BPS PROVINSI ACEH PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN, DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN SEPTEMBER 2016

dokumen-dokumen yang mirip
BPS PROVINSI ACEH PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN, DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN SEPTEMBER 2015

BPS PROVINSI ACEH PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN, DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN DESEMBER 2015

BPS PROVINSI ACEH PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN, DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN DESEMBER 2016

BPS PROVINSI ACEH PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN, DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN JUNI 2016

BPS PROVINSI ACEH PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN, DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN NOVEMBER 2015

BPS PROVINSI ACEH PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN, DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN JANUARI 2016

BPS PROVINSI ACEH PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN, DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN OKTOBER 2015

BPS PROVINSI ACEH PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN, DAN HARGA PRODUSEN GABAH PERIODE MEI 2017

BPS PROVINSI ACEH PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN, DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN DESEMBER 2013

BPS PROVINSI ACEH PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN, DAN HARGA PRODUSEN GABAH PERIODE AGUSTUS 2017

BPS PROVINSI ACEH PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN, DAN HARGA PRODUSEN GABAH PERIODE APRIL 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

NTP Provinsi Aceh, September 2017 sebesar 94,18. Inflasi Pedesaan, September 2017 sebesar 0,46 persen.

BPS PROVINSI ACEH PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN FEBRUARI 2013

BPS PROVINSI ACEH PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN JANUARI 2013

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN MARET 2015 SEBESAR 99,48

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN OKTOBER 2014 SEBESAR 103,40

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN DESEMBER 2014 SEBESAR 99,65

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN AGUSTUS 2014 SEBESAR 102,18

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN APRIL 2015 SEBESAR 98,71

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN JUNI 2015 SEBESAR 100,36

NILAI TUKAR PETANI PROVINSI D.I. YOGYAKARTA BULAN DESEMBER 2012 SEBESAR 117,59

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN OKTOBER 2015 SEBESAR 102,82

Tabel 1 Nilai Tukar Petani Provinsi Sumatera Utara per Subsektor Maret-April 2012 (2007=100)

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN FEBRUARI 2015 SEBESAR 100,79

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN MEI 2015 SEBESAR 99,24

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN MARET 2014 SEBESAR 102,05

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN FEBRUARI 2016 SEBESAR 103,90

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN NOVEMBER 2015 SEBESAR 103,01

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN JUNI 2014 SEBESAR 102,10

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH DAN BERAS

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN FEBRUARI 2014 SEBESAR 102,63

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN JANUARI 2017 SEBESAR 102,22

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN MEI 2017 SEBESAR 101,41

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN JUNI 2017 SEBESAR

Perkembangan Nilai Tukar Petani (NTP) Kalimantan Timur* Menurut Sub Sektor Bulan Oktober 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN JANUARI 2016 SEBESAR 103,94

NILAI TUKAR PETANI PROVINSI LAMPUNG NAIK 0,61 PERSEN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP) PROVINSI PAPUA BULAN NOVEMBER 2016 TURUN -0,90 PERSEN

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN AGUSTUS 2017 SEBESAR

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN JULI 2014 SEBESAR 102,54

NILAI TUKAR PETANI PROVINSI D.I. YOGYAKARTA BULAN JUNI 2013 SEBESAR 117,68

BPS PROVINSI LAMPUNG A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

BERITA RESMI STATISTIK

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN NOVEMBER 2016 SEBESAR 104,23

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN JULI 2016 SEBESAR 104,57

2. Indeks Harga Dibayar Petani (Ib)

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN MARET 2017 SEBESAR 101,32

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN AGUSTUS 2016 SEBESAR 105,47

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

BPS PROVINSI LAMPUNG A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN OKTOBER 2016 SEBESAR 105,26

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

Perkembangan Nilai Tukar Petani (NTP) Kalimantan Timur* Menurut Sub Sektor Bulan September 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN APRIL 2017 SEBESAR 101,64

BPS PROVINSI LAMPUNG A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN MARET 2016 SEBESAR 102,57

Perkembangan Nilai Tukar Petani Dan Harga Produsen Gabah Jawa Tengah

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI KEPULAUAN RIAU SEPTEMBER 2016.

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

Perkembangan Nilai Tukar Petani September 2017 Di Provinsi Sulawesi Barat

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP) PROVINSI PAPUA BULAN AGUSTUS 2017 TURUN -0,28 PERSEN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN APRIL 2016 SEBESAR 102,90

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP) PROVINSI PAPUA BULAN MARET 2017 TURUN -0,03 PERSEN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP) PROVINSI PAPUA BULAN MARET 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP) PROVINSI PAPUA BULAN JANUARI 2016 NAIK 0,61 PERSEN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

Grafik 1 Perkembangan NTP dan Indeks Harga yang Diterima/Dibayar Petani Oktober 2015 Oktober 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

Transkripsi:

