BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dan asosiatif. Penelitian deskriptif dimaksudkan untuk mendifinisikan berbagai kriteria serta mendefinisikan nilai-nilai variabelvariabel yang diteliti. Penelitian asosiatif di sini lebih kepada analisis hubungan kausal dimana variable independen (variabel bebas) mempengaruhi variabel dependen (variabel bergantung). Disain dari penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 3.1 berikut. Tabel 3.1 Desain Penelitian Disain Penelitian Tujuan Penelitian Jenis Metode Penelitian Penelitian Unit Analisis T-1 Asosiatif Survey Individu: Staf karyawan PT HSL T-2 Asosiatif Survey Individu: Staf karyawan PT HSL Time Horizon Cross Sectional Cross Sectional Keterangan: T-1 Untuk mengetahui dan menganalisa seberapa besar pengaruh big five personality, kepuasan kerja, dan komitmen organisasi karyawan terhadap Organizational Citizenship Behavior pada PT HSL secara individual maupun simultan T-2 Untuk mengetahui dan menganalisa seberapa besar pengaruh big five personality, kepuasan kerja, dan komitmen organisasi karyawan, serta Organizational Citizenship Behavior terhadap efektivitas organisasi pada PT HSL secara individual maupun simultan 53
54 3.2 Operasionalisasi Variabel Penelitian Ada lima variabel yang akan digunakan dalam penelitian ini, yaitu variabel Big Five Personality, Kepuasan Kerja, Komitmen Organisasi, Organizational Citizenship Behavior (OCB), dan Efektivitas Organisasi. Pada Tabel 3.2 berikut akan diuraikan dimensi dan indikator dari masing-masing variabel, beserta instrumen pengukuran, skala, dan model pengukuran dari kelima variabel tersebut. Tabel 3.2 Operasionalisasi Variabel Penelitian Variabel Dimensi Indikator Instrumen Skala Model Extraversion Keterbukaan Kemampuan bersosialisasi Dapat bekerja sama dalam tim Agreeableness Adanya sikap kooperatif Sopan Menghormati kepentingan orang lain Big Five Personality (X 1 ) Conscientiousness Disiplin Dapat diandalkan Pekerja keras Neuroticism Memiliki ketenangan diri Adanya stabillitas emosi Memiliki rasa percaya diri Punya rasa keingintahuan Openness to experience terhadap hal baru Berpikir secara kreatif Fleksibel / tidak kaku dalam menyikapi suatu hal
55 (Lanjutan Tabel 3.2) Variabel Dimensi Indikator Instrumen Skala Model Rasa suka karyawan Pekerjaan itu sendiri terhadap pekerjaannya Task significance bagi karyawan Kemampuan karyawan seimbang dengan pekerjaan Feedback atas hasil kerja Gaji yang diterima sesuai Imbalan dengan tuntutan pekerjaan Gaji yang diterima sesuai dengan standar yang berlaku Gaji sesuai keterampilan dan kemampuan individu Kepuasan Kerja (X 2 ) Kesempatan promosi Pengawasan (penyelia) Promosi jabatan diberikan atas dasar prestasi karyawan Proses kenaikan jabatan yang terbuka Adanya hubungan fungsional yang positif Adanya hubungan keseluruhan yang serupa Rekan kerja Terpenuhinya kebutuhan sosial karyawan Rekan kerja yang kooperatif Adanya suasana kekeluargaan di kantor Kondisi kerja Kondisi ruang kerja Tata letak ruang kerja Ketersediaan fasilitas-fasilitas yang menunjang aktivitas kerja
56 (Lanjutan Tabel 3.2) Variabel Dimensi Indikator Instrumen Skala Model Setuju dengan tujuan dan nilai-nilai dasar organisasi Afektif Memiliki rasa keterlibatan dalam organisasi dalam pencapaian misi organisasi Merasa punya ikatan emosional dengan organisasi Takut kehilangan kesempatan promosi bila keluar dari organisasi Berharap akan mendapatkan lebih banyak keuntungan bila Komitmen Organisasi Kelanjutan tetap bertahan di organisasi Tidak rela kehilangan hubungan persahabatan dengan rekan kerja bila (X 3 ) keluar dari organisasi Enggan mencari pekerjaan lain di luar organisasi karena sudah nyaman dengan keadaan yang sekarang Merasa harus tetap tinggal dalam organisasi agar tidak mengecewakan majikan Normatif Mempedulikan apa yang akan dipikirkan orang lain bila keluar dari organisasi Tetap tinggal dalam organisasi karena merasa tindakan itu merupakan hal benar yang harus dilakukan
