PENGUATAN REGULASI KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN

dokumen-dokumen yang mirip
Penguatan Regulasi di Bidang Kefarmasian dan Alkes

Pengertian SKN. Maksud dan Kegunaan SKN 28/03/2016. BAB 9 Sistem Kesehatan Nasional (SKN)

ARAH KEBIJAKAN PEMERINTAH dalam menjamin KETERSEDIAAN OBAT DI INDONESIA

Sekretaris Ditjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan

Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia yang tinggi, maju, dan sejahtera, serta memperkuat perekonomian negara dan daya saing bisnis

REGULASI DI BIDANG KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN UNTUK MENDUKUNG JKN

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1148/MENKES/PER/VI/2011 TENTANG PEDAGANG BESAR FARMASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PENINGKATAN MUTU PELAYANAN KEFARMASIAN MELALUI PENGATURAN APOTEK DAN PRAKTIK APOTEKER

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1148/MENKES/PER/VI/2011 TENTANG PEDAGANG BESAR FARMASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

ADVOKASI DAN SINKRONISASI REGULASI DI BIDANG KEFARMASIAN OLEH KEMENTERIAN KESEHATAN KEPADA PEMERINTAH DAERAH

Direktur Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan

SAMBUTAN DAN PENGARAHAN DIREKTUR JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN

KEBIJAKAN DITJEN KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN MENDUKUNG DAN MENJAMIN AKSES SEDIAAN FARMASI DAN ALAT KESEHATAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PEDAGANG BESAR FARMASI. OLEH REZQI HANDAYANI, M.P.H., Apt

PEKERJAAN KEFARMASIAN

Sistem Kesehatan Nasional

2017, No Tahun 1997 Nomor 10, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3671); 3. Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika (

KEBIJAKAN KEFARMASIAN DAN ALKES DI ERA JKN DALAM KORIDOR IMPLEMENTASI UU No. 23/2014 TTG PEMERINTAH DAERAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Rencana Kerja Tahunan Tahun 2016

2017, No Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Neg

RAKONAS PROGRAM KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN TH ARAHAN DIREKTUR JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN

DUKUNGAN PEMERINTAH DALAM PENINGKATAN MUTU PELAYANAN KEFARMASIAN

SOSIALISASI JUKLAK PMK 31/2016. SE No. HK MENKES ttg JUKLAK Registrasi, Izin Praktik da Izin Kerja Tenaga Kefarmasian

Kebijakan Peningkatan Pembinaan Produksi dan Distribusi Kefarmasian

PERAN APOTEKER DI DALAM PENGELOLAAN OBAT DAN ALKES DI INSTALASI FARMASI PROVINSI, KABUPATEN/ KOTA. Hardiah Djuliani

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1. Kebijakan Obat dan Pelayanan Kesehatan

Jurnal Kefarmasian Indonesia. Vol : 20-27

PERATURAN PERUNDANGAN PRAKTEK APOTEKER

Regulasi Produksi dan Distribusi Kefarmasian

Kebijakan Peningkatan Pembinaan Produksi dan Distribusi Kefarmasian

MENJAMIN AKSESIBILITAS OBAT DAN ALAT KESEHATAN DI DAERAH

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN 2014 TENTANG

Ketersediaan Obat di Era JKN: e-catalogue Obat. Engko Sosialine M. Ditjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan

PERAN IAI DALAM PEMBERIAN REKOMENDASI IJIN PRAKTEK DALAM IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI KESEHATAN NOMER 31 TAHUN 2016

KEBIJAKAN PENGAWASAN ALAT KESEHATAN DAN PERBEKALAN KESEHATAN RUMAH TANGGA DI PROVINSI/KABUPATEN/KOTA

Diharapkan Laporan Tahunan ini bermanfaat bagi pengembangan Program Obat dan Perbekalan Kesehatan.

