PENGEMBANGAN MODEL LAYANAN INFORMASI STUDI LANJUT UNTUK MENINGKATKAN WAWASAN DUNIA PERGURUAN TINGGI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Adapun desain yang dipilih adalah pre-experimental designs (nondesign). Desain

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Pendekatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Paradigma pendidikan mengalami perubahan yang disesuaikan dengan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Pengembangan Multimedia Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dapat dilaksanakan melalui proses belajar mengajar yang

PENGARUH LAYANAN PENEMPATAN DAN PENYALURAN TERHADAP ORIENTASI KARIR PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 GONDANGREJO TAHUN PELAJARAN 2015/2016

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan pendidikan atau pembelajaran merupakan proses pembentukan

METODE PENGEMBANGAN. Metode penelitian yang digunakan yaitu research and development atau

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENGEMBANGAN. Pada penelitian ini, metode yang digunakan adalah research and development

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam peneltian ini digunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan

HARIO WIJAYANTO A

BAB III METODE PENELITIAN. A. Pendekatan, Metode, dan Desain Penelitian. Dalam penelitian ini digunakan pendekatan kuantitatif.

EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE KASUS MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO-VISUAL TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA SMA

PENGARUH LAYANAN INFORMASI KARIR TERHADAP MINAT STUDI LANJUT PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 16 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2015/2016

Pre test-post test Design, dikenal juga dengan eksperimen semu. Menurut

BAB 1 PENDAHULUAN. Kemajuan teknologi dalam bidang informasi dan komputerisasi dewasa ini

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Oleh: Jatmika Alif Nurhidayatullah, Suyitno. Pendidikan Teknik Otomotif FKIP Universitas Muhammadiyah Purworejo

Teguh Pratikno 1, Ewo Termedi 2, Wahid Munawar 3

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini diarahkan sebagai pijakan dalam peningkatan kualitas

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF BERBASIS MACROMEDIA FLASH 8 TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan bagian dari perjalanan seorang manusia.

BAB I PENDAHULUAN. negara yang demokratis serta bertanggung jawab (UU No. 20, 2003, h. 4).

PENGARUH JIGSAW TERHADAP PEMAHAMAN SISWA XI IPA MENGENAI FAKULTAS TEKNIK DI SMA 36 JAKARTA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Deskripsi Lokasi Penelitian dan Subjek Penelitian

Jurnal Bimbingan Konseling

BAB III METODE PENELITIAN

Denny Farisman Subagyo

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan dapat berupa pendidikan formal dan pendidikan non formal.

DAFTAR ISI Esya Anesty Mashudi, 2012

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan research and

BAB III METODE PENELITIAN

DAFTAR ISI... HALAMAN PERSETUJUAN... PERNYATAAN... ABSTRAK... ABSTRACT... KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH...

Perancangan Multimedia Pembelajaran IPA Biologi Materi Sistem Ekskresi untuk Siswa SMP dengan Computer Assisted Instruction (CAI)

Efektifitas Penerapan e- book sebagai Sumber Belajar Mandiri dalam Pembelajaran Biologi

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan Bimbingan dan Konseling OLEH:

PENINGKATAN KREATIFITAS MAHASISWA DALAM MERANCANG MEDIA PEMBELAJARAN MULTIMEDIA IPA BERBASIS ANIMASI MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING

SUYUT ADIN FEBRIANTO NPM

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP PENINGKATAN EFIKASI DIRI SISWA KELAS XI SMA N 1 KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2017/2018

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan

BAB I PENDAHULUAN. mungkin agar proses kegiatan belajar mengajar berlangsung efektif. Seperti

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

PENGARUH TEKNIK JIGSAW TERHADAP PEMAHAMAN SISWA MENGENAI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMILIHAN KELOMPOK IPS DI PERGURUAN TINGGI

PENGARUH PENGGUNAAN MULTIMEDIA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SMK PADA STANDAR KOMPETENSI MERAWAT BATERAI

BAB I PENDAHULUAN. terdapat beberapa permasalahan yang terjadi dalam proses belajar mengajar

JTEP-Jurnal Teknologi Pendidikan dan Pembelajaran, Volume 2, Nomor 1, Maret 2017 ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

62 Purwanti, Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses untuk Meningkatkan Prestasi Belajar JURNAL PENDIDIKAN GEOGRAFI

Peningkatan Kemampuan Mengemukakan Pendapat Melalui Layanan Bimbingan Kelompok

BAB III METODE PENELITIAN

PENGGUNAAN MEDIA ANIMASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA KOMPETENSI DASAR MENGGUNAKAN ALAT UKUR BERSKALA DI SMK

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 tentang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. peralatan praktik, penyempurnaan kurikulum maupun peningkatan. profesionalisme guru yang dilakukan secara nasional.

