BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan kesehatan di Indonesia ditujukan untuk meningkatkan
|
|
- Hartanti Tanudjaja
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan kesehatan di Indonesia ditujukan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar derajat kesehatan masyarakat setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia (SDM) yang produktif secara sosial dan ekonomis. Salah satu langkah penting pembangunan kesehatan Indonesia yang dimulai pada 1 Januari 2014 melalui implementasi Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) bagi seluruh masyarakat secara bertahap. Dalam implementasi JKN, diperlukan integrasi bagi semua subsistem kesehatan, salah satunya adalah subsistem Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan. Salah satu point penting pelaksanaan JKN, program kefarmasian dan alat kesehatan telah menentukan langkah-langkah strategis. Langkah-langkah tersebut diantaranya (1) Mendorong peningkatan kemampuan pengelolaan manajemen obat di pusat dan daerah; (2) Mendorong peningkatan Kemampuan Industri farmasi sehingga mampu menunjang JKN; (3) Mendorong peningkatan kemampuan sistem informasi logistik di pusat dan daerah; (4) Pemantapan keterjangkauan obat dan alat kesehatan (Kementerian Kesehatan, 2013). Sesuai dengan surat edaran Kepala Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Tengah Nomor 442/5978/2 tanggal 2 November 2009, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota untuk melaksanakan penyediaan dan pengelolaan obat, alat 1
2 kesehatan, reagensia dan vaksin secara kebijakan satu pintu (one gate policy), termasuk dalam hal penyimpanan dan pendistribusian sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Secara garis besar, tupoksi dalam pengelolaan obat publik dan perbekalan kesehatan di Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang secara umum disebut sebagai Instalasi Farmasi Kabupaten/Kota (IFK). Kebijakan ini diambil dalam rangka mengatasi masalah yang ada, antara lain : adanya penyediaan anggaran yang terbatas, menghindari tumpang tindih dalam jenis dan jumlah, keterbatasan sarana prasarana penyimpanan, dan keterbatasan tenaga yang sesuai kompetensi (Dinkesprop, 2012). Propinsi Jawa Tengah terdiri dari 35 Kabupaten / Kota dengan jumlah penduduk 33,26 juta jiwa, dengan dana yang disediakan untuk pengadaan obat tahun 2014 sebesar Rp ,-. Bila dari dana yang ada dibagi dengan jumlah penduduk, setara dengan Rp ,-/ kapita. Jumlah ini jauh dibawah standar minimal yang ditetapkan oleh WHO sebesar 1$/ kapita. Dengan penerapan e-procurement obat dengan prosedur e-purchasing berdasar e-catalogue, diharapkan terjadi efisiensi pengadaan obat, sehingga dengan dana yang terbatas, dapat memperoleh jumlah obat yang lebih banyak, sehingga dapat memenuhi kebutuhan obat untuk pelayanan kesehatan masyarakat di Jawa Tengah. Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan (Dirjenbifar dan alkes) pada tanggal 6 Juni 2014 telah mengumumkan Formularium Nasional (Fornas) dalam rangka mendukung JKN Kementerian kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) bekerja sama dengan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) melakukan proses lelang harga obat terutama obat 2
3 yang masuk dalam Fornas. Pada E-catalogue obat untuk pengadaan kebutuhan obat secara nasional tahun 2013 terdapat kurang lebih 384 item dan ditahun 2014 meningkat menjadi 923, baik obat generik maupun obat dengan merek dagang yang telah ditetapkan. Dalam rangka meningkatkan kinerja dan efisiensi dalam proses pengadaan obat, baik untuk program JKN maupun program kesehatan lainnya pada Kementerian/ Lembaga, Dinas, atau Instansi (K/L/D/I) telah tersedia katalog obat yang dapat diakses di Portal Pengadaan Nasional Melalui Website Pengadaan obat yang tersedia dalam katalog Portal pengadaan nasional harus dilakukan dengan prosedur E-purchasing. Pengadaan barang/jasa secara elektronik atau e-procurement dapat dilakukan dengan e-tendering atau e-purchasing. e-tendering merupakan tata cara pemilihan penyedia barang/jasa yang dilakukan secara terbuka dan dapat diikuti oleh semua penyedia barang/jasa yang terdaftar pada sistem elektronik. Sedangan e-purchasing obat merupakan tata cara pembelian obat sesudah sistem e-catalogue terbangun (Kementerian Kesehatan, 2014). e-catalogue obat adalah sistem informasi elektronik yang memuat seputar informasi daftar obat, jenis, spesifikasi teknis, harga dan pabrik penyedia. Pencantuman harga dan spesifikasi teknis suatu barang/jasa berdasarkan pada kontrak payung antara Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/jasa Pemerintah (LKPP) dan penyedia Barang/Jasa. e-catalogue sebagai dasar bagi K/L/D/I melakukan pemesanan barang/jasa melalui e-purchasing (Kementerian Kesehatan, 2014). 3
4 e-procurement ini dilakukan dengan menggunakan Sistem Pengadaan Secara Elektronik (SPSE), dinama SPSE yang ada dikelola oleh Unit Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE). Jika selama ini pengadaan barang dan jasa di instansi pemerintah dilaksanakan melalui jalur manual, maka kini dengan adanya kebijakan pengadaan secara elektronik semua pengadaan barang dan jasa pemerintah harus melalui jalur elektronik, melalui website resmi kementerian dan lembaga pemerintah pusat maupun daerah. Implikasi e-procurement merupakan bentuk inovasi pelayanan publik. Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Secara elektronik (e-procurement) merupakan salah satu tata cara yang diatur dalam perpres nomor 54 tahun 2010 sebagaimana telah diubah dengan peraturan Presiden Nomor 4 tahun 2015, dan bersifat diwajibkan (mandatory) bagi seluruh K/L/D/I. e-procurement bertujuan untuk : meningkatkan transparansi dan akuntabilitas, meningkatkan akses pasar dan persaingan usaha yang sehat, memperbaiki tingkat efisiensi proses Pengadaan, mendukung proses monitoring dan audit, dan memenuhi kebutuhan akses informasi yang real time (Peraturan Presiden, 2012). Manajemen dan kontrol data terhadap proses e-procurement merupakan salah satu keuntungan langsung yang diperoleh dari penerapan e-procurement (Teo dkk., 2009). Dengan adanya proses pengadaan secara elektronik, diharapkan dapat meningkatkan akurasi data, standarisasi dokumen pengadaan, mengurangi/ mempersingkat proses birokrasi (process improvement), pengelolaan pengadan yang lebih baik untuk pengadaan yang bersifat berulang dan volume kecil, pemantauan supply obat secara elektronik. 4
