PENDAHULUAN. Supriadi R 1), Marhawati M 2), Arifuddin Lamusa 2) ABSTRACT

dokumen-dokumen yang mirip
STRATEGI PENGEMBANGAN KERIPIK SINGKONG BALADO PADA UKM PUNDI MAS DI KOTA PALU

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA ABON PADA UKM MUTIARA DI KOTA PALU Business Development Strategy of Small enterprise Mutiara on Abon Beef at Palu

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA ABON SAPI PADA UKM MUTIARA HJ. MBOK SRI DI KOTA PALU

PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARAN ABON IKAN UKM SRI REJEKI: PENDEKATAN MARKETING MIX

STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI MEUBEL ROTAN IRMA JAYA DI KOTA PALU

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA KACANG GOYANG PADA INDUSTRI RUMAH TANGGA PRIMAJAYA DI KOTA PALU

PROSPEK PENGEMBANGAN USAHA PADA INDUSTRI RUMAH TANGGA KACANG TELUR OHARA KOTA PALU

STRATEGI PEMASARAN KERIPIK SINGKONG

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Gambar 2.5 Diagram Analisis SWOT

BAB IV PEMBAHASAN ANALISIS SWOT MENARA SUCI TOUR AND TRAVEL DAN SHAFIRA TOUR AND TRAVEL. Pendapatan Jumlah jamaah Pendapatan Jumlah

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA ABON IKAN MELALUI PENDEKATAN MARKETING MIX PADA INDUSTRI RAJA BAWANG DI KOTA PALU

STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS AYAM RAS PEDAGING PERUSAHAAN KAWALI POULTRY SHOP KABUPATEN CIAMIS

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Mulya Kencana Kecamatan Tulang Bawang

PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARAN PRODUK BANUA COKELAT PADA INDUSTRI RUMAH TANGGA SA ADAH AGENCY DI KOTA PALU

BAB III METODE PENELITIAN. diteliti oleh penulis. Lokasi penelitian dilakukan di Swalayan surya pusat

BAB III METODOLOGI. (BPS) dan instansi terkait lainnya. Data yang digunakan adalah PDRB atas dasar

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHA BAWANG GORENG PADA UMKM USAHA BERSAMADI DESA BOLUPOUNTU JAYA KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di lokasi perusahaan Bintang Gorontalo dan waktu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III METODE PENELITIAN

STRATEGI PEMASARAN BENANG KARET (RUBBER THREAD) PT. INDUSTRI KARET NUSANTARA

Strategi Pengembangan Usaha Pengolahan Abon Ikan (Studi Kasus Rumah Abon Di Kota Bandung)

IV METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di kawasan Kalimalang, Jakarta Timur.

STRATEGI PENGEMBANGAN PENGOLAHAN HASIL PERIKANAN DI KABUPATEN DONGGALA

III. METODOLOGI PENELITIAN. Kabupaten Pesawaran. Penelitian ini dilakukan Bulan Januari-April 2015.

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan batasan operasional ini meliputi pengertian yang digunakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Analisis SWOT (strengths-weaknessesopportunities-threats)

Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

ANALISIS LINGKUNGAN INTERNAL DAN EKSTERNAL BISNIS STMIK SUMEDANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE SWOT ANALYSIS

Analisis SWOT Deskriptif Kualitatif untuk Pariwisata

SURYA AGRITAMA Volume 5 Nomor 2 September 2016 STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI RUMAH TANGGA KERUPUK KETELA DI KECAMATAN KEMIRI KABUPATEN PURWOREJO

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN LISTRIK PRABAYAR PADA PT. PLN (Persero) RAYON TAMBUN - BEKASI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. tepatnya di Jalan Raya Soekarno-Hatta Km 30, PO BOX 119 Ungaran, 50501

III. METODE KAJIAN A. Pengumpulan Data Pengumpulan data yang digunakan adalah : 1. Pengumpulan data primer melalui survei lapangan, wawancara

