BAB III METODE PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. yang terjadi saat hamil, bersalin atau dalam 42 hari setelah persalinan dengan

BAB I PENDAHULUAN. diselenggarakan secara mandiri atau bersama-sama dalam satu organisasi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 KERANGKA KONSEP PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. berhasil dalam meningkatkan derajat kesehatan masyara kat yang setinggitingginya.

Jurnal Kesehatan Masyarakat. ZAHRATUN NIDA Mahasisiwi Kebidanan STIKes U Budiyah Banda Aceh. Inti Sari

BAB 1 PENDAHULUAN. 102/ kelahiran hidup (Visi Indonesia Sehat 2015). Penyebab tingginya angka

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP KEPATUHAN PERIKSA KEHAMILAN DI PUSKESMAS 1 TOROH KABUPATEN GROBOGAN

BAB 3 KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP

Kehamilan Resiko Tinggi. Oleh Dokter Muda Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Andalas 2013

BAB III KERANGKA KONSEP KONSEPTUAL. Dari uraian terdahulu telah dijelaskan mengenai faktor- faktor yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kalender atau 40 minggu atau 280 hari (Megasari, 2015). Kehamilan secara umum

Sikap Sikap adalah perilaku wanita terhadap pemeriksaan mammografi a. Cara Ukur : metode angket

Kuesioner Penelitian Gambaran Perilaku Ibu Hamil dalam Melakukan Perawatan Kehamilan di Desa Manis Kabupaten Asahan Kecamatan Pulau Rakyat Tahun 2016

BAB I PENDAHULUAN. yang khusus agar ibu dan janin dalam keadaan sehat. Karena itu kehamilan yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan membuktikan hubungan tingkat pengetahuan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berkedudukan di masyarakat (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2002, hlm. 215).

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KINERJA BIDAN DESA TENTANG PELAYANAN ANTENATAL DI KABUPATEN PIDIE TAHUN 2014

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di seluruh Puskesmas Kota Salatiga.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. menyelenggarakan pembangunan kesehatan diwilayah kerja. Sebagai

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TENTANG KEHAMILAN RESIKO TINGGI DIPUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan reproduksi merupakan suatu keadaan sejahtera fisik, mental dan

BAB III METODE PENELITIAN. analitik dengan pendekatan Cross-Sectional. Deskriptif

BAB 1 PENDAHULUAN. program kesehatan reproduksi. Sebaik apapun program yang dilakukan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif

BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFENISI OPERASIONAL. independen (pengertian imuninisasi, tujuan imunisasi, manfaat imunisasi, jenis

BAB I PENDAHULUAN. menilai derajat kesehatan. Kematian Ibu dapat digunakan dalam pemantauan

HUBUNGAN PENERAPAN P4K OLEH IBU HAMIL DENGAN UPAYA PENCEGAHAN KOMPLIKASI KEHAMILAN DI PUSKESMAS SIDOREJO KIDUL SALATIGA

BAB I PENDAHULUAN. proses selanjutnya. Proses kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru lahir

BAB III METODE PENELITIAN

KUESIONER PENELITIAN HUBUNGAN PENGETAHUAAN DAN SIKAP DENGAN TINDAKAN PERAWATAN KEHAMILAN PADA IBU HAMIL YANG MENGALAMI ABORTUS SPONTAN TAHUN 2013

BAB III KERANGKA KONSEP. adalah tentang kanker payudara. Sebagai berikut :

Kesehatan Masyarakat Gamping I sudah terjangkau oleh BPJS bagi

BAB II TINJAUAN TEORI

METODE PENELITIAN. Desain. Penelitian ini merupakan studi Cross-sectional yang akan menggali informasi

BAB I PENDAHULUAN. diantaranya telah menunjukkan kemajuan yang baik, namun masih

GLOBAL HEALTH SCIENCE, Volume 2 Issue 1, Maret 2017 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan persalinan dan nifas setiap tahunnya, sebanyak 99% ditentukan dalam tujuan yaitu meningkatkan kesehatan ibu.

SURAT PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

BAB III METODE PENELITIAN

ABSTRAK. meninggal sebanyak 49 bayi dan 9 bayi diantaranya meninggal disebabkan karena diare. 2 Masa pertumbuhan buah hati

BAB III METODA PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A. JENIS PENELITIAN DAN RANCANGAN PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah jenis penelitian

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU MENYUSUI TENTANG TEKNIK MENYUSUI YANG BENAR DI DESA CANDIROTO KECAMATAN KOTA KENDAL KABUPATEN KENDAL ABSTRAK

KUESIONER Partisipasi Masyarakat terhadap Pelayanan Posyandu Di Puskesmas A.Yani

GAMBARAN SIKAP IBU HAMIL TERHADAP KELAS IBU HAMIL DI DESA WATES SIMO BOYOLALI TAHUN Oleh. Siti Maesaroh 1) dan Sunarti 2) ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. derajat kesehatan masyarakat juga dipengaruhi oleh faktor ekonomi, pendidikan, lingkungan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN. dengan menggunakan pendekatan Cross Sectional dimana tiap subjek. Penelitian dilakukan di Bagian Sewing CV S Sukoharjo.

GAMBARAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU IBU MENYUSUI DALAM PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI DI SURADADI TAHUN

Trisna Ebtanastuti 2, Anjarwati 3 INTISARI

BAB III METODE PENELITIAN. mencoba menggali bagaimana dan mengapa fenomena kesehatan itu terjadi.

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG ANC DENGAN KETERATURAN ANC

Lampiran 1: Kuesioner Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain penelitian analitik korelasi yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. adalah penelitian yang mengkaji hubungan antara variable dengan

Dinamika Kesehatan Vol.6 No. 1 Juli 2015 Rahayu et al.,persalinan Tindakan...

TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN SALURAN ASI DI BPM SUWARNI SIDOHARJO SRAGEN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan di Wilayah Kerja Puskesmas Dulalowo Kota

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Karangtempel Kec. Semarang Timur, Semarang dan Bidan Praktik Mandiri

BAB 1 PENDAHULUAN. bayi yang di kandung (Saifuddin, 2009:284). (Hani, 2011:12). Berdasarkan pengalaman praktek di polindes Kradenan

BAB I PENDAHULUAN. di kawasan ASEAN yaitu sebesar 228/ kelahiran hidup (SDKI. abortus (11%), infeksi (10%), (SDKI 2012).

2. Tanggal Lahir : Umur : bulan. 4. Nama Ayah :. Umur : tahun. 5. Nama Ibu :. Umur : tahun

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN. sedang melakukan penelitian yaitu Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil tentang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain penelitian observasional. analitik dengan pendekatan cross sectional untuk mempelajari

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan tanggal 21 Mei - 4 juni tahun 2013

SURAT PERNYATAAN. selaku dosen pembimbing atas nama HAMIDAH PURBA, NIM : telah menyetujui mahasiswa tersebut untuk melakukan penelitian.

BAB 1 PENDAHULUAN. anemia pada masa kehamilan. (Tarwoto dan Wasnidar, 2007)

BAB III METODE PENELITIAN. dengan rancangan cross sectional (belah lintang), yaitu menganalisis

KEPUASAN IBU HAMIL TERHADAP PELAYANAN ANTENATAL CARE (ANC) OLEH BIDAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NGORESAN

Pengaruh Promosi Kesehatan Tentang Tanda Bahaya Kehamilan Terhadap Pengetahuan Ibu Hamil Di Puskesmas Amurang Kabupaten Minahasa Selatan

BAB III METODA PENELITIAN. yaitu untuk menganalisa hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat.