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan atau Research &

ARTIKEL PENGARUH GAME ASAH OTAK TERHADAP PENINGKATAN KONSENTRASI BELAJAR SISWA KELAS XI TPM SMK NEGERI 1 KEDIRI TAHUN PELAJARAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. untuk memperoleh faktor-faktor dan prinsip-prinsip dengan sabar, hati-hati dan

BAB I PENDAHULUAN. pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar (UU No 20 Tahun

III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan (Research and Development).

Kata Kunci : Layanan Informasi Karir, Pemilihan Karir

BAB I PENDAHULUAN. Pada abad 21 ini perkembangan teknologi informasi sudah. berkembang secara pesat, begitu juga dengan dunia pendidikan

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini yaitu research and development atau penelitian dan

PENGEMBANGAN STRATEGI PEMBELAJARAN INFO SEARCH BERBASIS PMR UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN MATA KULIAH STATISTIKA DASAR 2

III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Paradigma pendidikan mengalami perubahan yang disesuaikan dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dalam mencapi satu tujuan. Penetapan metode yang digunakan merupakan hal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan pokok bagi kehidupan manusia,

BAB III METODE PENELITIAN. berbasis augmented reality untuk menunjang promosi gedung Fakultas

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Dalam beberapa dasawarsa terakhir ini, pesatnya kemajuan teknologi

KEEFEKTIFAN BIMBINGAN KLASIKAL BERBANTUAN MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP PERNIKAHAN USIA DINI. Muhammad Arif Budiman S

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I. PENDAHULUAN. pembelajaran. Teknologi komputer dapat di gunakan sebagi alat untuk

PENGEMBANGAN MEDIA CD INTERAKTIF PEMBELAJARAN OTOMOTIF MATERI SISTEM REM PADA SISWA KELAS XI SMK PLUS NURURROHMAH KUWARASAN TAHUN PELAJARAN 2013/2014

Edu Geography 3 (3) (2015) Edu Geography.

BAB III METODE PENELITIAN. Definisi operasional diperlukan agar tidak terjadi salah pengertian dan

BAB III METODE PENELITIAN. rancangan alur penelitian penyusunan tesis. Adapun

ARTIKEL ILMIAH. Oleh : MAYA SARI LIDYAWATI NPM:

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS MULTIMEDIA INTERAKTIF MATA PELAJARAN KKPI MATERI MENGGUNAKAN PERANGKAT LUNAK PENGOLAH ANGKA KELAS XI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

UPAYA MENINGKATKAN KETRAMPILAN GURU SEKOLAH MENENGAH DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA DALAM PEMBUATAN SUMBER BELAJAR MATEMATIKA BERBASIS WEB

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode adalah cara teratur untuk melaksanakan suatu pekerjaan agar

Surakarta. Keperluan korespondensi, telp: ,

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SDN Gegerkalong KPAD yang tepatnya terletak

PENGARUH PEMBERIAN BIMBINGAN KARIR TERHADAP KEINGINAN SISWA UNTUK STUDI LANJUT SISWA KELAS X TSM SMK KARTANEGARA KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2015/2016

III. METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini metode penelitian yang digunakan yaitu penelitian dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 6 Bandung yang beralamat di Jl. Soekarno-Hatta (Riung Bandung), Jawa Barat.

BAB III METODE PENELITIAN. yang pertama yaitu kelompok eksperimen dan yang kedua yaitu kelompok

PENGARUH PENGGUNAAN MULTIMEDIA ANIMASI PADA PEMBELAJARAN KOMPETENSI DASAR MEMPERBAIKI SISTEM STARTER TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA SMK

Transkripsi:

