BAB I PENDAHULUAN. Middle East Respiratory Syndrome-Corona Virus atau biasa disingkat MERS-

dokumen-dokumen yang mirip
RAPAT DENGAR PENDAPAT KEMENKES DENGAN PANJA KESEHATAN HAJI KOMISI IX DPR - RI

Model Penyebaran Penyakit Menular MERS-CoV: Suatu Langkah Antisipasi Untuk Calon Jamaah Umrah/Haji Indonesia. Disusun Oleh: Benny Yong, S.Si., M.Si.

Frequent Ask & Questions (FAQ) MERS CoV untuk Masyarakat Umum

BAB I PENDAHULUAN. Model matematika merupakan sekumpulan persamaan atau pertidaksamaan yang

ANALISIS KESTABILAN MODEL PENYEBARAN PENYAKIT MENULAR MIDDLE EAST RESPIRATORY SYNDROME- CORONA VIRUS

Analisis Kestabilan Model Matematika Penyebaran Infeksi Penyakit SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome) dengan Faktor Host dan Vaksinasi

BAB I PENDAHULUAN. adalah penyakit menular karena masyarakat harus waspada terhadap penyakit

BAB I PENDAHULUAN. penyebabnya adalah gaya hidup dan lingkungan yang tidak sehat. Murwanti dkk,

MODEL PENYEBARAN MIDDLE EAST RESPIRATORY SYNDROME (MERS) DENGAN PENGARUH PENGOBATAN

BAB I PENDAHULUAN. Gejala awal campak berupa demam, konjungtivis, pilek batuk dan bintik-bintik

BAB III KEMUNCULAN DAN PENYEBARAN VIRUS MERS. Middle Eastern Respiratory Syndrome yang disingkat dengan sebutan MERS

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

KESIAPSIAGAAN MENGAHADAPI MERS-CoV

BAB I PENDAHULUAN. penyakit menular. Salah satu contohnya adalah virus flu burung (Avian Influenza),

KESIAPSIAGAAN KANTOR KESEHATAN PELABUHAN DALAM CEGAH TANGKAL MERS-COV DI PINTU MASUK NEGARA

BAB I PENDAHULUAN. terdapat pada pengembangan aplikasi matematika di seluruh aspek kehidupan manusia. Peran

BAB I PENDAHULUAN. Feces (kotoran manusia) yang terinfeksi oleh bakteri Vibrio cholerae

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan berbagai spektrum penyakit dari tanpa gejala atau infeksi ringan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan zaman saat ini yang terus maju, diperlukan suatu

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi telah menimbulkan dampak yang sangat besar bagi

FOURIER April 2013, Vol. 2, No. 1, MODEL PENYEBARAN PENYAKIT POLIO DENGAN PENGARUH VAKSINASI. RR Laila Ma rifatun 1, Sugiyanto 2

BAB I PENDAHULUAN. ibu kepada anaknya melalui plasenta pada saat usia kandungan 1 2 bulan di

Pedoman Surveilans dan Respon Kesiapsiagaan Menghadapi Middle East Respiratory Syndrome Corona Virus (MERS-COV) untuk Puskesmas di Kabupaten Bogor

III PEMODELAN. (Giesecke 1994)

BAB 1 : PENDAHULUAN. ke manusia. Timbulnya gejala biasanya cepat, yaitu dalam waktu beberapa jam

III PEMBAHASAN. μ v. r 3. μ h μ h r 4 r 5

TAKLIMAT MERS-CoV UNTUK AGENSI / PENGENDALI JEMAAH UMRAH

Bab 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB III PEMBAHASAN. Ebola. Setelah model terbentuk, akan dilanjutkan dengan analisa bifurkasi pada

Upaya Indonesia dalam Perlindungan Warga Negara Indonesia dari. Penyebaran Virus Mers di Arab Saudi ( )

Dengan maraknya wabah DBD ini perlu adanya suatu penelitian dan pemikiran yang

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. ekuilibrium bebas penyakit beserta analisis kestabilannya. Selanjutnya dilakukan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENGARUH STRATEGI PULSE VACCINATION TERHADAP PENCEGAHAN PENYEBARAN PENYAKIT CAMPAK

BAB 1 PENDAHULUAN. Malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh protozoa parasit

