Majalah Kesehatan FKUB Vol 3, No 3, September 2016

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Karsinoma payudara merupakan penyakit keganasan yang paling sering

BAB I PENDAHULUAN. kanker yang paling sering ditemukan pada wanita, setelah kanker mulut

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana terkandung dalam Al Baqarah ayat 233: "Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh,.

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 2012(25% dari semua kasus kanker). Angka ini mampu menyumbang

BAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan penyebab kematian utama yang memberikan kontribusi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Staging tumor, nodus, metastasis (TNM) Semakin dini semakin baik. di bandingkan dengan karsinoma yang sudah invasif.

BAB I PENDAHULUAN. dikalangan wanita sedunia, meliputi 16% dari semua jenis kanker yang diderita

Bab IV HASIL DAN PEMBAHASAN. jalan Dr. Soetomo No.16, Semarang, Jawa Tengahmerupakan Satuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Kanker adalah pertumbuhan yang tidak terkendali dari sel-sel, yang dapat

KARYA TULIS ILMIAH. Oleh: ALIEF ELIT JOHAN BIN ALANG WAHI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2014

HUBUNGAN USIA TERHADAP DERAJAT DIFERENSIASI KANKER PAYUDARA PADA WANITA LAPORAN HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH

HALAMAN PENGESAHAN KTI HUBUNGAN OVEREKSPRESI HUMAN EPIDERMAL GROWTH FACTOR RECEPTOR 2 (HER-2) DENGAN GRADE HISTOLOGI PADA PASIEN KANKER PAYUDARA

BAB I PENDAHULUAN. Karsinoma kolorektal (KKR) merupakan masalah kesehatan serius yang

Hubungan Ekspresi Reseptor Progesteron dengan Derajat Diferensiasi Carsinoma Mammae

ABSTRAK GAMBARAN PENDERITA CARCINOMA MAMMAE DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI 2012-DESEMBER 2013

Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: X

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian survei analitik dengan pendekatan cross sectional, yaitu dengan

BAB I PENDAHULUAN. Diperkirakan terdapat kasus baru kanker ovarium dan kasus meninggal

HUBUNGAN EKSPRESI HER-2/NEU DAN HORMONAL RESEPTOR DENGAN GRADING HISTOPATOLOGI PADA PENDERITA KANKER PAYUDARA WANITA USIA MUDA

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian... 4

BAB I PENDAHULUAN. Kanker payudara merupakan jenis keganasan terbanyak pada wanita

ABSTRAK PREVALENSI KARSINOMA MAMAE DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE 1 JANUARI 31 DESEMBER 2008

KARYA TULIS ILMIAH HUBUNGAN OVEREKSPRESI HUMAN EPIDERMAL GROWTH FACTOR RECEPTOR 2 (HER-2) DENGAN USIA PADA PASIEN KANKER PAYUDARA

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

ABSTRAK. Angka Kejadian Karsinoma Mammae di Rumah Sakit Immanuel Bandung Periode Januari 2007 Desember 2009

ABSTRAK KARAKTERISTIK PASIEN KANKER PAYUDARA DAN PENANGANANNYA DI RSUD ARIFIN ACHMAD PEKANBARU PERIODE JANUARI 2010 DESEMBER 2012

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. adanya heterogenitas pada perubahan genetik. Kanker payudara menjadi penyebab

DAFTAR ISI. LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii PENETAPAN PANITIA PENGUJI... iii

BAB I PENDAHULUAN. merupakan penyebab kematian pada wanita setelah kanker payudara. Hal ini

2.3.2 Faktor Risiko Prognosis...16 BAB III KERANGKA BERPIKIR DAN KONSEP PENELITIAN Kerangka Berpikir

(PR), serta human epidermal growth factor receptor 2 (HER2) kanker payudara tersebut. (Shenkier, 2004) Keberhasilan dalam penatalaksanaan kanker

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL. Gambar 3.1 Kerangka Konsep Penelitian

HUBUNGAN USIA TERHADAP DERAJAT DIFERENSIASI KANKER PAYUDARA PADA WANITA

BAB I PENDAHULUAN. dunia, dimana saat ini merupakan peringkat kedua penyakit kanker setelah kanker

GAMBARAN KANKER PAYUDARA BERDASARKAN STADIUM DAN KLASIFIKASI HISTOPATOLOGI DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT HAJI ADAM MALIK MEDAN TAHUN

ABSTRAK PREVALENSI KANKER PAYUDARA DI RUMAH SAKIT HASAN SADIKIN, BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER 2009

ABSTRAK PERBEDAAN KADAR CANCER ANTIGEN 125 DAN HUMAN EPIDIDIMIS PROTEIN 4 PADA PASIEN KANKER OVARIUM EPITELIAL TIPE I DAN TIPE II

BAB I PENDAHULUAN. Kanker masih menjadi masalah besar dalam dunia. kesehatan. Di Indonesia tumor/kanker memiliki jumlah

BAB I PENDAHULUAN. Karsinoma payudara pada wanita masih menjadi masalah kesehatan yang utama

BAB III METODE PENELITIAN. sectional untuk menilai hubungan ekspresi HER-2/neu dengan ukuran tumor pada

BAB I PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang Penelitian. Karsinoma payudara merupakan keganasan paling banyak

BAB I PENDAHULUAN. mengalami mutasi, diperkirakan 80% disebabkan oleh faktor lingkungan,

HALAMAN PENGESAHAN KTI HUBUNGAN OVEREKSPRESI HUMAN EPIDERMAL GROWTH FACTOR RECEPTOR 2 (HER-2) DENGAN UKURAN TUMOR PADA PASIEN KANKER PAYUDARA

HUBUNGAN ANTARA GRADING HISTOPATOLOGI DENGAN EKSPRESI Ki-67 PENDERITA KANKER PAYUDARA DI RUMAH SAKIT HAJI ADAM MALIK MEDAN TESIS.

marker inflamasi belum pernah dilakukan di Indonesia.

