ANALISIS PENDAPATAN USAHA PENANGKAPAN IKAN LAUT MENGGUNAKAN ALAT TANGKAP GILL NET DI DESA TABANIO KECAMATAN TAKISUNG KABUPATEN TANAH LAUT

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS USAHA PURSE SEINE DI PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA SIBOLGA KABUPATEN TAPANULI TENGAH PROVINSI SUMATERA UTARA

ANALISIS FINANSIAL UNIT PENANGKAPAN JARING INSANG HANYUT DI DESA SUNGAI LUMPUR KABUPATEN OKI PROVINSI SUMATERA SELATAN

Analisis usaha alat tangkap gillnet di pandan Kabupaten Tapanuli 28. Tengah Sumatera Utara

ANALISIS PENDAPATAN NELAYAN JARING INSANG TETAP DAN BUBU DI KECAMATAN MEMBALONG KABUPATEN BELITUNG

3 METODOLOGI 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 3.2 Alat dan Bahan 3.3 Metode Penelitian 3.4 Metode Pengambilan Responden 3.5 Metode Pengumpulan Data

Maria Ulfah., R, dkk, dkk, Analisis Usaha Pengolahan Ikan Tenggiri...

ANALISIS FINANSIAL PENANGKAPAN IKAN DENGAN ALAT TANGKAP DRIFT GILLNET DI KECAMATAN TOBOALI KABUPATEN BANGKA SELATAN BANGKA BELITUNG

METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Alat dan Bahan 3.3 Metode Penelitian 3.4 Metode Pengumpulan Data

SELEKSI UNIT PENANGKAPAN IKAN DI KABUPATEN MAJENE PROPINSI SULAWESI BARAT Selection of Fishing Unit in Majene Regency, West Celebes

ANALISIS USAHA JARING INSANG HANYUT (Drift Gill Net) TAMBAT LABUH KAPAL DI PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA SIBOLGA TAPANULI TENGAH SUMATERA UTARA

METODOLOGI PENELITIAN. (Purposive) dengan alasan daerah ini cukup representatif untuk penelitian yang

Analisis Kelayakan Finansial Usaha Penangkapan Ikan Dengan Jaring Insang (Gillnet) di Kecamatan Singkil, Kabupaten Aceh Singkil

Feasibility Analysis of Patin Fish Business (Pangasius Sutchi) In Sipungguk Village Pond Salo Sub District Regency of Kampar Riau Province

Gambar 6 Peta lokasi penelitian.

ANALISIS KELAYAKAN USAHA PERIKANAN LAUT KABUPATEN KENDAL. Feasibility Study to Fisheries Bussiness in District of Kendal

THE FEASIBILITY ANALYSIS OF SEINE NET THE MOORING AT PORT OF BELAWAN NORTH SUMATRA PROVINCE

5.3 Keragaan Ekonomi Usaha Penangkapan Udang Net Present Value (NPV)

BAB IV METODE PENELITIAN. dan data yang diperoleh. Penelitian ini disusun sebagai penelitian induktif yaitu

IV. METODE PENELITIAN

3 METODE PENELITIAN. # Lokasi Penelitian

Financial Feasibility Analysis of Gillnet Fishing Business in PPI Banyutowo Pati. Habieb Noor Zain, Imam Triarso *),Trisnani Dwi Hapsari

OPTIMASI UPAYA PENANGKAPAN UDANG DI PERAIRAN DELTA MAHAKAM DAN SEKITARNYA JULIANI

C E =... 8 FPI =... 9 P

METODE PENELITIAN. menganalisis data yang berhubungan dengan penelitian atau mencakup. yang berhubungan dengan tujuan penelitian.

IV. METODOLOGI PENELITIAN. Pengambilan data di lapangan dilakukan pada bulan April Mei 2011.

EVALUASI USAHA PERIKANAN TANGKAP DI PROVINSI RIAU. Oleh. T Ersti Yulika Sari ABSTRAK

Study of the Feasibility of the Giant FeatherbackCracker Processing Business in Barito Kuala Regency South Kalimantan

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data 4.3 Metode Penentuan Narasumber

6 ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGOLAHAN SURIMI

III. METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengumpulan Data

BAB III METODE PENELITIAN. Rantauprapat Kabupaten Labuhanbatu Propinsi Sumatera Utara. Pemilihan lokasi

IV. METODE PENELITIAN

ANALISIS PRODUKTIVITAS DAN FINANSIAL USAHA PERIKANAN JARING ARAD (BABY TRAWL) DI PANGKALAN TAMBAK LOROK KOTA SEMARANG

TEKNIK ANALISA BIAYA/MANFAAT TEKNIK ANALISA BIAYA/MANFAAT

5 HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. METODE PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Rancabungur, Desa Pasirgaok, Bogor,

