BAB 3 METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu atau quasi experiment

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 3 METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu atau quasi experiment"

Transkripsi

1 BAB METODE PENELITIAN.. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu atau quasi experiment yang bertujuan untuk mengetahui efektifitas penyuluhan metode ceramah plus tanya jawab dan tugas (CPTT) dan metode ceramah plus demontsrasi dan latihan (CPDL) terhadap pengetahuan dan sikap siswi tentang upaya deteksi dini kanker payudara dengan SADARI. Penelitian ini menggunakan dua kelompok, yaitu kelompok yang diberi perlakuan dengan metode ceramah plus tanya jawab dan tugas (CPTT) dan metode ceramah plus demontsrasi dan latihan (CPDL). Desain penelitian ini adalah sebagai berikut: X X 4 Keterangan: Gambar. Desain Penelitian O : Pretest untuk menilai pengetahuan dan sikap sebelum diberikan perlakuan penyuluhan dengan metod ceramah plus tanya jawab dan tugas (CPTT) O : Posttest untuk menilai perilaku setelah diberikan perlakuan penyuluhan pertama dengan metode ceramah plus tanya jawab dan tugas (CPTT) 56

2 O : Prestest untuk menilai pengetahuan dan sikap sebelum diberikan perlakuan penyuluhan dengan metode ceramah plus demontrasi dan latihan. O4 : Posttest untuk menilai pengetahuan dan sikap setelah diberikan perlakuan penyuluhan dengan metode ceramah plus demontsrasi dan latihan (CPDL). X : Perlakuan dengan metode metode ceramah plus tanya jawab dan tugas (CPTT) X : Perlakuan dengan metode ceramah plus demontsrasi dan latihan (CPDL)... Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMK Swasta Arjuna Laguboti Kecamatan Laguboti Kecamatan Toba Samosir. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Pebruari sampai Juli 5... Populasi dan Sampel Penelitian.. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswi di SMK Swasta Arjuna Laguboti Kecamatan Laguboti Kecamatan Toba Samosir sebanyak 479 siswi.

3 ... Sampel Sampel adalah bagian dari populasi yang akan digunakan untuk penelitian. Dalam menentukan sampel dalam penelitian ini menggunakan rumus Slovin (Setiawan, 7) Dimana : n = N Nd + n = Jumlah sampel N= Jumlah populasi d = Galat Pendugaan (galat pendugaan yang digunakan 5% =,5) Dari perhitungan di atas didapat sampel sebanyak 4 siswi. Sampel yang telah didapat tersebut dibagi menjadi kelompok, yakni kelompok yang mendapat perlakuan dengan metode ceramah plus tanya jawab dan tugas (CPTT) dan kelompok yang mendapat perlakuan dengan metode ceramah plus demontsrasi dan latihan (CPDL). Pengambilan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling dimana kelompok yang mendapat perlakuan metode ceramah plus tanya jawab dan tugas (CPTT) adalah siswi kelas X A dan XI A sedangkan yang mendapat perlakuan metode CPDL adalah siswi kelas X B dan XI B.

4 .4. MetodePengumpulan Data.4.. Jenis Data a. Data Primer Pengumpulan data primer dilakukan dengan pemberian kuesioner kepada responden sebelum dan setelah penyuluhan kepada kedua kelompok baik kelompok perlakuan dengan metode ceramah plus tanya jawab dan tugas (CPTT) maupun kelompok perlakuan dengan metode ceramah plus demontsrasi dan latihan (CPDL). b. Data Sekunder Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari catatan atau dokumen dari SMK Swasta Arjuna Laguboti tentang gambaran umum dan data lainnya yang mendukung data hasil penelitian misalnya data jumlah siswi..4.. Uji Validitas dan Reliabilitas Uji validitas bertujuan untuk mengetahui sejauh mana suatu ukuran atau nilai yang menunjukkan tingkat kehandalan suatu alat ukur dengan cara mengukur korelasi antara variable atau item dengan skor total variabel. Validitas masing-masing butir pertanyaan dapat dilihat pada nilai corrected item total correlation masing-masing butir pertanyaan dengan ketentuan jika nilai r hitung> r tabel, maka dinyatakan valid atau sebaliknya. Nilai r table dalam penelitian ini untuk sampel pengujian orang siswi adalah,6 pada α = 5%. Uji reliabilitas bertujuan untuk menunjukkan sejauhmana suatu alat ukur dapat menunjukkan ketepatan dan dapat dipercaya dengan menggunakan metode Cronbach Alpha, yaitu menganalisis reliabilitas alat ukur dari satu kali pengukuran,

5 dengan ketentuan jika r alpha > r tabel (,6) maka dinyatakan reliabel, dan jika nilai uji Cronbach Alpha yang diperoleh< r tabel (,6) maka dinyatakan tidak reliabel (Hastono, 7). Uji validitas dan realibilitas dilakukan pada remaja putri di SMK Yapim Laguboti yang mempunyai karakteristik yang hampir sama dengan SMK Swasta Laguboti sebanyak orang..4.. Prosedur Pengumpulan Data. Tahap Persiapan a. Mempersiapkan sarana dan prasarana yang akan mendukung penelitian seperti izin penelitian, koordinasi dengan kepala sekolah SMK Swasta Arjuna Laguboti. b. Mempersiapkan dan mengkoordinasikan dengan pihak sekolah nama-nama siswi yang akan dijadikan sampel yang telah dibagi sebelumnya oleh peneliti.. Tahap Pelaksanaan - Berkoordinasi dengan kepala sekolah dan guru dalam hal persiapan tempat dan siswi yang dijadikan peserta. - Siswi yang akan mendapat penyuluhan dengan metode ceramah plus tanya jawab dan tugas (CPTT) berkumpul di ruang kelas sementara siswi yang akan mendapat penyuluhan dengan metode ceramah plus tanya jawab dan tugas (CPTT) dan ceramah plus demontrasi latihan (CPDL) tetap di dalam ruang simulasi.

6 - Sebelum kegiatan penyuluhan dengan metode ceramah plus tanya jawab dan tugas (CPTT) dilakukan diberikan penjelasan oleh peneliti tentang kegiatan yang akan dilakukan dan selanjutnya diberikan pretest dengan wawancara menggunakan kuesioner yang dilakukan oleh peneliti dan dibantu oleh rekan peneliti selama menit. - Selanjutnya diberi penyuluhan tentang SADARI oleh peneliti. Kegiatan penyuluhan dengan metode ceramah plus tanya jawab dan tugas (CPTT) berlangsung selama 6 menit dan selama kegiatan berlangsung siswi diberikan kesempatan untuk menanyakan hal-hal yang tidak diketahui tentang SADARI. Alat yang digunakan pada perlakuan ini adalah laptop dan proyektor dengan bahan yang ditampilkan dengan program power point/lcd proyektor. - Selanjutnya siswi yang mendapat perlakuan dengan metode ceramah plus tanya jawab dan tugas (CPTT) dipersilahkan menuju kelas masing-masing dan siswi yang akan mendapat penyuluhan dengan metode ceramah plus demontrasi dan latihan (CPDL) dipersilahkan masuk ke ruang simulasi. - Sebelum dilakukan penyuluhan pada siswi yang mendapat perlakuan dengan metode ceramah plus demontrasi dan latihan (CPDL) diberikan penjelasan oleh peneliti dan selanjutnya diberikan pretest dengan menggunakan kuesioner selama menit.

7 - Selanjutnya diberikan penyuluhan dengan metode CPDL tentang SADARI oleh peneliti. Kegiatan penyuluhan dengan metode CPDL berlangsung selama 6 menit dan selama kegiatan berlangsung siswi diberikan kesempatan untuk menanyakan hal-hal yang tidak diketahui tentang SADARI. Alat yang digunakan pada perlakuan ini adalah cermin dan phantom. Selanjutnya setelah perlakuan dengan metode CPDL siswi dipersilahkan masuk ke kelas masing-masing. a. Kegiatan pada hari kedua - Kegiatan yang dilakukan sama seperti pada hari pertama. Kegiatan pada hari kedua meliputi posttest pertama dan selanjutnya pemberian penyuluhan dengan materi yang sama oleh peneliti baik dengan metode CPTT maupun metode CPDL. b. Setelah kegiatan berlangsung, peneliti menyampaikan ucapan terimakasih kepada siswi yang dijadikan sampel penelitian..5. Variabel dan Defenisi Operasional.5.. Variabel Penelitian Variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel independen dan dependen.variabel independen dalam penelitian ini adalah penyuluhan dengan metode CPTT dan metode CPDL. Sedangkan variabel dependennya adalah pengetahuan dan sikap siswi tentang SADARI.

8 .5.. Defenisi Operasional. Pendidikan kesehatan adalah segala bentuk kombinasi pendidikan kesehatan dan intervensi yang terkait dengan ekonomi, politik, dan organisasi, yang dirancang untuk memudahkan perilaku dan lingkungan yang kondusif bagi kesehatan.. Metode Ceramah Plus Tanya Jawab dan Tugas (CPTT) ini yaitu metode mengajar gabungan antara ceramah dengan tanya jawab dan pemberian tugas SADARI dengan lisan.. Metode Ceramah Plus Demontrasi dan Latihan (CPDL) ini merupakan kombinasi antara kegiatan menguraikan materi pelajaran dengan kegiatan memperagakan dan latihan dalam bentuk demonstrasi. 4. SADARI adalah suatu tehnik pemeriksaan dimana seorang wanita memeriksa payudaranya sendiri dengan melihat dan merasakan dengan jari untuk mendeteksi apakah ada benjolan atau tidak pada payudaranya. 5. Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui oleh siswi mengenai upaya deteksi dini kanker payudara dengan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI). 6. Sikap adalah reaksi/respon tertutup dari siswi mengenai upaya deteksi dini kanker payudara dengan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI).