Karakteristik Penderita Kanker Payudara Berdasarkan Gambaran Histopatologi di RSUD Al-Ihsan Bandung Periode

BAB I PENDAHULUAN. Karsinoma payudara merupakan kanker yang paling. sering pada wanita di negara maju dan berkembang, dan

PERBEDAAN RERATA KADAR VASCULAR ENDOTHELIAL GROWTH FACTOR (VEGF) PADA KANKER OVARIUM EPITELIAL DERAJAT DIFERENSIASI BAIK DENGAN SEDANG-BURUK

I. PENDAHULUAN. Kanker payudara adalah salah satu keganasan terbanyak dan memiliki angka

HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH (IMT) DENGAN RESPON KLINIS KEMORADIASI PASIEN KANKER SERVIKS STADIUM III DI RSUD Dr. SAIFUL ANWAR MALANG

KARAKTERISTIK PEMERIKSAAN IMUNOHISTOKIMIA PADA PASIEN KANKER PAYUDARA DI RSUP SANGLAH PERIODE

BAB I PENDAHULUAN. Kanker Ovarium Epitel (KEO) merupakan kanker ginekologi yang. mematikan. Dari seluruh kanker ovarium, secara histopatologi dijumpai

ABSTRAK PREVALENSI DAN GAMBARAN PASIEN KARSINOMA NASOFARING DI RSUP DR. HASAN SADIKIN BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER 2014

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran. Oleh :

HUBUNGAN OBESITAS DENGAN RESEPTOR HORMONAL DAN EKSPRESI HER-2/NEU PADA PENDERITA KANKER PAYUDARA DI MAKASSAR

BAB V HASIL PENELITIAN. Selama periode penelitian mulai Januari 2013 sampai September 2013

GAMBARAN HISTOPATOLOGI KANKER PAYUDARA DUKTAL INVASIF BERDASARKAN GRADING PADA PEREMPUAN USIA 40 TAHUN KEBAWAH DI RSUP HAJI ADAM MALIK MEDAN PERIODE

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

ABSTRAK GAMBARAN PENDERITA PENYAKIT KANKER PARU PERIODE 1 JANUARI DESEMBER 2012 DI RS. IMMANUEL KOTA BANDUNG

Oleh: PURBA UTARA MEDAN Universitas Sumatera Utara

BAB 4 HASIL. Korelasi stadium..., Nurul Nadia H.W.L., FK UI., Universitas Indonesia

KARAKTERISTIK GAMBARAN HISTOPATOLOGI PENDERITA KANKER PAYUDARA BERDASARKAN UMUR DI KOTA MEDAN PERIODE

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KARAKTERISTIK PENDERITA KANKER TIROID DI BAGIAN BEDAH ONKOLOGI RSUP SANGLAH DENPASAR TAHUN

Keywords: Expression, ER, HER2, PR

Analysis of Matrix Metalloproteinase-2 (MMP-2) and Matrix Metalloproteinase-9. (MMP-9) Levels in Breast Cancer Patients

ABSTRAK. Wilianto, 2010 Pembimbing I :dr. July Ivone.,M.K.K.,M.Pd.Ked Pembimbing II :dr. Sri Nadya S., M.Kes

I. PENDAHULUAN. saat ini menjadi permasalahan dunia, tidak hanya di negara berkembang

BAB I PENDAHULUAN. sekitar 8,2 juta orang. Berdasarkan Data GLOBOCAN, International Agency

BAB 1 PENDAHULUAN. kardiovaskular dan infeksi (Hauptman, et.al., 2013). Berdasarkan Global Health

BAB 4 HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Kanker payudara merupakan salah satu masalah kesehatan penting di dunia,

BAB I. PENDAHULUAN I.A. LATAR BELAKANG. American Thyroid Association (2014) mendefinisikan. nodul tiroid sebagai benjolan yang terbentuk karena

BAB I PENDAHULUAN. Karsinoma payudara adalah keganasan pada payudara. yang berasal dari sel epitel kelenjar payudara.

BAB I PENDAHULUAN. jutaan wanita di seluruh dunia terkena kanker payudara tiap tahunnya. Walaupun

ABSTRACT. Key words: breast cancer, histopathology

ABSTRACT. CHARACTERISTICS OF CERVICAL CARCINOMA AT HASAN SADIKIN HOSPITAL BANDUNG in 1 JANUARY DECEMBER 2010

BAB I PENDAHULUAN. dibanding kasus). Kematian akibat kanker payudara menduduki peringkat

PERBEDAAN EKSPRESI VASCULAR ENDOTHELIAL GROWTH FACTOR (VEGF) PADA RETINOBLASTOMA STADIUM KLINIS INTRAOKULAR DAN INVASI LOKAL.