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN INDUK

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2009 TENTANG PEKERJAAN KEFARMASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2011 NOMOR 7 SERI E PERATURAN DAERAH KOTA BOGOR NOMOR 19 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2009 TENTANG PEKERJAAN KEFARMASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEBIJAKAN OBAT NASIONAL (KONAS) Kepmenkes No 189/Menkes/SK/III/2006

2015, No.74 2 Peredaran, Penyimpanan, Pemusnahan, dan Pelaporan Narkotika, Psikotropika, dan Prekursor Farmasi; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 T

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 22 TAHUN 2018 TENTANG PENYELENGGARAAN APOTEK

Jalur Distribusi Obat

DEKONSENTRASI & DANA ALOKASI KHUSUS: STRATEGI PENCAPAIAN TUJUAN PROGRAM KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2009 TENTANG PEKERJAAN KEFARMASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPALA DINAS KESEHATAN KOTA PADANG dr. FERIMULYANI, M. Biomed

SINERGISTAS BADAN POM DAN DINKES PROV/KAB/KOTA DALAM MENINGKATKAN PENGAWASAN OBAT DAN MAKANAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

Oleh : drg. Arianti Anaya, MKM Direktur Penilaian Alat Kesehatan dan PKRT Bali, 4 Mei 2018

DEKONSENTRASI & DANA ALOKASI KHUSUS: STRATEGI PENCAPAIAN TUJUAN PROGRAM KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN

KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : PO TENTANG

Riati Anggriani, SH, MARS., M.Hum Kepala Biro Hukum dan Humas Badan Pengawas Obat dan Makanan 6 Februari 2017

Aspek legal. untuk pelayanan kefarmasian di fasilitas kesehatan. Yustina Sri Hartini - PP IAI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG PEKERJAAN KEFARMASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua

2 Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 3. Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkot

Peraturan Pemerintah ini mengatur Pekerjaan Kefarmasian dalam pengadaan, produksi, distribusi atau penyaluran, dan pelayanan sediaan farmasi.

Ketersediaan Obat dalam Penyelenggaraan JKN: Formularium Nasional dan. e-catalogue Obat

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 79 TAHUN 2016 TENTANG

Disampaikan oleh : Direktur Bina Produksi dan Distribusi Kefarmasian. Makassar, 24 April 2014

KEBIJAKAN PENERAPAN FORMULARIUM NASIONAL DALAM JAMINAN KESEHATAN NASIONAL (JKN)

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

KEBIJAKAN KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN dan JAMINAN KETERSEDIAAN OBAT melalui E-KATALOG

- 2 - Mengingat ketentuan: 1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan L

PENINGKATAN PENGAWASAN IKLAN DAN PENANDAAN OBAT

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

Direktorat Pengawasan Alat Kesehatan dan PKRT Direktur Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan RI Makasar.

Revisi PP.38/2007 serta implikasinya terhadap urusan direktorat jenderal bina upaya kesehatan.

KEBIJAKAN PENGENDALIAAN ALAT KESEHATAN DALAM MENYONGSONG SJSN. Oleh: Drg. Arianti Anaya, MKM Direktur Bina Produksi dan Distribusi Alat Kesehatan

PELAYANAN PUBLIK DIREKTORAT BINA PRODUKSI DAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita Bangsa Indonesia

UNIVERSITAS INDONESIA

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.02.02/MENKES/068/I/2010 TENTANG

KEBIJAKAN PROGRAM KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN

REGULASI PENGELOLAAN DISTRIBUSI OBAT DAN URGENCY SERTIFIKASI CDOB

KEBIJAKAN PENGAWASAN ALAT KESEHATAN DAN PERBEKALAN KESEHATAN RUMAH TANGGA (PKRT)

KEBIJAKAN KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN DALAM SISTEM KESEHATAN NASIONAL (SKN)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

RENCANA AKSI PROGRAM DIREKTORAT BINA PRODUKSI DAN DISTRIBUSI KEFARMASIAN TAHUN

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan Kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua

Jakarta, 8 Februari 2013 DIREKTUR JENDERAL, Dra. Maura Linda Sitanggang Ph.d NIP

TATA HUBUNGAN KERJA DIREKTORAT JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN PERATURAN MENTERI KESEHATAN RI NOMOR: TAHUN 2009