IV. METODE PENELITIAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN. Menurut Kadariah (2001), tujuan dari analisis proyek adalah :

III. METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengolahan dan Analisis Data

METODE PERBANDINGAN EKONOMI. Pusat Pengembangan Pendidikan - Universitas Gadjah Mada

IV METODE PENELITIAN

ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGILINGAN PADI SKALA KECIL (Studi Kasus : Kecamatan Tanjung Morawa, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara)

ANALISIS USAHA ALAT TANGKAP PANCING ULUR (HAND LINE) DI PELABUHAN PERIKANAN SAMUDERA (PPS) BUNGUS PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

ANALISIS SENSITIVITAS USAHA PENGOLAHAN KERUPUK IKAN PIPIH DI KECAMATAN SERUYAN HILIR KABUPATEN SERUYAN

ANALISIS TEKNIS DAN FINANSIAL USAHA PENANGKAPAN RAJUNGAN (Portunus pelagicus) DENGAN ALAT TANGKAP BUBU LIPAT (TRAPS) DI PERAIRAN TEGAL

Mata Kuliah - Kewirausahaan II-

ANALISIS FINANSIAL USAHATANI JERUK NIPIS (Citrus Aurantifolia) (Studi Kasus: Desa Marjanji Kecamatan Sipispis Kabupaten Serdang Bedagai)

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2 Peralatan Penelitian 3.3 Metode Penelitian 3.4 Pengumpulan Data

ANALISIS KELAYAKAN USAHA BUDIDAYA RUMPUT LAUT DI DESA MALLASORO KECAMATAN BANGKALA KABUPATEN JENEPONTO

USAHA PERIKANAN TANGKAP SKALA KECIL DI SADENG, PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA (Small Scale Fisheries Effort At Sadeng, Yogyakarta Province)

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Data dan Instrumentasi 4.3. Metode Pengumpulan Data

IV. METODE PENELITIAN

BAB V PENUTUP Simpulan Saran DAFTAR PUSTAKA Lampiran... 75

Ridwan Syahputra Situmorang 1), Zulkarnaini 2), Hamdi Hamid 3) ABSTRACT

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian yang

ASPEK KEUANGAN. Disiapkan oleh: Bambang Sutrisno, S.E., M.S.M.

III. METODE PENELITIAN

III KERANGKA PEMIKIRAN

VII ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL

IV. METODE PENELITIAN

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

BUSINESS ANALYSIS ENLARGEMENT COMMON CARP (Cyprinus carpio) FLOATING NET CAGES IN TANJUNG ALAI VILLAGE XIII KOTO KAMPAR DISTRICT RIAU PROVINCE

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

THE BUSINESIS ANALYSIS OF GILL NET, IN TENGGAYUN VILLAGE, BUKIT BATU SUB-DISTRICT, BENGKALIS DISTRICT OF RIAU PROVINCE

III KERANGKA PEMIKIRAN

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Metode Pengambilan Responden 4.3. Desain Penelitian

Penganggaran Modal. Gambaran Umum Penganggaran Modal, Payback Period, Net Present Value, Internal Rate of Return. Nurahasan Wiradjegha, S.E.,M.

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III LANDASAN TEORI

III. KERANGKA PEMIKIRAN. Pemanfaatan potensi perikanan laut di Sulawesi Tengah belum optimal

ANALISIS FINANSIAL USAHA PENANGKAPAN ONE DAY FISHING DENGAN ALAT TANGKAP MULTIGEAR DI PELABUHAN PERIKANAN PANTAI (PPP) TAWANG KABUPATEN KENDAL

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengolahan dan Analisis Data

1 PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang

Pendahuluan. Prosedur Capital Budgeting atau Rencana Investasi

Financial Analysis of Klitik Nets (Bottom Gill net) and Nylon Nets (Surface Gill net) in Fish Landing Base (PPI) Tanjungsari Pemalang, Central Java

PERBANDINGAN PENERIMAAN NELAYAN YANG MENANGKAP RAJUNGAN DENGAN BUBU DAN ARAD DI BETAHWALANG, DEMAK

Aspek Ekonomi dan Keuangan. Pertemuan 11

5 HASIL DAN PEMBAHASAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

IV METODOLOGI PENELITIAN

6 KEBERLANJUTAN PERIKANAN TANGKAP PADA DIMENSI EKONOMI

ANALISIS KOMPOSISI HASIL TANGKAPAN DAN KEUNTUNGAN USAHA PENANGKAPAN PURSE SEINE DI PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA (PPN) PEKALONGAN, JAWA TENGAH

Investasi dalam aktiva tetap

Metode Penilaian Investasi Pada Aset Riil. Manajemen Investasi

Olivie Palit 1, Grace Tambani 2, dan Vonne Lumenta 2. perikanan ini dengan memperhatikan analisis finansial dalam sektor perikanan.