Jurnal Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling Vol. 2, No. 2, Mei 2016 ISSN 2442-9775 PENGEMBANGAN MODEL LAYANAN INFORMASI STUDI LANJUT UNTUK MENINGKATKAN WAWASAN DUNIA PERGURUAN TINGGI Nararya Rahadyan Budiyono Program Studi Bimbingan dan Konseling, Universitas Teknologi Yogyakarta Abstrak Masalah penelitian ini adalah bagaimana model layanan informasi berbasis multimedia interaktif dapat meningkatkan wawasan dunia perguruan tinggi? Tujuan penelitian ini adalah menghasilkan model layanan informasi studi lanjut berbasis multimedia interaktif untuk meningkatkan wawasan dunia perguruan tinggi. Subjek uji coba sejumlah 20 siswa dipilih secara purposive sampling Penelitian ini menggunakan metode Penelitian dan Pengembangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model layanan informasi studi lanjut berbasis multimedia interaktif efektif meningkatkan wawasan siswa mengenai dunia perguruan tinggi. Terjadi peningkatan sebesar 87,95. Peningkatan tersebut terjadi pada semua indikator pemahaman dunia perguruan tinggi. Hasil uji t menunjukkan nilai t diperoleh angka 47,424 pada peluang kesalahan 0,000 lebih kecil dari pada peluang kesalahan (p) = 0,05 atau dalam bentuk lain 0,000 < 0,05 yang artinya signifikan. 2016 Jurnal Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling Kata Kunci: Layanan Informasi Studi Lanjut; Multimedia Interaktif; Meningkatkan Pemahaman Dunia Perguruan Tinggi; PENDAHULUAN Siswa Sekolah Menengah Atas adalah pihak yang paling memiliki kepentingan dalam memperoleh informasi studi lanjut. Hal tersebut sesuai dengan tugas perkembangan siswa SMA untuk menerima informasi, mengarahkan diri, serta mempersiapkan pada jenjang pendidikan tinggi. Konsep layanan BK dalam kurikulum 2013 tentang peminatan atau lebih tepatnya bantuan terhadap siswa dalam pemahaman mengenai bakat-minat, arah karier, serta pemilihan program studi atau jurusan yang diambil perlu pula didukung oleh kesiapan siswa dalam memahami lingkungan baru pada masa studi lanjutnya. Salah satu upaya mematangkan kesiapan studi lanjut siswa (dalam hal ini siswa SMA yang akan melanjutkan studi ke pendidikan tinggi) adalah dengan menyediakan informasi secara detail dan mendalam tentang wawasan dunia perguruan tinggi. Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 0486/U/1984 tentang Perubahan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No. 0209/U/1984, telah menyempurnakan kurikulum di tingkat Sekolah Menengah Atas. Perubahan tersebut melahirkan tujuan pendidikan di tingkat SMA (Walgito, 2010), yaitu: 1) Mendidik para siswa untuk menjadi manusia pembangun dan sebagai warga negara Indonesia yang berpedoman pada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, 2) Memberi bekal kemampuan yang diperlukan bagi siswa yang akan melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi, terutama di universitas dan institut,

