BAB I PENDAHULUAN. Semakin berkembangnya Negara Indonesia yang dapat dilihat dari segi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. tertentu. Keberadaan perusahaan ritel yang bermunculan di dalam negeri

BAB I PENDAHULUAN. Semakin modern perkembangan zaman menyebabkan timbulnya berbagai. usaha bisnis yang tentu mempunyai tujuan untuk memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. pembelian dan mengkonsumsi. Untuk memenuhi ketiga aktivitas tersebut, terjangkau terutama bagi masyarakat berpenghasilan sedang.

BAB I PENDAHULUAN. Dengan jumlah penduduk yang lebih dari 250 juta jiwa pada tahun 2014,

BAB I PENDAHULUAN. persaingan bisnisnya menunjukan perkembangan yang cukup pesat, namun tidak

BAB I PENDAHULUAN. minimarket baru dari berbagai perusahaan ritel yang menyelenggarakan programprogram

I. PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan dunia bisnis semakin pesat, ditandai dengan makin

BAB I PENDAHULUAN. berupa pusat-pusat pertokoan, plaza, minimarket baru bermunculan di berbagai

I. PENDAHULUAN. apa yang dibutuhkan oleh konsumen dan tidak mengetahui bagaimana cara

BAB I PENDAHULUAN. ritel yang telah mengglobalisasi pada operasi-operasi ritel. Pengertian ritel secara

BAB I PENDAHULUAN. Industri ritel merupakan salah satu industri yang strategis di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. henti-hentinya bagi perusahaan-perusahaan yang berperan di dalamnya. Banyaknya

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan industri ritel nasional yang semakin signifikan dilihat dari

BAB I PENDAHULUAN. lebih cenderung berbelanja ditempat ritel modern. Semua ini tidak lepas dari pengaruh

BAB I PENDAHULUAN. membuat sebagian besar rakyat Indonesia terjun ke bisnis ritel. Bisnis ritel

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan bisnis ritel di Indonesia pada saat ini semakin cepat salah

BAB I PENDAHULUAN. baik daripada pesaingnya. Hal ini dilakukan dalam upaya untuk memberikan kepuasan

BAB I PENDAHULUAN. dengan munculnya integrasi ekonomi di kawasan Asia Tenggara atau yang biasa

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. membuat para pelaku bisnis harus mampu bersaing. Persaingan yang terjadi tidak

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan industri ritel nasional yang semakin berkembang dengan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. banyak bermunculan perusahaan dagang yang bergerak dibidang

BAB I PENDAHULUAN. diprediksi terutama pada sektor perusahaan jasa. Setiap perusahaan berlomba

BAB I PENDAHULUAN. tiap tahun naik sekitar 14%-15%, dalam rentang waktu tahun 2004 sampai dengan

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk lebih kreatif dan memiliki keunggulan kompetitif dibanding dengan

BAB I PENDAHULUAN. Termasuk dalam bidang ritel yang saat ini tumbuh dan berkembang pesat seiring

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan bisnis eceran (retailer business) yang ada di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. munculnya pasar tradisional maupun pasar modern, yang menjual produk dari

Judul : Pengaruh Retail Marketing Mix

BAB 1 PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhannya sehari-hari, baik itu kebutuhan yang bersifat primer

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Loyalitas pelanggan merupakan bagian penting bagi suatu perusahaan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. menjadi pasar yang sangat berpotensial bagi perusahaan-perusahaan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. memberikan kepuasan bagi konsumennya. Perusahaan dapat menjadi pemenang

BAB I PENDAHULUAN. jaman sekarang yang dimana telah mengalami perkembangan dalam dunia usaha

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan dewasa ini telah memasuki era baru, di mana perusahaan lebih UKDW

BAB 1 PENDAHULUAN. Perdagangan eceran atau sekarang kerap disebut perdagangan ritel, bahkan

BAB I PENDAHULUAN. semakin terintegrasi tanpa rintangan dan batas teritorial negara. Hal ini membuat

BAB I PENDAHULUAN. jumlah penduduk. Seiring dengan pesatnya daya beli masyarakat dalam bidang

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dalam kondisi persaingan dunia bisnis yang semakin ketat

BAB I PENDAHULUAN UKDW. buka-tutup, mati-hidup dan terus bergulir tanpa henti dengan berbagai macam