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Penentuan Responden

METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS USAHA PERIKANAN PADA ALAT TANGKAP BUBU DI PERAIRAN RAWAPENING DESA LOPAIT KECAMATAN TUNTANG KABUPATEN SEMARANG

5.5 Status dan Tingkat Keseimbangan Upaya Penangkapan Udang

Business Analysis of Hand Line Fishing Technique in Pariaman City West Sumatera Province of Indonesia

ANALISIS STUDI KELAYAKAN INVESTASI PEMBUKAAN CABANG BARU PADA USAHA JASA FOTOKOPI DAULAY JAYA

Dwisetiono. Keywords: Investment, Net Present Value, Break Event Point, Interest Rate of Return.

ANALISIS COST-BENEFIT

III. METODE PENELITIAN. Tanaman kehutanan adalah tanaman yang tumbuh di hutan yang berumur

Transkripsi:

Fish Scientiae, Volume 1 No. 2, Desember 2011, ANALISIS PENDAPATAN USAHA PENANGKAPAN IKAN LAUT MENGGUNAKAN ALAT TANGKAP GILL NET DI DESA TABANIO KECAMATAN TAKISUNG KABUPATEN TANAH LAUT (THE INCOME ANALYSIS OF FISHERY EFFORT WITH GILL NET IN TABANIO VILLAGE, TAKISUNG DISTRICT, TANAH LAUT REGENCY) Yarna Hasiani 2), Emmy Sri Mahreda 1), Irma Febrianty 1) 2) Mahasiswa Pasca Sarjana Program Studi Magister Ilmu Perikanan 1) Staf Pengajar Pada Program Studi Magister Ilmu Perikanan ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keuntungan usaha nelayan gill net setelah dikurangi bagian hasil untuk buruh nelayan; dan menganalisis kelayakan usaha penangkapan ikan di laut dengan menggunakan alat tangkap gill net. Kegiatan penelitian ini dilaksanakan di Desa Tabanio, Kecamatan Takisung, Kabupaten Tanah Laut, sebagai desa nelayan di Kabupaten Tanah Laut yang masyarakatnya dominan menggunakan alat tangkap gill net. Data yang dikumpulkan adalah data cross section yang bersumber langsung dari nelayan pemilik kapal/alat tangkap gill net, melalui teknik wawancara terstruktur (menggunakan kuesioner). Hasil penelitian menunjukkan bahwa keuntungan yang diperoleh nelayan pemilik kapal dari usaha penangkapan ikan dengan gill net di Desa Tabanio adalah ratarata sebesar Rp.7.634.223 per trip atau per bulan. Usaha penangkapan ikan dengan gill net di Desa Tabanio menguntungkan dan layak untuk diusahakan, karena nilai NPV yang positip sebesar Rp.61.550.000, dengan nilai Net BCR lebih dari satu (1,38) dan IRR lebih dari suku bunga yang didiskonto (27% > 14%), serta payback period yang lebih cepat dari periode proyeksi selama lima tahun (2,96 tahun). Kata kunci: usaha penangkapan ikan, alat tangkap gill net ABSTRACT This study aims to determine the business benefits gill net fishing net of proceeds for fishing laborers and analyze their feasibility in the sea fishing using gill net gear. The research activities conducted in the Village Tabanio, Takisung District, of Tanah Laut, a fishing village in the district of Tanah Laut where people predominantly use gill net gear. The data collected is cross section data are sourced directly from the fishing vessel owner/gill net gear, through a structured interview technique (using questionnaires). 202