BPS PROVINSI ACEH No.45/10/Th.XIX, 3 Oktober 2016 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN, DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN SEPTEMBER 2016 Berdasarkan hasil pemantauan harga-harga pedesaan di beberapa daerah di Provinsi Aceh pada bulan September 2016, NTP sebesar 95,10 mengalami penurunan indeks sebesar 0,49 persen, hal ini dikarenakan indeks yang diterima petani (It) mengalami peningkatan sebesar 0,23 persen atau lebih kecil dari peningkatan indeks yang dibayar petani (Ib) yang meningkat sebesar 0,72 persen. Bila dirinci menurut subsektor, diketahui bahwa terjadi penurunan NTP pada 3 subsektor yaitu Tanaman Pangan sebesar 0,79 persen, diikuti Tanaman Perkebunan Rakyat sebesar 0,58 persen, dan Hortikultura sebesar 0,03 persen, sedangkan 2 subsektor yang mengalami peningkatan NTP adalah Peternakan sebesar 1,77 persen dan Perikanan sebesar 0,18 persen. Indeks Harga yang Diterima Petani (It) pada September 2016 meningkat sebesar 0,23 persen dibandingkan It bulan sebelumnya. Peningkatan It terjadi pada seluruh subsektor yaitu Peternakan sebesar 2,13 persen, Perikanan sebesar 1,11 persen, Hortikultura sebesar 0,72 persen, Tanaman Pangan sebesar 0,15 persen, dan Perikanan sebesar 0,09 persen. Melalui indeks harga yang dibayar petani (Ib) dapat dilihat fluktuasi harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat pedesaan, khususnya petani yang merupakan bagian terbesar, serta fluktuasi harga barang dan jasa yang diperlukan untuk memproduksi hasil pertanian. Pada bulan September 2016 di Provinsi Aceh, Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) meningkat sebesar 0,72 persen bila dibandingkan dengan bulan sebelumnya, yaitu dari 123,42 menjadi 124,31 Peningkatan Ib terjadi pada seluruh subsektor. Adapun subsektor dengan peningkatan Ib tertinggi terjadi pada Tanaman Pangan sebesar 0,94 persen sedangkan subsektor yang mengalami peningkatan terendah adalah subsektor Peternakan sebesar 0,35 persen. Dari 33 Provinsi yang dilaporkan perubahan NTP September 2016 terhadap bulan sebelumnya, terdapat 21 Provinsi yang mengalami peningkatan sedangkan 12 Provinsi mengalami penurunan. Provinsi yang mengalami peningkatan tertinggi berturut-turut adalah Sumatera Utara sebesar 1,50 persen, diikuti Jambi sebesar 1,43 persen, serta Riau sebesar 1,00 persen. Sedangkan Provinsi yang mengalami penurunan tertinggi terjadi di Lampung sebesar 1,15 persen, Maluku sebesar 0,74 persen, dan Sulawesi Tengah sebesar 0,53 persen. Provinsi Aceh berada pada posisi Provinsi keempat dengan penurunan NTP tertinggi yaitu sebesar 0,49 persen. Berdasarkan pemantauan harga-harga kebutuhan rumahtangga di beberapa daerah pedesaan di Provinsi Aceh pada bulan September 2016 terjadi inflasi di pedesaan sebesar 0,94 persen yaitu terjadi perubahan indeks konsumsi rumahtangga dari 127,18 pada bulan Agustus 2016 menjadi 127,36 pada bulan September 2016. Inflasi di Pedesaan yang terjadi di wilayah Provinsi Aceh pada bulan September 2016 disebabkan oleh naiknya indeks kelompok Bahan Makanan sebesar 1,95 persen diikuti oleh Sandang sebesar 0,46 persen, Kesehatan sebesar 0,20 persen, Pendidikan, Rekreasi, dan Olah Raga sebesar 0,15 persen, Transportasi dan Komunikasi sebesar 0,09 persen, dan Perumahan sebesar 0,001 persen, sedangkan Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau mengalami penurunan sebesar 0,06 persen. Dari 10 Provinsi di Sumatera yang dilaporkan pada bulan September 2016, seluruh provinsi terjadi inflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Provinsi Aceh sebear 0,94 persen, diikuti Lampung sebesar 0,83 persen, dan sumatera Barat sebesar 0,76 persen, sedangkan Provinsi yang mengalami inflasi terendah adalah Kepulauan Riau sebesar 0,11 persen. Selama September 2016, di tingkat petani, terjadi peningkatan rata-rata harga gabah kualitas GKP sebesar 1,02 persen dan kualitas GKR sebesar 0,98 persen. Berbeda dengan harga gabah di tingkat petani, pada bulan September 2016, harga gabah di tingkat penggilingan, terjadi penurunan rata-rata harga gabah kualitas GKP sebesar 0,68 persen dan kualitas GKR sebesar 1,62 persen. Dibandingkan bulan sebelumnya, rata-rata harga gabah kualitas GKP di tingkat petani selama September 2016 naik sebesar Rp 48,19 per kg menjadi Rp 4.770,77 per kg. Sedangkan harga kualitas GKR di Petani mencapai Rp. 5.150,00 per Kg. Berita Resmi Statistik No. 45/10/Th.XIX, 3 Oktober 2016 1