3)Memberi bekal kemampuan yang diperlukan bagi siswa yang akan melanjutkan pendidikan di sekolah tinggi, akademi, politeknik, program diploma, dan atau program lainnya yang setingkat, 4) Memberi bekal kemampuan bagi siswa yang akan terjun ke dunia kerja setelah menyelesaikan pendidikannya. Dua dari empat tujuan pendidikan di SMA merupakan upaya mempersiapkan siswa melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi dari SMA setelah lulus. Maka kajian mengenai perisapan tersebut perlu diuraikan lebih dalam lagi. Kegiatan pra-survey yang peneliti lakukan pada Agustus 2014 di lokasi yang sama (SMA N 11 Yogyakarta) ternyata menunjukkan gambaran kondisi yang tidak berbeda dengan sesi diskusi pada tahun 2011. Kegiatan pra-survey dilakukan dengan 3 metode yakni wawancara, angket (kuesioner), dan pengamatan (observasi).wawancara dengan guru BK mengungkap data mengenai pelaksanaan layanan informasi tentang studi lanjut pada siswa. Hasil wawancara menunjukkan bahwa informasi karier tentang wawasan dan kesiapan studi lanjut telah terprogram dan diperuntukkan bagi kelas XII. Evaluasi guru BK terhadap kualitas wawasan dan kesiapan studi lanjut yang diberikan masih belum optimal, dikarenakan ulasan materi yang tidak mendalam, keterbatasan media baik dalam hal kemasan maupun substansi materi, keterbatasan waktu saat transformasi informasi, serta fokus kelas XII lebih didominasi oleh kesiapan ujian akhir dan Seleksi Masuk Perguruan Tinggi Negeri. Hasil data penelusuran angket yang disurvey dari 100 responden siswa acak di SMA N 11 Yogyakarta pada Agustus 2014 menunjukkan bahwa 88% responden menyatakan belum memahami berbagai peristilahan dan wawasan di dunia perguruan tinggi. Pada item pernyataan selanjutnya 79% responden menyatakan belum pernah mendapat informasi seputar dunia perguruan tinggi di sekolah. Data mengenai kebutuhan pengembangan media informasi terkait dunia perguruan tinggi menunjukkan 90% menyetujui bahwa media informasi terkait perguruan tinggi yang ada selama ini tidak efektif dan membosankan untuk disimak. Item pernyataan selanjutnya menunjukkan 100% responden menyatakan sangat setuju untuk mengembangkan media informasi terkait dunia perguruan tinggi yang berbasis komputer atau multimedia. Menyikapi permasalahan yang telah diuraikan di atas, layanan yang dapat diberikan pada siswa terkait informasi studi lanjut dapat dikemas dalam bentuk media informasi. Kehadiran media informasi yang sesuai dengan segmentasi subyek penelitian saat ini adalah media informasi yang dikemas dalam bentuk komputerisasi sehingga mampu mengimbangi perkembangan jaman, minat, dan kebutuhan siswa usia SMA. Dapat dikatakan tidak ada bidang kehidupan yang tidak tersentuh oleh pengaruh teknologi, maka kehadiran media informasi berbasis komputer adalah solusi yang tepat guna di kehidupan era teknologi ini. Media informasi berbasis komputer identik dengan kombinasi berbagai unsur media yang terlibat di dalamnya. Kecanggihan teknologi dewasa ini telah menghadirkan perpaduan media gambar, suara, animasi, grafis, teks, dan lain sebagainya sebagai satu kemasan yang dapat disajikan secara bersamaan. Perpaduan berbagai unsur media tersebut dinamakan multimedia, dan peneliti merekomendasi multimedia yang bersifat interaktif sebagai solusi atas permasalahan di atas. Berbagai keunggulan multimedia interaktif dapat mengatasi keterbatasan metode serta sarana media informasi yang selama ini diterapkan di lokasi penelitian. Multimedia interaktif dapat mengatasi permasalahan terbatasnya waktu konselor sekolah dalam memberikan layanan informasi pada siswa, karena multimedia interaktif memungkinkan penggunanya untuk dapat mengakses informasi yang disajikan secara mandiri. Kemenarikan tampilan materi yang disajikan menjadi faktor yang penting bagi siswa pada usia remaja, karena tampilan materi yang menarik akan meningkatkan minat siswa dalam menyimak dan menggali informasi. Peneliti mengembangkan multimedia yang merangkum berbagai informasi dasar mengenai dunia perguruan tinggi dari berbagai sumber dan literatur. Meteri bimbingan karier yang selama ini diterapkan, khususnya mengenai studi lanjut ke perguruan tinggi lebih menekankan pada informasi 2