HUBUNGAN PEKERJAAN IBU BALITA TERHADAP STATUS GIZI BALITA DI POSYANDU PRIMA SEJAHTERA DESA PANDEAN KECAMATAN NGEMPLAK KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2009

BAB 3 METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu atau quasi experiment

STUDI PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG GIZI PADA BALITA DI DESA KOTARAYA BARAT

BAB III METODE PENELITIAN. dan rancangan yang digunakan adalah cross sectional, yaitu mengukur variabel

TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG PEMERIKSAAN KEHAMILAN DI POLINDES KHARISMA DEPOK CONDONG CATUR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masa kehamilan (Prawirohardjo, 2000). Menurut Manuaba (2001), tujukan pada pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. digunakan adalah analitik Cross Sectional.Cross sectional yaitu

BAB I PENDAHULUAN. emosional yang sangat besar bagi setiap wanita (Rusli, 2011). Kehamilan dan

TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KELUARGA SADAR GIZI DI DESA SILEBO-LEBO KECAMATAN KUTALIMBARU KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2015

BAB III METODE PENELITIAN. (Notoatmodjo, 2003). Metode pengambilan data dalam penelitian ini. dengan wawancara menggunakan kuesioner.

BAB 3 METODE PENELITIAN. menggunakan pendekatan metode cross sectional merupakan penelitian dimana

DEDE ATING MA Intisari

ALI SADIKIN NIM : J

BAB IV. Hasil Penelitian dan Pembahasan

BAB III METODE PENELITIAN. korelasi dengan menggunakan pendekatan cross sectional yaitu pengumpulan

BAB III METODE PENELITIAN. adalah analitik, dengan menggunakan rancangan penelitian cross sectional yaitu mengukur

BAB I PENDAHULUAN. dapat terwujud (Kemenkes, 2010). indikator kesehatan dari derajat kesehatan suatu bangsa, dimana kemajuan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik observasional yang bertujuan

Nisa khoiriah INTISARI

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif

BAB 1 PENDAHULUAN. Pelayanan antenatal adalah upaya untuk menjaga kesehatan ibu pada masa

FORMULIR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN Perilaku Ibu Primigravida dalam Mengatasi Mual Muntah pada Masa Kehamilan di Klinik Bersalin Citra II Medan

BAB I PENDAHULUAN. yang menimbulkan respon ketidaknyamanan bagi ibu hamil (Bartini, 2012).

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Menurut World Health Organization (WHO) (2008), angka prevalensi anemia

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IBU HAMIL DALAM MELAKUKAN PEMERIKSAAN ANTENATAL CARE

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini bersifat deskriptif dengan desain penelitian cross sectional yaitu penelitian yang bertujuan melakukan deskripsi mengenai gambaran pengetahuan, sikap dan partisipasi suami tentang asuhan kehamilan, melakukan observasi atau pengukuran variabel pada satu saat artinya tiap subjek hanya diobservasi satu kali saja, dilakukan pada saat pemeriksaan dan tidak melakukan tindak lanjut (Sastroasmoro, 2010). 3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian di Puskesmas Sitiotio Kecamatan Sitiotio Kabupaten Samosir, yang ditentukan berdasarkan rendahnya cakupan kunjungan ibu hamil K1 sebesar 78% dan K4 sebesar 69% jika dibandingkan dengan target nasional kunjungan ANC yaitu 95%. Waktu penelitian Februari-September 2010. 3.3 Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini mencakup seluruh suami yang mempunyai istri sedang hamil dan memiliki KMS di wilayah kerja Puskesmas Sitiotio yang berjumlah 55 orang (data per Maret 2010). Sampel dalam penelitian ini mencakup seluruh populasi. 30

3.4 Cara Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan adalah data sekunder dan data primer 1. Data Primer Data yang diperoleh melalui wawancara langsung terhadap responden menggunakan kuosioner yang telah dipersiapkan. 2. Data Sekunder Data yang diperoleh dari puskesmas Sitiotio ( Profil Kesehatan Puskesmas Sitiotio) 3.5 Instrumen Penelitian Adapun instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan kuesioner pengetahuan, sikap dan partisipasi suami dalam asuhan kehamilan. 3.6 Defenisi Operasional 1. Pengetahuan adalah Segala sesuatu yang diketahui oleh suami tentang asuhan meliputi kehamilan, periksa hamil, nutrisi untuk ibu hamil, aktifitas dan dukungan. 2. Sikap adalah perilaku suami yang masih tersembunyi/ tertutup dan belum merupakan tindakan nyata, menggunakan setuju dan tidak setuju tentang pemeriksaan ibu hamil, komplikasi kehamilan, kebutuhan ibu. 3. Partisipasi adalah keikutsertaan suami dalam asuhan kehamilan meliputi: pemberian perhatian dan kasih sayang, memenuhi kebutuhan gizi, mendorong dan mengantar istri memeriksakan kehamilannya.

3.7 Uji Validitas dan Realibilitas Uji validitas menunjukkan sejauh mana skor atau nilai ataupun unsuran yang ingin di ukur. Uji validitas dilakukan dengan mengukur korelasi antar masingmasing item dengan skor total variable dengan nilai r tabel yang digunakan 0.361 jika nilai item corrected correlation > r tabel maka pertanyaan dinyatakan valid. Uji realibilitas dilakukan untuk melihat sejauh mana alat dapat dipercaya atau dapat diandalkan untuk digunakan sebagai alat ukur data. Yaitu menganalisis realibilitas alat ukur dari satu kali pengukuran dengan ketentuan nilai r Cronbach Alpha > r tabel 3.8 Aspek Pengukuran Adapun skala pengukuran variable penelitian terhadap pengetahuan, sikap dan partisipasi responden terhadap asuhan kehamilan yang diukur melalui pertanyaan yang terdapat dalam lembar kuosioner. (Pratomo,1986) 1. Pengetahuan Suami Pengetahuan diukur dengan pertanyaan tertutup dengan pilihan benar dan salah yang berjumlah 20 pertanyaan Nilai 1 diberi untuk jawaban yang benar Nilai 0 diberi untuk jawaban yang salah Skor maksimal adalah adalah 20 dan skor minimal adalah 0 Ukuran tingkat pengetahuan: Baik, apabila > 75% dari skor total Cukup, apabila 40 75% dari total skor Kurang, apabila < 40% dari total skor

2. Sikap Suami Aspek pengukuran sikap dilakukan dengan menggunakan skala Likert yang terdiri dari 5 katagori yaitu SS (Sangat Setuju), S (Setuju), N (Netral), TS (Tidak Setuju) dan STS (Sangat Tidak Setuju) (Riduwan, 2005). Sikap diukur melalui15 pertanyaan dengan memberikan skor terhadap masing-masing pertanyaan yaitu : 1. Untuk pernyataan negatif (pernyataan no 3,5,10,13,15) SS : Sangat Setuju, skornya 1 S : Setuju, skornya 2 N : Netral, skornya 3 TS : Tidak Setuju, skornya 4 STS :Sangat Tidak Setuju, skornya 5 2. Untuk pernyataan positif (pernyataan no. 1,2,4,6,7,8,9,11,14): SS : Sangat Setuju, skornya 5 S : Setuju, skornya 4 N : Netral, skornya 3 TS : Tidak Setuju, skornya 2 STS : Sangat Tidak Setuju, skornya 1 Berdasarkan total skor yang diperolehnya maka sikap suami tentang asuhan kehamilan dikatagorikan sebagai berikut: Tingkat sikap baik, apabila > 75% dari skor total Tingkat sikap cukup, apabila apabila 40 75% dari total skor Tingkat sikap kurang, apabila < 40% dari total skor

3. Partisipasi suami Pengukuran tentang partisipasi berupa pertanyaan tertutup dengan pilihan selalu, kadang-kadang dan tidak pernah yang berjumlah 10 pertanyaan. Skor maksimal adalah 20 dan skor minimal adalah 0 Nilai 2 diberi untuk jawaban selalu Nilai 1 diberi untuk jawaban kadang-kadang Nilai 0 diberi untuk jawaban tidak pernah Tingkat partisipasi baik, apabila > 75% dari skor total Tingkat partisipasi cukup, apabila apabila 40 75% dari total skor Tingkat partisipasi kurang, apabila < 40% dari total skor 3.9 Pengolahan Data Pengolahan data dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut: 3.9.1 Pengolahan data Pengolahan data dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut: a. Editing Data yang dikumpulkan kemudian diperiksa. Bila terdapat kesalahan dalam pengumpulan data, data diperbaiki (editing) dengan cara memeriksa kembali jawaban yang kurang. b. Coding Teknik ini dilakukan dengan memberi tanda atau klasifikasi pada masing-masing jawaban dengan kode berupa angka.

c. Tabulating Untuk mempermudah pengolahan data serta pengambilan kesimpulan, data dimasukkan ke dalam tabel distribusi frekuensi dan dianalisis dengan mengunakan SPSS 3.9.1 Analisa Data Data yang dikumpulkan, kemudian dianalisis untuk menggambarkan (mendeskripsikan) masing-masing variabel dengan menggunakan tabel distribusi frekuensi.

BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Puskesmas Sitiotio 4.1.1 Geografis Puskesmas Sitiotio adalah salah satu puskesmas di kecamatan Sitiotio Kabupaten Samosir. Wilayah kerjanya meliputi: Desa Janjiraja, Desa Holbung, Desa Sabulan, Desa Buntu Mauli, Desa Cinta Maju, Desa Tamba Dolok. Batas-batas wilayahnya adalah: Utara : berbatasan dengan Kecamatan Mogang Selatan: berbatasan dengan Kabupaten Toba Samosir Timur : berbatasan dengan Kecamatan Harian Barat : berbatasan dengan Kabupaten Humbang Hasundutan 4.1.2 Data Kependudukan Jumlah penduduk tahun 2008 adalah 8.361 jiwa. Jumlah penduduk lakilaki adalah 3.874 jiwa dan perempuan adalah 4.487 jiwa. Sedangkan jumlah rumah tangga di kecamatan Sitiotio adalah 1.752.

4.2 Karakteristik Responden Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Karateristik Responden di Wilayah Kerja Puskesmas Sitiotio Kecamatan Sitiotio Tahun 2010. Karateristik Responden n % Umur: - 20-35 tahun 44 80 - > 35 tahun 11 20 Pendidikan : - SD 4 7.3 - SLTP 12 21.8 - SLTA 38 69.1 - Universitas 1 1.8 Sumber Informasi - Petugas 25 45.5 - Tv/Radio/Media massa 3 5.5 - Teman/Keluarga 13 23.6 - Pengalaman 14 25.4 Berdasarkan Tabel 4.1 dapat diketahui bahwa responden di wilayah kerja Puskesmas Sitiotio dilihat dari umur paling banyak berumur 20-35 tahun yaitu sebesar 44 orang (80%) dan yang berumur > 35 tahun yaitu sebesar11 orang (20%), dilihat dari pendidikan paling banyak tingkat pendidikan SLTA yaitu sebesar 38 orang (69.1%) dan paling sedikit tingkat pendidikan Universitas sebanyak 1 orang (1.8%), sedangkan dilihat dari sumber informasi yang diperoleh paling banyak dari petugas yaitu sebesar 25 orang (45.5%) dan paling sedikit dari tv, radio, media massa yaitu sebesar 3 orang (5.5%) 4.3 Pengetahuan Suami Tentang Asuhan Kehamilan Pengetahuan suami tentang asuhan kehamilan terkategori atas tiga yaitu baik, sedang, dan kurang. Pengetahuan meliputi kehamilan, periksa hamil, nutrisi untuk ibu hamil, aktifitas dan dukungan. Secara rinci dapat dilihat tingkat pengetahuannya sebagai berikut :

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahuan Tentang Asuhan Kehamilan di Wilayah Kerja Puskesmas Sitiotio Kecamatan Sitiotio Tahun 2010. Pengetahuan n % Baik 18 32.7 Cukup 26 47.3 Kurang 11 20 Total 55 100,0 Berdasarkan Tabel 4.2 dapat dilihat bahwa pengetahuan tentang asuhan kehamilan pada responden yaitu 26 orang (47.3%) yang mempunyai pengetahuan cukup, yang mempunyai pengetahuan baik 18 orang (32,7%) dan yang mempunyai pengetahuan kurang 11 orang (20%). Tabel 4.3 Tabel Silang Umur dan Pengetahuan Responden Tentang Asuhan kehamilan di Wilayah Kerja Puskesmas Sitiotio Kecamatan Sitiotio Tahun 2010. Pengetahuan Jumlah Umur Baik Cukup Kurang n % n % n % n % 20-35 tahun 17 38.6 17 38.6 10 22.7 44 100 >35 tahun 1 9.1 9 81.8 1 9.1 11 100 Total 18 32.7 26 47.3 11 20.0 55 100 Berdasarkan Tabel 4.3 terlihat bahwa dari 44 responden dengan umur 20-35 tahun memiliki pengetahuan pada kategori pengetahuan cukup yaitu sebanyak 17 orang (38.6%), dari 11 responden dengan umur >35 tahun memiliki pengetahuan paling banyak pada kategori pengetahuan cukup yaitu sebanyak 9 orang (81.8%),

Tabel 4.4 Tabel Silang Pendidikan dan Pengetahuan Responden Tentang Asuhan kehamilan di Wilayah Kerja Puskesmas Sitiotio Kecamatan Sitiotio Tahun 2010. Pengetahuan Jumlah Pendidikan Baik Cukup Kurang n % n % n % n % SD 0 0 0 0 4 100 4 100 SLTP 0 0 8 66.7 4 33.3 12 100 SLTA 17 44.7 18 47.4 3 7.90 38 100 Universitas 1 100 0 0 0 0 1 100 Total 18 32.7 26 47.3 11 20.0 55 100 Berdasarkan Tabel 4.4 terlihat bahwa dari 4 responden dengan pendidikan SD memiliki pengetahuan pada kategori pengetahuan kurang yaitu sebanyak 4 orang (100%), dari 12 responden dengan pendidikan SLTP memiliki pengetahuan paling banyak pada kategori pengetahuan cukup yaitu sebanyak 8 orang (66.7%), dari 38 responden dengan pendidikan SLTA memiliki pengetahuan paling banyak pada kategori pengetahuan cukup yaitu 18 orang (47.4%), sedangkan dari 1 responden dengan pendidikan Universitas memiliki pengetahuan baik yaitu 1 orang (100%). Tabel 4.5 Tabel Silang Sumber informasi dan Pengetahuan Responden Tentang Asuhan kehamilan di Wilayah Kerja Puskesmas Sitiotio Kecamatan Sitiotio Tahun 2010. Pengetahuan Jumlah Sumber Baik Cukup Kurang Informasi n % n % n % n % Petugas 15 60 8 32 2 8 25 100 Tv/Radio/Media 0 0 2 66.7 1 33.3 3 100 massa Teman/Keluarga 2 15.4 6 46.2 5 38.5 13 100 Pengalaman 1 7.1 10 71.4 3 21.4 14 100 Total 18 32.7 26 47.3 11 20.0 55 100 Berdasarkan Tabel 4.5 terlihat bahwa dari 25 responden yang mendapat informasi dari petugas kesehatan tentang asuhan kehamilan paling banyak memiliki pengetahuan dengan kategori pengetahuan baik yaitu sebanyak 15 orang