5 e-catalogue menjadikan proses pengadaan barang/jasa disektor publik lebih efisien, waktu pengadaan lebih pendek dan persaingan sehat rekanan menguntungkan pemerintah dalam mendapatkan obat generik. e-catalogue telah menghilangkan administrasi dan proses pengadaan barang/jasa yang cenderung rumit (red tape). Manfaat ini akan semakin terasa ketika semakin banyak barang/jasa yang dimasukan kedalam e-catalogue (Kementerian Kesehatan, 2013). Keuntungan penerapan e-procurement pada peningkatan manajeman dan kontrol pengadaan, pada pelaksanaannya tidak mudah untuk diraih. Menurut survei yang dilakukan oleh multilateral bank (ADB, Word Bank, The Inter-America Development Bank,) menyebutkan adanya berbagai masalah dalam pelaksanaan e- procurement di Eropa, Asia, Oceania, dan South America. Masalah tersebut antara lain : kurang terintegrasinya sistem dan masalah terkait teknologi. Permasalahan terkait teknologi yang digunakan oleh e-procurement cukup beragam, antara lain : proses terlalu lambat, respon lambat, problem notifikasi, kegagalan akses, dan sistem terlalu kompleks. Permasalahan terkait dengan manajeman dan kontrol data ini akan mempengaruhi kinerja e-procurement pengadaan obat dengan prosedur e-purchasing berdasarkan e-catalogue. Best practice dalam e-procurement dengan prosedur e-purchasing akan mengurangi biaya, meningkatkan volume yang bisa dikelola oleh mereka, menambah sesuatu yang baru yang dapat dikelola, dan membuat sistem procurement menjadi lebih bernilai (Aberdeen Group, 2001). Manajemen menginginkan adanya pengurangan biaya untuk aktivitas tidak berguna dan meningkatkan kapasitas serta kualitas hasil produksi. Perbaikan proses bisnis dari 5
6 dalam pengadaan obat publik dan meningkatnya kualitas barang yang diperoleh adalah merupakan manfaatan yang diharapkan dari penerapan e-procurement obat dengan prosedur e-purchasing. Dengan adanya system e-catalogue, selain meminimalisir penyimpangan, memudahkan pihak pemerintah untuk lebih leluasa dalam memilih produk obat generik yang dibutuhkan; ketersediaan obat generik dapat lebih terjamin karena yang terikat kontrak payung adalah industri sebagai produsen obat generik. Dengan telah terbangunnya system e-catalogue obat, K/L/D/I dapat melakukan pembelian langsung kepada distributor obat atau PBF yang ada di e- catalogue sesuai dengan item produk dan harga satuan yang dimenangkan oleh pabrikan/penyedia obat untuk pemenuhan kebutuhan obatnya. K/L/D/I tidak perlu melakukan proses pelelangan, namun dapat langsung memanfaatkan system e- catalogue obat dalam pengadaan obat dengan prosedur e-purchasing. Kontrak pekerjaan dilakukan antara satuan kerja (satker) dimasing-masing K/L/D/I dengan distributor yang telah ditunjuk oleh masing-masing pabrikan/penyedia pemenang pengadaan obat. Menurut Teo dkk. (2009), hubungan dengan mitra kerja merupakan salah satu keuntungan tidak langsung dari penerapan e-procurement. Keberhasilan suatu sistem e-procurement membutuhkan proses yang efisien baik ditingkat hubungan pembeli dengan suplier dan tingkat alur kerja internal. Sistem e-procurement tidak melihat hanya sebagai katalog dan sistem pemesan barang, tetapi memberikan kesempatan kepada panitia pengadaan untuk dapat berkomunikasi dan berbagi pengetahuan dengan mitra penyedia. Proses pengadaan obat mencakup spektrum 6
7 yang luas yang meliputi kegiatan perencanaan, pengadaan, dan penerimaan dan distribusi obat. e-procurement dapat mendukung integrasi seluruh rantai pasokan dan kolaborasi dengan mitra kerja (Panayiotou dkk., 2004). Manfaat ini tidak serta merta muncul dalam proses e-procurement obat di Jawa Tengah. Perolehan barang (obat) tahun 2014 dengan tanggal kedaluwarsa lebih dekat dari pada tahun sebelumnya, barang yang diterima tidak ada jaminan kualitas karena pada waktu pengiriman barang tidak disertai dengan COA (Certificate of analysis). Permasalahan-permasalahan yang muncul dalam proses e- procurement obat ini tentunya akan mempengaruhi dari kinerja proses e- procurement, terutama dilihat dari sisi perbaikan kualitas dan hasil produksi. Menurut Sekretariat Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan RI, pada kegiatan Evaluasi Implementasi Pedoman Dan Standar Di Provinsi Sulawesi Tengah yang diselenggarakan pada tanggal 2 s.d 4 Juli 2014, ditemukan beberapa kendala dalam pemanfaatan e- catalogue, antara lain : masih banyak obat belum ada dalam e-catalogue, beberapa obat belum ada distributornya, belum tersedia obat generik dalam Fornas, sistem pembelian obat yang tidak mudah, waktu pengiriman lama/ obat datang terlambat, sulit koneksi jaringan, petugas belum dilatih khusus, ada pabrikan yang tidak bisa memberikan harga sesuai e-catalogue (Setditjenbinfar, 2014). Berdasarkan datadata tersebut menunjukan bahwa pelaksanaan e-procurement tidaklah mudah, dan tentunya akan mempengaruhi kinerja dan efisiensi pengadaan obat. Beranjak dari pembahasan diatas dan melihat sistem pengadaan obat dengan cara e-purchasing berdasarkan e-catalogue yang baru berjalan 2 tahun, maka 7
8 penelitian ini menarik dilakukan, karena selain memiliki banyak manfaat, e- procurement dengan prosedur e-purchasing juga memiliki kelemahan-kelemahan dan hambatan-hambatan yang harus diantisipasi, menganalisa sejauh mana pelaksanaan pengadaan obat pada Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota dengan prosedur e-purchasing berdasarkan e-catalogue. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh dari variabel manajemen dan kontrol data, kualitas hasil dan produksi, dan Hubungan dengan mitra kerja terhadap kinerja e- procurement obat dengan prosedur e-purchasing berdasarkan e-catalogue, dan pengaruh kinerja e-procurement obat dengan prosedur e-purchasing berdasarkan e- catalogue terhadap efisiensi pengadaan obat publik yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, dengan kata lain apakah penerapan e-procurement berdampak positif pada kinerja dan efisiensi pengadaan obat publik. Penelitian ini menggunakan metode survei dengan kuisioner sebagai alat pengumpul data. Penelitian ini adalah penelitian yang menggunakan metode penelitian deskriptif analitik. Kuesioner yang dipakai menggunakan variabel yang bersifat kualitatif namun akan diukur secara kuantitatif. B. Perumusan Masalah Atas dasar hal-hal yang telah diuraian pada latar belakang, penelitian ini menarik untuk dilakukan, analisis terhadap pelaksanaan e-procurement obat di dinas kesehatan kabupaten/ kota dengan prosedur e-purchasing berdasarkan e- catalogue dengan perumusan masalah sebagai berikut : 8