BAB I PENDAHULUAN. kompleks, mencakup faktor genetik, infeksi Epstein-Barr Virus (EBV) dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. maju maupun di negara berkembang. Di Indonesia, karsinoma payudara

ABSTRAK ANGKA KEJADIAN KANKER PARU DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE 1 JANUARI DESEMBER 2010

GAMBARAN HISTOPATOLOGI TUMOR PAYUDARA DI INSTALASI PATOLOGI ANATOMI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT HAJI ADAM MALIK-MEDAN TAHUN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian Pada penelitian ini digunakan desain cross sectional. Cross

ABSTRAK GAMBARAN PASIEN KANKER PARU DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI 2013 DESEMBER 2014

ABSTRAK GAMBARAN PENDERITA KANKER PARU DI RUMAH SAKIT HASAN SADIKIN BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER 2011

BAB 1 PENDAHULUAN. Karsinoma servik merupakan penyakit kedua terbanyak pada perempuan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Karsinoma ovarium adalah keganasan yang berasal. dari jaringan ovarium. Ovarian Cancer Report mencatat

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah

PROFIL PENDERITA TUMOR JINAK DAN GANAS TULANG DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT HAJI ADAM MALIK MEDAN TAHUN Oleh: AULADI HALIM UMAR LUBIS

ABSTRAK. Vecky, 2010 Pembimbing I : dr. L. K. Liana, Sp.PA., M.Kes Pembimbing II : dr. Evi Yuniawati, MKM

HUBUNGAN ANTARA MEROKOK DENGAN TERJADINYA KANKER PARU DI DEPARTEMEN PULMONOLOGI FK USU/RSUP H.ADAM MALIK MEDAN TAHUN 2014

PROFIL EKSPRESI Ki-67 PADA BERBAGAI STADIUM KANKER PAYUDARA DI RUMAH SAKIT HAJI ADAM MALIK MEDAN T E S I S OLEH : MELVIN PASCAMOTAN TOGATOROP

ABSTRAK GAMBARAN PENYAKIT KANKER OVARIUM DI RUMAH SAKIT HASAN SADIKIN BANDUNG PERIODE JANUARI 2011-DESEMBER 2011

ABSTRAK GAMBARAN KANKER SERVIKS DI RUMAH SAKIT PIRNGADI MEDAN PERIODE 1 JANUARI DESEMBER 2013

BAB I PENDAHULUAN. Kanker kolorektal merupakan keganasan ketiga terbanyak dari seluruh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Kanker paru merupakan keganasan penyebab kematian. nomer satu di dunia (Cancer Research UK, 2012).

Transkripsi:

Korelasi Pemeriksaan Human Epidermal Growth Factor Receptor-2 (Her-2) dengan Stadium Klinis TNM pada Pasien Kanker Payudara di Instalasi Patologi Anatomi RS dr. Saiful Anwar Periode Januari 2010-Desember 2012 Achmad Fahrur Rozi Mukti*, Rachmad Sarwo Bekti**, Jack Roebijoso*** ABSTRAK Kanker payudara merupakan kanker yang mematikan yang sering muncul pada wanita dan menempati urutan kedua setelah kanker paru-paru. Salah satu permasalahan utama kanker payudara ialah kesulitan dalam menentukan prognosis terkait keterlibatan proses metastasis sebagai salah satu kriteria stadium klinis TNM. Telah banyak penelitian mengenai faktor prognostik terhadap kanker payudara agar modalitas terapi kanker payudara semakin baik, salah satunya tes HER-2 melalui pemeriksaan imunohistokimia (IHK). Namun pemeriksaan ini masih relatif mahal dan sulit ditemui di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada korelasi antara ekspresi HER-2 dengan stadium klinis TNM pada pasien kanker payudara. Penelitian ini merupakan penelitian cross sectional yang dilakukan di Instalasi Patologi Anatomi RS dr. Saiful Anwar Malang. Sampel penelitian yaitu pasien kanker payudara yang melakukan pemeriksaan di Instalasi Patologi Anatomi RS dr. Saiful Anwar Malang periode Januari 2010 hingga Desember 2012 yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Sampel tersebut adalah jaringan kanker payudara yang telah dinilai status HER-2 melalui pemeriksaan IHK dan dilakukan penentuan stadium klinisnya. Analisis korelasi antara ekspresi HER-2 dengan stadium klinis TNM diuji dengan uji Spearman s rho. Hasil penelitian menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan antara status HER-2 dengan stadium klinis TNM (p = 0,871; r = -0,018; N = 89). Kesimpulan dari penelitian ini adalah tidak ada korelasi yang signifikan antara ekspresi HER-2 dengan stadium klinis TNM pada penderita kanker payudara di Instalasi Patologi Anatomi RS dr. Saiful Anwar Malang periode Januari 2010 sampai Desember 2012. Kata kunci: Ekspresi HER-2, Kanker payudara, Stadium klinis TNM. Correlation Between Examination of Human Epidermal Growth Factor-2 (HER-2) with TNM Clinical Stage on Breast Cancer Patients at Anatomical Pathology Department at dr. Syaiful Anwar Hospital in January 2010-December 2012 ABSTRACT Breast cancer is frequently appears in women and placed at second rank after lung cancer that leads to death. One of the main problem of breast cancer is the difficulty in determining the prognosis that related to metastatic process as one of the criteria for TNM clinical stage. Numerous research on prognostic factors for breast cancer were done to get better modalities on breast cancer treatment. One of them is HER-2 test using immunohistochemistry assay. However, this assay is quite expensive and difficult to find in Indonesia. The aim of this study was to determine whether there is a correlation between HER-2 expression with TNM clinical stage in patients with breast cancer. This study was a cross sectional study conducted in anatomical pathology department of dr. Saiful Anwar hospital Malang. The samples were breast cancer patients who tested at the anatomical pathology department of dr. Syaiful Anwar hospital Malang in January 2010 to December 2012 that were fulfil the inclusion and exclusion criteria. The breast cancer tissue had been examined for HER-2 status using immunohistochemistry assay and were verified its clinical stage. The correlation between HER-2 expression with clinical stage was tested using Spearman's rho test. The result showed no significant association between HER-2 status with clinical stage (p = 0.871; r = -0.018; N = 89). To be concluded there was no significant correlation between HER-2 expression with clinical stage TNM in patients with breast cancer in anatomy pathology department at dr. Syaiful Anwar hospital Malang in January 2010 to December 2012. Keywords: Breast cancer, Clinical staging TNM, HER-2 expression. *Program Studi Pendidikan Dokter, FKUB **Lab. Patologi Anatomi, FKUB ***Lab.Ilmu Kesehatan Masyarakat, FKUB Lab. Patologi Anatomi, Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya, Jalan Veteran Malang, 65145. E-mail: umarfarq@gmail.com 112