direktori seperti pilihan program studi, biaya pendidikan, sistematika pendaftaran, dan informasi lain yang secara spesifik menjelaskan product knowledge sebuah perguruan tinggi. Informasi yang penting peserta didik pahami dalam mempersiapkan studi lanjut adalah wawasan mengenai dunia perguruan tinggi. Informasi mengenai wawasan dunia perguruan tinggi selama ini tersedia secara parsial dari berbagai sumber dan literatur. Multimedia yang peneliti kembangkan memungkinkan penggunanya mengakses informasi dunia perguruan tinggi dengan praktis dan efisien. Penelitian ini bertujuan untuk: 1) Mendeskripsikan pelaksanaan layanan informasi dan kondisi wawasan siswa tentang studi lanjut pada siswa kelas XI SMA N 11 Yogyakarta, 2) Menghasilkan model layanan informasi karier tentang studi lanjut, yaitu informasi wawasan dunia perguruan tinggi, 3) Mengetahui efektivitas model dalam meningkatkan wawasan siswa kelas XI SMAN 11 Yogyakarta mengenai dunia perguruan tinggi. Prayitno (2012) mengemukakan bahwa layanan informasi merupakan layanan yang diselenggarakan oleh konselor yang diikuti oleh seseorang atau lebih peserta dengan disampaikannya berbagai informasi yang kemudian diolah dan digunakan oleh individu untuk kepentingan hidup dan perkembangannya. Sejalan dengan hal tersebut, Noris, Hatch, Engkels & Winborn dalam Prayitno (2012) menekankan bahwa informasi pendidikan meliputi data dan keterangan yang sahih dan berguna tentang kesempatan dan syarat-syarat berkenaan dengan berbagai jenis pendidikan yang ada sekarang dan yang akan datang. Layanan informasi tidak hanya diperlukan dalam ruang lingkup pendidikan saja. Selanjutnya Prayitno mendefinisikan layanan informasi di luar sekolah adalah informasi yang berkenaan dengan penghidupan yang lebih luas, yaitu peri kehidupan beragama, berkeluarga, bekerja, bermasyarakat, dan bernegara.. Kegiatan pemberian layanan informasi merupakan upaya yang mendukung terlaksananya layanan BK yang memiliki tujuan umum mengarahkan peserta didik selaku sasaran layanan BK (klien/konseli) untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara (ABKIN, 2013). Menurut Hofsteter (Arsyad, 2011) multimedia adalah pemanfaatan komputer untuk membuat dan menggabungkan teks dan grafis, audio, gambar bergerak (video dan animasi) dengan menggabungkan link dan tool yang memungkinkan pemakai untuk melakukan navigasi, berinteraksi dan berkomunikasi. Multimedia sebagai media presentasi dengan menggunakan teks, audio dan visual sekaligus. Program dan perangkat multimedia digunakan untuk menjelaskan materi-materi yang sifatnya teoretis, digunakan dalam pembelajaran klasikal dengan group atau kelompok mencapai 50 orang. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian dan pengembangan (research and development).metode penelitian dan pengembangan merupakan metode yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut (Sugiyono, 2010). Produk yang diuji dalam penelitian pengembangan ini adalah multimedia interaktif bimbingan karier untuk meningkatkan keterampilan membuat keputusan karier siswa. Produk multimedia interaktif bimbingan karier untuk meningkatkan keterampilan membuat keputusan karier siswa. Uji coba dilakukan sebanyak 5 kali. Pelaksanaan layanan informasi dilakukan sendiri oleh peneliti dengan memanfaatkan laboratorium komputer agar seluruh responden dapat mengakses program multimedia interaktif yang peneliti kembangkan. Subyek dari penelitian ini adalah siswa SMA N 11 Yogyakarta kelas XI yang memiliki wawasan dunia perguruan tinggi pada kategori kurang paham. Berdasarkan seleksi subjek dengan 3

metode purposive sampling diperoleh 20 siswa yang memiliki kategori pemahaman dunia perguruan tinggi kurang paham. Ada dua jenis data yang diperoleh dalam penelitian ini, yaitu data primer dan data sekunder. Data primer dalam penelitian ini diperoleh melalui skala wawasan dunia perguruan tinggi sebagai instrument utama untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa mengenai dunia perguruan tinggi, serta wawancara dan observasi untuk mengetahui kondisi objektif di sekolah tentang pelaksanaan layanan informasi studi lanjut. Sedangkan data sekunder digali melalui kajian teoretis dan pustaka seperti buku, jurnal, dan publikasi dari berbagai media guna menganalisis layanan informasi studi lanjut berbasis multimedia interaktif untuk meningkatkan wawasan dunia perguruan tinggi siswa. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilaksanakan pada konselor sekolah SMA N 11 Yogyakarta diketahui bahwa pelaksanaan layanan informasi studi lanjut telah terencana dalam program bimbingan konseling, namun dalam pelaksanaannya hanya berfokus pada informasi company profile suatu perguruan tinggi. Media dan metode informasi yang digunakan juga masih berbentuk konvensional. Hasil observasi yang peneliti lakukan menunjukkan bahwa siswa belum memahami wawasan dasar dan berbagai peristilahan mengenai dunia perguruan tinggi. Peneliti melakukan survey awal untuk mengetahui tingkat wawasan dunia perguruan tinggi pada siswa kelas XI SMA N 11 Yogyakarta. Berdasarkan analisis skala wawasan dunia perguruan tinggi diketahui bahwa dari 48 siswa, 41,67% berada pada kategori kurang paham tentang dunia perguruan tinggi. Dari hasil studi pendahuluan di atas, peneliti memandang perlu mengembangkan produk multimedia interaktif tentang dunia perguruan tinggi yang diharapkan dapat membantu para guru bimbingan dan konseling untuk meningkatkan wawasan dunia perguruan tinggi siswa. Produk Model Layanan Informasi Studi Lanjut untuk Meningkatkan Wawasan Dunia Perguruan Tinggi. Desain hipotetik meliputi: (1) Rasional, (2) Pengertian, (3) Tujuan, (4) Asumsi dasar, (5) Target intervensi,(6) Komponen model, (7) Tahap-tahap pelaksanaan bimbingan kelompok, (8) Evaluasi dan indikator keberhasilan. Uji Kelayakan Produk Model Layanan Informasi Studi Lanjut untuk Meningkatkan Wawasan Dunia Perguruan Tinggi. Dilakukan melalui penilaian pakar di bidang bimbingan konseling dan pakar media, serta kelayakan dari praktisi. Pakar yang dipilih dalam uji kelayakan ini adalah pakar yang berkompeten dalam bidang bimbingan dan konseling dan juga kompeten dalam bidang media pembelajaran. Para pakar berlatar belakang doktor/s3 serta dua guru bimbingan konseling sebagai praktisi dalam bimbingan dan konseling. Hasil Uji Kelayakan oleh Pakar terhadap Model Layanan Informasi Berbasis Multimedia Interaktif Untuk Meningkatkan Wawasan Dunia Perguruan Tinggi. Berdasarkan perhitungan hasil penilaian pakar media, diperoleh hasil skor kelayakan sebesar 93,52% dan termasuk pada kategori Sangat Baik. Sedangkan berdasarkan perhitungan hasil penilaian pakar materi, diperoleh hasil skor kelayakan sebesar 86,1% dan termasuk pada kategori Sangat Baik. Hasil penilaian praktisi terhadap model layanan informasi studi lanjut yang peneliti kembangkan untuk meningkatkan wawasan dunia perguruan tinggi memperoleh skor kelayakan sebesar 80,17% dan termasuk pada kategori Sangat Baik. Para pakar dan praktisi memberikan masukan terhadap model layanan informasi berbasis multimedia interaktif untuk meningkatkan wawasan dunia perguruan tinggi siswa yang peneliti kembangkan. Berdasarkan hasil analisis data dengan uji t menunjukkan bahwa tujuan dari pengembangan model layanan informasi berbasis multimedia interaktif untuk meningkatkan wawasan tentang dunia 4