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG IZIN USAHA APOTEK DAN IZIN USAHA PEDAGANG ECERAN OBAT

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG PENINGKATAN EFEKTIVITAS PENGAWASAN OBAT DAN MAKANAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan kesehatan di Indonesia ditujukan untuk meningkatkan

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2017 TENTANG APOTEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG IZIN USAHA APOTEK DAN IZIN USAHA PEDAGANG ECERAN OBAT

RENCANA AKSI. Oleh : Direktur Penilaian Alat Kesehatan dan PKRT Ditjen Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan RI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Oleh SUHARDJONO, SE. MM. BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN RI

2017, No Indonesia Nomor 5062); 3. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144

Transkripsi:

PENGUATAN REGULASI KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN Dr. Dra. Agusdini Banun S., Apt, MARS SEKRETARIS DIREKTORAT JENDERAL KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN

Contents LANDASAN PENGATURAN ASPEK PENGATURAN TUJUAN PENGATURAN KEFARMASIAN DAN ALKES DALAM KERANGKA SKN REGULASI TERKAIT SUB SISTEM SEDIAAN FARMASI, ALKES DAN MAKANAN

LANDASAN PENGATURAN Kesehatan Merupakan Hak Azasi Dan Salah Satu Unsur Kesejahteraan Yang Harus Diwujudkan Sesuai Dengan Cita-cita-cita Bangsa Indonesia Sebagaimana Tertuang Dalam Undang-undang Dasar 1945 Dalam Rangka Meningkatkan Kesadaran, Kemauan, dan Kemampuan Hidup Sehat bagi setiap orang dalam rangka mewujudkan derajad kesehatanyang setinggi-tingginya, perlu dilakukan berbagai upaya kesehatan yang didukung oleh Sumber Daya Kesehatan Pengaturan Upaya dan sumber daya di bidang kefarmasian tersebar dalam berbagai peraturan perundangundangan

PENGUATAN REGULASI DI BIDANG KEFARMASIAN, ALKES DAN PKRT Undang-Undang No.36 Tahun 2009 tentang Kesehatan Aspek Upaya Kesehatan Aspek Sumber Daya di Bidang Kesehatan Pelayanan Kefarmasian Tenaga Kefarmasian, Sarana/Fasilitas Kefarmasian, dan Komoditi Kefarmasian Untuk mewujukan Derajat Kesehatan yang setinggitingginya bagi Masyarakat

TUJUAN PENGATURAN TERSEDIANYA SEDIAAN FARMASI, ALAT KESEHATAN DAN PKRT TERJAMIN KEAMANAN, MUTU DAN KHASIAT/KEMANFAATAN TERJANGKAUNYA SEDIAAN FARMASI, ALAT KESEHATAN DAN PKRT BAGI MASYARAKAT MELINDUNGI MASYARAKAT TERHADAP PENGGUNAAN YANG TIDAK MEMENUHI STANDAR DAN PERSYARATAN MENCEGAH DAN MENGATASI AKIBAT YANG MUNCUL DARI PENGGUNAAN YANG SALAH DAN PENYALAHGUNAAN MEMBERIKAN KEPASTIAN HUKUM

SKN adalah pengelolaan kesehatan yang diselenggarakan oleh semua komponen bangsa Indonesia secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya SKN akan berfungsi baik untuk mencapai tujuannya apabila terjadi Koordinasi, Integrasi, Sinkronisasi, dan Sinergisme (KISS), baik antar pelaku, antar subsistem SKN, maupun dengan sistem serta subsistem lain di luar SKN (Amanah UU No36/2009 tentang Kesehatan Pasal 167) SISTEM KESEHATAN NASIONAL Upaya Kesehatan Regulasi, manajemen, informasi kesehatan SDM kesehatan Sediaan Farmasi, alkes dan makanan Litbangkes Pemberdayaan masyarakat Pembiayaan kesehatan Keterjangkauan obat (Aksesibilitas persediaan, pemerataan, dan Obat) Pengawasan sediaan farmasi untuk menjamin persyaratan keamanan, khasiat/manfaat mutu produk Perlindungan masyarakat dari obat penggunaan yang salah dan penyalahgunaan Pelayanan kefarmasian Penggunaan obat yang rasional Upaya kemandirian sediaan farmasi melalui pemanfaatan sumber daya dalam negeri Upaya kesehatan diselenggarakan oleh Pemerintah (termasuk TNI dan POLRI), pemda provinsi /kabupaten/kota, dan/atau masyarakat/swasta melalui upaya peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, pengobatan, dan pemulihan kesehatan, di fasilitas pelayanan kesehatan (termasuk fasilitas pelayanan kefarmasian) dan fasilitas kesehatan Mandat untuk Badan POM