Nilai Tukar Petani (NTP) yang diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani terhadap indeks harga yang dibayar petani, merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan/daya beli petani di pedesaan. NTP juga menunjukkan daya tukar (term of trade) dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi. Semakin tinggi NTP, secara relatif semakin kuat pula tingkat kemampuan/daya beli petani. Berdasarkan hasil pemantauan harga-harga pedesaan di beberapa daerah di Provinsi Aceh pada bulan September 2016, NTP sebesar 95,10 mengalami penurunan indeks sebesar 0,49 persen, hal ini dikarenakan indeks yang diterima petani (It) mengalami peningkatan sebesar 0,23 persen atau lebih kecil dari peningkatan indeks yang dibayar petani (Ib) yang meningkat sebesar 0,72 persen. Tabel 1. Nilai Tukar Petani Provinsi Aceh menurut Subsektor, September 2016 (2012=100) Subsektor/Rincian Bulan Perubahan Agst-16 Sept-16 (%) [1] [2] [3] [4] 1. Tanaman Pangan a. Indeks yang Diterima Petani (It) 114.41 114.58 0.15 b. Indeks yang Dibayar Petani (Ib) 125.67 126.85 0.94 c. Nilai Tukar Petani (NTPP) 91.04 90.32-0.79 d. Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUPP) 97.69 97.69 0.00 2. Hortikultura a. Indeks yang Diterima Petani (It) 127.85 128.78 0.72 b. Indeks yang Dibayar Petani (Ib) 123.58 124.51 0.75 c. Nilai Tukar Petani (NTPH) 103.45 103.42-0.03 d. Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUPH) 113.53 114.35 0.72 3. Tanaman Perkebunan Rakyat a. Indeks yang Diterima Petani (It) 112.72 112.82 0.09 b. Indeks yang Dibayar Petani (Ib) 123.72 124.56 0.68 c. Nilai Tukar Petani (NTPR) 91.11 90.58-0.58 d. Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUPR) 96.75 96.69-0.06 4. Peternakan a. Indeks yang Diterima Petani (It) 121.63 124.22 2.13 b. Indeks yang Dibayar Petani (Ib) 119.65 120.07 0.35 c. Nilai Tukar Petani (NTPT) 101.66 103.46 1.77 d. Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUPT) 109.14 111.99 2.61 5. Perikanan a. Indeks yang Diterima Petani (It) 117.94 119.24 1.11 b. Indeks yang Dibayar Petani (Ib) 120.55 121.67 0.93 c. Nilai Tukar Petani (NTPN) 97.83 98.00 0.18 d. Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUPN) 106.84 107.90 0.98 Gabungan a. Indeks yang Diterima Petani (It) 117.94 118.22 0.23 b. Indeks yang Dibayar Petani (Ib) 123.42 124.31 0.72 c. Nilai Tukar Petani (NTP) 95.56 95.10-0.49 d. Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP) 102.64 102.87 0.22 Gabungan Tanpa Perikanan a. Indeks yang Diterima Petani (It) 117.94 118.18 0.20 b. Indeks yang Dibayar Petani (Ib) 123.53 124.42 0.72 c. Nilai Tukar Petani (NTP) 95.47 94.98-0.51 d. Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP) 102.48 102.68 0.19 Berita Resmi Statistik No. 45/10/Th.XIX, 3 Oktober 2016 2