9 1. Apakah manajemen dan kontrol data memberikan pengaruh yang positif pada kinerja e-procurement obat dengan prosedur e-purchasing berdasarkan e-catalogue? 2. Apakah kualitas hasil dan produksi memberikan pengaruh yang positif pada kinerja e-procurement obat dengan prosedur e-purchasing berdasarkan e- catalogue? 3. Apakah Hubungan dengan mitra kerja memberikan pengaruh yang positif pada kinerja e-procurement obat dengan prosedur e-purchasing berdasarkan e-catalogue? 4. Apakah Manajemen dan kontrol data, kualitas hasil dan produksi, dan Hubungan dengan mitra kerja secara bersama-sama memberikan pengaruh yang positif pada kinerja e-procurement obat dengan prosedur e-purchasing berdasarkan e-catalogue? 5. Apakah peningkatan kinerja e-procurement obat dengan prosedur e- purchasing berdasarkan e-catalogue memberikan pengaruh yang positif pada efisiensi proses pengadaan obat publik? C. Tujuan Penelitian 1. Mengetahui pengaruh manajemen dan kontrol data pada kinerja e-procurement obat dengan prosedur e-purchasing berdasarkan e-catalogue, 2. Mengetahui pengaruh kualitas hasil dan produksi pada kinerja e-procurement obat dengan prosedur e-purchasing berdasarkan e-catalogue, 3. Mengetahui pengaruh hubungan dengan mitra kerja pada kinerja e-procurement obat dengan prosedur e-purchasing berdasarkan e-catalogue, 9
10 4. Mengetahui pengaruh secara bersama-sama dari manajemen dan kontrol data, kualitas hasil dan produksi, dan Hubungan dengan mitra kerja pada kinerja e- procurement obat dengan prosedur e-purchasing berdasarkan e-catalogue, 5. Mengetahui pengaruh kinerja e-procurement obat dengan prosedur e- purchasing berdasarkan e-catalogue pada efisiensi proses pengadaan obat publik. D. Manfaat Penelitian 1. Untuk pemerintah, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dalam memperbaiki kebijakan pengadaan barang/jasa Pemerintah, terutama dalam proses pengadaan obat untuk pelayanan publik, mengembangkan sistem pengadaan berbasis elektronik (e-procurement, menggunakan prosedur e- purchasing berdasarkan e-catalogue). 2. Untuk peneliti, dapat mengimplementasikan pengetahuan yang didapat selama kuliah dan memperluas wawasan dalam bidang kebijakan obat nasional dan manajemen pengendalian obat. 3. Bagi akademisi : memberikan tambahan ilmu pengetahuan mengenai penerapan e-procurement dengan prosedur e-purchasing berdasarkan e-catalogue dan imbas yang diberikan terhadap kinerja dan efisiensi pengadaan obat publik. E. Keaslian Penelitian Sejauh pengamatan peneliti, belum pernah ada penelitian mengenai analisis pelaksanaan e-procurement obat pada dinas kesehatan kabupaten/ kota dengan prosedur e-purchasing berdasarkan e-catalogue Di Jawa Tengah. Penelitian terdahulu yang berhubungan dengan e-procurement antara lain : 10
11 1. Studi Penerapan e-procurement pada Proses Pengadaan di Pemerintah Kota Surabaya (Wijaya dkk., 2011). 2. Analisis Pengaruh Penerapan e-procurement Terhadap Kinerja dan Efisiensi Suply Chain Management Studi Pada PT Petroflexx Prima Daya (Sari, 2013). Perbedaan masing-masing penelitian adalah sebagai berikut : Tabel. 1 Keaslian Penelitian Unit Pembeda Subjek Penelitian Objek Penelitian Tempat penelitian Variael penelitian (Wijaya dkk., 2011) (Sari, 2013) Penelitian yang dilakukan (2014) Anggota ULP Bagian Pengadaan Apoteker Pengelola Obat di Dinas Perusahaan Kesehatan Kabupaten/ Kota, yang terlibat langsung pada proses pengadaan obat e-procurement e-procurement pada SCM e-procurement obat dengan prosedur e- kontruksi perusahaan purchasing berdasarkan E-catalogue Pemerintah Kota PT. Petroflex Prima Daya Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota di Surabaya Jawa Tengah Variabel bebas : Variabel bebas : Manajemen dan Indikator Penerapan E-procurement Variabel terikat : Kinerja dan efisiensi e- procurement Variabel bebas : Indikator Penerapan E- procurement Variabel terikat : Kinerja dan efisiensi e- procurement Kontrol data, kualitas hasil dan produksi, serta hubungan dengan mitra kerja Variabel Antara : Kinerja e- procurement obat dengan prosedur e- purchasing berdasarkan E-catalogue Variabel terikat : efisiensi Pengadaan obat 11
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat
Lebih terperinciDIREKTORAT BINA OBAT PUBLIK DAN PERBEKALAN KESEHATAN
DIREKTORAT BINA OBAT PUBLIK DAN PERBEKALAN KESEHATAN E CATALOGUE 2014 PROSES e-catalogue 2016 FORNAS PROSES NEGOSIASI LELANG CATALOGUE OBAT PROSES e-catalogue 2016 NIE Generik Ada Tidak ada > 1 Hanya
Lebih terperinciPENGANTAR E-PROCUREMENT
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI PENGANTAR E-PROCUREMENT PERATURAN PRESIDEN RI NOMOR 54 TAHUN 2010 beserta perubahannya MATERI 7 1 2 TUJUAN PELATIHAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan merupakan salah satu aspek dalam menunjang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan merupakan salah satu aspek dalam menunjang pembangunan secara nasional. Pembangunan di bidang kesehatan bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan
Lebih terperinciMATERI 7 PENGANTAR E-PROCUREMENT
MATERI 7 PENGANTAR E-PROCUREMENT PERATURAN PRESIDEN RI NOMOR 54 TAHUN 2010 beserta perubahannya 1 DAFTAR ISI TUJUAN PELATIHAN PENDAHULUAN e-tendering e-purchasing 2 TUJUAN PELATIHAN SETELAH MATERI INI
Lebih terperinciDAFTAR ISI. Pengantar E-Procurement. Diklat Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah TUJUAN PELATIHAN PENDAHULUAN. e-tendering. e-purchasing 10/19/2016
Pengantar E-Procurement Diklat Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Kementerian Keuangan Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan DAFTAR ISI TUJUAN PELATIHAN PENDAHULUAN
Lebih terperinci2 Indonesia Tahun 2004 Nomor 150, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4456); 2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lem
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1510, 2014 KEMENKES. Katalog Elektronik. Obat. Pengadaan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2014 TENTANG PENGADAAN OBAT BERDASARKAN
Lebih terperinciPENGANTAR E-PROCUREMENT
