62 PANDANGAN SALAH (3) Dhammavihārī Buddhist Studies

dokumen-dokumen yang mirip
62 Pandangan Salah (6)

62 pandangan-salah (2)

62 PANDANGAN SALAH (1)

Mengapa berdana? Pariyatti Sāsana hp ; pin. Friday, April 12, 13

Dāna. Sebuah Perhiasan dan Pendukung untuk Batin 2. Pariyatti Sāsana hp ; pin. Sunday, October 13, 13

Sutta Devadaha: Di Devadaha (Devadaha Sutta: At Devadaha) [Majjhima Nikaya 101]

Dhammavihārī Buddhist Studies LIMA RINTANGAN BATIN PAÑCA NĪVARAṆA

Dāna-4. Berdana Kepada Bhikkhu Leher Kuning? Pariyatti Sāsana hp ; pin. Friday, April 12, 13

PERTAPA GOTAMA MEMILIH JALAN TENGAH & ARIYASĀVAKA TANPA JHĀNA. Pariyatti Sāsana Yunior 2 hp ; pin!

Kamma (6) IV. Berdasarkan Tempat Kematangan Kamma Lingkup Inderawi

Dhamma Inside. Kematian Yang Indah. Orang-orang. Akhir dari Keragu-raguan. Vol September 2015

Dhammacakka Pavattana Sutta!

"Jika saya begitu takut maka biarlah saya mati malam ini". Saya takut, tetapi saya tertantang. Bagaimanapun juga toh akhirnya kita harus mati.

Tidak Ada Ajahn Chan. Kelahiran dan Kematian

Empat Kebenaran Mulia. Pariyatti Sāsana Yunior 2 hp ; pin 7E9064DE

KAMMA / KEWUJUDAN SEMULA

Abhidhammatthasaṅgaha

D. ucapan benar E. usaha benar

o Di dalam tradisi Theravāda, pāramī bukanlah untuk Buddha saja, tetapi sebagai prak/k yang juga harus dipenuhi oleh Paccekabuddha dan sāvakā.

Kasih dan Terima Kasih Kasih dan Terima Kasih

Sifat Agung Dari Tiga Permata 2

Kāmāvacarasobhana Cittaṃ (1)

Mengapa bhikkhu harus dipotong rambutnya? Mengapa bhikkhu itu tidak boleh beristeri? Mengapa anak perempuan tidak boleh dekat bhikkhu?

Bodhipakkhiyā Dhammā (2)

Pentahbisan Yasa dan Buddha Memulai Misinya. Pariyatti Sāsana Yunior 2 hp ; pin

Permintaan Untuk Membabarkan Dhamma. Pariyatti Sāsana Yunior 2 hp ; pin

ABHIDHAMMATTHASAṄGAHA AKUSALACITTĀNI

4. Sebutkan apa yang termasuk dalam catuparamatthadhammā! Yang termasuk catuparamatthadhammā adalah : Citta, Cetasika, Rūpa dan Nibbāna.

62 PANDANGAN HIDUP YANG KELIRU Sumber: Sutta Pitaka, Digha Nikaya 1: Brahmajala Sutta

1. Mengapa bermeditasi?

LEMBAR SOAL ULANGAN AKHIR SEMESTER GASAL SMA EHIPASSIKO SCHOOL BSD T. P. 2016/2017

TANYA JAWAB DI GROUP ABHIDHAMMA

Revelation 11, Study No. 39 in Indonesian Language. Seri Kitab Wahyu pasal 11, Pembahasan No. 39, oleh Chris McCann

Abhidhammatthasaṅgaha. Dhammavihārī Buddhist Studies

SĪLA-2. Pariyatti Sāsana hp ; pin!

Abhidhammatthasaṅgaha

2 Petrus. 1 1 Dari Simon Petrus, hamba dan

KAMMA 1 Bukan kata lain dari fatalisme atau takdir. Pariyatti Sāsana hp ; pin!