Berdasarkan Tabel 1 dapat dilihat perbandingan NTP September 2016 dengan bulan sebelumnya, diketahui bahwa terjadi penurunan NTP pada 3 subsektor yaitu Tanaman Pangan sebesar 0,79 persen, diikuti Tanaman Perkebunan Rakyat sebesar 0,58 persen, dan Hortikultura sebesar 0,03 persen, sedangkan 2 subsektor yang mengalami peningkatan NTP adalah Peternakan sebesar 1,77 persen dan Perikanan sebesar 0,18 persen. Gambar 1. Perkembangan Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Aceh, September 2016 (2012=100),106.00,104.00,102.00,100.00,98.00,96.00,94.00,92.00 NTP NTP USAHA,90.00 Sep-15 Oct-15 Nov-15 Dec-15 Jan-16 Feb-16 Mar-16 Apr-16 May-16 Jun-16 Jul-16 Aug-16 Sep-16 Selain NTP, juga terdapat salah satu indikator pertanian lainnya, yaitu NTP Usaha Pertanian. Perbedaannya adalah jika NTP merupakan rasio antara It terhadap Ib, sedangkan NTP Usaha Pertanian merupakan rasio antara It terhadap BPPBM (Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal). Ib merupakan gabungan antara KRT (Konsumsi Rumah Tangga) dan BPPBM. Pada Gambar 1, terlihat bahwa NTP Usaha Pertanian selalu lebih tinggi dibandingkan NTP. 1. Indeks Harga yang Diterima Petani (It) Indeks Harga yang Diterima Petani (It) pada September 2016 meningkat sebesar 0,23 persen dibandingkan It bulan sebelumnya. Peningkatan It terjadi pada seluruh subsektor yaitu Peternakan sebesar 2,13 persen, Perikanan sebesar 1,11 persen, Hortikultura sebesar 0,72 persen, Tanaman Pangan sebesar 0,15 persen, dan Tanaman Perkebunan Rakyat sebesar 0,09 persen. 2. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) Melalui indeks harga yang dibayar petani (Ib) dapat dilihat fluktuasi harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat pedesaan, khususnya petani yang merupakan bagian terbesar, serta fluktuasi harga barang dan jasa yang diperlukan untuk memproduksi hasil pertanian. Pada bulan September 2016 di Provinsi Aceh, Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) meningkat sebesar 0,72 persen bila dibandingkan dengan bulan sebelumnya, yaitu dari 123,42 menjadi 124,31 Peningkatan Ib terjadi pada seluruh subsektor. Adapun subsektor dengan peningkatan Ib tertinggi terjadi pada Tanaman Pangan sebesar 0,94 persen sedangkan subsektor yang mengalami peningkatan terendah adalah subsektor Peternakan sebesar 0,35 persen. Berita Resmi Statistik No. 45/10/Th.XIX, 3 Oktober 2016 3

3. NTP Subsektor a. Subsektor Tanaman Pangan (NTPP) Pada bulan September 2016, NTPP sebesar 90,32 mengalami penurunan indeks sebesar 0,79 persen, hal ini dikarenakan indeks yang diterima petani (It) mengalami peningkatan sebesar 0,15 persen atau lebih kecil dari peningkatan indeks yang dibayar petani (Ib) yang meningkat sebesar 0,94 persen. Peningkatan It disebabkan karena naiknya indeks kelompok Padi sebesar 0,36 persen sedangkan kelompok Palawija turun sebesar 0,80 persen. Ib mengalami peningkatan dengan rincian sebagai berikut : indeks pada kelompok Konsumsi Rumahtangga (IKRT) naik sebesar 1,07 persen dan indeks Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM) naik sebesar 0,15 persen. b. Subsektor Hortikultura (NTPH) Pada bulan September 2016, Nilai Tukar Petani untuk Subsektor Hortikultura (NTPH) sebesar 103,42 mengalami mengalami penurunan indeks sebesar 0,03 persen, hal ini dikarenakan indeks yang diterima petani (It) mengalami peningkatan sebesar 0,72 persen atau lebih kecil dari peningkatan indeks yang dibayar petani (Ib) yang meningkat sebesar 0,75 persen. Peningkatan It disebabkan naiknya indeks komoditas kelompok Sayur-sayuran sebesar 2,74 persen, sedangkan kelompok Buah-buahan mengalami penurunan sebesar 0,84 persen dan Tanaman Obat juga menurun sebesar 0,07 persen. Ib mengalami peningkatan dengan rincian sebagai berikut : indeks pada kelompok Konsumsi Rumahtangga (IKRT) naik sebesar 0,89 persen dan indeks Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM) naik sebesar 0,002 persen. c. Subsektor Perkebunan Rakyat (NTPR) Pada bulan September 2016, NTPR sebesar 90,58 mengalami mengalami penurunan indeks sebesar 0,58 persen, hal ini dikarenakan indeks yang diterima petani (It) mengalami peningkatan sebesar 0,09 persen atau lebih kecil dari peningkatan indeks yang dibayar petani (Ib) yang meningkat sebesar 0,68 persen. Peningkatan It terutama disebabkan oleh naiknya beberapa komoditi antara lain kelapa sawit, pinang, cengkeh, karet, dan lainnya. Ib mengalami peningkatan dengan rincian sebagai berikut : indeks pada kelompok Konsumsi Rumahtangga (IKRT) naik sebesar 0,77 persen sedangkan indeks Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM) naik sebesar 0,15 persen. Berita Resmi Statistik No. 45/10/Th.XIX, 3 Oktober 2016 4