III. METODE PENELITIAN

3. METODOLOGI PENELITIAN

Dosen Program Studi Agribisnis, Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian Amuntai (STIPER) Amuntai 2)

III. METODOLOGI KAJIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

MATERI 3 ANALISIS PEMECAHAN MASALAH DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. survei. Menurut Masri Singarimbun (1989:4), penelitian survei dapat digunakan

BAB III METODE PENELITIAN

STRATEGI PEMASARAN CINCAU HITAM (Mesona Palustris) DI KOTA MEDAN. Nur aidah Nasution*), Lili Fauzia**), A.T. Hutajulu**)

BAB II KAJIAN TEORI. bagi suatu perusahaan untuk tetap survive di dalam pasar persaingan untuk jangka panjang. Daya

ANALISIS SWOT SEBAGAI PENENTU STRATEGI BERSAING PERUSAHAAN (Studi Pada Salon Carissa di Kota Mataram)

ANALISIS SWOT UNTUK MENENTUKAN STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI BATIK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS SWOT DAN SWOT MATRIKS. Sumber : Teddy Oswari, SKB 2017

STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI SANTAN KELAPA

DAFTAR ISI Silvia Sely Murthy, 2014 Analisis rantai nilai dan strategi pengembangan industri kreatif di kota bandung dan cimahi.

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA COKELAT PASTA PADA INDUSTRI RUMAH COKELAT DI KOTA PALU

BAB III METODE PENELITIAN DAN ANALISIS DATA

STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI OLAHAN MAKANAN RUMPUT LAUT (Studi Kasus: Industri Rumah Tangga Narasa di Palu Utara)

III. METODE PENELITIAN

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DALAM MENINGKATANALISISKAN PENJUALAN KAMERA DSLR MERK CANON DI TOKO DIKS PHOTOGRAPHY

Penerapan analisis swot (strengths,weakness,opportuni ties,threats) sebagai strategi. pemasaran pada mierip kafe di. bekasi

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS PADA SOERABI PA IS BANDUNG. Analysis of Bussiness Development Strategic at Soerabi Pa is Bandung

ANALISIS PEMECAHAN MASALAH DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN. I S K A N D A R I N I Fakultas Pertanian Jurusan Sosial Ekonomi Universitas Sumatera Utara

Analisis Swot Digital Library STIKOM Bali

Kayu bawang, faktor-faktor yang mempengaruhi, strategi pengembangan.

Pengembangan Strategi Usaha Penyulingan Minyak Daun Cengkeh di Desa Sabang Kecamatan Dampelas Kabupaten Donggala

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PRODUK SPARE PARTS PT. UT CABANG PADANG

BAB III METODE PENELITIAN. atau Sagela Pengucapaan yang sering di pakai masyarakat Gorontalo ini, terletak

BAB III. METODE PENELITIAN 1.1. METODE DAN PROSEDUR PELAKSANAAN STUDI. merumuskan studi ini adalah metode deskriptif kualitatif.

Jurnal Cendekia Vol 12 No 3 Sept 2014 ISSN

BAB IV STRATEGI PENGELOLAAN MAJALAH "AL MIHRAB" DALAM PENGEMBANGAN DAKWAH DENGAN ANALISIS SWOT

ANALISIS PEMECAHAN MASALAH DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN ISKANDARINI. Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN CAFÉ LAMPIRI DALAM MEMASUKI PASAR PERSAINGAN

III. METODE KAJIAN 3.1 Lokasi dan Waktu 3.2 Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Metode Pengumpulan Data Defenisi Operasional Penelitian

BAB 3 METODE PENELITIAN

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN TERHADAP PENINGKATAN PENJUALAN TIKET BUS DI PT. PAHALA KENCANA DALAM MEMASUKI PASAR PERSAINGAN

