warring blender, dan diuapkan pada suhu 34.5O~ dengan

dokumen-dokumen yang mirip
V. HASIL DAN PEMBAHASAN

Perlakuan ph yang semakin tinggi memberikan nilai kadar air yang semakin tinggi. Kadar abu semakin tinggi dengan semakin tingginya ph.

III. METODOLOGI PENELITIAN

MATERI DAN METODE. Daging Domba Daging domba yang digunakan dalam penelitian ini adalah daging domba bagian otot Longissimus thoracis et lumborum.

ANALISIS KOMPONEN VINYLDLTHIIN DAN AJOENE DALAM BUBUS PENGERINGAN. Oleh. YOVITA VINKA VIRGINlTA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4:1, MEJ 5:1, MEJ 9:1, MEJ 10:1, MEJ 12:1, dan MEJ 20:1 berturut-turut

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Analisis Kuantitatif

Adik-Kakak yangmencintaiku. Sesungguhnya, yanq memanq hams terjadi. Untuk: olel-nya, semua telah diwasiatkan. Ayah-Bunda S W I

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3. Bahan baku dengan mutu pro analisis yang berasal dari Merck (kloroform,

BAB III ALAT, BAHAN, DAN CARA KERJA. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Kuantitatif

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Prosedur Penelitian

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

TUGAS AKHIR. Proses Pemisahan Komponen Minyak Nilam menggunakan Distilasi Fraksinasi Vakum

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kadar air = Ekstraksi

PEPJGAWUH LAMA PENYULINGAN LADA SEGAR XIEHGAN METODA AIR DAW UAP TERWADAP RENDEMEN MlNYAK DAN MUTU LADA PUTlH VAbfG DIHASILKAN

ISOLASI PATCHOULI ALKOHOL DARI MINYAK NILAM UNTUK BAHAN REFERENSI PENGUJIAN DALAM ANALISIS MUTU

1995 FAKULTAS TEKNOLOGI PERTAWIAN INSTITLIT PERTANIAN BOGOR BOGOR

LAPORAN TUGAS AKHIR ALAT DISTILASI BERTINGKAT SKALA LABORATORIUM

RANCANGAN PROSES PENGOLAHAN TAHU DENGAN ClTA RASA SEBAGAI DASAR DALAM PERENCANAAN RANCANGAN PABRIK TAHU ClTA RASA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Balai Besar Penelitian dan

PENGARUH PENAMBAHAN PEG-400 DAN LILIN LEBAH TERHADAP KARAKTERISTIK FILM EDIBEL DARI CAMPURAN METILSELULOS- KARBOKSIMETILSELULOSA-SUSU BUNGKIL KEDELAI

Analisis Etanol dalam Hair Tonic dan Hair Spray secara Kromatografi Gas

4024 Sintesis enantioselektif pada etil (1R,2S)-cishidroksisiklopentana

BAHAN DAN METODE Alat-alat dan Bahan Metode

4028 Sintesis 1-bromododekana dari 1-dodekanol

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Merck, kemudian larutan DHA (oil) yang termetilasi dengan kadar akhir

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

REAKSI KURKUMIN DAN METIL AKRILAT DENGAN ADANYA ION ETOKSI

Penetapan Kadar Eugenol dalam Minyak Atsiri dari Daun Sirih Merah (Piper cf fragile Benth.) dan Sirih Hijau (Piper betle L.) secara Kromatografi Gas*

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan September 2015 di

AFLATOKSIN dan BAHAN PENGAWET

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek atau bahan penelitian ini adalah biji paria (Momordica charantia)

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Januari sampai Juni 2010 di Laboratorium

Kupersembahkan untuk Ayah dan Bunda tercirrta, Mas Eko, Mbak Wati, Mbak Yuni dart Heni yang sangat kusayangi da~z yang merryaynrzgik~c

Kupersembahkan untuk Ayah dan Bunda tercirrta, Mas Eko, Mbak Wati, Mbak Yuni dart Heni yang sangat kusayangi da~z yang merryaynrzgik~c

kd EM,ea"rff'rM APLlKASl TEKNlK E " "4 N~A,H -FC~~ID&$UPERKRITIW UNTUK MaOllgdVAK BUMGA GE#GKEH (syzigium aromaticom L. ) F s.