(60%), dari 3 responden yang mendapat informasi dari Tv/Radio/Media massa paling banyak memiliki pengetahuan cukup yaitu sebanyak 2 orang (66.7%), dari 13 responden yang mendapat informasi dari teman/keluarga paling banyak memiliki pengetahuan dengan kategori pengetahuan cukup yaitu sebanyak 6 orang (46.2%), sedangkan dari 14 responden yang mendapatkan informasi dari pengalaman paling banyak memiliki pengetahuan dengan kategori cukup yaitu 10 orang (71.4%). Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Jawaban Pernyataan Pengetahuan Tentang Asuhan Kehamilan di Wilayah Kerja Puskesmas Sitiotio Kecamatan Sitiotio Tahun 2010. Pernyataan Benar Salah Pemeriksaan kehamilan sebaiknya dilakukan pada saat ibu/istri terlambat menstruasi Pemeriksaan kehamilan yang sehat atau tidak ada komplikasi atau kelainan tidak perlu dilakukan Sering kencing pada kehamilan lebih dari 8 bulan disebabkan karena pendesakan kepala bayi ke jalan lahir yang menekan kandung kemih ibu Makanan yang mahal nilai gizinya tinggi bagi ibu hamil Mual dan muntah dipagi hari pada bulanbulan pertama kehamilan dapat dikurangi dengan mengkonsumsi makanan yang mengandung lemak seperti makanan bersantan Ibu yang menderita anemia/ kurang darah selama kehamilan mudah terkena penyakit dan perdarahan pada waktu melahirkan Istirahat yang cukup (paling sedikit 1 jam pada siang hari) sangat baik untuk kesehatan ibu hamil Pakaian yang ketat bisa mengakibatkan resiko varises pada kehamilan Perawatan payudara dipersiapkan untuk masa menyusui Ibu hamil yang mengalami tekanan psikis secara terus menerus akan mengganggu pertumbuhan bayi yang dikandungnya Hipertensi, kaki bengkak, perdarahan infeksi merupakan komplikasi dalam kehamilan n % n % 42 76.4 13 23.6 26 47.3 29 52.7 37 67.3 18 32.7 27 49.1 28 50.9 42 76.4 13 23.6 35 63.6 20 36.4 50 90.9 5 9.1 26 47.3 29 52.7 40 72.7 15 27.3 32 58.2 23 41.8 32 58.2 23 41.8

Lanjutan Tabel 4.6 3 Terlambat adalah: terlambat mengambil keputusan, terlambat ketempat pelayanan dan terlambat mendapat pertolongan medis 38 69.1 17 30.9 Suami SIAGA adalah Suami siap antar jaga. 47 85.5 8 14.5 Pemeriksaan kehamilan sesuai standar 31 56.4 24 43.6 adalah minimal 4x selama hamil pada hamil normal Mengkonsumsi tembakau dan alcohol dapat 25 45.5 30 54.5 merangsang pertumbuhan berat badan janin Ibu hamil sebaiknya menggunakan kutang / 37 67.3 18 32.7 BH yang menopang Hubungan seksual tidak dapat dilakukan bila 11 20 44 80 ibu sedang hamil Setiap pemeriksaan kehamilan menimbang 11 20 44 80 berat badan dan tekanan darah harus dilakukan untuk memantau keadaan ibu Dukungan dari suami dapat menghilangkan 5 9.1 50 90.9 rasa tisak nyaman pada ibu hamil Pemeriksaan dengan USG dapat dilakukan untuk memantau keadaan janin 16 29.1 39 70.9 Dari Tabel 4.6 dapat dilihat pada umumnya suami sudah mengetahui pemeriksaan kehamilan dilakukan pada saat ibu tidak menstruasi yaitu 76.4% sedangkan pemeriksaan kehamilan bila tidak ada komplikasi tidak perlu dilakukan dijawab dengan benar sebanyak 52.7%. Pada perawatan kehamilan dengan menganjurkan ibu untuk istirahat minimal 1 jam pada siang hari pada umumnya diketahui responden dengan menjawab benar sebanyak 90.1%. Komplikasi selama kehamilan seperti hipertensi, kaki bengkak serta perdarahan pada umumnya diketahui suami yaitu 58.2% menjawab benar. Pemeriksaan kehamilan sesuai standar adalah minimal 4x selama hamil pada hamil normal sudah diketahui dengan menjawab benar sebanyak 56.4%. Setiap pemeriksaan kehamilan menimbang berat badan dan tekanan darah harus dilakukan untuk memantau keadaan ibu pada umumnya belum diketahui suami karena 88% menjawab salah.

Dukungan dari suami dapat menghilangkan rasa tidak nyaman pada ibu hamil pada umumnya dijawab salah yaitu sebanyak 90%. 4.4 Sikap Suami terhadap Asuhan Kehamilan Sikap suami tentang asuhan kehamilan terkategori atas lima yaitu sangat setuju, setuju, netral, tidak setuju dan sangat tidak setuju. Sikap meliputi pemeriksaan ibu hamil, nutrisi untuk ibu hamil, komplikasi kehamilan. Secara rinci dapat dilihat tingkat pengetahuannya sebagai berikut : Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Sikap Responden Tentang Asuhan kehamilan di Wilayah Kerja Puskesmas Sitiotio Kecamatan Sitiotio Tahun 2010. Sikap n % Baik 19 34.5 Sedang 30 54.5 Kurang 6 10.9 Total 55 100 Berdasarkan Tabel 4.7 dapat dilihat bahwa sikap tentang Asuhan kehamilan pada responden yaitu 30 orang (54.5%) yang mempunyai sikap baik, yang mempunyai sikap baik 19 orang (34.5%) dan yang mempunyai sikap kurang 6 orang (10.9%). Tabel 4.8 Tabel Silang Umur dan Sikap Responden Tentang Asuhan kehamilan di Wilayah Kerja Puskesmas Puskesmas Sitiotio Kecamatan Sitiotio Tahun 2010. Sikap Jumlah Umur Baik Cukup Kurang n % n % n % n % 20-35 tahun 15 34.1 23 52.3 6 13.6 44 100 >35 tahun 4 6.4 7 63.6 0 0 11 100 Total 19 34.5 30 54.5 6 10.9 55 100

Berdasarkan Tabel 4.8 terlihat bahwa dari 44 responden dengan umur 20-35 tahun memiliki pengetahuan pada kategori pengetahuan cukup yaitu sebanyak 23 orang (52.3%), dari 11 responden dengan umur >35 tahun memiliki pengetahuan paling banyak pada kategori pengetahuan cukup yaitu sebanyak 7 orang (63.6%). Tabel 4.9 Tabel Silang Pendidikan dan Sikap Responden Tentang Asuhan kehamilan di Wilayah Kerja Puskesmas Sitiotio Kecamatan Sitiotio Tahun 2010. Pendidikan Sikap Jumlah Baik Cukup Kurang n % n % n % n % SD 0 0 2 50 2 50 4 100 SLTP 0 0 10 83.3 2 16.7 12 100 SLTA 18 47.4 18 47.4 2 5.3 38 100 Universitas 1 100 0 0 0 0 1 100 Total 19 34.5 30 54.5 6 10.9 55 100 Berdasarkan Tabel 4.9 sikap tentang asuhan kehamilan berdasarkan pendidikan terlihat bahwa dari 4 responden dengan pendidikan SD memiliki sikap pada kategori sikap kurang dan cukup yaitu sebanyak masing-masing 2 orang (50%), dari 12 responden dengan pendidikan SLTP memiliki sikap paling banyak pada kategori sikap cukup yaitu sebanyak 10 orang (83.3%), dari 29 responden dengan pendidikan SLTA memiliki sikap pada kategori sikap baik dan cukup masing-masing yaitu sebanyak 18 orang (47.4%), sedangkan dari 1 responden dengan pendidikan Universitas memiliki sikap pada kategori sikap baik yaitu sebanyak 1 orang (100%).