BAB I PENDAHULUAN Sejarah PT Carrefour di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan dituntut untuk dapat menciptakan keunggulan kompetitif yang

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan yang baik, dan bisa menciptakan kepercayaan pada pembeli.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Kotler (2009 ; 215) : Eceran (retailing)

BAB 1 PENDAHULUAN. semakin banyaknya bisnis ritel tradisional yang mulai membenahi diri menjadi bisnis ritel

BAB I PENDAHULUAN. para pelaku usaha ritel modern telah memberi warna tersendiri bagi

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam sektor industri manufaktur maupun jasa. Perusahaan harus

BAB I PENDAHULUAN. bisnis yang relatif mudah untuk dimasuki sehingga tidak heran belakangan ini

PENGARUH CITRA MEREK DAN HARGA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA RAMAI SWALAYAN PETERONGAN SEMARANG

(Survei terhadap nasabah Bank Rakyat Indonesia) DRAFT SKRIPSI. Untuk memenuhi salah satu syarat penyusunan skripsi guna

BAB I PENDAHULUAN. akan mendapatkan poin saat berbelanja di ritel tersebut. tahun 1990-an. Perkembangan bisnis Hypermarket merek luar negeri

BAB I PENDAHULUAN UKDW. alat pemasaran yang disebut dengan bauran pemasaran(marketing mix). Marketing

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya setiap orang memerlukan barang untuk kebutuhan pribadi dan

BAB I PENDAHULUAN. persaingan pasar yang ketat ini sebuah bisnis atau perusahaan dituntut untuk

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perubahan dari profit orientied kepada satisfied oriented agar mampu

BAB I PENDAHULUAN. yang ketat antar perusahaan, terutama persaingan yang berasal dari perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bahkan hypermarket, yang menjadi lahan subur pemilik modal asing berebut

BAB I PENDAHULUAN. Perdagangan bisnis retail (perdagangan eceran) di Indonesia pada akhirakhir

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perhatian terhadap kepuasan pelanggan atau ketidakpuasan UKDW

BAB 1 PENDAHULUAN. jenis seperti kios, pasar modern/tradisional, department store, butik dan lain-lainnya

ABSTRAK. retail marketing mix, loyalitas konsumen, harga, tata letak, dan personalia

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. minimarket Indomaret, Alfamart, dan toko-toko tidak berjejaring lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. perlu mencermati perilaku konsumen dan faktor-faktor yang mempengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. perkembangannya, namun perekonomian Indonesia mampu tumbuh dalam tingkat

BAB I PENDAHULUAN. pariwisata yang memiliki peran penting dalam peningkatan pendapatan suatu

I. PENDAHULUAN. negara- negara ASEAN yang lain. Hal ini disebabkan pemerintah Indonesia telah

BAB I PENDAHULUAN. semakin banyak pengusaha baru yang masuk ke bisnis ritel, baik dalam skala kecil

2015 PENGARUH STORE ATMOSPHERE TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN

BAB I PENDAHULUAN. penjual. Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 53/M-DAG/PER/12/2008

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi sekarang ini, banyak bermunculan produsen atau

BAB I PENDAHULUAN. menjadi bisnis modern maupun munculnya bisnis ritel modern yang baru seperti

BAB I PENDAHULUAN. peritel tetap agresif melakukan ekspansi yang memperbaiki distribusi dan juga

BAB I PENDAHULUAN. segi kebutuhan primer, sekunder, maupun tersier merupakan suatu kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kebutuhan mereka di pasar. Perusahaan akan mendapat tempat di

BAB 1 PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan yang sesuai dengan perkembangan teknologi. globalisasi

I. PENDAHULUAN. besar dalam perkembangan pasar di Indonesia. Hal ini terlihat dari adanya

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perkembangan yang cukup positif. Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi di Kawasan Asia sangat diperhitungkan saat ini,

BAB I PENDAHULUAN UKDW. ritel modern seperti minimarket daripada pasar tradisional. strategis serta promosi yang menarik minat beli.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ancaman bagi para pelaku usaha agar dapat memenangkan persaingan dan

BAB I PENDAHULUAN. Bisnis ritel di Indonesia terus berkembang dari tahun ke tahun. Berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. besar terhadap industri otomotif, salah satu sektor industri yang saat ini

BAB V ANALISA. terbanyak dalam segmen ini adalah sebagai wiraswasta dengan pendapatan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. bisnis ritel, juga disebabkan oleh semakin banyaknya bisnis ritel luar negeri

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era perdagangan bebas di awal abad 21 membuat. perkembangan lingkungan pemasaran semakin global, persaingan di antara

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI. menghasilkan simpulan sebagai berikut : pemasok relatif tinggi, potensi masuknya pendatang baru relatif tinggi.