Gambar 2. Perkembangan Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Aceh Subsektor Tanaman Pangan, Subsektor Hortikultura, dan Subsektor Perkebunan Rakyat September 2016 (2012=100),110.00,105.00,100.00,95.00,90.00 TANAMAN PANGAN,85.00,80.00 HORTIKULTURA TANAMAN PERKEBUNAN RAKYAT Sep-15 Oct-15 Nov-15 Dec-15 Jan-16 Feb-16 Mar-16 Apr-16 May-16 Jun-16 Jul-16 Aug-16 Sep-16 d. Subsektor Peternakan (NTPT) Pada bulan September 2016, NTPT sebesar 103,46 mengalami peningkatan indeks sebesar 1,77 persen, hal ini dikarenakan indeks yang diterima petani (It) mengalami peningkatan sebesar 2,13 persen atau lebih besar dari peningkatan indeks yang dibayar petani (Ib) yang meningkat sebesar 0,35 persen. Hal ini juga disebabkan oleh naiknya harga-harga ternak pada saat hari raya Idul Adha. Peningkatan It terutama disebabkan oleh naiknya indeks pada kelompok Ternak Kecil sebesar 2,52 persen, Ternak Besar sebesar 2,26 persen, Unggas sebesar 1,58 persen, dan Hasil Ternak sebesar 0,35 persen. Ib mengalami peningkatan dengan rincian sebagai berikut : indeks pada kelompok Konsumsi Rumahtangga (IKRT) naik sebesar 0,94 persen, sedangkan indeks Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM) turun sebesar 0,47 persen. e. Subsektor Perikanan ( NTPN) Pada bulan September 2016, NTPN sebesar 98,00 mengalami peningkatan indeks sebesar 0,18 persen, hal ini dikarenakan indeks yang diterima petani (It) mengalami peningkatan sebesar 1,11 persen atau lebih besar dari peningkatan indeks yang dibayar petani (Ib) yang meningkat sebesar 0,93 persen. Peningkatan It disebabkan karena naiknya indeks kelompok Perikanan Tangkap 1,96 persen dan Perikanan Budidaya sebesar 0,20 persen. Ib mengalami peningkatan dengan rincian sebagai berikut : indeks pada kelompok Konsumsi Rumahtangga (IKRT) naik sebesar 1,31 persen dan indeks Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM) naik sebesar 0,12 persen. Berita Resmi Statistik No. 45/10/Th.XIX, 3 Oktober 2016 5

Gambar 3. Perkembangan Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Aceh Subsektor Peternakan dan Perikanan, September 2016 (2012=100),104.00,103.00,102.00 PETERNAKAN PERIKANAN,101.00,100.00,99.00,98.00,97.00,96.00,95.00 Sep-15 Oct-15 Nov-15 Dec-15 Jan-16 Feb-16 Mar-16 Apr-16 May-16 Jun-16 Jul-16 Aug-16 Sep-16 e.1. e.2. Subsektor Perikanan (NTPN) Penangkapan Pada bulan September 2016, NTPN Penangkapan sebesar 102,76 mengalami peningkatan indeks sebesar 1,00 persen, hal ini dikarenakan indeks yang diterima petani (It) mengalami peningkatan sebesar 1,96 persen atau lebih besar dari peningkatan indeks yang dibayar petani (Ib) yang naik sebesar 0,96 persen. Subsektor Perikanan (NTPN) Budidaya Pada bulan September 2016, NTPN Budidaya sebesar 93,36 mengalami penurunan indeks sebesar 0,70 persen, hal ini dikarenakan indeks yang diterima petani (It) mengalami peningkatan sebesar 0,20 persen atau lebih kecil dari peningkatan indeks yang dibayar petani (Ib) yang naik sebesar 0,91 persen. Tabel 2. Nilai Tukar Petani Provinsi Aceh Subsektor Perikanan, September 2016 (2012=100) 1. Penangkapan Subsektor Bulan Perubahan Agst-16 Sept-16 (%) [1] [2] [3] [4] a. Indeks yang Diterima Petani (It) 122.27 124.67 1.96 b. Indeks yang Dibayar Petani (Ib) 120.17 121.32 0.96 c. Nilai Tukar Petani 101.74 102.76 1.00 d. Nilai Tukar Usaha Pertanian 111.32 113.25 1.74 2. Budidaya a. Indeks yang Diterima Petani (It) 113.68 113.92 0.20 b. Indeks yang Dibayar Petani (Ib) 120.92 122.01 0.91 c. Nilai Tukar Petani 94.02 93.36-0.70 d. Nilai Tukar Usaha Pertanian 102.50 102.68 0.18 Berita Resmi Statistik No. 45/10/Th.XIX, 3 Oktober 2016 6

