PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN Dosen PJMK : Mohammad Adib, drs, M.Si BASMI PLAGIARISME DENGAN EXCELLENT WITH MORALLITY Oleh : Novia Larasati 071211531062 DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL dan ILMU POLITIK UNIVERSITAS AIRLANGGA 2012/2013 1
Plagiarisme atau sering disebut plagiat adalah penjiplakan atau pengambilan karangan, pendapat, dan sebagainya dari orang lain dan menjadikannya seolah karangan dan pendapat sendiri. Selain masalah plagiarisme biasa, swaplagiarisme juga sering terjadi di dunia akademis. Swaplagiarisme adalah penggunaan kembali sebagian atau seluruh karya penulis itu sendiri tanpa memberikan sumber aslinya. Felicia utorodewo dkk, menggolongkan hal-hal berikut sebagai tindakan plagiarisme : Mengakui tulisan orang lain sebagai tulisan sendiri. Meringkas dam memparafrasekan (mengutip tak langsung) tanpa menyebutkan sumbernya. Mengambil gagasan orang lain tanpa memberikan anotasi yang cukup tentang sumbernya. Yang tidak tergolong plagiarisme : Menggunakan informasi yang berupa fakta umum. Menuliskan kembali (dengan mengubah kalimat atau parafrase) opini orang lain dengan memberikan sumber jelas. Mengutip secukupnya tulisan orang lain dengan memberikan tanda batas jelas bagian kutipan dan menuliskan sumbernya (Id.wikipedia.org/wiki/Plagiarisme) (Utorodewo, Felicia, dkk. 2007) Akhir-akhir ini sering terjadi plagiarisme terutama dikalangan mahasiswa. Namun plagiarisme sendiri bisa dihentikan dengan memperkuat karakter diri kita melalui Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, serta tetap berpegang teguh pada Excellent With Morallity. Dengan kedua poin itu kita semua yakin bahwa mahasiswa Universitas Airlangga akan lebih berkualitas dan lebih kritis. Tidak hanya dibidang akademik tetapi juga non akademik. 2
Selama saya mengikuti mata kuliah Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan mulai pertemuan ke-1 sampai ke-12 banyak sekali menemukan pembelajaran baru tidak hanya masalah plagiarisme tetapi juga masalah korupsi. Tidak jarang Pak Adib selalu memberikan motivasi kepada semua mahasiswanya bahwa kita sebagai generasi muda penerus bangsa harulah mempunyai karakter diri yang kuat supaya tidak mudah terjerumus kedalam plagiarisme atau korupsi. Setiap perkuliahan selalu di awali dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Bagimu Negeri yang bertujuan agar kita mempunyai rasa nasionalisme yang tinggi terhadap bangsa dan negara. Tidak hanya itu, setelah menyanyikan lagu kebangsaan kita selalu berdoa memohon kepada ALLAH SWT semoga kita semua diberi kemudahan dalam belajar. Kemudian cara absensi beliau juga menarik yakni diabsen satu persatu yang mana hal ini bertujuan agar mahasiswanya tidak melakukan korupsi (titipabsen), dan membuat mahasiswanya enggan untuk tidak mengikuti perkuliahan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Di setiap pertemuan selalu ada presentasi, mungkin ini merupakan suatu strategi Pak Adib melatih mahasiswanya agar selalu aktif dan kritis. Tidak hanya itu mahasiswanya sendiripun tanpa diarahkan untuk aktif dan kritis mereka sudah melakukannya, dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan dan tanggapan-tanggapa yng kritis. Dan selalu ada perdebatan diantara mahasiswa. Saya selalu merasa ini bukan pembelajaran biasa namun pembelajaran yang luar bisa. Pak Adib selalu mengajarkan bahwa membangun karakter diri sangatlah penting. Melalui pendidikan, khususnya pendidikan kewarganegaraan dan semangat untuk membangun sebuah karakter atau jati diri yang kuat. Jika kita sudah memiliki karakter diri yang sebenarnya maka segala macam godaan tidak akan mampu menggoyahkan niat kita untuk terus menjadi pribadi yang berkualitas tanpa harus plagiarisme dan korupsi. Selain itu beliau selalu berusaha memberikan semangat baru bagi mahasiswanya. Entah mahasiswa yang lain merasa atau tidak, tapi saya sangat merasakan sekali ketika beliau memberikan motivasi-motivasi yang secara spontan saya merasa tertarik dalam setiap perkataan beliau. Sungguh luar biasa di usianya 3