Yarna Hasiani, dkk.: Analisis Pendapatan Usaha Penangkapan Ikan... The results showed that the benefits of fishing vessel owners fishing effort by gill nets in the village Tabanio is an average of Rp.7.634.223 per trip or per month. Fishing effort by gill nets in the village Tabanio profitable and worth the effort, because the value of Rp.61.550.000 positive NPV, the net value of BCR is more than one (1.38) and IRR over a discounted rate (27% > 14%), and the payback period is faster than the projected fiveyear period (2.96 years). Keywords: fishing effort, gear gill net PENDAHULUAN Pemanfaatan sumberdaya perikanan, khususnya perikanan laut sampai saat ini masih didominasi oleh usaha perikanan rakyat yang umumnya memiliki karakteristik skala usaha kecil, aplikasi teknologi yang sederhana, jangkauan penangkapan yang terbatas di sekitar pantai dan produktivitas yang relatif masih rendah. Menurut Barus, dkk. (1991), produktivitas nelayan yang rendah umumnya diakibatkan oleh rendahnya keterampilan dan pengetahuan, serta penggunaan alat penangkapan maupun perahu yang masih sederhana, sehingga efektifitas dan efisiensi alat tangkap dan penggunaan faktorfaktor produksi lainnya belum optimal. Hal ini sangat berpengaruh terhadap pendapatan yang diterima oleh nelayan, yang akhirnya berpengaruh pula pada kesejahteraan. Kondisi ini sejalan dengan Direktorat Jenderal Perikanan (1999) didalam Mahreda (2008) yang mengemukakan bahwa permasalahan yang terjadi dalam perkembangan sektor perikanan secara keseluruhan diantaranya adalah: (1) usaha penangkapan ikan di Indonesia pada umumnya masih terdiri atas usaha perikanan skala kecil, dengan tingkat pendidikan dan ketrampilan yang sangat rendah dan modal terbatas; (2) potensi laut yang sangat besar, tetapi tingkat pemanfaatannya masih sangat kurang dan belum merata; (3) prasarana yang tersedia untuk kawasan Indonesia Timur belum mencukupi dan belum berfungsi secara optimal; (4) sarana penanganan ikan yang dilakukan di kapalkapal nelayan skala kecil belum sepenuhnya memenuhi persyaratan mutu, sehingga dapat menurunkan harga jual ikan; (5) meningkatnya harga suku cadang mesin dan alatalat penangkapan ikan sebesar 200 300% sebagai dampak dari adanya krisis moneter; dan (6) adanya 203

Fish Scientiae, Volume 1 No. 2, Desember 2011, hal. 202213 transshipment di tengah laut yang merugikan pihak nelayan dalam harga jual ikan yang ditentukan oleh pedagang pengumpul dan merugikan negara dalam hal perolehan devisa. Kalimantan Selatan yang memiliki laut seluas lebih kurang 120.000 km 2 dengan garis pantai sepanjang sekitar 1.331,091 km sangat mendukung dalam pengembangan perikanan tangkap. Hal ini dikarenakan potensi sumberdaya hayati perikanan ditemukan hampir di sepanjang pantai dan menyebar hampir di seluruh perairan, terutama di kawasan perairan pertemuan antara Laut Jawa dan Selat Makassar, dari kawasan fishing ground di perairan Masalembo hingga perairan Pulau Sembilan (Dinas Perikanan dan Kelautan Kalimantan Selatan, 2010). Produksi perikanan tangkap Kalimantan Selatan di laut disuplai dari kawasankawasan pesisir yang ada di provinsi ini, salah satunya adalah Kabupaten Tanah Laut. Kabupaten ini memiliki garis pantai sepanjang lebih kurang 151,2 km dengan luas areal penangkapan sekitar 48.665,2 km 2. Kabupaten ini menyuplai produksi perikanan tangkap di laut dalam lima tahun terakhir sekitar 21 37% dari total produksi perikanan tangkap Kalimantan Selatan di laut. Jenis alat tangkap yang dominan digunakan di Kabupaten Tanah Laut adalah jaring insang (gill net), terutama jenis jaring insang hanyut (drift gill net) yakni sebanyak 1.076 unit dengan produksi sebesar 4.041,2 ton atau sekitar 14% dari total produksi perikanan tangkap kabupaten di laut (Dinas Perikanan dan Kelautan Kalimantan Selatan, 2010). Salah satu desa nelayan di Kabupaten Tanah Laut yang masyarakatnya dominan menggunakan jaring insang adalah Desa Tabanio yang berada di Kecamatan Takisung. Jenisjenis ikan laut yang umumnya tertangkap dengan jaring insang ini diantaranya adalah ikan tenggiri (barred mackerel atau Scomberomorus commerson), talangtalang (queenfish atau Scomberoides lysan), tongkol (little tuna atau Euthynnus affinis) dan manyung/otek (giant seacatfish atau Netuma thalassina). Bertitik tolak pada kenyataan atas dominannya penggunaan alat tangkap jaring insang di Kabupaten Tanah Laut, maka peneliti merasa perlu untuk melakukan penelitian terkait dengan pendapatan nelayan dan kelayakan usahanya, terlebih dengan pola pemasaran hasil 204