57 (Lanjutan Tabel 3.2) Variabel Dimensi Indikator Instrumen Skala Model Bersedia membantu Altruism meringankan pekerjaan rekan kerja yang overload Membantu pelanggan dan tamu yang perlu bantuan Bersedia membantu karyawan baru beradaptasi Memberikan informasi pada Courtesy rekan kerja berhubungan dengan pekerjaan Bersedia dengan lapang dada menerima kritikan Organizational Citizenship Behavior (Y) Sportsmanship Mengikuti perkembangan dan perubahan dalam organisasi Toleransi pada situasi yang kurang ideal di tempat kerja Tidak menyalahkan orang lain atas kegagalan tim Terlibat dalam kegiatan- Civic virtue kegiatan organisasi Membantu menjaga citra organisasi Menaruh perhatian pada keberlangsungan organisasi Patuh terhadap peraturan- Conscientiousness peraturan organisasi Bersedia bekerja melebihi prasyarat minimum Bersedia kerja lembur Memakai jam kerja secara maksimal untuk bekerja
58 (Lanjutan Tabel 3.2) Variabel Dimensi Indikator Instrumen Skala Model Adanya penetapan sasaran sebagai tolak ukur karyawan dalam bekerja Adanya keinginan anggota Sasaran Organisasi organisasi untuk mencapai sasaran organisasi Perusahaan melibatkan karyawan dalam proses penetapan sasaran Tercapainya sasaran yang telah ditetapkan atas hasil kontribusi anggota organisasi Sistem kontrol yang efektif Efektivitas Adanya kepuasan yang Organisasi (Z) dirasakan karyawan terhadap perusahaan Proses komunikasi yang lancar dalam perusahaan Kebebasan dari rasa tertekan Proses Internal dan tegang para anggota organisasi Perusahaan bisa minimalisasi konflik internal Melaksanakan operasi secara lancar dan efisien Adanya semangat kerja sama dan loyalitas semua anggota Saling percaya dan komunikasi yang baik antara atasan dengan bawahan
59 3.3 Jenis dan Sumber Data Penelitian Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif dan sumber data berasal dari data primer maupun sekunder, seperti dapat dilihat pada Tabel 3.3 di bawah ini. Tabel 3.3 Data dan Sumber Data Penelitian Data Jenis Data Sumber Data Tujuan Penelitian T-1 T-2 Dasar pengukuran variabel-variabel dalam penelitian ini Kualitatif Data sekunder dari studi kepustakaan dan wawancara dengan dosen Ciri kepribadian karyawan PT HSL dari faktor big five factor Kualitatif Data primer dari kuesioner karyawan Kepuasan yang dimiki karyawan PT HSL terhadap pekerjaannya Kualitatif Data primer dari kuesioner karyawan Sejauh mana karyawan PT HSL memiliki komitmen terhadap Kualitatif Data primer dari kuesioner karyawan organisasinya Organizational Citizenship Behaviour yang dimiliki karyawan Kualitatif Data primer dari kuesioner karyawan PT HSL Sejauh mana PT HSL mencapai efektivitas organisasi dari sudut Kualitatif Data primer dari kuesioner karyawan pandag karyawan
60 3.4 Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan beberapa teknik, yaitu: - Wawancara Wawancara merupakan salah satu teknik pengumpulan data. Pelaksanaannya dapat dilakukan secara langsung berhadapan dengan yang diwawancarai, tetapi dapat juga secara tidak langsung seperti memberikan daftar pertanyaan untuk dijawab pada kesempatan lain (Umar, 2008, p51). Dalam penelitian ini, penulis melakukan wawancara langsung dengan pihak pimpinan PT HSL secara semi-terstruktur mengenai 6 C (Customer, Competitor, Center, Channel, Company, dan Lingkungan Bisnis), jumlah karyawan, serta job description dari masing-masing pekerjaan. - Teknik angket (kuesioner) merupakan suatu pengumpulan data dengan memberikan atau menyebarkan daftar pertanyaan/pernyataan kepada responden dengan harapan memberikan respons atas daftar pertanyaan tersebut (Umar, 2008, p49). Dalam penelitian ini, kuesioner yang disebarkan kepada karyawan PT HSL sebagai responden, dibuat dalam bentuk pernyataan dalam skala likert. yang dijawab responden digunakan untuk mengetahui data mengenai kepribadian, kepuasan kerja, komitmen organisasi, Organizational Citizenship Behaviour pada karyawan PT HSL, serta efektivitas organisasi yang dimiliki PT HSL. - Studi kepustakaan Studi kepustakaan digunakan untuk memperoleh informasi-informasi yang berkaitan dengan penelitian ini sebagai landasan teori. Penulis melakukan studi kepustakaan melalui buku-buku, jurnal-jurnal, dan artikel-artikel di Internet.