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

4027 Sintesis 11-kloroundek-1-ena dari 10-undeken-1-ol

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN BAHASAN

Gambar 1. Alat kromatografi gas

KAJIAN PEMBUATAN EDIBEL FILM KOMPOSIT DARI KARAGENAN SEBAGAI PENGEMAS BUMBU MIE INSTANT REBUS

PENETAPAN KADAR EUGENOL DALAM MINYAK ATSIRI DARI TIGA VARIETAS BUNGA CENGKEH (Syzygium aromaticum (L.) Merr. & L.M. Perry) SECARA KROMATOGRAFI GAS

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi penelitian meliputi aspek- aspek yang berkaitan dengan

3 Percobaan dan Hasil

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan mulai bulan Juli sampai bulan November 2009

IV. PEMBAHASAN A. KARAKTERISIK BAHAN BAKU

MEMPEkAJARl KARAKTERISTIK FlSlK EDIBLE FILM

Untuk IbudanBapak (Rlm) tercinta, Mbak Wiwin dan Dian tersayang.

BAB III RANCANGAN PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan April Januari 2013, bertempat di

KAJIAN PENGOLAHAN CUMI-CUMI (Loligo sp.) SIAP SAJI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek atau bahan penelitian ini adalah daging buah paria (Momordica

SKRIPSI. PENGARUH SUHU DAN WAKTU PENGGORENGAN HAMPA TERHADAP SIFAT FISIK DAN ORGANOLEPTIK KERIPIK BENGKUANG (Pachyrhizus erosus L.

SKRIPSI. PENGARUH SUHU DAN WAKTU PENGGORENGAN HAMPA TERHADAP SIFAT FISIK DAN ORGANOLEPTIK KERIPIK BENGKUANG (Pachyrhizus erosus L.

BERBAGAI JENlS REMPAH - REMPAH KHAS INDONESIA

Bab III Bahan dan Metode

4022 Sintesis etil (S)-(+)-3-hidroksibutirat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Saus cabai atau yang biasa juga disebut saus sambal adalah saus yang

Lapisan n-heksan bebas

PENGARUH LAMA PENYIMPANAN TERHADAP KARAKTERISTIK KERUPUK IKAN SAPU-SAPU (Hyposarcus pardalis) Oleh : Iis Istanti C

ANALISIS PENAMBAHAN EKSTRAK BAWANG PUTIH (ALLIUM SATIVUM L.) TERHADAP MUTU PRODUK MIE BASAH MATANG

FORMULASI SARI BUAH JERUK PONTIANAK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang diperoleh dari daerah Soreang dan Sumedang. Tempat penelitian menggunakan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember Februari 2014 di Pekon

Standard of Operation Procedure (SOP) Kegiatan : Good Development Practice Sub Kegiatan : Metoda Pengujian Kualitas Minyak Nilam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel atau bahan penelitian ini adalah daun M. australis (hasil

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2013

39 Universitas Indonesia

BAB III METODE PENELITIAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Sampel Akar tumbuhan akar wangi sebanyak 3 kg yang dibeli dari pasar

TUGAS AKHIR PRODUKSI MINYAK KUNYIT dari BAHAN BAKU RIMPANG KUNYIT MENGGUNAKAN DESTILASI VAKUM

4006 Sintesis etil 2-(3-oksobutil)siklopentanon-2-karboksilat

ldentlflkasl ENZIM EIPOKSIGENASE DARl BEBERAPW VARlETAS KACANG TANAW (Arachis hypogaea)