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. dunia usaha ke persaingan yang sangat ketat untuk memperebutkan

BAB I PENDAHULUAN. Pasar ritel di Indonesia merupakan pasar yang memiliki potensi besar

BAB I PENDAHULUAN. cara pandang masyarakat tentang bisnis ritel (eceran).

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia tercatat menempati peringkat ketiga pasar retail terbaik di Asia. Setiap

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Semakin berkembangnya Negara Indonesia yang dapat dilihat dari segi perekonomian dan jumlah penduduk yang terus bertambah setiap tahunya, membuat Negara Indonesia sangat berpotensi menjadi pasar yang luas. Dengan melihat data bahwa sebesar 252 juta jiwa, dan 50% di antaranya merupakan usia produktif. Mereka merupakan pasar yang paling potensial di Asia Tenggara, PDB per kapita Indonesia US$ 3.500 melampaui negara pesaing di Asean seperti Filipina dan Vietnam. Jumlah rumah tangga di Indonesia dengan anggaran belanja tahunan berkisar US$ 5.000-US$ 15.000 diperkirakan meluas dari 36% pada saat ini menjadi 58% pada 2020. Lebih dari 60 juta penduduk berpenghasilan rendah diproyeksikan bergabung dengan kelas menengah di dekade mendatang, dan mendorong permintaan konsumen semakin kuat, sehingga total pasar industri consumer goods di Indonesia pada 2030 diperkirakan US$ 810 miliar. Permintaan konsumen yang terus bertambah dari tahun ketahun membuat belanja konsumen di Indonesia tumbuh rata-rata per tahun sekitar 11,8% periode 2012-2015. Pada 2015, belanja konsumen untuk makanan diperkirakan Rp 1.930 triliun, sementara produk di luar makanan sebesar Rp 4.369 triliun hal tersebutlah yang menyebabkan semakin meningkatnya industri ritel yang tradisional dan modern yang berada di Indonesia. 1

2 Semenjak diperkenalkan pertama kali di Indonesia pada tahun 1970-an, saat ini terdapat tiga jenis perusahaan ritel modern makanan yaitu Hypermart, Supermarket, Minimarket. Ketiga jenis ritel modern tersebut terdapat perbedaan utama yang terletak pada luas lahan usaha dan panjang lebar produk serta jenis produk yang diperdagangkan. Berdasarkan jenisnya, Hypermarket dan Minimarket merupakan ritel modern dengan kinerja yang perkembanganya mengalami signifikan dalam kurun waktu 3 tahun terakhir. Hal ini terlihat dari perkembangan pangsa pasar omset ritel modern yang ditunjukan pada Tabel 1.1 sebagai berikut : Tabel 1.1 Perkembangan Pangsa Pasar Omset Ritel Modern Ritel 2010 2011 2012 Hypermarket 42,4 % 43,0 % 41,7 % Supermarket 32,6 % 30,9 % 26,2 % Minimarket Sumber : Nielsen Media Research, Retail Asia Magazine 25,0 % 26,1 % 32,1 % Berdasarkan tabel 1.1 diatas penguasaan pangsa pasar omset untuk Hypermarket telah terjadi sejak tahun 2010, namun dalam data tersebut setiap tahun pangsa pasarnya terus menurun. Begitu pula dengan yang terjadi pada supermarket, pangsa pasar omset terus menerus menurun dan terjadi penurunan drastis pada tahun 2012 dari 30,9% menjadi 26,2%. Tetapi berbanding terbalik dengan pangsa pasar yang diperoleh oleh minimarket, minimarket setiap tahunya mengalami peningkatan terutama peningkatan yang drastis pada tahun 2012 yang