9 .6. MetodePengukuran Data Aspek pengukuran dari penelitian ini didasarkan pada jawaban responden terhadap pertanyaan yang ada di kuesioner yang disesuaikan dengan skor seperti diuraikan di bawah ini.. Pengetahuan diukur dengan menggunakan 5 pertanyaan. Benar diberi nilai dan salah diberi nilai. Dengan nilai terendah dan tertinggi 5 sehingga dapat dikategorikan menjadi (Arikunto, 6) : = Baik (Memiliki skor 75%-% dari nilai tertinggi) yaitu skor -5 = Cukup (Memiliki skor 55%-74% dari nilai tertinggi) yaitu skor 9- = Kurang (Memiliki skor <55% dari nilai tertinggi) yaitu skor -8 Skala :Ordinal. Sikap diukur dengan menggunakan 5 pernyataan. Sangat setuju diberi nilai, setuju diberi nilai, tidak setuju diberi nilai dan sangat tidak setuju diberi nilai untuk pernyataan positif dan sangat setuju diberi nilai, setuju diberi nilai, tidak setuju diberi nilai dan sangat tidak setuju diberi nilai untuk pernyataan negatif. Dengan nilai terendah dan tertinggi 45 sehingga dapat dikategorikan menjadi (Arikunto, 6) : = Baik (Memiliki skor 75%-% dari nilai tertinggi) yaitu skor 4-45 = Cukup (Memiliki skor 55%-74% dari nilai tertinggi) yaitu skor 5-4 = Kurang (Memiliki skor <55% dari nilai tertinggi) yaitu skor -4 Skala :Ordinal

10 .7. Metode Pengolahan dan Analisis Data.7.. Pengolahan Data Pengolahan data dilakukan dengan tahapan sebagai berikut :. Editing, penyuntingan data yang dilakukan untuk menghindari kesalahan atau kemungkinan adanya kuesioner yang belum terisi.. Coding, pemberian kode dan skorsing pada tiap jawaban untuk memudahkan proses entri data.. Entri data, setelah proses coding dilakukan pemasukan data kekomputer. 4. Cleaning, sebelum analisis data dilakukan pengecekan dan perbaikan terhadap data yang sudah masuk..7.. Analisis Data Analisis data diperoleh dengan menggunakan perhitungan uji statistic memakai bantuan program komputer. a. Analisis Univariat merupakan analisis yang menitik beratkan kepada penggambaran atau deskriptif data yang diperoleh. b. Analisis Bivariat untuk melihat perubahan pengetahuan dan sikap akibat penyuluhan dengan metode CPTT dan metode CPDL tentang SADARI dengan menggunakan uji wilcoxon dan membandingkan efektivitas kedua metode dengan menggunakan uji mann whitney test kemudian hasilnya dinarasikan.

11 BAB 4 HASIL PENELITIAN 4.. Gambaran Umum dan Lokasi SMK Swasta Arjuna Laguboti Sekolah Menengah Kejuruan Swasta Arjuna Laguboti Kabupaten Tobasamosir berdomisili di Jalan Arjuna Laguboti Tobasa (Kompleks Arjuna) berdiri pada tahun 988. Batasan wilayah Sekolah Menengah Kejuruan Swasta Arjuna Laguboti Kecamatan Laguboti adalah : - Sebelah Utara berbatasan dengan : Desa Napitupulu - Sebelah Timur berbatasan dengan : Desa Sianipar - Sebelah Selatan berbatasan dengan : Desa Pangaribuan - Sebelah Barat berbatasan dengan : Desa Pintubosi. Sekolah Menengah Kejuruan Swasta Arjuna Laguboti adalah milik Yayasan Tenaga Pembangunan Arjuna Laguboti. Visi SMK Swasta adalah mewujudkan SMK Swasta Arjuna Laguboti unggul dalam prestasi dilandasi iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,untuk menghasilkan lulusan yang mampu bersaing mengisi lapangan kerja sesuai tuntutan dunia usaha /dunia industri bertaraf nasional dan internasional. Misi SMK Swasta menerapkan system manajemen ISO 9:8, meningkatkan kompetensi tenaga edukatif dan non edukatif, mengembangkan kurikulum secara fleksibel, meningkatkan kompetensi siswa bertaraf nasional dan 66

12 internasional, menghasilkan tamatan yang sehat jasmani dan rohani serta memiliki kompetensi yang unggul. Ketersediaan sarana dan prasarana untuk mendukung visi, misi dan tujuan SMK Swasta Arjuna Laguboti dengan ruang kelas, ruang perkantoran, ruang laboratorium (bahasa, komputer, internet dan lab school), perpustakaan, aula,asrama putri, lapangan olah raga, kantin dan taman. 4.. Karakteristik Responden Tabel 4. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Kelas an Umur. No. Karakteruistik Responden Kelas CPTT CPDL n % n % Kelas X 55, 55, Kelas XI 9 45, 9 45, Total,,. Umur 6 tahun, 5, 7 tahun 5, 9 45, 8 tahun 7 5, 8 4, 9 tahun 5,, Total,,

13 Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan diketahui karakteristik responden yang meliputi kelas dan umur. Berdasarkan tingkatan kelas diketahui bahwa kelas masing-masing kelompok berjumlah siswi (55,) pada sedangkan kelas masingmasing kelompok berjumlah 9 siswi (45,%). Berdasarkan umur diketahui bahwa responden berumur antara 6 sampai 9 tahun dengan proporsi terbanyak pada umur 7 tahun dengan jumlah orang (5%) pada kelompok kontrol dan 9 orang (45,%) pada kelompok perlakuan. 4.. Analisa Univariat 4... Variabel Pengetahuan Variabel pengetahuan terdiri dari 5 pertanyaan dengan alternatif jawaban yang bervariasi sesuai dengan pertanyaan yang diberikan dan dibobot dengan alternatif jawaban benar dan salah. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan diketahui bahwa ada peningkatan pengetahuan siswi tentang SADARI setelah diberi penyuluhan baik dengan menggunakan metode CPTT maupun dengan metode CPDL. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel 4., 4., 4.4 dan 4.5.

14 Tabel 4.. Distribusi Frekuensi Jawaban Responden pada Pretest Kelompok yang akan mendapat Penyuluhan dengan Metode CPTT dan CPDL berdasarkan Variabel Pengetahuan No Pengetahuan Definisi kanker payudara Penyebab kanker payudara Gejala kanker payudara Stadium kanker payudara Pencegahan primer yang dapat dilakukan Cara mendeteksi kanker payudara Definisi SADARI Pelaksanaan SADARI Tujuan SADARI Alat yang digunakan untuk melakukan SADARI Cara melakukan SADARI Tujuan gerakan SADARI dengan posisi berbaring Tujuan gerakan SADARI pada saat berdiri depan cermin Metode yang dapat digunakan untuk melihat perubahan bentuk payudara Tujuan perabaan ketiak CPTT CPDL Salah Benar Salah Benar n % n % n % n % 9 45, 55, 5 5 5, 7 85, 5, 7 85, , 45, 5, 8, 65, , 8 65, , , 55, 65,, 5, 5 5, 5, 5, , 45, 5, 65, 65, 6 55, 65, 75, 8 85, 85, 85, , 55, 75, 5, 5, 4 45, 5, 5, 5, 5, 5, Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa sebagian besar responden tidak mengetahui secara tepat jawaban dari pertanyaan yang diajukan. Sebagian besar responden menjawab dengan tepat (lebih 5%) tentang definisi kanker payudara,

15 penyebab kanker payudara, stadium kanker payudara dan pencegahan primer yang dapat dilakukan. Pada pertanyaan tentang definisi kanker payudara sebanyak orang (55,%) pada kelompok yang mendapat penyuluhan dengan metode CPTT dan orang (5%) pada kelompok yang mendapat penyuluhan dengan metode CPDL menjawab dengan benar. Pada pertanyaan tentang penyebab kanker payudara sebanyak 7 orang (85,%) baik pada kelompok yang mendapat penyuluhan dengan metode CPTT maupun dengan metode CPDL menjawab dengan benar. Pada pertanyaan tentang stadium kanker payudara sebanyak orang (55,%) baik pada kelompok yang mendapat penyuluhan dengan metode CPTT maupun dengan metode CPDL menjawab dengan benar dan pada pertanyaan tentang pencegahan primer yang dapat dilakukan sebanyak orang (65,%) pada kelompok yang mendapat penyuluhan dengan metode CPTT dan 5 orang (75,%) pada kelompok yang mendapat penyuluhan dengan metode CPDL menjawab dengan benar. Pada pertanyaan yang lain sebagian besar menjawab salah. Pertanyaan yang paling banyak dijawab dengan tidak tepat (salah) oleh responden dengan persentase lebih 75% adalah pertanyaan tentang cara melakukan SADARI, tujuan gerakan SADARI dengan posisi berbaring, tujuan gerakan SADARI pada saat berdiri depan cermin, metode yang dapat digunakan untuk melihat perubahan bentuk payudara pada saat berdiri depan cermin dan tujuan perabaan ketiak.

16 Pada pertanyaan tentang cara melakukan SADARI sebanyak 6 orang (8%) pada kelompok yang mendapat penyuluhan dengan metode CPTT dan 5 orang (75,%) pada kelompok yang mendapat penyuluhan dengan metode CPDL menjawab dengan salah. Pada pertanyaan tentang tujuan gerakan SADARI dengan posisi berbaring sebanyak orang (65,%) pada kelompok yang mendapat penyuluhan dengan metode CPTT dan 6 orang (8%) pada kelompok yang mendapat penyuluhan dengan metode CPDL menjawab dengan salah. Pada pertanyaan tentang tujuan gerakan SADARI pada saat berdiri depan cermin sebanyak 6 orang (8%) pada kelompok yang mendapat penyuluhan dengan metode CPTT dan 7 orang (85,%) pada kelompok yang mendapat penyuluhan dengan metode CPDL menjawab dengan salah. Pada pertanyaan tentang metode yang dapat digunakan untuk melihat perubahan bentuk payudara pada saat berdiri depan cermin sebanyak 8 orang (9%) pada kelompok yang mendapat penyuluhan dengan metode CPTT dan 7 orang (85,%) pada kelompok yang mendapat penyuluhan dengan metode simulasi menjawab dengan salah dan pada pertanyaan tentang tujuan perabaan ketiak sebanyak 5 orang (75,%) pada kelompok yang mendapat penyuluhan dengan ceramah dan 7 orang (85,%) pada kelompok yang mendapat penyuluhan dengan metode CPDL menjawab dengan salah.