Tabel 3. Perubahan Indeks yang di terima Petani (It) dan Indeks yang di bayar Petani (Ib) Menurut Subsektor di Provinsi Aceh September 2016 (2012=100) Subsektor Bulan Perubahan Agst-16 Sept-16 (%) [1] [2] [3] [4] 1. Tanaman Pangan a. Indeks yang Diterima Petani (It) 114.41 114.58 0.15 - Padi 114.60 115.01 0.36 - Palawija 113.56 112.65-0.80 b. Indeks yang Dibayar Petani (Ib) 125.67 126.85 0.94 - Indeks KRT 127.21 128.57 1.07 - Indeks BPPBM 117.11 117.28 0.15 2. Hortikultura a. Indeks yang Diterima Petani (It) 127.85 128.78 0.72 - Sayur-sayuran 123.14 126.52 2.74 - Buah-Buahan 131.63 130.52-0.84 - Tanaman Obat 152.64 152.53-0.07 b. Indeks yang Dibayar Petani (Ib) 123.58 124.51 0.75 - Indeks KRT 125.83 126.95 0.89 - Indeks BPPBM 112.62 112.62 0.00 3. Tanaman Perkebunan Rakyat a. Indeks yang Diterima Petani (It) 112.72 112.82 0.09 - Tanaman Perkebunan Rakyat (TPR) 112.72 112.82 0.09 b. Indeks yang Dibayar Petani (Ib) 123.72 124.56 0.68 - Indeks KRT 125.15 126.12 0.77 - Indeks BPPBM 116.50 116.68 0.15 4. Peternakan a. Indeks yang Diterima Petani (It) 121.63 124.22 2.13 - Ternak Besar 121.19 123.93 2.26 - Ternak Kecil 119.55 122.56 2.52 - Unggas 123.99 125.95 1.58 - Hasil Ternak 129.07 129.52 0.35 b. Indeks yang Dibayar Petani (Ib) 119.65 120.07 0.35 - Indeks KRT 126.32 127.51 0.94 - Indeks BPPBM 111.44 110.92-0.47 5. Perikanan a. Indeks yang Diterima Petani (It) 117.94 119.24 1.11 - Penangkapan 122.27 124.67 1.96 - Budidaya 113.68 113.92 0.20 b. Indeks yang Dibayar Petani (Ib) 120.55 121.67 0.93 - Indeks KRT 126.04 127.69 1.31 - Indeks BPPBM 110.38 110.52 0.12 5a. Perikanan (Penangkapan) a. Indeks yang Diterima Petani (It) 122.27 124.67 1.96 - Penangkapan Laut 122.27 124.67 1.96 b. Indeks yang Dibayar Petani (Ib) 120.17 121.32 0.96 - Indeks KRT 126.03 127.69 1.32 - Indeks BPPBM 109.84 110.08 0.22 5b. Perikanan (Budidaya) a. Indeks yang Diterima Petani (It) 113.68 113.92 0.20 - Budidaya Air Tawar 104.56 103.80-0.72 - Budidaya Laut 96.29 96.00-0.30 - Budidaya Air Payau 124.46 125.50 0.84 b. Indeks yang Dibayar Petani (Ib) 120.92 122.01 0.91 - Indeks KRT 126.04 127.68 1.30 - Indeks BPPBM 110.91 110.94 0.03 Keterngan : KRT = Konsumsi Rumahtangga BPPBM = Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal Berita Resmi Statistik No. 45/10/Th.XIX, 3 Oktober 2016 7

4. Perbandingan antar Provinsi Dari 33 Provinsi yang dilaporkan perubahan NTP September 2016 terhadap bulan sebelumnya, terdapat 21 Provinsi yang mengalami peningkatan sedangkan 12 Provinsi mengalami penurunan. Provinsi yang mengalami peningkatan tertinggi berturut-turut adalah Sumatera Utara sebesar 1,50 persen, diikuti Jambi sebesar 1,43 persen, serta Riau sebesar 1,00 persen. Sedangkan Provinsi yang mengalami penurunan tertinggi terjadi di Lampung sebesar 1,15 persen, Maluku sebesar 0,74 persen, dan Sulawesi Tengah sebesar 0,53 persen. Provinsi Aceh berada pada posisi Provinsi keempat dengan penurunan NTP tertinggi yaitu sebesar 0,49 persen. Tabel 4. Indeks yang Diterima Petani (It), Indeks yang Dibayar Petani (Ib), dan Nilai Tukar Petani (NTP) Menurut Provinsi di Indonesia, September 2016 (2012=100) Provinsi It Ib NTP Indeks % Perubahan Indeks % Perubahan Rasio % Perubahan [1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] SUMATERA ACEH 118.22 0.23 124.31 0.72 95.10-0.49 Sumatera Utara 126.56 1.98 125.57 0.47 100.79 1.50 Sumatera Barat 120.77 1.30 123.47 0.60 97.81 0.70 Riau 124.72 1.65 125.85 0.50 99.11 1.15 Jambi 123.10 1.91 123.97 0.47 99.30 1.43 Sumatera Selatan 116.35-0.06 123.62 0.42 94.11-0.47 Bengkulu 116.86 1.21 125.50 0.60 93.12 0.60 Lampung 127.25-0.54 123.14 0.62 103.34-1.15 Bangka Belitung 120.65 0.44 119.95 0.55 100.58-0.10 Kepulauan Riau 116.06-0.33 119.62 0.08 97.02-0.41 JAWA DKI Jakarta 119.71 0.20 119.32 0.39 100.33-0.19 Jawa Barat 132.17 0.35 126.90 0.15 104.15 0.20 Jawa Tengah 125.57 0.69 124.48 0.24 100.88 0.44 Yogyakarta 130.42 0.29 123.33 0.02 105.75 0.27 Jawa Timur 134.06 1.26 126.71 0.25 105.80 1.01 Banten 123.67 0.69 123.08 0.46 100.47 0.22 BALI & NUSA TENGGARA Bali 131.14 1.14 122.06 0.40 107.44 0.74 Nusa Tenggara Barat 130.46 0.85 121.94 0.15 106.99 0.69 Nusa Tenggara Timur 123.65 0.84 121.19-0.06 102.03 0.91 KALIMANTAN Kalimantan Barat 117.07 0.66 123.46 0.06 94.82 0.60 Kaimantan Tengah 119.81 0.68 122.67 0.19 97.67 0.48 Kalimantan Selatan 116.10 0.74 119.87 0.08 96.86 0.66 Kalimantan Timur 121.29 0.72 122.96 0.21 98.64 0.51 SULAWESI Sulawesi Utara 118.73-0.56 123.90-0.20 95.82-0.36 Sulawesi Tengah 122.76 0.05 123.69 0.58 99.24-0.53 Sulawesi Selatan 130.29-0.15 124.25 0.21 104.86-0.35 Sulawesi Tenggara 123.42 0.36 123.23 0.53 100.15-0.17 Gorontalo 130.93-0.28 123.99-0.31 105.60 0.03 Sulawesi Barat 129.44 1.11 119.19 0.49 108.60 0.62 MALUKU Maluku 126.57-0.56 124.68 0.19 101.52-0.74 Maluku Utara 126.33 0.00 121.84-0.14 103.68 0.13 PAPUA Papua Barat 124.58-0.18 124.01-0.06 100.46-0.12 Papua 117.50 0.56 122.18 0.32 96.17 0.24 NASIONAL 127,07 0,73 124,56 0,28 102,02 0,45 Berita Resmi Statistik No. 45/10/Th.XIX, 3 Oktober 2016 8