III. METODE PENELITIAN

BAB V PEMBAHASAN DAN ANALISIS Faktor-faktor strategis pembentuk SWOT PT. KLS

STRATEGI PEMASARAN MANISAN RUMPUT LAUT PADA INDUSTRI CITARASAKU DI KELURAHAN TINGGEDE KECAMATAN MARAWOLA KABUPATEN SIGI

ANALISIS STRATEGI PEMBIAYAAN ( FINANCE ) DALAM UPAYA MEREBUT PANGSA

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PRODUK PADA CREDIT UNION KHATULISTIWA BAKTI KOTA PONTIANAK

METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian B. Metode Pengumpulan Data 1. Metode Penentuan Lokasi Penelitian 2. Metode Pengambilan Sampel

III. METODE KAJIAN. B. Pengolahan dan Analisis Data

BAB III METODOLOGI. 3.1 Lokasi dan Waktu Magang Kegiatan magang ini berlokasi di permukiman Telaga Golf Sawangan, yang terletak di Depok.

BAB 3 METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian

ANALISIS PEMILIHAN LOKASI USAHA PADA USAHA FRANCHISE AYAM SABANA JAKARTA TIMUR

BAB V PEMBAHASAN. A. Penerapan Analisis SWOT Dalam Strategi Pengelolaan Dana Zakat Di. berikut: yang pertama yaitu wawancara kepada manager BAZNAS

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Asahan, untuk melihat kajian secara

RENTABILITAS USAHA PADA INDUSTRI BAWANG GORENG SAL-HAN DI KOTA PALU SULAWESI TENGAH. Profitability of Sal-Han fried onions in Palu -Central Sulawesi

D. Bambang Setiono Adi, Alfan Jauhari. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya

BAB III METODE PENELITIAN

Analisis SWOT Sebagai Dasar Menentukan Kualitas Lulusan di SMK TI Bali Global Karangasem

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemilihan Judul

Transkripsi:

e-j. Agrotekbis 1 (3) : 282-287, Agustus 2013 ISSN : 2338-3011 STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BAWANG GORENG PADA UMKM USAHA BERSAMA DI DESA BOLUPOUNTU JAYA KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI Business Development Strategy Of Fried Onions SMEs "Business Together" Bolupountu Jaya Village District Sigi Biromaru, Sigi Supriadi R 1), Marhawati M 2), Arifuddin Lamusa 2) 1) Mahasiswa Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Tadulako, Palu. 2) Staf Dosen Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Tadulako, Palu ABSTRACT Small medium enterprise (SME) named " Usaha Bersama", this produces home industry fried onions. This SME is located in the village of Bolupountu Jaya subdistrict of Biromaru -Sigi. The purpose of the study was to determine alternative business development strategy of fried onions on Usaha Bersama SME. Data were analyzed by using SWOT analysis. The results showed that the Internal factors have a total value of 3.4 with a score of 1.83 as strength and a score 1.57 as weakness. This shows the strength factor is greater than weakness factor, while external factors have a total value of 3.17 with a score of 2.35 as opportunities and 0.82 as threat. This shows the opportunity is greater than the threat factor, thus the SME fried onion " Usaha Bersama " can use SO to create strategies to gain advantages from the existing opportunities. Keywords : fried onion, strategy development, SME. ABSTRAK UMKM Usaha Bersama merupakan salah satu usaha rumah tangga yang memproduksi bawang goreng. UMKM tersebut berada di Desa Bolupountu Jaya Kecamatan Sigi Biromaru Kabupaten Sigi. Tujuan penelitian untuk mengetahui strategi alternatif pengembangan usaha bawang goreng pada UMKM Usaha Bersama di Desa Bolupountu Jaya Kecamatan Sigi Biromaru Kabupaten Sigi. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan analisis SWOT. Hasil penelitian menunjukkan faktor-faktor perkembangan usaha bawang goreng UMKM Usaha Bersama yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal memiliki total nilai sebesar 3,4 dengan skor kekuatan 1,83 dan skor kelemahan 1,57. Hal ini menunjukkan faktor kekuatan yang dimiliki lebih besar dari faktor kelemahan, sedangkan untuk faktor eksternal memiliki total nilai sebesar 3,17 dengan skor peluang 2,35 dan skor ancaman 0,82. Hal ini menunjukkan faktor peluang yang dimiliki lebih besar dari faktor ancaman, sehingga disimpulkan bahwa alternatif strategi yang digunakan untuk pengembangan usaha bawang goreng UMKM Usaha Bersama yaitu dengan menggunakan strategi SO dimana usaha bawang goreng pada UMKM Usaha Bersama dapat menciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang yang ada. Kata kunci : Bawang goreng, strategi pengembangan, UMKM. PENDAHULUAN Pembangunan pertanian tidak dapat berjalan sendiri tanpa dukungan sektor ekonomi khususnya industri. Pengembangan industri pengolahan hasil pertanian merupakan salah satu prioritas dalam pembangunan nasional di sektor perindustrian. Pengembangan agroindustri dimaksudkan untuk memanfaatkan seoptimal mungkin potensi sektor pertanian dan sektor terkait lainnya dalam upaya 282