17 Tabel 4. Distribusi Frekuensi Jawaban Responden pada Post Test Pertama pada Kelompok yang mendapat Penyuluhan dengan Metode CPTT dan CPDL yang berdasarkan Variabel Pengetahuan No Pengetahuan Definisi kanker payudara Penyebab kanker payudara Gejala kanker payudara Stadium kanker payudara Pencegahan primer yang dapat dilakukan Cara mendeteksi kanker payudara Definisi SADARI Pelaksanaan SADARI Tujuan SADARI Alat yang digunakan untuk melakukan SADARI Cara melakukan SADARI Tujuan gerakan SADARI dengan posisi berbaring Tujuan gerakan SADARI pada saat berdiri depan cermin Metode yang dapat digunakan untuk melihat perubahan bentuk payudara Tujuan perabaan ketiak CPTT CPDL Salah Benar Salah Benar n % n % n % n % 5, 9 95, 5, 7 85, 5, 9 95, , 5, 5, 45, 5, 45, 45, 65, , 85, 95, 55, 75, 55, 7 55, 5, , 5, , 5, 5, 5, 5, , 65, , 65, 85, 85, , Berdasarkan pada tabel di atas diketahui bahwa pada posttest pertama terjadi peningkatan pengetahuan responden dimana jumlah responden yang menjawab

18 dengan tepat masing-masing item pertanyaan bertambah. Pada kelompok yang diberikan penyuluhan dengan metode CPTT terjadi peningkatan antara % sampai 45%. Pertanyaan yang mengalami peningkatan tertinggi (45%) yakni pertanyaan tentang gejala kanker payudara, dimana sebelum diberikan penyuluhan (pretest) jumlah responden yang menjawab benar sebanyak 8 orang (4%) dan setelah diberikan penyuluhan meningkat menjadi 7 orang (85,%). Pertanyaan yang mengalami peningkatan terendah (%) yakni pertanyaan tentang penyebab kanker payudara dan metode yang dapat digunakan untuk melihat perubahan bentuk payudara pada saat berdiri depan cermin.

19 Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden pada Posttest Kedua pada Kelompok yang Mendapat Penyuluhan dengan Metode CPTT dan CPDL No Pengetahuan Definisi kanker payudara Penyebab kanker payudara Gejala kanker payudara Stadium kanker payudara Pencegahan primer yang dapat dilakukan Cara mendeteksi kanker payudara Definisi SADARI Pelaksanaan SADARI Tujuan SADARI Alat yang digunakan untuk melakukan SADARI Cara melakukan SADARI Tujuan gerakan SADARI dengan posisi berbaring Tujuan gerakan SADARI pada saat berdiri depan cermin Metode yang dapat digunakan untuk melihat perubahan bentuk payudara Tujuan perabaan ketiak CPTT CPDL Salah Benar Salah Benar n % n % n % n % 5, 9 95, 8 9 5, 9 95, ,, 5, 45, 4 45, 45, , 55, , 9, 95, 55, , 55, 6 5 5, 45, , 5, 5, 4 45, 4 5, 5, , 65, 85, 6 55, , 85, Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa pada posttest kedua ada sebagian item pertanyaan yang tidak mengalami peningkatan responden yang menjawab

20 dengan tepat dan sebagian mengalami peningkatan namun tidak sesignifikan kenaikan pada postest pertama. Pada kelompok yang diberikan penyuluhan dengan metode CPTT terjadi peningkatan tertinggi sebesar 5% yakni pertanyaan tentang cara melakukan SADARI, dimana sebelum diberikan penyuluhan kedua (posttest pertama) jumlah responden yang menjawab benar sebanyak 7 orang (5,%) dan setelah diberikan penyuluhan kedua meningkat menjadi orang (6%). Pertanyaan yang tidak mengalami peningkatan adalah tentang definisi kanker payudara, penyebab kanker payudara, pencegahan primer yang dapat dilakukan, cara mendeteksi kanker payudara, tujuan SADARI dan alat yang digunakan untuk melakukan SADARI. Pada kelompok yang diberikan penyuluhan dengan metode CPDL terjadi peningkatan tertinggi sebesar % yakni pertanyaan tentang cara mendeteksi kanker payudara, dimana sebelum diberikan penyuluhan kedua (posttest pertama) jumlah responden yang menjawab benar sebanyak 8 orang (4%) dan setelah diberikan penyuluhan kedua meningkat menjadi orang (6%). Pertanyaan yang tidak mengalami peningkatan ada pertanyaan penyebab kanker payudara, stadium kanker payudara, tujuan gerakan SADARI dengan posisi berbaring, tujuan gerakan SADARI pada saat berdiri depan cermin dan metode yang dapat digunakan untuk melihat perubahan bentuk payudara. Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa pada posttest kedua ada sebagian item pertanyaan yang tidak mengalami peningkatan responden yang menjawab dengan tepat dan sebagian mengalami peningkatan namun tidak sesignifikan

21 kenaikan pada postest pertama. Pada kelompok yang diberikan penyuluhan dengan metode CPTT terjadi peningkatan tertinggi sebesar 5% yakni pertanyaan tentang cara melakukan SADARI, dimana sebelum diberikan penyuluhan kedua jumlah responden yang menjawab benar sebanyak 7 orang (5,%) dan setelah diberikan penyuluhan kedua meningkat menjadi orang (6%). Pertanyaan yang tidak mengalami peningkatan adalah tentang definisi kanker payudara, penyebab kanker payudara, pencegahan primer yang dapat dilakukan, cara mendeteksi kanker payudara, tujuan SADARI dan alat yang digunakan untuk melakukan SADARI. Pada kelompok yang diberikan penyuluhan dengan metode CPDL terjadi peningkatan tertinggi sebesar % yakni pertanyaan tentang cara mendeteksi kanker payudara, dimana sebelum diberikan penyuluhan kedua (posttest pertama) jumlah responden yang menjawab benar sebanyak 8 orang (4%) dan setelah diberikan penyuluhan kedua meningkat menjadi orang (6%). Pertanyaan yang tidak mengalami peningkatan ada pertanyaan penyebab kanker payudara, stadium kanker payudara, tujuan gerakan SADARI dengan posisi berbaring, tujuan gerakan SADARI pada saat berdiri depan cermin dan metode yang dapat digunakan untuk melihat perubahan bentuk payudara.

22 Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden pada Posttest pada Kelompok yang Mendapat Penyuluhan dengan Metode CPTT dan Metode CPDL No Pengetahuan Definisi kanker payudara Penyebab kanker payudara Gejala kanker payudara Stadium kanker payudara Pencegahan primer yang dapat dilakukan Cara mendeteksi kanker payudara Definisi SADARI Pelaksanaan SADARI Tujuan SADARI Alat yang digunakan untuk melakukan SADARI Cara melakukan SADARI Tujuan gerakan SADARI dengan posisi berbaring Tujuan gerakan SADARI pada saat berdiri depan cermin Metode yang dapat digunakan untuk melihat perubahan bentuk payudara Tujuan perabaan ketiak CPTT CPDL Salah Benar Salah Benar n % n % n % n % 5, 9 95, 5, 9 95, 5, 9 95, ,, 5, 45, 5, 5, 4 5, 45, 6 55, , 9, 95, 55, 8 65, 8 65, 6 65, 55, 4 45, , 5, 5, 4 5, 5, 5, , 7 85, 65, , 85, 95, Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa pada posttest ketiga ada sebagian item pertanyaan yang tidak mengalami peningkatan responden yang menjawab

23 dengan tepat dan sebagian mengalami peningkatan namun tidak sesignifikan kenaikan pada postest pertama. Pada kelompok yang diberikan penyuluhan dengan metode CPTT terjadi peningkatan tertinggi sebesar % yakni pertanyaan tentang tujuan SADARI dan alat yang digunakan untuk melakukan SADARI. Pada pertanyaan tentang tujuan SADARI, dimana sebelum diberikan penyuluhan ketiga (posttest kedua) jumlah responden yang menjawab benar sebanyak 4 orang (7%) dan setelah diberikan penyuluhan ketiga meningkat menjadi 6 orang (8%). Pada pertanyaan tentang alat yang digunakan untuk melakukan SADARI, dimana sebelum diberikan penyuluhan ketiga jumlah responden yang menjawab benar sebanyak orang (55,%) dan setelah diberikan penyuluhan ketiga meningkat menjadi orang (65,%). Pada kelompok yang diberikan penyuluhan dengan metode CPDL terjadi peningkatan tertinggi sebesar 5% yakni pertanyaan tentang definisi SADARI dan tujuan SADARI. Pada pertanyaan tentang definisi SADARI, dimana sebelum diberikan penyuluhan ketiga jumlah responden yang menjawab benar sebanyak orang (55,%) dan setelah diberikan penyuluhan ketiga meningkat menjadi 4 orang (7%). Pada pertanyaan tentang tujuan SADARI, dimana sebelum diberikan penyuluhan ketiga jumlah responden yang menjawab benar sebanyak 4 orang (7%) dan setelah diberikan penyuluhan ketiga meningkat menjadi 7 orang (85,%).

24 4... Variabel Sikap Variabel sikap dalam penelitian ini terdiri dari 5 pernyataan dengan alternatif jawaban sangat setuju, setuju, kurang setuju dan tidak setuju. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan diketahui bahwa ada perubahan sikap siswi tentang SADARI setelah diberi penyuluhan baik dengan menggunakan metode CPTT maupun dengan metode CPDL. Berdasarkan hasil penelitian juga diketahui bahwa ada perbedaan perubahan antara siswi yang diberi dengan metode CPTT dengan metode CPDL. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel 4.6, 4.7, 4.8, 4.9, 4., 4., 4. dan 4.. Tabel 4.6. Distribusi Frekuensi Sikap Responden pada Pretest Penyuluhan dengan Metode CPTT No. Sikap STS TS S SS n % n % n % n % Pada usia remaja, wanita juga harus waspada terhadap bahaya kanker payudara SADARI hanya diperuntukan bagi wanita yang sudah menikah SADARI sebaiknya dilakukan sendiri karena kita yang tahu perubahan yang terjadi pada Payudara kita SADARI harus dilakukan setiap bulan Semakin dini ditemukan kanker payudara dan ditangani dengan 5 5, 5, , 5, , 5, 5, 75, pengobatan maka harapan 6. kesembuhan semakin besar. 7. Dalam pelaksaannya SADARI dapat dibantu oleh orang lain untuk memeriksa payudara Kita Manfaat dari SADARI adalah , 5, , 75, 7 dapat mendeteksi kanker payudara sedini mungkin sebelum sampai pada stadium lanjut

