HUBUNGAN ANTARA UMUR, MASA KERJA DAN LAMA KERJA TERHADAP KELUHAN NYERI PUNGGUNG BAWAH PADA TENAGA KERJA BONGKAR MUAT DI PELABUHAN MANADO Arham Azis Saputra*, Grace D. Kandou*, Paul A.T. Kawatu* *Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi ABSTRAK Buruh angkut merupakan salah satu masyarakat pekerja yang perlu mendapatkan perhatian khusus lembaga kesehatan, karena proses kerja yang di lakukan memiliki banyak resiko yang membahayakan kesehatan buruh, seperti yang kita ketahui bahwa pekerjaan angkat angkut adalah jenis aktivitas tertua dari kegiatan kehidupan sehari-hari. Berdasarkan hasil observasi yang di lakukan di Pelabuhan Laut Manado, rata-rata pekerja telah bekerja sudah 5 tahun dan bahkan ada yang sudah lebih dari 5 tahun, sehingga hal tersebut sangat beresiko untuk terjadinya gangguan nyeri punggung pada pekerja. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui adanya hubungan antara umur, masa kerja dan lama kerja terhadap keluhan nyeri punggung bawah pada tenaga kerja bongkar muat di pelabuhan Manado. Penelitian ini merupakan jenis penelitian observasional analitik dengan desain cross sectional study (studi potong lintang), pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling dengan jumlah 60 responden. Analisis data dilakukan dengan menggunaka Spearman Rank pada CI 95% dan α=0,05. Hasil analisis setiap variabel bebas dengan keluhan nyeri punggung bawah yaitu umur didapatkan P-value 0,015 dan r = 0,312, masa kerja P-value 0,000 dan r = 0,441, dan lama kerja P-value 0,580 dan r = 0.073. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan kesimpulan yaitu Terdapat hubungan antara umur dan masa kerja dengan keluhan nyeri punggung bawah pada tenaga kerja bongkar muat di pelabuhan Manado, dan tidak terdapat antara lama kerja dengan keluhan nyeri punggung bawah pada tenaga kerja bongkar muat di pelabuhan Manado. Kata Kunci : Nyeri Punggung Bawah, Umur, Masa Kerja, Lama Kerja, Pelabuhan ABSTRACT Transport workers is one of the community workers who need special attention, because the process of health agencies work in do have many risks endangering the workers ' health, as we know that the transport lifting is the oldest type of activity from the activities of everyday life. Based on the observation that in doing in the sea port of Manado, the average worker has been working already 5 years and in fact there are already more than 5 years, so it is very risky for the occurrence of back pain disorders in workers. This research was conducted to find out the existence of a relationship between age, working period and working against the old complaint of lower back pain in labor loading and unloading at the port of Manado. This research is a type of observational analytic study design with cross sectional study (study pieces of latitude), using the technique of sampling purposive sampling with the amount of 60 respondents. Data analysis was performed with Spearman Rank used in CI 95% and α = 0.05. The results of the analysis of each free variable with lower back pain complaints i.e. age obtained P-value and r = 0.015 0.312 working period, P-value = 0.000 and r 0.441, and a long work of P-value 0.580 and r = 0073. Based on the research results obtained conclusions i.e. There is a relationship between age and the period of employment with complaints of lower back pain in labor loading and unloading at the port of Manado, and there are no long work with complaints between the lower back pain in labor loading and unloading at the port of Manado. Keywords: Low Back Pain, Age, Period Of Employment, Work Old, Port. 1
