PENGARUH HUBUNGAN INTERPERSONAL DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN PT. ZURICH TOPAS LIFE CABANG GALAXY MAKASSAR NYAMIN SUCIPTO STIE Tri Dharma Nusantara Makassar email: rusdiaman@yahoo.com Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Hubungan Interpersonal dan Lingkungan Kerja terhadap Kepuasan Kerja Karyawan PT. Zurich Topas Life Cabang Galaxy Makassar. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara langsung masingmasing variabel yaitu Hubungan Interpersonal terhadap Kepuasan Kerja yaitu positif signifikan dengan nilai t hit > t table (2,670>1,662) dan Lingkungan Kerja berpengaruh positif signifikan dengan nilai t-hit > t- table (2,943 > 1,662) pada taraf signifikansi 0,05 terhadap kepuasan kerja PT.Zurich Topas Life Cabang Galaxy Makassar. Sedangkan secara simultan Hubungan Interpersonal dan Lingkungan Kerja, juga menunjukkan hubungan yang positif siginifikan terhadap Kepuasan Kerja Karyawan PT Zurich Topas Life Cabang Galaxy Makassar dengan nilai F-hitung lebih besar dari F- table (11,221 > 2,71). Lingkan Kerja lebih besar pengaruhnya dari pada Hubungan Interpersonal. Kata kunci: Hubungan Interpersonal, Lingkungan Kerja dan Kepuasan Kerja. Abstract This study aims to determine the effect of Interpersonal Relations and Work Environment on Job Satisfaction Employees PT. Zurich Topas Life Branch Galaxy Makassar. The results of this study indicate that directly each variable that is Interpersonal Relationship to Job Satisfaction is positive significant with the value of t hit> t table (2.670> 1.662) and Work Environment positively significant positive with the value of t-hit> t-table (2.943> 1,662) at the 0.05 significance level of job satisfaction PT.Zurich Topas Life Branch Galaxy Makassar. While simultaneously Interpersonal Relations and Work Environment, also shows a significant positive relationship to Employee Satisfaction PT Zurich Topas Life Branch Galaxy Makassar with F-count larger than F-table (11,221> 2.71). Lingk Kerja greater influence than the Interpersonal Relationship. Keywords: Interpersonal Relations, Work Environment and Job Satisfaction. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemajuan suatu perusahaan tidak terlepas dari faktor lingkungan kerja dimana karyawan suatu perusahaan menjalankan kewajibannya dalam mencapai tujuan organisasi. Organisasi merupakan sebuah sistem yang mengkoordinasi aktivitas untuk mencapai tujuan bersama, organisasi terbentuk apabila suatu usaha memerlukan usaha lebih dari satu orang untuk menyelesaikannya. Lingkungan kerja dalam suatu organisasi besar sangat mempengaruhi kepuasan kerja. Bahkan lingkungan kerja kadang kala dapat menghambat kinerja karyawan dalam suatu perusahaan. Orang-orang yang bekerja dalam organisasi ini lebih dikenal dengan sebutan karyawan atau pegawai. Karyawan atau pegawai adalah makhluk sosial yang mempunyai pikiran, perasaan dan keinginan yang dapat mempengaruhi sikap mereka terhadap pekerjaannya. Sikap ini akan menentukan prestasi kerja, dedikasi dan 806