meningkatkan produk nasional dan memperkokoh struktur perekonomian (Soekartawi, 2003). Pembangunan pertanian diarahkan untuk peningkatan produksi dan pendapatan petani khususnya di Sulawesi Tengah. Salah satu komoditi andalan yang diharapakan dapat meningkatkan pendapatan petani adalah komoditi bawang merah lokal Palu. Komoditi ini sangat sesuai dengan kondisi iklim, tanah dan tersedianya peluang pasar untuk mengembangkan komoditi tersebut. Bawang merah Lokal Palu sebagai salah satu komoditi pertanian yang dapat memenuhi kebutuhan manusia dalam kehidupan sehari-hari dan memiliki prospek serta peluang pasar yang cukup baik. Sulawesi Tengah mempunyai lahan yang mendukung untuk budidaya tanaman bawang. Bawang ini juga lebih dikenal dangan bawang Palu yang kesehariannya diolah masyarakat menjadi bawang goreng. Prospek bawang goreng Palu sangat menjanjikan, hal ini yang membuat banyak perusahaan memproduksi bawang goreng dalam jumlah yang cukup banyak dan dipasarkan sampai keluar kota. Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas maka permasalahan yang akan dikaji atau diidentifikasi dalam penelitian ini adalah bagaimana strategi pengembangan usaha serta bagaimana alternatif strategi pengembangan usaha bawang goring pada UMKM Usaha Bersama di Desa Bolupountu Jaya Kecamatan Sigi Biromaru Kabupaten Sigi? BAHAN DAN METODE Penelitian dilaksanakan pada usaha bawang goreng pada UMKM Usaha Bersama di Desa Bolupountu Jaya Kecamatan Sigi Biromaru Kabupaten Sigi. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli-September 2012. Lokasi penelitian dipilih secara sengaja (Purpossive), dengan pertimbangan bahwa UMKM Usaha Bersama merupakan salah satu pengelola usaha bawang goreng. Penentuan responden secara secara sengaja (purpossive), dengan pertimbangan bahwa responden dapat memberikan informasi mengenai UMKM tersebut. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder, dimana data primer diperoleh dari observasi yakni, wawancara langsung dan pengisian daftar pertanyaan (questionaire). Data sekunder diperoleh dari berbagai literatur dan instansi-instansi yang terkait dalam penelitian. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini ialah analisis SWOT, analisis tersebut mengidentifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (Strenght) dan peluang (Opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (Weakness) dan ancaman (Treaths). Proses pengambilan keputusan strategi berkaitan dengan pengembangan misi, tujuan, strategi dan kebijakan. Perencanaan strategi harus dapat menganalisis faktor-faktor strategi (kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman) dalam kondisi yang ada pada saat tersebut (Rangkuti, 2009). Analisis SWOT membandingkan antara faktor eksternal peluang (opportunities) dan ancaman (Treaths) dengan faktor internal kekuatan (Strenght) dan kelemahan (Weakness), sehingga dapat diambil suatu keputusan strategi suatu perusahaan. Membuat keputusan untuk memilih alternatif strategi sebaiknya dilakukan setelah perusahaan mengetahui terlebih dahulu posisi perusahaan untuk kondisi sekarang berada pada kuadran sebelah mana sehingga strategi yang dipilih merupakan strategi yang tepat karena sesuai dengan kondisi internal dan eksternal yang dimiliki oleh perusahaan (Marimin, 2004). Posisi perusahaan/institusi dapat dikelompokkan dalam 4 kuadran, yaitu: kuadran I, II, III, dan IV. Pada kuadran I straegi yang sesuai adalah strategi agresif, kuadran II strategi diversifikasi, kuadran III strategi turn around dan kuadran IV strategi defensif. Dengan mengetahui posisi perusahaan pada kuadran yang tepat maka perusahaan dapat mengambil keputusan dengan lebih tepat (Rangkuti, 2009). 283

HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Faktor Internal UMKM Usaha Bersama. Berdasarkan hasil penelitian pada responden UMKM Usaha Bersama di Desa Bolupountu Jaya Kecamatan Sigi Biromaru Kabupaten Sigi. Diperoleh faktor-faktor internal kekuatan dan kelemahan yang mempengaruhi pengembangan usaha Bawang Goreng pada UMKM Usaha Bersama yang disajikan pada Tabel 1. Tabel 1 menunjukkan total yang diperoleh Tabel IFAS yaitu sebesar 3,4 dengan skor kekuatan 1,83 atau 53,82% dan skor kelemahan sebesar 1,57 atau 46,18%. Hal ini menunjukkan faktor kekuatan yang dimiliki oleh UMKM tersebut lebih besar dari faktor kelemahan, sehingga UMKM Usaha Bersama dapat lebih memanfaatkan faktor-faktor kekuatan yang dimiliki untuk lebih meningkatkan usaha ke depan. Hasil perhitungan dari nilai rating dan bobot faktor internal strategi pengembangan usaha bawang goreng UMKM Usaha Bersama diperoleh dari hasil pengurangan antara faktor kekuatan (Strengths) dan kelemahan (Weakness) yaitu 1,83 1,57 = 0,26 yang dijadikan sebagai sumbu horizontal atau sumbu X, maka sumbu X dalam diagram SWOT adalah 0,26. Analisis Faktor Eksternal UMKM Usaha Bersama. Berdasarkan hasil penelitian pada responden UMKM Usaha Bersama di Desa Bolupountu Jaya Kecamatan Sigi Biromaru Kabupaten Sigi. Diperoleh faktor-faktor eksternal peluang dan ancaman yang mempengaruhi pengembangan usaha Bawang Goreng pada UMKM Usaha Bersama yang disajikan pada Tabel 2. Tabel 2 menunjukkan total skor yang diperoleh Tabel EFAS yaitu sebesar 3,17 dengan skor peluang 2,35 atau 74,13% dan skor ancaman sebesar 0,82 atau 25,87%. Hal ini menunjukkan faktor peluang yang dimiliki oleh UMKM Usaha Bersama lebih besar dari faktor ancaman. Oleh karena itu UMKM Usaha Bersama dapat lebih memanfaatkan faktor-faktor peluang yang dimiliki untuk lebih meningkatkan usahanya ke depan. Hasil perhitungan dari nilai rating dan bobot faktor eksternal strategi pengembangan usaha bawang goreng UMKM Usaha Bersama diperoleh dari hasil pengurangan antara faktor peluang (Opportunities) dan ancaman (Threaths) yaitu 2,35 0,82 = 1,53 yang dijadikan sebagai sumbu horizontal atau sumbu Y, maka sumbu Y dalam diagram SWOT adalah 1,53. Berdasarkan hasil dari pembobotan faktor internal dan faktor eksternal dapat disimpulkan bahwa total skor yang diperoleh dari pengurangan total faktor kekuatan dan faktor kelemahan sebagai sumbu X yaitu sebesar 0,26, sedangkan skor faktor eksternal yang merupakan hasil pengurangan antara faktor peluang dan faktor ancaman sebagai sumbu Y yaitu sebesar 1,53 seperti tersaji pada Tabel 3. Tabel 1. IFAS (Internal Faktor Analysis Summary) UMKM Usaha Bersama Desa Bolupountu Jaya Kecamatan Sigi Biromaru Kabupaten Sigi, 2012 No Faktor-Faktor Strategi Internal Bobot Rating Bobot X Rating Kekuatan 1 Bahan Baku 0,18 4 0,72 2 Tenaga Kerja 0,11 3 0,33 3 Harga Terjangkau 0,2 3 0,6 4 Daya Simpan Produk 0,06 3 0,18 Sub Total 0,55 13 1,83 Kelemahan 5 Letak yang Kurang Strategis 0,07 2 0,14 6 Kemasan 0,03 2 0,06 7 Belum efektifnya Promosi 0,03 3 0,09 8 Modal 0,32 4 1,28 Sub Total 0,45 11 1,57 Total (I+II) 1,00 24 3,40 Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2012. 284