perguruan tinggi pada siswa kelas XI SMA N 11 Yogyakarta telah tercapai, yakni dengan adanya peningkatan dari hasil pretest dan hasil posttest. Diketahui bahwa rerata (mean) antar kelompok eksperimen dan kontrol yaitu 87,95, standar deviasi = 8,294, rerata standar kesalahan = 1,855, angka t hitung = 47,424 dengan derajat kebebasan 19 pada peluang kesalahan 0,000 (signifikan). Kaidah yang digunakan adalah menguji hipotesis alternatif (Ha) yang berbunyi Model layanan informasi berbasis multimedia interaktif dapat meningkatkan wawasan dunia perguruan tinggi siswa, didukung jika peluang kesalahan (p) 0,05 atau hipotesis nihil (Ho) Model layanan informasi berbasis multimedia interaktif dapat meningkatkan wawasan dunia perguruan tinggi siswa, didukung jika peluang kesalahan (p) > 0,05 atau pada taraf signifikan dibawah 95%. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa nilai t diperoleh angka 47,424 pada peluang kesalahan 0,000 lebih kecil dari pada peluang kesalahan (p) = 0,05 atau dalam bentuk lain 0,000 < 0,05 yang artinya signifikan. Selanjutnya uji beda menunjukkan bahwa rerata post test lebih besar dengan nilai 160,10dibanding dengan nilai hasil pre test sebesar 72,15. Dengan demikian, hipotesis alternatif yang berbunyi model layanan informasi berbasis multimedia interaktif dapat meningkatkan wawasan dunia perguruan tinggi siswa didukung atau diterima. Selanjutnya peneliti membuktikan bahwa peningkatan pemahaman dunia perguruan tinggi antara kelas kontrol dan kelas eksperimen berbeda signifikan. Responden pada kelas kontrol juga mengalami peningkatan, karena diindikasikan secara alamiah responden kelas kontrol mencari informasi mengenai dunia perguruan tinggi dari sumber lain setelah dilakukan pretest terhadap kelas kontrol. Namun peningkatan pemahaman dunia perguruan tinggi pada kelas eksperimen jauh lebih tinggi atau beda signifikan dibanding kelas kontrol yang diberikan perlakuan untuk meningkatkan wawasan dunia perguruan tinggi. Hal tersebut dibuktikan dengan tabel sebagai berikut: Tabel 1. Perbandingan Progress Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol Pre test Pemahaman Dunia Perguruan Tinggi Post test Pemahaman Dunia Perguruan Tinggi Peningkatan Pemahaman Dunia Perguruan Tinggi Kelompok N Mean Std. Deviation Std. Error Mean Eksperimen 20 72,15 6,192 1,385 Kontrol 30 98,17 7,562 1,381 Eksperimen 20 160,10 6,052 1,353 Kontrol 30 103.57 7,403 1,352 Eksperimen 20 87,95 8,294 1,855 Kontrol 30 5,40 4,328,790 Berdasarkan tabel1 dapat diketahui bahwa peningkatan pemahaman dunia perguruan tinggi untuk kelas eksperimen yang diberikan perlakuan jauh lebih tinggi yakni rata-rata 87,95 dibandingkan kelas kontrol yang hanya meningkat sebesar 5,40. Peneliti tegaskan kembali bahwa hasil perhitungan menunjukkan bahwa nilai t diperoleh angka 47,424 pada peluang kesalahan 0,000 lebih kecil dari pada peluang kesalahan (p) = 0,05 atau dalam bentuk lain 0,000 < 0,05 yang artinya signifikan dan Ho diterima. Model layanan informasi yang dikembangkan adalah wawasan mengenai dunia perguruan tinggi berbasis multimedia interaktif. Asumsi awal penelitian adalah pemahaman dan wawasan dasar mengenai hal-ikhwal dunia perguruan tinggi adalah langkah awal kesiapan siswa dalam studi lanjut. Dengan memahami lebih awal wawasan mengenai dunia perguruan tinggi, siswa akan mengalami proses orientasi atau penyesuaian diri yang baik di lingkungannya yang baru yakni perguruan tinggi. Aktivitas yang sering kali dilakukan dalam rangka mempersiapkan studi lanjut umumnya hanya berupa eksplorasi informasi seputar direktori atau company profile dari sebuah institusi studi lanjut. Wawasan mengenai dunia perguruan tinggi adalah upaya menyempurnakan persiapan studi 5