PENDAHULUAN Kanker payudara merupakan jenis kanker yang paling sering muncul pada wanita. Bahkan kanker payudara merupakan jenis kanker yang sangat sering menyebabkan kematian menempati kedua (12,2 %) setelah kanker paru-paru. 1 Salah satu permasalahan kanker payudara yang belum dapat terselesaikan yaitu kesulitan dalam menentukan prognosis pada kanker payudara, terkait keterlibatan proses metastasis sehingga prognosisnya menjadi sangat sulit diprediksi. 2 Kanker payudara terutama menyebar melalui sistem getah bening. Status histopatologis kelenjar getah bening merupakan salah satu faktor prognostik dan diagnostik yang penting pada kanker payudara. Ketika jumlah kelenjar yang positif mengalami peningkatan metastasis, maka survival rates secara keseluruhan menurun. Secara klasifikasi patologi, jumlah kelenjar getah bening yang positif (N) dan metastasis organ lain (M) ditujukan pada TNM staging tumor. 1 Biopsi merupakan tindakan yang standar dilakukan pada pasien yang menderita kanker payudara, bertujuan untuk mendiagnosis keterlibatan kelenjar getah bening dalam metastasis kanker payudara. Namun, cara tersebut bersifat invasif dan meninggalkan kesan tidak nyaman bagi hampir semua penderita kanker payudara. 3 Etiologi dari kanker payudara yang belum jelas dan banyaknya faktor pendukung serta minimnya pengetahuan masyarakat Indonesia mengakibatkan penderita datang dalam keadaan stadium lanjut. 4 Oleh karena penderita kanker payudara datang dalam keadaan stadium lanjut maka periode bebas penyakit dan peningkatan harapan hidup semakin rendah. Rendahnya kepatuhan pengobatan juga menyebabkan ketidakberhasilan pengobatan. Namun dengan berkembangnya pengetahuan dan penanganan kanker payudara serta pemeriksaan faktor prognostik seperti tumor marker dan status hormonal reseptor mengakibatkan modalitas terapi kanker payudara semakin baik. 4 Tes yang menunjukkan agresifitas pertumbuhan sel kanker adalah tes gen HER-2 (human epidermal growth factor receptor-2). Pasien dikatakan HER-2 positif jika pada tumor ditemukan HER-2 dalam jumlah besar. Kanker dengan HER-2 positif dikenal sebagai bentuk agresif dari kanker payudara dan memiliki perkiraan perjalanan penyakit yang lebih buruk daripada pasien dengan HER-2 negatif. Diperkirakan satu dari empat sampai lima pasien dengan kanker payudara tahap akhir memiliki HER-2 positif. 5 Para peneliti memilih HER-2 karena kemampuan status HER-2 dalam memprediksi hasil akhir dari perjalanan kanker payudara. Selain itu, adanya ekspresi protein yang berlebihan dari gen ini dianggap sebagai suatu faktor prognostik sekaligus sebagai faktor prediktif. Dengan harapan bisa memprediksi perjalanan kanker payudara dan hasil terapi pada penderita kanker payudara 6. Metode yang biasa digunakan di Indonesia untuk memeriksa kadar HER-2 ialah pemeriksaan imunohistokimia (IHC). Di Indonesia pemeriksaan ini masih membutuhkan biaya yang mahal, dan tidak semua rumah sakit bisa melakukannya. 7 Ekspresi HER-2 yang berlebihan menyebabkan adanya angiogenesis pembuluh darah yang berhubungan dengan pertumbuhan sel kanker. 8 Pada sistem staging TNM atau stadium klinis TNM, ketika terjadi pertumbuhan sel yang berlebihan pada jaringan payudara yang mengakibatkan pembesaran tumor maka 113