Tabel 2. EFAS (Eksternal Faktor Analysis Summary) UMKM Usaha Bersama Desa Bolupountu Jaya Kecamatan Sigi Biromaru Kabupaten Sigi, 2012 No Faktor-Faktor Strategi Eksternal Bobot Rating Bobot X Rating Peluang 1 Pasar Tersedia 0,22 4 0,88 2 Adanya Hubungan Kerjasama 0,13 3 0,39 3 Dukungan Pemerintah 0,36 3 1,08 Sub Total 0,71 10 2,35 Ancaman 5 Ancaman Pendatang Baru 0,19 3 0,57 6 Tingkat Persaingan yang Tinggi 0,05 3 0,15 7 Daya Beli Konsumen Menurun 0,05 2 0,1 Sub Total 0,29 8 0,82 Total (I+II) 1,00 18 3,17 Sumber : Data Primer Setelah diolah, 2012. PELUANG Y (+) III 1,53 I KELEMAHAN X (-) 0,26 (+) KEKUATAN IV (-) II ANCAMAN Gambar 1. Posisi Pengembangan Strategi Usaha Bawang Goreng UMKM Usaha Bersama Tabel 3. Hasil Skoring Faktor Internal dan Faktor Eksternal Usaha Bawang Goreng UMKM Usaha Bersama. Kriteria Koordinat Ket Faktor Internal Kekuatan Kelemahan Faktor Eksternal Peluang Ancaman 0,26 Sumbu X 1,53 Sumbu Y Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2012. Berdasarkan skoring faktor internal dan faktor eksternal, maka dapat diketahui posisi kuadran usaha bawang goreng UMKM Usaha Bersama yang diformulasikan pada diagram SWOT pada Gambar 1. Berdasarkan diagram SWOT tersebut, posisi usaha untuk strategi pengembangan usaha bawang goreng UMKM Usaha Bersama berada pada kuadran I, dimana pada posisi ini sebuah usaha maupun industri memiliki posisi yang kuat dan berpeluang untuk berkembang. Hasil kuadran SWOT di atas, maka penerapan strategi yang dapat digunakan UMKM Usaha Bersama yaitu strategi SO. Strategi SO merupakan strategi yang dapat digunakan karena usaha/industri 285