Yarna Hasiani, dkk.: Analisis Pendapatan Usaha Penangkapan Ikan... tangkapan yang cenderung merugikan nelayan dengan adanya transshipment di tengah laut dimana posisi tawar (bargaining position) nelayan sangat lemah dalam menjual hasil tangkapannya. Apalagi sifat mudah rusak dari ikan menjadikan produk perikanan tidak tahan lama dan mengharuskan untuk segera dijual (Ilyas, 1983). Hal ini sering mengakibatkan harga hasilhasil perikanan merosot pada musim penangkapan. Sementara dalam pelaksanaan kegiatan usaha nelayan gill net dibantu oleh buruh nelayan yang terdiri dari juru mudi, juru mesin dan anak buah kapal (ABK), dengan sistem pembayaran menggunakan sistem bagi hasil (biasanya 50% untuk pemilik kapal dan 50% untuk buruh nelayan). Atas fenomena hal tersebut diatas, maka tujuan dari kegiatan penelitian ini adalah untuk mengetahui keuntungan usaha nelayan gill net setelah dikurangi bagian hasil untuk buruh nelayan; dan menganalisis kelayakan usaha penangkapan ikan di laut dengan menggunakan alat tangkap gill net. METODE PENELITIAN Kegiatan penelitian berlangsung di Kabupaten Tanah Laut, Provinsi Kalimantan Selatan, dengan menggunakan metode survei, yakni pengumpulan data yang didasarkan pada populasi atau sampel populasi. Data yang dikumpulkan adalah data cross section atau data yang dikumpulkan pada waktu tertentu untuk menggambarkan keadaan atau kegiatan pada waktu itu, yang bersumber langsung dari nelayan pemilik kapal/alat tangkap gill net, melalui teknik wawancara terstruktur (menggunakan kuesioner). Lokasi sampel ditentukan secara sengaja (purposive), yakni Desa Tabanio, Kecamatan Takisung, Kabupaten Tanah Laut, sebagai desa nelayan di Kabupaten Tanah Laut yang masyarakat nelayannya dominan menggunakan alat tangkap gill net. Data Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Tanah Laut (2010) menyebutkan jumlah rumahtangga penangkapan ikan (RTP) yang menggunakan alat tangkap gill net adalah sebanyak 50 buah, yang selanjutnya disebut sebagai populasi sampel. Untuk memudahkan dalam penentuan ukuran sampel, maka 205

Fish Scientiae, Volume 1 No. 2, Desember 2011, hal. 202213 sampel ditetapkan sebanyak 50% dari total populasi sampel, yakni sebanyak 25 responden yang diambil secara acak (random sampling) pada waktu responden tidak melaut. Dalam hal ini, nelayan gill net mengalokasikan waktu untuk melakukan trip penangkapan ikan pada waktu bulan gelap selama lebih kurang 15 hari, sisanya 15 hari tidak melaut pada waktu bulan terang. Untuk menjawab tujuan pertama, yakni mengetahui keuntungan usaha nelayan gill net setelah dikurangi bagian hasil untuk buruh nelayan, sebelumnya dihitung keuntungan usaha penangkapan ikan menggunakan gill net dengan rumus: up = TR TC dimana: up = keuntungan usaha penangkapan (Rp/trip) TR = nilai produksi hasil tangkapan (Rp/trip) TC = nilai input yang dialokasikan (Rp/trip) Besaran nilai keuntungan untuk nelayan pemilik dihitung dari selisih antara keuntungan usaha penangkapan ikan dan jumlah bagian hasil untuk buruh nelayan, dengan rumus: np = up PS dimana: np = keuntungan nelayan pemilik (Rp/trip) up = keuntungan usaha penangkapan (Rp/trip) PS = profit sharing buruh nelayan (Rp/trip) Untuk menjawab tujuan kedua, yakni menganalisis kelayakan usaha penangkapan ikan di laut dengan menggunakan alat tangkap gill net, digunakan perhitungan pada kriteria investasi yang meliputi Net Present Value (NPV), Net Benefit Cost Rasio (Net BCR), Internal Rate of Return (IRR) dan Payback Period, ketentuan seperti berikut ini: dengan 1. Suku bunga (discount factor) sebesar 14%, sebagai tingkat suku efektif maksimal untuk kredit usaha rakyat saat ini. 2. Periode pengusahaan dan umur proyek disesuaikan dengan jangka waktu maksimal pengembalian kredit usaha rakyat yang ditetapkan oleh perbankan. 3. Harga input adalah harga yang berlaku terhadap input produksi yang dialokasikan untuk operasional penangkapan pada saat penelitian berlangsung. 4. Harga output adalah ratarata nilai jual produk hasil tangkapan menurut jenis ikan yang tertangkap. 206

