Dr. Ade Susanti, SpAn Bagian anestesiologi RSD Raden Mattaher JAMBI

dokumen-dokumen yang mirip
THE AIM OF ANAESTHESIA IS SAFETY THE SAFETY IS AN ACCIDENT PREVENTION, AN ACCIDENT PREVENTION BEGINS WITH A METICULOUS (GOOD) PREOPERATIVE EVALUATION

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Semenjak berkembangnya ilmu anestesiologi telah ada pencarian terhadap

Anestesi Persiapan Pra Bedah

KONSEP DASAR KEPERAWATAN GAWAT DARURAT

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara. 1,2. Nyeri apabila tidak diatasi akan berdampak

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

PERTOLONGAN GAWAT DARURAT

PREEKLAMPSIA - EKLAMPSIA

EMBOLI CAIRAN KETUBAN

Seorang laki-laki umur 30 tahun dibawa ke UGD RSAL. Kesadaran menurun, tekanan darah 70/50, denyut nadi 132 kali/menit kurang kuat, repirasi rate 32

BAB I PENDAHULUAN. seorang ahli anestesi. Suatu studi yang dilakukan oleh Pogatzki dkk, 2003

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

PANDUANTRIASE RUMAH SAKIT

Preeklampsia dan Eklampsia

SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM TEUNGKU PEUKAN KABUPATEN ACEH BARAT DAYA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyebabkan perubahan hemodinamik yang signifikan.

PEMINDAHAN PASIEN. Halaman. Nomor Dokumen Revisi RS ASTRINI KABUPATEN WONOGIRI 1/1. Ditetapkan, DIREKTUR RS ASTRINI WONOGIRI.

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN ETIOLOGI EPIDEMIOLOGI

KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 188/ /KEP/408.49/2015 TENTANG

BAB 1 1. PENDAHULUAN

PENGARUH ANALGESIA AKUPUNTUR FREKUENSI KOMBINASI TERHADAP ONSET NYERI PASIEN PASCA OPERASI KRURIS TERTUTUP

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pemberian fentanil intravena sebagai Preemptive Analgesia merupakan

KELOMPOK 4 ASUHAN KEPERAWATAN EMERGENCY DAN KRITIS

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Keperawatan pasca operasi merupakan periode akhir dari keperawatan

BAB I 1PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. di rumah sakit. Anak biasanya merasakan pengalaman yang tidak menyenangkan

MONITORING DAN ASUHAN KEPERAWATANA PASIEN POST OPERASI

PETIDIN, PROPOFOL, SULFAS ATROPIN, MIDAZOLAM

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pasien yang masuk ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) rumah sakit tentunya

Cedera Spinal / Vertebra

BAB I PENDAHULUAN. memberikan respon stress bagi pasien, dan setiap pasien yang akan menjalani

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

OBAT OBAT EMERGENSI. Oleh : Rachmania Indria Pramitasari, S. Farm.,Apt.

PERAWAT KLINIK I KEPERAWATAN GAWAT DARURAT DI SETUJUI KEMAMPUAN KLINIS N O ASUHAN KEPERAWATAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Mahasiswa mampu: 3. Melakukan asuhan keperawatan pada pasien dengan kateterisasi jantung

BAB I PENDAHULUAN. pemantauan intensif menggunakan metode seperti pulmonary arterial

OBAT KARDIOVASKULER. Obat yang bekerja pada pembuluh darah dan jantung. Kadar lemak di plasma, ex : Kolesterol

Primary Survey a) General Impressions b) Pengkajian Airway

BAB I PENDAHULUAN. seluruh proses kelahiran, dimana 80-90% tindakan seksio sesaria ini dilakukan dengan anestesi

KUESIONER PENELITIAN

INDONESIA HEALTHCARE FORUM Bidakara Hotel, Jakarta WEDNESDAY, 3 February 2016

BAB 1 PENDAHULUAN. Fraktur femur memiliki insiden berkisar dari 9,5-18,9 per per

SOAL-SOAL PELATIHAN BLS RS PUSURA SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. cara infasif dengan membuka atau menampilkan bagian tubuh yang akan

BAB I PENDAHULUAN DEFINISI ETIOLOGI

Penyebab, gejala dan cara mencegah polio Friday, 04 March :26. Pengertian Polio

MONITORING HEMODINAMIK TIM ICU INTERMEDIATE ANGKATAN I

disebabkan internal atau eksternal trauma, penyakit atau cedera. 1 tergantung bagian neurogenik yang terkena. Spincter urinarius mungkin terpengaruhi,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ilmu kedokteran saat ini telah berkembang jauh. lebih baik. Dari berbagai tindakan medis yang ada,

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN. Setiawan, S.Kp., MNS

Manajemen Kasus Sistem Neurobehavior. dr. Riska Yulinta V, MMR

RIWAYAT HIDUP PENELITI. : dr. Haryo Prabowo NIM : Tempat / Lahir : Medan / 26 Desember 1985

ETT. Ns. Tahan Adrianus Manalu, M.Kep.,Sp.MB. SATU dalam MEDISTRA membentuk tenaga keperawatan yang Profesional dan Kompeten

ANTAGONIS KOLINERGIK. Dra.Suhatri.MS.Apt FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS ANDALAS

BAB I PENDAHULUAN. oksigen (O2). Yang termasuk relaksan otot adalah oksida nitrat dan siklopropane.