Studi Penyebaran Penyakit Flu Burung Melalui Kajian Dinamis Revisi Model Endemik SIRS Dengan Pemberian Vaksinasi Unggas. Jalan Sukarno-Hatta Palu,

ANALISIS KESTABILAN MODEL PENYEBARAN PENYAKIT TUBERCULOSIS SKRIPSI. Oleh : Lisa Prihutami J2A

KESTABILAN MODEL SUSCEPTIBLE VACCINATED INFECTED RECOVERED (SVIR) PADA PENYEBARAN PENYAKIT CAMPAK (MEASLES) (Studi Kasus di Kota Semarang)

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta perubahan lingkungan

Analisa Kualitatif pada Model Penyakit Parasitosis

T 1 Simulasi Laju Vaksinasi Dan Keefektifan Vaksin Pada Model Sis

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 59 TAHUN 2016 TENTANG PEMBEBASAN BIAYA PASIEN PENYAKIT INFEKSI EMERGING TERTENTU

BAB II KAJIAN TEORI. digunakan pada bab pembahasan. Teori-teori ini digunakan sebagai bahan acuan

III. MODEL MATEMATIK PENYEBARAN PENYAKIT DBD

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BULETIN SURVEILANS ISPA BERAT DI INDONESIA (SIBI) : Januari 2014 Data masih bersifat sementara dan dapat berubah seiring dengan penerimaan laporan

Esai Kesehatan. Disusun Oleh: Prihantini /2015

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Analisis Kestabilan Pada Model Transmisi Virus Hepatitis B yang Dipengaruhi Oleh Migrasi

Penyebab, gejala dan cara mencegah polio Friday, 04 March :26. Pengertian Polio

Buletin ini dapat memantau tujuan khusus SIBI antara lain :

PEDOMAN UMUM KESIAPSIAGAAN MENGHADAPI

Dinamika dan Aplikasi dari Model Epidemologi Hepatitis C Ema Hardika S. ( )

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERINGATAN!!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit virus Ebola merupakan salah satu penyakit menular dan mematikan

2015 PERKEMBANGAN PEMAHAMAN SISWA SEKOLAH DASAR TENTANG MIKROORGANISME

KATA PENGANTAR. Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

DINAS KESEHATAN KABUPATEN CIANJUR PUSKESMAS CIANJUR KOTA LAMPIRAN NOMOR : TENTANG KERANGKA ACUAN KEGIATAN KAMPANYE VAKSIN MEALSES- RUBELLA (MR)

BAB II LANDASAN TEORI

AVIAN INFLUENZA. Dr. RINALDI P.SpAn Bagian Anestesi/ICU Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof.DR.Sulianti Saroso

MODEL SEIR PENYAKIT CAMPAK DENGAN VAKSINASI DAN MIGRASI

BAB I PENDAHULUAN. (Thomas, 2004). Ada beberapa klasifikasi utama patogen yang dapat

BAB IV ANCAMAN VIRUS MERS BAGI WARGA NEGARA INDONESIA DI ARAB SAUDI DAN UPAYA PEMERINTAH INDONESIA

Jika tidak terjadi komplikasi, penyembuhan memakan waktu 2 5 hari dimana pasien sembuh dalam 1 minggu.

PEMODELAN MATEMATIKA DAN ANALISIS KESTABILAN MODEL PADA PENYEBARAN HIV-AIDS

Model Matematika SIV Untuk Penyebaran Virus Tungro Pada Tanaman Padi

Pemodelan dan Simulasi Matematika Pengendalian Epidemi DBD di Wilayah Bandung dan Sekitarnya

MODEL SIR UNTUK PENYEBARAN PENYAKIT FLU BURUNG

Manfaat imunisasi untuk bayi dan anak

SKRIPSI ANALISIS MODEL EPIDEMIK FLU DUA STRAIN DENGAN VAKSINASI TUNGGAL TERHADAP PENGARUH PENYEBARAN STRAIN VIRUS FLU LAIN

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana diketahui bahwa di negara yang sedang berkembang seperti

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Batasan anak balita adalah setiap anak yang berada pada kisaran umur

ANALISIS STABILITAS PADA PENYEBARAN PENYAKIT CAMPAK DAN DEMAM BERDARAH DENGUE DI KABUPATEN JEMBER SKRIPSI. Oleh Andy Setyawan NIM

BAB 1 : PENDAHULUAN. peningkatan kualitas sumber daya manusia dan kualitas hidup yang lebih baik pada