KOMODITI SUMBER DAYA PELAYANAN KEFARMASIAN PENGAWASAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT ELABORASI DALAM SISTEM KESEHATAN Manajemen Kesehatan NASIONAL 5 UPAYA PENYELENGGARAAN : SDM K Farmasi, Alkes dan makanan Litbang Pemberdayaan Masyarakat Upaya Kesehatan Aman, Berkhasiat, Bermanfaat, & Bermutu Tersedia, Merata,& Terjangkau Rasio nal Kemandirian Transparan, Bertanggun gjawab Pembiayaan Kesehatan SISTEM KESEHATAN NASIONAL Tujuan Subsistem Sediaan Farmasi, Alkes, & Makanan: Tersedianya sediaan farmasi, alat kesehatan, makanan yang terjamin aman, berkhasiat/bermanfaat, dan bermutu

REGULASI TERKAIT SUB SUB SISTEM SEDIAAN FARMASI (1) Ketersediaan, pemerataan, dan keterjangkauan obat dan alat kesehatan Pengadaan Obat 1. Permenkes No 63 Tahun 2014 tentang Pengadaan obat berdasarkan katalog elektronik (E-Catalogue) 2. Permenkes No 33 Tahun 2017 tentang Monitoring dan Evaluasi Terhadap Perencanaan, Pengadaan Berdasarkan Katalog Elektronik dan Pemakaian Obat 1. Pengaturan proses pengadaan obat JKN dan obat program lainnya di fasisilitas kesehatan dan satker bidang kesehatan baik pusat dan daerah berdasarkan katalog elektronik melalui website www.inaproc.lkpp.go.id 2. Untuk meningkatkan efektivitas dan efisiennsi perencanaan, pengadaan berdasarkan e katalog dan pemakaian obat oleh institusi pemerintah dan swasta FORMULARIUM NASIONAL 1. Kepmenkes No HK.02.02 / Menkes / 137 / 2016 tentang Perubahan Atas Keputusan Menteri Kesehatan Nomor Hk.02.02 / Menkes / 523 / 2015 Tentang Formularium Nasional 2. Kepmenkes No HK.02.02/MENKES/636/2016 Tentang Perubahan Kedua atas Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.02.02/Menkes/523/2015 tentang Formularium Nasional 1. Menjamin aksesibilitas obat yang aman, berkhasiat, bermutu dan terjangkau dalam pelaksanaan JKN 2. Sebagai daftar obat terpilih yang dibutuhkan dan harus tersedia di fasyankes dalam rangka JKN