BAB 3 PERCOBAAN 3.1 Bahan 3.2 Alat 3.3 Penyiapan Simplisia 3.4 Karakterisasi Simplisia

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kromatografi Gas-Cair (Gas-Liquid Chromatography)

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Januari sampai dengan Juli 2014,

BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

BABm METODOLOGI PENELITIAN

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan November 2016 Mei 2017 di

PENGARUH PARTISI BERTINGKAT CAIR CAIR EKSTRAK ETANOL RIMPANG JAHE

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah kentang merah dan

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

Bab IV Pembahasan. Pembuatan Asap cair

4023 Sintesis etil siklopentanon-2-karboksilat dari dietil adipat

PENENTUAN STANDAR MUTU MINYAK NILAM DI UPTD. BALAI PENGUJIAN DAN SERTIFIKASI MUTU BARANG MEDAN

e8= Sr;BPERMIRITIK SKRIPSI Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN Fakultas Teknologi Pertanian

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei sampai Agustus 2013 di Laboratorium

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian,

LAPORAN TUGAS AKHIR KONSEP CARA PRODUKSI PANGAN YANG BAIK (CPPB) PADA PEMBUATAN STICK IKAN LELE DI INDUSTRI RUMAH TANGGA (IRT) AL-FADH

UJICOBA PERALATAN PENYULINGAN MINYAK SEREH WANGI SISTEM UAP PADA IKM I N T I S A R I

ANALISIS KADAR METANOL DAN ETANOL DALAM MINUMAN BERALKOHOL MENGGUNAKAN KROMATOGRAFI GAS. Abstrak

3. METODOLOGI PENELITIAN

menqapa, apa, bayaimana, siapa, kapan, dimma, dan masih

Transkripsi:

Yahya Kurniawan. F 26.1189. Analisis Komponen Aktif Citarasa pada Bawang Putih (Allium sativum L.) Segar, Goreng dan Rebus dengan Kromatografi Gas. Di bawah bimbingan Hanny Wijaya dan Feri Kusnandar. Bawang putih mempunyai berbagai fungsi, baik sebagai pemberi cita-rasa atau bagi kesehatan tubuh, yang disebab- Ran oleh adanya komponen volatil yang bersifat aktif. Bawang putih digunakan tidak hanya dalam bentuk segarnya saja, tetapi juga bentuk olahannya. Oleh karena itu diperlukan jenis pengolahan yang dapat mempertahankan komponen volatil aktif cita-rasa tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk (1) mendapatkan standar internal terbaik untuk analisis komponen aktif cita-rasa dengan kromatografi gas dan untuk (2) mempelajari pengaruh pengolahan terhadap komponen volatil aktif cita-rasa pada bawang putih. Penelitian ini dilakukan dalam tiga tahap. Pada penelitian tahap pertama, dicari kondisi awal ekstraksi dan kondisi operasi kromatografi gas. Kondisi awal ekstraksi ditentukan berdasarkan berat minimal bawang putih yang dapat diekstrak dengan distilasi Likens-Nickerson (L-N), kondisi penguapan dan waktu penghancuran dalam warring blender. Kondisi kromatografi gas didasarkan pada kemampuan memisahkan semua komponen aktif cita-rasa bawang putih dengan baik berdasarkan bentuk dan garis dasar puncak kromatogram. Pada penelitian tahap dua, dicari standar internal dan kondisi ekstraksi yang optimum dan efisien. Standar internal ditentukan berdasarkan bentuk puncak dari komponen volatil campen, isoamil alkohol dan bensil alkohol. Standar yang dipilih adalah yang terpisah dari komponen-komponen volatil aktif bawang putih. Kondisi ekstraksi yang optimum dan efisien ditentukan berdasarkan jumlah komponen aktif dialil monosulfida, dialil disulfida, dan dialil trisulfida relatif terhadap standar internal. Ketkga komponen tersebut di jadikan indikator analisis pengaruh pengolahan karena merupakan penentu cita-rasa dan aktivitas bioaktif pada bawang putih. Pada tahap ini diperlakukan jumlah pelarut dalam tiga taraf, yaitu (i) 40 ml, (ii) 80 ml, dan (iii) 120 ml, serta lama ekstraksi dalam tiga taraf, yaitu (i) 1 jam, (ii) 2 jam, dan (iii) 3 jam. Penelitian tahap ketiga bertujuan untuk mengetahui pengaruh pengolahan terhadap komponen aktif dialil monosulfida, dialil disulfida, dan dialil trisulfida pada bawang putih segar, goreng dan rebus. Bawang putih direbus pada titlk didih air selama 15 menit, dan digoreng