yang tidak lagi muda namun beliau tidak berhenti untuk terus membangun semangat nasionalisme bagi mahasiswanya. Memasuki masalah plagiarisme dan korupsi tidak sedikit dari mahasiswanya yang melakukan itu. Terbukti saat Pak Adib memberikan tugas berupa makalah tidak sedikit dari mereka yang melakukan plagiarisme. Mungkin mahasiswa berfikir bahwa dengan plagiarisme mempermudah mereka menyelesaikan tugasnya dengan cepat dan mudah. Kemudian saat Ujian Tengah Semester (UTS) tidak sedikit juga yang menyontek yang mana hal itu menunjukkan sifat korupsi. Mungkin hal ini sudah menjadi kebiasan tidak hanya dikalangan mahasiswa tetapi juga dipemerintahan negara. Namun pernahkan kita berfikir jika hal ini menjadi suatu hal yang biasa akan jadi apa diri kita nanti? Bagaimana dampak negatifnya? Dan bagaimana pengaruhnya? Lalu bagaimana pencegahannya? Begitu banyak orang yang dengan mudahnya meremehkan hal ini. Mereka selalu berfikir berulang-ulang untuk menghentikan perilaku plagiarisme dan korupsi. Namun jika dari dalam diri kita tidak ada niat yang kuat maka sampai kapanpun kita akan menjadi seorang plagiat atau bahkan koruptor. Mungkin dengan essay ini bisa menjadi patokan mahasiswa agar bisa terlepas dari plagiarisme dan korupsi. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan adalah merupakan suatu metode pendidikan yang efektif dalam menghadapi permasalahan-permasalahan yang berkelut di Indonesia ini. SD, SMP, SMA, ataupun UNIVERSITAS selalu memberikan pendidikan ini sebagai modal Soft Power Bangsa. Namun selama ini para guru maupun dosen kurang memberikan sesuatu yang lebih, mereka hanya menyampaikan materi secara teori. Mungkin jika dipraktekkan ke dalam keseharian para siswa atau mahasiswanya mereka akan mempunyai nilai lebih. Dengan berasaskan nilai-nilai Pancasila dan nasionalisme yang tinggi akan menjadikan mereka manusia yang lebih berkualitas, tanpa harus melakukan plagiarisme atau korupsi. 4
Excellent With Morallity, MUTIARA JATIDIRI UNIVERSITAS AIRLANGGA DAN IDENTITAS KEBANGSAAN. Ini merupakan salah satu terobosan para petinggi Universitas Airlangga yang bertujuan menciptakan dan melahirkan mahasiswa-mahasiswanya atau ilmuan-ilmuan yang berkualitas. Kita semua berkualitas apabila kita mengetahui bagaimana cara-cara ampuh tanpa harus plagiarisme atau korupsi. Didalam buku ini terdapat poin-poin penting yang bisa kita telaah untuk dijadikan motivasi dalam kehidupan sehari-hari. Tidak hanya itu para dosen pengampu juga sering melakukan seminar-seminar yang bernilai Pendidikan Pancasila mengingat rapuhnya Pendidikan di Indonesia ini. Tujuannya hanya ingin membentuk kepribadian mahasiswanya agar mereka mempunyai kepribadian yang tangguh. (Excellent With Morallity, MUTIARA JATIDIRI UNIVERSITAS AIRLANGGA DAN IDENTITAS KEBANGSAAN, I Nyoman Naya Sujana, Dkk) Menurut surat Dirjen Dikti nomor 17 tahun 2010 tentang pasal-pasal dalam mencegah dan menanggulangi plagiat diperguruan tinggi sudah jelas bahwa plagiarisme sangat-sangat tidak diperbolehkan dan yang melakukan plagiarisme sudah pasti akan dikenakan sanksi. Begitu banyak upaya-upaya yang dilakukan para petinggi yang tujuannya hanya satu yakni penghapusan plagiarisme didunia Pendidikan. Sudah sadarkah kita bahwa plagiarisme dan korupsi itu sangat tidak diperbolehkan. Pendidikan Indonesia perlu dibenahi, Pendidikan Indonesia harus lebih berkualitas. Dengan karakter kebangsaan dan semangat nasionalisme kita tunjukkan bahwa kita patut untuk menjadi pemimpin yang akan datang. Kesimpulan yang dapat saya ambil dalam essay ini adalah bahwa plagiarisme dan korupsi ibarat makanan kita sehari-hari. Bisa dibayangkan apabila dalam sehari jutaan mahasiswa mengkonsumsi makanan tersebut, bukan kemajuan yang didapat justru kemunduran dan menimbulkan rasa ketidakpercayaan diri. Dan saran saya agar semua mahasiswa percaya diri dengan apa yang mereka memiliki. Tidak perlu menjiplak karya orang lain jika kita ingin pintar. Serta lebih melatih soft skill dan 5
hard skll kita agar kta lebih mengetahui seberapa jauh kekurangan kita sehingga kita bisa lebih menonjolkan sisi kelebihan yang kita miliki. Membangun sebuah karakter dan jati diri yang kuat. Membangkitkan rasa nasionalisme yang tinggi, serta menerapkan Pendidikan Pancasila dalam sehari-hari. Maka dengan itu mahasiswa bisa terlepas dari plagiarisme dan korupsi. DAFTAR PUSTAKA Pengalaman empiris selama mengikuti perkuliahan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (Id.wikipedia.org/wiki/Plagiarisme) (Utorodewo, Felicia, dkk. 2007) Excellent With Morallity, MUTIARA JATIDIRI UNIVERSITAS AIRLANGGA DAN IDENTITAS KEBANGSAAN, I Nyoman Naya Sujana, Dkk) http://www.dikti,go,id/archive2007/pencegahan_plagiat.htm 6