P 34 maka akan didapat persamaan sebagai berikut: ] π + π 2 + π 3 + π 4 = π P + π 4 P 4 = π π P 2 + π 2 P 22 = π 2 π P 3 + π 2 P 23 + π 3 P 33 = π 3 π P 4 + π 2 P 24 + π 3 P 34 = π 4 2.9 Perencanaan Pemeliharaan Markov Chain Untuk mendapatkan pemeliharaan yang lebih baik sehingga bisa mengurangi biaya pemeliharaan, maka diusulkan empat perencanaan pemeliharaan dari mesin-mesin produksi pada Stasiun Kempa yang didapat dari perubahan matriks transisi awal sesuai dengan tindakan yang dilakukan. Dari keempat usulan tersebut yang akan dipilih adalah usulan yang mempunyai biaya ekspektasi terkecil.. Pemeliharaan korektif pada status 4 dan pemeliharaan preventif pada status 3. Matriks transisinya sebagai berikut: j 2 3 4 i P P 2 P 3 P 4 2 P 22 P 23 P 24

8 3 4 Dengan menggunakan persamaan serta hasil untuk matriks transisi tersebut, dalam jangka panjang probabilitas terjadi kerusakan dan dalam keadaan mapan (steady state) dapat dituliskan sebagai berikut: [ π π 2 π ] = [π 3 π 2 π 3 π 4 ] [ π 4 P P 2 P 22 Catatan: π + π 2 + π 3 + π 4 = P 3 P 23 P 4 P 24 maka akan didapat persamaan sebagai berikut: ] π + π 2 + π 3 + π 4 = π P + π 4 = π π P 2 + π 2 P 22 + π 3 = π 2 π P 3 + π 2 P 23 = π 3 π P 4 + π 2 P 24 = π 4 2. Pemeliharaan korektif pada status 3, 4 dan pemeliharaan preventif pada status 2. Matriks transisinya sebagai berikut: j i 2 3 4 P P 2 P 3 P 4 2 3 4 Dengan menggunakan persamaan serta hasil untuk matriks transisi tersebut, dalam jangka panjang probabilitas terjadi kerusakan dan dalam keadaan mapan (steady state) dapat dituliskan sebagai berikut: [ π π 2 π ] = [π 3 π 2 π 3 π 4 ] [ π 4 P P 2 Catatan: π + π 2 + π 3 + π 4 = P 3 P 4 ]

9 maka akan didapat persamaan sebagai berikut: π + π 2 + π 3 + π 4 = π P + π 2 + π 3 + π 4 = π π P 2 + = π 2 π P 3 + = π 3 π P 4 + = π 4 3. Pemeliharaan korektif pada status 4 dan pemeliharaan preventif pada status 2, 3. Matriks transisinya sebagai berikut: i j 2 3 4 P P 2 P 3 P 4 2 3 4 Dengan menggunakan persamaan serta hasil untuk matriks transisi tersebut, dalam jangka panjang probabilitas terjadi kerusakan dan dalam keadaan mapan (steady state) dapat dituliskan sebagai berikut: [ π π 2 π ] = [π 3 π 2 π 3 π 4 ] [ π 4 P P 2 Catatan: π + π 2 + π 3 + π 4 = P 3 P 4 ] maka akan didapat persamaan sebagai berikut: π + π 2 + π 3 + π 4 = π P + π 2 π 4 = π π P 2 + π 3 = π 2 π P 3 = π 3 π P 4 = π 4 4. Pemeliharaan korektif pada status 3, 4. Matriks transisinya sebagai berikut:

2 i j 2 3 4 P P 2 P 3 P 4 2 P 22 P 23 P 24 3 4 Dengan menggunakan persamaan serta hasil untuk matriks transisi tersebut, dalam jangka panjang probabilitas terjadi kerusakan dan dalam keadaan mapan (steady state) dapat dituliskan sebagai berikut: [ π π 2 π ] = [π 3 π 2 π 3 π 4 ] [ π 4 P P 2 P 22 Catatan: π + π 2 + π 3 + π 4 = P 3 P 23 P 4 P 24 maka akan didapat persamaan sebagai berikut: ] π + π 2 + π 3 + π 4 = π P + π 3 + π 4 = π π P 2 + π 2 P 22 = π 2 π P 3 + π 2 P 23 = π 3 π P 4 + π 2 P 24 = π 4 2. Analisis Biaya Galih Chrissetyo (26) Penentuan biaya perawatan meliputi biaya perawatan preventif dan perawatan korektif yang dilakukan pada saat mesin berhenti dan menitik beratkan pada biaya downtime yang terjadi. Dan apabila dikalikan dengan probabilitas status dalam keadaan steady state untuk masing-masing perawatan. Akan dipilih oleh perusahaan perencaan perawatan dan yang mempunyai biaya rata-rata ekspektasi yang terkecil. a. Biaya downtime Suatu sistem yang tidak produktif selama sistem dalam perawatan atau perbaikan akan mengakibatkan hilangnya keuntungan. Biaya tersebut dinamakan biaya downtime. Elemen-elemen biaya-biaya yang menentukan

2 biaya downtime adalah biaya operator mesin, hilangnya sebagian output produksi.. Biaya perawatan preventif Biaya perawatan preventif dilambangkan dengan C i C i = waktu rata-rata perawatan preventif * biaya downtime 2. Biaya perawatan korektif Biaya perawatan preventif dilambangkan dengan C 2i C 2i = waktu rata-rata perawatan korektif * biaya downtime b. Biaya rata-rata ekspektasi Hiller (28) berdasakan pada biaya downtime dan waktu perawatan maka akan didapatkan biaya perawatan untuk masing-masing item. Apabila dikaitkan dengan probabilitas status dalam keadaan steady state pada jangka panjang, maka akan didapatkan biaya rata-rata ekspektasi untuk masingmasing perawatan dan dapat dinyatakan dengan rumus yaitu: M E = j= π j C j (2.3) = π ( ) + π 2 ( ) + ( ) + π M ( ) keterangan: E = biaya rata-rata ekspektasi perawatan j C j = biaya perawatan korektif untuk setiap item ke-j π j = probabilitas status dalam keadaan mapan pada jangka panjang