5. Indeks Harga Konsumen Pedesaan (Inflasi/Deflasi di Pedesaan) Perubahan Indeks Konsumsi Rumahtangga (KRT) mencerminkan angka Inflasi/Deflasi di wilayah pedesaan. Berdasarkan pemantauan harga-harga kebutuhan rumahtangga di beberapa daerah pedesaan di Provinsi Aceh pada bulan September 2016 terjadi inflasi di pedesaan sebesar 0,94 persen yaitu terjadi perubahan indeks konsumsi rumahtangga dari 126,18 pada bulan Agustus 2016 menjadi 127,36 pada bulan September 2016. Tabel 5. Persentase Perubahan Indeks Harga Konsumen Pedesaan Di Provinsi Aceh September 2016 (2012=100) IHK Pedesaan Kelompok/Sub Kelompok Agst-16 Sept-16 Perubahan (%) [1] [2] [3] [4] Konsumsi Rumah Tangga 126.18 127.36 0.94 Bahan Makanan 133.84 136.45 1.95 Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau 124.51 124.43-0.06 Perumahan 114.63 114.63 0.001 Sandang 118.14 118.68 0.46 Kesehatan 119.30 119.53 0.20 Pendidikan, Rekreasi, dan Olah Raga 112.48 112.65 0.15 Transportasi dan Komunikasi 123.50 123.61 0.09 Inflasi di Pedesaan yang terjadi di wilayah Provinsi Aceh pada bulan September 2016 disebabkan oleh naiknya indeks kelompok Bahan Makanan sebesar 1,95 persen diikuti oleh Sandang sebesar 0,46 persen, Kesehatan sebesar 0,20 persen, Pendidikan, Rekreasi, dan Olah Raga sebesar 0,15 persen, Transportasi dan Komunikasi sebesar 0,09 persen, dan Perumahan sebesar 0,001 persen, sedangkan Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau mengalami penurunan sebesar 0,06 persen. Berita Resmi Statistik No. 45/10/Th.XIX, 3 Oktober 2016 9

6. Indeks Harga Konsumen Pedesaan di Sumatera Dari 10 Provinsi di Sumatera yang dilaporkan pada bulan September 2016, seluruh provinsi terjadi inflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Provinsi Aceh sebear 0,94 persen, diikuti Lampung sebesar 0,83 persen, dan sumatera Barat sebesar 0,76 persen, sedangkan Provinsi yang mengalami inflasi terendah adalah Kepulauan Riau sebesar 0,11 persen. Tabel 6. Perubahan Indeks Harga Konsumen Pedesaan Provinsi-Provinsi di Wilayah Sumatera September 2016 (2012=100) Provinsi Agst-16 IHK Pedesaan Sept-16 Perubahan (%) [1] [2] [3] [4] ACEH 126.18 127.36 0.94 Sumatera Utara 128.30 128.98 0.53 Sumatera Barat 126.98 127.94 0.76 Riau 128.31 129.08 0.60 Jambi 125.93 126.68 0.60 Sumatera Selatan 127.83 128.50 0.52 Bengkulu 128.32 129.25 0.72 Lampung 126.61 127.67 0.83 Bangka Belitung 121.56 122.36 0.66 Kepulauan Riau 124.48 124.61 0.11 Berita Resmi Statistik No. 45/10/Th.XIX, 3 Oktober 2016 10