25 Tabel 4.6 (Lanjutan) SADARI tidak dapat dilakukan pada posisi tegak di depan cermin Tehnik pelaksanaan SADARI simpel, murah, dan mudah diaplikasikan dalam kehidupan sehari hari secara kontinyu SADARI dilakukan setelah menstruasi karena jaringan payudara sudah lunak dan longgar sehingga memudahkan Perabaan SADARI tidak digunakan untuk mengobati infeksi pada payudara Teknik SADARI cukup merumitkan SADARI perlu dilakukan hanya pada remaja yang keluarganya memiliki riwayat penderita kanker payudara Dengan mengetahui lebih dini adanya benjolan pada payudara dan ternyata adalah kanker maka harapan untuk sembuh akan lebih besar maka sebaiknya melakukan SADARI secara teratur Dalam pelaksanaan SADARI jika ditemukan adanya benjolan keras, tidak teratur sebaiknya berkonsultasi dengan tenaga kesehatan 5 5, 5, 5, , 7 55, 7 5, 5, 5, , 5, 5, 7 55, 75, 8 5, Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa responden yang mendapat penyuluhan dengan metode ceramah pada pretest, sebagian besar responden menjawab tidak setuju pada pernyataan pada usia remaja, wanita juga harus waspada terhadap bahaya kanker payudara sebanyak orang (6%), SADARI hanya diperuntukan bagi wanita yang sudah menikah sebanyak 4 orang (7%), SADARI sebaiknya dilakukan sendiri karena kita yang tahu

26 perubahan yang terjadi pada payudara kita sebanyak 4 orang (7%), SADARI harus dilakukan setiap bulan sebanyak 5 orang (75,%), tehnik pelaksanaan SADARI simpel, murah, dan mudah diaplikasikan dalam kehidupan sehari hari secara kontinyu sebanyak 4 orang (7%), SADARI dilakukan setelah menstruasi karena jaringan payudara sudah lunak dan longgar sehingga memudahkan perabaan sebanyak orang (55,%) dan SADARI tidak digunakan untuk mengobati infeksi pada payudara sebanyak 4 orang (7%). Tabel 4.7. Distribusi Frekuensi Sikap Responden pada Pretest pada Kelompok yang Akan Mendapat Penyuluhan dengan Metode CPDL No Sikap Pada usia remaja, wanita juga harus waspada terhadap bahaya kanker payudara SADARI hanya diperuntukan bagi wanita yang sudah menikah SADARI sebaiknya dilakukan sendiri karena kita yang tahu perubahan yang terjadi pada Payudara kita SADARI harus dilakukan setiap bulan Semakin dini ditemukan kanker payudara dan ditangani dengan pengobatan maka harapan kesembuhan semakin besar. Dalam pelaksaannya SADARI dapat dibantu oleh orang lain untuk memeriksa payudara Kita Manfaat dari SADARI adalah dapat mendeteksi kanker payudara sedini mungkin sebelum sampai pada stadium lanjut SADARI tidak dapat dilakukan pada posisi tegak di depan cermin STS TS S SS n % n % n % n % , 5, 5, , 5 55, 6 45, , 4 65, 5, 7 5,

27 Tabel 4.7 (Lanjutan) Tehnik pelaksanaan SADARI simpel, murah, dan mudah diaplikasikan dalam kehidupan sehari hari secara kontinyu SADARI dilakukan setelah menstruasi karena jaringan payudara sudah lunak dan longgar sehingga memudahkan Perabaan SADARI tidak digunakan untuk mengobati infeksi pada payudara Teknik SADARI cukup merumitkan SADARI perlu dilakukan hanya pada remaja yang keluarganya memiliki riwayat penderita kanker payudara Dengan mengetahui lebih dini adanya benjolan pada payudara dan ternyata adalah kanker maka harapan untuk sembuh akan lebih besar maka sebaiknya melakukan SADARI secara teratur Dalam pelaksanaan SADARI jika ditemukan adanya benjolan keras, tidak teratur sebaiknya berkonsultasi dengan tenaga kesehatan 4 5, 5, , 75, 5, , 5, , 85, 5, Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa responden yang mendapat penyuluhan dengan metode CPDL pada pretest, sebagian besar responden menjawab tidak setuju pada pernyataan SADARI harus dilakukan setiap bulan sebanyak orang (55,%), Semakin dini ditemukan kanker payudara dan ditangani dengan pengobatan maka harapan kesembuhan semakin besar sebanyak orang (6%), manfaat dari SADARI adalah dapat mendeteksi kanker payudara sedini mungkin sebelum sampai pada stadium lanjut sebanyak orang (6%), tehnik pelaksanaan SADARI simpel, murah, dan mudah diaplikasikan dalam kehidupan sehari hari secara kontinyu sebanyak 6 orang (8%), SADARI dilakukan setelah menstruasi

28 karena jaringan payudara sudah lunak dan longgar sehingga memudahkan perabaan sebanyak orang (55,%) dan SADARI tidak digunakan untuk mengobati infeksi pada payudara sebanyak 5 orang (75,%). Tabel 4.8. Distribusi Frekuensi Sikap Responden pada Posttest Pertama pada Kelompok yang Mendapat Penyuluhan dengan Metode CPDL No Sikap Pada usia remaja, wanita juga harus waspada terhadap bahaya kanker payudara SADARI hanya diperuntukan bagi wanita yang sudah menikah SADARI sebaiknya dilakukan sendiri karena kita yang tahu perubahan yang terjadi pada Payudara kita SADARI harus dilakukan setiap bulan Semakin dini ditemukan kanker payudara dan ditangani dengan pengobatan maka harapan kesembuhan semakin besar. Dalam pelaksanaannya SADARI dapat dibantu oleh orang lain untuk memeriksa payudara Kita Manfaat dari SADARI adalah dapat mendeteksi kanker payudara sedini mungkin sebelum sampai pada stadium lanjut SADARI tidak dapat dilakukan pada posisi tegak di depan cermin Tehnik pelaksanaan SADARI simpel, murah, dan mudah diaplikasikan dalam kehidupan sehari hari secara kontinyu SADARI dilakukan setelah menstruasi karena jaringan payudara sudah lunak dan STS TS S SS n % n % n % N % 85, 5, 5, , 5, 9 9 5, 5, 5, , , 85, 95, 5,

29 Tabel 4.8 (Lanjutan) longgar sehingga memudahkan Perabaan SADARI tidak digunakan untuk mengobati infeksi pada payudara Teknik SADARI cukup merumitkan SADARI perlu dilakukan hanya pada remaja yang keluarganya memiliki riwayat penderita kanker payudara Dengan mengetahui lebih dini adanya benjolan pada payudara dan ternyata adalah kanker maka harapan untuk sembuh akan lebih besar maka sebaiknya melakukan SADARI secara teratur Dalam pelaksanaan SADARI jika ditemukan adanya benjolan keras, tidak teratur sebaiknya berkonsultasi dengan tenaga kesehatan 5, 5, , 7 5, , 5, 5, 85, 8 Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa responden yang mendapat penyuluhan dengan metode CPTT pada posttest pertama mengalami perubahan sikap, sebagian besar responden menjawab setuju pada pertanyaan pada usia remaja, wanita juga harus waspada terhadap bahaya kanker payudara, SADARI sebaiknya dilakukan sendiri karena kita yang tahu perubahan yang terjadi pada payudara kita, SADARI harus dilakukan setiap bulan, semakin dini ditemukan kanker payudara dan ditangani dengan pengobatan maka harapan kesembuhan semakin besar, manfaat dari SADARI adalah dapat mendeteksi kanker payudara sedini mungkin sebelum sampai pada stadium lanjut, tehnik pelaksanaan SADARI simpel, murah, dan mudah diaplikasikan

30 dalam kehidupan sehari hari secara kontinyu, SADARI dilakukan setelah menstruasi karena jaringan payudara sudah lunak dan longgar sehingga memudahkan perabaan, SADARI tidak digunakan untuk mengobati infeksi pada payudara, dengan mengetahui lebih dini adanya benjolan pada payudara dan ternyata adalah kanker maka harapan untuk sembuh akan lebih besar maka sebaiknya melakukan SADARI secara teratur dan dalam pelaksanaan SADARI jika ditemukan adanya benjolan keras, tidak teratur sebaiknya berkonsultasi dengan tenaga kesehatan Berdasarkan tabel dibawah diketahui bahwa responden yang mendapat penyuluhan dengan metode CPDL pada posttest pertama mengalami perubahan sikap, sebagian besar responden menjawab setuju pada pernyataaan pada usia remaja, wanita juga harus waspada terhadap bahaya kanker payudara, SADARI sebaiknya dilakukan sendiri karena kita yang tahu perubahan yang terjadi pada payudara kita, SADARI harus dilakukan setiap bulan, semakin dini ditemukan kanker payudara dan ditangani dengan pengobatan maka harapan kesembuhan semakin besar, manfaat dari SADARI adalah dapat mendeteksi kanker payudara sedini mungkin sebelum sampai pada stadium lanjut, tehnik pelaksanaan SADARI simpel, murah, dan mudah diaplikasikan dalam kehidupan sehari hari secara kontinyu, SADARI dilakukan setelah menstruasi karena jaringan payudara sudah lunak dan longgar sehingga memudahkan perabaan, SADARI tidak digunakan untuk mengobati infeksi pada payudara, dengan mengetahui lebih dini adanya benjolan pada payudara dan ternyata adalah kanker maka harapan untuk sembuh akan lebih besar maka sebaiknya melakukan SADARI secara teratur dan dalam pelaksanaan SADARI jika ditemukan

31 adanya benjolan keras, tidak teratur sebaiknya berkonsultasi dengan tenaga kesehatan. Perubahan sikap yang dialami responden yang mendapat penyuluhan dengan metode CPLD hampir sama dengan yang dialami responden yang mendapat penyuluhan dengan metode CPTT. Tabel 4.9. Distribusi Frekuensi Sikap Responden pada Posttest Kedua pada Kelompok yang Mendapat Penyuluhan dengan Metode CPTT No Sikap Pada usia remaja, wanita juga harus waspada terhadap bahaya kanker payudara SADARI hanya diperuntukan bagi wanita yang sudah menikah SADARI sebaiknya dilakukan sendiri karena kita yang tahu perubahan yang terjadi pada Payudara kita SADARI harus dilakukan setiap bulan Semakin dini ditemukan kanker payudara dan ditangani dengan pengobatan maka harapan kesembuhan semakin besar. Dalam pelaksaannya SADARI dapat dibantu oleh orang lain untuk memeriksa payudara Kita Manfaat dari SADARI adalah dapat mendeteksi kanker payudara sedini mungkin sebelum sampai pada stadium lanjut SADARI tidak dapat dilakukan pada posisi tegak di depan cermin Tehnik pelaksanaan SADARI simpel, murah, dan mudah diaplikasikan dalam kehidupan sehari hari secara kontinyu STS TS S SS N % n % n % n % 6 8 5, 5, 5, , 5, 85, 5, 9 5, , , 5, 9 9 5, 5, 5,