Yarna Hasiani, dkk.: Analisis Pendapatan Usaha Penangkapan Ikan... HASIL DAN PEMBAHASAN Biaya dan Keuntungan Nelayan Gill Net Biaya usaha penangkapan adalah besarnya ratarata nilai input yang dikeluarkan oleh nelayan pada setiap trip penangkapan ikan, yang meliputi biaya sarana produksi, tenaga kerja dan nilai penyusutan alat, setelah dikalikan dengan harga satuan masingmasing input. Biaya usaha penangkapan dengan alat tangkap gill net yang dialokasikan disajikan seperti pada Tabel 1. Tabel 1 memperlihatkan bahwa total biaya produksi ratarata per trip yang dikeluarkan responden nelayan gill net di Desa Tabanio adalah sebesar Rp.9.254.553, meliputi biaya variabel dan biaya tetap. Biaya variabel terdiri dari biaya sarana produksi seperti solar ratarata sebesar Rp.2.426.600, minyak tanah ratarata sebesar Rp.52.000, oli ratarata sebesar Rp.366.120, garam ratarata sebesar Rp.1.564.000 dan konsumsi ratarata sebesar Rp.3.000.000, sedangkan biaya tetap berupa biaya barang modal (penyusutan dan perawatan) sebagai alokasi nilai investasi fisik per siklus produksi, yakni ratarata sebesar Rp.1.595.833 untuk penyusutan dan Rp.250.000 untuk perawatan. Nilai produksi ratarata Rp.24.523.000 setelah dikurangi dengan total biaya produksi ratarata Rp.9.254.553 menghasilkan keuntungan usaha penangkapan ikan ratarata Rp.15.268.447. Setelah dibagi dengan ketentuan 50% untuk pemilik kapal dan 50% untuk buruh nelayan dari keuntungan usaha, maka keuntungan pemilik kapal adalah ratarata sebesar Rp.7.634.223 per trip. Karena alokasi waktu untuk tiap trip ratarata 15 hari dengan jumlah trip 12 kali per tahun, maka keuntungan nelayan tersebut adalah nilai ratarata keuntungan per bulan nelayan gill net di Desa Tabanio. Pada dasarnya, besar/kecilnya keuntungan sangat tergantung pada jumlah produksi yang dihasilkan dan level harga yang terbentuk. Hasil observasi menunjukkan bahwa produksi nelayan gill net pada saat penelitian berkisar antara 1.100 1.750 kg/trip, dengan produksi ratarata 1.289 kg/trip. Jenis ikan yang tertangkap pada umumnya adalah tenggiri, barred mackerel (Scomberomorus commerson) dengan harga ratarata Rp.35.000/kg, talangtalang, queenfish 207

Fish Scientiae, Volume 1 No. 2, Desember 2011, hal. 202213 (Scomberoides lysan) dengan harga ratarata Rp.20.000/kg, tongkol, little tuna (Euthynnus affinis) dengan harga ratarata Rp.10.000/kg dan manyung/otek, giant seacatfish (Netuma thalassina) dengan harga ratarata Rp.10.000/kg. Secara keseluruhan, harga ratarata ikan adalah sebesar Rp.19.024/kg. 5. Harga jual hasil tangkapan menurut harga ratarata seluruh jenis ikan yang tertangkap yang diterima oleh nelayan, yakni ratarata Rp.19.000/kg. Kelayakan Usaha Penangkapan dengan Gill Net Berdasarkan hasil analisis biaya dan pendapatan diatas didapatkan informasi awal terkait dengan analisis proyeksi kelayakan usaha penangkapan ikan dengan gill net, sebagaimana berikut ini: 1. Investasi yang ditanamkan pada awal usaha meliputi kapal dan kelengkapannya (kecuali mesin), alat tangkap gill net dan mesin kapal. 2. Bahan bakar berupa solar dengan harga ratarata Rp.5.500/liter, minyak tanah dengan harga ratarata Rp.5.000/liter, dan oli dengan harga ratarata Rp.25.000/liter. 3. Garam dengan harga ratarata Rp.2.000/kg. 4. Biaya konsumsi sebesar Rp.40.000/hari/orang buruh nelayan. 208