Tabel 4.10 Tabel Silang Sumber informasi dan Sikap Responden Tentang Asuhan kehamilan di Wilayah Kerja Puskesmas Puskesmas Sitiotio Kecamatan Sitiotio Tahun 2010. Sumber Sikap Jumlah informasi Baik Cukup Kurang n % n % n % n % Petugas 16 64.0 9 36.0 0 0 25 100 Tv/Radio/Media 0 0 2 66.7 1 33.3 3 100 massa Teman/keluarga 1 7.7 9 69.2 3 23.1 13 100 Pengalaman 2 14.3 10 71.4 2 14.3 14 100 Total 19 34.5 30 54.5 6 10.9 55 100 Berdasarkan Tabel 4.10 sikap tentang asuhan kehamilan berdasarkan sumber informasi terlihat bahwa dari 25 responden yang memperoleh informasi dari petugas memiliki sikap paling banyak pada kategori sikap baik yaitu sebanyak 16 orang (64.0%), dari 3 responden yang memperoleh informasi dari Tv/Radio/media massa memiliki sikap paling banyak pada kategori sikap cukup yaitu sebanyak 2 orang (66.7%), dari 13 responden dengan sumber informasi dari teman/keluarga sikap paling banyak pada kategori sikap cukup yaitu sebanyak 9 orang (69.2%), sedangkan dari 13 responden dengan sumber informasi dari pengalaman memiliki sikap paling banyak pada kategori sikap cukup yaitu sebanyak 10 orang (71.4%).

Tabel 4.11 Distribusi Frekuensi Jawaban Pernyataan Sikap Tentang Asuhan Kehamilan di Wilayah Kerja Puskesmas Sitiotio Kecamatan Sitiotio Tahun 2010. Pernyataan SS S N TS STS Pemeriksaan kehamilan sebaiknya dilakukan di puskesmas atau tenaga kesehatan Ibu selama hamil tetap melakukan pekerjaan yang berat Penanganan komplikasi harus segera dilakukan bila terjadi pada ibu Sebaiknya Ibu mengkonsumsi tablet Fe minimal 90 tablet selama kehamilannya 11 20% 1 1.8% 6 10.9% 1 1.8% Masalah kehamilan hanya merupakan urusan ibu hamil 6 10.9% Ibu hamil mendapatkan imunisasi TT 4 2x selama hamil 7.3% Suami SIAGA hanya dibutuhkan jika 6 terjadi komplikasi pada ibu 10.9% Komplikasi kehamilan tidak perlu 3 diketahui suami 5.5% Membantu menyiapkan kebutuhan 4 istri dapat dilakukan suami 7.3% Hanya makanan yang mahal yang 10 bergizi tinggi 18.2% Ket: SS : Sangat Setuju S : Setuju N : Netral TS : Tidak Setuju STS : Sangat Tidak Setuju 25 45.5% 7 12.7% 30 54.5% 20 36.4% 15 27.3% 23 41.8% 17 30.9% 11 20% 40 72.7% 17 30.9% 11 20% 16 29.1% 8 14.5% 9 16.4% 2 3.6% 15 27.3% 6 10.9% 6 10.9% 7 12.7% 7 12.7% 8 14.5% 20 40% 9 16.4% 15 27.3% 20 36.4% 10 18.2% 17 30.9% 28 50.9% 3 5.5% 14 25.5% 0 0% 9 16.4% 2 3.6% 10 15.2% 12 21.8% 3 5.5% 6 10.9% 7 12.7% 1 1.8% 7 12.7% Dari Tabel 4.11 dapat dilihat pada umumnya suami setuju pemeriksaan kehamilan dilakukan di puskesmas atau tenaga kesehatan sebanyak 45.5% dan penanganan komplikasi harus segera dilakukan menjawab setuju sebanyak 54.5%. Sebaiknya Ibu mengkonsumsi tablet Fe minimal 90 tablet selama kehamilannya responden kebanyakan menjawab setuju sebanyak 36.4%. Sementara komplikasi kehamilan tidak perlu diketahui suami lebih banyak menjawab tidak setuju yaitu 50.9%. Dan suami bersedia membantu untuk menyiapkan kebutuhan istri dapat dilakukan suami kebanyakn menjawab setuju yaitu 72.7%.

4.5. Partisipasi Suami Tentang Asuhan Kehamilan Partisipasi suami tentang asuhan kehamilan terkategori atas tiga yaitu selalu, kadang-kadang dan tidak pernah. Partisipasi meliputi pemberian perhatian dan kasih sayang, pemenuhan kebutuhan gizi, mendorong dan mengantar istri memeriksakan kehamilan. Secara rinci dapat dilihat tingkat pengetahuannya sebagai berikut : Tabel 4.12 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Partisipasi Responden Tentang Asuhan kehamilan di Wilayah Kerja Puskesmas Puskesmas Sitiotio Kecamatan Sitiotio Tahun 2010. Partisipasi n % Baik 8 14.5 Cukup 20 36.4 Kurang 27 49.1 Total 55 100 Berdasarkan Tabel 4.12 dapat dilihat bahwa partisipasi tentang asuhan kehamilan pada responden pada umumnya memiliki partisipasi kurang yaitu 27 orang (49.1%) Tabel 4.13 Tabel Silang Umur dan Sikap Responden Tentang Asuhan Kehamilan di Wilayah Kerja Puskesmas Sitiotio Kecamatan Sitiotio Tahun 2010. Partisipasi Jumlah Umur Baik Cukup Kurang n % n % n % n % 20-35 tahun 8 18.2 14 31.8 22 50 44 100 >35 tahun 0 0 6 54.5 5 45.5 11 100 Total 8 14.5 20 36.4 27 49.1 55 100 Berdasarkan Tabel 4.13 terlihat bahwa dari 44 responden dengan umur 20-35 tahun memiliki pengetahuan pada kategori partisipasi kurang yaitu sebanyak 22 orang (50%), dari 11 responden dengan umur >35 tahun memiliki

pengetahuan paling banyak pada kategori pengetahuan cukup yaitu sebanyak 7 orang (54.5%). Tabel 4.14 Tabel Silang Pendidikan dan Partisipasi Responden Tentang Asuhan kehamilan di Wilayah Kerja Puskesmas Sitiotio Kecamatan Sitiotio Tahun 2010. Pendidikan Partisipasi Jumlah Baik Cukup Kurang n % n % n % n % SD 0 0 0 0 4 100 4 100 SLTP 0 0 6 50 6 50 12 100 SLTA 7 18.4 14 36.8 17 44.7 38 100 Universitas 1 100 0 0 0 0 1 100 Total 8 14.5 20 36.4 27 49.1 55 100 Berdasarkan Tabel 4.14 partisipasi tentang asuhan kehamilan berdasarkan pendidikan terlihat bahwa dari 4 responden dengan pendidikan SD memiliki partisipasi pada kategori partisipasi kurang yaitu sebanyak 4 orang (100%), dari 12 responden dengan pendidikan SLTP memiliki partisipasi cukup dan kurang masing-masing yaitu sebanyak 6 orang (50%), dari 38 responden dengan pendidikan SLTA memiliki sikap paling banyak pada kategori partisipasi kurang yaitu sebanyak 17 orang (44.7%), sedangkan dari 1 responden dengan pendidikan Universitas memiliki sikap pada kategori sikap baik yaitu sebanyak 1 orang (100%).