PENDAHULUAN Buruh angkut merupakan salah satu masyarakat pekerja yang perlu mendapatkan perhatian khusus lembaga kesehatan, karena proses kerja yang di lakukan memiliki banyak resiko yang membahayakan kesehatan buruh, seperti yang kita ketahui bahwa pekerjaan angkat angkut adalah jenis aktivitas tertua dari kegiatan kehidupan seharihari. Pekerja angkat angkut di kenal dengan nama kuli angkut, kuli angkut bekerja dengan menjual jasa dengan mengangkat dan mengangkut barangbarang dari suatu tempat ke tempat yang lain dgn jarak yang berbeda-beda. Pekerjaan yang di lakukan pada umumnya hanya menggunakan tubuh sebagai alat utama seperti memikul, menjinjing dan memanggul. Pekerjaan bongkar muat adalah pekerjaan fisik yang berat, faktor-faktor lain yang menjadi beban tambahan kepada pekerja buruh angkut, adalah kondisi kerja dan lingkungan kerja yang tidak ergonomis. (Tarwaka dkk, 2014). Kegiatan mengangkat dan mengangkut sudah menjadi kegiatan yang tidak terpisahkan dalam kehidupan sehari-hari pada diri manusia, dalam dunia kerja, kegiatan angkat dan angkut merupakan sudah menjadi kebiasaan pokok, karena hampir setiap pekerjaan di temui kegiatan angkat angkut. Kegiatan angkat angkut banyak di jumpai di perkebunan, pertambangan, pelabuhan, di pasar, bahkan di kantor pemerintahan ataupun swasta. Setiap Proses pekerjaan yang di lakukan di tempat kerja memiliki potensi kecelakaan kerja ataupun penyakit akibat kerja. Penyakit akibat kerja adalah penyakit yang di sebabkan oleh pekerjaan, sikap kerja, atau lingkungan tempat bekerja. Penyakit ketegangan pada otot dan ligamen (sindroma muskuloligamentosa) merupakan gejala penyakit nyeri punggung. Postur tubuh yang tidk bagus, merupakan penyebab terjadinya nyeri punggung, postur tubuh buruk yang berlangsung selama bertahun-tahun dapat menyebabkan otot ligamen punggung regang atau robek. Kebanyakn nyeri punggung tidak menyebabkan kecacatan pada penderita. Lebih dari 50% penderita nyeri punggung membaik dalam 1 minggu. Sementara lebih dari 90% penderita nyeri punggung membaik dalam waktu 8 minggu. Sisanya sekitar 7-10% mengalami keluhan yang berlanjut sampai lebih dari 6 bulan. Faktor resiko yang terdapat dalam nyeri punggung termasuk di antaranya pekerjaan dan kejiwaan, misalnya pekerjaan mengangkat barang di luar kesangupan pekerja. (kalbefarma. 2007). Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa kekuatan otot maksimal akan terjadi pada umur antara 2
20-29 tahun, selanjutnya akan terus terjadi penurunan sejalan dengan bertambahnya umur (Tarwaka, 2010). Sekitar 80% orang yang memiliki usia 18-55 tahun di amerika serikat, mengamalami keluhan pada nyeri punggung. Di Indonesia, penelitian yang di lakukan oleh Persatuan Dokter Saraf Seluruh Indonesia (PERDOSSI) yang di lakukan pada 14 kota di indonesia pada tahun 2002, menemukan adanya 18,1 % pengidap nyeri punggung bawah (Alodokter, 2015). Pada studi kolaborasi yang di lakukan tentang nyeri oleh World Health Organization (WHO, 2013) di dapatkan hasil bahwa 33% penduduk di negara berkembang mengalami nyeri presisten. Nyeri ini pada akhirnya akan berkaitan dengan kondisi depresi, sehingga menggangu kualitas hidup dan menurunkan level aktivitas pekerja (Kusuma, 2014) Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Nelwan (2014) mengenai hubungan antara umur dan posisi duduk dengan keluhan nyeri punggung pada pengemudi angkutan kota di kota bitung, di dapatkan hasil bahwa ada hubungan antara umur dengan keluhan nyeri punggung bawah pada pengemudi angkutan kota di kota Bitung. Sedangkan