Dua Jenis Tangisan. oleh: Andi Kusnadi

Pratityasamutpada: Sebuah Pujian Buddha (Dependent Arising: A Praise of the Buddha) oleh Je Tsongkhapa

Manfaatkan Waktu. Semaksimal Mungkin

Agama dan Tujuan Hidup Umat Buddha Pengertian Agama

Akusalacetasika. Dhammavihārī Buddhist Studies

Sifat Agung dari Tiga Permata

Lima Daya Pengendali. Pañcindriya. Dhammavihārī Buddhist Studies

Abhidhammatthasaṅgaha

Injil Maria Magdalena. (The Gospel of Mary)

Sutta Kalama: Kepada Para Kalama (Kalama Sutta: To the Kalamas)

Sobhanacetasika (3) Dhammavihārī Buddhist Studies

Surat Yohanes yang pertama

SURAT PERTAMA Dari Rasul YOHANES

Pembabaran Dhamma yang Tidak Lengkap (Incomplete Teachings)

Merenungkan/Membayangkan Penderitaan Neraka

Andalah Yang Bertanggung Jawab (You Are Responsible!) Oleh: K. Sri Dhammananda

TANTANGAN AGAMA BUDDHA DI ERA TEKNOLOGI INFORMASI. Oleh: Eka Liliana. Sekolah Tinggi Agama Buddha Syailendra. Abstrak

Mengapa memberitakan Injil? Kis.14:15-18 Ev. Jimmy Pardede, M.A.

1.Definisi Hukum. 2.Pembagian/jenis-jenis Hukum

Dhamma Inside. Munculkan Sebab-Sebabnya. Jalan Yang Sederhana. Manusia. Vol Agustus 2015

SUTRA 42 BAGIAN. B. Nyanabhadra

Meditasi Mettā (Meditasi Cinta Kasih)

Kāmāvacarasobhana Cittaṃ (2)

DEWAN PENGURUS DAERAH PEMUDA THERAVADA INDONESIA SUMATERA UTARA

Siapakah Yesus Kristus? (4/6)

MENGGAPAI PUNCAK KEKUDUSAN

UNTAIAN KISAH KEHIDUPAN (JATAKAMALA) Kisah Ajastya

Meditasi. Oleh : Taridi ( ) KTP. Standar Kompetensi Mengembangkan meditasi untuk belajar mengendalikan diri

The Purpose of Practice. The Purpose of Practice. Sayalay Susīlā s Dhamma talk

Mahā Maṅgala Sutta (1)

Pertanyaan Alkitab (24-26)

KUMPULAN 50 TANYA JAWAB (16) Di Website Buddhis Samaggi Phala Oleh Bhikkhu Uttamo Online sejak tanggal 24 September 2005 s.d.

Sutta Nipata menyebut keempat faktor sebagai berikut: Lebih lanjut, murid para

Ikhtisar Objek (3) (Ālambaṇasaṅgaha) Dhammavihārī Buddhist Studies

Surat 2 Yohanes (Bagian 2) Wednesday, January 13, 2016

Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #11 oleh Chris McCann

Surat 3 Yohanes (Bagian 123) Friday, August 11, 2017

DEPARTEMEN PEMUDA DAN ANAK GBI JEMAAT INDUK DANAU BOGOR RAYA BAHAN SHARING COOL PEMUDA Minggu I; Bulan: Februari 2011

Kematian Yahushua: Membatalkan Hukum?

medium Buku siswa dengan Buah Roh Medium

MENGATASI KEMURUNGAN DAN MENERIMA KEDAMAIAN & SUKACITA

SAUDARA BELAJAR BERJALAN

Kelahiran dan Kematian

Brahmavihāra (3) Bagaimana Melatihnya. Pariyatti Sāsana Yunior 2 hp ; pin 7E9064DE

Mudah. Buku siswa. dengan Buah Roh. Mudah

DHAMMAPADA DHAMMAPADA

Abhidhammatthasaṅgaha. Dhammavihārī Buddhist Studies

Y.M. Ajahn Chah. iéí=vçìê=^áã=äé=káää å~=

Bab I: Pengetahuan-buku. Bagian i hingga v Gagasan-gagasan dan maknanya. Topik I. PENGETAHUAN Catatan Pendahuluan