Tabel 4.15 Tabel Silang Sumber informasi dan Partisipasi Responden Tentang Asuhan kehamilan di Wilayah Kerja Puskesmas Sitiotio Kecamatan Sitiotio Tahun 2010. Sumber Partisipasi Jumlah informasi Baik Cukup Kurang n % n % n % n % Petugas 8 32.0 13 52.0 4 16.0 25 100 Tv/Radio/Media 0 0 1 33.3 2 66.7 3 100 massa Teman/keluarga 0 0 3 23.1 10 76.9 13 100 Pengalaman 0 0 3 21.4 11 78.6 14 100 Total 8 14.5 20 36.4 27 49.1 55 100 Berdasarkan Tabel 4.15 partisipasi tentang asuhan kehamilan berdasarkan sumber informasi terlihat bahwa dari 25 responden dengan sumber informasi dari petugas memiliki partispasi paling banyak pada kategori partisipasi cukup yaitu sebanyak 13 orang (52%), dari 3 responden dengan sumber informasi dari tv, radio, media massa memiliki partisipasi paling banyak pada kategori partisipasi kurang yaitu sebanyak 2 orang (66.7%), dari 13 responden dengan sumber informasi teman/keluarga memiliki partisipasi paling banyak pada kategori partisipasi kurang yaitu sebanyak 10 orang (76.9%), sedangkan dari 14 responden dengan sumber informasi dari pengalaman memiliki partisipasi paling banyak pada kategori partisipasi kurang yaitu sebanyak 11 orang (78.6%).

Tabel 4.16 Distribusi Frekuensi Jawaban Pertanyaan Partisipasi Tentang Asuhan Kehamilan di Wilayah Kerja Puskesmas Sitiotio Kecamatan Sitiotio Tahun 2010. Pernyataan Selalu Kadangkadang Tidak Pernah Apakah bapak memberikan perhatian dan kasih sayang kepada istri? 14 25.5% 40 72.7% 1 1.8% Apakah bapak mengantar istri untuk memeriksakan kehamilan ke tenaga kesehatan? Apakah bapak mempelajari gejala komplikasi pada kehamilan seperti perdarahan dan darah tinggi. Apakah bapak telah menyiapkan biaya melahirkan ibu Apakah bapak ikut menentukan tempat persalinan istri? Apakah bapak pernah menginformasikan keluhan kehamilan istri kepada petugas? Apakah bapak menginformasikan riwayat kehamilan istri? Apakah bapak mendukung upaya rujukan bila diperlukan? Apakah bapak akan melakukan rujukan kefasilitas kesehatan sedini mungkin bila diperlukan? Apakah bapak menganjurkan ibu untuk imunisasi TT 2x selama kehamilan? 4 7.3% 1 1.8% 32 58.2% 14 25.5% 2 3.6% 0 0% 20 36.4% 27 49.1% 11 20% 25 45.5% 18 32.7% 13 3.6% 27 49.1% 26 47.3% 19 34.5% 23 41.8% 16 29.1% 14 25.5% 26 47.3% 36 65.5% 10 18.2% 14 25.5% 27 49.1% 36 65.5% 12 21.8% 12 21.8% 30 54.5% Dari Tabel 4.16 dapat dilihat pada umumnya suami tidak pernah mengantar istri untuk periksa kehamilan istri yaitu sebanyak 43.7%, sehingga pada umumnya suami tidak pernah mempelajari gejala komplikasi yang mungkin dialami ibu selama hamil yaitu sebanyak 65.5%. untuk biaya persalinan 58.2% sudah dipersiapkan tetapi kebanyakn suami tidak pernah menginformasikan keluhan kehamilan istri sebanyak 49.1% dan tidak pernah menginformasikan riwayat kehamilan istri kepada petugas sebanyak 65.5%. Untuk melakukan upaya rujukan pada umumnya responden mendukung yaitu sebanyak 49.1%. Tetapi

kebanyakan responden tidak pernah menganjurkan ibu untuk mendapatkan imunisasi TT 2x selama kehamilan yaitu sebanyak 54.5%. Tabel 4.17 Tabel Silang Pengetahuan dan Sikap Responden Tentang Asuhan Kehamilan di Wilayah Kerja Puskesmas Sitiotio Kecamatan Sitiotio Tahun 2010. Sikap Jumlah Pengetahuan Baik Cukup Kurang n % n % n % n % Baik 12 66.7 6 33.3 0 0 18 100 Cukup 7 26.9 19 73.1 0 0 26 100 Kurang 0 0 5 45.5 6 54.5 11 100 Total 19 34.5 30 54.5 6 10.9 55 100 Berdasarkan Tabel 4.17 sikap tentang asuhan kehamilan berdasarkan pengetahuan terlihat bahwa dari 18 responden dengan pengetahuan baik memiliki sikap pada kategori sikap baik yaitu sebanyak 12 orang (66.7%), dari 26 responden dengan pengetahuan cukup memiliki sikap cukup yaitu sebanyak 19 orang (73.1%), dari 11 responden dengan pengetahuan kurang memiliki sikap paling banyak pada kategori sikap kurang yaitu sebanyak 6 orang (54.5%). Tabel 4.18 Tabel Silang Pengetahuan dan Partisipasi Responden tentang Asuhan kehamilan di Wilayah Kerja Puskesmas Sitiotio Kecamatan Sitiotio Tahun 2010. Partisipasi Jumlah Pengetahuan Baik Cukup Kurang n % n % n % n % Baik 8 44.4 6 33.3 4 22.2 18 100 Cukup 0 0 12 46.2 14 53.8 26 100 Kurang 0 0 2 18.2 9 81.8 11 100 Total 8 14.5 20 36.4 27 49.1 55 100 Berdasarkan Tabel 4.18 partisipasi tentang asuhan kehamilan berdasarkan pengetahuan terlihat bahwa dari 18 responden dengan pengetahuan baik memiliki partisipasi pada kategori baik yaitu sebanyak 8 orang (44.4%), dari 26 responden dengan pengetahuan cukup memiliki partisipasi kurang yaitu sebanyak 14 orang

(53.8%), dari 11 responden dengan pengetahuan kurang memiliki partisipasi paling banyak pada kategori partisipasi kurang yaitu sebanyak 9 orang (81.8%). Tabel 4.19 Tabel Silang Sikap dan Partisipasi Responden Tentang Asuhan Kehamilan di Wilayah Kerja Puskesmas Sitiotio Kecamatan Sitiotio Tahun 2010. Sikap Partisipasi Jumlah Baik Cukup Kurang n % n % n % n % Baik 8 42.1 8 42.1 3 15.8 19 100 Cukup 0 0 11 36.7 19 63.3 30 100 Kurang 0 0 1 16.7 5 83.3 6 100 Total 8 14.5 20 36.4 27 49.1 55 100 Berdasarkan Tabel 4.19 partisipasi tentang asuhan kehamilan berdasarkan pendidikan terlihat bahwa dari 4 responden dengan pendidikan SD memiliki partisipasi pada kategori partisipasi kurang yaitu sebanyak 4 orang (100%), dari 12 responden dengan pendidikan SLTP memiliki partisipasi cukup dan kurang masing-masing yaitu sebanyak 6 orang (50%), dari 38 responden dengan pendidikan SLTA memiliki sikap paling banyak pada kategori partisipasi kurang yaitu sebanyak 17 orang (44.7%), sedangkan dari 1 responden dengan pendidikan Universitas memiliki sikap pada kategori sikap baik yaitu sebanyak 1 orang (100%).