BAB III PEMBAHASAN. tenggorokan, batuk, dan kesulitan bernafas. Pada kasus Avian Influenza, gejala

BAB 1 PENDAHULUAN. Wabah penyakit infeksi seperti penyakit SARS, flu burung, flu babi yang

PENYEBARAN PENYAKIT CAMPAK DI INDONESIA DENGAN MODEL SUSCEPTIBLE VACCINATED INFECTED RECOVERED (SVIR)

ANALISIS MODEL SEIR (SUSCEPTIBLE, EXPOSED, INFECTIOUS, RECOVERED) UNTUK PENYEBARAN PENYAKIT TUBERKULOSIS DI KABUPATEN BOGOR

BULETIN SURVEILANS ISPA BERAT DI INDONESIA (SIBI) : Maret 2014 Data masih bersifat sementara dan dapat berubah seiring dengan penerimaan laporan

Oleh : HASNAN NASRUN SUBCHAN, MAHMUD YUNUS

Virus baru : Coronavirus dan Penyakit SARS

Analisis Kestabilan Model Seiqr pada Penyebaran Penyakit Sars

ANALISIS KESTABILAN MODEL DINAMIK PENYEBARAN VIRUS INFLUENZA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Permasalahan

Bab 2 Tinjauan Pustaka

Kesimpulan serta Masalah yang masih Terbuka

Analisis Model SIR dengan Imigrasi dan Sanitasi pada Penyakit Hepatitis A di Kabupaten Jember

ANALISIS STABILITAS SISTEM DINAMIK UNTUK MODEL MATEMATIKA EPIDEMIOLOGI TIPE-SIR (SUSCEPTIBLES, INFECTION, RECOVER)

ANALISIS MODEL EPIDEMIK SEIRS PADA PENYEBARAN PENYAKIT ISPA (INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT) DI KABUPATEN JEMBER SKRIPSI. Oleh

PEDOMAN KEWASPADAAN UNIVERSAL BAGI PETUGAS KESEHATAN

BAB III MEKANISME PEMBERIAN VAKSIN MENINGITIS BAGI CALON JEMAAH HAJI OLEH DINAS KESEHATAN KOTA BANDUNG

ANALISIS KESTABILAN DARI SISTEM DINAMIK MODEL SEIR PADA PENYEBARAN PENYAKIT CACAR AIR (VARICELLA) DENGAN PENGARUH VAKSINASI SKRIPSI

Anjing Anda Demam, Malas Bergerak dan Cepat Haus? Waspadai Leptospirosis

SIMULASI MODEL EPIDEMIK TIPE SIR DENGAN STRATEGI VAKSINASI DAN TANPA VAKSINASI

Transkripsi:

A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Middle East Respiratory Syndrome-Corona Virus atau biasa disingkat MERS- CoV adalah penyakit sindrom pernapasan yang disebabkan oleh Virus-Corona yang menyerang saluran pernapasan mulai dari yang ringan sampai yang berat. Gejalanya adalah demam, batuk dan sesak nafas, bersifat akut, dan biasanya pasien memiliki penyakit ko-morbid (penyakit penyerta). Virus MERS-CoV baru dikenali pertama kali pada tahun 2012 di Negara Arab Saudi. Virus tersebut yang menyebabkan SARS (Severe Acute Respiratory Syndrom) pada tahun 2002 hingga 2003, virus tersebut sangat berbahaya dan sudah mewabah hingga 8273 kasus dan 775 meninggal dunia (Elshinta, 2015). Penyakit ini disebabkan oleh infeksi virus Corona, salah satu virus yang masih berkerabat dengan virus penyebab SARS (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2013). Virus MERS-CoV merupakan suatu strain baru virus Corona yang belum pernah ditemukan menginfeksi manusia sebelumnya. Belum diketahui dengan jelas asal mula virus ini menyebar, namun beberapa peneliti menduga bahwa penyebaran virus ini berasal dari salah satu jenis kelelawar yang banyak ditemukan di kawasan Timur Tengah. Berbeda dengan penyakit menular SARS yang sudah lama hilang kabarnya, penyakit menular MERS-CoV muncul kembali karena belum ada suatu cara kontrol yang tepat terhadap penyakit ini. Bahkan sampai saat ini juga belum tersedia vaksin untuk penyakit menular tersebut (Benny Yong dan Livia Owen, 2015). 1