Gatha Dasar Jalan Tengah (Mulamadhyamakakarika) The Fundamental Wisdom of the Middle Way oleh Arya Nagarjuna. Pengantar

Abhidhammatthasaṅgaha

Surat Pertama Dari Rasul Yohannes. Educational Courses P.O. Box 0623 Cagayan de Oro 9000 Mindanao, Philippines

Kamma (7) Kamma Baik Lingkup-Indra. Dhammavihārī Buddhist Studies

Beristirahat Dalam Damai Apa Yang Terjadi Setelah Kematian?

Message of the Buddha PESAN SANG BUDDHA. Bhikkhu Dhammavuddho Maha Thera. Namo Tassa Bhagavato Arahato Samma Sambuddhassa PENDAHULUAN

APOCRYPHA SUSANNA KING JAMES BIBLE Susanna

KIAT MENGATASI KENAKALAN REMAJA

MENGHENTIKAN GAYA HIDUP AUTOPILOT

Kegagalan atau gagal adalah kejadian yang paling tidak diinginkan oleh hampir setiap orang, termasuk seorang profesional sekalipun.

CINTA TANPA DEFINISI 1 Agustus 2010

Surat Yohanes yang pertama

Dāna. Pariyatti Sāsana hp ; pin. Sebuah Perhiasan dan Pendukung untuk Batin. Sunday, October 6, 13

Transkripsi:

62 PANDANGAN SALAH (3)

D. PAHAM PENYANGKALAN TANPA AKHIR Amarāvikkhepavāda Para bhikkhu, beberapa pertapa dan Brahmana seperti belut yang menggeliat. Pada saat ditanya tentang sesuatu, mereka menjawab dengan menggunakan pernyataan yang membingungkan, dan mereka menggeliat-geliat seperti belut dalam empat landasan. Apakah itu?

D. PAHAM PENYANGKALAN TANPA AKHIR 13. Seorang pertapa atau Brahmana ketika ditanya memilih untuk mengelak menyatakan sesuatu sebagai baik atau buruk (dikarenakan oleh ketidak tahuannya) dan menggeliat seperti seekor belut karena takut membuat pernyataan yang salah, yang akan membuatnya menderita dan menjadi hambatan buat dia. Amarāvikkhepavāda Paham ini dianut oleh mereka yang takut membuat pernyataan yang salah.

Amarāvikkhepa berarti (1) belut yang menggeliat-geliat atau penyangkalan/pengelakan tanpa-akhir (dengan permainan kata-kata). Amarā ( tanpa-kematian ) adalah nama ikan yang licin (belut) yang selalu bisa lolos dari penangkapan dengan cara menggeliat. 3 paham pertama dianut oleh mereka yang tidak memahami 10 jalan kamma baik maupun kamma buruk.

Takut akan penyesalan yang akan muncul dan menghambat kelahiran di surga atau Jalan karena telah menyatakan kebohongan. Rasa takut ini muncul dari hiri (ketakutan-moral) dan ottappa (malu). Menolak masing-masing paham kekekalan, kekekalan parsial, pemusnahan dan juga paham rasionalis tetapi tidak menyatakan posisinya sendiri secara jelas dan tegas. Tidak mempunyai kecerdasan yang cukup bahkan hanya untuk membedakan kusala dan akusala juga jalan kamma baik dan juga kamma buruk.

14. Seorang pertapa atau Brahmana ketika ditanya memilih untuk mengelak menyatakan sesuatu sebagai baik atau buruk (dikarenakan oleh ketidak tahuannya) karena takut terhadap kemelekatan yang muncul sbg akibat dari keinginan, nafsu, kebencian dan antipati. Kemelekatan akan membuatnya menderita dan menjadi sebuah hambatan untuk dia. D. PAHAM PENYANGKALAN TANPA AKHIR Dianut oleh mereka yang takut akan kemelekatan; dan memilih untuk membuat pernyataan2 tdk pasti.