3 menjadi 32,1%, padahal tahun sebelumnya hanya 26,1 %. Hal tersebut terjadi karena dalam hal jumlah pilihan barang, supermarket tersaingi oleh hypermaket yang menawarkan pilihan barang yang jauh lebih banyak. Sedangkan sepermarket juga terkalahkan pangsa pasarnya oleh minimarket, hal ini disebabkan dari faktor kedekatan lokasi dengan konsumen, supermarket kalah bersaing dengan minimarket yang umumnya berlokasi dekat dengan pemukiman penduduk dan sangat mudah untuk dijangkau. Dilihat dari pertumbuhan pangsa pasar ritel modern, minimarket merupakan jenis ritel modern yang menunjukan tingkat pertumbuhan yang signifikan setiap tahunya. Kinerja minimarket juga terlihat sangat baik dari pertumbuhan omset setiap tahunya kinerja minimarket juga terlihat sangat baik. Meningkatnya terus pangsa pasar minimarket di bidang ritel, membuat persaingan minimarket menjadi semakin ketat. Para perusahaan yang berbisnis dibidang tersebut harus berlomba-lomba untuk menarik minat konsumen dan dituntut bersaing secara kompetitif dalam hal menciptakan kepuasan pelanggan terutama pasca pembelian yang pada akhirnya akan membentuk loyalitas terhadap perusahaan mereka, salah satunya adalah dengan melalui penerapan strategi marketing mix yang gencar, yang terdiri dari produk, harga, tempat, dan promosi. Selain itu dengan adanya perbedaan selera, keinginan setiap pelanggan akan terus berkembang mengikuti trend, maka pihak perusahaan dituntut untuk membuat strategi marketing mix yang disesuaikan dengan selera dan keinginan dari target marketnya. Sebuah proses pengambilan keputusan pembelian tidak hanya

4 berakhir dengan terjadinya transaksi pembelian, akan tetapi diikuti pula oleh tahap perilaku purnabeli (terutama dalam pengambilan keputusan yang luas). Dalam tahap ini pelanggan merasakan tingkat kepuasan atau ketidakpuasan tertentu yang akan mempengaruhi perilaku berikutnya. Jika pelanggan merasa puas, konsumen akan memperlihatkan peluang yang besar untuk melakukan pembelian ulang atau membeli produk lain di perusahaan yang sama di masa datang. Pelanggan yang merasa puas cenderung akan menyatakan hal-hal yang baik tentang produk dan perusahaan yang bersangkutan kepada orang lain yang berarti konsumen tersebut telah loyal terhadap perusahaan dan hal tersebut sangat menguntungkan bagi perusahaan. Oleh karena itu, pembeli yang puas merupakan iklan yang terbaik. Persaingan minimarket yang ketat tersebut dapat dilihat dari market share minimarket berikut ini : Tabel 1.2 No Gerai Omset(miliar) Market Share 1. Indomart 7.882 43,16% 2. Alfamart 7.253 40,75% 3. OMI 731 4,11% 4. Ceriamart 426 2,39% 5. Circle K 386 2,17% 6. Yomart 284 1,60% 7. Starmart 223 1,25% 8. Am/Pm 122 0,69% 9. Markaz 109 0,57% 10. Lainnya 591 3,32% Market Share Minimarket 2012

5 Sumber : media data edisi 2013 Berdasarkan tabel 1.2 data market share ritel modern minimarket diatas, menunjukan terdapat dua pemain besar yang menempati posisi teratas yaitu Indomaret dan Alfamart. Kedua minimarket tersebut menguasai lebih dari 80% market share. Indomart menguasai 43,16% dengan omset 7.882 miliar rupiah dan Alfamart mrnguasai 40,75% dengan omset 7.253 miliar rupiah.berbeda dengan Indomart dan Alfamart, Circle K hanya berada di posisi kelima,dengan market share 2,17% dan omset 386 miliar, hal tersebut sangat jauh dari pesaing utama market share minimarket. Fenomena tersebut menunjukan bahwa persaingan ritel modern minimarke memang sangat ketat, dan pangsa pasar minimarket itu dapat dilihat dari jumah gerai yang dimiliki oleh perusahaan minimarket, karena gerai akan memposisikan minimarket tersebut semakin berkembang dan membuat menguasai pangsa pasar dan berdampak pada perluasan usaha. Berikut adalah jumlah gerai minimarket yang berada di Kota Bandung, yaitu :