REGULASI TERKAIT SUB SUB SISTEM SEDIAAN FARMASI (1) Ketersediaan, pemerataan, dan keterjangkauan obat dan alat kesehatan Harga Obat 1. Permenkes No 98 Tahun 2015 tentang Pemberian Informasi Harga Eceran Tertinggi Obat 2. Kepmenkes No HK.01.07/Menkes/254/2017 tentang Harga Dasar Obat Program Rujuk Balik, Obat Penytakit Kronis di Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan dan Obat Sitostatika 3. Kepmenkes No. HK.01.07/Menkes/255/2017 tentang Harga Dasar Obat Khusus 1. Pengaturan pencantuman informasi HET obat oleh industri farmasi pada label obat dan pemberian informasi HET obat di pelayanan kefarmasian 2. Mengatur harga dasar obat program rujuk balik, penyakit kronis, dan sitostatika yang belum tercantum dalam e-katalog dalam rangka penyelenggaraan JKN 3. Mengatur harga dasar obat untuk penggunaan terapi khusus dalam jumlah terbatas (dengan mekanisme SAS) dalam rangka penyelenggaraan JKN Pemasukan Obat dan Alkes 1. Permenkes No 51 Tahun 2014 tentang Pemasukan Alat Kesehatan Melalui Jalur Khusus 2. Permenkes No 14 Tahun 2016 tentang Rekomendasi untuk mendapatkan Persetujuan Impor Barang Komplementer, Barang untuk keperluan Tes Pasar, dan Pelayanan Purna Jual 1. Mengatur pemasukan alat kesehatan yang tidak memiliki izin edar yang sangat dibutuhkan di wilayah Indonesia melalui jalur khusus 2. Tata cara pemberian rekomendasi persetujuan impor barang komplementer, barang untuk keperluan purna jual dan tes pasar berupa obat, tradisional, kosmetika, suplemen kesehatan dan kosmetika

REGULASI TERKAIT SUB SUB SISTEM SEDIAAN FARMASI (2) Upaya Pengawasan untuk Menjamin Persyaratan Keamanan Khasiat / Manfaat, Mutu Produk Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan dan PKRT OBAT 1. Permenkes No. 1010/Menkes/Per/XI/2008 tentang Registrasi Obat 2. Permenkes No 30 Tahun 2017 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1148/Menkes/Per/Vi/2011 Tentang Pedagang Besar Farmasi 3. Permenkes No 75 Tahun 2016 tentang Penyelenggaraan Uji Mutu Obat pada Instalasi Farmasi Pemerintah 1. Mengatur i tentang registrasi obat oleh industri farmasi yang dberikan oleh Menkes dan dilimpahkan kepada Kepala Badan POM 2. Mengatur tentang distribusi lintas Provinsi dengan mekanisme menyampaikan surat pemberitahuan kepada Dinkes Provinsi yang dituju, mekanisme penunjukan apoteker pengganti sementara di PBF yang disampaikan secara tertulis oleh PBF kepada Dinkes Prov. dan tembusan Balai POM. 3. Tata cara pengujian mutu obat pada instalasi farmasi pemerintah baik pusat maupun daerah untuk menjamin persyaratan kemanan, khasiat dan mutu obat. ALAT KESEHATAN dan PKRT 1. Permenkes No. 1189/Menkes/Per/VII/2010 tentang Produksi Alat Kesehatan dan PKRT 2. Permenkes No. 1190/Menkes/Per/VII/2010 tentang Izin Edar Alat Kesehatan dan PKRT 3. Permenkes No 1191/Menkes/Per/VII/2010 tentang Penyaluran Alat Kesehatan 4. Permenkes No.76 Tahun 2013 tentang Iklan Alat Kesehatan dan PKRT 5. Permenkes No. 4 Tahun 2014 tentang Cara Distribusi Alkes Yang Baik 6. Permenkes No.20 Tahun 2017 tentang Cara Pembuatan Alat Kesehatan dan PKRT yang Baik 1. Mengatur pemberian izin produksi alkes dan PKRT 2. Mengatur tentang tata cara mendapatkan izin edar alkes dan PKRT 3. Mengatur tentang tata cara penyaluran alat kesehatan 4. Mengatur tentang Iklan alkes dan PKRT 5. Mengatur tentang Cara Distribusi Alkes yang baik 6. Mengatur setiap perusahaan yang memproduksi alkes dan PKRT wajib menerapkan CPAKB dan CPPKRTB k untuk menjamin alkes dan PKRT yang diproduksi memenuhi persyaratan mutu, kemanfaatandan keamanan dengan waktu peralihan 4 tahun sejak permenkes ditetapkan