hasil penelitian yang di lakukan oleh Ginamawati (2014) menunjukan bahwa terdapat hubungan antara masa kerja dengan keluhan nyeri punggung bawah pada supir angkutan kota Manado-Kotamobagu di CV Kota Jaya Manado. Pekerjaan bongkar muat di pelabuhan manado hanya dapat di lakukan oleh pekerja yang di kenal dengan nama Tenaga Kerja Bongkar Muat (TKBM) yang sudah terdaftar di kantor pelabuhan. persyaratan dalam operasional pelabuhan 24 jam memiliki persyaratan yaitu kesiapan sumber daya manusia operasional dan tenaga kerja bongkar muat. tenaga manusia adalah tenaga utama yang sering di gunakan dalam melakukan pekerjaan bongkar muat yaitu dengan memindahkan barang-barang dari gudang penyimpanan ke kendaraan yang akan mengangkut barang-barang sampai ke dermaga pelabuhan manado. setelah barang sampai di dermaga maka di lanjutkan dengan mengangkat kembali barang dari dalam kendaraan ke dalam kapal yang di lakukan manual oleh tenaga kerja bongkar muat. Berdasarkan hasil observasi yang di lakukan di Pelabuhan Laut Manado, rata-rata pekerja telah bekerja sudah 5 tahun dan bahkan ada yang sudah lebih dari 5 tahun, sehingga hal tersebut sangat beresiko untuk terjadinya gangguan nyeri punggung pada pekerja. Dan dari hasil wawancara denga pekerja Tenaga Kerja Bongkar Muat di temukan adanya keluhan nyeri punggung bawah, tetapi pada umumnya 3
keluhan itu di abaikan dan hanya di obati dengan minum jamu atau mengurut daerah yang terasa sakit. Berdasarkan latar belakang tersebut maka peneliti mengambil judul Hubungan antara Umur, Masa Kerja dan lama kerja Terhadap Keluhan Nyeri Punggung Bawah pada Tenaga Kerja Bongkar Muat di Pelabuhan Laut Manado METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan jenis penelitian observasional analitik dengan desain cross sectional study (studi potong lintang), yaitu peneliti hanya melakukan observasi dan pengukuran variabel yaitu, umur, masa kerja dan nyeri punggung bawah. Penelitian ini dilaksanakan pada seluruh tenaga bongkar buat di pelabuhan Manado pada bulan Mei-Juni 2017. Populasi dalam penlitian ini adalah seluruh Tenaga Kerja Bongkar Muat yang bekerja di pelabuhan laut manado yaitu 151 orang. Besar sampel yang di ambil dalam penelitian ini adalah sebanyak 60 responden yang di peroleh dari perhitungan sampel dengan menggunakan rumus taro yamane/slovin (Siswanto dkk, 2013). Instrumen yang di gunakan dalam melakukan penelitian ini adalah Kuesioner yang berisi tentang identitas umum responden dan pertanyaan mengenai nyeri punggung bawah. Kuesioner yang di gunakan di ambil dari penelitian sebelumnya oleh Watunwotuk (2015) dalam mengukur gejala LBP, dan dokumentasi. Analisis bivariat dilakukan untuk menganalisis hubungan antara umur dan masa kerja terhadap keluhan nyeri punggung bawah pada Tenaga Kerja Bongkar Muat di Pelabuhan Laut Manado, dengan menggunaka Spearman Rank pada CI 95% dan α=0,05 dengan bantuan program Statistical Program For Social Science (SPSS) versi 21. HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Responden Pekerja buruh yang terdaftar dalam koperasi Tenaga Kerja Bongkar Muat di pelabuhan manado menjadi responden dalam penelitian ini, jumlah responden yang di ambil sebanyak 60 responden dari total populasi yaitu berjumlah 151 orang, di ambil menggunakan rumus slovin. Responden yang menjadi subjek penelitian ini berjenis kelamin laki-laki. Umur Tabel 2. Distribusi Responden Berdasarkan Umur Kelompok Umur n % < 25 tahun 1 1,7 25 35 tahun 20 33,3 > 35 tahun 39 65,0 Total 60 100 4