32 Tabel 4. (Lanjutan) SADARI dilakukan setelah menstruasi karena jaringan payudara sudah lunak dan longgar sehingga memudahkan Perabaan SADARI tidak digunakan untuk mengobati infeksi pada payudara Teknik SADARI cukup merumitkan SADARI perlu dilakukan hanya pada remaja yang keluarganya memiliki riwayat penderita kanker payudara Dengan mengetahui lebih dini adanya benjolan pada payudara dan ternyata adalah kanker maka harapan untuk sembuh akan lebih besar maka sebaiknya melakukan SADARI secara teratur Dalam pelaksanaan SADARI jika ditemukan adanya benjolan keras, tidak teratur sebaiknya berkonsultasi dengan tenaga kesehatan 6 5, 5, , 6 7 5, , 85, 6 6 Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa responden yang mendapat penyuluhan dengan metode CPTT pada posttest kedua, beberapa item pertanyaan tidak mengalami perubahan sikap dan item pertanyaan yang mengalami perubahan tidak sesignifikan perubahan pada posttest pertama. sebagian besar responden menjawab setuju pada pertanyaan pada usia remaja, wanita juga harus waspada terhadap bahaya kanker payudara, SADARI sebaiknya dilakukan sendiri karena kita yang tahu perubahan yang terjadi pada payudara kita, SADARI harus dilakukan setiap bulan, semakin dini ditemukan kanker payudara dan ditangani dengan pengobatan maka harapan kesembuhan semakin besar, manfaat dari SADARI adalah

33 dapat mendeteksi kanker payudara sedini mungkin sebelum sampai pada stadium lanjut, tehnik pelaksanaan SADARI simpel, murah, dan mudah diaplikasikan dalam kehidupan sehari hari secara kontinyu, SADARI dilakukan setelah menstruasi karena jaringan payudara sudah lunak dan longgar sehingga memudahkan perabaan, SADARI tidak digunakan untuk mengobati infeksi pada payudara, dengan mengetahui lebih dini adanya benjolan pada payudara dan ternyata adalah kanker maka harapan untuk sembuh akan lebih besar maka sebaiknya melakukan SADARI secara teratur dan dalam pelaksanaan SADARI jika ditemukan adanya benjolan keras, tidak teratur sebaiknya berkonsultasi dengan tenaga kesehatan.

34 Tabel 4.. Distribusi Frekuensi Sikap Responden pada Posttest Kedua pada Kelompok yang Mendapat Penyuluhan dengan Metode CPDL No Sikap Pada usia remaja, wanita juga harus waspada terhadap bahaya kanker payudara SADARI hanya diperuntukan bagi wanita yang sudah menikah SADARI sebaiknya dilakukan sendiri karena kita yang tahu perubahan yang terjadi pada Payudara kita SADARI harus dilakukan setiap bulan Semakin dini ditemukan kanker payudara dan ditangani dengan pengobatan maka harapan kesembuhan semakin besar. Dalam pelaksaannya SADARI dapat dibantu oleh orang lain untuk memeriksa payudara Kita Manfaat dari SADARI adalah dapat mendeteksi kanker payudara sedini mungkin sebelum sampai pada stadium lanjut SADARI tidak dapat dilakukan pada posisi tegak di depan cermin Tehnik pelaksanaan SADARI simpel, murah, dan mudah diaplikasikan dalam kehidupan sehari hari secara kontinyu SADARI dilakukan setelah menstruasi karena jaringan payudara sudah lunak dan longgar sehingga memudahkan Perabaan SADARI tidak digunakan untuk mengobati infeksi pada payudara Teknik SADARI cukup merumitkan STS TS S SS N % n % n % n % 55, 9 45, 7 5, 5, 5, 5, , 5, 5, 9 5, 75, 5, 5, 5, 55, 85, , 9 85, , 5 5, 5, 5, 5, 5,

35 Tabel 4. (Lanjutan) SADARI perlu dilakukan hanya pada remaja yang keluarganya memiliki riwayat penderita kanker payudara Dengan mengetahui lebih dini adanya benjolan pada payudara dan ternyata adalah kanker maka harapan untuk sembuh akan lebih besar maka sebaiknya melakukan SADARI secara teratur Dalam pelaksanaan SADARI jika ditemukan adanya benjolan keras, tidak teratur sebaiknya berkonsultasi dengan tenaga kesehatan , 4 5, 6 Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa responden yang mendapat penyuluhan dengan metode CPDL pada posttest kedua, beberapa item pertanyaan tidak mengalami perubahan sikap dan item pertanyaan yang mengalami perubahan tidak sesignifikan perubahan pada posttest pertama. sebagian besar responden menjawab setuju pada pertanyaan pada usia remaja, wanita juga harus waspada terhadap bahaya kanker payudara, SADARI sebaiknya dilakukan sendiri karena kita yang tahu perubahan yang terjadi pada payudara kita, SADARI harus dilakukan setiap bulan, semakin dini ditemukan kanker payudara dan ditangani dengan pengobatan maka harapan kesembuhan semakin besar, manfaat dari SADARI adalah dapat mendeteksi kanker payudara sedini mungkin sebelum sampai pada stadium lanjut, tehnik pelaksanaan SADARI simpel, murah, dan mudah diaplikasikan dalam kehidupan sehari hari secara kontinyu, SADARI dilakukan setelah menstruasi karena jaringan payudara sudah lunak dan longgar

36 SADARI tidak digunakan untuk mengobati infeksi pada payudara, dengan mengetahui lebih dini adanya benjolan pada payudara dan ternyata adalah kanker maka harapan untuk sembuh akan lebih besar maka sebaiknya melakukan SADARI secara teratur dan dalam pelaksanaan SADARI jika ditemukan adanya benjolan keras, tidak teratur sebaiknya berkonsultasi dengan tenaga kesehatan. Perubahan sikap yang dialami responden yang mendapat penyuluhan dengan metode CPDL hampir sama dengan yang dialami responden yang mendapat penyuluhan dengan metode CPTT. Tabel 4.. Distribusi Frekuensi Sikap Responden pada Posttest pada Kelompok yang Mendapat Penyuluhan dengan Metode CPTT No Sikap Pada usia remaja, wanita juga harus waspada terhadap bahaya kanker payudara SADARI hanya diperuntukan bagi wanita yang sudah menikah SADARI sebaiknya dilakukan sendiri karena kita yang tahu perubahan yang terjadi pada Payudara kita SADARI harus dilakukan setiap bulan Semakin dini ditemukan kanker payudara dan ditangani dengan pengobatan maka harapan kesembuhan semakin besar. Dalam pelaksaannya SADARI dapat dibantu oleh orang lain untuk memeriksa payudara Kita Manfaat dari SADARI adalah dapat mendeteksi kanker payudara sedini mungkin sebelum sampai pada stadium lanjut SADARI tidak dapat dilakukan STS TS S SS N % n % n % N % 65, 5 5, 5, 5, 5, , 5, 85, , 9 75, 85, 85, 5, 5,

37 Tabel 4. (Lanjutan) pada posisi tegak di depan cermin Tehnik pelaksanaan SADARI simpel, murah, dan mudah diaplikasikan dalam kehidupan sehari hari secara kontinyu SADARI dilakukan setelah menstruasi karena jaringan payudara sudah lunak dan longgar sehingga memudahkan Perabaan SADARI tidak digunakan untuk mengobati infeksi pada payudara Teknik SADARI cukup merumitkan SADARI perlu dilakukan hanya pada remaja yang keluarganya memiliki riwayat penderita kanker payudara Dengan mengetahui lebih dini adanya benjolan pada payudara dan ternyata adalah kanker maka harapan untuk sembuh akan lebih besar maka sebaiknya melakukan SADARI secara teratur Dalam pelaksanaan SADARI jika ditemukan adanya benjolan keras, tidak teratur sebaiknya berkonsultasi dengan tenaga kesehatan 8 5, 4 5, 5 6 5, 5, , 85, 7 5, , 4 Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa responden yang mendapat penyuluhan dengan metode CPTT pada posttest ketiga, beberapa item pertanyaan tidak mengalami perubahan sikap dan item pertanyaan yang mengalami perubahan tidak sesignifikan perubahan pada posttest pertama. sebagian besar responden menjawab setuju pada pertanyaan pada usia remaja, wanita juga harus waspada terhadap bahaya kanker payudara, SADARI sebaiknya dilakukan sendiri karena kita yang tahu perubahan yang terjadi pada payudara kita, SADARI harus

38 dilakukan setiap bulan, semakin dini ditemukan kanker payudara dan ditangani dengan pengobatan maka harapan kesembuhan semakin besar, manfaat dari SADARI adalah dapat mendeteksi kanker payudara sedini mungkin sebelum sampai pada stadium lanjut, tehnik pelaksanaan SADARI simpel, murah, dan mudah diaplikasikan dalam kehidupan sehari hari secara kontinyu, SADARI dilakukan setelah menstruasi karena jaringan payudara sudah lunak dan longgar sehingga memudahkan perabaan, perabaan, SADARI tidak digunakan untuk mengobati infeksi pada payudara, dengan mengetahui lebih dini adanya benjolan pada payudara dan ternyata adalah kanker maka harapan untuk sembuh akan lebih besar maka sebaiknya melakukan SADARI secara teratur dan dalam pelaksanaan SADARI jika ditemukan adanya benjolan keras, tidak teratur sebaiknya berkonsultasi dengan tenaga kesehatan. Tabel 4.. Distribusi Frekuensi Sikap Responden pada Posttest Ketiga pada Kelompok yang Mendapat Penyuluhan dengan Metode CPTT dan CPDL No Sikap Pada usia remaja, wanita juga harus waspada terhadap bahaya kanker payudara SADARI hanya diperuntukan bagi wanita yang sudah menikah SADARI sebaiknya dilakukan sendiri karena kita yang tahu perubahan yang terjadi pada Payudara kita SADARI harus dilakukan setiap bulan Semakin dini ditemukan kanker payudara dan ditangani dengan pengobatan maka harapan kesembuhan semakin besar. Dalam pelaksaannya SADARI STS TS S SS N % n % n % n % , , 5, , 8 5 5, 5, 5,