memiliki kekuatan dan peluang sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada. Strategi ini dapat dikatakan sebagai strategi yang menggunakan kekuatan perusahaan untuk memanfaatkan peluang yang ada seperti tersaji pada Tabel 4. Berdasarkan matriks SWOT IFAS dan EFAS, dapat ditetapkan beberapa alternatif strategi yang dapat digunakan dalam mendukung perkembangan usaha bawang goreng UMKM Usaha Bersama di Desa Bolupountu Jaya Kecamatan Sigi Biromaru Kabupaten Sigi sebagai berikut: 1. Memaksimalkan pemanfaatan bahan baku yang cukup memadai untuk memanfaatkan peluang yang ada. 2. Meningkatkan kualitas tenaga kerja melalui pelatihan usaha sehingga mendorong masyarakat dalam menciptakan lapangan kerja. 3. Meningkatkan promosi melalui media elektronik maupun media cetak sehingga konsumen dapat dengan mudah mengetahui produk bawang goreng yang dihasilkan oleh UMKM Usaha Bersama. 4. Menciptakan citra merek seperti halnya produk, citra merek juga perlu dikomunikasikan kepada masyarakat terutama di kalangan pasar. Tujuan dari mengkomunikasikan citra merek adalah untuk mendapatkan kepedulian dari pasar/konsumen terhadap produk bawang goreng yang dihasilkan oleh UMKM Usaha Bersama. 5. Melakukan riset produk, bertujuan agar produk yang dihasilkan memiliki kelengkapan guna memasuki pasar modern seperti swalayan, hypermarket dan sebagainya. Syarat yang harus dipenuhi oleh produk agar dapat masuk dan bersaing dipasar modern selain harga dan kualitas adalah dari segi kemasan produk tersebut harus mencantumkan tanggal kadaluarsa produk, izin produk dan komposisi produk. 6. Menjaga kualitas produk agar tidak timbul ketidak puasan konsumen terhadap bawang goreng yang dihasilkan. 7. Meningkatkan pelayanan kepada konsumen agar konsumen merasa nyaman dan tetap setia terhadap produk yang dihasilkan oleh UMKM Usaha Bersama. 8. Memperluas pemasaran dengan cara masuk kedalam pasar modern. Tabel 4. Diagram Matriks SWOT Pengembangan Usaha Bawang Goreng UMKM Usaha Bersama di Desa Bolupountu Jaya Kecamatan Sigi Biromaru Kabupaten Sigi, 2012 IFAS EFAS Opportunities (O) a. Pasar Tersedia b. Adanya Hubungan Kerjasama c. Dukungan Pemerintah Treaths (T) a. Acaman Pendatang Baru b. Tingkat Persaingan c. Daya Beli Konsumen Menurun Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2012. Strenghts (S) a. Bahan Baku b. Tenaga Kerja c. Merk/Brand d. Daya simpan Produk Strategi SO 1. Memaksimalkan pemanfaatan bahan baku yang cukup memadai untuk memanfaatkan peluang. 2. Meningkatkan kualitas TK melalui pelatihan usaha sehingga mendorong masyarakat dalam menciptakan lapangan kerja 3. Memanfaatkan Dukungan pemerintah guna perkembangan usaha kedepannya. 4. Memaksimalkan hubungan kersama guna perkembangan usaha. Strategi ST 1. Mempertahankan harga guna menghadapi pesaing yang ada. Weaknesses (W) a. Letak yang Kurang Strategis b. Kemasan c. Belum Efektifnya Promosi d. Modal Strategi WO 1. Meningkatkan promosi melalui berbagai media guna bersaing agar memperoleh pasar. Strategi WT 1.Memperkenalkan produk yang dihasilkan kepada masyarakat melalui pameran-pameran sebagai media promosi. 286

KESIMPULAN Identifikasi faktor internal dan faktor eksternal strategi pengembangan usaha bawang goreng pada UMKM Usaha Bersama yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal memiliki total nilai yaitu sebesar 3,4 dengan skor kekuatan 1,83 dan skor kelemahan 1,57 ini menunjukkan faktor kekuatan yang dimiliki lebih besar dari faktor kelemahan, sedangkan untuk faktor eksternal memiliki total nilai yaitu sebesar 3,17 dengan skor peluang 2,35 dan skor ancaman 0,82 ini menunjukkan faktor peluang yang dimiliki oleh UMKM Usaha Bersama lebih besar dari faktor ancaman. Alternatif strategi yang digunakan untuk pengembangan usaha bawang goreng UMKM Usaha Bersama yaitu dengan menggunakan strategi SO dimana usaha bawang goreng UMKM Usaha Bersama dapat menciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang yang ada. DAFTAR PUSTAKA Marimin, 2004. Teknik dan Aplikasi :Pengambilan Keputusan Kriteria Majemuk. Grasindo. Jakarta. Rangkuti, 2009. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. Gramedia. Jakarta. Soekartawi. 2003. Agribisnis Teori dan Aplikasinya. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta. 287