staging TNM pada kanker payudara juga akan ikut mengalami peningkatan. 9 Berdasarkan fakta di atas maka perlu dilakukan analisis untuk membuktikan korelasi ekspresi HER-2 dengan status stadium klinis TNM pada kanker payudara, yang diharapkan dapat memberikan parameter alternatif dalam memutuskan tatalaksana pengobatan kanker payudara. BAHAN DAN METODE Desain penelitian ini adalah uji diagnostik bersifat cross sectional, fokus penelitian pada korelasi ekspresi HER-2 terhadap status stadium klinis TNM di Instalasi Patologi Anatomi Rumah Sakit dr. Saiful Anwar Malang. Sampel diperoleh dari pengolahan data sekunder yang didapat dari rekam medis pasien kanker payudara yang telah dilakukan pembedahan dan pengecekan status stadium klinis TNM dan dikorelasikan dengan ekspresi HER2. Penelitian dilakukan pada Januari 2010 sampai Desember 2012. di Instalasi Patologi Anatomi Rumah Sakit dr. Saiful Anwar Malang. Populasi penelitian ini adalah pasien penderita kanker payudara dan dibedah di Rumah Sakit dr. Syaiful Anwar Malang periode Januari 2010 sampai Desember 2012. Sampel penelitian ini adalah data rekam medis penderita kanker payudara yang telah dilakukan pemeriksaan HER-2 dengan metode imunohistokimia dan telah didiagnosis stadium klinisnya menggunakan staging TNM pada periode Januari 2010- Desember 2011. Besar sampel penelitian adalah seluruh penderita kanker payudara yang telah dilakukan pemeriksaan HER-2 dengan metode imunohistokimia dan telah didiagnosis stadium klinisnya berdasarkan staging TNM di Instalasi Patologi Anatomi Rumah Sakit Saiful Anwar Malang periode Januari 2010 sampai Desember 2011 yaitu sebanyak 89 penderita. Data sekunder dari semua pemeriksaan kanker payudara yang diperoleh, diolah melalui tahap klasifikasi terlebih dahulu sesuai dengan kriteria operasional yang sudah ditetapkan sebelumnya kemudian ditabulasikan ke dalam suatu tabel secara manual dengan menggunakan metode statistik deskriptif yang selanjutnya dilakukan analisis data dengan uji Spearman rank untuk mengetahui hubungan antara ekspresi HER-2 dengan stadium klinis staging TNM pada kanker payudara. Uji statistik non parametrik Spearman rank, digunakan karena dengan pertimbangan bahwa kedua variabel tingkat pengukurannya adalah ordinal dan karena persebaran data kedua variabel tidak normal. Uji Spearman rank diamati besar, arah dan signifikansi hubungannya. HASIL Berdasarkan hasil data yang dikumpulkan dari rekam medis di Instalasi Patologi Anatomi Rumah Sakit Saiful Anwar periode Januari 2010 hingga Desember 2012, didapatkan 225 kasus pasien penderita kanker payudara yang telah melakukan pemeriksaan imunohistokimia. Usia pasien bervariasi, dengan usia termuda 28 tahun, dan yang tertua 81 tahun. Diagnosis awal, sebanyak 200 kasus (88,89 %) adalah infiltrating ductal carsinoma, 21 kasus (9,34 %) tidak diketahui, dan masingmasing sebanyak 1 kasus (0,45 %) adalah infiltrating lobular carcinoma, invasive lobular carcinoma with metastasis, fibrocystic disease, dan invasive ductal carcinoma. Sebanyak 135 dari 225 kasus tersebut dikeluarkan dari sampel dikarenakan data tidak lengkap dan tidak memenuhi kriteria yaitu tidak terdapatnya data hasil status stadium klinis TNM 114

Dari 90 kasus tersebut didapatkan distribusi kelompok usia produktif (31-50 tahun) sebanyak 44 kasus (48,89 %), dan usia menopause (di atas 50tahun ) sebanyak 46 kasus (51,11 %). Berdasarkan 90 kasus di atas, terdapat 1 kasus yang pengecualian karenan berjenis kelamin pria sehingga dalam penelitian ini hanya 89 kasus yang benar-benar memenuhi kriteria inklusi yang digunakan sebagai sampel. Distribusi HER-2 terhadap Status Stadium klinis TNM pada Pasien Kanker Payudara Pada Gambar 1 di bawah tampak pada kelompok kasus dengan ekspresi HER-2 nol didapatkan 1 kasus stadium klinis TNM I, 1 kasus stadium klinis TNM II, dan 3 kasus stadium klinis III. Ekspresi HER-2 1+ didapatkan 7 kasus, stadium klinis TNM II dan III, dan 1 kasus untuk stadium klinis TNM tingkat IV. Pada kelompok kasus dengan ekspresi HER-2 2+ dijumpai 1 kasus stadium klinis TNM I, 7 kasus stadium klinis TNM II, 14 kasus stadium klinis TNM III, dan 3 kasus stadium klinis TNM IV. Pada kelompok kasus dengan ekspresi HER-2 3+ didapatkan 20 kasus stadium klinis TNM II, 21 kasus stadium klinis III, dan 3 kasus stadium klinis IV. 25 20 15 10 5 0 0 I II III IV HER-2 0 0 1 1 3 0 HER-2 1+ 0 0 7 7 1 HER-2 2+ 0 1 7 14 3 HER-2 3+ 0 0 20 21 3 Gambar 1. Distribusi HER-2 terhadap status stadium klinis TNM pada pasien kanker payudara Distribusi HER-2 terhadap Status Stadium klinis TNM pada Pasien Kanker Payudara Usia Produktif (31-50 tahun) Pada Gambar 2 di bawah menunjukkan kelompok kasus kanker payudara pada usia produktif (31-50 tahun). Berdasarkan hasil uji statistik Spearman s rho koefisien korelasinya sebesar -0,071 yang menunjukkan adanya korelasi terbalik, sangat lemah dan berdasarkan tes uji signifikansi didapatkan hasil yang tidak signifikan (p = 0,64 [α = 0,05]) antara stadium klinis TNM dan ekspresi HER-2. 12 10 8 6 4 2 0 0 I II III IV HER-2 0 0 0 1 1 0 HER-2 1+ 0 0 2 2 0 HER-2 2+ 0 1 3 10 1 HER-2 3+ 0 0 11 11 1 Gambar 2. Distribusi HER-2 terhadap status stadium klinis TNM pada pasien kanker payudara usia produktif (31-50 tahun) Distribusi HER-2 terhadap Status Stadium klinis TNM pada Pasien Kanker Payudara Usia Menopause (di atas 50 tahun) Pada Gambar 3 di bawah tampak kelompok kasus kanker payudara pada usia menopause (> 50 tahun). Berdasarkan hasil uji statistik Spearman s rho koefisien korelasinya sebesar 0,028 yang 115