6 Perkembangan Jumlah Gerai di Kota Bandung 800 600 400 418 370 594 496 707 615 200 0 55 49 47 2014 2015 2016 Circle Key indomart Alfamart Sumber : Manajemen Circke Key dan sumber lainya Gambar 1.1 Perkembangan Gerai Minimarket Di Kota Bandung Tahun 2014-2016 Berdasarkan gambar 1.1 data perkembangan jumalah gerai di Kota bandung diatas, maka dapat dilihat bahwa Indomart dan Alfamart masih menguasai dalam jumalah gerai, dan setiap tahunya mengalami peningkatan seperti pada tahun 2014 jumalah gerai sebanyak 418, tahun 2015 sebanyak 594 gerai dan pada tahun 2016 sebanyak 707 gerai, begitu pula dengan Alfamart yang terus mengalami peningakan jumlah gerai, pada tahun 2014 sebanyak 370, tahun 2015 sebanyak 496 dan pada tahun 2016 sebanyak 615. Sedangkan Circle K, setiap tahunya mengalami prnurunan jumlah gerai. Pada tahun 2014 saja gerai Circle K hanya 55, pada tahun 2015 sebanyak49 dan pada tahun 2016 turun kembali menjadi 47 gerai. Hal tersebut menunjukan bahwa rendahnya pangsa pasar Circle K karena kalah saing dengan jumlah gerai Indomart ataupun alfamart yang otomatis akan berpengaruh juga pada omset yang akan diperoleh. Omset tersebut dipengaruhi oleh frekuesnsi trasnsaksi minimarket Circle K. Salah satu gerai Circle K di Kota Bandung adalah berada dijalan Burangrang No 34. Berikut

7 adalah frekuensi jumlah transaksi yang terjadi di Circle K cabang Burangrang, yaitu : Tabel 1.3 Presentase Tingkat Pencapaian Frekuensi Transaksi Circle K Burangrang Periode Tw3 2015-Tw1 2016 Tahun Bulan Target Realisasi 2015 Tw3 Persentase Tingkat Pencapaian Juli 8.790 7.625 86% Agustus 8.494 7.130 83% September 7.125 6.757 94% Lanjutan Tabel 1.3 Tahun Bulan Target Realisasi Persentase Tingkat Pencapaian Oktober 7.254 6.604 91% 2015 Tw4 2016 Tw1 November 7.650 8.386 109% Desember 8.210 9.081 110% Januari 9,152 7.825 85% Febuari 8.468 6.879 81% Maret 8.379 6.693 79% 73.496 67.235 91% Sumber: Supervisior CK Berdasarkan tebel 1.3 diatas menunjukan bahwa transaksi yang terjadi di Circle K setiap bulanya tidak pernah mencapai target yang telah di tetapkan, namun hanya pada bulan November dan Desember target dapat dilampaui, yaitu

8 pada bulan November target yang ditetapkan sebanyak 7.650 dan realisasi yang dicapai sebanyak 8.386, begitu pula bulan Desember target 8.210 dan realisasinya 9.081. kemudian pada triwulan satu tahun 2016 transaksi yang terjadi di Circle K terus mengalami penurunan bila dibandingkan dengan bulan sebelumya. Pada bulan Desember transaksi mencapai 9.081 kemudian pada bulan Januari hanya 7.825, begitupun pada bulan Febuari dan Maret mengalami penurunan kembali menjadi 6.879 dan 6.693. Apabila dijumlahkan target dan realisasinya, frekuensi transaksi Circle K tetap tidak tercapai yaitu target 73.496, sedangkan realisasinya hanya 69.281. Tidak tercapainya terget Transasksi perusahaan secara otomatis akan mempengaruhi juga pada omset Cirrcle key cabang Burangrang. Omset Circle K cabang Burangrang tersebut dapat dilihat, sebagai berikut : Tabel 1.4 Presentase Tingkat Pencapaian Penjualan Circle K Cabang Burangrang Periode Tw3 2015-Tw1 2016 Tahun Bulan Target Realisasi Persentase Tingkat Pencapaian Juli 205.137.290 172.325.224 84% 2015 Tw3 2015 Tw4 Agustus September Oktober November Desember 202.586.727 174.624.175 86% 180.954.090 171.585.426 94% 183.881.553 203.032.288 110% 181.078.470 192.658.688 106% 223.289.373 199.353.680 89% Januari 192.453.301 187.483.446 84% 2016 Tw1 Febuari 207.866.690 177.600.684 84% Maret 248.860.095 176.923.782 71%