61 3.5 Teknik Pengambilan Data Populasi diartikan sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai karakteristik tertentu dan mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih anggota sampel. Sedangkan, sampel merupakan bagian kecil dari suatu populasi. (Umar, 2008, p77). Menurut Supranto (2000, p22), di dalam statistik dikenal dua cara pengumpulan data, yaitu cara sensus dan cara sampling. Sensus adalah cara pengumpulan data di mana seluruh elemen populasi diselidik satu per satu. Ada dua alasan dilakukannya sensus: (1) Suatu penelitian sensus akan layak dilakukan jika populasinya relatif sedikit dan (2) suatu penelitian sensus hanya diperlukan jika unit elemen populasi sangat bervariasi (Hermawan, 2005,p147). Berdasarkan alasan yang dikemukakan oleh Hermawan tersebut, maka dalam penelitian ini digunakan cara sensus, yaitu dengan mengambil semua populasi yang ada, karena jumlah populasinya relatif sedikit. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh staf karyawan PT HSL yang berjumlah 113 orang. 3.6 Metode Analisis Setelah data dikumpulkan, maka dilakukan uji validitas-reliabilitas terhadap data yang ada. Setelah data dipastikan valid dan reliabel, maka dilakukan analisis dengan menggunakan: Tabel 3.4 Metode Analisis Data Tujuan Penelitian Jenis Penelitian Metode Analisis Teknik Analisis T-1 Asosiatif Path Analysis dan Pearson Correlation T-2 Asosiatif Path Analysis dan Pearson Correlation
62 3.6.1 Path Analysis Path analysis basically examines the direction of relationships through the postulation of some theoretical relationship between variables and then a test to see if the direction of these relationships is substantiated by the data (Salkind, 2009, p326). Berdasarkan Wicaksono (2006, p152), analisis jalur (path analysis) merupakan alat analisis yang digunakan untuk menelusuri pengaruh (baik langsung maupun tidak langsung) variable bebas (independen) terhadap variabel tergantung (dependen). Sedangkan berdasarkan Riduwan dan Kuncoro (2007, p2), model path analysis digunakan untuk menganalisis pola hubungan antar-variabel dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh langsung seperangkat variabel bebas (eksogen) terhadap variabel terikat (endogen). Model path analysis yang digunakan dalam penelitian ini adalah model trimming. Model trimming adalah model yang digunakan untuk memperbaiki suatu model struktur analisis jalur dengan cara mengeluarkan dari model variabel eksogen yang koefisien jalurnya tidak signifikan (Riduwan dan Kuncoro, 2007, p127). 3.6.1.1 Asumsi-asumsi Path Analysis Asumsi-asumsi dalam path analysis berdasarkan Riduwan dan Kuncoro (2007, p2-3): 1. Hubungan antar-variabel adalah bersifat linier, adaptif, dan bersifat normal 2. Hanya sistem aliran kausal ke satu arah, artinya tidak ada arah kausalitas yang berbalik 3. Variabel terikat (endogen) minimal dalam skala ukur dan rasio 4. Menggunakan sampel probability sampling, yaitu teknik pengambilan sampel untuk memberikan peluang yang sama pada setiap anggota populasi untuk dipilih anggota sampel 5. Observed variables diukur tanpa kesalahan (instrumen pengukuran valid dan reliable), artinya variable yang diteliti dapat diobservasi secara langsung
63 6. Model yang dianalisis dispesifikasikan (diidentifikasi) dengan benar berdasarkan teori-teori dan konsep-konsep yang relevan, artinya model teori yang dikaji atau diuji dibangun berdasarkan kerangka teoritis tertentu yang mampu menjelaskan hubungan kausalitas antar variabel yang diteliti. 3.6.1.2 Model dan Persamaan Struktural Path Analysis Model struktural yaitu bila setiap variabel endogen (Y) secara unik keadaannya ditentukan oleh seperangkat variabel eksogen (X). Diagram jalur berikut menunjukkan struktur hubungan kausal antar variabel. X1 ρ ZX1 r 13 r 12 X2 ρ YX1 Y ρ ZY Z ρ YX2 r 23 ρ YX3 ρ ZX3 X3 Sumber: Riduwan dan Kuncoro, 2007, p5 Gambar 3.1 Diagram Jalur Persamaan struktural untuk diagram jalur yaitu: Y = ρ YX1 X1 + ρ YX2 X2 + ρ YX3 X3 + ε 1 Z = ρ ZX1 X1 + ρ ZX3 X3 + ρ ZY Y + ε 2 Keterangan:
64 ρ = koefisien jalur (path coefficient), yang menunjukkan pengaruh langsung variabel eksogen terhadap variabel endogen ε = faktor residual, yang menunjukkan pengaruh variabel lain yang tidak diteliti atau kekeliruan pengukuran variabel Kategori seberapa besar pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen dalam Path Analysis dilihat dari nilai koefisien beta akan diuraikan pada Tabel 3.5 berikut ini: Tabel 3.5 Kategori Pengaruh Variabel Dalam Path Analysis Nilai Koefisien Beta Kategori Pengaruh 0,05 0,09 Lemah 0,10 0,29 Sedang >0,30 Kuat Sumber: Riduwan dan Sunarto, 2007 3.6.2 Korelasi Pearson Berdasarkan Sugiarto (2000, p269), koefisien korelasi Pearson digunakan untuk mengetahui tingkat (derajat) keeratan hubungan linier antara dua atau lebih variabel yang minimal berskala ukur. Bila variabel yang terlibat hanya dua, maka analisis korelasinya disebut korelasi sederhana. Bila variabel yang terlibat lebih dari dua, disebut analisis korelasi berganda. Teknik korelasi Pearson Product Moment (PPM) termasuk teknik statistik parametrik yang menggunakan data dan ratio dengan persyaratan tertentu, misalnya data dipilih secara random, datanya berdistribusi normal, data yang dihubungkan berpola linier, dan data yang dihubungkan mempunyai pasangan yang sama sesuai dengan subjek yang sama (Riduwan dan Kuncoro, 2007, p61). Berdasarkan Supranto Jilid 2 (2001, p201), koefisien korelasi Pearson dapat dihitung sebagai berikut:
65 Korelasi Pearson dilambangkan (r) dengan ketentuan r -1 dan r +1. Bila nilai r=-1, maka korelasinya negatif sempurna, sebaliknya, bila nilai r = +1, maka korelasinya positif sempurna. Sedangkan apabila nilai r=0, maka artinya tidak ada korelasi. Arti harga r akan diperlihatkan pada Tabel 3.6 berikut. Tabel 3.6 Arti Nilai r Interval Koefisien Tingkat Hubungan 0,80 1,000 Sangat kuat 0,60 0,799 Kuat 0,40 0,599 Cukup kuat 0,20 0,399 Rendah 0,00 0,199 Sangat rendah Sumber: Riduwan dan Kuncoro, 2007, p62 Besar kecilnya sumbangan variabel X terhadap Y dapat ditentukan dengan rumus Koefisien Determinan sebagai berikut: KP = r 2 x 100% di mana KP adalah nilai koefisien determinasi, dan r adalah nilai koefisien korelasi (Riduwan dan Kuncoro, 2007, p62). 3.7 Rancangan Uji Hipotesis Untuk T-1 Pengujian secara keseluruhan
66 Ho = Big Five Personality (X1), Kepuasan Kerja (x2), dan Komitmen Organisasi (X3) karyawan tidak memiliki kontribusi yang signifikan secara simultan terhadap OCB (Y) pada PT HSL Ha = Big Five Personality (X1), Kepuasan Kerja (x2), dan Komitmen Organisasi (X3) karyawan memiliki kontribusi yang signifikan secara simultan terhadap OCB (Y) pada PT HSL Pengujian secara individual antara big five personality (X1) dengan OCB (Y) Ho: Variabel Big Five Personality (X1) tidak berkontribusi secara signifikan terhadap variabel OCB (Y) karyawan pada PT HSL Ha: Variabel Big Five Personality (X1) berkontribusi secara signifikan terhadap variabel OCB (Y) karyawan pada PT HSL Pengujian secara individual antara kepuasan kerja (X2) dengan OCB (Y) Ho: Variabel Kepuasan Kerja (X2) tidak berkontribusi secara signifikan terhadap variabel OCB (Y) karyawan pada PT HSL Ha: Variabel Kepuasan Kerja (X2) berkontribusi secara signifikan terhadap variabel OCB (Y) karyawan pada PT HSL Pengujian secara individual antara komitmen organisasi (X3) dengan OCB (Y) Ho: Variabel Komitmen Organisasi (X3) tidak berkontribusi secara signifikan terhadap variabel OCB (Y) karyawan pada PT HSL Ha: Variabel Komitmen Organisasi (X3) berkontribusi secara signifikan terhadap variabel OCB (Y) karyawan pada PT HSL