PENGANTAR E-PROCUREMENT Peraturan Presiden RI Nomor 54 Tahun 2010 Beserta Perubahannya VERSI 9.2 1 DAFTAR ISI: e-procurement e-tendering e-purchasing 2 TUJUAN PELATIHAN Setelah Materi Ini Disampaikan,
Lebih terperinciPETUNJUK PELAKSANAAN PENGADAAN OBAT DENGAN PROSEDUR E-PURCHASING BERDASARKAN E-CATALOGUE
2013, No.999 4 LAMPIRAN PERATURAN MENTERI KESEHATAN NOMOR 48 TAHUN 2013 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PENGADAAN OBAT DENGAN PROSEDUR E-PURCHASING BERDASARKAN E-CATALOGUE PETUNJUK PELAKSANAAN PENGADAAN OBAT
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita Bangsa Indonesia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita Bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud
Lebih terperinciKetersediaan Obat di Era JKN: e-catalogue Obat. Engko Sosialine M. Ditjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan
Ketersediaan Obat di Era JKN: e-catalogue Obat Engko Sosialine M. Ditjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan Upaya Peningkatan Ketersediaan, Pemerataan dan Keterjangkauan Obat dalam
Lebih terperinciKetersediaan Obat dalam Penyelenggaraan JKN: Formularium Nasional dan. e-catalogue Obat
Ketersediaan Obat dalam Penyelenggaraan JKN: Formularium Nasional dan e-catalogue Obat Direktorat Tata Kelola Obat Publik & Perbekalan Kesehatan Ditjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan
Lebih terperinciPENGGUNAAN E-PROCUREMENT
20 PENGGUNAAN E-PROCUREMENT PENGGUNAAN E-PROCUREMENT Pelatihan Pengadaan Barang /Jasa Pemerintah Tingkat Dasar/Pertama LKPP Lembaga Kebijakan Pengadaan LKPP Lembaga Barang/Jasa Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa
Lebih terperinci-1- PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2013 TENTANG
-1- PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2013 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PENGADAAN OBAT DENGAN PROSEDUR E-PURCHASING BERDASARKAN E-CATALOGUE DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciTULISAN HUKUM PENGADAAN OBAT DENGAN PROSEDUR E-PURCHASING BERDASARKAN E-CATALOGUE. Abstrak
TULISAN HUKUM PENGADAAN OBAT DENGAN PROSEDUR E-PURCHASING BERDASARKAN E-CATALOGUE google images/medicine Abstrak Tulisan ini membahas pelaksanaan Pengadaan Obat Dengan Prosedur e-purchasing Berdasarkan
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan penelitian dan analisis yang telah peneliti paparkan dapat
BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Simpulan Berdasarkan penelitian dan analisis yang telah peneliti paparkan dapat disimpulkan sebagai berikut. 1. UGM mengembangkan sistem yang terintegrasi untuk mempermudah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. atau individu dan biasanya melalui sebuah kontrak (Wikipedia,2008). 1. Meningkatkan tranparansi dan akuntabilitas
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengadaan barang/jasa atau kegiatan lelang yang biasa dikenal dengan sebutan procurement yang dapat diartikan sebagai sebuah proses lelang dari barang dan/atau jasa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kegiatan pengadaan barang/jasa pemerintah mengalami pergeseran paradigma baru dalam pelaksanaannya, terutama setelah kegiatan pengadaan dilakukan melalui sistem elektronik
Lebih terperinciARAH KEBIJAKAN PEMERINTAH dalam menjamin KETERSEDIAAN OBAT DI INDONESIA
1 tujuan: ARAH KEBIJAKAN PEMERINTAH dalam menjamin KETERSEDIAAN OBAT DI INDONESIA APRIL 2018 1 DASAR HUKUM UU NO 36 TAHUN 2009 tentang KESEHATAN PP NO 12 TAHUN 2013 tentang JAMINAN KESEHATAN PERPRES NO
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 233/PMK.01/2012 TENTANG
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 233/PMK.01/2012 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN PENGADAAN BARANG/JASA SECARA ELEKTRONIK DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Evaluasi Implementasi 2.1.1 Pengertian Evaluasi Evaluasi merupakan suatu penilaian secara sistematis untuk menentukan atau menilai kegunaan dan keefektifan sesuatu yang didasarkan
Lebih terperinciKebijakan e-procurement Nasional. DALAM RANGKA PENGELOLAAN e-lelang CEPAT dan SiKaP. Direktur Pengembangan Sistem Pengadaan Secara Elektronik LKPP
Kebijakan e-procurement Nasional DALAM RANGKA PENGELOLAAN e-lelang CEPAT dan SiKaP Direktur Pengembangan Sistem Pengadaan Secara Elektronik LKPP 2 Sudah Tercapaikah Tujuan e-procurement? Meningkatkan transparansi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Inggris pada tahun 1911 (ILO, 2007) yang didasarkan pada mekanisme asuransi
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Konsep Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) pertama kali dicetuskan di Inggris pada tahun 1911 (ILO, 2007) yang didasarkan pada mekanisme asuransi kesehatan sosial dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ketidaksetaraan status sosial ekonomi (pendidikan, pekerjaan dan pendapatan) merupakan salah satu tantangan utama bagi kesehatan masyarakat, sehingga dibutuhkan suatu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dari pembangunan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dari pembangunan nasional. Menurut Undang-Undang No.36 tahun 2009 pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. KUHPerdata, ketentuan ini berbunyi Semua persetujuan yang dibuat secara sah berlaku
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perjanjian kerjasama berawal dari perbedaan kepentingan yang dicoba dipertemukan melalui kesepakatan. Melalui perjanjian perbedaan tersebut diakomodir dan selanjutnya
Lebih terperinciMake Public Procurement Easy
Make Public Procurement Easy Kebutuhan Barang/Jasa E_Procurement (SPSE) Dikerjakan Sendiri Swakelola Instansi Pemerintah Kel. Masyarakat Pelelangan Pelelangan Konvensional e-tendering Penyedia e-purchasing/
Lebih terperinciLatar Belakang & Permasalahan
Latar Belakang & Permasalahan Seharusnya PBJ itu mudah Belanja Pemerintah lebih mahal Tidak tepat sasaran Gov t Proc. paling murah paling murah kualitas kurang Pengadaan Barang Jasa Pemerintah Perpres
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. paling utama, oleh karena itu kesehatan termasuk dalam kepentingan yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan hajat hidup manusia sekaligus karunia dari tuhan yang paling utama, oleh karena itu kesehatan termasuk dalam kepentingan yang dilindungi oleh negara.