Berdasarkan tabel 2, dapat dilihat bahwa kelompok umur tertinggi berada pada kelompok umur >35 tahun yang berjumlah 39 responden (65.0 %), dan kelompok umur terendah berada pada kelompok umur < 25 tahun yang berjumlah 1 responden ( 1.7 %). Berdasarkan penelitian yang di lakukan Betti e dalam Tarwaka (2010) menunjukan bahwa kekuatan otot maksimal terjadi pada umur 20-29 tahun, seiring bertambahnya umur, kekuatan otot akan mengalami penurunan pada usia 60. Masa Kerja Tabel 3. Distribusi Responden Berdasarkan Masa Kerja Masa Kerja (Tahun) n % < 6 tahun 30 50,0 6-10 tahun 25 41,7 > 10 tahun 5 8,3 Total 60 100 Berdasarkan tabel 3, dapat dilihat masa kerja responden yang tertinggi adalah < 6 tahun sebanyak 30 responden atau sebesar (50.0 %), sedangkan terendah adalah > 10 tahun masa kerja sebanyak 5 responden (8,3 %). Rata rata masa kerja responden adalah 4 tahun, untuk minimum masa kerja adalah 1 tahun dan maksimum masa kerja responden adalah 17 tahun. Penyebab terjadinya keluhan nyeri punggung bawah juga di pengaruhi oleh masa kerja seorang pekerja. Masa kerja merupakan lama seseorang mulai bekerja hingga penelitian berlangsung, sesuai dengan penelitian yang di lakukan oleh Sakinah, dkk (2012), keluhan nyeri punggung bawah pada masa kerja > 5 tahun, lebih beresiko dibandingkan pada masa kerja 5 tahun. Lama Kerja Tabel 4. Distribusi Responden Berdasarkan Lama Kerja Lama Kerja n % ( Jam ) <8 Jam 2 3,3 8 Jam 47 81,7 >8 Jam 11 18,3 Total 60 100 Berdasarkan tabel 4, dapat dilihat lama kerja responden paling tinggi adalah 8 jam yaitu sebanyak 47 responden (81.7 %), sedangkan paling rendah adalah reponden yang bekerja < 8 jam yaitu 2 responden (3.3 %). Rata rata lama kerja responden adalah 8 jam. Dalam satu minggu kerja, biasanya seseorang dapat bekerja dengan baik selama 40-50 jam, apabila melebihi waktu tersebut kemungkinan untuk terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan bagi tenaga kerja itu sendiri dan pekerjaan yang di lakukan. Makin panjang waktu kerja dalam satu minggu kerja, akan membuat hal-hal negatif yang akan terjadi semakin besar. Untuk jumlah 40 jam dalam seminggu dapat 5
Umur dibuat 5 atau 6 hari kerja tergantung dari berbagai faktor, namun fakta menunjukan bekerja 5 hari dari 40 jam kerja dalam seminggu adalah fenomena yang berlaku dan semakin di terapkan di manapun (Suma mur, 2009). Keluhan Nyeri Punggung Bawah Tabel 5. Distribusi Responden Berdasarkan Keluhan Nyeri Punggung Bawah Berdasarkan tabel 5, dapat dilihat, responden yang tidak pernah memiliki keluhan nyeri punggung bawah sebanyak 1 responden (1.7 4%), untuk keluhan nyeri punggung bawah jarang sebanyak 10 responden (16.7 %), responden yang kadang kadang mengalami keluhan nyeri punggung bawah sebanyak 35 responden (58.3 %), dan responden yang sering mengalami keluhan nyeri punggung bawah sebanyak 9 responden (15.0 %), sedangkan responden yang selalu mengalami keluhan nyeri punggung bawah sebanyak 5 responden (8.3 %). Dilihat dari distribusi responden berdasarkan keluhan nyeri punggung bawah, sebagian besar responden kadang - kadang mengalami keluhan nyeri punggung bawah. Hubungan antara Umur dengan Keluhan Nyeri Punggung Keluhan Nyeri Punggung Bawah n % Bawah pada Tenaga Kerja Bongkar Muat di Tidak Pernah 1 1,7 Jarang 10 16,7 Pelabuhan Manado Kadang-kadang 35 58,3 Tabel 6. Hubungan Antara Umur Sering 9 15,0 Dengan Keluhan Nyeri Punggung Selalu 5 8,3 Total 60 100 Bawah Keluhan Nyeri Punggung Bawah p value Tidak pernah Jarang Kadangkadang Sering Selalu n % n % n % n % n % < 25 tahun 1 1,7 0 0 0 0 0 0 0 0 25 35 tahun 0 0 8 13,3 8 13,3 2 3,3 2 3,3 0,312 0,015 > 35 Tahun 0 0 2 3,3 27 45,0 7 11,7 3 5,0 *Uji Spearman Rank Berdasarkan data yang di dapatkan pada penelitian di pelabuhan manado menunjukan bahwa umur terbanyak adalah pada kelompok umur >35 tahun yang berjumlah 39 responden (65.0 %), dan kelompok umur terendah berada pada kelompok umur < 25 tahun yang berjumlah 1 responden ( 1.7 %). Hasil analisis data menggunakan Spearman Rank didapatkan p value=0,015. Hal ini menunjukkan r 6