menunjukkan adanya korelasi yang searah, sangat lemah dan berdasarkan uji signifikansi didapatkan hasil yang tidak signifikan (p = 0,85 [α = 0,05]) antara ekspresi HER-2 dan stadium klinis TNM 12 10 8 6 4 2 0 0 I II III IV HER-2 0 0 1 0 2 0 HER-2 1+ 0 0 5 5 1 HER-2 2+ 0 0 4 4 2 HER-2 3+ 0 0 9 10 2 Diagram 3. Distribusi HER-2 terhadap status stadium klinis TNM pada pasien kanker payudara usia menopause (di atas 50 tahun) Analisis Data Pengolahan data secara statistik pada penelitian ini menggunakan metode Spearman s rho karena penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat korelasi antara ekspresi HER-2 dengan status stadium klinis TNM pada penderita kanker payudara. Berdasarkan hasil uji statistik Spearman s rho menunjukkan koefisien korelasi -0,018 yang menunjukkan adanya korelasi terbalik, sangat lemah dan berdasarkan uji signifikansi didapatkan hasil yang tidak signifikan antara ekspresi HER-2 dengan stadium klinis TNM. PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Instalasi Patologi Anatomi Rumah Sakit Saiful Anwar periode Januari 2010 hingga Desember 2012, didapatkan 225 kasus pasien penderita kanker payudara yang melakukan pemeriksaan imunohistokimia dengan usia antara 28 hingga 81 tahun. Jumlah kasus kanker payudara yang telah didiagnosis stadium klinis TNM dan telah dilanjutkan dengan pemeriksaan imunohistokimia yang sesuai dengan kriteria sebanyak 89 kasus. Karakteristik Penderita Kanker Payudara Usia Penderita Kanker Payudara Berdasarkan usia penderita kanker payudara yang telah diperiksa, didapatkan bahwa usia penderita karsinoma payudara paling muda berumur 28 tahun sampai dengan yang paling tua berumur 81 tahun. Hall et al. (2005) menyatakan bahwa usia yang menjadi faktor resiko penderita kanker payudara ialah antara usia 20-74 tahun. 10 Proporsi faktor resiko usia dibagi dalam dua kategori, usia produktif 20-49 tahun, sedangkan usia menopause 50-74 tahun. Proporsi jumlah pasien yang menderita kanker payudara pada usia produktif adalah sebesar 49,39 %, sedangkan usia menopause sebanyak 50,61 %. 10 Pada penelitian ini diketahui bahwa proporsi jumlah pasien kanker payudara yang telah melakukan pemeriksaan yakni usia produktif (31-50 tahun) terdapat 44 kasus (49,43 %), sedangkan usia menopause (di atas 50) terdapat 45 kasus (50,56 %). Sehingga dapat dikatakan bahwa dari data rekam medik yang diperoleh dari Lab Patologi Anatomi Rumah Sakit Saiful Anwar periode Januari 2010 hingga Desember 2012 sejalan dengan penelitian yang dilakukan Hall et al. Jumlah Penderita Kanker Payudara Stadium Lanjut (III atau IV ) Berdasarkan diagnosis stadium klinis TNM yang dilanjutkan dengan pemeriksaan imunohistkimia di Instalasi Patologi Anatomi Rumah Sakit Dr. Saiful Anwar, didapatkan 116

sebanyak 89 sampel kanker payudara dan yang menunjukkan stadium lanjut sebanyak 52 kasus (58,42 %). Hasil yang hampir sama didapatkan sama dengan penelitian Ramli M dkk di RSCM, per tahun mendapatkan stadium IIIA & IIIB sebanyak 43,4 % dan stadium IV sebanyak 14,3 % yang merupakan stadium lanjut dengan total 57,7 %, berbeda dengan negara maju dimana kanker payudara ditemukan lebih banyak pada stadium dini. 4 Hal ini disebabkan karena etiologi dari kanker payudara yang belum jelas dan banyak faktor pendukung terutama minimnya pengetahuan masyarakat sendiri mengenai penyakit ini. Hal ini mengakibatkan penderita datang dalam keadaan stadium lanjut, juga mungkin disebabkan karena kurangnya informasi, letak geografis, pendidikan, banyaknya iklan yang menerangkan pengobatan alternatif serta kurangnya alat diagnosis seperti mammografi, USG maupun dari segi keterampilan tenaga medis dalam mendiagnosis keganasan payudara. Jumlah kanker payudara di Indonesia di dapatkan kurang lebih 23.140 kasus baru setiap tahun (200 juta populasi). 4 Jumlah Penderita Kanker Payudara dengan HER-2 Positif HER-2 diklasifikasikan menjadi dua kelompok besar, yaitu HER-2 positif (3+/2+) dan HER-2 negatif (1+/0). HER-2 positif dan negatif dibedakan berdasarkan hasil pengecatan membran sel. Jika membran sel tercat secara menyeluruh maka dikategorikan HER-2 positif. Sebaliknya jika membran sel tidak tercat atau tercat tidak menyeluruh dikategorikan HER-2 negatif. HER-2 positif dibagi dalam dua bagian, yakni positif kuat dan positif lemah. Pada tabel 1 ditampilkan scoring HER-2 dan interpretasinya. Tabel 1. Interpretasi skor HER-2 Interpretasi Skor Gambaran mikroskopik Negatif 0 Membran sel tidak tercat, atau tercat < 10 % dari seluruh sel tumor Negatif 1+ > 30 % sel tumor tercat, tetapi tidak komplit (menyeluruh) pada masingmasing membran sel Positif lemah 2+ > 30 % membran sel tercat komplit dengan kualitas pengecatan lemah sampai sedang Positif kuat 3+ > 30 % membran sel tercat komplit dan kualitas pengecatan kuat Dari 89 sampel yang diperiksa imunohistokimia (IHC) dan didiagnosis stadium klinis TNM ditemukan status HER-2 positif sebanyak 69 penderita (77,52 %). Hasil yang didapatkan tidak berbeda jauh dengan penelitian Asie yang mendapatkan ekspresi HER-2 positif sebesar 71,7 %. Persamaan ini disebabkan karena rata-rata pasien datang pada stadium lanjut. 11 Selain itu, dengan diketahui adanya protein HER-2 yang berlebihan. Rata-rata pada 25 % penderita kanker. Dengan mengetahui status HER-2 (positif atau negatif), maka dapat ditentukan apakah pasien layak untuk diterapi dengan menggunakan obat trastuzumab (HERCEPTIN) atau tidak. 12 Hasil Korelasi Ekspresi HER-2 dengan Stadium klinis TNM pada Penderita Kanker Payudara HER-2 merupakan anggota family HER dari reseptor transmembran tirosin kinase yang dikode oleh gen HER-2. Gen HER-2 117