keinginan dan nafsu akan muncul : tanpa pemahaman dia tiba-tiba menyatakan kusala sebagai kusala dan akusala sebagai akusala. Kemudian dia bertanya kepada orang yang bijaksana, Saya jelaskan seperti ini. Apakah penjelasan saya benar? Apabila mereka menjawab, Kamu benar. maka dia akan berpikir, Tidak ada orang sebijaksana aku. dengan demikian keinginan atau nafsu (chando vā rāgo vā) akan muncul. Keinginan adalah kemelekatan yang lemah, nafsu adalah kemelekatan yang kuat.

atau kebencian dan antipati akan muncul : apabila dalam skenario diatas, orang bijaksana menjawab, Kamu salah. Kemudian dia akan berpikir (dengan sedih), Saya bahkan tidak memahami hal seperti ini dengan demikian kebencian atau antipati (dosa vā paṭigho vā) muncul. Kebencian adalah kemarahan yang lemah, antipati adalah kemarahan yang kuat.

Kedua pasangan disini disebut kemelekatan karena keduanya menggenggam kuat. Nafsu menggenggam objek seperti lintah, tidak mau melepaskannya. Dan kebencian menggenggam seperti seekor ular berbisa, berkeinginan untuk menghancurkannya.

D. PAHAM PENYANGKALAN TANPA AKHIR 15. Seorang pertapa atau Brahmana memilih untuk mengelak menyatakan sesuatu adalah baik atau buruk (dikarenakan oleh ketidak tahuannya) karena takut di debat oleh mereka yang lebih bijaksana yang akan mengujinya. Apabila tidak mampu menjawab maka dia akan menderita yang akan menjadi rintangan dia.

D. PAHAM PENYANGKALAN TANPA AKHIR 16. Seorang pertapa atau Brahmana yang bodoh mengelak untuk memberikan pernyataan yang tegas dan menggeliat seperti seekor belut. Dia menjawab terhadap pertanyaan apapun: Apabila saya merasa demikian maka saya akan mengatakannya demikian. Tetapi saya tidak mengatakannya demikian. Dan saya tidak mengatakan kebalikannya dst.

Walaupun tiga penyangkal yang pertama juga bodoh dikarenakan tidak memahami sifat kebaikan dan kejahatan, mereka paling tidak menyadari ketidak tahuan mereka. Tetapi buat yang keempat, bahkan hal seperti ini dia tidak mengetahuinya. Itulah mengapa dia disebut sebagai bodoh. Dia juga tidak takut untuk membuat pernyataan tidak benar. Kekekalan, Pemusnahan dan Kebijaksanaan

E. PAHAM AWAL-TANPA-SEBAB Adhiccasamuppannavāda 17. Deva -deva tertentu yang disebut Mahluk-tanpapersepsi. Pada saat persepsi muncul di mereka, deva-deva tersebut jatuh dari alam tersebut. Dan terjadilah satu mahluk jatuh dari alam tersebut dan muncul di dunia ini. Dia, dengan samādhinya, mengingat kehidupan sebelumnya, tetapi tidak sebelum itu. Dia berpikir, Roh (Diri) dan dunia muncul tanpa sebab karena sebelum ini dia tidak eksis.

E. PAHAM AWAL-TANPA-SEBAB Adhiccasamuppannavāda 18. Seorang pertapa atau Brahmana yang merupakan seorang rasionalis, mengikuti cara berpikirnya sendiri menyatakan, Roh/Diri dan Dunia muncul tanpa sebab.

Asaññasattā/mahluk tanpa persepsi: mereka muncul tanpa batin, hanya terdiri dari materi (rūpamattakāttabhāva). Seseorang meninggalkan kehidupan duniawi bergabung dengan kaum sektarian (titthāyatane) berlatih meditasi kasiṇa angin dan mengembangkan jhāna ke-4.