BAB V PEMBAHASAN 5.1 Tingkat Pengetahuan Suami tentang Asuhan Kehamilan Berdasarkan hasil penelitian tingkat pengetahuan suami tentang asuhan kehamilan ternyata dari 55 responden terdapat 18 responden (32.7%) yang mempunyai pengetahuan baik. Menurut Notoadmojo (2007) pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu, penginderaan terjadi melalui panca indra diantaranya melalui penglihatan dan pendengaran. Maulana (2009) mengatakan sebagian besar pengetahuan diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan suami tentang asuhan kehamilan diperoleh dari pendidikan dan sumber informasi. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dapat dilihat bahwa kebanyakan responden memperoleh informasi kesehatan terutama tentang asuhan kehamilan dari petugas kesehatan. Adapun data yang mendukung adalah 25 responden (45.5%) memperoleh informasi dari petugas, 14 responden (25.5%) dari pengalaman, 13 responden (23.6%) dari teman/keluarga, dan 3 responden (5.5%) dari Tv/radio/media massa. Dengan demikian informasi yang diberikan petugas kesehatan sudah mampu meningkatkan pengetahuan responden. Dari hasil penelitian juga diperoleh data ternyata ada responden yang berpengetahuan kurang yaitu dari 55 responden ada 11 responden (20%) yang mempunyai pengetahuan kurang. Keadaan ini disebabkan masih ada tingkat pendidikan responden yang masih rendah dan pengetahuan responden tentang asuhan kehamilan yang masih kurang. Dimana didapati dari 4 responden yang berpendidikan SD ternyata didapat 4 orang (100%) yang berpengetahuan kurang,

responden yang berpendidikan SLTP 4 orang (33.3%) yang berpengetahuan kurang dan pada pendidikan SMU ada 3 orang (7.9%) yang berpengetahuan kurang. Hal ini juga dapat dilihat dari jawaban responden dimana yang menjawab salah pernyataan setiap pemeriksaan kehamilan menimbang berat badan dan tekanan darah harus dilakukan untuk memantau keadaan ibu ada sebanyak 44 orang (80%) dan pemeriksaan dengan USG dapat dilakukan untuk memantau keadaan janin kebanyakan dijawab salah oleh responden yaitu sebanyak 39 orang (70.9%) Pengetahuan tentang asuhan kehamilan berdasarkan umur responden dapat dilihat bahwa pada umur responden 20-35 tahun lebih banyak yang berpengetahuan kurang yaitu 10 orang (22.7%) sementara responden yang berumur > 35 tahun ada 1 orang (9.1%) yang berpengetahuan kurang. Hal ini menunjukkan umur memengaruhi pengetahuan seseorang, karena ilmu tidak hanya didapat dari pendidikan formal tetapi didapat juga dari pengalaman seseorang misalnya didapatkan suami dari pengalaman kehamilan istri sebelumnya yang dapat menambah pengatahuan suami dan kemungkinan informasi yang diterima dari tenaga kesehatan sebelumnya menarik perhatian responden sehingga reponden lebih cepat menyerap informasi yang diberikan. Hal ini sesuai dengan menurut Hendra (2008) yang mengutip pendapat Abu Ahmadi yang mengatakan daya ingat seseorang itu salah satunya dipengaruhi umur maka perkembangan mentalnya bertambah baik sehingga dapat disimpulkan bertambahnya umur seseorang dapat berpengaruh pada pertambahan pengetahuan yang diperolehnya.

5.2 Sikap Suami tentang Asuhan Kehamilan Berdasarkan hasil penelitian tentang sikap suami terhadap asuhan kehamilan diperoleh sikap yang paling banyak pada kategori sikap cukup yaitu dari 55 responden terdapat 30 responden (54.5%) mempunyai sikap yang cukup terhadap asuhan kehamilan. Dapat diketahui dari ada sebanyak 45.5% suami yang setuju pemeriksaan kehamilan sebaiknya dilakukan dipuskesmas atau tenaga kesehatan, 40% tidak setuju ibu hamil melakukan pekerjaan yang berat, menjawab tidak setuju 36.4% masalah kehamilan hanya merupakan urusan ibu hamil, hanya 20% suami yang menjawab setuju bahwa kehamilan tidak perlu diketahui oleh suami serta sebanyak 72.7% yang menjawab setuju bila membantu menyiapkan kebutuhan istri dapat dilakukan oleh suami. Menurut Sunaryo(2004) faktor penentu sikap seseorang salah satunya adalah faktor komunikasi sosial. Informasi yang diterima individu tersebut dapat menyebabkan perubahan sikap pada diri individu tersebut. Positif atau negatif informasi dari proses komunikasi tersebut tergantung seberapa besar hubungan sosial dengan sekitarnya mampu mengarahkan individu tersebut bersikap dan bertindak sesuai dengan informasi yang diterimanya. Hal ini dapat dilihat dari jawaban responden yang memperoleh informasi dari petugas kesehatan cenderung bersikap positif/baik yaitu sebanyak 16 orang (64.0%), tidak ada responden yang bersikap baik yang memperoleh informasi dari Tv/radio/media massa, yang memperoleh informasi dari teman/keluarga ada 7.7% yang bersikap baik dan sebanyak 14.3% yang bersikap baik yang memperoleh informasi dari pengalaman. Sementara Maulana (2009) Sikap dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Sehingga diketahui adanya responden yang bersikap negatif bisa

disebabkan karena kecendrungan dan kebiasaan dari diri mereka sendiri (faktor internal) yaitu tidak mengaplikasikan pengetahuan yang mereka miliki dalam situasi dan kondisi yang sebenarnya, meskipun sebenarnya mereka tahu bahwa kehamilan merupakan masa yang penting dan ibu memerlukan perhatian selama kehamilannya. Dari hasil penelitian dapat dilihat dimana berdasarkan pendidikan responden dengan kategori sikap baik terdapat pada responden dengan pendidikan Universitas yaitu 1 orang (100%), sementara responden pada tingkat pendidikan SD didapati sikap kurang yang paling banyak yaitu sebanyak 2 orang (50%). Hal ini dapat menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka semakin besar kemungkinan untuk memperoleh kesempatan mendapatkan informasi dimana responden dengan pendidikan universitas akan lebih banyak mendapat informasi dari perkuliahannya dahulu. Sementara responden yang berpendidikan rendah cenderung memiliki sikap negatif. Sementara dari segi faktor eksternal hal ini dapat disebabkan masih kuatnya budaya patrilineal yang yang melekat pada diri suami yang pada umumnya adalah suku Batak Toba dimana para suami menganggap mereka adalah kepala rumah tangga maka wanita hanya bertugas melayani kebutuhan dan keinginan suami sehingga untuk pemenuhan kebutuhan termasuk gizi suami lebih dinomor satukan karena merupakan kepala rumah tangga dan yang mencari nafkah yang kemudian mengakibatkan asupan gizi istri terutama yang sedang hamil menjadi kurang.

5.3 Partisipasi Suami terhadap Asuhan Kehamilan Dalam hai ini partisipasi responden dalam asuhan kehamilan ádalah kegiatan yang dilakukan responden selama istri mulai diketahui hamil baik dari memberikan perhatian kepada istri dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi, mengantarkan istri untuk memeriksakan kehamilan ke tenaga kesehatan serta mempelajari perubahan ibu selama hamil. Berdasarkan hasil penelitian tentang partisipasi suami terhadap asuhan kehamilan ternyata 27 responden (49.1%) dalam kategori partisipasi kurang. Rendahnya partisipasi suami hal ini terlihat dari jawaban pernyataan responden pada bagian partisipasi dimana dari 55 responden ada 26 (47.3%) yang tidak pernah ikut mengantar istrinya untuk periksa ke tenaga kesehatan. Sementara dalam penelitian dapat juga terlihat ada 36 responden (65.5%) yang tidak pernah mempelajari gejala komplikasi pada kehamilan seperti perdarahan dan darah tinggi, hanya 2 orang (3.6%) responden yang pernah menginformasikan keluhan istri kepada petugas dan tidak ada satu pun responden atau 0% yang pernah menginformasikan riwayat kehamilan istri kepada petugas. Sementara rendahnya partisipasi suami dalam asuhan kehamilan dapat disebabkan oleh factor suami, pendapatan dan tingkat pendidikan ( Cholil et al, 1998). Berdasarkan Tabel 4.18 terdapat 8 responden (44.4%) dengan partisipasi kategori baik yang memiliki pengetahuan yang baik, dan tidak ada responden dengan kategori pengetahuan sedang mempunyai partisipasi cukup. Hal ini menunjukkan bahwa responden yang memiliki pengetahuan baik belum tentu perilakunya baik begitu juga sebaliknya.responden dalam kelompok penelitian ini pada umumnya mempunyai alasan khusus mengapa tidak ikut mengantarkan istri