kecintaan terhadap pekerjaannya. Sikap itu dapat berupa positif dan negatif, sikap positif harus dibina dan sikap negatif harus dihindarkan. Sikap positif ini disebut juga dengan kepuasan kerja (Job Statisfaction). Kepuasan kerja merupakan salah satu faktor yang sangat penting untuk mendapatkan hasil kerja yang optimal. Pegawai yang merasakan kepuasan dalam bekerja tentunya akan berupaya semaksimal mungkin dengan segenap kemampuan yang dimilikinya untuk menyelesaikan tugas pekerjaannya, sehingga prestasi kerja dapat dicapai. Menurut Robbins (2002:36) kepuasan kerja pegawai dipengaruhi oleh banyak faktor, antara lain : pekerjaan yang menantang, penghargaan, kondisi lingkungan dan hubungan interpersonal. Salah satu cara untuk mewujudkan hasil dari mutu dan kualitas sebuah instansi kerja adalah dengan menjaga dan memelihara lingkungan kerja agar tetap mendukung kepuasan kerja para karyawan didalam suatu perusahaan agar kepuasan kerja di setiap lini individu akan terwujud dan tujuan instansi dalam unit kerja pun dapat tercapai. Berdasarkan pengamatan penulis, terdapat beberapa faksi atau biasa disebut pengelompokkan. Pengelompokkan biasa terjadi oleh karena adanya perbedaan status baik dari sisi jabatan atau tingkatan maupun dari sisi tingkat kemakmuran. Segi lingkungan kerja khususnya tata ruang, terdapat sedikit kelemahan terutama pada meja karyawan dan dokumentasi yang belum cukup teratur, pemeliharaan pendingin udara yang kurang mendapat perhatian juga cukup mengganggu kenyamanan kerja. Selain itu waktu dan tempat berkaitan dengan kegiatan intrakorikuler mahasiswa yang menimbulkan kebisingan dan cukup mengganggu konsentrasi dalam melaksanakan pekerjaan. B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan pada bagian latar belakang, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: 1. Apakah hubungan interpersonal berpengaruh signifikan terhadap Topas Life Cabang Galaxy Makassar? 2. Apakah lingkungan kerja berpengaruh signifikan terhadap Topas Life Cabang Galaxy Makassar? 3. Apakah variabel Hubungan Interpersonal dan Lingkungan Kerja secara simultan berpengaruh terhadap Kepuasan Kerja Karyawan PT. Zurich Topas Life Cabang Galaxy Makassar? 4. Variabel manakah yang berpengaruh dominan terhadap kepuasan kerja karyawan PT. Zurich Topas Life Cabang Galaxy Makassar Makassar? C. Tujuan Penelitian Sejalan dengan perumusan masalah tersebut, tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah: 1. Untuk menganalisa pengaruh hubungan interpersonal terhadap karyawan PT. Zurich Topas Life Cabang Galaxy Makassar. 2. Untuk menganalisa pengaruh lingkungan kerja terhadap kepuasan kerja karyawan PT. Zurich Topas Life Cabang Galaxy Makassar. 3. Untuk mengetahui pengaruh secara simultan Hubungan Interpersonal dan Lingkungan Kerja terhadap Kepuasan Kerja karyawan PT. Zurich Topas Life Cabang Galaxy Makassar. 4. Untuk menentukan variabel yang berpengaruh dominan terhadap Topas Life Cabang Galaxy Makassar. 807
TINJAUANPUSTAKA A. Hubungan Interpersonal Menurut Robbins (2002:85), hubungan interpersonal adalah interaksi antara seseorang dengan orang lain dalamsituasi kerja dan dalam organisasi sebagai motivasi untuk bekerja sama secara produktif,sehingga dicapai kepuasan ekonomi, psikologis dan sosial. Sedangkan menurut Siagian (2000:112), hubungan antarmanusia adalah keseluruhan hubungan baik yang bersifat formal maupun informal yang perludiciptakan dan dibina dalam suatu organisasi sedemikian rupa sehingga tercipta suatu teamwork yang intim dan harmonis dalam rangka pencapaian tujuan yang ditetapkan. Menurut Sujanto (1996:35), terdapat beberapa jenis hubungan interpersonal, yaitu : 1. Hubungan interpersonal berdasarkan jumlah individu yang terlibat. 2. Hubungan interpersonal berdasarkan tujuan yang ingin dicapai. 3. Hubungan interpersonal berdasarkan jangka waktu 4. Hubungan interpersonal yang didasarkan atas tingkat kedalaman atau keintiman. B. Faktor-faktor yang Menumbuhkan Hubungan Interpersonal Menurut Rakhmat (2009:129), ada beberapa faktor yang menumbuhkan hubungan interpersonal, yaitu : 1. Percaya (Trust) 2. Sikap Suportif 3. Sikap Terbuka Manfaat yang timbul dengan adanya hubungan yang baik antar karyawan menurut Saydam (1996:423) adalah sebagai berikut : 1. Tidak terdapat konflik antar karyawan. 