67 Untuk T-2 Pengujian secara keseluruhan Ho = Big Five Personality (X1), Kepuasan Kerja (X2), Komitmen Organisasi (X3), serta OCB (Y) karyawan tidak memiliki kontribusi yang signifikan secara simultan terhadap Efektivitas Organisasi (Z) pada PT HSL Ha = Big Five Personality (X1), Kepuasan Kerja (X2), Komitmen Organisasi (X3), serta OCB (Y) karyawan memiliki kontribusi yang signifikan secara simultan terhadap Efektivitas Organisasi (Z) pada PT HSL Pengujian secara individual antara big five personality (X1) dengan efektivitas organisasi (Z) Ho: Variabel Big Five Personality (X1) tidak berkontribusi secara signifikan terhadap variabel Efektivitas Organisasi (Z) karyawan pada PT HSL Ha: Variabel Big Five Personality (X1) berkontribusi secara signifikan terhadap variabel Efektivitas Organisasi (Z) karyawan pada PT HSL Pengujian secara individual antara kepuasan kerja (X2) dengan efektivitas organisasi (Z) Ho: Variabel Kepuasan Kerja (X2) tidak berkontribusi secara signifikan terhadap variabel Efektivitas Organisasi (Z) karyawan pada PT HSL Ha: Variabel Kepuasan Kerja (X2) berkontribusi secara signifikan terhadap variabel Efektivitas Organisasi (Z) karyawan pada PT HSL Pengujian secara individual antara komitmen organisasi (X3) dengan efektivitas organisasi (Z)
68 Ho: Variabel Komitmen Organisasi (X3) tidak berkontribusi secara signifikan terhadap variabel Efektivitas Organisasi (Z) karyawan pada PT HSL Ha: Variabel Komitmen Organisasi (X3) berkontribusi secara signifikan terhadap variabel Efektivitas Organisasi (Z) karyawan pada PT HSL Pengujian secara individual antara OCB (Y) dengan efektivitas organisasi (Z) Ho: Variabel OCB (Y) tidak berkontribusi secara signifikan terhadap variabel Efektivitas Organisasi (Z) karyawan pada PT HSL Ha: Variabel OCB (Y) berkontribusi secara signifikan terhadap variabel Efektivitas Organisasi (Z) karyawan pada PT HSL Dasar Pengambilan Keputusan Tingkat kepercayaan yang digunakan adalah 95%, sehingga tingkat kesalahan (α) sebesar 5% atau 0.05. Bila sig 0.05 maka Ho diterima Bila sig < 0.05 maka Ho ditolak 3.8 Rancangan Implikasi Hasil Penelitian Setelah semua data selesai diolah, maka diperoleh gambaran mengenai bagaimana ciri kepribadian staf karyawan PT HSL dari faktor big five, tingkat kepuasan kerja karyawan PT HSL, komitmen organisasi, dan apakah karyawan PT HSL telah memiliki tingkat Organizational Citizenship Behaviour (OCB) yang tinggi, serta sejauh mana PT HSL mencapai efektivitas organisasi. Bila hasilnya menunjukkan bahwa faktor big five personality, kepuasan kerja, komitmen organisasi, dan OCB karyawan PT HSL masih rendah, perlu dicari penyebabnya dan diadakan usaha untuk memperbaikinya. Setelah itu, dilakukan analisis terhadap data yang diperoleh dari kuesioner yang disebar kepada staf karyawan PT HSL, untuk mengetahui apakah faktor kepribadian big five,
69 kepuasan kerja, dan komitmen organisasi mempunyai pengaruh terhadap tingkat OCB karyawan serta berdampak pada efektivitas organisasi. Bila didapatkan ternyata variabelvariabel tersebut berkontribusi terhadap OCB karyawan di PT HSL, maka perlu dilakukan usaha untuk meningkatkan OCB karyawan dan kemudian efektivitas organisasi melalui faktor-faktor tersebut, dilihat dari aspek-aspek yang merupakan indikator dari setiap variabel.