Yarna Hasiani, dkk.: Analisis Pendapatan Usaha Penangkapan Ikan... Tabel 1. Ratarata biaya dan produksi per trip nelayan gill net di Desa Tabanio Satuan Jumlah Uraian Volume (Rp.) (Rp.) Sarana Produksi Solar 441,2 lt 5.500 2.426.600 Minyak tanah 10,4 lt 5.000 52.000 Oli 15,0 lt 24.600 366.120 Garam 782,0 kg 2.000 1.564.000 Konsumsi 5,0 org 600.000 3.000.000 Penyusutan/perawatan 1.845.833 barang modal Jumlah 9.254.553 Produksi 1.289 kg 19.024 24.523.000 Tabel 3. Kelayakan usaha penangkapan ikan dengan gill net di Desa Tabanio TAHUN KE {x Rp.1.000} URAIAN 0 1 2 3 4 5 (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) INVESTASI Kapal dan kelengkapannya 80.000 Alat tangkap gill net 75.000 Mesin kapal merk YANMAR 33 PK 8.000 OPERASIONAL Solar {5.400 ltr @ Rp.5.500} 29.700 29.700 29.700 29.700 29.700 M. Tanah {120 ltr @ Rp.5.000} 600 600 600 600 600 Oli {180 ltr @ Rp.25.000} 4.500 4.500 4.500 4.500 4.500 Garam {9.384 kg @ Rp.2.000} 18.768 18.768 18.768 18.768 18.768 Konsumsi {Rp.40.000/hr/org} 36.000 36.000 36.000 36.000 36.000 Perawatan {Rp.250.000/trip} 3.000 3.000 3.000 3.000 3.000 Cash Outflow 163.000 92.568 92.568 92.568 92.568 92.568 209

Fish Scientiae, Volume 1 No. 2, Desember 2011, hal. 202213 PENERIMAAN Ikan tangkapan 1.300 kg/trip 296.400 296.400 296.400 296.400 296.400 {Harga ratarata Rp.19.000/kg} Bagi hasil (50%) 148.200 148.200 148.200 148.200 148.200 Sisa nilai investasi {kapal dan mesin} 68.000 Cash Inflow 148.200 148.200 148.200 148.200 216.200 Surplus (Depisit) 123.63 55.632 55.632 55.632 55.632 163.000 2 Total Surplus 183.160 Discount Factor 14% 1,00 0,88 0,77 0,67 0,59 0,52 NPV i 14% 163.000 48.800 42.807 37.550 32.939 64.211 NPV 63.306 NetBCR 1,39 IRR 27% PP (tahun) 2,93 Tabel 3 memperlihatkan bahwa total investasi yang ditanamkan di awal usaha adalah sebesar Rp.163.000.000 yang terdiri dari kapal dan kelengkapannya senilai Rp.80.000.000, alat tangkap gill net senilai Rp.75.000.000 dan mesin kapal senilai Rp.8.000.000. Dalam satu tahun biaya yang dikeluarkan adalah sebesar Rp.92.568.000, sehingga dalam lima tahun produksi total biaya yang dikeluarkan adalah sebesar Rp.462.840.000. Dengan demikian, dengan nilai produksi sebesar Rp.296.400.000 per tahun atau Rp.1.482.000.000 untuk proyeksi selama lima tahun, setelah dikurangi dengan nilai investasi awal, total biaya produksi yang dikeluarkan dan prosentase bagi hasil dengan buruh nelayan (50%), diperoleh total surplus (net benefit) senilai Rp.183.160.000. Total surplus (net benefit) ini termasuk nilai sisa barang modal/investasi yang terdiri dari kapal dan mesin sebesar Rp.68.000.000. Berdasarkan perolehan nilai net benefit pada Tabel 3 dilakukan perhitungan kriteria investasi meliputi Net Present Value (NPV), Net Benefit Cost Ratio (NetBCR), Internal Rate of Return (IRR) dan Payback Period (PP), dengan diskonto (discount factor) 14%. Melalui data net benefit diketahui NPV i (positip) sebesar Rp.226.306.000 dan NPV (negatip) sebesar Rp.163.000.000, sehingga didapatkan Net Present 210 i