2. Setiap karyawan bersemangat dan bergairah dalam menyelesaikan pekerjaan yang menjadi tugasnya. 3. Satu unit kerja akan memberikan hasil yang terbaik bagi proses berikutnya untuk dikerjakan oleh unit kerja yang lain. 4. Setiap masalah dapat diselesaikan dengan penuh kekeluargaan. 5. Pelaksanaan pekerjaan diliputi oleh suasana santai dan keakraban, bukan suasana mencekam penuh ancaman. 6. Adanya saling menghargai dan percaya antar karyawan. Lingkungan adalah keseluruhan atau setiap aspek dan gejala fisik dan sosial kultur yang mempengaruhi individu.kerja adalah aktifitas manusia baik fisik maupun mental yangdidasarkan adalah bawaan dan mempunyai tujuan yaitu mendapatkan kepuasan, As ad (1991:47). Lingkungan kerja bisa dipahami sebagai lingkungan dimana pegawai melakukan pekerjaannya sehari - hari. Menurut Sedarmayanti (2001:21), menyatakan bahwa secara garis besar, jenis lingkungan kerja terbagi menjadi dua, yaitu : a. Lingkungan Kerja Fisik b. Lingkungan Kerja Non Fisik C. Faktor-faktor yang mempengaruhi lingkungan kerja Berikut ini beberapa faktor yang diuraikan Sedarmayanti (2001:21-31) yang dapat mempengaruhi terbentuknya suatu kondisi lingkungan kerja dikaitkan dengan kemampuan karyawan, diantaranya adalah : 1. Penerangan/cahaya ditempat kerja 2. Temperatur/suhu udara di tempat kerja 3. Sirkulasi udara di tempat kerja 4. Kebisingan di tempat kerja 5. Getaran mekanis di tempat kerja 6. Bau tidak sedap di tempat kerja 7. Tata warna di tempat kerja 8. Dekorasi di tempat kerja 9. Musik di tempat kerja 10. Keamanan di tempat kerja Mangkunegara (2004:11 7), mendefinisikan kepuasan kerja adalah 808
suatu perasaan yang menyokong atau tidak menyokong dari karyawan yang berhubungan dengan kondisi dirinya. Kepuasan kerja adalah erat kaitannya dengan apa yang diharapkan karyawan dari pekerjaannya sesuai dengan kebutuhan yang dirasakan. Perasaan yang berhubungan dengan pekerjaan melibatkan aspek-aspek upah atau gaji yang diterima, kesempatan pengembangan karir, hubungan dengan karyawan lainnya, penempatankerja, jenis pekerjaan, struktur organisasi instansi, mutu pengawasan, sedangkan perasaan yang berhubungan dengan dirinya antara lain umur, kondisi kesehatan, kemampuan, pendidikan dan sebagainya. D. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja Menurut Hasibuan (2007:149) kepuasan kerja karyawan dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut : 1. Balas jasa yang adil dan layak. 2. Penempatan yang tepat sesuai dengan keahlian. 3. Berat ringannya pekerjaan. 4. Suasana dan lingkungan pekerjaan. 5. Peralatan yang menunjang pelaksanaan pekerjaan. 6. Sikap pimpinan dalam kepemimpinannya. 7. Sifat pekerjaan monoton atau tidak. Kepuasan kerja karyawan banyak dipengaruhi oleh sikap pimpinan dalam kepemimpinan. Kepemimpinan partisipasi memberikan kepuasan kerja bagi karyawan, karena karyawan ikut aktif dalam memberikan pendapatnya untuk menentukan kebijaksanaan perusahaan. Kepemimpinan otoriter mengakibatkan ketidakpuasan kerja karyawan. Kepuasan kerja karyawan Y = a + b1x1+ b2x2 + ε Keterangan : Y = Kepuasan Kerja X1 X2 = Lingkungan Kerja a = Konstanta = Hubungan Interpersonal merupakan kunci pendorong moral kerja, kedisiplinan dan prestasi kerja karyawan dalam mendukung terwujudnya tujuan perusahaan. METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian kuantitatif. Adapun pendekatan penelitian