Selain itu, sekelompok peneliti dari Universitas Bonn, Jerman, dan Universitas Erasmus, Belanda, setelah meneliti ratusan hewan di Timur Tengah, termasuk sapi, kuda, kambing, domba, dan unta, menduga bahwa penyebaran virus MERS- CoV berasal dari unta. Dari penelitian yang dipaparkan dalam jurnal ilmiah Emerging Infectious Diseases, terungkap bahwa 90% unta terinfeksi pada usia dua tahun dan penularan virus MERS-CoV lebih sering ditemukan pada anak unta dibandingkan unta dewasa (Jonathan Ball, 2015). Dari data WHO mengatakan bahwa, sejak September 2012 sampai dengan Maret 2016, telah ditemukan 1.698 kasus konfirmasi MERS-CoV dengan 609 orang mengalami kematian. Selain itu, WHO juga mengatakan bahwa sekitar 36% pasien yang dilaporkan terkena virus MERS-CoV meninggal dunia dan lebih dari 85% kasus penyakit menular MERS-CoV ini berasal dari Arab Saudi. Banyak warga negara Indonesia yang berada di Arab Saudi terutama sebagai jama ah umrah/haji, sehingga memungkinkan terjadinya penyebaran penyakit ini di Indonesia, karena jumlah jama ah umrah/haji dari Indonesia cenderung meningkat setiap tahunnya. Berdasarkan data dari Kementerian Agama Republik Indonesia, rata-rata jumlah jama ah umrah dari Indonesia adalah 195 orang per hari dan rata-rata jumlah haji dari Indonesia adalah 154.000 orang per tahun, dan dari data haji internasional, rata-rata jumlah jama ah haji/umrah dari Arab Saudi adalah 700.000 orang per tahun (Benny Yong dan Livia Owen, 2015). Selain itu, virus MERS-CoV menyebabkan penyakit yang lebih parah pada orang tua, orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah, dan orang-orang dengan penyakit kronis seperti kanker, penyakit paru-paru kronis dan diabetes. Salah satu strategi 2

yang diambil adalah meningkatkan kekebalan tubuh manusia yakni dengan pemberian vaksin. Adapun permasalahan yang terjadi adalah terdapat populasi rentan dan terinfeksi dalam suatu wilayah, sehingga untuk meningkatkan kekebalan tubuh perlu tindakan vaksinasi. Oleh karena itu, muncul populasi vaksinasi (populasi rentan yang telah diberi vaksin). Salah satu pendekatan untuk menjelaskan solusi dari permasalahan yang terjadi dalam dunia nyata adalah memodelkan atau merumuskan permasalahan nyata ke dalam bahasa matematika, maka untuk dapat mengetahui penyebaran penyakit MERS-CoV, perlu dibuat suatu pemodelan matematika sehingga diharapkan dapat digunakan untuk membantu mencari solusi terkait dengan penyebaran penyakit tersebut. Penyebaran penyakit menular diantara wilayah yang berbeda adalah fenomena yang melibatkan banyak kompartemen (kelas) yang berbeda. Untuk mengontrol penyebaran penyakit menular, kita harus memahami bagaimana pengaruh pertumbuhan dan penyebaran penyakit menular tersebut. Banyak faktor yang mempengaruhi dinamika populasi akibat penyakit menular, misalkan perpindahan populasi, gaya hidup, dan meningkatnya perjalanan internasional. Untuk penyakit menular seperti SARS dan MERS-CoV, faktor perpindahan populasi menjadi faktor penting yang mempengaruhi penyebaran penyakit diantara wilayah yang berbeda (Benny Yong dan Livia Owen, 2015). Pada skripsi ini akan dibahas mengenai analisis kestabilan model penyebaran penyakit menular MERS-CoV yang terjadi antar dua wilayah yaitu antar wilayah Indonesia dan Arab Saudi. Hal ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana 3