bahwa korelasi antara umur dengan keluhan nyeri punggung bawah pada tenaga kerja bongkar muat di pelabuhan Manado terdapat hubungan, yang berarti H 1 diterima dan H 0 ditolak dengan nilai p <0,05. Nilai korelasi sebesar 0,312 yang menunjukkan bahwa arah korelasi adalah positif dengan kekuatan korelasi yang rendah. Positif artinya terdapat hubungan yang berbanding lurus/searah antara masa kerja dengan keluhan nyeri punggung bawah. Semakin umur responden bertambah maka keluhan nyeri punggung bawah akan semakin dirasakan. Hal ini sesuai dengan keadaan Tenaga Kerja Bongkar Muat di pelabuhan manado, di mana sebagian besar pekerja yang melakukan aktivitas bongkar muat memiliki umur yang sudah tua dan memaksakan diri untuk bekerja, hal inilah yang menjadi faktor terjadinya keluhan nyeri punggung bawah pada Tenaga Kerja Bongkar Muat. Pada penelitian yang di lakukan oleh Nahar, dkk (2012) mengenai Prevalensi nyeri punggung bawah dan faktor risiko terkait pada pengemudi mobil profesional di kota Dhaka, Bangladesh, dari hasil uji statistik Spearman Rank di dapatkan p=0,002 maka nilai p<0,05 yang berarti umur mempengaruhi keluhan nyeri punggung. Penelitian ini juga didukung oleh penelitian dari Widjaya, dkk (2014) mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian low back pain pada pekerja furniture, dari hasil analisis menggunakan uji chi square di dapatkan hasil p=0,004 maka nilai p <0,05 yang berarti terdapat hubungan yang signifikan antara umur dengan low back pain.berdasarkan hasil observasi yang di lakukan oleh peneliti di pelabuhan manado, sebagian besar pekerja yang mengalami keluhan nyeri punggung bawah adalah pekerja yang berusia lanjut,, tetapi pada umumnya keluhan itu di abaikan dan hanya di obati dengan minum jamu atau mengurut daerah yang terasa sakit. 7
Hubungan Antara Masa Kerja dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah Tabel 7. Hubungan Antara Masa Kerja Dan Keluhan Nyeri Punggung Bawah Keluhan Nyeri Punggung Bawah Masa Tidak Kadangkadang r p value Jarang Sering Selalu Kerja pernah n % n % n % n % n % 1 5 tahun 1 1,7 9 15,0 15 25,0 2 3,3 2 3,3 6 10 tahun 0 0 1 1,7 20 33,3 5 8.3 1 1,7 0,441 0,000 >10 tahun 0 0 0 0 0 0 2 3,3 2 3,3 Berdasarkan hasil penelitian semakin besar pula resiko dengan menggunakan analisis data Spearman terjadinya keluhan nyeri punggung Rank didapatkan p value=0,000. Hal ini menunjukkan bahwa korelasi antara bawah, hal tersebut sesuai dengan hasil analisis uji statistik antara masa kerja masa kerja dengan keluhan nyeri dengan keluhan nyeri punggung bawah punggung bawah pada tenaga kerja karena semakin lama seseorang bongkar muat di pelabuhan Manado melakukan pekerjaan maka akan terdapat hubungan, yang berarti H 1 semakin tinggi juga resiko untuk diterima dan H 0 ditolak dengan nilai p <0,05. Nilai korelasi sebesar 0,441 yang mengalami kejadian Muskuloskeletal dan dalam hal ini adalah keluhan nyeri menunjukkan bahwa arah korelasi punggung bawah, pekerja yang memiliki adalah positif dengan kekuatan korelasi masa kerja lama akan melakukan yang rendah. Positif artinya terdapat gerakan yang sama dan berulang, hubungan yang berbanding lurus/searah antara masa kerja dengan keluhan