yang digunakan adalah dengan eksplanatori, yakni suatu pendekatan penelitian dengan kuantitatif untuk menjelaskan pengaruh antara hubungan interpersonal dan lingkungan kerja terhadap kepuasan kerja karyawan PT. Zurich Topas Life Cabang Galaxy Makassar,. Analisis regresi yang diterapkan dalam penelitian ini adalah regresi berganda untuk memeriksa dan memodelkan hubungan antara variabelvariabel, serta mencari ada atau tidak pengaruh variabel bebas dari masingmasing tinjauan terhadap variabel terikat dan mengukur seberapa besar pengaruhnya. Analisis dilakukan untuk mengetahui pengaruh atau hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen, baik secara parsial maupun secara simultan. Analisis regresi juga dilakukan pada tingkat 95% (α = 0,05) signifikansi, yaitu semua variabel independen dimasukkan secara bersama dalam model perhitungan, kemudian melihat nilai t hitung untuk dibandingkan dengan angka kritis pada tabel t atau dengan melihat angka signifikannya dan membandingkannya dengan nilai α = 0,05. Model regresi untuk kepuasan kerja pegawai adalah analisis persamaan regresi linear berganda: 809
b1 dan b2 = Koefisien regresi masing-masing hubungan antara variabel dependen dan variabel independen ε = Faktor Pengganggu Dalam analisis regresi berganda Untuk uji signifikansi simultan ini selain mengukur kekuatan hubungan (Uji Statistik F), pengambilan antara dua variabel atau lebih, juga keputusannya adalah dengan menunjukkan arah hubungan antara membandingkan nilai F hasil variabel dependen dengan variabel perhitungan dengan F menurut tabel. independen. Apabila nilai F hitung > nilai F tabel Untuk uji signifikansi parameter maka hipotesis alternatif yang individual (uji statistik T), pengambilan menyatakan bahwa semua variabel dilakukan dengan membandingkan nilai independen secara bersamasama/serentak statistik dengan titik kritis menurut tabel. dan signifikan Apabila nilai statistik t hitung > nilai t mempengaruhi variabel dependen. tabel, maka kita menerima hipotesis alternatif yang menyatakan bahwa suatu Dalam hal ini untuk kepuasan kerja hipotesis yang akan diselidiki adalah : variabel independen secara individual mempengaruhi variabel dependen. H0: Tidak adapengaruhyang signifikan H1: Terdapat pengaruh yang dari variabel signifikan dari variabel independenterhadapvariabel independen terhadapvariabel dependen (kepuasan kerja). HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Analisis Regresi Berganda 1. Uji Koefisien Korelasi Untuk mengetahui bagaimana keterkaitan antara variable independen dengan variabel dependen dapat dilihat dari hasil uji koefisien korelasi (R) dan koefisien determinasi (R2). Berdasarkan pada tabel 1, dapat diketahui bahwa besarnya nilai korelasi (R) menunjukkan hubungan antara variabel independen (X1 dan X2) terhadap variabel dependen (Y) sebesar 0,451 (45,1%). Berarti hubungan antara hubungan interpersonal dan lingkungan kerja terhadap kepuasan kerja dapat dikatakan tidak kuat. Tabel 1 Hasil Uji Koefisien Model Summary b dependen (kepuasan kerja). 2. Uji Koefisien Determinasi Untuk melihat pengaruh variabel independent (X1 dan X2) terhadap variabel dependen (Y) dapat dilihat besarnya koefisien determinasi (R2). dimana besarnya koefisien determinasi (R2) atau R-square sebesar = 0,203. Nilai ini menunjukkan bahwa besarnya pengaruh variabel independen (X1 danx2) terhadap variabel Dependen (Y) adalah sebesar 20,3% sedangkan sisanya sebesar 79,7% dipengaruhi oleh variabel bebas lainnya yang tidak diamati dalam penelitian ini. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 1 berikut: Mode l R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1.451 a.203.185.60414 a. Predictors: (Constant), Lingkungan Kerja, Hub. Interpersonal b. Dependent Variable: Kepuasan Kerja 810