Lebih terperinciTATA KELOLA OBAT DAN PERBEKALAN KESEHATAN TERPADU. Engko Sosialine M
TATA KELOLA OBAT DAN PERBEKALAN KESEHATAN TERPADU Engko Sosialine M Palu, 31 Maret - 2 April 2015 1 TATA SAJI Fokus Program Pengelolaan Obat dan Perbekkes Indikator Kinerja Kegiatan 2015-2019 Sampling
Lebih terperinci1.1. Pejabat Pembuat Komitmen
PPK Daftar Isi Pendahuluan... 1 1.1. Pejabat Pembuat Komitmen... 2 1.2. Alur Proses PPK... 3 Memulai Aplikasi... 4 2.1. Akses ke dalam SPSE... 4 Penjelasan Fungsi dan Fitur... 6 3.1. Menu Home... 6 3.2.
Lebih terperinciB A B V KESIMPULAN DAN SARAN
B A B V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dari hasil penelitian tentang Evaluasi Pengelolaan Persediaan Logistik Obat Pada Unit Pelaksana Teknis (UPT) Gudang Farmasi Dinas Kesehatan Kota Pariaman Tahun
Lebih terperinciBUPATI OGAN ILIR PERATURAN BUPATI OGAN ILIR NOMOR : 12 TAHUN 2013 TENTANG
BUPATI OGAN ILIR PERATURAN BUPATI OGAN ILIR NOMOR : 12 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN BUPATI OGAN ILIR NOMOR 27 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PENGELOLA LAYANAN
Lebih terperinciPETUNJUK PENGGUNAAN APLIKASI e- PURCHASING OBAT PENYEDIA
PETUNJUK PENGGUNAAN APLIKASI e- PURCHASING OBAT PENYEDIA Update 13 Juni 2013 Daftar Isi 1 Pendahuluan... 2 1.1 Alur Proses e- Purchasing Obat Pemerintah Dalam Aplikasi... 4 2 Memulai Aplikasi... 5 2.1
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Obat merupakan unsur penunjang dalam sistem pelayanan kesehatan, akan tetapi kedudukannya sangat penting dan tidak bisa tergantikan. Tidak hanya pada intervensi kuratif,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) merupakan Provinsi Kepulauan dengan jumlah pulau 1.192, 305 kecamatan dan 3.270 desa/kelurahan. Sebanyak 22 Kabupaten/Kota di Provinsi
Lebih terperinciDirektur Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan
Direktur Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan SOSIALISASI PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN BIDANG KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN TAHUN 2015 Batam, 10 Desember 2015 Sistematika Presentasi Pendahuluan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1. Kebijakan Obat dan Pelayanan Kesehatan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1. Kebijakan Obat dan Pelayanan Kesehatan Menurut Kemenkes RI (2006), Obat adalah bahan atau paduan bahanbahan yang digunakan untuk mempengaruhi atau menyedilidki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Obat merupakan kebutuhan dasar manusia yang tidak tergantikan dalam pelayanan kesehatan yang berguna untuk menyelamatkan kehidupan dan meningkatkan kualitas
Lebih terperinciE-PROCUREMENT DAN PENERAPANNYA DI KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA Jumat, 30 Maret 2012
E-PROCUREMENT DAN PENERAPANNYA DI KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA Jumat, 30 Maret 2012 Pada era globalisasi ini, perkembangan teknologi internet sudah mencapai kemajuan yang sangat pesat. Aplikasi Internet
Lebih terperinci2014, No Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 368, Tambah
No.1938, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA LKPP. E-Purchasing. Kartu Keluarga Sejahtera. Indonesia Pintar. Indonesia Sehat. Pengadaan. PERATURAN KEPALA LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH
Lebih terperinciSAMBUTAN DAN PENGARAHAN DIREKTUR JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN
SAMBUTAN DAN PENGARAHAN DIREKTUR JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN UNDANG-UNDANG KESEHATAN Pasal 106 NO. 36 TAHUN 2009 Sediaan farmasi dan alat kesehatan hanya dapat diedarkan setelah mendapat
Lebih terperinciPetunjuk Pengoperasian SPSE Verifikator
Petunjuk Pengoperasian SPSE 3.5 - Verifikator i Daftar Isi 1 Pendahuluan... 1 1.1 Verifikator... 2 2 Memulai Aplikasi... 3 2.1 Akses ke dalam SPSE... 3 3 Penjelasan Fitur dan Fungsi... 4 3.1 Menu Home...