39 Tabel 4. (Lanjutan) dapat dibantu oleh orang lain untuk memeriksa payudara Kita Manfaat dari SADARI adalah dapat mendeteksi kanker payudara sedini mungkin sebelum sampai pada stadium lanjut SADARI tidak dapat dilakukan pada posisi tegak di depan cermin Tehnik pelaksanaan SADARI simpel, murah, dan mudah diaplikasikan dalam kehidupan sehari hari secara kontinyu SADARI dilakukan setelah menstruasi karena jaringan payudara sudah lunak dan longgar sehingga memudahkan Perabaan SADARI tidak digunakan untuk mengobati infeksi pada payudara Teknik SADARI cukup merumitkan SADARI perlu dilakukan hanya pada remaja yang keluarganya memiliki riwayat penderita kanker payudara Dengan mengetahui lebih dini adanya benjolan pada payudara dan ternyata adalah kanker maka harapan untuk sembuh akan lebih besar maka sebaiknya melakukan SADARI secara teratur Dalam pelaksanaan SADARI jika ditemukan adanya benjolan keras, tidak teratur sebaiknya berkonsultasi dengan tenaga kesehatan 8 4 5, 5 7 5, 75, 5, 5, 5, 5 85, , 8 75, 85, , 5, 6 Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa responden yang mendapat penyuluhan dengan metode CPDL pada posttest ketiga, beberapa item pertanyaan

40 tidak mengalami perubahan sikap dan item pertanyaan yang mengalami perubahan tidak sesignifikan perubahan pada posttest pertama. sebagian besar responden menjawab setuju pada pertanyaan pada usia remaja, wanita juga harus waspada terhadap bahaya kanker payudara, SADARI sebaiknya dilakukan sendiri karena kita yang tahu perubahan yang terjadi pada payudara kita, SADARI harus dilakukan setiap bulan, semakin dini ditemukan kanker payudara dan ditangani dengan pengobatan maka harapan kesembuhan semakin besar, manfaat dari SADARI adalah dapat mendeteksi kanker payudara sedini mungkin sebelum sampai pada stadium lanjut, tehnik pelaksanaan SADARI simpel, murah, dan mudah diaplikasikan dalam kehidupan sehari hari secara kontinyu, SADARI dilakukan setelah menstruasi karena jaringan payudara sudah lunak dan longgar sehingga memudahkan perabaan, SADARI tidak digunakan untuk mengobati infeksi pada payudara, dengan mengetahui lebih dini adanya benjolan pada payudara dan ternyata adalah kanker maka harapan untuk sembuh akan lebih besar maka sebaiknya melakukan SADARI secara teratur dan dalam pelaksanaan SADARI jika ditemukan adanya benjolan keras, tidak teratur sebaiknya berkonsultasi dengan tenaga kesehatan. Perubahan sikap yang dialami responden yang mendapat penyuluhan dengan metode simulasi hampir sama dengan yang dialami responden yang mendapat penyuluhan dengan metode CPTT Perbedaan Tingkat Pengetahuan pada Hasil Pretest, Posttest Pertama, dan Posttest Kedua Berdasarkan hasil pretest, posttest pertama,dan posttest kedua dapat diketahui bahwa ada perbedaan antara pengetahuan tentang SADARI sebelum dan sesudah

41 penyuluhan baik dengan metode CPTT maupun dengan metode CPDL. Perbedaan pengetahuan dapat dilihat berdasarkan kategori seperti di bawah ini. Tabel 4.. Frekuensi Tingkat Pengetahuan Responden pada Pretest, Posttest Pertama dan Posttest Kedua pada Kelompok yang Mendapat Penyuluhan dengan Metode CPTT dan CPDL No. I... II... Tindakan Metode CPTT Baik Cukup Kurang Metode CPDL Baik Cukup Kurang Pretest Posttest Posttest n % n % n % , 75, , 45, 65, 5, , 75, 7 Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa terjadi peningkatan pengetahuan secara signifikan sebelum dan sesudah pemberian perlakuan baik dengan metode CPTT maupun dengan metode CPDL. Sebelum pemberian perlakuan diketahui bahwa sebagian besar responden berpengetahuan kurang dengan jumlah 5 orang (75,%) pada kelompok yang diberi perlakuan CPTT dan 6 orang (8%) pada kelompok yang diberikan perlakuan CPDL. Setelah diberikan penyuluhan diketahui bahwa sebagian besar responden berpengetahuan cukup dengan jumlah 5 orang (75,%) pada kelompok yang diberi perlakuan CPTT dan berpengetahuan baik dengan jumlah 4 orang (7%) pada kelompok yang diberi perlakuan CPDL.

42 Perbedaan peningkatan pengetahuan antara metode CPTT dan CPDL dapat dilihat dengan menggunakan uji mann whitney test seperti pada tabel di bawah ini. Tabel 4.4. Perbedaan Pengetahuan Responden pada Pretest dan Posttest pada Kelompok yang Mendapat Penyuluhan dengan Metode CPTT dan CPDL Pretest Posttest No. Metode Mean Rank Z p Mean Rank Z p.. CPTT CPDL, 9,8,5,6 6, 5,,84 5 Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa sebelum penyuluhan tidak ada perbedaan antara pengetahuan siswi yang mendapat penyuluhan dengan metode CPTT dan CPDL (p =,6) dan setelah penyuluhan ada perbedaan antara pengetahuan siswi yang mendapat penyuluhan dengan metode CPTT dan CPDL (p = 5) Perbedaan Tingkat Sikap pada Hasil Pretest,Postest Pertama dan Postest Kedua Berdasarkan hasil pretest, posttest pertama dan posttest kedua dapat diketahui bahwa ada pebedaan antara sikap tentang SADARI sebelum dan sesudah penyuluhan baik dengan metode CPTT maupun dengan metode CPDL. Perbedaan sikap dapat dilihat berdasarkan kategori seperti di bawah ini.

BAB III METODE PENELITIAN. Quasi Experiment (eksperimen pura-pura) disebut demikian karena

BAB III METODE PENELITIAN. Quasi Experiment (eksperimen pura-pura) disebut demikian karena 59 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini menggunakan penelitian Quasi Experiment. Quasi Experiment (eksperimen pura-pura) disebut demikian karena eksperimen jenis

Lebih terperinci

PERNYATAAN KESEDIAAN MENJADI RESPONDEN. saudara Siti Rubiah mengenai Pengaruh Metode Simulasi Yang Disertai Dengan

PERNYATAAN KESEDIAAN MENJADI RESPONDEN. saudara Siti Rubiah mengenai Pengaruh Metode Simulasi Yang Disertai Dengan Lampiran 1 PERNYATAAN KESEDIAAN MENJADI RESPONDEN Yang bertandatangan dibawah ini: Nama :. Kelas :. Alamat :. Setelah mendapatkan penjelasan tentang penelitian ini maka saya menyatakan bersedia berpartisipasi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah quasi-experiment dengan rancangan nonrandomized

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah quasi-experiment dengan rancangan nonrandomized 43 III. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah quasi-experiment dengan rancangan nonrandomized control group pretest-postest design (Notoadmojo, 2010). Rancangan ini

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. semu (eksperimen quasi). Rancangan yang digunakan adalah One Group. Pengetahuan diukur sebelum dan sesudah penyuluhan.

BAB III METODE PENELITIAN. semu (eksperimen quasi). Rancangan yang digunakan adalah One Group. Pengetahuan diukur sebelum dan sesudah penyuluhan. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen semu (eksperimen quasi). Rancangan yang digunakan adalah One Group PreTest PostTest.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen semu (quasi experiment). Rancangan yang digunakan adalah one group pretest-postest.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yaitu penelitian dengan melakukan kegiatan percobaan (experiment), yang

BAB III METODE PENELITIAN. yaitu penelitian dengan melakukan kegiatan percobaan (experiment), yang BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen semu, yaitu penelitian dengan melakukan kegiatan percobaan (experiment), yang bertujuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. (eksperimen quasi). Rancangan yang digunakan adalah Pre Test Post Test. Pengetahuan diukur sebelum dan sesudah penyuluhan.

BAB III METODE PENELITIAN. (eksperimen quasi). Rancangan yang digunakan adalah Pre Test Post Test. Pengetahuan diukur sebelum dan sesudah penyuluhan. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen semu (eksperimen quasi). Rancangan yang digunakan adalah Pre Test Post Test Design.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. atau pre-experiment. Rancangan yang digunakan adalah One. Pengetahuan diukur sebelum dan sesudah penyuluhan.

BAB III METODE PENELITIAN. atau pre-experiment. Rancangan yang digunakan adalah One. Pengetahuan diukur sebelum dan sesudah penyuluhan. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian praeksperimen atau pre-experiment. Rancangan yang digunakan adalah One Group Design Pretest-Postest.

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah eksperimen semu (quasi-experiment) pelatihan-pelatihan lainnya (Notoatmodjo, 2005).

METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah eksperimen semu (quasi-experiment) pelatihan-pelatihan lainnya (Notoatmodjo, 2005). 43 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah eksperimen semu (quasi-experiment) dengan rancangan pretest-posttest group design (Dahlan, 2010). Rancangan ini

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. (Quasi Experiment). Rancangan yang digunakan adalah One Group Design. Kelompok Eksperimen 01 X 02

BAB III METODE PENELITIAN. (Quasi Experiment). Rancangan yang digunakan adalah One Group Design. Kelompok Eksperimen 01 X 02 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen semu (Quasi Experiment). Rancangan yang digunakan adalah One Group Design Pretest-Postest

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis dan Rancangan Penelitian. Jenis penelitian ini menggunakan penelitian Quasi experiment. Quasi

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis dan Rancangan Penelitian. Jenis penelitian ini menggunakan penelitian Quasi experiment. Quasi 46 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini menggunakan penelitian Quasi experiment. Quasi experiment (eksperimen semu) disebut demikian karena eksperimen jenis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. rancangan penelitian One Group Pretest Posttest yaitu sampel pada penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. rancangan penelitian One Group Pretest Posttest yaitu sampel pada penelitian ini BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian Quasi Eksperimen dengan rancangan penelitian One Group Pretest Posttest yaitu sampel pada penelitian ini

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Gambaran Umum Penelitian ini dilakukan di RW 03 Kelurahan Bulustalan Semarang Selatan pada bulan Mei sampai dengan bulan Juni. RW 03 ini terdiri

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. intervensi diberikan pretest tentang pengetahuan stroke dan setelah

BAB III METODE PENELITIAN. intervensi diberikan pretest tentang pengetahuan stroke dan setelah BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan metode penelitian Quasy Experiment dengan menggunakan rancangan penelitian pretest-posttest with

Lebih terperinci

Muhammadiyah Semarang Kedung Mundu 50727, Semarang, Indonesia. 2. Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan, Universitas Muhammadiyah

Muhammadiyah Semarang Kedung Mundu 50727, Semarang, Indonesia. 2. Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan, Universitas Muhammadiyah PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN MELALUI METODE CERAMAH DAN DEMONSTRASI DALAM MENINGKATKAN PENGETAHUAN TENTANG KANKER PAYUDARA DAN KETRAMPILAN PRAKTIK SADARI (Studi pada Siswi SMA Futuhiyyah Mranggen Kabupaten

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Saryono, 2010, p.84) dengan menggunakan rancangan cross sectional atau

BAB III METODE PENELITIAN. Saryono, 2010, p.84) dengan menggunakan rancangan cross sectional atau BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang dipakai adalah analitik observasional (Setiawan dan Saryono, 2010, p.84) dengan menggunakan rancangan cross sectional atau

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. resiko dan faktor efek (Notoatmodjo, 2010).