Yarna Hasiani, dkk.: Analisis Pendapatan Usaha Penangkapan Ikan... Value ( NPV i ) sebesar Rp.63.306.000, selanjutnya dengan membagikan kedua nilai NPV dan i i NPV tersebut didapatkan nilai Net BCR sebesar 1,39. Untuk mengetahui nilai Internal Rate of Return (IRR) atau tingkat suku bunga dimana nilai NPV 0, dengan menggunakan data net benefit pada Tabel 3 dilakukan interpolasi tingkat suku bunga (diskonto) yang menghasilkan NPV 0 (positip) dan NPV 0 (negatip), dengan i2 hasil seperti Tabel 4. Tabel 4. Hasil perhitungan IRR usaha penangkapan ikan dengan gill net i 1 NPV i1 26 % 5.006 28 % i1 i 2 NPV i2 i IRR 2.349 27 % Kriteria investasi lainnya, yakni Payback Period (PP), dihitung berdasarkan nilai net benefit pada Tabel 3 hingga tahun ket yang jumlahnya sama dengan nilai investasi, dengan hasil seperti Tabel 5. Analisis kelayakan usaha penangkapan ikan dengan gill net menghasilkan jumlah NPV yang positip, yang berarti bahwa usaha ini layak untuk dikembangkan. Tabel 5. Hasil perhitungan PP usaha penangkapan ikan dengan gill net Nilai Investasi NB 12 NB (3) PP (tahun) 51.736.000 55.632.000 2,93 Ini didukung dengan nilai Net BCR yang lebih dari satu (1,39), yang berarti usaha ini memang menguntungkan, dan nilai IRR sebesar 27% yang jauh lebih besar dari tingkat suku bunga yang berlaku (14%), yang berarti bahwa pengembalian modal investasi selama periode proyeksi tergolong layak selama suku bunga masih dibawah 27%. Demikian pula dilihat dari nilai PP sebesar 2,93; yang berarti bahwa periode pengembalian modal investasi usaha penangkapan ikan dengan gill net ini adalah sekitar dua tahun 11 bulan yang lebih cepat dari periode proyeksi (5 tahun), sehingga usaha ini memang sangat layak. 211

Fish Scientiae, Volume 1 No. 2, Desember 2011, hal. 202213 KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Keuntungan yang diperoleh nelayan pemilik kapal dari usaha penangkapan ikan dengan gill net di Desa Tabanio adalah ratarata sebesar Rp.7.634.223 per trip atau per bulan. 2. Usaha penangkapan ikan dengan gill net di Desa Tabanio sangat menguntungkan dan sangat layak untuk diusahakan, karena nilai NPV yang positip sebesar Rp.63.306.000, dengan nilai Net BCR lebih dari satu (1,39) dan IRR lebih dari suku bunga yang didiskonto (27% > 14%), serta payback period yang lebih cepat dari periode proyeksi selama lima tahun (2,3 tahun). Saran 1. Agar keuntungan nelayan pemilik kapal dapat lebih meningkat harus didukung dengan pengetahuan dan keterampilan para buruh nelayan, sehingga produktivitas hasil tangkapan dapat lebih meningkat. Selain itu, diperlukan penggunaan teknologi dan bantuan modal kepada nelayan kecil, disertai koordinasi dan integrasi dengan kelembagaan atau pihak terkait. 2. Mengingat usaha penangkapan ikan dengan gill net ini sangat menguntungkan dan layak untuk diusahakan, maka alangkah baiknya jika pemerintah daerah dapat memfasilitasi atau menjembatani antara nelayan dan pihak permodalan (perbankan), sehingga dapat membantu penguatan modal untuk pengembangan usaha nantinya. Ucapan Terimakasih Terwujudnya penulisan tesis ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini tidak lupa penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sebesarbesarnya kepada: 1. Ibu Prof. DR. Ir. Hj. Emmy Sri Mahreda, MP selaku ketua komisi pembimbing dan Ibu Irma Febrianty, S.Pi., MP selaku anggota komisi pembimbing, atas segala bimbingan dan arahannya. 2. Keluarga tercinta, rekan mahasiswa dan sejawat, atas segala dukungan dan dorongan selama penulisan tesis. Akhirnya, penulis berharap semoga laporan penelitian tesis ini dapat memberi manfaat, baik bagi penulis sendiri maupun orang lain yang berkepentingan terkait dengan isi laporan ini. 212

Yarna Hasiani, dkk.: Analisis Pendapatan Usaha Penangkapan Ikan... DAFTAR PUSTAKA Barus, H.R., Badruddin dan N. Naamin, 1991. Kebutuhan Penelitian untuk Mendukung Pengelolaan dan Pengembangan Perikanan Tangkap (Laut) dalam Pembangunan Jangka Panjang. Direktorat Jenderal Perikanan, Jakarta. Dinas Perikanan dan Kelautan Kalimantan Selatan, 2010. Laporan Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2009. Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan. Dinas Perikanan dan Kelautan, Banjarbaru. Dinas Kelautan dan Perikanan Tanah Laut, 2011. Laporan Tahunan Statistik Perikanan Tangkap Kabupaten Tanah Laut Tahun 2010. Dinas Kelautan dan Perikanan, Pelaihari. Ilyas, S., 1993. Teknik Pendinginan Ikan Basah. Badan Penelitian dan Pengembangan Perikanan. Pusat Penelitian dan Pengembangan Perikanan dan USAID/FRDP, Jakarta. Mahreda, E.S., 2008. Analisis Pemasaran Perikanan Laut (Kasus di Kalimantan Selatan). Unlam Press, Banjarbaru. 213