Sumber : data primer diolah 3. Uji Simultan (Uji F) Dari hasil pengujian terhadap uji simultan ANOVA atau F test seperti yang ditampilkan pada tabel 2, diperoleh nilai F-hitung sebesar 11,221. Nilai F- hitung dibandingkan dengan F-tabel dimana jika F-hitung > F-tabel maka secara simultan variabel-variabel independen berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Pada taraf α = 0,05 dengan derajat kebebasan pembilang/df1 (k) = 3 (jumlah variabel independen) dan derajat kebebasan penyebut/df3 (n -k-1) = 89, diperoleh Model Regression Residual Total Sum of Squares nilai F-tabel 2,71. Dengan demikian, nilai F-hitung 11,221 lebih besar dari nilai F-tabel (2,71). Nilai probabilitas diperoleh sebesar 0,000. Karena probabilitas jauh lebih kecil dari nilai signifikan 0,05 maka model regresi dapat digunakan untuk memprediksi kepuasan kerja karyawan diinterpretasikan bahwa variabel hubungan interpersonal dan lingkungan kerja secara simultan berpengaruh signifikan terhadap variabel kepuasan kerja. Tabel 2 Hasil Uji F ANOVA b df 8.191 2 4.096 32.119 40.310 8 8 9 0 Mean Squar e F Sig..365 a. Predictors: (Constant), Lingkungan Kerja, Hub. Interpersonal b. Dependent Variable: Kepuasan Kerja Sumber : data primer diolah 4. Uji Parsial (Uji t) Untuk mengetahui besarnya pengaruh masing-masing variabel independen (X1danX2) terhadap variabel dependen (Kepuasan Kerja) secara parsial, dapat dilakukan dengan melihat nilai beta standardized, t-hitung > t-tabel (1,662) dan α < 0,05 sebagaimana yang terlihat pada tabel 3. Untuk mengetahui lebih jelasnya dapat diuraikan sebagai berikut : a. Hasil pengujian terhadap variabel Hubungan Interpersonal (X1) menunjukkan bahwa nilai beta standardized adalah sebesar 0,266; nilai t-hitung 2,670> t-tabel 1,662; dan tingkat signifikan sebesar 0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 11.22 1.000 a variabel hubungan interpersonal berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja. Besarnya pengaruh variabel hubungan interpersonal terhadap kepuasan kerja adalah sebesar 20,7% dengan tingkat signifikansi sebesar 0,05. Dengan demikian hipotesis yang diajukan dapat diterima. b. Hasil pengujian terhadap variabel Lingkungan Kerja (X2) menunjukkan bahwa nilai beta standardized adalah sebesar 0,293; nilai t-hitung 2,943> t-tabel 1,662; dan tingkat signifikan sebesar 0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel lingkungan kerja berpengaruh positif dan signifikan 811
terhadap kepuasan kerja. Besarnya pengaruh variabel lingkungan kerja terhadap kepuasan kerja adalah sebesar 33,9% dengan tingkat Model Tabel 3 Hasil Uji Parsial Coefficients a Unstandardized Coefficients signifikansi sebesar 0,04. Dengan demikian hipotesis yang diajukan dapat diterima. Standardize d Coefficients B Std. Error Beta 1 (Constant) 1.870.427 4.380.000 Hub. Interpersonal Lingkungan Kerja a. Dependent Variable: Kepuasan Kerja Sumber : Data primer diolah Berdasarkan hasil uji t, diketahui bahwa faktor yang dominan mempengaruhi kepuasan kerja (Y) adalah variabel faktor lingkungan kerja (X2), hal ini dilihat dari nilai unstandarized coefficient faktor lingkungan kerja (0,339) yang lebih besar dari hubungan interpersonal (0,207). Sehingga dapat disimpulkan t Sig..207.078.266 2.670.009.339.115.293 2.943.004 Y = 1,870 + 0,207 X 1 + 0,339 X 2 bahwa variabel yang paling