Setelah keluar dari jhāna dia melihat kekurangan batin demikian: Ketika ada batin, seseorang bisa terkena penderitaan karena tangannya dipotong, dll., dan semua jenis bahaya lainnya. Cukuplah sudah dengan batin ini! Hanya keadaan tanpa batin lah yang penuh kedamaian. Setelah melihat kekurangan batin yang demikian, apabila dia meninggal dunia tanpa kejatuhan dari jhāna-nya, dia terlahir diantara mahluk-tanpa-persepsi.

Dengan kelenyapan kesadaran-kematiannya, prosesbatin dia berhenti di alam manusia ini, dan hanya aggregat materi yang muncul di alam tanpa-persepsi. Dengan perumpamaan anak panah: mahluk yang lahir di alam asaññasattā karena daya penggerak jhāna (jhānavegakkhittā). Ketika daya penggerak jhāna habis, agregat materi lenyap disana dan satu persepsi kesadaran penyambung kelahiran (paṭisandhisaññā) muncul di alam manusia. Kematiannya dari alam asaññasattā berkaitan dengan munculnya persepsi di alam manusia.

Meskipun hanya persepsi yang disebutkan bukan berarti dhamma non-materi yang lain eksis disana. (asaññasattā = mahluk tanpa batin) Sektarian = keyakinan di luar Ajaran Buddha. Kaum sektarian menganggap pencerahan sebagai bentuk istimewa dari kelahiran, atau melihat bahaya dari persepsi dan keuntungan dari kelenyapannya, mengembangkan pencapaian meditatif tanpa-persepsi dan mengambil kelahiran di alam kehidupan yang tidak menguntungkan (akkhaṇabhūmi).

Kenapa hanya kasiṇa angin? Seperti halnya pencapaian meditatif imaterial yang disebut pengembangan kelenyapan materi (rūpavirāgabhāvanā) dicapai dengan cara menghilangkan materi di kasiṇa tertentu yang menyerupai materi, maka pengembangan kelenyapan non-materi (arūpavirāgabhāvanā) dicapai dengan cara menghilangkan faktor-faktor non-materi di kasiṇa tertentu (kasiṇa angin) dikarenakan tidak mempunyai bentuk yang nyata, sehingga menyerupai bentuk non-materi.

Di alam kehidupan dengan 5-unsur/agregat (pañcavokārabhava), disebabkan oleh ketiadaan daya pengembangan meditatif maka dhamma materi dan non-materi lahir bersama-sama. Untuk 4-unsur (catuvokārabhava), disebabkan oleh daya pengembangan meditatifnya, hanya nonmateri yang muncul. Di alam tanpa persepsi (ekavokārabhava), disebabkan oleh daya pengembangan meditatifnya, hanya materi muncul.

Bagaimana mungkin bisa terjadi dhamma nonmateri bisa berlangsung disana untuk jangka waktu yang lama sekali? Untuk berapa lama? Dijawab dg contoh seperti halnya anak panah, dengan daya dorong busurnya. Mahluk tanpa-batin hidup untuk 500 kappa.

Q: Bagaimana kesadaran bisa muncul lagi setelah berhenti untuk ratusan kappa? Tidak ada kesadaran mata bisa muncul ketika mata lenyap! A: Apabila tidak ada kesadaran dari kelas yang sama muncul diantaranya maka kesadaran yang telah lama sekali lenyap bisa menjadi kondisitanpa-antara (anantarapaccaya) untuk kesadaranpenyambung-kelahiran-kembali.

KITAB KOMENTAR DAN SUB-KOMENTAR Dengan kamma sebagai benihnya, ketika mahluk tanpabatin meninggal dunia maka sebuah kesadaranpenyambung-kelahiran-kembali dengan kondisi-kondisi seperti kondisi-objek dll muncul di alam inderawi. Ketika bibit dipotong dari induk pohon maka dikarenakan oleh daya pemotongan ini mekarnya bunga tidak harus sama dengan induknya. Demikian pula halnya ketika dengan kekuatan rūpa- atau arūpavirāgabhāvanā pemotongan dhamma materi dan non-materi yang muncul di alam inderawi, dikarenakan oleh daya pencapaiannya, agregat di alam non-materi dan tanpa-batin muncul tanpa pasangannya masingmasing.

SELESAI