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menggunakan proses pengadaan barang dan jasa untuk mendapatkan. keuangan negara. Penggunaan keuangan negara yang akan dibelanjakan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam menjalankan tugas dan fungsinya pemerintah menggunakan proses pengadaan barang dan jasa untuk mendapatkan berbagai jenis kebutuhan yang diperlukan dengan menggunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengadaan saat ini masih ditangani secara ad-hoc oleh panitia yang dibentuk dan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengadaan merupakan salah satu fungsi penting pada organisasi pemerintah, namun hingga saat ini kurang mendapatkan perhatian yang memadai. Fungsi pengadaan saat
Lebih terperinciPETUNJUK PENGGUNAAN APLIKASI e- PURCHASING PRODUK BARANG/JASA PEMERINTAH DISTRIBUTOR/PELAKSANA PEKERJAAN
PETUNJUK PENGGUNAAN APLIKASI e- PURCHASING PRODUK BARANG/JASA PEMERINTAH DISTRIBUTOR/PELAKSANA PEKERJAAN Update 21 Januari 2015 Daftar Isi 1 Pendahuluan... 2 1.1 Alur Proses e- Purchasing Produk Barang/Jasa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pekerjaan konstruksi. Proses pelelangan yang baik akan menghasilkan output
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Proses pelelangan memegang peran penting dalam tahapan pengadaan pekerjaan konstruksi. Proses pelelangan yang baik akan menghasilkan output pekerjaan yang baik, demikian
Lebih terperinciBERITA NEGARA. No.1239, 2012 LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH. E-Purchasing. Pengadaan Elektronik
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1239, 2012 LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH. E-Purchasing. Pengadaan Elektronik PERATURAN KEPALA LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH
Lebih terperinciPETUNJUK PENGGUNAAN APLIKASI e- PURCHASING PRODUK BARANG/JASA PEMERINTAH PPK
PETUNJUK PENGGUNAAN APLIKASI e- PURCHASING PRODUK BARANG/JASA PEMERINTAH PPK Update 22 Januari 2015 Daftar Isi 1 Pendahuluan... 2 1.1 Alur Proses e- Purchasing Produk Barang/Jasa Pemerintah Dalam Aplikasi
Lebih terperinciBUPATI OGAN ILIR PERATURAN BUPATI OGAN ILIR NOMOR 3 TAHUN 2014
BUPATI OGAN ILIR PERATURAN BUPATI OGAN ILIR NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PENGELOLA LAYANAN PENGADAAN BARANG/JASA SECARA ELEKTRONIK (LPSE) KABUPATEN OGAN ILIR DENGAN
Lebih terperinciBUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 39 TAHUN 2013 TENTANG
BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 39 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATAKERJA UNIT LAYANAN PENGADAAN PEMERINTAH KABUPATEN MADIUN BUPATI MADIUN, Menimbang : a. bahwa untuk
Lebih terperinciPETUNJUK PENGGUNAAN APLIKASI e- PURCHASING ALAT BERAT PENYEDIA
PETUNJUK PENGGUNAAN APLIKASI e- PURCHASING ALAT BERAT PENYEDIA I. PENDAHULUAN Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah yang efisien dan efektif merupakan salah satu bagian yang penting dalam perbaikan pengelolaan
Lebih terperinciPETUNJUK PENGGUNAAN APLIKASI e- PURCHASING PRODUK BARANG/JASA PEMERINTAH PENYEDIA
PETUNJUK PENGGUNAAN APLIKASI e- PURCHASING PRODUK BARANG/JASA PEMERINTAH PENYEDIA Update 21 Januari 2015 Daftar Isi 1 Pendahuluan... 2 1.1 Alur Proses e- Purchasing Produk Barang/Jasa Pemerintah Dalam
Lebih terperinciProfil Singkat. Nama : Bambang Saputra Jabatan : Perancang kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
Profil Singkat Nama : Bambang Saputra Jabatan : Perancang kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Email : bambang.saputra@lkpp.go.id Pengalaman: - Pengajar Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Di dalam Pasal 1 Angka 1 Undang-Undang Nomor 44 Tahun Tentang Rumah sakit ditegaskan bahwa Rumah Sakit adalah institusi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di dalam Pasal 1 Angka 1 Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Rumah sakit ditegaskan bahwa Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna
Lebih terperinci1. Pendahuluan PPK Memulai Aplikasi Akses ke dalam SPSE PPK untuk Menggunakan SPSE Menu Log Akses...
ii Daftar Isi 1. Pendahuluan... 1 1.1. PPK... 3 1.2. Alur Proses PPK dalam Aplikasi... 4 2. Memulai Aplikasi... 5 2.1. Akses ke dalam SPSE PPK untuk Menggunakan SPSE... 5 3. Menu Log Akses... 33 4. Ganti
Lebih terperinciPERATURAN WALIKOTA MEDAN NOMOR 38 TAHUN 2011 TENTANG LAYANAN PENGADAAN BARANG/JASA SECARA ELEKTRONIK (LPSE) KOTA MEDAN
PERATURAN WALIKOTA MEDAN NOMOR 38 TAHUN 2011 TENTANG LAYANAN PENGADAAN BARANG/JASA SECARA ELEKTRONIK (LPSE) KOTA MEDAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MEDAN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan di bidang obat antara lain bertujuan untuk menjamin tersedianya obat dengan jenis dan jumlah yang cukup sesuai kebutuhan dengan mutu terjamin, tersebar secara
Lebih terperinciDEKONSENTRASI & DANA ALOKASI KHUSUS: STRATEGI PENCAPAIAN TUJUAN PROGRAM KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN
DEKONSENTRASI & DANA ALOKASI KHUSUS: STRATEGI PENCAPAIAN TUJUAN PROGRAM KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN Plt. Sekretaris Ditjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan RAPAT KONSULTASI NASIONAL PROGRAM KEFARMASIAN
Lebih terperinciPETUNJUK PENGGUNAAN APLIKASI e- PURCHASING OBAT PPK
PETUNJUK PENGGUNAAN APLIKASI e- PURCHASING OBAT PPK Update 13 Juni 2013 Daftar Isi 1 Pendahuluan... 2 1.1 Alur Proses e- Purchasing Obat Pemerintah Dalam Aplikasi... 4 2 Memulai Aplikasi... 5 2.1 Akses
Lebih terperinciDaftar Isi VERIFIKATOR
VERIFIKATOR Daftar Isi Pendahuluan... 1 1.1. Verifikator... 2 Memulai Aplikasi... 3 2.1. Akses ke dalam SPSE... 3 Penjelasan Fitur dan Fungsi... 5 3.1. Menu Home... 5 3.2. Menu Penyedia... 7 3.3. Persetujuan
Lebih terperincigovernance) dan pemerintahan yang bersih (clean government) tetapi juga