perbedaan kestabilan model penyebaran penyakit menular MERS-CoV pada setiap wilayah yang diakibatkan oleh perpindahan populasi. Pada pembahasan sebelumnya, dikaji oleh Benny Yong dan Livia Owen (2015) tentang model matematika penyebaran penyakit menular MERS-CoV dengan model Susceptible- Infected (S-I). Karena belum ditemukan vaksin untuk penyakit MERS-CoV ini, maka vaksin yang diberikan berupa vaksin Meningitis untuk meningkatkan kekebalan tubuh agar tidak mudah terserang penyakit. Vaksinasi yang dilakukan ini merupakan tindakan preventif, jadi pemberian vaksin dilakukan untuk dapat mengurangi peluang terkena virus MERS-CoV. Oleh karena itu, dalam skripsi ini dibahas pemodelan matematika penyebaran penyakit menular MERS-CoV dengan menambahkan satu kompartemen (kelas) yaitu Vaccinated, sehingga model yang digunakan adalah model Susceptible-Infected-Vaccinated (S-I-V) antara populasi pada dua wilayah yang berbeda dengan pertimbangan yang diberi vaksin hanya orang Indonesia yang akan berpergian ke Arab Saudi sebagai calon haji/umrah. Model ini mengasumsikan semua populasi pada kedua wilayah dapat berpindah dari satu wilayah ke wilayah lain dan populasi rentan yang diberi vaksin Meningitis menjadi kebal terhadap penyakit sehingga individu tersebut tidak terkena penyakit MERS-CoV. Bilangan reproduksi dasar akan dicari untuk menentukan apakah suatu wilayah terjadi endemik atau tidak. Analisis terhadap kondisi ambang batas ini diperlukan untuk mengetahui parameter apa saja yang harus dikontrol agar di dalam populasi tidak terjadi epidemi. Harapannya, pengambil kebijakan dapat memperoleh gambaran untuk mengontrol perkembangan penyakit menular MERS-CoV. 4

B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latarbelakang masalah di atas, masalah dapat diidentifikasi sebagai berikut: 1. Perpindahan populasi rentan menjadi faktor utama penyebaran penyakit MERS-CoV antar dua wilayah 2. Penyakit MERS-CoV dapat menjadi wabah dalam suatu wilayah karena sifat penularannya yang begitu cepat C. Pembatasan Masalah Skripsi ini hanya membahas tentang penyebaran penyakit MERS-CoV yang terjadi antar dua wilayah yaitu Indonesia dan Arab Saudi, dengan pertimbangan yang diberi vaksin hanya orang Indonesia yang akan bepergian ke Arab Saudi sebagai calon haji/umrah dan analisis penyebaran penyakit ini hanya untuk kasus bebas penyakit. D. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana pemodelan matematika penyebaran penyakit menular MERS- CoV antar wilayah Indonesia dan Arab Saudi dengan pengaruh pemberian vaksinasi terhadap calon jama ah haji/umrah dari Indonesia? 5

2. Bagaimana analisis kestabilan titik ekuilibrium model penyebaran penyakit menular MERS-CoV antar wilayah Indonesia dan Arab Saudi dengan pengaruh vaksinasi? 3. Bagaimana simulasi model penyebaran penyakit menular MERS-CoV antar wilayah Indonesia dan Arab Saudi dengan pengaruh pemberian vaksin Meningitis terhadap individu rentan yang ada di Indonesia? E. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan dari penulisan tugas akhir ini adalah: a. Menjelaskan pemodelan matematika penyebaran penyakit menular MERS-CoV antar wilayah Indonesia dan Arab Saudi dengan pengaruh pemberian vaksinasi terhadap calon jama ah haji/umrah dari Indonesia b. Menjelaskan analisis kestabilan titik ekuilibrium model penyebaran penyakit menular MERS-CoV antar wilayah Indonesia dan Arab Saudi dengan pengaruh vaksinasi c. Menjelaskan simulasi model penyebaran penyakit menular MERS-CoV antar wilayah Indonesia dan Arab Saudi dengan pengaruh pemberian vaksin Meningitis terhadap individu rentan yang ada di Indonesia. F. Manfaat Penelitian Manfaat dalam analisis model penyebaran penyakit menular MERS-CoV antar wilayah Indonesia dan Arab Saudi antara lain: 1. Bagi Para Peneliti 6

a. Diharapkan dapat menambah kekayaan ilmu matematika khususnya permodelan epidemik penyakit b. Diharapkan dapat menjadi referensi baru dalam pengembangan ilmu matematika di bidang pemodelan epidemik. 2. Bagi Institusi Kesehatan Memberikan informasi tentang hasil penelitian sehingga dapat digunakan dalam pengambilan kebijakan untuk mengatasi dan menanggulangi penyebaran penyakit menular MERS-CoV. 7