BAB III METODE PENELITIAN. resiko dan faktor efek (Notoatmodjo, 2010). 23 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Racangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian survei analitik. Survei Analitik adalah survei atau penelitian yang mencoba menggali bagaimana

Lebih terperinci

Nama : Usia : Usia pada saat menikah : Jumlah anak : Pendidikan : Pekerjaan : Pengasilan per bulan : Alamat :

Nama : Usia : Usia pada saat menikah : Jumlah anak : Pendidikan : Pekerjaan : Pengasilan per bulan : Alamat : EFEKTIFITAS METODE CERAMAH DAN METODE DISKUSI UNTUK MENINGKATKAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TENTANG PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI DI KELURAHAN DWIKORA KECAMATAN MEDAN HELVETIA TAHUN 2015 Nama : Usia : Usia pada

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah survei analitik dengan menggunakan pendekatan Cross Sectional yaitu suatu penelitian yang mempelajari hubungan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 35 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian true eksperimen, dengan rancangan pretest dan posttest control group design. Menurut Sugiyono (2009)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian eksperimen yang digunakan adalah eksperimen semu. Penelitian eksperimental ini meniru kondisi penelitian eksperimental murni semirip mungkin,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 35 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah Quasi Eksperiment dengan rancangan Non Equivalent Control Group Design, dimana pada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Desain yang di gunakan dalam penelitian ini yaitu korelasi, karena menjelaskan hubungan antara dua variabel yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. Desain yang di gunakan dalam penelitian ini yaitu korelasi, karena menjelaskan hubungan antara dua variabel yaitu BAB III METODE PENELITIAN 3.1. TIPE PENELITIAN Desain dalam penelitian ini menggunakan tipe penelitian kuantitatif. 3.2. DESAIN PENELITIAN Desain yang di gunakan dalam penelitian ini yaitu korelasi, karena

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Desain atau metode penelitian yang digunakan ialah non equivalent control

BAB III METODE PENELITIAN. Desain atau metode penelitian yang digunakan ialah non equivalent control BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Penelitian ini termasuk dalam penelitian eksperimen semu (quasi eksperimen).

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini menggunakan Quasy Eksperimental pretest-posttest with control

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini menggunakan Quasy Eksperimental pretest-posttest with control BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif.jenis penelitian ini menggunakan Quasy Eksperimental pretest-posttest with control group design. Pada

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN. A. Jenis / Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan

BAB III METODA PENELITIAN. A. Jenis / Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan BAB III METODA PENELITIAN A. Jenis / Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif korelasi yaitu penelitian yang dilakukan untuk melihat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan adalah Cross Sectional yaitu metode

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan adalah Cross Sectional yaitu metode BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan rancangan penelitian Jenis penelitian ini adalah analitik korelasional yang bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan diantara variabel-variabel yang diteliti.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Metode Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen semu (quasi exsperiment). Meneliti pengaruh program pelatihan pencegahan diare pada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian ini adalah penelitian korelasi dimana akan menggali persepsi mengenai hemodialisis dengan tingkat kecemasan. Pendekatan yang digunakan adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 19 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Rancangan Penelitian 3.1.1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian berada di Kota Kudus yang merupakan kedudukan dari R&D PT Pura Group Kudus. 3.1.2. Waktu Penelitian Pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain deskriptif korelatif yaitu penelitian untuk menelaah hubungan antara dua variabel pada suatu situasi atau sekelompok objek.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian eksperimen. Jenis penelitian eksperimen yang digunakan adalah desain eksperimen semu (quasi experimental design). Menurut

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. partisipasi politik masyarakat desa, pada bab ini peneliti akan menguraikan

III. METODE PENELITIAN. partisipasi politik masyarakat desa, pada bab ini peneliti akan menguraikan III. METODE PENELITIAN Pada Bab sebelumnya peneliti telah mengkerangkakan beberapa tinjauan pustaka dalam beberapa teori yang berkaitan dengan tingkat kepercayaan terhadap partisipasi politik masyarakat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. data dilakukan sebelum dilakukan intervensi penkes (pre test) dan setelah dilakukan pendidikan kesehatan (post test).

BAB III METODE PENELITIAN. data dilakukan sebelum dilakukan intervensi penkes (pre test) dan setelah dilakukan pendidikan kesehatan (post test). BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian eksperimen deskriptif kuantitatif dengan rancangan one group pre test post test. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Gondang Kabupaten Mojokerto.

BAB 3 METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Gondang Kabupaten Mojokerto. digilib.uns.ac.id 63 BAB 3 METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Gondang Kabupaten Mojokerto. Waktu penelitian adalah sejak bulan April sampai dengan Desember

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sebagai pembanding hasil perlakuan (Masyuri & Zainudin, 2008).

BAB III METODE PENELITIAN. sebagai pembanding hasil perlakuan (Masyuri & Zainudin, 2008). BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen, dengan teknik Quasi eksperimen yaitu menggunakan kelompok kontrol dan kelompok

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian eksperimen. Jenis penelitian eksperimen yang digunakan adalah desain eksperimen semu (quasi experemntal design) Desain

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 6 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain penelitian Penelitian ini menggunakan desain penelitian studi deskriptif korelasi yang bertujuan untuk menguji hipotesis mengenai kemungkinan hubungan antar variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 32 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif yaitu melalui survey dan wawancara menggunakan kuesioner dengan pendekatan point

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif korelasional dengan metode pendekatan cross sectional, yaitu suatu

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif korelasional dengan metode pendekatan cross sectional, yaitu suatu BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Metode Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif korelasional dengan metode pendekatan cross sectional, yaitu suatu penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan 15 Maret-28 Mei tahun akan dikumpulkan dalam waktu bersamaan (Notoatmodjo, 2010).

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan 15 Maret-28 Mei tahun akan dikumpulkan dalam waktu bersamaan (Notoatmodjo, 2010). 33 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.1.1 Lokasi Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Gorontalo, Kota Gorontalo. 3.1.2 Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN. 1. Ditinjau dari tujuan yang akan dihadapi yaitu mengetahui hubungan. hubungan antara variabel (Nursalam, 2003)

BAB III METODA PENELITIAN. 1. Ditinjau dari tujuan yang akan dihadapi yaitu mengetahui hubungan. hubungan antara variabel (Nursalam, 2003) BAB III METODA PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian 1. Ditinjau dari tujuan yang akan dihadapi yaitu mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan dan motivasi pasien kusta dengan kepatuhan melakukan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Kerangka Konsep Variabel Bebas Variabel Terikat Pengetahuan pasien waktu pelayanan diloket Praktik Petugas Gambar 3.1 Kerangka Konsep B. Hipotesis 1. hubungan antara pengetahuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif dengan metode eksperimen semu (quasi eksperimen). Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif dengan metode eksperimen semu (quasi eksperimen). Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Pendekatan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode eksperimen semu (quasi eksperimen). Penelitian eksperimen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Subjek penelitian ini adalah guru pembimbing dan siswa kelas XI di SMA

BAB III METODE PENELITIAN. Subjek penelitian ini adalah guru pembimbing dan siswa kelas XI di SMA 1 BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April hingga bulan Juni tahun 2014 yang dilaksanakan di kelas XI SMA Negeri 1 Kampar Kiri pada saat semester

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian dan Desain Penelitian Penelitian yang digunakan oleh peneliti yaitu penelitian eksperimen semu (quasi eksperimental). Sugiyono (2010) menyatakan, bahwa eksperimen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis/ Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian experimen semu (Quasi Experiment). Meneliti pengaruh penyuluhan kesehatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah studi korelasi (correlation

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah studi korelasi (correlation BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah studi korelasi (correlation study) yakni penelitian atau penelaahan hubungan antara variabel pada suatu situasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif komparatif yang bertujuan untuk mengetahui perbedaan kreativitas anak ditinjau dari ibu bekerja dan ibu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. variabel dengan variabel lain yang ada pada suatu objek

BAB III METODE PENELITIAN. variabel dengan variabel lain yang ada pada suatu objek 72 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan yaitu kuantitatif dengan jenis desain penelitian korelasi yaitu penelitian yang dilakukan untuk melihat hubungan atau

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA KONSEP KONSEPTUAL. Dari uraian terdahulu telah dijelaskan mengenai faktor- faktor yang

BAB III KERANGKA KONSEP KONSEPTUAL. Dari uraian terdahulu telah dijelaskan mengenai faktor- faktor yang BAB III KERANGKA KONSEP KONSEPTUAL A. Kerangka Konsep Dari uraian terdahulu telah dijelaskan mengenai faktor- faktor yang mempengaruhi rendahnya minat ibu akseptor KB menggunakan kontrasepsi AKDR. Untuk

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. menggunakan desain Pretest-Posttest Control Group Design. Eksperimen semu

BAB III METODELOGI PENELITIAN. menggunakan desain Pretest-Posttest Control Group Design. Eksperimen semu BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian Eksperimen Semu dengan menggunakan desain Pretest-Posttest Control Group Design. Eksperimen semu sebagai sebuah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 26 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini bersifat explanatory research yaitu menjelaskan hubungan antara variabel independen dan dependen. Desain atau pendekatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen semu. Sugiyono (2012) menyatakan bahwa penelitian ini merupakan pengembangan dari eksperimental

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif, yaitu suatu metode penelitian yang mengarahkan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan tentang suatu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian 1. Ruang Lingkup Keilmuan Ruang lingkup keilmuan dari penelitian ini adalah ilmu kesehatan masyarakat. 2. Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis / Rancangan Penelitian dan Metode Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis / Rancangan Penelitian dan Metode Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis / Rancangan Penelitian dan Metode Penelitian Rancangan penelitian yang digunakan adalah deskriptif yaitu penelitian untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan remaja