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengadaan barang dan jasa pemerintah memiliki posisi yang strategis, bukan hanya dalam mewujudkan pemerintahan yang baik (good governance) dan pemerintahan yang bersih
Lebih terperinciPETUNJUK PENGGUNAAN APLIKASI e- PURCHASING PRODUK BARANG/JASA PEMERINTAH PPK
PETUNJUK PENGGUNAAN APLIKASI e- PURCHASING PRODUK BARANG/JASA PEMERINTAH PPK Update 22 Januari 2015 Daftar Isi 1 Pendahuluan... 2 1.1 Alur Proses e- Purchasing Produk Barang/Jasa Pemerintah Dalam Aplikasi
Lebih terperinciPETUNJUK PENGGUNAAN APLIKASI e- PURCHASING OBAT PANITIA
PETUNJUK PENGGUNAAN APLIKASI e- PURCHASING OBAT PANITIA Update 19 Juni 2013 Daftar Isi 1 Pendahuluan... 2 1.1 Alur Proses e- Purchasing Obat Pemerintah Dalam Aplikasi... 4 2 Memulai Aplikasi... 5 2.1 Akses
Lebih terperinci2 3. Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 sebagaimana diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 70 tahun 2012 tentang Perubahan Kedua Atas Per
No.626, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA LKPP. Buku Kurikulum 2013. E-Purchasing. Pengadaan. Pelaksanaan. BARANG/JASA PEMERINTAH NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN PENGADAAN BUKU KURIKULUM 2013
Lebih terperinciPETUNJUK PENGGUNAAN APLIKASI e- PURCHASING PP- SHEET PENYEDIA
PETUNJUK PENGGUNAAN APLIKASI e- PURCHASING PP- SHEET PENYEDIA I. PENDAHULUAN Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah yang efisien dan efektif merupakan salah satu bagian yang penting dalam perbaikan pengelolaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penyelenggaraan pelayanan publik dengan menerapkan sistem e-government,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penyelenggaraan pelayanan publik dengan menerapkan sistem e-government, dalam memanfaatkan perkembangan teknologi informasi, memiliki keuntungan, terwujudnya
Lebih terperinciPERATURAN GUBERNUR BANTEN
PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH SECARA ELEKTRONIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANTEN, Menimbang Mengingat : a. bahwa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendahuluan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini dalam dunia lelang peranan internet terasa sangat penting. Hal tersebut terlihat dari merebaknya jumlah dan jenis pelelangan yang ada di internet.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengadaan barang dan jasa yang tidak disediakan oleh pihak swasta.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Adam Smith (1776) dalam An Inquiry into the Nature and Causes of the Wealth of Nations mengemukakan bahwa ada tiga fungsi negara yaitu memelihara pertahanan
Lebih terperinciReviews of Implementation of Pharmaceutical Policy at Healthcare Facilities under Jaminan Kesehatan Nasional Temuan Tingkat Nasional
Reviews of Implementation of Pharmaceutical Policy at Healthcare Facilities under Jaminan Kesehatan Nasional Temuan Tingkat Nasional Sekretariat Wakil Presiden Republik Indonesia Tim Nasional Percepatan
Lebih terperinciSOSIALISASI PERATURAN KEPALA LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH NOMOR : 14 TAHUN 2015
SOSIALISASI PERATURAN KEPALA LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH NOMOR : 14 TAHUN 2015 LATAR BELAKANG Pelaksanaan ketentuan Pasal 110 ayat (6) Peraturan Presiden Nomor 4 Tahun 2015 tentang
Lebih terperinciPETUNJUK PENGGUNAAN APLIKASI e- PURCHASING ALAT KESEHATAN PENYEDIA
PETUNJUK PENGGUNAAN APLIKASI e- PURCHASING ALAT KESEHATAN PENYEDIA Update 29 Oktober 2013 Daftar Isi 1 Pendahuluan... 2 1.1 Alur Proses e- Purchasing Alat Kesehatan Pemerintah Dalam Aplikasi... 4 2 Memulai
Lebih terperinciPETUNJUK PENGGUNAAN BARANG/JASA PEMERINTAH PPK
PETUNJUK PENGGUNAAN APLIKASI e-purchasing PRODUK BARANG/JASA PEMERINTAH PPK Update 25 Mei 2015 Daftar Isi 1 Pendahuluan... 2 1.1 Alur Proses e-purchasing Produk Barang/Jasa Pemerintah Dalam Aplikasi (Tanpa
Lebih terperinciDaftar Isi. Panduan SPSE V4 User ADMIN PPE [SPSEV ]
ii Daftar Isi Pendahuluan... 1 1. Administrator PPE... 3 Memulai Aplikasi... 4 2. Akses ke dalam SPSE... 4 Penjelasan Fungsi dan Fitur... 6 3. Menu Home... 6 3.1 Fitur Berita... 8 Tambah Berita... 9 Edit
Lebih terperinciKABUPATEN CIREBON. Buku Panduan LPSE Kab. Cirebon 56
KABUPATEN CIREBON Buku Panduan LPSE Kab. Cirebon 56 PANDUAN SPSE 4 PENYEDIA Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah yang efisien dan efektif merupakan salah satu bagian yang penting dalam perbaikan pengelolaan
Lebih terperinciBUKU INFORMASI MELAKUKAN PEMILIHAN PENYEDIA BARANG/JASA DENGAN SISTEM E-PURCHASING
BUKU INFORMASI MELAKUKAN PEMILIHAN PENYEDIA BARANG/JASA DENGAN SISTEM E-PURCHASING LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH DEPUTI BIDANG PENGEMBANGAN DAN PEMBINAAN SUMBER DAYA MANUSIA DIREKTORAT
Lebih terperinciLEMBAR PENGESAHAN. PETUNJUK PENGUNAAN SPSE v4 USER PENYEDIA
UG. 05/SPSE 4.1/09/2016 ii LEMBAR PENGESAHAN PETUNJUK PENGUNAAN SPSE v4 USER PENYEDIA DIREKTORAT PENGEMBANGAN SISTEM PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK DEPUTI BIDANG MONITORING EVALUASI DAN PENGEMBANGAN SISTEM
Lebih terperinciPEDOMAN PELAKSANAAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR TAHUN ANGGARAN 2017 BAB I PENDAHULUAN
LAMPIRAN PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR : 79 TAHUN 2016 TANGGAL : 29 DESEMBER 2016 PEDOMAN PELAKSANAAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR TAHUN ANGGARAN 2017 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG
Lebih terperinciKEBIJAKAN KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN dan JAMINAN KETERSEDIAAN OBAT melalui E-KATALOG
KEBIJAKAN KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN dan JAMINAN KETERSEDIAAN OBAT melalui E-KATALOG Direktur Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan DISAMPAIKAN PADA RAPAT KERJA KESEHATAN NASIONAL TAHUN 2016 Jakarta,