pada suhu 1 6 5 sampai ~ ~ kering. Kondisi ekstraksi yang digunakan dan dianalisis secara semi kuantitatif berdasarkan standar internal yang diperoleh pada tahap dua. Pada tahap ini kadar air diukur untuk menghitung jumlah dialil monosulfida, dialil disulfid, dan diallil trisulfid per gram berat kering. Dari hasil analisis kualitatif komponen aktif dialil monosulfida, dialil disulfida, dan dialil trisulfida, 50 gram bawang putih yang dihancurkan selama 30 detik dalam warring blender, dan diuapkan pada suhu 34.5O~ dengan evaporator tanpa vakum telah dapat diekstrak. Komponen aktie minyak distilat bawang putih dapat dipisahkan dengan baik pada kromatografi gas Shimadzu berkolom kapiler Carbowax 20 M (50 m x 0.22 mm). Kolom kromatografi diprogram dari suhu 40 c, ditahan 1 menit, sampai 160 c, ditahan 1 menit pada kecepatan ~ OC, dan kolom dihubungkan. dengan detektor FID dan injektor pada suhu 225O~. Komponen volatil yang dipilih sebagai standar internal adalah bensil alkohol. Puncak kromatogram bensil alkohol terpisah dengan komponen volatil bawang putih pada jarak waktu retensi yang cukup lebar, terelusi dekat dialil disulfida dan tidak bereaksi dengan dietil eter maupun komponen volatil bawang putih. Jumlah pelarut dan lama ekstraksi tidak memberikan pengaruh nyata pada analisis semi kuantitatif dialil monosulfida, dialil disulfida, dan dialil trisulfida. Tetapi mempunyai kecenderungan yang meningkat sampai batas optimum baik pada pengaruh jumlah pelarut maupun lama ekstraksi. Titik optimum pada perlakuan pelarut dicapai dengan 80 ml, sedangkan lama ekstraksi dengan 2 jam. Interaksi antara jumlah pelarut 120 ml dan lama ekstraksi 2 jam merupakan kondisi eksraksi yang paling banyak mengekstrak jumlah ketiga komponen volatil aktif bawang putih tersebut. Analisis ini bersifat semi kuantitatif karena hanya menggunakan satu standar internal yang dimasukkan ke dalam minyak distilat bawang putih pada saat akan diinjeksikan ke kromatografi gas, dan komponen volatil aktif yang dianalisis tidak dikalibrasi terlebih dahulu. Berdasarkan analisis semi kuantitatif dialil monosulfida, dialil disulfida, dan dialil trisulfida relatif terhadap bensil alkohol, kandungan ketiga komponen aktif tersebut paling sedikit pada bawang putih rebus. Baik pada bawang putih segar, goreng maupun rebus dialil disulfida merupakan komponen aktif yang paling dominan. Berdasarkan pola pemisahannya dengan kromatografi gas dialil trisulfida diduga merupakan komponen yang mempunyai titik didih dan berat molekul yang lebih tinggi daripada dialil disulfida dan dialil monosulfida.