Curiculum vitae. Dokter umum 1991-FKUI Spesialis anak 2002 FKUI Spesialis konsultan 2008 Kolegium IDAI Doktor 2013 FKUI

BAB I PENDAHULUAN. urin (Brockop dan Marrie, 1999 dalam Jevuska, 2006). Kateterisasi urin ini

BAB I PENDAHULUAN. seluruh dunia, baik anjing ras maupun anjing lokal. Selain lucu, anjing juga

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Propofol adalah obat anestesi intravena yang sangat populer saat ini

BAB I PENDAHULUAN. bertambahnya jumlah pengendara kendaraan bermotor dan pengguna jalan

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

HUBUNGAN STRUKTUR AKTIVITAS SENYAWA STIMULAN SISTEM SARAF PUSAT. JULAEHA, M.P.H., Apt

BAB I PENDAHULUAN. letak insisi. Antara lain seksio sesaria servikal (insisi pada segmen bawah), seksio

JENIS GANGGUAN ELEKTROLIT

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah persalinan sectio caesarea. Persalinan sectio caesarea adalah melahirkan janin

TERAPI OKSIGEN. Oleh : Tim ICU-RSWS. 04/14/16 juliana/icu course/2009 1

LAPORAN PENDAHULUAN. PADA PASIEN DENGAN KASUS CKR (Cedera Kepala Ringan) DI RUANG ICU 3 RSUD Dr. ISKAK TULUNGAGUNG

BANTUAN HIDUP DASAR (BHD) DAN RESUSITASI JANTUNG PARU (RJP)

BAB I PENDAHULUAN. Usia bersifat irreversibel dan merupakan fenomena fisiologis progressif

BAB I PENDAHULUAN. sebagai trauma mayor karena tulang femur merupakan tulang yang sangat kuat, sehingga

2. PERFUSI PARU - PARU

Bahan Berbahaya penyebab keracunan

NARASI KEGIATAN PENGABDIAN MASYARAKAT

BAB I DEFINISI A. PENGERTIAN

BAB I PENDAHULUAN. pediatrik pada stadium light anestesi. Laringospasme merupakan keaadaan. secara mendadak akibat reflek kontriksi dari otot

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SYOK/SHOCK SITI WASLIYAH

Kekurangan volume cairan b.d kehilangan gaster berlebihan, diare dan penurunan masukan

PMR WIRA UNIT SMA NEGERI 1 BONDOWOSO Materi 3 Penilaian Penderita

PANDUAN PELAYANAN RESUSITASI RUMAH SAKIT PUSAT PERTAMINA BAB I

BAB 1 PENDAHULUAN. penyesuaian dari keperawatan, khususnya keperawatan perioperatif. Perawat

EMBOLI AIR KETUBAN. Emboli air ketuban dapat menyebabkan kematian yang tiba-tiba sewaktu atau beberapa waktu sesudah persalinan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang penelitian

LAMPIRAN FORMULIR PERSETUJUN MENJADI RESPONDEN

Ditetapkan Tanggal Terbit

ATROPIN OLEH: KELOMPOK V

Bantuan Hidup Dasar. (Basic Life Support)

BAB I PENDAHULUAN. macam aspek, diantaranya pertolongan persalinan yang salah satunya adalah

NYERI PADA PASIEN SAKIT KRITIS Dwi Pantja Wibowo RS Premier Bintaro Tangsel Perhimpunan Dokter Intensive Care Indonesia (PERDICI)

PEMINDAHAN PENDERITA

Digunakan untuk mengukur suhu tubuh. Digunakan untuk memeriksa suara dari dalam tubuh seperti detak jantung, usus, denyut nadi dan lain-lain

BAB 1 PENDAHULUAN. di negara berkembang. Di negara miskin, sekitar 25-50% kematian wanita subur

BAB I PENDAHULUAN. anestesi yang dilakukan terhadap pasien bertujuan untuk mengetahui status

Transkripsi:

Dr. Ade Susanti, SpAn Bagian anestesiologi RSD Raden Mattaher JAMBI

Mempunyai kekhususan karena : Keadaan umum pasien sangat bervariasi (normal sehat menderita penyakit dasar berat) Kelainan bedah yang akut Interaksi pemakaian obat-obatan