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. metode penelitian ini ialah, mendeskripsi, menganalisis, menfsirkan temuan

BAB III METODE PENELITIAN. metode penelitian ini ialah, mendeskripsi, menganalisis, menfsirkan temuan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Sehingga penelitian ini menekankan pengumpulan fakta dan identifikasi data. Komponen dalam metode penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. rancangan penelitian preeksperimental dan pendekatan one group pre test

BAB III METODE PENELITIAN. rancangan penelitian preeksperimental dan pendekatan one group pre test 34 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan rancangan penelitian preeksperimental dan pendekatan one group pre test and Post

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis atau Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan Penelitian ini merupakan penelitian pra ekspirimen dengan rancangan one group pra test post test. Penelitian ini dilakukan

Lebih terperinci

Sikap Sikap adalah perilaku wanita terhadap pemeriksaan mammografi a. Cara Ukur : metode angket

Sikap Sikap adalah perilaku wanita terhadap pemeriksaan mammografi a. Cara Ukur : metode angket BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL 3.1. Kerangka Konsep Tingkat Pengetahuan Tentang Mammografi Sikap Terhadap Mammografi Wanita 3.2. Definisi Operasional 3.2.1. Pengetahuan Pengetahuan adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. (cross sectional) dalam penelitian ini variabel sebab atau resiko dan akibat

BAB III METODE PENELITIAN. (cross sectional) dalam penelitian ini variabel sebab atau resiko dan akibat BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian explanatory riset dengan rancangan penelitian yang digunakan adalah potong lintang (cross sectional)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan menggunakan desain cross sectional, yaitu dengan cara pengumpulan data sekaligus pada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dengan menggunakan rancangan penelitian eksperimental semu (quasi

BAB III METODE PENELITIAN. Dengan menggunakan rancangan penelitian eksperimental semu (quasi 32 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah desain penelitian eksperimen. Dengan menggunakan rancangan penelitian eksperimental semu (quasi eksperiment).

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian merupakan wadah untuk menjawab pertanyaan

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian merupakan wadah untuk menjawab pertanyaan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Desain penelitian merupakan wadah untuk menjawab pertanyaan penelitian, dan mengkaji kesahihan hipotesis (Sudigdo, 1995). Jenis penelitian ini adalah deskripitif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Dalam penelitian ini pengukuran perilaku menggunakan kuesioner. Dengan 15 pernyataan yang berisikan tentang perawatan kejang demam pada balita usia 0-5 tahun.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif korelatif yang bertujuan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif korelatif yang bertujuan BAB III METODE PEELITIA A. Jenis dan rancangan penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif korelatif yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan dan perilaku pemeriksaann

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah Quasi Eksperiment dengan rancangan Non Equivalent Control Group Design, dimana pada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 26 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen. Penelitian eksperimen yaitu suatu penelitian dengan melakukan percobaan

Lebih terperinci

ELLIS PARDEDE IKM

ELLIS PARDEDE IKM PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG SADARI MELALUI METODE CERAMAH PLUS TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP SISWI DI SMK SWASTA ARJUNA LAGUBOTI TOBASAMOSIR TAHUN 2015 TESIS Oleh ELLIS PARDEDE 137032059 IKM

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dalam bentuk observasional atau survey analitik (Setiadi, antara pengetahuan dan sikap mengenai vulva hygiene

BAB III METODE PENELITIAN. dalam bentuk observasional atau survey analitik (Setiadi, antara pengetahuan dan sikap mengenai vulva hygiene BAB III METODE PENELITIAN 31 Tipe penelitian Penelitian ini menggunakan tipe penelitian kuantitatif dalam bentuk observasional atau survey analitik (Setiadi, 2007) Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. usia, jenis kelamin, masa kerja, pengetahuan, tingkat pendidikan, ketersediaan

BAB III METODE PENELITIAN. usia, jenis kelamin, masa kerja, pengetahuan, tingkat pendidikan, ketersediaan 43 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif yaitu penelitian yang dilakukan untuk mengetahui gambaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian Lokasi penelitian ini bertempat di SMK dengan subjek dan populasi penelitian siswa yang ada di sekolah tersebut. Menurut Sugiyono

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian eksperimen. Jenis penelitian eksperimen yang digunakan adalah desain eksperimen semu (quasi experimental design). Desain

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITLAN. A. Jenis / Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan. Jenis penelitian ini adalah Quasi Eksperimen tanpa pembanding atau

BAB III METODE PENELITLAN. A. Jenis / Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan. Jenis penelitian ini adalah Quasi Eksperimen tanpa pembanding atau BAB III METODE PENELITLAN A. Jenis / Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan. Jenis penelitian ini adalah Quasi Eksperimen tanpa pembanding atau eksperimen pura-pura. Disebut demikian karena eksperimen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis atau Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini termasuk jenis penelitian Non Experimen (Hidayat, 2007). Dalam rancangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kader terhadap motivasi ibu untuk memberikan ASI eksklusif di wilayah kerja

BAB III METODE PENELITIAN. kader terhadap motivasi ibu untuk memberikan ASI eksklusif di wilayah kerja BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah termasuk penelitian non ekperimental yaitu merupakan jenis penelitian deskriptif kuantitatif mengenai hubungan dukungan kader

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Rancangan dan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Metode yang digunakan adalah melalui pendekatan kuantitatif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain penelitian observasional analitik

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain penelitian observasional analitik BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional yaitu suatu penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. adalah analitik, dengan menggunakan rancangan penelitian cross sectional yaitu mengukur

BAB III METODE PENELITIAN. adalah analitik, dengan menggunakan rancangan penelitian cross sectional yaitu mengukur BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Berdasarkan dengan tujuan penelitian, maka jenis penelitian ini yang digunakan adalah analitik, dengan menggunakan rancangan penelitian cross

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan survey yaitu penelitian yang digunakan untuk menggambarkan persepsi remaja terhadap

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian non-eksperimental. Metode yang digunakan adalah deskriptif korelasional dengan rancangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan studi eksperimental dengan desain pre-test

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan studi eksperimental dengan desain pre-test BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan studi eksperimental dengan desain pre-test post test with control group design. Penelitian ini mengungkapkan hubungan sebab akibat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian studi deskriptif korelasi yaitu mendeskripsikan variabel independent dan dependent, kemudian melakukan analisis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik dengan pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik dengan pendekatan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. B. Tempat dan waktu 1. Tempat : Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. experimental) dengan rancangan pretest-posttest group design (Pratomo,

III. METODE PENELITIAN. experimental) dengan rancangan pretest-posttest group design (Pratomo, III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen semu (quasi experimental) dengan rancangan pretest-posttest group design (Pratomo, 1986). Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODEOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif korelasi

BAB III METODEOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif korelasi BAB III METODEOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif korelasi non-eksperimental yaitu penelitian korelasi dengan metode cross sectional. Menurut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. adalah metode survey dengan pendekatan cross sectional.

BAB III METODE PENELITIAN. adalah metode survey dengan pendekatan cross sectional. 31 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif, metode yang digunakan adalah metode survey dengan pendekatan cross sectional. B. Populasi

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah eksperimen semu (quasi experiment)

BAB 3 METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah eksperimen semu (quasi experiment) 38 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah eksperimen semu (quasi experiment) dengan rancangan pretest - posttest design. Kelompok-kelompok yang diteliti pada

Lebih terperinci

= 141,1 dibulatkan menjadi 141 siswa

= 141,1 dibulatkan menjadi 141 siswa BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain penelitian komparasi untuk membandingkan pengetahuan dan sikap remaja perokok dan bukan perokok

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan rancangan penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian analitik. Penelitian analitik adalah survey atau penelitian yang mencoba menggali bagaimana dan mengapa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian non eksperimental dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian non eksperimental dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian non eksperimental dengan rancangan case-control. Studi kasus kontrol adalah rancangan epidemiologi yang mempelajari

Lebih terperinci

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

DAFTAR RIWAYAT HIDUP Lampiran 1 DAFTAR RIWAYAT HIDUP Nama : Sofya Azharni Tempat / Tanggal Lahir : Manna/ 7 April 1994 Agama : Islam Alamat : Jalan Dr.Picauly No.6 Medan 20154 Riwayat Pendidikan : 1. Sekolah Dasar Negeri 17

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang mengkaji hubungan antara variabel dengan melibatkan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang mengkaji hubungan antara variabel dengan melibatkan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah dekriptif korelasi. Penelitian korelasi adalah penelitian yang mengkaji hubungan antara variabel dengan melibatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. payudara. Untuk upaya mencegah risiko kanker payudara pemerintah. wanita di usia muda dapat terserang kanker payudara.

BAB I PENDAHULUAN. payudara. Untuk upaya mencegah risiko kanker payudara pemerintah. wanita di usia muda dapat terserang kanker payudara. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan data Globocan (IARC) tahun 2012 diketahui bahwa kanker payudara merupakan penyakit pembunuh pertama pada perempuan. Di Daerah Istimewa Yogyakarta jumlah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sectional. Rancangan penelitian ini adalah cross sectional yaitu variabel pada obyek

BAB III METODE PENELITIAN. sectional. Rancangan penelitian ini adalah cross sectional yaitu variabel pada obyek BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancang Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik dengan pendekatan cross sectional. Rancangan penelitian ini adalah cross sectional yaitu variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. variabel bebas dengan variabel terikat (Nursalam, 2003). Variabel bebas

BAB III METODE PENELITIAN. variabel bebas dengan variabel terikat (Nursalam, 2003). Variabel bebas BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif korelasional yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini menggunakan metode Quasy-Experiment (penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini menggunakan metode Quasy-Experiment (penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini menggunakan metode Quasy-Experiment (penelitian eksperimental semu) dengan rancangan tehnik Simple Random Sampling yaitu pengambilan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian menggunakan metode penelitian Pra Eksperimental yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian menggunakan metode penelitian Pra Eksperimental yaitu BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian menggunakan metode penelitian Pra Eksperimental yaitu penelitian yang menggunakan seluruh subjek dalam kelompok untuk diberi perlakuan. Dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang terdiri dari variabel independen yaitu pemberian reward dan variabel

BAB III METODE PENELITIAN. yang terdiri dari variabel independen yaitu pemberian reward dan variabel 47 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode penelitian Penelitian ini adalah penelitian quasi-eksperimen yang menggunakan nonequivalent model grup kontrol. Penelitian ini terdiri dari dua variabel yang terdiri

Lebih terperinci