merupakan proto-onkogen yang ditemukan pada kromosom 17 dan berfungsi sebagai reseptor membran sel. Gen HER-2 mengkode glikoprotein transmembran 185- kda yang memiliki aktivitas intrinsik protein tirosin kinase. HER family berperan penting untuk mengatur pertumbuhan, kelangsungan hidup, dan diferensiasi sel. Gen HER-2 berperan dalam regulasi pertumbuhan, proliferasi dan pembelahan sel normal, namun mengekspresikan reseptor di permukaan sel dalam jumlah sedikit. Semua sel epitel yang normal memiliki 2 salinan gen HER-2 dan mengekspresikan reseptor HER-2 di permukaan sel dalam jumlah sedikit. Pada beberapa kasus selama transformasi onkogenik, jumlah gen HER-2 meningkat sehingga menyebabkan peningkatan transkripsi mrna dan peningkatan jumlah reseptor HER-2 di permukaan sel. HER-2 onkogen berhubungan dengan keagresifan tumor dan meningkatnya amplifikasi dari gen tersebut. Selain itu, juga berperan dalam tumorgenesis dan metastatis. Ekspresi gen HER-2 yang menyimpang ini dijumpai diberbagai macam kanker, namun lebih dipelajari pada kanker payudara. 13 Amplifikasi atau peningkatan ekspresi gen HER-2 pada kanker payudara inilah yang menyebabkan peningkatan proliferasi dan metastasis, yang merupakan kriteria dari stadium klinis staging TNM. 13 Berdasarkan hasil analisis data menggunakan uji statistik non-parametrik Rank Spearman atau Spearman s rho, didapatkan hasil koefisien korelasi antara ekspresi HER-2 dengan stadium klinis TNM pada penderita kanker payudara adalah 0,081 atau menunjukkan bahwa kedua data tersebut tidak memiliki korelasi yang bermakna. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 225 kasus pasien penderita kanker payudara di Instalasi Patologi Anatomi Rumah Sakit Saiful Anwar periode Januari 2010 hingga Desember 2012. Namun akibat banyaknya kasus yang tidak memenuhi kriteria inklusi (135 kasus) dan 1 kasus tidak memenuhi kriteria eksklusi, karena tidak memiliki keterangan status stadium klinis TNM, jumlah sampel yang digunakan hanya berjumlah 89 kasus, dengan rincian HER-2 positif berjumlah 69 kasus (77,52 %), HER-2 negatif berjumlah 20 kasus (22,48 %), Stadium klinis TNM tingkat I sebanyak 2 kasus (2,24 %), stadium klinis TNM tingkat II sebanyak 35 kasus (39,32 %), stadium klinis TNM tingkat III sebanyak 45 kasus (50,56 %) dan stadium klinis TNM tingkat IV didapatkan sebanyak 7 kasus (7,86 %). Perbedaan antara hasil penelitian dan landasan teori dapat terjadi diduga karena tidak terjadi peningkatan proliferasi dan metastasis akibat dari over ekspresi atau amplifikasi dari gen HER-2. Selain karena diperkirakan amplifikasi hanya terjadi sekitar 20-30 % pada kasus kanker payudara. Over ekspresi gen HER-2 lebih banyak terjadi pada kanker payudara dengan grade tinggi (pertumbuhan sel abnormal cepat) atau stadium klinis lanjut dibandingkan dengan grade rendah (pertumbuhan sel abnormal lambat) atau stadium klinisnya rendah. 14 Pada penelitian ini, sampel pasien kanker payudara dengan data stadium klinis TNM tidak hanya dari data stadium lanjut, maka terdapat kemungkinan tidak terjadi amplifikasi gen HER-2 yang berakibat pada proliferasi dan metastasis sel kanker. Hal ini menyebabkan tidak terlihatnya hasil analisis data yang menunjukkan korelasi antara ekspresi HER-2 dengan stadium klinis TNM pada kanker payudara. Selain itu, dikarenakan sampel diambil dari data sekunder yaitu rekam medis, maka tidak dapat dipungkiri kemungkinan terjadinya bias saat pengambilan data dari pasien sebagai data primer ke dalam data 118