siswa. Sehingga siswa memiliki kesiapan yang matang baik dari aspek moril, knowledge, maupun materiil. Peneliti tidak menemukan media dan kegiatan layanan yang mengarahkan siswa untuk memahami wawasan dunia perguruan tinggi. Atas dasar temuan tersebut peneliti mengembangkan model layanan informasi berbasis multimedia interaktif yang memuat informasi mengenai wawasan dunia perguruan tinggi. Wawasan dasar mengenai dunia perguruan tinggi selama ini hanya dapat diakses melalui internet dengan konten setiap materi terpisah-pisah. Contohnya informasi mengenai bentuk-bentuk perguruan tinggi yang ada di Indonesia memiliki halaman situs yang berbeda dengan informasi mengenai deskripsi status perguruan tinggi yang berlaku menurut regulasi pendidikan tinggi Indonesia. Informasi yang terpisah-pisah tersebut juga umumnya harus diakses dengan internet yang memerlukan koneksi on-line. Kondisi ini menjadikan kelemahan tersendiri dalam proses pencarian informasi, mengingat koneksi internet tidak selalu dapat diandalkan dari sisi lokasi dan alat yang dapat mengaksesnya. Peneliti merangkum informasi tersebut dalam sebuah media berbentuk aplikasi flash secara off-line. Hal tersebut memberikan kemudahan bagi penggunanya. Wawasan dunia perguruan tinggi yang dikemas dalam bentuk aplikasi flash ini mengutamakan kaidah efektivitas dan efisiensi penggunaan bagi berbagai pihak, diantaranya siswa atau calon mahasiswa, orang tua, dan guru bimbingan dan konseling. Wawasan mengenai dunia perguruan tinggi merangkum informasi-informasi sebagai berikut; (1) bentuk-bentuk perguruan tinggi di Indonesia, (2) status perguruan tinggi di Indonesia, (3) berbagai istilah yang sering dijumpai di dunia perguruan tinggi, (4) berbagai jenjang yang ada di tingkat pendidikan tinggi, dan (5) strategi menjadi mahasiswa berprestasi di bidang akademik dan non akademik. Materi materi tersebut merupakan wawasan dasar yang perlu dipahami oleh calon mahasiswa agar memiliki kesiapan yang matang saat menjalani studi di perguruan tinggi. Model layanan informasi berbasis multimedia interaktif mengenai wawasan dunia perguruan tinggi dilengkapi kuis di dalam aplikasinya untuk mengukur peningkatan wawasan siswa setiap kali program dioperasikan. Program multimedia interaktif berbentuk flash dipilih sebagai media yang merangkum materi wawasan dunia perguruan tinggi karena aplikasi tersebut dapat menyajikan informasi dengan tampilan yang menarik, melibatkan berbagai media (multimedia) seperti animasi, suara, grafik, dan lain-lain. Aplikasi flash dirancang agar penggunanya dapat mengakses informasi yang ada di dalamnya secara mandiri. Dengan prinsip interaktifnya pengguna aplikasi ini dapat bebas menentukan secara leluasa materi mana yang hendak diakses. Penggunaan multimedia interaktif sebagai alat bantu dalam pelaksanaan layanan informasi bertujuan untuk meningkatkan kapasitas memorial individu dalam mengolah berbagai informasi. Doolittle, Terry dan Mariano (Zheng, 2009) menjelaskan bahwa multimedia dapat meningkatkan kapasitas memorial individu yang berupa mengendalikan perhatian dan untuk dapat tetap fokus pada tugas sambil mengambil informasi yang relevan dari memori jangka panjang dengan meminimalisir gangguan. Dikarenakan sebagai sebuah proses kognitif, peningkatan kapasitas memorial didahului oleh pengumpulan data dan informasi yang relevan kemudian, menganalisis dan mensintesis hingga mampu untuk mengambil keputusan. Model layanan informasi studi lanjut berbasis multimedia interaktif ini menjadi solusi atas temuan awal mengenai rendahnya wawasan siswa tentang dunia perguruan tinggi. Dibuktikan dengan meningkatnya wawasan siswa setelah menggunakan media yang dikembangkan. Hal ini membuktikan bahwa hipotesis peneliti yang berbunyi model layanan informasi studi lanjut berbasis multimedia interaktif efektif untuk meningkatkan wawasan dunia perguruan tinggi dapat diterima. 6

SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasannya yang dikemukakan pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan penelitian yaitu: masih terdapat kelemahan dalam pelaksanaan layanan informasi mengenai studi lanjut yang selama ini dilakukan di SMA di wilayah Yogyakarta, yakni: (1) layanan informasi hanya difokuskan pada direktori perguruan tinggi dan bukan pada materi mengenai wawasan dasar mengenai dunia perguruan tinggi, (2) media mengenai kesiapan studi lanjut yang tersedia masih terbatas pada media yang berbentuk cetak, yakni brosur, pamflet, poster. Hal tersebut menyebabkan wawasan siswa mengenai dunia perguruan tinggi, khususnya di SMA N 11 Yogyakarta berada pada kategori rendah, telah tersusunnya rumusan materi mengenai wawasan dunia perguruan tinggi berbentuk aplikasi flash. Adapun konten materi yang disajikan dalam media tersebut adalah; (1) Bentuk-bentuk perguruan tinggi di Indonesia, (2) status perguruan tinggi yang berlaku sesuai dengan regulasi di Indonesia, (3) berbagai istilah yang sering dijumpai di lingkungan perguruan tinggi, (4) berbagai jenjang yang tersedia di lingkungan pendidikan tinggi, (5) strategi menjadi mahasiswa berprestasi di bidang akademik dan non akademik, model layanan informasi berbasis multimedia interaktif efektif untuk meningkatkan pemahaman mengenai dunia perguruan tinggi pada siswa kelas XI SMA N 11 Yogyakarta. Hasil penelitian menunjukkan nilai t memperoleh angka 47,424 pada peluang kesalahan 0,000 lebih kecil dari pada peluang kesalahan (p) = 0,05 atau dalam bentuk lain 0,000 < 0,05 yang artinya signifikan. Selanjutnya uji beda menunjukkan bahwa rerata post test lebih besar dengan nilai 160,10 dibanding dengan nilai hasil pre test sebesar 72,15. Dengan demikian, hipotesis alternatif yang berbunyi model layanan informasi berbasis multimedia interaktif efektif meningkatkan wawasan dunia perguruan tinggi siswa didukung atau diterima. DAFTAR PUSTAKA ABKIN. 2013. Panduan Khusus Bimbingan dan Konseling Pelayanan Arah Peminatan Peserta Didik. Semarang: Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia Arsyad, A. 2011.Media Pembelajaran.Jakarta: PT. Raja Grafindo Perkasa. Prayitno. 2012. Jenis Layanan dan Kegiatan Pendukung Konseling. Padang: Universitas Negeri Padang. Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D). Bandung: Alfabeta. Undang-undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Walgito, Bimo. 2010. Bimbingan Konseling Studi dan Karier. Yogyakarta: Andi Offset. Zheng, R. Z. 2009. Cognitive Effects of Multimedia Learning. New York: Information Science Reference IGI Global. 7