nyeri sehingga menjadi pemicu terjadinya kelelahan jaringan, yaitu jaringan otot punggung bawah. Semakin lama masa yang dapat menyebabkan overuse, kerja responden maka keluhan nyeri sehingga bisa menimbulkan spasme otot. punggung bawah akan semakin Selain itu masa kerja yang lama juga dirasakan. Keluhan nyeri punggung akan membuat rongga diskus bawah merupakan gejala kronis yang menyempit secara permanen dan akan membutuhkan waktu yang lama untuk mengakibatkan degenerasi tulang berkembang, jadi semakin lama waktu bekerja seseorang yang terpapar dengar belakang yang akan menyebabkan nyeri punggung bawah (Pratiwi, 2009). resiko musculoskeletal maka akan 8
Hasil ini sejalan dengan hasil W(2016) tentang hubungan antara sikap penelitian dari Ayuningtyas (2012) kerja dan masa kerja dengan keluhan tentang hubungan antara masa kerja nyeri punggung bawah pada nelayan di dengan risiko terjadinya nyeri punggung Desa Belang Kecamatan Belang, bawah pada karyawan PT. Krakatau Steel Di Cilegon Banten dengan hasil p<0,05 yang berarti terdapat hubungan antara masa kerja dengan keluhan nyeri melakukan uji korelasi antara masa kerja dengan keluhan nyeri punggung bawah. Dari hasil uji korelasi didapatkan nilai α=0,000 (p<0,05) yang berarti ada punggung bawah pada karyawan. hubungan yang bermakna antara masa Karyawan yang masa kerjanya lama >5 tahun) dan mengalami nyeri punggung kerja dengan keluhan nyeri punggung bawah. bawah lebih banyak. Penelitian ini sejalan juga dengan penelitian yang dilakukan oleh Nadira Hubungan Antara Lama Kerja dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah Tabel 8. Hubungan Antara Lama Kerja Dan Keluhan Nyeri Punggung Bawah Keluhan Nyeri Punggung Bawah Lama Tidak Kadangkadang Jarang Kerja pernah Sering Selalu r p value n % n % n % n % n % < 8 jam 0 0 0 0 0 0 2 3,3 0 0 8 jam 1 1,7 10 16,7 27 45,0 6 10,0 3 5,0 0.073 0.580 > 8 jam 0 0 0 0 8 13,3 1 1,7 2 3,3 Hasil analisis data adalah positif dengan kekuatan menggunakan Spearman Rank korelasi yang dapat diabaikan. didapatkan p value =0,580. Hal ini menunjukkan bahwa korelasi antara lama kerja dengan keluhan nyeri punggung bawah pada tenaga kerja Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sakina, dkk (2012) tentang faktor yang berhubungan dengan bongkar muat tidak terdapat keluhan nyeri punggung bawah pada hubungan, yang berarti H0 diterima dan H1 ditolak dengan nilai p>0,05. pekerja batu bata di Kelurahan Lawawoi Kabupatern Sidrap dengan Nilai korelasi sebesar 0.073 yang hasil uji statistik chi square menunjukkan bahwa arah korelasi didapatkan nilai p=0,311 (p>0,05) 9
yang berarti tidak ada hubungan antara lama kerja dengan keluhan nyeri punggung bawah pada pekerja batu bata di Kelurahan Lawawoi Kabupaten Sidrap. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Gambaran masa kerja tenaga kerja bongkar muat di pelabuhan Manado menggambarkan bahwa masa kerja < 6 tahun yaitu 30 responden (50.0 %), masa kerja 6-10 tahun sebanyak 25 responden (41,7%), dan masa kerja 10 tahun masa kerja sebanyak 5 responden (8,3 %). 2. Gambaran lama kerja tenaga kerja bongkar muat di pelabuhan Manado menggambarkan bahwa lama kerja selama <8 jam yaitu sebanyak 2 responden (3.3 %), dan lama kerja 8 jam 47 responden (81.7 %), dan 8 jam yaitu 11 responden (18.3 %). 3. Gambaran umur tenaga kerja bongkar muat di pelabuhan Manado menggambarkan bahwa umur < 25 tahun yaitu 1 responden (1,7%), umur 25 35 tahun sebanyak 20 responden (33,3%), dan umur < 35 tahun sebanyak 39 responden (65,0%). 