rekam medis sehingga data tidak valid. Hal ini dapat dibuktikan dengan tidak lengkapnya data rekam medis dari instalasi Patologi Anatomi RS. Syaiful Anwar yang digunakan dalam penelitian ini. Jumlah 89 pasien juga diduga merupakan faktor yang menyebabkan signifikansi hasil perhitungan data tidak terlihat. Sementara beberapa penelitian sebelumnya tentang perbandingan ER, PR, HER-2 terhadap ukuran tumor, histologic grade, dan lymph node status pada pasien kanker payudara, menggunakan sampel dengan jumlah 150. 15 Penelitian yang dilakukan oleh Pourzand et al. (2011) tentang korelasi status reseptor hormon termasuk HER-2 pasien kanker payudara terhadap usia dan faktor prognostik lainnya menggunakan 105 sampel pasien. 16 Jika hasil analisis penelitian ini bersifat ke arah positif dengan adanya korelasi antara variabel, maka dapat diduga penyebab signifikansi hasil analisis data tidak terlihat dikarenakan jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian sedikit. Berdasarkan hasil analisis data hasil signifikansi antara variabel HER-2 terhadap status stadium klinis TNM yaitu sebesar - 0,018. Dapat disimpulkan bahwa ekspresi HER-2 memiliki korelasi terbalik, sangat lemah dan tidak signifikan (p = 0,871 [α = 0,05]) dengan status stadium klinis TNM pada pasien kanker payudara. KESIMPULAN Penelitian ini menunjukan bahwa ekspresi HER-2 tidak memiliki hubungan dengan status stadium klinis TNM pada pasien kanker payudara yang diperiksa di Instalasi Patologi Anatomi Rumah Sakit Syaiful Anwar Malang Periode Januari 2010- Desember 2012. DAFTAR PUSTAKA 1. Thomas P. Breast Cancer and Its Precursor Lesions. Thomas PA (Editor). Springer Science Business Media. 2011. 2. Parker A, Brain B, Devereux S, Gatter K, Jack A, Matutes E. 2010. Best Practice in Lymphoma Diagnosisand Reporting. Review. 3. Yiangou C, Shousha S, Sinnet HD. Primary Tumour Characteristics and Axillary Lymph Node Status in Breast Cancer. British Journal of Cancer. 1999; 80(12):1974 1978. 4. Saing JP. Pola Ekspresi HER-2 dan Grading Histopatologi Pada Penderita Kanker Payudara di RSUP H. Adam Malik Medan. 2010. (Online). Medan: Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. http://repository.usu.ac.id/handle/123456 789/21165. 5. Seidenfeld J, Samson DJ, Rothenberg BM, Bonnel CJ, Ziegler KM, Aronson N. HER-2 Testing to Manage Patients with Breast Cancer or Other Solid Tumors. Evidence Report 172. 2008; 09-E001. 6. Pajung D. Profil Gena her-2/neu pada Penderita Kanker Payudara di Makassar. Tugas Akhir. Makassar: Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin. 2007. 7. Febrianto R. Hubungan Ekspresi Estrogen Receptor (ER) terhadap Staging T (TNM) Pada Pasien Kanker Payudara (Ca-Mammae) di Rumah Sakit Saiful Anwar Periode Januari 2010 Desember 2012. Tugas Akhir. Malang: Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya. 2013. 8. Pietras R. New Radiation Therapy for HER-2-overexpressing Breast Cancer. California Breast Cancer Research Program. 2003. 9. American Cancer Society (ACS). Breast Cancer. Philadelphia. 2011. p 2-4, 61. 119

10. Hall IJ, Moorman PG, Milikan RC, Newman B. Comparative Analysis of Breast Cancer Risk Factors among African-American Woman and White Women. American Journal of Epidemiology. 2004; 1(161). 11. Asie A, Sampepajung D. Correlation between HER-2 Expression with the Age and Histologycal Grading on Female Breast Cancer in Wahidin Sudirohusodo General Hospital. Makassar: Surgical Oncology Sub Division, Faculty of Medicine Hasanuddin University. 2011. 12. Balasubramaniam B. Prevalensi Kanker Payudara Pada Wanita Di RSUP H. Adam Malik Pada Tahun 2009. 2011. (Online). Medan: Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, http://repository.usu.ac.id/handle/123456 789/21569 13. Gray MJ, Gallick GE. The Role of Oncogene Activation in Tumor Progression. Mechanisms of Oncogenesis. USA: Springer. 2010. p 19-22. 14. Tang P, Wang X, Schiffhauer L, Wang J, Bourne P, Yang Q et al. Expression Patterns of ER-α, PR, HER-2/neu, and EGFR in Different Cell Origin Subtypes of High Grade and Non-High Grade Ductal Carcinoma In Situ. Annals of Clinical & Laboratory Science. 2006; 36(2). 15. Nisa A, Bhurgri Y, Raza F, Kayani N. Comparison of ER, PR & HER-2/neu (Cerb) Reactivity Pattern with Histologic Grade, Tumor Size and Lymph Node Status in Breast Cancer. Asian Pacific Journal of Cancer Prevention. 2008; 9(9):553-556. 16. Pourzand A, Fakhree MBA, Hashemzadeh S, Halimi M, Daryani A. Hormone Receptor Status in Breast Cancer and its Relation to Age and Other Prognostic Factors. Breast Cancer. 2011; 5:87-92. 120