1. Keterbatasan waktu untuk melakukan evaluasi pra anestesi yang lengkap 2. Pasien dalam keadaan takut & gelisah 3. Lambung penuh ( cairan & makanan ) 4. Sistem hemodinamik sering terganggu, keadaan umum menurun (hipotensi, takikardia) 5. Menderita cedera ganda 6. Kelainan sebelum sakit sering tidak diketahui 7. Kelainan bedah kadang belum diketahui dengan jelas 8. Komplikasi / penyakit yg ada tidak dapat di terapi dgn baik sblm pembedahan

Ahli anestesi pendekatan sistematis perioperatif dan tatalaksana pengelolaan anestesi yang optimal

Kesiapan alat dan tenaga kamar operasi untuk melakukan bedah darurat yang sifatnya kapan saja

Dilakukan secara cepat, kadang sewaktu pasien dalam perjalanan ke meja operasi Tindakan pertolongan gawat darurat : Evaluasi dan pengendalian jalan nafas Ventilasi dan oksigenasi ( pengamanan fraktur tulang belakang) Pengendalian sirkulasi dan aritmia jantung Tindakan hemostasis dan pengobatan syok Evaluasi thd adanya cidera dan masalah medis lain Tindakan pemantauan terus menerus

Sistem kardiovaskuler (frekuansi nadi, iramam kualitas nadi, tekanan darah, pengisian vena sentral dan perifer, pengisian kapiler, pemasangan kateter vena sental) Sistem respirasi airway (fraktur tulang belakang) Sistem neurologis ( kesadaran ) Riawayat penyakit lain

Mengurangi rasa takut dan gelisah Pengobatan terhadap kelainan medis menurunkan mortalitas ( DM, asma, hipertensi, peny jantung, peny ginjal dll) Hipovolemia sebagian volume darah yang hilang harus sudah diganti pada anestesi akan dimulai pemasangan kanul intravena yang besar ( no 14 0 16)

Pemberian obat sedativa atau narkotik tergantung kebutuhan dan keadaan umum pasien diberikan jika kegelisahan bukan disebabkan oleh hipoksia otak Mencegah aspirasi menaikan ph cairan lambung (antasida, antikolinegik, antagonis H2 reseptor, metoklopramida)

Dilakukan secara terus menerus Hemodinamik (TD, Nadi, EKG, Saturasi, prekordial, kateter vena sentral) Urin : kateter kandung kemih ( 0,5 1 cc/kg jam)

Tehnik anestesi tergantung jenis dan lama tindakan bedah Regional anestesi abdomen bawah dan ekstremitas inferior Anestesi umum : abdomen ke atas Hati-hati bahaya : ASPIRASI

Faktor yang memperlambat pengosongan lambung : nyeri, syok, trauma, kehamilan Tehnik intubasi sadar dgn anestesi lokal Waspada terhadap fraktur tulang belakang leher

Premedikasi : diazepam, fentanyl, petidin untuk mempermudah kooperasi pasien tanpa menghilangkan refleks jalan nafas cegah aspirasi Pemberian narkotik hati hati depresi nafas

Pada kasus intubasi sadar sulit dilakukan mis: pada anak, trauma muka dan kepala, trauma perut terbuka (eviserasi) Tehnik intubasi dengan induksi cepat Crush induction Tehnik : pasien ditidurkan terlebih dahulu

Urutan crush induction : - posisi kepala dan badan atas agak tinggi (20⁰ -30⁰) anti trendelenburg - Preoksigenasi (diberi O2 tinggi dengan sungkup selama 3 5 menit) - Prekurarisasi ( pemberian obat pelumpuh otot non depolarisasi dosis kecil sblm pemberian suksinil kolin) - Tekanan tulang krikoid (sellick manauver) tanpa pemberian ventilasi - Suntikan obat induksi yang cepat (propofol, tiopental) - Suntikan obat pelumpuh otot (suksinil kolin) - Kemudian intubasi kembangkan balon pipa endotrakhea - Bila intubasi yakin berhasil, tekanan pada krikoid (sellick manauver) baru dilepaskan

Pemilihan obat induksi dan intubasi harus tetap memperhatikan kondisi pasien ( hipovolemia, asma, hipotensi) Pemberian fentanyl (1-2 µ/kgbb atau petidin 1-2 mg/kg cegah takikardi, hipertensi Pemberian opioid : hati hati depresi nafas Bila ada kontra indikasi pemakaian suksinil kolin (luka mata tembus) dapat menggunakan atrakurium atau rokuronium

Tujuan : mempertahankn keadaan teranestesi dengan mempertahankan stabilitas hemodinamik menjaga oksigenasi, ventilasi dan status asam basa, elektrolit seoptimal mungkin Pemilihan obat anestesi mempertimbangkan kondisi umum pasien