4. Gambaran keluhan nyeri punggung bawah pada tenaga kerja bongkar muat di pelabuhan Manado menggambarkan bahwa yang tidak pernah memiliki keluhan nyeri punggung bawah sebanyak 1 responden (1.7%), untuk keluhan nyeri punggung bawah jarang sebanyak 10 responden (16.7%), untuk keluhan nyeri punggung bawah kadang kadang sebanyak 35 responden (58.3%), untuk keluhan nyeri punggung bawah sering sebanyak 9 responden (15.0%), sedangkan responden yang selalu mengalami keluhan nyeri punggung bawah sebanyak 5 responden (8.3%). 5. Terdapat hubungan antara umur dengan keluhan nyeri punggung bawah pada tenaga kerja bongkar muat di pelabuhan Manado dengan nilai p value= 0,015 (<0,05) 10
6. Terdapat hubungan antara masa kerja dengan keluhan nyeri punggung bawah pada tenaga kerja bongkar muat di pelabuhan Manado p value= 0,000 (<0,05) 7. Tidak terdapat hubungan antara lama kerja dengan keluhan nyeri punggung bawah pada tenaga kerja bongkar muat di pelabuhan Manado p= 0,0580 SARAN Berdasarkan hasil penelitian, maka di sarankan : 1. Tenaga kerja bongkar muat yang sudah memiliki usia yang tua, sebaiknya memperhatikan waktu kerja, karena dengan semakin bertambahnya usia maka kekuatan otot akan menurun dan dapat menyebabkan terjadinya keluhan nyeri punggung. 2. Sebaiknya para tenaga kerja bongkar muat agar memeriksakan kesehatannya secara berkala 3. Bagi peneliti selanjutnya sebaiknya melakukan penelitian lebih lanjut dengan jumlah sampel yang lebih besar lagi untuk mengetahui faktor-faktor lain penyebab terjadinya keluhan nyeri punggung bawah. 4. Bagi dinas Tenaga Keja untuk melakukan pengawasan K3 kepada Tenaga Kerja Bongkar Muat 5. Melakukan penyuluhan Secara rutin kepada Tenaga Kerja bongkar muat mengenai resiko dan bahaya kerja angkat angkut oleh pihak Koperasi TKBM Manado. DAFTAR PUSTAKA Alodokter. 2015. Nyeri Punggung gejala penyebab dan mengobati, (Online), (http://www.alodokter.co m, diakses 20 maret 2017). Ginamawati. 2014. Hubungan antara masa kerja dengan keluhan nyeri punggung bawah pada supir antar kota Manado- Kotamobagu di CV Kota Jaya Manado. 11
Universitas Samratulangi Manado.. Nelwan C.W. 2014. Hubungan antara umur dengan dan posisi duduk dengan keluhan nyeri punggung pada pengemudi angkutan kota di kota bitung. Universitas Samratulangi Manado. Suma mur. 2014. Higiene perusahaan dan kesehatan kerja (HIPERKES); Jakarta: Sagung Seto. Siswanto, 2013. Metodologi Kedoteran dan Kesehatan; Yogyakarta: Bursa ilmu Tarwaka. 2014. Ergonomi Industri; Dasar-dasar Pengetahuan Ergonomi dan Aplikasi di Tempat Kerja: Surakarta: Harapan Press. Tarwaka, 2010. Ergonomi Industri. Surakarta : Harapan Press. Wtunwotuk, S. 2015. Hubungan Antara Umur dan Sikap Kerja dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah Pada Pekerja Bengkel Kendaraan Bermotor Di sepanjang Jalan Utama Daerah Malalayang Kota Manado.Universitas Samratulangi Manado Pratiwi, dkk. 2009. Beberapa Faktor yang Berpengaruh Terhadap Keluhan Nyeri Punggung Bawah pada Penjual Jamu Gendong. Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia. Volume 4. No.1. Januari 2009. Widjaya, M. 2014. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan kejadian Low Back Pain pada Pekerja Furniture. Universitas Haluoleo. Wahid Nadira, 2016. Hubungan Antara Sikap Kerja Dan Masa Kerja Dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah Pada Nelayan Di Desa Belang Kecamatan Belang. Universitas Sam Ratulangi Manado. Nahar, B. N. G. U. Ahsan dan N. A. Khan. 2012. Prevalence Of Low Back Pain And Associated Risk 12
Factors Among Profesional Car Drivers In Dhaka City, Bangladesh, South East Asia Journal Of Public Health 2(1):60-63. 13