untuk pemeriksaan yaitu responden yang biasanya bekerja seharian sehingga tidak mempunyai waktu untuk mengantar istri sehingga bila istri tidak mempunyai keluhan suami tidak ikut ambil bagian dalm pemeriksaan kehamilan istri. Sementara kemungkinan masalah perekonomian dapat mempengaruhi pemberdayaan keluarga dalam hal ini karena selama penelitian dapat dilihat kebanyakan mata pencaharian kepala keluarga adalah petani dengan penghasilan musiman mengakibatkan selain suami yang sibuk bekerja juga keterbatasan penghasilan mengakibatkan masalah kesehatan bukan hal yang prioritas. Dari tingkat pendidikan suami diketahui bahwa yang berpendidikan SD 4 orang mempunyai partisipasi kurang sebanyak 100%. Tingkat pendidikan suami akan mempengaruhi wawasan dan pengetahuan suami sebagai kepala rumah tangga dimana semakin rendah pengetahuan maka akses terhadap informasi kesehatan istrinya akan semakin berkurang sehingga suami akan kesulitan mengambil keputusan secara efektif. Menurut Mardikanto (2003) dikatakan untuk menggerakkan partisipasi masyarakat dibutuhkan kemampuan untuk melaksanakan sesuatu dimana sangat dipengaruhi oleh tingkat pendidikan dan keterampilan yang dimilikinya. Dalam hal ini dikemukakan kegiatan yang menunjukkan partisipasi salah satunya adalah partisipasi dalam pengambilan keputusan. 5.4 Tingkat Pengetahuan Suami tentang Asuhan Kehamilan dengan Sikap Suami dalam Asuhan Kehamilan Pengetahuan dengan sikap responden sangat berkaitan dengan pendidikan dan sumber informasi yang di dapat karena dapat dilihat pada penelitian pendidikan yang rendah mayoritas bersikap negatif, demikian dengan responden yang memiliki keterbatasan sumber informasi juga memiliki sikap negatif.

Dengan demikian, seseorang yang tidak mempunyai pengetahuan tinggi dalam menghadapi perubahan dalam kehamilan istri akan membentuk sikap negatif pula terhadap penerimaannya. Dengan kata lain sikap positif akan lebih sedikit ditemukan pada responden yang memiliki pengetahuan kurang dibandingkan dengan pengetahuan baik, sehingga individu akan membentuk sikap negatif terhadap hal-hal yang dirasakannya yang akan merugikan dirinya. Hal ini dapat dilihat dari data yang diperoleh, dari 55 responden yang berpengetahuan kurang memiliki sikap negatif yaitu 6 orang (54.5%), dan bersikap cukup sebanyak 5 orang (45.5%) dan tidak ada responden yang berpengetahuan baik mempunyai sikap yang kurang, sedangkan responden yang mempunyai pengetahuan baik dengan sikap negatif tidak ada dan yang bersikap positif sebanyak 12 orang (66.7%). 5.5 Tingkat Pengetahuan Suami tentang Asuhan Kehamilan dengan Partisipasi Suami dalam Asuhan Kehamilan Berdasarkan hasil analisa data yang diperoleh, memperlihatkan bahwa kelompok responden yang mempunyai tingkat pengetahuan tentang asuhan kehamilan yang baik mempunyai tingkat partisipasi yang baik Hal ini disebabkan karena tingkat pengetahuan dapat mempengaruhi perilaku seseorang. Menurut Notoadmojo (2003) pendidikan kesehatan bukanlah satu-satunya factor yang mempengaruhi perilaku seseorang tetapi dipengaruhi oleh factor pendukung eksternal yang secara langsung dapat mempengaruhi perubahan perilaku seperti sarana yang dimiliki, fasilitas lain yang tersedia atau alat-alat yang dibutuhkan serta dukungan positif yang diberikan orang lain untuk

terjadi perubahan perilaku artinya responden yang mempunyai pengetahuan baik belum tentu memiliki perilaku yang baik demikian juga sebaliknya. Dari hasil penelitian menunjukkan responden yang berpengetahuan baik terdapat 44.4% yang berpartisipasi baik dan responden yang berpengetahuan kurang mempunyai partisipasi kurang sebanyak 81.8%. Hal ini sependapat dengan Notoadmojo (2003) bahwa tingkat pengetahuan seseorang memiliki hubungan positif dengan tingkah laku yang dilakukannya. Yaitu tingkat pendidikan suami akan mempengaruhi wawasan dan pengetahuan suami sebagai kepala rumah tangga dimana semakin rendah pengetahuan maka akses terhadap informasi kesehatan istrinya akan semakin berkurang sehingga suami akan kesulitan mengambil keputusan secara efektif terutama dalam hal kesehatan. 5.6 Tingkat Sikap Suami tentang Asuhan Kehamilan dengan Partisipasi Suami dalam Asuhan Kehamilan Berdasarkan hasil analisa data yang diperoleh, memperlihatkan bahwa kelompok responden yang mempunyai tingkat sikap tentang asuhan kehamilan yang baik belum tentu mempunyai tingkat partisipasi yang baik. Hal ini dapat dilihat dari hasil penelitian dimana ada responden yang mempunyai sikap baik tapi partisipasinya kurang yaitu sebanyak 3 responden (13.8%) Konsep sikap yang disebutkan Notoadmojo (2005) terdiri dari 4 (empat) tingkatan dimana setiap tingkatan merupakan tahapan yang menunjukkan kualitas dari kemampuan seseorang dalam memandang permasalahan secara luas. Responden mungkin dapat menerima dan memperhatikan stimulus yang diberikan(obyek) tetapi belum tentu dapat merespon dimana responden dapat

menjawab pertanyaan apabila ditanya tetapi tidak dapat mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan. Dalam pernyataan responden dapat menjawab benar tentang pernyataan pemeriksaan kehamilan sebaiknya dilakukan pada saat ibu/istri terlambat menstruasi dan menyatakan pemeriksaan kehamilan dilakukan di puskesmas atau tenaga kesehatan tetapi apabila ditanya sejauh mana partisipasi suami dalam mengantar istri untuk memeriksakan kehamilan maka sebagian besar responden mengatakan tidak pernah mengantar istri dengan alasan mungkin karena keterbatasan waktu ataupun mungkin menganggap urusan pemeriksaan bukan sesuatu yang penting.

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan terhadap hasil penelitian maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1 Tingkat pengetahuan suami tentang asuhan kehamilan di wilayah kerja Puskesmas Sitiotio Kabupaten Samosir tahun 2010 mayoritas dalam kategori cukup sebanyak 26 responden (47.3%). 2 Sikap suami tentang asuhan kehamilan di wilayah kerja Puskesmas Sitiotio Kabupaten Samosir tahun 2010 mayoritas dalam kategori cukup sebanyak 30 responden (54.5%). 3 Tingkat partisipasi suami secara umum tentang asuhan kehamilan di wilayah kerja Puskesmas Sitiotio Kabupaten Samosir tahun 2010 mayoritas dalam kategori kurang sebanyak 27 responden (49.1%). 6.2 Saran 1. Diharapkan kepada petugas kesehatan untuk memberikan penyuluhan tentang asuhan kehamilan kepada suami melalui kegiatan posyandu dan melakukan pendekatan dengan tokoh masyarakat untuk menghimbau suami-suami di wilayah kerja Puskesmas Sitiotio untuk aktif mengantarkan istri pemeriksaan kehamilan.

2. Disarankan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Samosir untuk lebih menggalakkan Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) tentang asuhan Kehamilan dalam rangka meningkatkan partisipasi suami dalam asuhan kehamilan.