REGULASI TERKAIT SUB SUB SISTEM SEDIAAN FARMASI (3) Perlindungan Masyarakat Dari Penggunaan Yang Salah Dan Penyalahgunaan Obat, Pelayanan Kefarmasian Dan Penggunaan Obat yang Rasional Fasilitas Pelayanan Kefarmasian 1. Permenkes No 53 Tahun 2016 tentang Pencabutan Permenkes No 284/Menkes/Per/III/2007 tentang Apotek Rakyat 2. Surat Edaran No HK.03.03/MENKES/704/2016 Tahun 2016 tentang Pelaksanaan Permenkes No.53 Tahun 2016 3. Permenkes No 31 Tahun 2016 tentang Perubahan atas Permenkes No 889/Menkes/Per/2011 tentang Registrasi, Izin Praktik, dan Izin Kerja Tenaga Kefarmasian 4. Surat Edaran No HK.02.02/MENKES/24/2017 Tahun 2017 tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 31 Tahun 2016 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 889/Menkes/Per/V/2011 tentang Registrasi, Izin Praktik, dan Izin Kerja Tenaga Kefarmasian 5. Permenkes No 9 Tahun 2017 tentang Apotek 1. Penataan faslitas pelayanan kefarmasian untuk memberikan perlindungan kepada masyarakat 2. Tata cara pencabutan apotek rakyat 3. Pengaturan tentang perubahan SIKA menjadi SIPA dan SIPA dapat diberkan paling banyak 3 tempat fasilitas pelayanan kefarmasian 4. Tata cara memperoleh SIPA 5. Pengaturan apotek dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan kefarmasian, memberikan perlindungan pasien dan masyarakat dan menjamin kepastian hukum tenaga kefarmasian di apotek Standar Pelayanan Kefarmasian 1. Permenkes No 72 Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit 2. Permenkes No 73 Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek 3. Permenkes No 74 Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas Pedoman bagi tenaga kefarmasian di rumah sakit, apotek, dan puskesmas dalam menyelenggarakan pelayanan kefarmasian

REGULASI TERKAIT SUB SUB SISTEM SEDIAAN FARMASI (4) Upaya Kemandirian Sediaan Farmasi Melalui Pemanfaatan Sumber Daya Dalam Negeri Percepatan kemandirian Industri Bahan Baku Obat, Bahan Baku Obat Tradisional dan Alat Kesehatan 1. Inpres No.6 tahun 2016 tentang Percepatan Pengambangan Industri Farmasi dan Alat Kesehatan 2. PermenkesNomor 87 Tahun 2013 tentang Peta Jalan Pengembangan Bahan Baku Obat 3. Permenkes Nomor 88 Tahun 2013 tentang Rencana Induk Pengembangan Bahan Baku Obat Tradisional 4. Permenkes No 17 Tahun 2017 tentang Rencana Aksi Pengembangan Industri Farmasi dan Alat Kesehatan 1. Intruksi kepada 12 K/L untuk mewujudkan kemandirian dan meningkatkan daya saing industri farmasi dan alkes dalam negeri melalui percepatan pengembangan IF dan Alkes 2 & 3. Acuan bagi Pemerintah, Pemda, pelaku usaha, lembaga penelitian, lembaga pendidikan dan masyarakat untuk meningkatkan pengembangan dan produksi bahan baku obat dan bahan baku obat dalam negeri dan mengurangi angka impor 4. Strategi untuk meningkatkan produktivitas dan daya saing untuk mendukung industry farmasi dan alat kesehatan menjadi bertranfsormasi menjadi industri berbasis riset

Memberikan pengetahuan bahkan mampu mendewasakan masyarakat pengguna sediaan farmasi dan alat kesehatan. KESIMPULAN Membangun harmonisasi hubungan yang komunikatif antara masyarakat pengguna dan aparatur kesehatan khusus bidang kefarmasian dan alat kesehatan sehingga meminimalisir penyimpangan pengelolaan sediaan farmasi dan alkes Penguatan regulasi kefarmasian dan alat kesehatan dalam rangka meningkatkan aksesibilitas, mutu dan kemandirian farmasi dan alat kesehatan

TERIMA KASIH