9 1.826.107.585 1.665.587.393 90% Sumber: Supervisior CK Berdasarakan tabel 1.4 diatas dapat diihat bahwa penjualan Circle K mengalami fluktuasi setiap bulanya, namun target yang ditetapkan oleh perusahaan sulit untuk terealisasi, hanya pada bulan Oktober dan November saja yang hanya dapat mecapai target, pada bulan Oktober target yang ditetapkan adalah RP. 183.881.553, dan realisasinya adalah RP. 203.032.288. Bulan November target yang ditetapkan adalah RP. 181.078.470, dan realisasinya adalah RP. 192.658.688. dari data diatas juga pada bulan Desember hingga Maret, omset Circle K terus mengalami penurunan. Dan apabila di jumlahkan taraget perusahaan tidak dapat tercapai yaitu, RP1.675.808.395 sedangkan target yang ditetapkan adalah RP. 1.826.107.585 Data tersebut menunjukan bahwa ada permasalahan loyalitas yang terjadi di Circle K cabang Burangrang yang membuat target yang ditetapkan oleh perusahaan tidak tercapai. Didentifikasi terdapat variabel-variabel yang diduga mempengaruhi loyalitas. Untuk itu dilakukan prasurvey terhadap variabel yang diduga mempengaruhi loyalitas, yaitu produk, harga, lokasi, promosi, pelayanan dan tata ruang toko. Maka peneliti akan membagikan kuesioner kepada 30 responden yang berkunjung ke minimarket Circle K Cabang Burangrang. Berikut ini adalah hasil prasurvey yang telah dilakukan. Tabel 1.5 Data hasil prasurvey penelitian

10 No Dimensi Pertanyaan SS S CS TS STS 1 Product 2 Price Place 3 4 Promotion 5 Pelayanan Produk yang ditawaran Circle K beragam Terdapat banyak jenis pada setiap produk yang ditawarkan Harga sesuai dengan kualitas produk yang ditawarkan Harga yang ditawarkan sangat murah Lokasi strategis dan mudah dijangkau Anda tertarik pada promosi yang dilakukan sering melakukan promosi penjualan (diskon, kupon, voucher) Karyawan ramah dalam melayani konsumen Karyawan memiliki pengetahuan tentang produk 1 4 15 4 10 15 010 30 0 6 10 9 5 30 0 5 17 8 0 30 0 4 12 11 3 30 7 14 9 0 0 30 1 14 10 5 0 30 9 15 6 0 0 30 10 13 7 0 0 30 1 11 13 5 0 30

11 yang ditawarkan Kapasitas parkir luas 4 13 13 0 0 30 6 7 8 Store Atmosfhere Keputusan pembelian Kepuasan Tata letak toko secara keseluruhan nyaman sehingga memudahkan dalam berlalulalang 3 12 11 4 0 30 Berminat Untuk Membeli 0 8 9 11 2 30 Tertarik Untuk mencari Informasi 1 9 13 7 0 30 Produk Tidak Mengecewakan 0 8 9 11 2 30 Senang berbelanja ditempat tersebut 0 9 13 6 2 30 Merekomendasika n pada pihak lain 4 19 6 0 30 1 Loyalitas 9 Tertarik untuk membeli ulang ditempat 1 3 16 8 2 30 tersebut Sumber : Hasil pengolahan kuesioner oleh peneliti Tabel 1.5 menunjukan hasil prasurvey bahwa dari responden yang berjumlah 30 orang, diduga menjadi turunya loyalitas adalah produk, harga, dan store atmosfhere. Hal ini ditunjukan oleh jawaban responden yang banyak menjawab tidak setuju terhadap tiga variabel tersebut. Namun jawaban tidak setuju lebih banyak terhadab variabel produk dan harga. Responden merasa di variabel produk terjadi keragaman produk yang kurang bervariasi dan pada