dominan adalah variabel lingkungan kerja. Dengan memperhatikan nilai koefisien dari tiap variabel dimana koefisien hubungan interpersonal (X 1 = 0,207), koefisien lingkungan kerja (X 2 = 0,339) serta nilai konstanta adalah 1,870, dengan demikian persamaan regresi linier berganda adalah : Penjelasan dari tiap nilai di atas adalah sebagai berikut : a. Koefisien regresi pengaruh hubungan interpersonal terhadap kepuasan kerja (b 1 ) sebesar 0,207 dan bertanda positif. Ini berarti bahwa setiap peningkatan hubungan interpersonal karyawan akan cenderung meningkatkan pula kepuasan kerja karyawan yang bersangkutan, demikian pula sebaliknya, dengan asumsi faktor lain yang mempengaruhi kepuasan kerja karyawan dianggap konstan. b. Koefisien regresi pengaruh lingkungan kerja terhadap kepuasan kerja (b 2 ) sebesar 0,339 dan bertanda positif. Ini berarti bahwa setiap peningkatan lingkungan kerja karyawan akan cenderung meningkatkan pula kepuasan kerja karyawan pegawai yang bersangkutan, demikian pula sebaliknya, dengan asumsi faktor lain yang mempengaruhi kepuasan kerja dianggap konstan. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, maka kesimpulan hasil penelitian ini dirumuskan sebagai berikut : 1. Hubungan interpersonal berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan PT. Zurich Topas Life Cabang Galaxy Makassar. 812
2. Lingkungan kerja berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan PT. Zurich Topas Life Cabang Galaxy Makassar. 3. Secara simultan hubungan interpersonal dan Lingkungan Kerja berpengaruh signifikan terhadap Topas Life Cabang Galaxy Makassar. 4. Variabel Lingkungan Kerja adalah berpengaruh dominan terhadap Topas Life Cabang Galaxy Makassar. B. Saran Berdasarkan kesimpulan, maka diajukan saran dalam penelitian ini sebagai berikut : 1. Variabel yang paling dominan adalah variabel lingkungan kerja dalam penelitian ini dan merupakan variabel yang memiliki pengaruh dominan untuk diperhatikan pihak Perusahaan dalam meningkatkan kepuasan karyawan dalam bekerja. 2. Variabel hubungan interpersonal bukan variabel yang paling dominan terhadap kepuasan karyawan, tetapi sangat penting untuk selalu dijaga keharmonisannya dalam menunjang produktivitas karyawan sehingga disarankan agar pihak pimpinan terus memperhatikan variabel ini dalam meningkatkan kepuasan karyawan dalam bekerja. DAFTAR PUSTAKA As ad, M. 1991. Psikologi Industri. Liberty, Yogyakarta. Hasibuan, H. Malayu S.P. 2007, Manajemen Sumber Daya Manusia, Bumi Aksara, Jakarta Indonesia. Mangkunegara, A.A Anwar Prabu. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan: PT. Remaja Rosdakarya. Bandung. Muhammad, Arni. (2000). Komunikasi Organisasi.Bumi Aksara : Jakarta. Nasir, Moh.1999. Metode Penelitian, Ghalia : Indonesia. Nitisemito, Alex. (2000). Manajemen Suatu Dasar dan Pengantar. Ghalia,Jakarta Indonesia. Rakhmat, Jalaludin (2009). Psikologi Komunikasi. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya. Bandung. Rivai, Veithzal. 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan: RajaGrafindo Persada. Jakarta. Robbin Stephen. 2002. Prinsip-prinsip Perilaku Organisasi. (Penerjemah; Halida, Dewi Sartika) : Erlangga.Jakarta. Robbins and Judge. 2007. Perilaku Organisasi, Jilid 2. (Penerjemah; Benyamin Molan). Salemba Empat : Jakarta. Saydam. (1996). Manajemen Sumber Daya Manusia. Djambatan : Jakarta. Sedarmayanti. 2001. Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja: Mandar Maju, Bandung. Siagian, Sondang P. (2000). Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi 1 : Bumi Aksara. Jakarta. 813