Lebih terperinciMENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA
SALINAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2016 TENTANG LAYANAN PENGADAAN SECARA
Lebih terperinciPETUNJUK PENGGUNAAN APLIKASI e- PURCHASING PRODUK BARANG/JASA PEMERINTAH ULP/PEJABAT PENGADAAN
PETUNJUK PENGGUNAAN APLIKASI e- PURCHASING PRODUK BARANG/JASA PEMERINTAH ULP/PEJABAT PENGADAAN Update 21 Januari 2015 Daftar Isi 1 Pendahuluan... 2 1.1 Alur Proses e- Purchasing Produk Barang/Jasa Pemerintah
Lebih terperinciE-PURCHASING DALAM PENGADAAN BARANG DAN JASA PEMERINTAH Oleh : Abu Sopian (Widyaiswara Balai Diklat Keuangan Palembang)
E-PURCHASING DALAM PENGADAAN BARANG DAN JASA PEMERINTAH Oleh : Abu Sopian (Widyaiswara Balai Diklat Keuangan Palembang) Abstrak Dalam pengadaan barang/jasa pemerintah dikembangkan satu sistem pengadaan
Lebih terperinciANALISA KENDALA PELAKSANAAN E-PROCUREMENT DI KOTA SURABAYA
ANALISA KENDALA PELAKSANAAN E-PROCUREMENT DI KOTA SURABAYA Liziad Aditya Soetanto 1, dan Kenny Jonathan Setiobudi 2 ABSTRAK : E-Procurement atau Pengadaan secara elektronik adalah Pengadaan Barang/Jasa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pengadaan merupakan suatu kegiatan yang berkaitan dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengadaan merupakan suatu kegiatan yang berkaitan dengan pemenuhan/penyediaan sumber daya (barang atau jasa) pada suatu proyek tertentu. Pengadaan barang/jasa atau
Lebih terperinciBAB II STUDI PUSTAKA 2.1. Instalasi Farmasi Rumah Sakit
BAB II STUDI PUSTAKA 2.1. Instalasi Farmasi Rumah Sakit Menurut Undang-Undang Nomor 44 tahun 2009, rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna (promotif, preventif, kuratif,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dewasa ini sangat menunjang proses bisnis dan menciptakan berbagai peluang dan inovasi. Teknologi hadir
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Penelitian ini untuk menguji dampak kebermanfaatan penerapan e-
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ini untuk menguji dampak kebermanfaatan penerapan e- procurement pada fungsi pengadaan dan khususnya pada manajer yang terlibat dalam pelaksanaannya.penulis
Lebih terperinciPengadaan Obat di Era JKN
Pengadaan Obat di Era JKN Kurangnya stok obat di fasilitas layanan kesehatan menjadi salah satu kendala yang sering dikeluhkan dalam pelayanan Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Hal ini berakibat
Lebih terperinciPETUNJUK PENGGUNAAN APLIKASI e-purchasing ALAT MESIN PERTANIAN (ALSINTAN) PANITIA
PETUNJUK PENGGUNAAN APLIKASI e-purchasing ALAT MESIN PERTANIAN (ALSINTAN) PANITIA Update 27 Februari 2014 Daftar Isi 1 Pendahuluan... 2 1.1 Alur Proses e-purchasing Alsintan Pemerintah Dalam Aplikasi...
Lebih terperinciPERATURAN BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN NOMOR 2 TAHUN 2018 TENTANG UNIT LAYANAN PENGADAAN BARANG/JASA DI LINGKUNGAN BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN
BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN NOMOR 2 TAHUN 2018 TENTANG UNIT LAYANAN PENGADAAN BARANG/JASA DI LINGKUNGAN BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN
Lebih terperinciKEBIJAKAN DALAM E-PURCHASING DAN E-KATALOG. Emin Adhy Muhaemin Direktur Pengembangan Sistem Katalog - LKPP
KEBIJAKAN DALAM E-PURCHASING DAN E-KATALOG Emin Adhy Muhaemin Direktur Pengembangan Sistem Katalog - LKPP Transformasi Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Keppres 80/2003 Perpres 54/2010 jo Perpres 4/2015
Lebih terperinciBADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA
PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN NOMOR 22 TAHUN 2015 TENTANG UNIT LAYANAN PENGADAAN BARANG/JASA DI LINGKUNGAN BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Era global dikenal juga dengan istilah era informasi, dimana informasi telah
1 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Era global dikenal juga dengan istilah era informasi, dimana informasi telah menjadi salah satu kebutuhan dari setiap orang. Informasi merupakan hasil pemrosesan
Lebih terperinciPETUNJUK PENGGUNAAN APLIKASI e- PURCHASING PERALATAN BERAT PPK
PETUNJUK PENGGUNAAN APLIKASI e- PURCHASING PERALATAN BERAT PPK I. PENDAHULUAN Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah yang efisien dan efektif merupakan salah satu bagian yang penting dalam perbaikan pengelolaan
Lebih terperinciPETUNJUK PENGGUNAAN APLIKASI e- PURCHASING ALAT KESEHATAN PPK
PETUNJUK PENGGUNAAN APLIKASI e- PURCHASING ALAT KESEHATAN PPK Update 29 Oktober 2013 Daftar Isi 1 Pendahuluan... 2 1.1 Alur Proses e- Purchasing Alat Kesehatan Pemerintah Dalam Aplikasi... 4 2 Memulai
Lebih terperinciPETUNJUK PENGGUNAAN BERMOTOR PENYEDIA
PETUNJUK PENGGUNAAN APLIKASI e-purchasing KENDARAAN BERMOTOR PENYEDIA Update 27 Februari 2013 Daftar Isi 1 Pendahuluan... 2 1.1 Alur Proses e-purchasing Kendaraan bermotor Pemerintah Dalam Aplikasi...
Lebih terperinciPENGAJUAN USULAN BARANG/JASA E-KATALOG
Mustika Rosalina Putri Kepala Seksi Kontrak Payung Direktorat Pengembangan Sistem Katalog Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah PENGAJUAN USULAN BARANG/JASA E-KATALOG Kebijakan E-Katalog Mustika
Lebih terperinci2011, No Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara sebagaimana telah beberapa kali diubah
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.801, 2011 KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA.Pengadaan Barang/Jasa. Elektronik. Ketentuan. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR
Lebih terperinciPetunjuk Pengoperasian SPSE Auditor
Petunjuk Pengoperasian SPSE 3.2.4 Auditor i Daftar Isi 1 Pendahuluan... 1 1.1 Auditor... 2 2 Memulai Aplikasi... 2 2.1 Hak Akses Auditor... 2 3 Penjelasan Fitur dan Fungsi... 4 3.1 Menu Home... 4 3.1.1
Lebih terperinci