12 variabel harga, harg dianggap relatif mahal yang kurang memberikan kepuasan dan memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen, yang mengakibatkan loyalitas konsumen rendah di minimarket tersebut. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kedua hal tersebut yang paling menonjol yang mengakibatkan tidak tecapainya target yang telah ditetapkan dalam hal transaksi dan penjualan. Berdasarkan uraian tersebut, peneliti tertarik untuk mengetahui seberapa besar pengaruh keragaman produk dan harga terhadap loyalitas konsumen Circle K cabang burangrang Bandung, maka perlu dilakukan penelitian tentang: PENGARUH KERAGAMAN PRODUK DAN HARGA TERHADAP LOYALITAS KONSUMEN. (Survei pada Konsumen Circle K Cabang Burangrang, Bandung) 1.2 Identifikasi Masalah dan Rumusan Masalah Identifikasi masalah merupakan proses pengkajian dari permasalahanpermasalahan yang akan diteliti, sedangkan rumusan masalah menggambarkan permasalahan yang tercakup didalam penelitian terhadap variabel keragaman produk dan harga terhadap loyalitas konsumen. 1.2.1 Identifikasi Masalah Mengacu pada latar belakang penelitian yang telah dipaparkan, maka dalam melakukan penelitian ini, penulis mengidentifikasi masalah sebagai berikut : 1. Adanya transaksi yang mengalami fluktuatif, tetapi tidak mencapai target yang telah diterapkan.

13 2. Adanya Omset mengalami fluktuatif, tetapi tidak mencapai target yang telah diterapkan. 3. Pada triwulan satu tahun 2016 frekuensi trasaksi mengalami penurunan. 4. Pada triwulan satu tahun 2016 penjualan mengalami penurunan. 5. Kurang beragamnya produk yang ditawarkan 6. Tidak banyak jenis dari setiap produk yang ditawarkan 7. Harga yang ditetapkan tidak sesuai dengan kualitas produk. 8. Harga yang ditetapkan mahal. 9. Jumlah gerai Circle K di kota Bandung terus menurun dari tahun 2014-2016 10. Market share Circle K hanya 2,17% dipangsa pasar minimarket, dan berada diperingkat kelima. 11. Semakin ketatnya persaingan bisnis minimarket setiap tahunya. 1.2.2 Rumusan Masalah Berdasarkan penjelasan yang telah dikemukakan penulis, dapat diintifikasikan masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana tanggapan konsumen mengenai Keragaman Produk yang ada di Circle K Cabang Burangrang. 2. Bagaimana tanggapan konsumen mengenai Harga di Circle K Cabang Burangrang. 3. Bagaimana tingkat Loyalitas konsumen di Circle K Cabang Burangrang.

14 4. Seberapa besar pengaruh keragaman produk dan harga terhadap loyalitas konsumen di Circle K Cabang Burangrang Bandung secara simultan dan parsial. 1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan yang ingin dicapai dari peneliatian ini adalah untuk menganalisis, mengkaji dan mengetahui : 1. Tanggapan konsumen mengenai keragaman produk yang ada di Circle K Cabang Burangrang. 2. Tanggapan konsumen mengenai harga di Circle K Cabang Burangrang. 3. Tanggapan konsumen mengenai loyalitas konsumen di Circle K Cabang Burangrang. 4. Besarnya pengaruh keragaman produk dan harga terhadap loyalitas konsumen di Circle K Cabang Burangrang secara simultan dan parsial.. 1.4 Kegunaan Penelitian Melalui penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat terutama : 1. Bagi penulis a. Menambah kemampuan penulis tentang pemasaran yang baik dan menambah informasi tentang keragaman produk dan harga di Circle K Cabang Burangrang serta mengetahui tentang pengaruh keragaman produk dan harga terhadap Loyalitas konumen. b. Penulis dapat mengetahui cara penyusunan karya ilmiah dalam penelitian, peneliti menjadi ahli pemasaran. Peneliti juga menjadi

15 mengetahui karakteristik konsumen Circle K Cabang Burangrang dan mendapatkan ilmu yang bisa memperkuat mental. 2. Bagi Pembaca Karya penulis ini diharapkan dapat dijadikan sebagai sumber pemikiran untuk perkembangan ilmu khususnya dibidang pemasaran dan sebagai sarana informasi pada harga dan kualitas pelayanan yang bisa dijadikan referennsi selanjutnya bagi pembaca yang melakukan penelitian mengenai bidang tersebut. 3. Bagi Perusahaan Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi perusahaan mengenai pentingnya pengaruh keragaman produk dan harga terhadap loyalitas konsumen.