ANALISIS KOR?PONEN AKTIF GITA-RASA PAD4 BAWANG PUTIH (AZiium sativum. L) SEGAR, GORENG DAN REBUS DENGAS KROlMATOG GAS Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA TEKNOLOGI PE pada JURUSAN TEKNOLOGI PANGAN DAN GIZI Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor 1994 JURUSAN TEKFOLOGI PANGAN DAN GIZI FAKULTAS TEKNOLOGI PERTAMAN INSTIRT PERT.tNIAN BOGOR BOGOR

INSTITUT PERTANIAN BOGOR FAKULTAS TEKNOLOGP PERTANIAN ANALISIS KOMPONEN AKTIF CITA~ASA PADA BAWANG PUTIN (LUiiunz safivurn. L) SEGAR, GORENG DAN REBUS DENGAN KROWTOGRAFI GAS Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SAWANA TEKNOLOGI PERTANIAN pada JURUSAN TEKNOLOGI PANGAN DAN GIZI Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor Oieh F 26.1189 AWAN Dosen Pembimbing I1 Dr.Ir. C. Hannv Wijava Dosen Pembirnbing I

KATA PENGANTAR Alhamdulillah, syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah Tuhan semesta alam yang telah menganugerahkan kenikmatan, karunia, dan hidayah-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penyusunan skripsi sebagai tugas akhir untuk menyelesaikan studi di Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Penghargaan dan ucapan terima kasih penulis haturxan kepada: 1. Ibunda Mukminatun Kholil, Ayahanda (almarhum) dan Kakak-kakak tercinta yang telah memberikan dukungan moril dan materiil selama penulis menempuh kuliah di Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor. 2. Dr. Ir. Hanny- Wijaya, MSc. dan Ir. Feri Kusnandar selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan bimbingan selama penulis menempuh pendidikan di Fakultas Teknologi Pertanian dengan penuh kesa- -baran dan keikhlasan. ' 4. Ir. Ni Luh Puspitasari-, MSc. sebagai Dosen Penguji. 5. Semu-a staf dosen dan karyawan di lingkungan Fakultas Tek~ologi Pertanian yang telah banyak membantu selama penulis mengikuti kuliah.

Ha 1 i KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... iv DAFTAR GAMBAR... v DAFTAR LAMPIRAN... Vii........ A CITA-RASA... 4 B. BAWANG PUTIH (Allium sativum L.)... 5 1 Botani Bawang Putih... 5 2. Komponen Aktif Bawang Putih....6 C EKSTRAK-SI... 11 D. FRAKSINASI... 14 I PENDAHULUAN 1 I1 TINJAUAN PUSTAKA 4 E. ANALISIS... 16 1 Analisis Kualitatif... 16 2. Analisis Kuantitatif... 17 111. BAHAN DAN METODE PENELITIAN... 20 A ALAT DAN BAHaN... 20 B. METODE PENELITIAN... 20 1. Penelitian Tahap Satu... 20 a Kondisi Awal Ekstraksi... 20 b. Xondisi Kromatografi Gas... 22 2. Penelitian Tahap Dua... 22 a Standar Internal... 23 b. Kondisi Ekstraksi... 24 3. Penelitian Tahap Tiga... 24 C. PENGAMATAN... 25 1 Kadar Air... 25 2. Analisis Dialil monosulfida, Dialil disulfida, Dialil trisulfida... 26 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN... 28 A. PENELITIAN TAHAP SATU... 28 1 Metode Ekstraksi... 28 2 Jenis Pelarut... 30 3 Kondisi Kromatografi Gas... 31 4. Kondisi Awal Ekstraksi... 33 B. PENELITIAN TAHAP DUA... 36. 1 Standar Internal... 36 2. Kondisi Ekstraksi... 42 C. PENELITIAN TAHAP TIGA... 47 V. KESIMPULAN DAN SARAN... 57 A. KESIMPULAN... 57 B. SARAN... 58 DAFTAR PUSTAKA... 60 LAMPIRAN... 6.2 iii