Perkembangan Harga Produsen Gabah Pemantauan perkembangan harga gabah Provinsi Aceh dilakukan di Kabupaten Aceh Tenggara, Aceh Timur, Pidie, Bireuen, Aceh Utara, Nagan Raya, dan Pidie Jaya. Dari total observasi yang dilakukan pemantauan harga pada bulan September 2016 sebagian besar adalah GKP (Gabah Kering Panen) yaitu sebesar 86,67 persen, selanjutnya sebesar 13,33 persen adalah kualitas GKR (Gabah Kualitas Rendah). Tabel 7 Jumlah Observasi, Harga Gabah, di Tingkat Petani, dan Penggilingan, dan HPP menurut Kelompok Kualitas, September 2016 Kelompok Kualitas Jumlah Observasi Harga di Petani (Rp/Kg) Rata-Rata Harga (Rp/Kg) HPP(Rp/Kg) Terendah Tertinggi Petani Penggilingan Petani Penggilingan [1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [8] GKP 39 4.400 5.000 4.770,77 4.859,23 3.700 3.750 86,67 (Aceh Timur) (Bireueun) GKG - 4.650 GKR 6 5.050 5.250 5.150,00 5.290,00 - - Total 13,33 (Aceh Tenggara) (Aceh Tenggara) 37 (100,00%) Keterangan: GKG : KA 14,00% dan KH 3,00% GKP : KA (14,01%-25,00%) dan KH (3,01%-10,00%) Di Luar Kualitas : KA > 25,00% atau KH > 10,00% Harga Pembelian Pemerintah (HPP) berdasarkan Inpres No. 5 Tahun 2015 tgl. 17 Maret 2015 Rata-Rata Harga menurut Kelompok Kualitas Selama September 2016, di tingkat petani, terjadi peningkatan rata-rata harga gabah kualitas GKP sebesar 1,02 persen dan kualitas GKR sebesar 0,98 persen. Berbeda dengan harga gabah di tingkat petani, pada bulan Selama Agustus 2016, harga gabah di tingkat penggilingan, terjadi penurunan ratarata harga gabah kualitas GKP sebesar 0,68 persen dan kualitas GKR sebesar 1,62 persen. Dibandingkan bulan sebelumnya, rata-rata harga gabah kualitas GKP di tingkat petani selama September 2016 naik sebesar Rp 48,19 per kg menjadi Rp 4.770,77 per kg. Sedangkan harga kualitas GKR di Petani mencapai Rp. 5.150,00 per Kg. Berita Resmi Statistik No. 45/10/Th.XIX, 3 Oktober 2016 11

Gambar 4 Rata-Rata Harga Gabah menurut Kelompok Kualitas di Tingkat Petani (Rp/Kg), September 2016 5,900.00 5,400.00 4,900.00 4,400.00 3,900.00 Sept-15 Oct-15 Nov-15 Dec-15 Jan-16 Feb-16 Mar-16 Apr-16 May-16 Jun-16 Jul-16 Agst-16 Sept-16 GKP 4,666.67 4,735.48 5,272.41 5,182.14 5,196.77 5,161.29 4,654.17 4,569.03 4,848.39 4,708.06 4,668.33 4,722.58 4,770.77 GKG 4,750.00 5,400.00 5,300.00 5,000.00 GKR 4,535.00 4,467.50 4,969.17 5,087.50 5,175.00 5,137.50 5,135.00 5,087.50 5,137.50 5,145.00 5,100.00 5,100.00 5,150.00 % Per 1,02-0,98 Dibandingkan bulan sebelumnya, rata-rata harga gabah kualitas GKP di tingkat penggilingan selama September 2016 turun sebesar Rp 32,46 per kg menjadi Rp 4.770,77 per kg. Sedangkan harga kualitas GKR di Petani mencapai Rp. 5.150,00 per Kg. Gambar 5 Rata-Rata Harga Gabah menurut Kelompok Kualitas di Tingkat Penggilingan (Rp/Kg), September 2016 5,900.00 5,400.00 4,900.00 4,400.00 3,900.00 Sept-15 Oct-15 Nov-15 Dec-15 Jan-16 Feb-16 Mar-16 Apr-16 May-16 Jun-16 Jul-16 Agst-16 Sept-16 GKP 4,743.06 4,811.61 5,339.66 5,253.57 5,277.42 5,230.65 4,720.83 4,643.23 4,914.84 4,783.87 4,746.67 4,803.23 4,770.77 GKG 4,800.00 5,450.00 5,350.00 5,050.00 GKR 4,631.67 4,570.00 5,070.83 5,220.00 5,307.50 5,300.00 5,270.00 5,222.50 5,272.50 5,280.00 5,235.00 5,235.00 5,150.00 % Per -0,68 - -1,62 Berita Resmi Statistik No. 45/10/Th.XIX, 3 Oktober 2016 12